Anda di halaman 1dari 15

FUNGSI SUB-SISTEM SATELIT MIKRO

PENGINDERAAN JAUH
Toto Marnanto Kadri
Peneliti Bidang Informasi LAPAN

ABSTRACT

As an extensive archipelago state with an wide-ranging diversity of natural


resources and environment, as well as the dynamic character of its people, it is evident
that Indonesia requires space applications to accelerate development process for the
people's prosperity. One of the most significant application of space is earth observation
by m e a n s of remote sensing satellites. The progress on electronics, solid state
telecommunications and data processing technology have provided the opportunity on
the technology development and production of remote sensing micro satellites that are
simple, low-cost and effective. An analysis on the function of various sub-systems for
remote sensing micro satellites is performed, related to the integrated function of the
satellite in support of the remote sensing sensor payload data acquisition in orbit. Other
important function of various satellite sub-systems is to maintain satellite health and
safety of satellite operation in orbit as long as the intended satellite lifetime. The
presentation is expected to provide a general description on the function of remote
sensing satellite sub-systems.

ABSTRAK

Sebagai negara k e p u l a u a n yang sangat luas dengan keaneka-ragaman sumber


daya alam d a n lingkungan, serta dinamika kehidupan masyarakat, s u d a h jelas bahwa
Indonesia memerlukan pemanfaatan antariksa dalam mempercepat proses pembangunan
kesejahteraan rakyat. Salah satu pemanfaatan antariksa yang sangat penting adalah
pengamatan Bumi oleh satelit penginderaan j a u h . Kemajuan teknologi elektronika,
telekomunikasi, zat padat d a n pengolahan data telah memberikan peluang pembangunan
teknologi d a n produksi satelit mikro penginderaan j a u h yang m u d a h , dengan biaya
rendah serta efektif. Suatu analisis fungsi berbagai sub-sistem satelit mikro
penginderaan j a u h dilakukan, yang berkaitan dengan seluruh fungsi satelit dalam
m e n d u k u n g operasi perolehan data oleh sensor penginderaan j a u h m u a t a n satelit di
orbit. Fungsi penting lain berbagai sub-sistem satelit adalah menjaga kesehatan dan
keselamatan operasi satelit di orbit selama waktu perkiraan usia satelit. Uraian pembahasan
diharapkan d a p a t memberikan diskripsi tentang seluruh fungsi sub-sistem satelit
penginderaan j a u h secara u m u m .

1 PENDAHULUAN mempunyai peran u t a m a di dalam mem-


berikan informasi ruang wilayah Indonesia
Indonesia m e r u p a k a n negara ke- baik di darat m a u p u n di laut yang sangat
pulauan dengan wilayah sangat luas diperlukan dalam m e n d u k u n g pem-
yang membentang sekitar 5.150 kilometer bangunan bangsa dan negara.
sepanjang khatulistiwa d e n g a n lebih dari Telah 34 t a h u n berlalu sejak per-
81.000 kilometer garis pantai yang tama kali satelit penginderaan jauh Earth
terdiri atas beraneka ragam lingkungan Resources Technology Satellite-1 (ERTS-1)
hidup dan kekayaan s u m b e r daya alam. diluncurkan tanggal 23 Juli 1972 yang
Teknologi satelit penginderaan j a u h sebagai kemudian dikenal sebagai Landsat-1. Sejak
salah satu bentuk pemanfaatan antariksa itu, era p e m b a n g u n a n teknologi satelit
70
bagi pemanfaatan pengamatan bumi penanggulangan bencana, eksplorasi
(earth observation) maupun peman- antariksa, litbang iptek d a n Iain-lain.
faatan antariksa lainnya dalam meningkat- Pengenalan berbagai kebutuhan
k a n kesejahteraan m a n u s i a telah me- sub-sistem satelit y a n g digunakan bagi
ngalami kemajuan sangat pesat. s u a t u tugas misi satelit diperlukan di
Perkembangan teknologi satelit dalam r e n c a n a r a n c a n g bangun sistem
mikro dewasa ini dengan kategori berat satelit. S u a t u pengkajian tentang fungsi
antara 10 sampai dengan 100 kg terbukti berbagai sub-sistem satelit mikro peng-
efektif bagi tugas penginderaan jauh pada inderaan j a u h disajikan pada makalah
orbit rendah atau low earth orbit (LEO) ini, yang diharapkan dapat memberikan
sekitar 600 sampai dengan 850 km, diskripsi secara u m u m mengenai kompo-
dengan biaya dan upaya produksi satelit sisi dan fungsi sub-sistem satelit mikro
yang relatif sangat ringan (Klaus Briess, penginderaan j a u h .
et.al, 2002). Peluang kemajuan teknologi Informasi diskriptif disampaikan
satelit mikro telah memungkin-kan lebih tentang fungsi beberapa sub-sistem satelit
banyak pihak-pihak turut mengembangkan mikro yang diperlukan u n t u k mendukung
teknologi satelit penginderaan jauh, antara operasi m u a t a n instrumen sensor peng-
lain pemerintahan, b a d a n litbang, per- inderaan j a u h di orbit.
guruan tinggi, industri swasta, d a n Iain- Bila ditinjau dari sisi operasi s u b -
lain pada negara-negara maju dan ber- sistem di orbit d a p a t dikatakan bahwa
kembang di d u n i a (H.P. Roser, 2003). kelengkapan fungsi sub-sistem pada
Keberadaan teknologi satelit mikro w a h a n a satelit mikro sebenarnya tidak
tersebut m e m p a k a n peluang sekaligus j a u h berbeda dengan kelengkapan fungsi
tantangan bagi Lembaga Penerbangan pada sub-sistem satelit penginderaan
dan Antariksa Nasional-LAPAN u n t u k j a u h eksperimental yang besar, misal
membangun kemandirian di bidang satelit Landsat, SPOT d a n Iain-lain.
satelit penginderaan j a u h bagi Indonesia Pembahasan pada pengkajian
(LAPAN, 2002). Tantangan tersebut di- fungsi sub-sistem satelit mikro diharapkan
hadapkan pada kenyataan a n t a r a lain dapat memberikan m a s u k k a n informasi
sebagai berikut. rancang bangun satelit mikro peng-
• Sebagai negara besar Indonesia memer- inderaan j a u h bagi pengamatan produksi
lukan kemandirian teknologi d a n pe- pangan.
manfaatan antariksa u n t u k memenuhi Pengkajian dilakukan mengguna-
kebutuhan sesuai keadaan spesifik di k a n analisis fungsi p a d a berbagai s u b -
Indonesia. sistem satelit mikro penginderaan j a u h
• Keberadaan pemanfaatan d a t a peng- di orbit r e n d a h (low earth orbit) secara
inderaan j a u h antariksa merupakan umum.
alat penting di dalam p e m b a n g u n a n Tinjauan analisis berbagai fungsi
nasional. sub-sistem satelit mikro ditujukan pada
• Sampai saat ini masih ada keter- sistem pemanfaatan antariksa peng-
gantungan Indonesia pada program inderaan j a u h bagi pengamatan sumber
satelit penginderaan j a u h milik asing. alam bumi, k h u s u s n y a bagi pemantauan
p e m b a n g u n a n k e t a h a n a n pangan.
Tantangan lain yang dihadapi Analisis fungsi h a n y a ditujukan
LAPAN adalah bahwa penyelenggaraan pada sub-sistem w a h a n a satelit saja.
program satelit harus diikuti pembangunan Sistem sensor muatan satelit tidak dibahas
kapasitas Indonesia secara komprehensif k a r e n a m e r u p a k a n s u a t u upaya peng-
dalam memenuhi berbagai k e b u t u h a n kajian fungsi tersendiri. Sub-sistem
pemanfaatan antariksa, antara lain peng- struktur satelit juga tidak dibahas dengan
inderaan jauh, telekomunikasi, navigasi, alasan sama.

71
2 SATELIT MIKRO PENGINDERAAN sektor p e m b a n g u n a n pangan sebagai
JAUH DENGAN MISI KETAHANAN berikut (Gunawan Prabowo, et.al., 2006).
PANGAN
• Sektor pertanian dan perkebunan, misal
2.1 Tujuan Misi Ketahanan Pangan beras, jagung, kedelai, sayuran dan
Iain-lain. Meliputi p e m a n t a u a n satelit
Menurut World Food Summit 1996 a n t a r a lain p a d a obyek-obyek :
pengertian k e t a h a n a n pangan dunia - Perubahan tata g u n a tanah;
adalah food security occurs when all people - Fase p e r t u m b u h a n t a n a m a n pangan;
at all times have physical economic access to - Keberadaan dan fungsi irigasi, hidrologi
sufficient, safe and nutritious food to meet d a n daerah aliran sungai;
their dietary needs and food preferences - Kerusakan lahan pertanian;
for an active and healthy life (Gunawan - Bencana banjir d a n kekeringan;
Prabowo, et.al., 2006). - Tinjauan sinkron optik (sinoptik) luas
Menurut UU No.7 T a h u n 1996 Normalized Difference Vegetation Index
pengertian k e t a h a n a n pangan nasional (NDVI) untuk observasi iklim, kondisi
adalah tersedianya pangan yang c u k u p lahan, kondisi tanaman dan Iain-lain;
baik jumlah m a u p u n m u t u n y a , aman, - Tinjauan mendalam u n t u k observasi
merata dan terjangkau (Gunawan Prabowo, l u a s t a n a m , l u a s panen, kondisi
et.al., 2006). Satelit mikro penginderaan tanaman, produktivitas tanam, kondisi
jauh dengan misi k e t a h a n a n pangan lahan lokal, siklus tanam dan Iain-
perlu dirancang sebagai alat yang mampu lain;
menjawab kebijakan dan peraturan tentang * Sektor perikanan, misal perikanan laut
p e m b a n g u n a n p a n g a n di Indonesia. d a n budidaya pantai d a n Iain-lain.
Perolehan data sistem satelit Meliputi p e m a n t a u a n satelit antara
Landsat MSS, Landsat TM, SPOT-1 sampai lain p a d a obyek-obyek:
dengan SPOT-4, J E R S - 1 , NOAA AVHRR - Budidaya pantai;
dan MODIS yang dilakukan LAPAN telah - Konservasi s u m b e r daya dan ling-
memberikan kontribusi sangat besar k u n g a n pantai;
dalam pembangunan sumber daya pangan - Zona potensi ikan laut;
di darat dan di laut Indonesia. Berbagai - Perubahan lingkungan dan pencemar-
metoda pemanfaatan data sistem-sistem an laut.
satelit tersebut telah digunakan oleh •• Sektor peternakan, misal peternakan
instansi-instansi yang terkait di Indonesia. daging, s u s u , unggas, perikanan darat
Kelangsungan keberadaan data satelit dan Iain-lain. Meliputi pemantauan
penginderaan jauh sangat penting bagi satelit a n t a r a lain pada obyek-obyek:
pembangunan k e t a h a n a n pangan. - Lingkungan d a n a u , sungai dan per-
Kelangsungan kemampuan peroleh- airan darat yang m e n d u k u n g sumber
an data s u m b e r daya alam bagi pem- daya p a n g a n d a n peternakan per-
bangunan k e t a h a n a n pangan yang ber- ikanan darat;
kesinambungan memerlukan penguasaan - Potensi daerah peternakan.
teknologi w a h a n a d a n sensor satelit
penginderaan j a u h . Peningkatan kemam- 2.2 Sensor Satelit Mikro Misi Ketahanan
puan LAPAN m e m b a n g u n kemandirian Pangan
teknologi satelit mikro adalah alternatif Kemampuan sensor satelit mikro
yang baik mengingat peluang (a) alih u n t u k deteksi t a n a m a n pangan adalah
teknologi satelit mikro dengan kerja sama sebagai berikut (Gunawan Prabowo, et.al.,
luar negeri dan (b) ada relatif kemudahan 2006).
memperoleh sub-sistem d a n komponen • Analisa obyek sumber daya pangan,
satelit mikro. adalah p a d a tingkat Provinsi dan
Pengamatan produksi pangan Kabupaten pada skala 1:50.000
dengan satelit d a p a t m e n d u k u n g tiga sampai dengan 1:100.000;
72
• Periode keberulangan (temporal resolu- Sistem satelit penginderaan j a u h
tion) observasi Bumi adalah a n t a r a 14 terdiri a t a s d u a bagian utama, yaitu
sampai dengan 30 hari u n t u k identifikasi
• Wahana satelit (satellite vehicle), dan
siklus atau fase t a n a m a n pangan,
• Sensor penginderaan jauh muatan satelit
k h u s u s n y a t a n a m a n padi;
(remote sensing sensor payload).
• Pengamatan tingkat mendalam pada:
- Estimasi luas tanarn dan panen; Sensor penginderaan j a u h muatan
- Identifikasi siklus t a n a m a n ; satelit mikro dibangun berdasarkan
- Prediksi produktivitas pertanian; kebutuhan misi (mission requirement) yang
- Klasifikasi jenis t a n a m a n ; ditetapkan pengguna data penginderaan
- Identifikasi kondisi lahan. j a u h d a n stakeholder lainnya.
Berbagai sub-sistem satelit mikro
Resolusi r u a n g {spatial resolution)
mempunyai fungsi m e n d u k u n g operasi
sekitar 10 sampai dengan 30 meter adalah
perolehan data oleh sensor muatan satelit
memadai u n t u k memperoleh skala data
sebagai berikut.
citra antara 1:50.000 sampai dengan
H
1:100.000 (Gunawan Prabowo, et.al., 2006). Menjamin ketersediaan daya listrik;
Lebar cakupan sensor {swath width) adalah • Menjaga h u b u n g a n telekomunikasi
sekitar 60 sampai dengan 180 kilometer. a n t a r a satelit mikro dengan stasiun
Sensor p a d a satelit mikro meng- bumi kendali d a n sebaliknya selama
gunakan empat detektor dengan empat usia satelit di orbit;
band spektral, yaitu (a) band biru, (b) band • Mempertahankan sikap satelit yang
hijau, (c) band merah d a n (d) band infra tepat di orbit m e n g h a d a p tepat tegak
merah dekat u n t u k mengamati objek ke Bumi a t a u ke samping (nadir or off-
hutan, perkebunan, pertanian, budidaya nadir pointing);
pantai dan sebagainya (Gunawan Prabowo, • Mempertahankan navigasi posisi lintas-
et.al., 2006). an satelit yang tepat p a d a orbit (koor-
Informasi di atas m e r u p a k a n hasil dinat, apogee, perigee, inklinasi, waktu
studi s a a t ini tentang program satelit orbit d a n Iain-lain);
mikro dengan sensor pencitra {imaging » Melakukan program perolehan data
sensor) bagi misi k e t a h a n a n p a n g a n yang sensor;
dilakukan oleh Pusat Teknologi Elektronika • Melakukan pengolahan awal data (data
Dirgantara, LAPAN (Gunawan Prabowo, pre-processing) d a n format data sensor;
et.al., 2006). • Melakukan encode, modulasi dan trans-
misi data telemetri sensor penginderaan
2.3 Teknologi Satelit Mikro Peagindera- j a u h ke stasiun bumi telemetri;
an Jauh • Menjaga keselamatan dan kesehatan
Satelit mikro adalah kategori satelit seluruh s u b sistem satelit mikro dan
dengan berat total satelit a n t a r a 10 posisi navigasi lintasan orbit satelit
sampai dengan 100 km (Klaus Briess, et. mikro u n t u k menjamin kelangsungan
al., 2002). Ukuran m a k s i m u m satelit operasi satelit dan sensor penginderaan
pada saat peluncuran (misal panel surya j a u h selama u s i a satelit di orbit.
terlipat) adalah sekitar panjang lebih kecil
dari 50 cm, lebar lebih kecil dari 50 cm Teknologi sensor m u a t a n satelit
dan tinggi lebih kecil dari 80 cm (Klaus mikro dengan 3 atau 4 band spektral
Briess, et. al., 2002). Ukuran maksimum pada orbit sinkron matahari atau sun-
satelit mikro a k a n dibatasi envelope synchronous orbit (SSO) secara u m u m
kedudukan satelit mikro pada wahana dapat dikelompokkan sebagai berikut.
peluncur untuk muatan tambahan • Satelit penginderaan j a u h perkotaan
(auxilliaru payload atau piggy back dan tata ruang, p a d a resolusi ruang
payload). rupa bumi lebih kecil dari 5 m dan

73
cakupan {swath width) lebih besar dari Sebagai contoh, detektor CCD linier
20 km; terdiri a t a s 1 baris (10 urn) dan 5.000
• Satelit penginderaan j a u h sumber alam, elemen foto diode akan mempunyai ukuran
pada resolusi lebih kecil dari 30 m dan elemen foto sensitif sepanjang 5 cm. Bila
cakupan lebih besar dari 100 km; ditempatkan pada sistem optik dengan
• Satelit penginderaan j a u h lingkungan, resolusi r u p a bumi 20 m maka CCD
pada resolusi lebih kecil dari 500 m dan linier akan melakukan pelarikan hingga
cakupan lebih besar dari 2.000 km; cakupan 100 km. Pelarikan push broom
terjadi tanpa ada komponen bergerak
3 PERKEMBANGAN TEKNOLOGI ELEK- atau getaran karena sepenuhnya dilakukan
TRONIK, PENGOLAHAN DATA, secara elektronik.
TELEKOMUNIKASI DAN ZAT PADAT Karena u k u r a n 1 unit CCD linier
Perkembangan satelit mikro di- relatif kompak m a k a sebanyak 3 sampai
mungkinkan k a r e n a adanya kemajuan dengan 4 CCD linier pada prinsipnya
teknologi zat p a d a t {solid state), mikro- dapat ditempatkan pada 1 bidang gambar
elektronik, opto-elektronik, telekomunikasi, kamera. Masing-masing CCD linier diberi
robotik, komputer pengolahan data dan filter spektral yang telah ditetapkan
perangkat lunak. u n t u k perolehan data multi-spektral.
Pemanfaatan kemajuan teknologi Beberapa satelit mikro mengguna-
tersebut m e m u n g k i n k a n u n t u k : kan detektor CCD matrix, di mana elemen
foto diode t e r s u s u n secara matrix pada
• Penggunaan memory chip dengan
detektor. CCD matrix tidak dapat diguna-
kapasitas sangat besar d a n biaya
kan u n t u k pelarikan {scanning). Peng-
rendah, misal 1 GB memory chip
ambilan data citra dilakukan dengan cara
harganya sangat murah dan ukurannya
pemotretan digital p a d a 3 band spektral
relatif sangat kecil (digunakan pada
secara berurutan sepanjang lintasan orbit,
flash disk);
sehingga m e m e r l u k a n k a m e r a dengan
• Kinerja tinggi komputer pengolahan
beberapa bidang gambar atau beberapa
data dengan u k u r a n relatif kompak,
b u a h kamera. Lebar cakupan {swath
daya listrik rendah d a n biaya rendah;
width) data citra a k a n terbatas karena
• Ukuran sub-sistem telekomunikasi yang
CCD matrix biasanya di format u n t u k
kompak dengan k e m a m p u a n tinggi
k a m e r a video atau fotografi.
{cellular technology), d a n Iain-lain.
Ukuran d a n berat satelit mikro
Kemajuan teknologi tersebut di atas akan membatasi ukuran dan berat sensor
berperan p a d a pengembangan teknologi penginderaan j a u h m u a t a n satelit, ter-
berbagai sub-sistem satelit mikro. u t a m a m a s a d a n panjang vokal lensa
Kemajuan teknologi zat padat, opto- sistem optik. U m u m n y a panjang vokal
elektronik d a n mikro-elektronik meng- lensa u n t u k satelit mikro adalah lebih
hasilkan detektor optik Charge Coupled kecil dari 1 m.
Device (CCD) sebagai komponen pelarik
elektronik {electronic push broom scanner) 4 BERBAGAI SUB-SISTEM SATELIT
sistem sensor penginderaan j a u h . Pelarik MIKRO PENGINDERAAN JAUH
elektronik menggunakan CCD linier {linear
4.1 Sub Sistem Utama Wahana Satelit
CCD array), yang terdiri a t a s 1 baris Mikro Penginderaan Jauh
dengan ribuan elemen foto sensitif berupa
foto diode b e r u k u r a n sekitar 10 urn. 1 Wahana satelit mikro yang dituju-
baris elemen CCD linier dapat melarik kan bagi misi penginderaan j a u h pada
dan merekam data citra dengan keduduk- u m u m n y a terdiri a t a s sub-sistem satelit
an baris tegak l u r u s a r a h orbit satelit. 1 sebagai berikut (Stephen D. Wall, et. al.,
unit CCD linier di-gunakan untuk melarik 1990).
data citra pada 1 band spektral.
74
• Data handling and storage (pengaturan, kepada setiap sub-sistem satelit yang
pengolahan dan penyimpanan data); h a r u s m e l a k s a n a k a n perintah tersebut.
• Power supply (sumber pembangkit Perintah stasiun b u m i ke satelit mikro
tenaga listrik, catu daya tenaga listrik dapat berupa real time untuk dilaksanakan
dan pengatur pemakaian tenaga listrik); segera pada s a a t perintah diterima
• Attitude control (kendali atas sikap satelit satelit atau berupa time-tagged sequence
di orbit); u n t u k dilaksanakan satelit sesuai waktu
• Propulsion (pendorong satelit di orbit); yang telah diprogram;
• Telecommunication (perhubungan trans-
misi data a n t a r a satelit di orbit dengan 4.2.2 Penyusunan dan transmisi data
stasiun bumi kendali d a n telemetri); telemetri ke stasiun bumi kendali
dan telemetri
• Flight software (perangkat lunak bagi
operasi komputer satelit); Melakukan p e n g u k u r a n dan pe-
• Thermal control (pengatur temperatur rekaman berbagai data parameter dan
di dalam satelit); informasi satelit mikro di orbit, antara
• Flight mechanics (peralatan mekanik lain:
bergerak). • Status kesehatan seluruh sub-sistem
satelit;
Wahana satelit dinyatakan tidak • Umpan balik (feedback) perintah operasi
berfungsi bila salah s a t u sub-sistem setiap sub-sistem satelit yang diterima
tidak berfungsi dengan baik. Seluruh dari stasiun bumi kendali dan OBDH;
sub-sistem tersebut mempunyai fungsi
• Hasil pengukuran reflektansi rupa bumi
u t a m a (a) melayani k e b u t u h a n operasi
oleh sensor penginderaan j a u h ;
sensor penginderaan j a u h dan (b) menjaga
• Parameter sub-sistem d a n muatan
kesehatan d a n keselamatan satelit di
satelit lainnya.
orbit. Kesehatan satelit adalah keadaan
di mana satelit di orbit dapat dikendalikan Seluruh data tersebut kemudian
oleh stasiun bumi dalam melaksanakan di susun menurut aturan urutan komuni-
misi penginderaan j a u h selama perkiraan kasi, di encode d a n di modulasi u n t u k
usia satelit di orbit. dikirim sebagai aliran data transmisi
Penjelasan singkat fungsi berbagai telemetri dari satelit ke stasiun bumi
sub-sistem satelit mikro secara u m u m kendali (down-link).
u n t u k m e n d u k u n g misi penginderaan
jauh, adalah sebagai berikut. 4.2.3 Mengambil alih kendali satelit
dalam keadaan anomali satelit
4 . 2 Sub Sistem OBDH
Mengambil alih kendali satelit bila
Sub sistem pengolahan data dan karena s u a t u alasan satelit kehilangan
perekaman data p a d a w a h a n a satelit di hubungan telekomunikasi dengan stasiun
orbit atau on-board data handling and bumi kendali. Pada keadaan demikian
storage (OBDH) melakukan fungsi sebagai OBDH secara terprogram mengatur dan
berikut. menjaga kelangsungan operasi semua
sub-sistem satelit yang vital d a n melaku-
4.2.1 Perolehan perintah kendali sta- kan prosedur recovery dari kegagalan
siun bumi
komunikasi sesuai perangkat lunak ter-
Melakukan decode atau menter- pasang. OBDH akan terus berusaha men-
jemahkan modulasi signal radio berisi dapatkan kembali hubungan antara satelit
perintah kendali (control command) yang mikro dengan stasiun bumi kendali.
dikirim dari stasiun bumi kendali ke Kendali OBDH atas satelit dilakukan atas
satelit mikro di orbit (up-link). OBDH prosedur perangkat lunak, termasuk
kemudian m e n e r u s k a n perintah yang algoritma logika causal p a d a artificial
diterima dari stasiun b u m i kendali intelligence;
75
4.2.4 Penyimpanan data telemetri 4.3 Sub-Sistem Catu Daya

Menyimpan d a t a dan parameter Satelit di orbit biasanya meng-


yang belum dapat ditransmisi ke stasiun g u n a k a n sumber tenaga listrik (a) panel
bumi kendali melalui telekomunikasi matahari, (b) baterai kimia dan (c) reaktor
telemetri pada lintasan yang sedang ber- nuklir. Pada satelit mikro digunakan
langsung untuk dikirim pada kesempatan kombinasi panel surya foto voltaik dan
lintasan yang berikutnya. baterai kimia. Baterai kimia adalah jenis
Wahana satelit mikro yang berorbit yang d a p a t diisi ulang (rechargeable),
harus mempunyai kemampuan beroperasi yaitu tenaga listrik yang disimpan baterai
sendiri (autonomous operation) di orbit. dapat diisi kembali setelah digunakan.
Kemampuan beroperasi sendiri tersebut Sub-sistem catu daya satelit terdiri atas
sampai pada setiap tingkat sub-sistem bagian-bagian sebagai berikut.
satelit-mikro. • Pembangkit listrik (power supply);
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi • Pengatur daya listrik (power regulator);
di atas, sub-sistem OBDH terdiri a t a s • Penyimpan daya listrik (power storage).
bagian-bagian sebagai berikut.
• On-Board Computer (OBC) bagi fungsi Sub-sistem catu daya satelit ber-
pengolahan data d a n penghitungan fungsi u n t u k mengatur pemakaian daya
parameter kendali operasi satelit mikro; listrik pada satelit di orbit sebagai berikut.
• Pengatur u r u t a n (sequencing) perintah • Pembangkitan daya listrik;
dari stasiun bumi kendali d a n OBDH • Pengaturan kualitas daya listrik;
yang ditujukan ke berbagai sub-sistem • Pengaturan penggunaan dan pembagian
satelit; daya listrik,
• Data relay units u n t u k m e n e r u s k a n • Penyimpanan daya listrik;
dan membagi perintah d a n data pada • Disipasi kelebihan energi listrik;
berbagai sub-sistem satelit; • Menjaga ketersediaan energi listrik
• Decoders, encoders dan format data secara berlanjut;
u n t u k menterjemahkan dan menyusun • Menjaga usia baterai dan sumber listrik
format logik data dan parameter operasi lainnya;
satelit agar terbaca berbagai sub-sistem • Manajemen program daya listrik.
satelit. Aturan s u s u n a n format logik
data terutama digunakan pada tele- 4 . 4 Sub-Sistem Pengatur Sikap Satelit
komunikasi a n t a r a satelit mikro di
Beberapa sistem pengatur sikap
orbit dan stasiun bumi kendali;
satelit di orbit (attitude control) adalah
• On-board data recorder u n t u k melaku-
sebagai berikut.
kan fungsi sebagai berikut.
- Merekam data parameter dan status 4.4.1 Stabilisasi satelit dengan bandul
sub-sistem satelit; Stabilisasi satelit pada sumbu tegak
- Merekam hasil perolehan data sensor secara pasif dengan bandul sentrifugal
penginderaan j a u h ; (gravity boom stabilized attitude control).
- Menyimpan perangkat lunak bagi Bandul sentrifugal yang diletakkan di
operasi sub-sistem OBDH dan sub- bagian atas satelit menjulur ke arah
sistem lainnya p a d a satelit mikro. antariksa a t a u arah berlawanan gaya
tarik bumi. Dengan cara demikian sensor
Satelit mikro memakai perekam satelit penginderaan j a u h dan antena
data elektronik solid state memory karena telekomunikasi dapat selalu menghadap
ukuran fisik dan penggunaan daya sangat ke arah bawah, yaitu ke arah permukaan
kecil, serta operasi penyimpanan dan bumi. Biasanya d a p a t terjadi sedikit
pengambilan data sepenuhnya secara ayunan bandul, t e r u t a m a kalau satelit
elektronik (tidak a d a mekanik bergerak). melalui badai matahari.
76
4.4.2 Stabilisasi satelit dengan diputar matahari yang menunjukkan sikap satelit
Stabilisasi satelit dapat dilakukan yang sebenarnya. Penyimpangan sikap
dengan cara diputar p a d a s u m b u satelit satelit di deteksi d e n g a n perhitungan
berbentuk silinder (spin-stabilized attitude data selisih posisi satelit yang diminta
control system). Cara stabilisasi ini banyak dengan kedudukan satelit yang sebenar-
digunakan pada satelit telekomunikasi nya. Data selisih perhitungan pada ketiga
jenis lama di orbit geo-sinkron, misal seri s u m b u satelit dikirim ke OBDH u n t u k
satelit Palapa-A dan Palapa-B, tetapi juga menempatkan satelit pada kedudukan
dapat digunakan pada jenis satelit lain sikap yang seharusnya di orbit. Perbaikan
dan pada orbit lainnya pula. Efek stabili- sikap satelit d a p a t dilakukan dengan
sasi terjadi karena gaya putar membuat menggunakan sub-sistem (a) propulsi pen-
satelit stabil pada s u m b u putar satelit, dorong a t a u thruster, (b) roda momentum
yaitu mirip efek putar p a d a permainan (momentum wheel) d a n gyroscope atau
gangsing. Posisi s u m b u p u t a r satelit (c) gabungan k e d u a sub-sistem thruster
selanjutnya dapat diatur, misal dengan dan momentum wheel pada satelit besar.
gravity boom; Mengingat dimensi dan berat relatif
kecil maka pengaturan sikap satelit mikro
4.4.3 Stabilisasi satelit dengan kendali di orbit terutama menggunakan gabungan
pada 3-sumbu satelit sub-sistem momentum wheel dan gyroscope
serta kamera bintang. Komponen ketiga
Sistem stabilisasi dengan kendali sub-sistem tersebut dapat dibuat relatif
sikap pada tiga s u m b u satelit (three axis kecil u n t u k ditempatkan pada satelit
attitude control) di orbit menggunakan mikro. Putaran 3 unit momentum wheel
gyroscope dan roda momentum (momentum pada 3-sumbu satelit (sumbu x, y dan z)
wheel). Stabilisasi satelit demikian adalah yang lebih dipercepat atau lebih diper-
yang terbaik dalam memperoleh orientasi lambat akan mengalihkan sebagian momen
sensor penginderaan j a u h m u a t a n satelit putar pada w a h a n a satelit sehingga
u n t u k mengamati s a s a r a n obyek peng- mengubah orientasi sikap satelit di orbit.
inderaan jauh secara tepat pada berbagai Arah gaya momentum wheel yang dialihkan
sudut nadir d a n off-nadir. Satelit tele- p a d a w a h a n a satelit m e r u p a k a n reaksi
komunikasi geostasioner misal Palapa-C, berlawanan dengan arah percepatan atau
Telkom-1 dan Telkom-2 menggunakan perlambatan momentum wheel.
kendali stabilisasi satelit pada tiga sumbu Biasanya satelit mikro juga dapat
satelit untuk mengarahkan telapak antena membawa k u m p a r a n magnetik (magnetic
(antenna footprint) pada wilayah jangkauan coil) u n t u k mengubah orientasi sikap satelit
telekomunikasi sistem secara tepat di berdasarkan gaya magnetik satelit ter-
permukaan bumi. Stabilisasi satelit dengan hadap medan magnet bumi. Kumparan
kendali pada 3 s u m b u satelit m e r u p a k a n magnetik h a n y a digunakan sebagai sub-
sistem aktif. sistem sekunder, k a r e n a kurang efektif
Satelit penginderaan j a u h pada sebagai sub-sistem primer.
umumnya mengunakan pengaturan sikap Momentum wheel dapat mengalami
satelit dengan three axis attitude control. saturasi, bila kecepatan putarannya sudah
Beberapa satelit mikro menggunakan terlalu tinggi sehingga tidak dapat di-
gravity boom stabilized attitude control. gunakan lagi u n t u k mengatur sikap satelit
Kelemahan gravity boom adalah dapat di orbit. Bilamana hal tersebut terjadi
terjadinya osilasi kecil ayunan bandul di m a k a p u t a r a n momentum wheel h a r u s
orbit. diperlambat atau di-desaturasi (desatu-
Pada three axis attitude control data ration). Bila ada u p a y a memperlambat
tentang orientasi wahana satelit diperoleh momentum wheel maka gaya perlambatan
beberapa sub-sistem satelit, misal gyro- tentu dapat menyebabkan satelit me-
scope, kamera bintang atau sensor ngalami p e r u b a h a n orientasi sikap. Oleh

77
karena itu, perlambatan momentum wheel karena gerakan satelit di orbit relatif
dilakukan secara berhati-hati dengan terhadap stasiun bumi harus diupayakan
memberi gaya kompensasi untuk mem- tidak mengganggu h u b u n g a n komuni-
pertahankan sikap satelit. Gaya kompen- kasi a n t a r a satelit mikro dan stasiun
sasi diperoleh dengan menggunakan pe- bumi kendali. Efek Doppler pada hubungan
ngatur sikap satelit lainnya (sub-sistem telekomunikasi RF a n t a r a satelit di orbit
sekunder) di orbit, misal sub-sistem dan stasiun bumi kendali selalu ber-
(a) pendorong thruster atau (b) magnetic variasi. Ini disebabkan karena apabila
coil. Orientasi sikap satelit dibuat tidak satelit diamati oleh stasiun bumi pada
terlalu banyak b e r u b a h selama proses berbagai kedudukan orbit maka kecepatan
desaturasi momentum wheel dilakukan. satelit akan selalu berubah atau ber-
variasi. Pergeseran frekuensi telekomuni-
4.5 Sub-Sistem Telekomunikasi kasi juga dapat disebabkan perubahan
temperatur sekeliling alat pemancar RF
Sub-sistem telekomunikasi fre- atau penerima RF p a d a satelit mikro di
kuensi radio (RF) diperlukan agar OBDH orbit.
satelit d a n seluruh sub-sistem satelit Proses mencocokkan (matching)
dapat b e r h u b u n g a n secara timbal-balik h u b u n g a n telekomunikasi pemancar RF
dengan stasiun bumi kendali dan telemetri. dan penerima RF a n t a r a stasiun bumi
Berbagai bagian sub-sistem telekomunikasi kendali dan satelit mikro disebut locking
pada satelit mikro (dan stasiun bumi up. Seringkali upaya locking up tidak
kendali dan telemetri) adalah sebagai m u d a h u n t u k dilakukan, tetapi teknologi
berikut. tersebut j u g a semakin maju.
• Antena directional p a d a satelit (antena
4.6 Sub-Sistem Perangkat Lunak
tracking p a d a stasiun bumi kendali);
• Pemancar (transmitter) energi signal RF; Kemajuan p a d a kinerja prosesor
• Penerima (receiver) energi signal RF; komputer d a n tingginya kapasitas pe-
• Penguat (amplifier) daya signal RF; nyimpanan data pada solid state memory
• Modulator signal data RF; memberikan k e m a m p u a n pemakaian pe-
• De-modulator signal data RF; rangkat lunak dengan fungsi luas dan
• Encoder signal data; lebih lengkap pada satelit mikro, sehingga
• Decoder signal data; lebih banyak proses kendali satelit mikro
• Generator waktu satelit, d a n Iain-lain yang dapat dilakukan oleh OBDH. Per-
kembangan tersebut m e m b u k a peluang
Sub-sistem telekomunikasi diper- u n t u k mengalihkan lebih banyak tugas-
lukan satelit u n t u k dapat b e r h u b u n g a n tugas operasi rutin stasiun bumi kendali
dengan stasiun bumi kendali d a n pada perangkat lunak satelit mikro di
sebaliknya pada d a e r a h frekuensi tele- orbit (micro-satellite flight software).
komunikasi RF serta kecepatan aliran Sub-sistem perangkat lunak mem-
dan format transmisi data yang telah punyai peran dan fungsi pada kendali
ditetapkan. operasi satelit, antara lain sebagai berikut.
Untuk menjaga kelangsungan d a n • Mengatur operasi satelit sesuai perintah
kehandalan telekomunikasi antara satelit terprogram yang dikirim oleh stasiun
mikro di orbit dengan stasiun bumi kendali bumi kendali atau yang dilakukan
dan sebaliknya diperlukan sinkronisasi OBDH satelit mikro secara mandiri
pemancar RF dan penerima RF (Tx and (autonomous) bagi operasi seluruh sub-
Rx synchronization) mengingat keadaan sistem satelit;
lingkungan di antariksa serta dinamika • Melakukan tugas perolehan, peng-
orbit satelit mikro. olahan, penyimpanan, pengaturan dan
Pergeseran frekuensi telekomuni- pengiriman d a t a telemetri dari semua
kasi RF yang diakibatkan oleh efek Doppler sub-sistem satelit d a n sistem sensor
78
penginderaan j a u h m u a t a n satelit ke penting dilakukan mengingat peralatan
stasiun bumi kendali d a n telemetri; elektronik d a n mekanik h a r u s ditempat-
• Mengatur d a n menjaga kendali sikap kan pada parameter temperatur ling-
(attitude control) satelit di orbit; kungan kerja tertentu agar dapat bekerja
• Mendeteksi anomali satelit dan me- dengan baik d a n memberi hasil optimal.
lakukan perlindungan satelit dari Perlindungan terhadap komponen
gangguan [fault protection) secara elektronik satelit yang sensitif temperatur
autonomous bila terjadi anomali satelit; dari gangguan atau kerusakan dilakukan
• Mengamati keadaan d a n parameter dengan berbagai cara, yaitu antara lain,
kritis satelit dengan deteksi dan pemulih- sebagai berikut.
an (recovery) antara lain, sebagai berikut.
• Memberikan selimut pelindung radiasi
- Anomali p a d a setiap sub-sistem d a n p a d a bagian luar satelit;
pada sensor m u a t a n satelit, • Memasang radiator pembuang p a n a s
- Kehilangan hubungan telekomunikasi di dalam d a n di luar satelit;
a n t a r a satelit d a n stasiun bumi; • Memberi warna, b a h a n lapisan dan
- Perubahan ekstrem temperatur di cermin p e r m u k a a n luar satelit yang
luar parameter operasional satelit; m e m a n t u l k a n energi radiasi;
- Penyimpangan sikap satelit di orbit; • Memasang jendela yang dapat dibuka
- Penyimpangan navigasi satelit di dan diturup untuk mengatur temperatur
orbit. di dalam w a h a n a satelit;
• Melakukan perlindungan secara otonomi • Menempatkan pemanas di dalam satelit;
(autonomous protection) u n t u k menjaga • Memberi warna hitam di luar per-
kelangsungan operasi dan kendali sistem mukaan wahana satelit yang membuang
satelit p a d a s a a t terjadi anomali, misal panas.

- Mengarahkan a n t e n a satelit mikro Pada umumnya parameter tempera-


selalu ke p e r m u k a a n bumi; tur kerja peralatan elektronik adalah
- Mematikan sub-sistem yang tidak sekitar -25°C sampai dengan 80°C, dengan
kritis u n t u k m e n g h e m a t tenaga; nilai t e m p e r a t u r kerja ideal p a d a 25°C
- Meminta bantuan pertolongan stasiun (Texas Instruments, 1984). Di luar para-
bumi kendali; meter temperatur kerja tersebut peralatan
- Melakukan sendiri manuver orbit elektronik a k a n mengalami kerusakan,
yang diperlukan; k h u s u s n y a komponen zat padat (solid
- Menjalankan algorithm u n t u k menjaga state).
kesehatan d a n keselamatan satelit; Pengaturan temperatur di dalam
- Melakukan operasi rutin satelit mikro w a h a n a satelit mikro p a d a u m u m n y a
di orbit, dan Iain-lain. adalah dengan cara sebagai berikut.
4.7 Sub-Sistem Pengatur Temperatur • Memberi selimut termal atau pelindung
radiasi lainnya di bagian luar satelit,
Pada p e r m u k a a n luar w a h a n a
• Memberi warna hitam di permukaan
satelit mikro di orbit yang menghadap ke
luar w a h a n a satelit yang m e m b u a n g
arah matahari dan permukaan luar satelit
atau mengemisikan p a n a s ;
yang menghadap ke arah berlawanan
• Memasang radiator di bagian luar
matahari (bagian kegelapan antariksa)
wahana satelit u n t u k membuang panas.
akan terdapat perbedaan temperatur
sampai ratusan derajat Celsius. 4 . 8 Sub-Sistem Mekanik
Perbedaan temperatur yang ekstrem
tersebut dapat berpengaruh pada kinerja Sub-sistem mekanik (flight mecha-
komponen-komponen satelit mikro, ter- nics) a n t a r a lain terdiri a t a s :
utama komponen elektronik. Pengaturan • Mekanik penggerak bertenaga mesin
temperatur di dalam w a h a n a satelit listrik;
79
• Mekanik penggerak non-mesin, misal orbit). Tujuan u n t u k melakukan kendali
pegas, tekanan gas d a n sebagainya; sikap satelit d a n posisi navigasi orbit
• Gigi dan t u a s penggerak; satelit t e r u t a m a u n t u k menjaga kualitas
• Lengan sibernetik, robotik d a n Iain- data citra penginderaan jauh, misal
lain. iluminasi d a n s u d u t matahari yang tetap
pada perolehan d a t a oleh sensor peng-
Penggunaan sistem mekanik
inderaan jauh serta ketepatan arah sensor
dimaksudkan u n t u k niembuat bagian
ke obyek di m u k a b u m i yang diamati
tertentu satelit dapat digerakkan secara
(Oliver Montenbruck, et.al, 2005).
terpisah dari bagian lainnj'a u n t u k
menjalankan fungsi tertentu yang di- Pada satelit besar sub-sistem pro-
haruskan, misal m e m b u k a lipatan panel pulsi dapat berupa mesin roket (thruster),
surya. Beberapa sub-sistem mekanik t e r m a s u k b a h a n bakar, tangki, katup,
memerlukan sensor u n t u k m e m a n t a u regulator, pipa aliran d a n peralatan ken-
gerakan, misal p a d a p e m u t a r a n cermin dali. Thruster p a d a satelit menggunakan
pelarik mekanik dalam sistem sensor b a h a n bakar jenis mono-propellant, misal
penginderaan j a u h . hydrazine (N2H4). Sampai dengan tempera-
tur sekitar 250°C cairan hydrazine berada
Sub-sistem mekanik. rentan ter-
dalam keadaan stabil, tetapi bila diberi
hadap masalah t e r u t a m a pada bagian
katalisator (temperatur tinggi atau di-
yang bergerak, sehingga pemantauan atas
nyalakan) m a k a komposisinya akan ter-
status komponen mekanik dilakukan
urai dengan melepas panas dan pemuaian
sebagai upaya u n t u k menghindari d a n
(tekanan) gas tinggi (George P. Sutton,
mengantisipasi terjadinya gangguan dan
et.al., 2001). Besarnya tekanan gas (daya
masalah pada komponen tersebut. Pada
dorong) dapat diatur dengan kendali aliran
prinsipnya rancang b a n g u n satelit akan
hydrazine ke thruster, d a n sub-sistem
menghindari adanya sub-sistem mekanik.
propulsi satelit tersebut dapat dinyalakan
Gaya gerakan mekanik yang
serta dimatikan setiap waktu.
dilakukan pada w a h a n a satelit h a r u s di
kompensasi dengan gaya sama dan ber- Bahan bakar satelit h a r u s dapat
lawanan, karena setiap gaya yang ditimbul- disimpan selama perkiraan usia satelit di
kan oleh gerakan mekanik dapat mengubah orbit u n t u k sewaktu-waktu siap digunakan.
sikap satelit di orbit. Hydrazine cair dapat disimpan di dalam
Sub-sistem mekanik yang diguna- tangki k h u s u s sampai 15 t a h u n (George
kan p a d a satelit mikro u m u m n y a terdiri P. Sutton, et. al., 2001).
atas antara lain (a) gyroscope dan momen- Sub-sistem propulsi satelit mikro
tum wheel pada sub-sistem attitude control, j u g a dapat m e n g g u n a k a n gas bertekanan
(b) pembuka panel surya (deployable solar tinggi yang dilepas p a d a nozzle atau
panel), (c) p e m b u k a gravity boom bila thruster kecil. J e n i s gas yang digunakan
diperlukan dan Iain-lain. adalah Nitrogen, Krypton, Argon, Freon 14,
u d a r a kering d a n Iain-lain. Tangki gas
4.9 Sub-Sistem Propulsi u m u m n y a berbentuk bola (George P.
Sutton, et.al., 2001).
Sub-sistem propulsi (mesin pen-
dorong satelit di orbit) diperlukan satelit Penggunaan gas bertekanan tinggi
penginderaan j a u h operasional atau pada sub-sistem propulsi satelit hanya
komersial, misal satelit Landsat, SPOT, memberikan daya dorong rendah. Apabila
JERS-1, MODIS, Ikonos d a n Iain-lain. daya dorong lebih besar diperlukan maka
Sub-sistem propulsi p a d a sistem satelit h a r u s menggunakan thruster berbahan
penginderaan j a u h digunakan u n t u k bakar mono-propellant (George P. Sutton,
kendali sikap satelit (attitude control) di et.al. 2001).
orbit dan menjaga posisi satelit p a d a Sub-sistem propulsi pada satelit
orbit sinkron matahari (sun-synchronous digunakan a n t a r a lain, sebagai berikut.

i;0
• Orbit insertion a t a u manuver penem- dorong pada nozzle atau rnini-thuster
patan satelit ke orbit yang telah di- yang diinginkan, yaitu sebesar koreksi
tetapkan pada saat satelit diluncurkan; orbit atau orientasi sikap satelit yang
• Kendali sikap satelit di orbit; diperlukan.
• Koreksi orbit satelit;
• Modifikasi orbit satelit. 5 KESIMPULAN

Ukuran dan k e k u a t a n sub-sistem • Teknologi satelit mikro m e r u p a k a n


propuisi pada satelit tergantung a n t a r a peluang membangun sistern pengamatan
lain pada: bumi dari antariksa yang murah, mudah
d a n efektif;
• Besar daya dorong yang diperlukan; • Indonesia sebagai negara kepulauan
• J u m l a h pemakaian selama perkiraan dengan wilayah sangat luas, kekayaan
usia satelit; s u m b e r alam, keaneka ragaman ling-
• Lama waktu setiap kali digunakan, kungan dan dinamika pembangunan
misal u n t u k kendali sikap satelit atau tata r u a n g sangat memerlukan pe-
manuver satelit p a d a orbit selama nguasaan teknologi pengembangan dan
perkiraan usia satelit. p e m b a n g u n a n satelit;
• Pengembangan, rancang bangun, inte-
Sistem propuisi satelit sangat grasi d a n operasi seluruh sub-sistem
diperlukan p a d a kejadian badai matahari satelit mikro ditujukan agar wahana
di m a n a efek atmosfer d a p a t berpenga- satelit secara optimal dapat memberikan
ruh lebih besar p a d a satelit di orbit. pelayanan operasi sensor penginderaan
Badai matahari menyebabkan atmosfer j a u h yang menjadi m u a t a n satelit di
atas bergejolak dan berombak. Bergejolak- orbit dengan misi spesifik, misal
nya atmosfer atas d a p a t menimbulkan k e t a h a n a n pangan;
gesekan (fiictiori) lebih besar antara satelit " Perencanaan dan pembangunan wahana
di orbit dengan molekul atmosfer yang satelit berikut seluruh fungsi sub-
lebih rapat saat badai matahari ber- sistem baru d a p a t dimulai setelah
langsung. Gesekan dengan molekul atmos- seluruh data parameter teknik dan
fer yang lebih rapat p a d a satelit akan operasi sensor penginderaan jauh
memperlambat kecepatan satelit di orbit m u a t a n satelit telah dapat dipastikan;
yang menyebabkan p e l u r u h a n ketinggian • Peluang pengembangan sub-sistem
orbit satelit. Kejadian p e l u r u h a n orbit w a h a n a satelit mikro dengan misi
satelit dapat m e m b u a t usia satelit lebih penginderaan j a u h dimungkinkan oleh
pendek karena satelit dapat lebih cepat kemajuan teknologi zat padat (solid
jatuh ke m u k a bumi. state), mikro-elektonik, opto-elektronik,
Apabila satelit masih dapat ber- robotik, komputer pengolahan data,
fungsi dengan baik d a n masih sangat telekomunikasi d a n perangkat lunak;
diperlukan m a k a satelit tersebut h a r u s • Kinerja satelit mikro berikut seluruh
diupayakan u n t u k ditempatkan kembali fungsi sub-sistem u n t u k misi peng-
pada lintasan orbit yang benar. Upaya inderaan j a u h adalah serupa dengan
pemulihan satelit di orbitnya memerlukan satelit penginderaan j a u h operasional;
daya dorong dengan sub-sistem propuisi. • Keadaan fisik sensor penginderaan jauh
Sub-sistem propuisi satelit mikro m u a t a n satelit dibatasi oleh dimensi
memakai perangkat nozzle yang bekerja satelit mikro dengan keseluruhan
dengan gas bertekanan tinggi atau mini- berat satelit lebih kecil dari 100 kg.
thruster dengan b a h a n bakar mono- Pembatasan ini t e r u t a m a berpengaruh
propellant. Aliran gas bertekanan tinggi p a d a dimensi lensa kamera bila
atau bahan b a k a r hydrazine dapat diatur bermaksud memperoleh resolusi sensor
secara tepat u n t u k m e n d a p a t daya sangat tinggi p a d a m u k a bumi, yaitu

81
panjang fokus lensa k a m e r a f lebih H. P. Roser, 2003.Srnall Satellites for Earth
kecil dari 1 m; Observation, 4th International Sym-
• Wahana satelit mikro dan sensor posium, IAA.
m u a t a n satelit sangat potensial u n t u k Klaus Briess, et. al., 2002. Outline of a
dibangun bagi keperluan misi peng- Remote Sensing Micro-Satellite for
inderaan j a u h tata ruang, sumber Food Sustainability in Indonesia, DLR
alam dan lingkungan; Berlin.
• Wahana satelit mikro secara ter- LAPAN, 2004. Development of LAPAN-
integrasi d a n p a d a s e l u r u h tingkat TUBSAT Micro-Satellite, Technical
sub-sistem h a r u s dapat beroperasi Document, Project Manager, Space
secara autonomous, serta dapat men- Telecommunication and Information,
d u k u n g fungsi operasi harian satelit System Technology Design and
mikro di orbit; Development.
• Wahana satelit h a r u s m a m p u u n t u k Oliver Montenbruck, et.al., 2005. Satellite
dapat melakukan pemulihan bila Orbits: Models, Methods. Applications,
terjadi anomali p a d a salah satu atau Springer.
lebih fungsi sub-sistem di orbit dengan Optoelectronic Data Book: Infrared,1984.
p e m b a n g u n a n perangkat lunak OBDH Imaging and Visible Products, Texas
bagi tugas tersebut. Instruments.
• Pembangunan sensor pelarik bagi Stefan Schultz, et.al, 2000. DLR-TIJBSAT:
perolehan data citra penginderaan j a u h A Microsatellite for Interactive Earth
optik multi-spektral adalah dengan Observation, TU Berlin.
detektor CCD linier. Stephen D. Wall et.al., 1990. Design of
Mission Operations System for
DAFTAR RUJUKAN. Scientific Remote Sensing, Taylor &
Francis.
George P. Sutton, et. al., 2 0 0 1 . Rocket W.G. Rees, 2 0 0 5 . Physical Principles of
Propulsion Elements, J o h n Wiley & Remote Sensing, Second Edition,
Sons. Inc.. Cambridge University Press.
Gunawan Prabowo, et.al., 2006. Pengem- Willi Hallmann, et.al, 1999. Handbuch
bangan Satelit Generasi II, Pustek- Raumfahrt-technik, 2. Auflage, Hanser
elegan, LAPAN. Verlag.

hi
Gambar 4 - l : S k e m a fungsi pengaturan sikap satelit

Berbagai sub-sistem satelit yang digunakan di dalam p e n g a t u r a n sikap satelit (attitude


control) dan h u b u n g a n kerja antar sub-sistem. Stasiun bumi kendali meminta satelit
ditempatkan pada sikap tertentu. Perintah tersebut diterima oleh sub-sistem on-board
data handling (OBDH), yang kemudian membaca parameter sikap satelit yang
sesungguhnya dari sensor bintang, panel surya atau gyroscope. OBDH kemudian
menghitung selisih parameter k e d u d u k a n satelit yang sesungguhnya dengan parameter
yang diminta stasiun bumi, d a n dari selisih perhitungan tersebut menempatkan satelit
pada sikap yang diminta oleh stasiun bumi. Pengaturan sikap satelit dilakukan dengan
momentum wheel atau thruster. Panel surya juga dapat digunakan u n t u k memeriksa
sikap satelit dari informasi arah posisi matahari yang menghasilkan daya listrik
maksimum.

83
Gambar 4-2: Fungsi sub-sistem catu daya

Denah di atas m e n g a m b a r k a n fungsi sub-sistem catu daya sistem satelit. Panel surya
digunakan sebagai generator tenaga listrik u n t u k mengisi batere dan menjalankan sub-
sistem satelit. Tenaga satelit diperoleh dari panel surya d a n batere. Operasi ini
dikendalikan oleh unit pengatur tenaga listrik, yang t e r u t a m a bertugas melakukan (a)
menjaga usia batere, (b) mengatur kualitas sumber daya listrik pada berbagai sub-
sistem satelit dan (b) mengelola dan membagi tenaga listrik yang diperlukan bagi
pengoperasian s e m u a sub-sistem satelit. Bila batere s u d a h terisi penuh sehingga
terdapat kelebihan a r u s listrik dari panel surya m a k a kelebihan a r u s listrik tersebut
dibuang ke antariksa melalui radiator pembuang daya listrik.

84

Anda mungkin juga menyukai