Anda di halaman 1dari 8

Teknologi Kunci Wahana Peluncur Nano Satelit

Prof. Dr. Heri Budi Wibowo


Universitas Pertahanan, ORPA-BRIN, Fellow Researcher at NASPCI
heribw@gmail.com, heri012@brin.go.id, heri.wibowo@naspci.org

Abstrak — Regional navigasi satelit sistem (RNSS) adalah suatu sistem navigasi yang daya
jangkaunya bersifat regional. Pemanfaatannya semakin hari semakin banyak orang menggunakan
bahkan berbagai bidang hampir semuanya membutuhkan informasi navigasi. Penelitian ini
mencoba mengeksplorasi sistem navigasi pada negara India yang skala jangkakunnya regional.
Metoda penelitian yang digunakan adalah metode penelitian studi literarur, literarur diperoleh
dari berbagai referensi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Hasil yang diperoleh, bahwa
sejarah pembangunan RNSS India bukan dibuat dalam waktu yang singkat, namun diperlukan
berbagai persiapan yang membutuhkan waktu tidak sebentar. Mulai dari kajian segmen
IRNSS, baik segmen darat, segmen ruang angkasa dan segmen pengguna, dipersiapkan seara
mendetil dan sebaik mungkin. Berikutnya sistem referensi juga menjadi perhatian, referensi yang
menentukan tata koordinat untuk keperluan koreksi atau acuan dalam berbagai aplikasi RNSS.
Berikutnya masalah konstelasi satelit, berdasar kebutuhan dan kondisi akan mempengaruhi
berapa jumlah satelit yang diperlukan untuk dapat mencakup area se Indonesia. Oleh karena
hal tersebut analisis studi ini menjadi suatu referensi dalam rangka membangun suatu sistem
navigasi yang mandiri, terlebih lagi jika dikaitkan dengan kebutuhan pertahanan dan keamanan.

Kata Kunci: Nano Satelit, Peluncur Roket, Satelit

PENDAHULUAN

Perkembangan satelit sangat pesat dan pembuatannya, dan dapat dilakukan berkali-
telah dimanfaatkan untuk berbagai sendi kali, seperti nano satellite. Teknologi satelit
kehidupan. Satelit bisa digunakan untuk dibarengi dengan perkembangan wahana
observasi bumi, tatasurya, dan system peluncur nya. Wahana peluncur roket besar
komunikasi dan navigasi. Penerapan satelit dengan berat ratusan ton untuk mengangkut
secara luas digunakan untuk mitigasi satelit ukuran di atas 100 kg, mulai bergeser
bencana, ekonomi, social, politik, budaya, ke arah reusable roket yang lebih murah atau
dan pertahanan keamanan. Penguasaan roket-roket kecil yang dapat meluncurkan
teknologi satelit dan wahana peluncurnya nano satellite dalam jumah kecil. Penguasaan
penting dilakukan. Perkembangan satelit teknologi wahana perlu memilih tipe yang
saat ini sudah sangat pesat. Pola perkem sesuai dengan kondisi negara sehingga dapat
bangan satelit selain dari sisi aplikasi dengan dipilih startegi yang tepat.
meningkatkan akurasinya, juga mulai
berkembang ukuran satelit. Perkembangan
satelit yang sangat besar, mahal, dan lama
proses penger jaanya sudah mulai bergeser
ke satelit kecil yang murah, cepat proses

Teknologi Kunci Wahana Peluncur Nano Satelit 13


Perkembangan Nano satelit

Satelit kecil adalah satelit dengan masa Bersama-sama dengan nano satellite
dan ukuran kecil (di bawah 1200kg). Satelit lain dalam bentuk satu formasi (satellite
kecil dibangun untuk menurunkan biaya warm) [1,2]. Perkembangan nano satellite
peluncuran dan biaya konstruksi. Satelit sangat pesat. Sepanjang tahun 2021 telah
kecil awalnya terutama digunakan untuk diluncurkan sekitar 1600 nanosatellite.
kepentingan riset yang membutuh kan Pesatnya nanosatellite karena ukuran kecil,
peluncuran berkali-kali. Perkembangan waktu pembuatan yang cepat, dan biaya
teknologi sensor saat ini, satelit kecil memiliki (pembuatan dan peluncuran) relative murah.
kemampuan yang sangat baik. Saat ini, satelit Satelit konvensional (medium-besar) mem
kecil seperti nanosatelit dan microsatelit butuhkan biaya sekitar US $ 575.000.000 per
tumbuh sangat pesat degan ukuran 1-50 unit, sedangkan biaya pembuatan-peluncuran
kg. Lebih dari 500 satelit kecil diluncurkan di nanosatellite hanya mem butuhkan biaya US
Eropa pada tahun 2015-2019 dengan nilai $ 575.000. Nano satellite juga membutuhkan
US$7.4 billion [1]. Satelit dibedakan menurut waktu pengerjaan yang lebih cepat *6-8
misi dan ukurannya. Satelit dapat dibedakan bulan) dibandingkan dengan satelit konven
berdasarkan beratnya menjadi satelit besar sional (1-5 tahun) [1,2].
(diatas 1.000kg), satelit medium (500-
Kemampuan nanosatellite untuk misi-misi
1000kg), satelit smallsatellite (100-500kg),
khusus sudah sangat diandal kan dengan
microsatellite (10-100kg), nano satellite
perkembangan sensor-sensor pendukung,
(1-10kg), dan picosatellite (kurang dari 1
khususnya untuk observasi bumi dan
kg). Nanosatelit awalnya digunakan untuk
komunikasi radio secara detail dengan
kepentingan riset karena misi-misi khusus
variasi radiometrik, spasial, spectra, dan
dan sering dilakukan, sehingga dibutuhkan
resolusi temporal. Gambar cukup detail
satelit yang murah, sering diluncurkan,
dari citra nano satellite dapat diterapkan
dan memiliki kemampuan yang memadai.
untuk studi tanah, laut, tumbuhan, dan air
Beberapa nanosateit yang cukup dikenal
tanah. Penerapan lain yang penting adalah
adalah ExoCube, ArdoSat, SPROUT, CubeSats,
observasi bumi,komunikasi,radio signal
SunSats, TubeSats, dan lain sebagainya.
monitoring (mitigasi bencana), geolokasi dan
Beberapa pengembang nanosatellite yang
logistic (pesawat, kapal, kereta, kendaraan
cukup dikenal adalah EnduroSat, GomSpace,
lain), dan aplikasi iptek lainnya. Secara umum,
NanoAvionics, NanoSpace, Spire, Surrey
orbit satelit sebagai daerah ketinggian satelit
Technology, NovaWurks, Daiura Aerospace,
akan ditempatkan diklasifikasikan sebagai
Planet Labs, Reactor, dan lain sebagainya.
orbit rendah LEO (Low Earth orbit) dengan
Nanosatellite biasa diluncurkan
ketinggian 100-500 mil, orbit medium MEO
(Medium Earth Orbit) dengan ketinggian
6000-12000 mil, dan orbit geostasioner GEO
(Geostationer Earth orbit) dengan ketinggian
di atas 22.240 mil [1].

14 Teknologi Kunci Wahana Peluncur Nano Satelit


Sistem Peluncur Nanosatellite

Nanosatellite biasanya diluncurkan dalam (10-50 unit). SSLV yang dikembangkan ISRO
kelompok-kelompok. Terdapat beberapa India dapat mengakut satellite kecil yang
system wahana peluncur nanosatellite, lebih murah dan waktu peluncuran relative
yaitu sebagai piggyback payloads dari roket singkat. SSLV dikembangkan dengan biaya
peluncur satelit besar, kemudian penggunaan irit 15-305 dan dirancang oleh cukup 6-10
reusable rocket yang lebih efisien 50%, dan, engineer. PSLV untuk peluncur satelit besar
penggunaan microlauncher rocket untuk dikembangkan oleh lebih dari 600 engineer
beberapa nanosatellite atau bahkan ada dengan biaya pengembangan US$ 21 milyar
yang satu roket misinya meluncurkan satu dan biaya pembuatan US$ 4.4 milyar. SSLV
nanosatellite (kasus khusus). dapat disiapkan dalam kurang dari 1 bulan.
SSLV menggunakan roket 3 stage dengan
Sistem roket peluncur satelit kecil (SSLV)
menggunakan bahantinggibakar 34 meter, padat,
diameter 2 meter,dalam
dan beratwaktu y
telah dikembangkan untuk meluncurkan
120 ton. Roket stage-1 menggunakan bahan
satelit kecil ke orbit LEO dengan kemampuan
sedang roket stage-2 dan sedang
stage-3 roket ukuran kec
bakar padat, roket stage-2 dan stage-3
mengangkut muatan 300-500 kg, sehingga
menggunakan bahan bakar cair [3].
dapat mengangkutmenggunakan bahan bakar cair [3].
beberapa nanosatellite 10 nanosatellite
menggunakan bahan bakar padat, dalam waktu
murah,yang singkat.d
mudah
sedang roket stage-2 dan stage-3 roket ukuran kecil yang hanya
kan bahan ba
menggunakan bahan bakar cair [3]. 10 nanosatellite. Roket beru
dioperasikan
murah, mudah dal
dioperasikan,
Roket
kan bahan dengan
bakar roket,uk
dioperasikan dalam waktu rel
Jepang yang d
Roket dengan ukuran kecil se
Jepang nanosatelite sam
yang dapat menga
km. sampai
nanosatelite roket SS-520
ke keti
km. roket SS-520 diameter 52
600 kg, panjan
600 kg, panjang 9855mm.
Gambar 1. Wahana peluncur satelit dapat disiapkan
Gambar 1. Wahana peluncur satelit dapat disiapkan dalam hitung
berbagai system:
berbagai a.a.SSLV-ISRO
system: India.
SSLV-ISRO India. Falcon-9
Falcon-9
SPACE-X. c. Microlauncher
SPACE-X. SS-520
c. Microlauncher SS-520 Jepang
Jepang
Teknologi
Teknologi Kun
Kunci Wahana
[3,4,5]. Nanosatellite.
[3,4,5]. Nanosatellite.
Perkembangan teknologi peluncur Teknologi wahana
Perkembangan
Perkembangan teknologisejak peluncur teknologi peluncur Teknologi
tahun sejak Teknologi
2015 menjadi babakpropulsi,
baru system control, dan
nanosatellite seperti SS-5
tahun 2015 menjadi babak baru dengan material ringan-tahan panas menjadi tonggak
nanosatellite s
sejakdengan
tahun dikembangkanya
2015 menjadi babak reusable baru motor roket, launcher, altitu
dikembangkanya reusable rocket, dimana baru dalam system peluncuran satelit secara
roket dapat dipakai ulang. dimana
rocket, Space-X komersial
roket dapat dipakaiyang system, motor
lebih murah.
ulang. ground control system
roket, la
dengan dikembangkanya reusable
mengembangkan roketSpace-X Falconmengembangkan
yang roket Falcon dan satellite thruster.
Perkembangan roket peluncur nanosatellite
system, ground c
rocket, dimana roket dapat
dapat digunakan Kembali, sehingga dapat dipakai
dengan ukuran
ulang.
yang lebih kecila.atau disebut
menghemat 50% dari biaya yang dapatdan digunakan
pembuatan Kembali, Motor roket. M
Space-X
peluncuran. Roket Falcon yang mengembangkan
sehingga
microlauncher
dapat menghemat roket
diluncurkan
juga
Falcon
50% dari
telah dan satellite
berkembang
sebagai penggerakthru
rok
untuk eksplorasi dalam waktu yang singkat.
dapat memuat sampai 200 satelit kecil. dua type, a. yaituMotor
motor rok
yangbiayadapatpembuatandigunakan Kembali,
dan peluncuran. Roket
Falcon yang diluncurkan dapat memuat motor roket padat. M
sehingga dapat menghemat 50%
Teknologi Kunci Wahanadari
Peluncur Nano Satelit sebagai
15 pe
sampai 200 satelit kecil. Teknologi untuk peluncur satelit
biaya pembuatan dan peluncuran. Roket dua type, y
Beberapa roket ukuran kecil yang hanya mengangkut 1-5 nanosatelite sampai ke
memuat 1-10 nanosatellite. Roket berukuran ketinggian 500 km. roket SS-520 diameter
kecil, murah, mudah dioperasikan, mengguna 520mm, berat 600 kg, panjang 9855mm.
kan bahan bakar roket, dan dapat dioperasikan Roket ini dapat disiapkan dalam hitungan hari
dalam waktu relative cepat. Roket dengan [5].
ukuran kecil seperti S-520 Jepang yang dapat

Teknologi Kunci Wahana Peluncur Nanosatellite

Teknologi wahana peluncur nanosatellite solid fuel serbuk aluminium, dan system
seperti SS-520 adalah motor roket, launcher, binder polibutadien (HTPB atau CTPB).
altitude control system, ground control Roket padat umumya digunakan untuk
system, launcher, dan satellite thruster. booster atau roket pendorong awal
pada ketinggian 20-40 km, kecuali
a. Motor roket. Motor roket sebagai
system roket bertingkat yang semuanya
penggerak roket terdapat dua type,
roket padat seperti Roket SS-520.
yaitu motor roket cair dan motor roket
Roket padat merupakan system roket
padat. Motor roket untuk peluncur satelit
dengan teknologi yang lebih sederhana
biasanya betingkat, dimana untuk roket
dibandingkan dengan roket cair.
pertama atau booster mengguna kan
Teknologi kunci dari system roket padat
roket padat, sedang roket berikutnya
adalah propelan, system pelapis, dan
dapat berupa roket padat maupun roket
struktur. Propelan merupakan senyawa
cair. Roket cair menggunakan bahan
energetic yang akan menghasilka
baku pro pelan cair berupa system
energi pembakaran tinggi sehingga
cryogenic, semicryogenic, dan non-
menghasilkan gaya dorong yang cukup
cryogenic. Bahan criogenic biasa nya
untuk menggerakkan roket. Propelan
berupa bahan oksigen cair (LOX) dengan
komposit yang baik memiliki impuls
hydrogen cair (LH2) atau metan cair (LNG)
spesifik tinggi (220-260 detik) dengan
seperti yang digunakan oleh roket ares I,
laju bakar moderat. Perkembangan
Saturn, dan H-II. Bahan semicryogenic
saat ini mengarah pada penggunaan
seperti cam puran LOX dengan kerosen
propelan smokeless yang ramah
(RP-1), alcohol, atau gasoline. Sistem
lingkungan. Struktur motor roket padat
non-cryogenic atau hyperglic yang dapat
yang ringan dan kuat akan menghasilkan
menyala tanpa bantuan penala awal
motor roket yang beratnya Sebagian
seperti asamnitrat-kerosen, peroksida-
besar adalah propelan. Motor roket yang
kerosen, asam nitrat-hidrazin. Beberapa
baik memiliki berat propelan 70-90%
roket yang menggunakan system ini
dari total berat motor roket. Penggunaan
adalah Space-X, Voyager-I dan II. Roket
sistem insulasi thermal digunakan untuk
cair memiliki kelebihan dapat dikontrol
meredam panas yang di hasilkan dari
arahnya dengan mengatur besaran
pembakaran propelan sehingga suhu
bahan bakar. Teknologi kunci dari roket
di dinding tabung tidak terlalu tinggi.
cair adalah system bahan bakar cair dan
Pengembangan material EPDM sebagai
storage-nya, system valve dan injeksi,
insulasi thermal yang mampu meredam
serta system chambernya [6,7].Motor
panas, kelenturan yang baik, dan cukup
roket padat menggunakan propelan
tipis saat ini menjadi teknologi penting
padat. Bahan bakar roket padat biasanya
juga [8,9,10].
propelan komposit dengan bahan baku
utama oksidator ammonium perklorat,

16 Teknologi Kunci Wahana Peluncur Nano Satelit


b. ACS (Altitude Control System). ACS c. Ground Segment. Untuk roket yang
adalah suatu system untuk mengetahui besar dibutuhkan system peluncur
posisi roket, melepaskan roket yang penting, meliputi system rangka
bertingkat beri kutnya (separasi), atau peluncur roket, system penyalaan, dan
meluncurkan muatan atau satelit. ACS komando control. Beberapa system
biasa nya terdiri dari perangkat sensor, peluncur menggunakan rangka
system telemetry, dan system pelepasan terbuka, beberapa system peluncur
muatan atau pelepasan roket bertingkat menggunakan kubah. Teknologi control
berikut nya. Sistem telemetri model dan firing saat ini sudah berkembang
lama menggunakan radio RF mengguna maju.
kan frekuensi tinggi. Perkem bangan
d. Satellite thruster. Sistem satellite
saat ini menggunakan GPS (Global
thruster adalah suatu motor kecil
Positioning System) yang lebih akurat dan
untuk mengarahkan satelit ke orbitnya
membutuhkan perangkat yang lebih
kemudian melepaskan diri. Terdapat
ringkas. Teknologi GPS menjadi teknologi
beberapa system penggerak berbasis
kunci dalam pengembangan ACS karena
gas, mono propelan padat, propelan cair,
harus menggunakan GPS spesifikasi
maupun elektrik. Teknologi kunci yang
khusus, dapat melewati percepatan di
diperlukan adaah system kendali yang
atas 4G, kecepatan di atas 1 Mach, dan
akan mengarahkan satelit, sensor posisi,
ketinggian di atas 20 km (persyaratan
dan system propulsi [13,14,15].
GPS komersial) [11,12].

Perkembangan Sistem Peluncur Satelit di Indonesia

Indonesia akan membangun bandar antariksa Terdapat beberapa scenario pengua saan
di Biak yang di perkirakan akan beroperasi teknologi wahana peluncur nanosatellite di
tahun 2040, sebagai tindak lanjut dari Indonesia, meliputi riset mandiri, kerjasama
Undang-Undang No 21 Tahun 2013 tentang riset dengan mitra luar negeri, dan alih
Keantariksaan dan PerPres No 45 tahun 2017 teknologi. Untuk menjalankan semua
tentang Rencana Induk Keantarik saan. Selain scenario yang dimungkinkan, maka perlu
pembangunan bandar antariksa, Indonesia diidentifikasi kemampuan wahana peluncur
juga akan mem bangun system wahana yang ada di Indonesia saat ini. Teknologi
peluncur satelit kecil atau nanosatellite di Biak roket adalah teknologi strategis, sensitive, dan
dalam rangka penguasaan system peluncur bersifat dual use atau dapat dipergunakan
satelit kecil. Untuk melaksanakan tersebut untuk kepentingan sipil maupun militer. Alih
sedang disusun Peraturan Pemerintah teknologi dari negara maju yang menguasai
tentang penguasaan tekno logi dan peraturan teknologi roket sangat sulit. Beberapa
Pemerintah tentang pembangunan Bandar batasan telah dilakukan oleh negara maju
Antariksa di Biak. Pembangunan system melalui MTCR (military Technology Control
peluncur nano satelit diperlukan dalam Regime) yang membatasi alih teknologi
rangka penguasaan teknologi peluncur roket yang dapat dipergunakan dek
satelit dan pengembangan satelit-satelit struktif terhadap negara lain. Dalam MTCR,
untuk riset. Model yang cocok untuk pem pengembangan teknologi roket atau wahana
bangunan wahana peluncur nanosatelit peluncur yang berdaya jangkau 200 km atau
adalah system microlauncher seperti roket mampu membawa muatan sebanyak 500 kg
SS-520 berupa roket padat bertingkat yang dilarang. Selain itu, pembatasan terhadap
dapat meluncurkan 1-10 nanosatellite sekali pemanfaatan teknologi sensor melalui
peluncuran. COCOM, seperti peralatan GPS dengan

Teknologi Kunci Wahana Peluncur Nano Satelit 17


ketinggian, percepatan, dan kecepatan yang dengan system era BRIN yang menyatukan
ditentukan. Riset Teknologi roket dan satelit semua laboratorium-laboratorium sain dan
di Indonesia selama ini diakukan oleh LAPAN teknologi diharapkan dapat mempercepat
yang kemudian dilebur menjadi BRIN sejak pencapain riset tersebut [18]. Penguasaan
tahun 2021. Riset penguasaan teknologi roket teknologi control dan telemetri untuk
pengorbit nanosatellite dilakukan ber basis mengetahui lajur dan posisi roket juga telah
roket padat Sonda bertingkat RX-450 dan RX- dilakukan dengan riset telemetri berbasis GPS
550. Sampai saat ini, kemampuan roket Sonda dan radio RF. Perkembangan riset GPS diperlu
Indonesia adalah RX-450. Beberapa teknologi kan Kerjasama dengan luar negeri karena GPS
kunci yang perlu dikuasai adalah teknologi komersial dibatasi kemampuannya hanya
motor roket, system control, dan telemetri. dapat bekerja pada percepatan di bawah 4G,
Untuk Teknologi motor roket banyak kecepatan di bawah 1 Mach, dan ketinggian
teknologi kunci yang perlu dikuasai, meliputi: di bawah 20 km. ROket RX-450 atau RX-
propelan, struktur ringan, dan propulsi. 550 didisain beroperasi pada percepatan
Teknologi propelan yang diperlukan untuk di atas 4 G, kecepatan di atas 2 Mach, dan
motor roket RX-50 dan RX-550 adalah mixer ketinggian di atas 20 km. Pengembangan
ukuran besar (600L) dan bahan baku propelan system telemetri berbasis frekuensi RF sudah
yang kualitasnya terjaga dan menghasilkan mulai ditinggalkna oleh negara-negara maju
impuls spesifik tinggi (di atas 240 detik). [19,20].
Sampai saat ini, propelan yang dihasilkan
Teknologi sensor untuk mengetahui kondisi
memiliki Isp 220 detik. Berat jenis propelan
sekitar roket pada ketinggian yang diperlukan
biasanya di di atas 1,7 g/cm3. Teknologi
belum dikembangkan di Indonesia. Demikian
struktur yang ringan dan kuat diperlukan agar
pula teknologi propulsi untuk mengge rakkan
motor roket membutuhkan struktur yang
satelit ke orbit. Kebutuhan teknologi kunci
ringan, sehingga motor roket dapat memuat
tersebut diperlukan persyaratan kemampuan
bahan bakar semaksimal mungkin. Idealnya,
roket untuk sampai ketinggian minimal
rasio propelan terhadap berat motor roket
200km. Kerjasama riset dalam negeri telah
agar efisiensinya tinggi adalah 80-90%. Motor
dilakukan antar unit riset dan perguruan
Roket RX-450 saat ini memiliki rasio 45-55%.
tinggi. Beberapa Kerjasama riset telah
Pengembangan material struktur perlu dilakukan dengan negara-negara maju seperti
ditingkatkan. Roket SS-520 dengan 3 tingkat Jepang dan China. Kebijakan alih teknologi
mampu mencapai ketinggian 500 km dengan dan penguasaan teknologi keantariksaan
muatan satelit 10-50 kg. Oleh karena itu, diperlukan untuk menjamin kepada negara
riset bersama atau alih teknologi propelan maju bahwa tekologi roket yang sensitive
dan struktur perlu dilakukan secara massif dijamin negara hanya untuk kepentingan
dan intensif. Kolaborasi riset dalam negeri damai.

KESIMPULAN

Penguasaan wahana peluncur nanosatelit yang perlu dikuasai adalah teknologi motor
penting dalam rangka penguasaan teknologi roket, system telemetri dengan GPS, micro
antariksa yang diamanatkan undang-undang thruster, dan sensor. Teknologi roket yang
dan dalam rangka mendorong pengusaan perlu dikuasai adalah mixer 600L, propelan
keantarik saan untuk kemajuan bangsa. Tipe dengan Isp di atas 240 detik, struktur motor
wahana peluncur yang cocok dikembangkan ringan dengan rasio propelan/motor 80-
adaah single micro launcher denga roket padat 90%. Pengusaan teknologi peluncur perlu
bertingkat. Teknologi kunci wahana peluncur dilakukan secara simultan antara kolaborasi

18 Teknologi Kunci Wahana Peluncur Nano Satelit


riset dalam negeri, riset Bersama degan alih teknologi dan penguasaan teknologi
negara maju, dan alih teknologi. Kebijakan keantariksaan sangat diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Davis, M., 2021, Nanosatellites are the Future launcher, Space Propulsion 2012 – ID
of Satellites: Earth Observation Now 2394102, 1-11
Smaller, Cheaper Than Ever, , 13 Oktober
Trudeau, A.J.M.H.D., 1993, Solid rocket motor
2021, 10:25 PM.
space launch vehicles, Acta Astronautica
Bille, M. and Hunsaker, T., 2013, Nanosat Volume 30, July 1993, Pages 165-172.
Launch Vehicle: A Global Perspective and
Abrahmsson, P., 2003, Combined Platform for
Business Case, Conference AIAA Space
Boost Guidance and Attitude Control for
2013.
Sounding Rockets, http://www.ep.liu.se/
Wikipedia, 2022, SmallSatellite Launch exjobb/isy/2004/3479/
Vehicle, https://en.wikipedia.org/wiki/
Alain G. de Souza, Luiz C. G. de Souza, "Satellite
Small_Satellite_Launch_Vehicle,11:15,
Attitude Control System Design Taking
8/19/2022.
into Account the Fuel Slosh and Flexible
Wikipedia, 2022, https://id.wikipedia.org/ Dynamics", Mathematical Problems
wiki/SpaceX#:~:text=Perusahaan%20 in Engineering, vol. 2014, Article ID
ini%20didirikan%20pada%20 820586, 8 pages, 2014. https://doi.
tanggal,kini%20beroperasi%20di%20 org/10.1155/2014/820586
Hawthorne%2C%20California.
Thales, 2021, Propulsion systems or devices
https://www.google.com/ for satellites, https://www.thalesgroup.
search?q=S520+rocket&rlz=1C1CHBF_ com/en/propulsion-systems-or-devices-
enID992ID992&oq=S520+&aqs=chrom satellites
e.0.69i59j69i57j0i19l8.4690j1j7&source
DeSantis, Dylan, 2014, Satellite Thruster
id=chrome&ie=UTF-8#imgrc=0bdSzR4
Propulsion- H2O2 Bipro pellant
Cx_VbjM.
Comparison with Existing Alternatives,
Hakim, A.N., 2018, Analisis Kinerja Enjin Roket JOUR.
Cair ECX1000H2-3, Jurnal Teknologi
Olatoyinbo, S.F. and Sobowale, A., 2022,
Dirgantara, 16(1):9.
An Overview of Satellite Propulsion
Mishra, D.P., 2017, Fundamentals of rocket Systems, Conference: Annual Technical
Propusion, CRC Press, France. Meeting of the Advanced Aerospace
Engines LaboratoryAt: Oka-Akoko, Ondo
Haviucu, M.O. and Kirkkopru, K., 2016,
State, NigeriaAffiliation: National Space
Numerical Simulation of Flow in a Solid
Research and Development Agency,
Rocket Motor: Combustion Coupled
DOI:10.13140/RG.2.2.17947.95527
with Regressive Boundary, Journal of
Multidisciplinary Enginee ring Science Wibowo, H.B., 2018, Current solid propellant
and Technology (JMEST) ISSN: 3159-0040 research and development in Indonesia
Vol. 3 Issue 1, January – 201. and its future direction, Journal of
Physics: Conference Series, 1130 (1)
Dumont, D., 2012, Variations of Solid Rocket
Motor Preliminary Design for Small TSTO

Teknologi Kunci Wahana Peluncur Nano Satelit 19


LAPAN, 2022, LAPAN Uji Terbang Roket RX- Dan Tekanan, 2020: Prosiding AVoER XII
450-5, Ini Hasilnya, https://www.lapan. Tahun 2020.
go.id/post/6746/lapan-uji-terbang-
Widada, W. and Kliwati, S., 2020, Analysis
roket-rx4505-ini-hasilnya, 18 Agustus
of GPS antenna visibility for rocket
2022, 10:22.
using SDR, AIP Conference Proceedings
Djatmiko, A.B., Ibadi, M., Rahmasari, F., 2020, 2226(1):030003, DOI:10.1063/5.0003441.
Perancangan Tabung Motor Roket Rx 450
Lapan Akibat Laju Perpindahan Panas

20 Teknologi Kunci Wahana Peluncur Nano Satelit

Anda mungkin juga menyukai