Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 1 No 2 (2020) 97-104

Identifikasi Potensi Mineral Tambang di Daerah Tanggamus


Menggunakan Citra Landsat 8

Muhammad Budzar Alghifarry1*, Mila Wahdini1 , Oktaviana1, Ade Irma Anestatia1


1
Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro, Bandar Lampung,
Lampung 35141

Dikirim: Abstrak: Kabupaten Tanggamus mempunyai topografi tempat yang variatif, hal ini
26 September 2020 dikarenakan adanya variasi antara dataran rendah dan tinggi, hal ini normal
dikarenakan Tanggamus sendiri adalah wilayah yang sebagian besar wilayah
Direvisi:
perbukitan dan pegunungan. Potensi SDA milik Kabupaten Tanggamus rata-rata
3 November 2020
dipakai guna aktivitas bertani dan bercocok tanam. Namun sebenarnya masih ada
Diterima: beberapa SDA lainnya yang berpotensi bila dikembangkan antara lain; pertambangan
6 November 2020 mineral emas, galian tambang seperti marmer dan granit. Selain itu juga terdapat
geyser dan geothermal yang memiliki kemungkinan untuk dapat berkembang jadi
pembangkit energi listrik alternatif. Kegiatan eksplorasi tambang banyak dilakukan di
lapangan. Dimana pada tahap pemetaan lapangan mempunyai beberapa kendala yaitu
memerlukan tenaga, biaya, dan waktu yang banyak maka dari itu, diperlukan sebuah
metode guna mempermudah eksplorasi tambang yakni dengan cara penginderaan
jauh. Tujuan penelitian ini di antaranya ialah memetakan serta mengukur luasan dari
potensi mineralisasi emas pada Kabupaten Tanggamus dengan cara diketahuinya
zona alterasi hidrotermal menggunakan metode kelurusan (lineament) dan penisbahan
* Email Korespondensi: salurn (band ratios) yang ada di lokasi penelitian. Hasil penelitian ini ialah untuk
budzar81@gmail.com memperoleh potensi mineralisasi tambang yang tersebar di sekitar wilayah kabupaten
Tanggamus.
Kata kunci: alterasi, band ratios, lineament, mineralisasi tambang, Tanggamus

Abstract: Tanggamus Regency has a varied topography of the place, this is due to variations between low and
highlands, this is normal because Tanggamus itself is an area that is mostly hilly and mountainous. The natural
resources potential of Tanggamus Regency is mostly used for farming and planting activities. However, in fact
there are several other natural resources that have the potential to be developed, among others; gold mineral
mining, mining such as marble and granite. In addition, there are geysers and geothermal energy which have the
possibility to develop into alternative electricity generators. Mining exploration activities are mostly carried out in
the field. Where at the field mapping stage there are several obstacles, namely requiring a lot of energy, cost,
and time, therefore, a method is needed to facilitate mining exploration, namely by remote sensing. The
objectives of this study include mapping and measuring the area of potential gold mineralization in Tanggamus
Regency by knowing the hydrothermal alteration zone using the lineanment method and band ratios in the study
site. The results of this study are to obtain the potential for mining minerals scattered around the Tanggamus
district.
Keywords: alteration, band ratios, lineanment, mining mineralization, tanggamus

1. PENDAHULUAN pemerintahannya dipimpin oleh seorang Kontroller


Kabupaten Tanggamus adalah salah yang memerintah di Kota Agung. Pada waktu itu
satu kabupaten di provinsi Lampung, pemerintahan telah dilaksanakan oleh Pemerintah
Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Adat yang terdiri dari 5 (lima) Marga yaitu:
Agung Pusat. Kabupaten Tanggamus diresmikan 1. Marga Gunung Alip (Talang Padang),
berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2. Marga Benawang;
1997, tanggal 21 Maret 1997. Kabupaten ini 3. Marga Belunguh;
memiliki luas wilayah 4.654,98 Km² dan 4. Marga Pematang Sawa;
berpenduduk sebanyak 580.383 jiwa (tahun 2017) 5. Marga Ngarip
dengan kepadatan penduduk 124 jiwa/km². Di Mineral merupakan padatan senyawa kimia
bidang pendidikan, Kabupaten Tanggamus homogen, non-organik, yang memiliki bentuk
memiliki sarana dari 20 PAUD/TK, 434 SD/MI, 58 teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami.
SMP/MTs, 17 SMA/MA, 5 SMK/MK hingga The International Mineralogical Association tahun
Perguruan Tinggi. Nama Kabupaten Tanggamus 1995 telah mengajukan definisi baru tentang
diambil dari nama Gunung Tanggamus yang definisi material: Mineral adalah suatu unsur atau
berdiri tegak tepat di jantung Kabupaten senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki
Tanggamus. Sejarah perkembangan wilayah unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses
Tanggamus, menurut catatan yang ada pada geologi Klasifikasi modern telah mengikutsertakan
tahun 1889 pada saat Belanda mulai masuk di kelas organik ke dalam daftar mineral. Kegiatan
Wilayah Kota Agung, yang ada pada saat itu eksplorasi tambang sekarang ramai menggunakan
ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/
ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v1i2.46
Alghifarry dkk. / Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 1 No 2 (2020) 97-104 98

metode pemetaan geologi, parit uji, dan metode dilakukan oleh Shofitri di Tapanuli Selatan,
geokimia tanah/endapan sungai berfungsi untuk Sumatra Utara.
mendapatkan informasi dari kondisi geologi lokal, Wilayah alterasi hidrotermal yang diperoleh dari
melokalisir penyebaran juga menggambarkan tipe proses band ratios didasarkan pada rona/warna
pembentukan emas pada tempat tersebut. yang terlihat pada citra hasil pengolahan. Data
Eksplorasi yang dilakukan tersebut mempunyai Citra Landsat 8 adalah sebagai data satelit yang
kendala yaitu pada tahap pemetaan lapangan dipakai. Data ini nantinya dipakai guna
membutuhkan tenaga, biaya, dan waktu proses mengekstrak informasi mengenai wilayah alterasi
yang banyak Melihat kendala tersebut, saat ini dan kelurusan (Lineament) menggunakan ragam
terus dikembangkan metode untuk memudahkan cara data olah citra digital. Tujuan dilakukannya
eksplorasi mineral salah-satunya adalah teknologi penelitian ini ialah untuk melakukan pengukuran
Remote Sensing. Penginderaan jauh (Remote luasan serta pemetaan potensi mineralisasi emas
Sensing) merupakan ilmu yang digunakan untuk pada wilayah Tanggamus untuk diketahuinya zona
mendapat sebuah informasi tentang suatu obyek, alterasi hidrotermal maka digunakan metode
daerah, atau fenomena menggunakan analisis penisbahan saluran (band ratios) juga kelurusan
data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa (lineament) yang ada di lokasi yang dikaji.
kontak langsung dengan obyek tersebut. Teknologi
penginderaan jauh atau yang juga disebut sebagai 2. TINJAUAN PUSTAKA
inderaja, sekarang makin berkembang 2.1 Kondisi Geografi
dikarenakan kehadiran macam-macam satelit Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten
dengan berbagai misi dan teknologi sensor. Tanggamus berada pada posisi 104°18’ - 105°12’
Aplikasi satelit Remote Sensing dapat memberikan Bujur Timur dan 5°05’ - 5°56’ Lintang Selatan.
data/informasi mengenai SDA daratan dan SDA Salah satu teluk besar yang ada di Provinsi
kelautan secara periodik juga teratur. Lampung berada di Tanggamus yaitu Teluk
Teknologi penginderaan jauh yang digunakan Semangka dengan panjang daerah pantai
untuk memetakan potensi mineralisasi sangat erat 200 kilometer juga sebagai tempat bertemunya 2
dengan pengertian dari kondisi geologi daerah sungai besar yaitu Way Semangka dan Way
yang dikaji. Selain itu, struktur geologi yang Sekampung. Selain itu Wilayah Kabupaten
dijadikan pertimbangan untuk penentuan lokasi Tanggamus dipengaruhi oleh udara tropika pantai
mineralisasi yakni kelurusan (lineament) juga dan dataran pegunungan dengan temperatur
patahan/sesar. Merujuk pada penelitian Shofitri udara yang sejuk yakni suhu sekitar 28 °C,
Zuhannisa pada tahun 2019, pola-pola lineament Kabupaten Tanggamus juga punya luas Wilayah
yang ada dapat menunjukkan adanya zona 2.855,46 Km² untuk luas daratan, 1.799,50 Km²
alterasi. Pada zona alterasi ini berlangsungnya luas lautan dan total luas sebesar 4.654,98 Km²,
perubahan komposisi mineral pada batuan. dengan topografi yang variatif antara dataran
Berubahnya komposisi mineral dapat terjadi dari rendah tinggi, sekitar 40% daerah dari
proses kimia maupun dari pengaruh proses keseluruhan kabupaten Tanggamus memiliki
magmatisme. Zona alterasi biasanya memiliki ketinggian daratan 0 sampai 2.115 meter. Potensi
potensi mineralisasi terkhusus yang berada di SDA yang dimiliki Kabupaten Tanggamus
wilayah patahan dan batuan terobosan. Lineament sebagian besar dipakai untuk aktivitas cocok
terutama patahan jadi sebab utama pada proses tanam. Selain itu ada lagi SDA lain yang memiliki
generasi emas hal ini disebabkan patahan ialah potensi untuk lebih diimprovisasikan di antaranya
tempat mengalirnya fluida hidrotermal ke ialah ; pertambangan, bahan galian seperti granit
permukaan. Faktor geologi lain yang juga dan batu pualam atau marmer. Selain itu juga
mempunyai kontrol penting pada hubungannya ditemukan adanya geyser dan geothermal yang
pada mineralisasi emas adalah litologi (batuan). memiliki potensi pengembangan untuk dijadikan
Litologi sangat penting dikarenakan fluida pembangkit energi listrik alternatif.
hidrotermal yang naik ke permukaan akan memilih
zona-zona litologi yang rata-rata memiliki tingkat 2.2 Mineral Tambang
kerapuhan tinggi sehingga akan mudah untuk Mineral senyawa kimia bersifat homogen yang
ditembus. memadat, berkategori non-organik, berbentuk
Pada penelitian ini, penulis melakukan teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami.
pemetaan terhadap potensi mineralisasi tambang Istilah mineral tidak hanya termasuk pada bahan
di Kabupaten Tanggamus, Lampung dengan komposisi kimia tetapi juga struktur mineralnya itu
melihat adanya alterasi hidrotermal dan lineament sendiri. Mineral termasuk dalam komposisi unsur
(kelurusan) di lokasi penelitian. Alterasi hidrotermal murni dan garam sederhana sampai silikat yang
dalam penelitian ini dapat diketahui begitu kompleks ribuan bentuk yang diketahui
keberadaannya dengan memakai metode (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
penisbahan saluran (band ratios). Metode (Esna, 1988). Mineral biasanya lahir melalui proses
penisbahan saluran (band ratios) dapat digunakan magmatisme atau pengkonsentrasian di
secara langsung dalam memperoleh zona alterasi permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena
hidrotermal. Mengacu pada penelitian yang pernah proses metasomatisme kontak dan larutan
hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara
ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/
ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v1i2.46
Alghifarry dkk. / Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 1 No 2 (2020) 97-104 99

mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). 2.4 Lineament


Emas di alam ada dua tipe deposit, Pertama yaitu Pemetaan potensi mineralisasi emas tidak
endapan atau placer deposit, dimana emas dari lepas dari pemahaman mengenai kondisi geologi
batuan asal yang tererosi terangkut oleh aliran daerah kajian. Selain itu, struktur geologi berupa
sungai dan terendapkan karena berat jenis yang lineament (kelurusan) dan patahan juga menjadi
tinggi. yang kedua sebagai urat (vein) dalam pertimbangan dalam penentuan lokasi mineralisasi
batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan emas (Paraditya & Purwanto, 2012). Istilah
urat kuarsa. Emas terbentuk karena adanya “kelurusan (lineament)” merupakan salah satu
kegiatan vulkanisme, bergerak berdasarkan istilah yang paling umum digunakan dalam kajian
adanya thermal atau panas di dalam bumi geologi yang menggambarkan sebuah kelurusan
(Latif,2011). Mineral Tambang umumnya pada permukaan linier, seperti garis patahan,
didapatkan dari batuan atau mineral hasil lipatan, atau garis retakan (Verdiansyah dan
mineralisasi. Sedangkan mineralisasi sendiri ialah Hartono, 2017). Kelurusan dalam kerangka kerja
sebuah fase masuknya mineral ke dalam batuan. penginderaan jauh diinterpretasikan dari ekspresi
Mineral emas umumnya adalah karbonat, kuarsa topografi atau morfologi yang terekam dalam
turmalin, electrum, emas telurida, dan segelintir sebuah citra. Perubahan-perubahan fitur topografi
mineral bukan logam. Tetapi, dikarenakan sifat atau morfologi seperti perubahan kemiringan
kimia dari emas yang non-reaktif oleh karenanya lereng yang mendadak pada lereng yang curam,
emas bisa ditemukan dalam bentuk murninya. punggungan bukit/gunung, lembah, dan pola
Beberapa mineral terpadu dan senyawa emas juga pengaliran akan tergambarkan oleh perubahan
dapat ditemukan dengan unsur-unsur belerang tonal/nilai keabuan yang mendadak sehingga
(selenium). Potensi endapan emas berada pada membentuk fitur lurus dan dapat dikenali dalam
hampir setiap wilayah di negeri ini, seperti di sebuah citra (Lillesand & Keifer, 1994).
Sumatera, Riau, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Kelurusan geologi bisa diasumsikan berupa
Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua (Setiabudi, unsur struktur geologi yang belum mengalami
2005). pergerakan (displacement), yang sudah
mengalami pergerakan dinamakan sesar.
2.3 Alterasi Hidrotermal Kelurusan merupakan cerminan pengaruh struktur
Alterasi hidrotermal adalah sebuah proses dan resistensi batuan terhadap proses dari dalam
yang melibatkan perubahan mineralogi, kimiawi bumi. Kelurusan dan sesar merupakan suatu zona
dan tekstur yang dihasilkan dari interaksi larutan lemah yang dapat ditembus oleh larutan magmatik
hidrotermal dengan batuan yang dilaluinya, atau larutan hidrotermal. Proses alterasi batuan
perubahan tersebut tergantung pada karakteristik yang membawa mineral akan terkonsentrasi dan
batuan samping, sifat larutan, kondisi tekanan dan dikontrol oleh keberadaan zona lemah tersebut
temperatur pada saat reaksi berlangsung, (Indrastomo dkk., 2017).
konsentrasi dan lama aktivitas hidrotermal
(Artadana dkk., 2011). Alterasi dan mineralisasi 2.5 Sistem Informasi Geografis
adalah suatu bentuk perubahan komposisi pada SIG merupakan suatu sistem terkait informasi
batuan baik itu kimia, fisika, ataupun mineralogi yang lebih menekankan pada bagian ”informasi
sebagai akibat pengaruh cairan hidrotermal pada geografis”. Istilah informasi geografis memiliki
batuan. Perubahan yang terjadi dapat berupa pengertian informasi mengenai tempat-tempat di
rekristalisasi, penambahan mineral baru, larutnya permukaan bumi, dan informasi terkait keterangan
larutan yang telah ada, penyusunan kembali (atribut) pada permukaan bumi yang posisinya
komponen kimia atau perubahan fisik seperti diketahui. SIG membantu manusia dalam
permeabilitas dan porositas batuan (Pirajno, memahami konsep “dunia nyata” dengan
1992). Mineralisasi terindikasi pada wilayah- melakukan manipulasi dan persentase data yang
wilayah yang lemah sehingga mudah diterobos direalisasikan terhadap lokasi-lokasi geografis di
oleh larutan hidrotermal (Yetkin, 2003). Alterasi permukaan bumi. Data geospasial dapat
hidrotermal merupakan gejala umum dari proses dibedakan menjadi data geometris atau biasa
mineralisasi yang dapat digunakan untuk disebut data grafis dan data tematik atau data
menentukan atau melokalisir daerah mineralisasi. atribut. Data grafis mempunyai tiga penyusun,
Proses ini bisa mengakibatkan adanya perubahan yaitu titik (node), garis (arc) serta area (poligon)
warna, warna bisa menjadi bertambah terang atau dalam bentuk vektor maupun raster yang mewakili
memudar yang disebabkan oleh melimpahnya geometri, pengkajian tempat, ukuran, bentuk,
mineral berwarna terang seperti lempung, alunit, posisi dan arah. Dalam data grafis terdapat dua
kuarsa dan karbonat, dan bisa juga bertambah macam data, yaitu data spasial dan data atribut.
gelap (oksidasi) akibat banyaknya oksidasi pirit Sub system manipulasi dan analisis data berfungsi
seperti limonit dan hematit. Selain itu, tipe alterasi untuk mengarsipkan, menimbun, menarik kembali
tertentu dicirikan dengan hadirnya suatu kumpulan data primer serta menganalisis data yang telah
mineral yang khas sebagai pencirinya (Muslim, ada dalam komputer. Sub sistem output data
2008). memiliki fungsi untuk menayangkan informasi
geografis sebagai hasil dari analisis data dalam
proses SIG. Informasi tersebut ditampilkan dalam
ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/
ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v1i2.46
Alghifarry dkk. / Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 1 No 2 (2020) 97-104 100

bentuk peta, tabel bagan, grafik, gambar dan hasil inframerah termal, yaitu 120 meter. Sedangkan
perhitungan (Manongga, 2010). Landsat 6 hilang saat diluncurkan tahun 1993.
Kemudian diluncurkan Landsat 7 pada April 1999
2.6 Penginderaan Jauh dengan membawa sebuah sensor yang dinamakan
Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu dan Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+), dengan
seni untuk memperoleh informasi tentang suatu kemampuan spektral dan spasial yang hampir
obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis sama dengan sensor TM. Sebagai tambahan
data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa adalah sebuah band pankromatik pada resolusi 15
adanya kontak langsung dengan obyek, daerah, meter dan band termal dengan resolusi yang lebih
atau fenomena yang dikaji. Penginderaan jauh tajam 60 meter (Sitanggang, 2010). Satelit
(Remote Sensing) dapat diartikan sebagai proses penginderaan jauh saat ini telah mencapai Landsat
membaca. Berbagai sensor digunakan dalam 8. Landsat 8 adalah satelit terbaru setelah Landsat
mengumpulkan data dari jarak jauh yang dapat 7. Sejak tahun 2003 Landsat 7 ETM mengalami
dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang gangguan atau kerusakan yang menyebabkan
obyek, daerah, atau fenomena yang diteliti kerusakan pada sensor optiknya yang
(Lillesand & Kiefer, 1997). menyebabkan terjadinya sejumlah garis dengan
Metode penginderaan jauh merupakan ukuran lebar beberapa piksel kehilangan datanya
metode yang paling sering digunakan, karena hasil atau dikenal dengan istilah “stripping” (Parwati dan
yang didapat akan menghasilkan data dengan Purwanto, 2014).
cakupan yang sangat bervariasi. Yaitu, mulai dari
wilayah luasan yang kecil hingga mencakup 2.7.2 Karakteristik Landsat 8
wilayah luasan yang besar, dapat memberikan Landsat 8 diluncurkan pada 2013 dengan
gambaran unsur-unsur spasial yang komprehensif memiliki sensor Onboard Operational Land Imager
dengan bentuk-bentuk geometri yang sangat (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan
menyerupai aslinya, periode pengamatan yang jumlah band sebanyak 11. Diantara kanal-kanal
relatif singkat dan dapat diulang kembali dengan tersebut, 9 band (band 1-9) berada pada OLI dan
cepat dan konsisten (presisi) (Prahasta, 2009). 2 lainnya (band 10 dan 11) pada TIRS. Sebagian
besar band memiliki spesifikasi mirip dengan
2.7 Citra Satelit Landsat 7 (Andana, 2015). Data citra Landsat 8
Satelit penginderaan jauh merupakan memiliki resolusi spasial 30 m untuk band 1, 2, 3,
teknologi modern untuk memperoleh data citra 4, 5, 6, 7, dan band 9, sedangkan band
digital tentang permukaan bumi menggunakan
panchromatic memiliki resolusi spasial 15 m.
gelombang elektromagnetik. Beberapa panjang
Selain beresolusi spasial 30 m dan 15 m, pada
gelombang pada gelombang elektromagnetik
dapat dimanfaatkan untuk aplikasi penginderaan band 10 dan 11 yang merupakan band TIR-1 dan
jauh. Adanya teknologi penginderaan jauh dan TIR-2 memiliki resolusi spasial 100 m (Lapan,
pengolahan citra satelit memungkinkan untuk 2015).
mengakses informasi spasial-temporal dari suatu
wilayah tertentu. Keberadaan data-data spasial ini 2.7.3 Band Ratios
sangat bermanfaat jika didukung oleh Salah satu metode dalam menganalisis
perkembangan pada dasa warsa terakhir dimana daerah-daerah yang diinterpretasikan sebagai
satelit semakin banyak serta jangkauan spasial area potensi mineralisasi adalah dengan
yang semakin luas. Berdasarkan misinya, satelit menggunakan rasio band dari Citra Landsat. Band
penginderaan jauh dikelompokkan menjadi dua ratios/band ratioing (penisbahan saluran) biasa
macam yaitu satelit cuaca dan satelit sumber daya digunakan untuk menghasilkan efek tertentu dalam
alam (Mahdi, 2014).
kaitannya dengan penonjolan aspek spektral
vegetasi, pengurangan efek bayangan, serta
2.7.1 Citra Landsat penonjolan litologi. Melalui penisbahan ini citra
Landsat (Land satellite) merupakan satelit
baru dihasilkan dengan nilai piksel yang
milik Amerika Serikat yang diluncurkan pertama
merupakan hasil bagi nilai piksel saluran A dengan
kali pada 1972 dengan nama Earth Resources
Technology Satellite-1 (ERTS-1). Proyek ini saluran B (Danoedoro, 2012).
sukses dan dilanjutkan dengan peluncuran seri Salah satu manfaat dari ratioing adalah untuk
selanjutnya, yakni ERTS-2 yang kemudian menghilangkan bayangan gelap. Hal ini akan
dinamakan Landsat. Maka ERTS-1 pun juga menghasilkan gambar yang lebih menonjolkan
berganti nama menjadi Landsat-1 topografi. Misalnya, batuan yang mengandung
(Danoedoro,2012). Landsat 1 sampai 3 memuat tembaga asli akan memantulkan rona kehijauan
dua macam sensor, yaitu Return Beam Vidicom yang berbeda karena pelapukan mineral tembaga
(RBV) dan Multispectral Scanner (MSS). Landsat 4 untuk membentuk malasite dan azurite. Hampir
dan 5 membawa sensor Thematic Mapper (TM), semua teknik pencitraan satelit udara tidak secara
yang mengumpulkan data multispektral 7 band langsung memodelkan mineralisasi, melainkan
dengan resolusi spasial 30 meter kecuali band dengan cara mengidentifikasi area perubahan
ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/
ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v1i2.46
Alghifarry dkk. / Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 1 No 2 (2020) 97-104 101

yang luas yang terkait dengan pelepasan cairan berdasarkan lineament yang terletak pada zona
mineral. Pergerakan cairan mineral melalui massa alterasi. Potensi mineralisasi emas setelah
batuan menyebabkan perubahan signifikan pada dipetakan juga perlu dilakukan identifikasi
mineralogi dan struktur kimia batuan, sering terhadap jenis batuan yang terdapat pada lokasi
mengakibatkan pembentukan mineral lempung potensi mineralisasi emas. Hal tersebut dilakukan
karena perubahan feldspar (umum di semua karena keberadaan mineral emas sangat
tergantung dengan adanya suatu batuan tertentu.
batuan, batuan beku dasar dan batuan beku asam
Identifikasi jenis batuan dilakukan dengan
serta batuan sedimen) (Farooq, 2018).
menggunakan peta geologi Lembar Kota Agung.
Landsat 8 dapat menunjukkan keberadaan Selain identifikasi jenis batuan, dilakukan juga
mineral alterasi seperti mineral oksida dan identifikasi terhadap tutupan lahan di daerah kajian
hidroksida dari besi, mineral lempung dan mineral yang dilakukan berdasarkan peta RBI regional
karbonat, serta mineral ferromagnesian dengan Kabupaten Tanggamus, Lampung. Potensi
menggunakan rasio band 4/2, 6/7, dan 5/6 (Pour mineralisasi yang sudah terpetakan perlu diketahui
dan Hashim, 2014). Mineral alterasi Ferrugination seberapa luas wilayah yang berpotensi terdapat
terekam pada rasio band 4/2, mineral alterasi mineralisasi emas. Penghitungan luasan area
kelompok Ferromagnesian terekam pada rasio potensi mineralisasi emas ini dilakukan dengan
band 5/6, sedangkan mineral alterasi kelompok membuat polygon area, dimana luasan dari
lempung dan karbonat terpetakan pada rasio band polygon ini dapat diketahui secara otomatis
6/7. Mineral alterasi hidrotermal akan memiliki melalui software yang digunakan, pada penelitian
ini menggunakan software ArcGIS. Nantinya dari
karakter reflektansi yang khas pada panjang
peta potensi mineralisasi emas yang dihasilkan
gelombang tertentu, sehingga dengan akan dicocokkan dengan keberadaan daerah
mencocokkannya dengan panjang gelombang pertambangan emas resmi yang telah
pada salah satu/ lebih saluran (band), dapat tereksploitasi di Kabupaten Tanggamus yaitu yang
diperoleh tampilan yang jelas dari mineral alterasi terletak di Provinsi Lampung, sehingga dapat
hidrotermal tersebut di permukaan bumi (Putra, diketahui sejauh mana hasil interpretasi citra
dkk., 2017). penginderaan jauh dengan keadaan
sesungguhnya.
3. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Pemetaan potensi mineralisasi mineral 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dipetakan berdasarkan data berupa peta lineament 4.1 Alterasi Hidrotermal
(kelurusan) dan peta zona alterasi hidrotermal Potensi mineralisasi emas dapat ditunjukkan
yang telah dilakukan penampalan (overlay). dengan keberadaan alterasi hidrotermal. Salah
Identifikasi terhadap lokasi potensi mineralisasi ini satu metode yang digunakan untuk mengetahui
dilakukan secara visual, dimana lokasi yang
diidentifikasi sebagai potensi mineralisasi dilihat

Gambar 1. Peta alterasi di daerah penelitian hasil pengolahan data Landsat


ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/
ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v1i2.46
Alghifarry dkk. / Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 1 No 2 (2020) 97-104 102

Alterasi hidrotermal adalah dengan menggunakan dirasiokan dengan band 7 (rasio band 6/7), untuk
metode band ratios. Alterasi hidrotermal mendapatkan nilai pantulan yang semakin baik
keberadaannya dapat diketahui dengan dari mineral alterasi hidrotermal di permukaan.
mengambil beberapa kombinasi saluran (band) Hasil dari rasio tersebut selanjutnya dikomposit
dari data citra yang memiliki karakter reflektansi RGB dengan band 5 (RGB band 4/2, 6/7, dan 5).
yang khas terhadap mineral-mineral alterasi Melalui citra komposit RGB 4/2, 6/7, dan 5, maka
hidrotermal. Pada beberapa band, dilakukan dapat diketahui penyebaran mineral alterasi
metode rasio (band ratios) yaitu metode membagi hidrotermal (Gambar 1). Mineral alterasi
nilai Digital Number (DN) suatu band dengan nilai hidrotermal dikenali dari kenampakan warna ungu
DN band yang lain untuk memperjelas merah muda.
kenampakan suatu objek di permukaan bumi yang 4.2 Lineament
sulit atau tidak dapat dilihat oleh band tunggal. Ekstraksi lineament dilakukan secara otomatis
Kabupaten Tanggamus Rasio yang dilakukan Hasil ekstraksi lineament tersebut kemudian
pada beberapa band yaitu band 4 dirasiokan digabungkan dengan lineament dari peta geologi
dengan band 2 (rasio band 4/2), dan band 6 yang sudah ada.

Gambar 2. Peta lineament ekstraksi di daerah penelitian hasil pengolahan data lineament

Berdasarkan Gambar 2, dapat diketahui maupun yang berukuran minor tersebut jika
bahwa lineament hasil ekstraksi mempunyai terdapat di daerah yang mengalami alterasi,
jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan maka keduanya sama-sama mengindikasikan
lineament dari peta geologi. Menurut potensi mineralisasi.
Herlambang dan Novranza (2016), Jumlah
lineament ekstraksi yang lebih banyak tersebut 4.3 Pemetaan Potensi Mineralisasi Emas
disebabkan geomorfologi daerah penelitian yang Berdasarkan hasil pemetaan yang telah
cenderung berbukit-bukit dan bertekstur kasar dilakukan, potensi mineralisasi emas di
yang kemungkinannya dipengaruhi oleh jenis Kabupaten Tanggamus didapatkan beberapa
batuan pada formasi geologi, sehingga fitur wilayah yang mengandung potensi mineralisasi
kelurusan mudah untuk dideteksi dan diekstrak seperti dapat dilihat pada peta sebaran
oleh metode ekstraksi otomatis. Selain itu, mineralisasi pada Gambar 3 di bawah ini.
lineament hasil ekstraksi mempunyai ukuran Menurut Sugeng (2005), Adanya alterasi
yang berbeda dengan lineament dari peta hidrotermal dan kelurusan (lineament) yang
geologi. Lineament dari peta geologi rata-rata saling berkaitan sangat penting dan sangat
berukuran mayor, sedangkan lineament yang bergantung dengan keberadaan potensi mineral.
didapat dari ekstraksi otomatis lebih Kelurusan dapat mengindikasikan keberadaan
merepresentasikan lineament dengan ukuran mineral, dan alterasi sendiri juga merupakan
minor. Lineament yang berukuran mayor faktor penting dalam identifikasi mineral, dimana

ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/


ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v1i2.46
Alghifarry dkk. / Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 1 No 2 (2020) 97-104 103

zona alterasi merupakan tempat terjadinya lineament dan alterasi perlu di overlay
pembentukan mineral. Oleh karena itu, (tumpang-tindih).

Gambar 3. Sebaran Potensi Mineral di daerah penelitian hasil pengolahan

Berdasarkan hasil overlay lineament dengan UCAPAN TERIMA KASIH


alterasi, maka dapat dilakukan pemetaan Diucapkan terima kasih sedalam-dalamnya
potensi mineralisasi emas. Identifikasi daerah teruntuk semua pihak yang sudah berpartisipasi
yang terdapat potensi mineralisasi emas dapat aktif untuk pembuatan artikel ini, sehingga
dilihat dari adanya lineament yang terletak di artikel ini dapat selesai dengan baik. Terutama
daerah yang mengalami alterasi. Berdasarkan kepada dosen yang sudah memberikan
lineament dan alterasi di daerah penelitian, bimbingan dalam pembuatan artikel ini.
maka didapatkan hasil pemetaan potensi
mineralisasi emas yang di Kabupaten DAFTAR PUSTAKA
Tanggamus, hal ini juga berbanding lurus Artadana, I. P. E., Purwanto, & Heru, S. (2011).
dengan data sebaran tambang yang ada pada Geologi, Alterasi dan Mineralisasi Daerah
kabupaten Tanggamus saat ini Nyrengseng dan Sekitarnya, Kecamatan
Cisewu, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa
5. KESIMPULAN Barat. Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan FTM UPN Veteran Yogyakarta.
hasil pengolahan dan analisis data penelitian Danoedoro, P. (2012). Pengantar Penginderaan
pemetaan potensi mineralisasi emas di Jauh Digital. Yogyakarta: ANDI.
Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung ini Esna, A. (1988). Method and Installation for
adalah pemetaan potensi mineralisasi emas Extracting Gold From Gold Ores. Germany:
dilakukan dengan overlay alterasi (yang Klocknoker Humboldt AG.
dihasilkan dari metode band ratios) dan Farooq. (2018). Band Ratioing. Diakses pada 16
lineament. Pemetaan potensi mineralisasi emas Mei 2020 dari www.geol-
dilihat berdasarkan suatu lineament yang amu.org/notes/m14a-4-8.htm.
terletak di zona alterasi. Berdasarkan hasil Indrastomo, F. D., Sukadana, I. G., & Suharji.
pemetaan yang telah dilakukan, potensi (2017). Identifikasi Pola Struktur Geologi
mineralisasi emas di kabupaten Tanggamus sebagai Pengontrol Sebaran Mineral
tersebar di hampir seluruh kecamatan yang ada, Radioaktif Berdasarkan Kelurusan Pada
jadi, bila dilakukan perhitungan secara manual Citra Landsat 8 di Mamuju, Sulawesi Barat.
melalui jumlah titik “Potensi mineral” dengan Eksplorium, 38(2), 71-80.
total keseluruhan luas kab. Tanggamus yakni LAPAN. (2015). Pedoman Pengolahan Data
3.357 km2 sekitar ± 6.18 % yang berarti luas Penginderaan Jauh Landsat 8 untuk MPT.
total area tambang kabupaten Tanggamus Jakarta: Pusat Pemanfaatan Penginderaan
sekitar 207,73 km2 yang mana menunjukkan Jauh LAPAN.
lokasi persebaran mineralisasinya.
ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/
ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v1i2.46
Alghifarry dkk. / Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 1 No 2 (2020) 97-104 104

Latif, A. (2011). Pembentukan mineral di alam: & Geomatika). Bandung: Informatika


mineral emas (Au). Makalah, Teknik Bandung.
Perminyakan STT-MIGAS Balikpapan. Putra, I. D., Nasution, R. A. F., & Harijoko, A.
Mahdi, K. (2014). Pengenalan Penginderaan (2017). Aplikasi Landsat 8 OLI/TIRS dalam
Jauh dan Teori Dasar Pendukung Mengidentifikasi Alterasi Hidrotermal Skala
Pengolahan Citra Digital. Makalah Diskusi Regional: Studi Kasus Daerah Rejang
Panel. Jakarta: LAPAN. 10 Feb 2014. Lebong dan Sekitarnya, Provinsi Bengkulu.
Muslim, H. D. (2008). Penerapan Metode Fuzzy Proseding Seminar Nasional Kebumian Ke-
Logic dalam Pemetaan Potensi Mineralisasi 10. Departemen Teknik Geologi Universitas
Emas Epitermal di Kabupaten Sukabumi Gadjah Mada Yogyakarta.
Menggunakan Sistem Informasi Geografis Setiabudi, B. T. (2005). Penyebaran Merkuri
(SIG). Tesis. Institut Teknologi Bandung. Akibat Usaha Pertambangan di Daerah
Paraditya, R., & Purwanto, T. H. (2012). Sangon, Kabupaten Kulon Progo. Paper For
Pemanfaatan citra Landsat 7 ETM+ untuk Geological Resources. Yogyakarta.
pemetaan potensi mineralisasi emas di Sitanggang, G. (2010). Kajian Pemanfaatan
Kawasan Gunung Dodo, Kabupaten Satelit Masa Depan : Sistem Penginderaan
Sumbawa, NTB. Jurnal Bumi Indonesia. Jauh Satelit LDCM (Landsat-8). Berita
1(3), 122-219. Dirgantara. 11(2), 47-58.
Parwati, E., & Purwanto, A. D. (2014). Analisis Verdiansyah, O., & Hartono, H. G. (2017).
Algoritma Ekstraksi Informasi TSS Aplikasi Lineament Density Analysis untuk
Menggunakan Data Landsat 8 di Perairan Membatasi Pola Kaldera Purba Godean.
Berau. Seminar Nasional Penginderaan Jurnal Teknologi Technoscientia. 9(2), 162-
Jauh 2014. Pusat Pemanfaatan 171.
Penginderaan Jauh LAPAN. Yetkin, E. (2003). Alteration Mapping by Remote
Pirajno, F. (992). Hydrothermal Mineral Sensing: Application to Hasandag –
Deposits: Principles and Fundamental Melendiz Volcanic Complex. Thesis. Middle
Concepts for The Exploration Geologist. East: The Graduate School of Natural and
Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Applied Sciences of the Middle East
Pour, A. B., & Hasyim, M. (2014). Hydrothermal Technical University.
Alteration Mapping from Landsat 8 data, Sar Yassar, M. F., Nurul, M., Nadhifah, N.,
Chesmesh copper mining district, south- Sekarsari, N. F., Dewi, R., Buana, R.,
eastern Islamic Republik of Iran. Journal of Fernandez, S. N., & Rahmadhita, K. A.
Taibah University for Science, 9(2), 155- (2020). Penerapan Weighted Overlay Pada
166. Pemetaan Tingkat Probabilitas Zona Rawan
Prahasta, E. (2009). Sistem Informasi Geografis Longsor di Kabupaten Sumedang, Jawa
:Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi Barat. Jurnal Geosains dan Remote
Sensing, 1(1), 1-10.

ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/


ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v1i2.46

Anda mungkin juga menyukai