Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PERFORMA APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA SISTEM

POINT TO MULTIPOINT JARINGAN WIRELESS

Priska Restu Utami

Universitas Gunadarma, priska@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAK
Berbagai teknologi yang semakin berkembang mempermudahkan kegiatan belajar
mengajar ataupun bekerja tetap berjalan meskipun tidak datang ke lokasi secara
langsung. Teknologi tersebut salah satunya video conference, yaitu seperangkat
teknologi telekomunikasi interaktif yang memungkinkan dua pihak atau lebih di lokasi
berbeda dapat berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan video secara
bersamaan. Salah satu aplikasi untuk video conference yang sedang populer adalah
aplikasi Zoom Cloud Meeting. Aplikasi tersebut membutuhkan jaringan internet agar
dapat terkoneksi antar user. Untuk menguji performa aplikasi zoom diperlukan
pengukuran dengan metode Quality of Service(QoS) seperti throughput, packet loss,
delay dan MOS. Pengujian ini dilakukan pada sisi pengguna dengan sistem point to
multipoint melalui akses jaringan internet wireless Indihome. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis performa aplikasi zoom terhadap banyaknya jumlah client
pada jaringan internet Indihome dengan parameter QoS. Pengukuran tersebut akan
dilakukan dengan membandingkan saat pengguna melakukan video conference dengan
beberapa client lain yang terhubung dan dengan perbandingan lamanya waktu
mengakses. Pengujian dilakukan dengan 3 jenis skenario. Pengukuran QoS dilakukan
dengan cara mengcapture transmisi paket-paket video menggunakan software
wireshark. Hasil analisa data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai rata-rata
pada setiap parameter QoS yang telah dilakukan selama kurang lebih 32 menit,
didapat throughput semakin meningkat seiring meningkatnya jumlah client. Performa
aplikasi zoom terhadap banyaknya jumlah client yang saling terhubung tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai parameter QoS. Penggunaan parameter
QoS seperti throughput, packet loss, delay dan MOS cukup efektif dalam menganalisis
performa aplikasi video conference.
Kata Kunci: QoS, throughput, packet loss, delay, zoom meeting

PENDAHULUAN mempermudahkan kegiatan belajar


Asosiasi Penyelenggara Jasa mengajar ataupun bekerja tetap berjalan
Internet Indonesia (APJII) mengungkap meskipun tidak datang ke lokasi secara
kebiasaan masyarakat Indonesia dalam langsung. Teknologi tersebut salah
berinternet, bahwa pengguna internet di satunya video conference, yaitu
Indonesia paling banyak mengakses seperangkat teknologi telekomunikasi
konten video, chatting dan media interaktif yang memungkinkan dua
social. Bahkan internet telah berperan pihak atau lebih di lokasi berbeda dapat
penting dalam memerangi pandemi berinteraksi melalui pengiriman dua
virus corona (Covid-19). Salah satunya arah audio dan video secara bersamaan.
turut memfasilitasi terhadap kebijakan Salah satu aplikasi yang sedang
pemerintah yang mengimbau agar populer saat pemberlakuan pembatasan
bekerja dari rumah (Work From Home) akibat pandemi covid-19 adalah
ataupun belajar dari rumah (Study From aplikasi Zoom Cloud Meeting. Zoom
Home). Berbagai teknologi yang merupakan sebuah aplikasi yang dapat
semakin berkembang melakukan konferensi jarak jauh

UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020 43


dengan fitur pertemuan rapat one on semua paket yang lewat dan
one, konferensi rapat grup video, menampilkan data secara detail
sharing screen, chat, dan fitur (Prayitno, 2019), data yang dianalisis
recording. Aplikasi tersebut dapat yaitu suatu aplikasi untuk mengetahui
digunakan dalam berbagai perangkat transmisi data apa saja yang terjadi
seluler, desktop, maupun laptop. seperti troughput, packet loss, delay
Dalam proses menjalankan dan MOS. Pengukuran QoS sangat
video conference, ada beberapa faktor dipengaruhi oleh gangguan (noise)
yang perlu diperhitungkan untuk dimana jumlah pengguna yang sangat
menentukan baik buruknya kualitas banyak dapat menurunkan nilai Qos
gambar dan suara. Diantaranya (Wardhana dkk, 2017).
bandwidth yang cukup dan infrastuktur Pada penelitian ini dilakukan
jaringannya. Semakin jauh jarak pengujian video conference yang di
pengguna dari node utama pemberi akses melalui jaringan internet yang
bandwidth tentunya semakin rendah disediakan oleh salah satu provider
kualitasnya. Selain itu faktor yang tidak internet di Indonesia yaitu PT. Telkom.
kalah penting adalah Quality of service. Produk layanan yang digunakan adalah
Quality of Service (QoS) Indihome. Layanan indihome
merupakan metode pengukuran tentang menggunakan teknologi media
seberapa baik jaringan dan merupakan transmisi menggunakan fiber optic.
suatu usaha untuk mendefinisikan Pengujian ini dilakukan pada sisi
karakteristik dan sifat dari suatu service pengguna. Tujuan dari penelitian ini
(Wulandari, 2016). Tujuan dari QoS adalah untuk menganalisis performa
adalah untuk memenuhi kebutuhan- salah satu aplikasi video conference,
kebutuhan layanan yang berbeda, yang yakni aplikasi zoom dengan sistem
menggunakan infrastruktur yang sama. point to multipoint pada jaringan
QoS menawarkan kemampuan untuk wireless. Adapun point to multipoint
mendefinisikan atribut-atribut layanan yang dimaksud adalah terhubungnya
yang disediakan, baik secara kualitatif satu client dengan banyak client di
maupun kuantitatif. Parameter QoS lokasi yang berbeda dengan parameter
mengacu pada performansi tingkat throughput, packet loss, delay dan
kecepatan dan keandalan penyampaian MOS (Mean Opinion Score).
berbagai jenis data dalam komunikasi. Pengukuran tersebut dilakukan dengan
Parameter-parameter QoS yaitu, membandingkan saat pengguna
throughput, packet loss, delay, jitter melakukan video conference dengan
atau variasi kedatangan paket dan MOS beberapa client lain yang terhubung dan
(Mean Opinion Score) (Ryanti, 2016). lamanya waktu mengakses.
Menurut Mauliyah dkk.(2020)
throughput yang diperoleh pada METODE PENELITIAN
pengguna layanan internet, berpengaruh Pengujian performa video
dengan kualitas layanan internet dalam conference menggunakan jaringan
hal transfer data, terutama pada layanan wireless Indihome. Pengujian akses
video streaming yang sangat jaringan ini dilakukan pada sisi
bergantung dengan throughput yang pengguna, dengan akses jaringan yang
cukup besar. diuji adalah performa aplikasi video
Untuk menganalisa trafik data conference yaitu aplikasi zoom. Akses
dapat menggunakan software analisis internet yang digunakan menggunakan
network seperti wireshark. Wireshark bandwidth 10 Mbps. Pengamatan
adalah program untuk menganalisa dilakukan pada salah satu client, dari
protokol jaringan yang dapat merekam empat client yang aktif mengakses

44 UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020


video conference secara serentak pada conference selama 60 detik, 100 detik,
lokasi yang berbeda namun masih 120 detik, 150 detik, 200 detik, 300
dalam satu kota yang sama yaitu di kota detik, 400 detik dan 600 detik. Ilustrasi
Depok. Parameter yang dianalisis gambar topologi jaringan yang diukur
adalah throughput, packet loss, delay seperti pada gambar 2.
dan MOS(Mean Opinion Score).
Monitoring aplikasi menggunakan Skenario 3
software wireshark, dimana aplikasi Client B mengakhiri video
tersebut berfungsi untuk mengukur dan conference, kemudian hanya client A
menganalisa parameter-parameter QoS dan client C yang melakukan video
pada objek penelitian. conference. Pengukuran dimulai pada
saat kedua client melakukan interaksi
Topologi Jaringan dalam video conference. Kemudian
Proses pengujian dilakukan oleh pengambilan data dilakukan sebanyak 8
4 client dengan jaringan ISP yang kali yaitu pada saat melakukan video
berbeda, Masing-masing client conference selama 60 detik, 100 detik,
terhubung melalui jaringan wireless. 120 detik, 150 detik, 200 detik, 300
Waktu pengukuran dilakukan pada hari detik, 400 detik dan 600 detik. Ilustrasi
dan tanggal yang sama yaitu pada hari gambar topologi jaringan yang diukur
Rabu, 15 April 2020. Waktu seperti pada gambar 3.
pengambilan data dilakukan pada pukul
14:00 sampai dengan 16:00 WIB. Flowchart pengujian
Lokasi semua client berada di kota Untuk pengukuran QoS video
Depok, Jawa Barat. Pengujian ini conference pada jaringan wireless
dilakukan dengan 3 jenis scenario. dilakukan dengan cara mengcapture
transmisi paket-paket video conference
Skenario 1 dari client A saja menggunakan
Client A melakukan video software wireshark. Dimana client A
conference dengan client B, client C dan terhubung dengan client B, client C dan
client D. Pengukuran dimulai pada saat client D. Pengcapturan dilakukan
semua sudah terhubung di zoom melalui sebanyak 8 kali pada durasi waktu yang
jaringan internet. Kemudian berbeda-beda, yaitu pengambilan
pengambilan data dilakukan sebanyak 8 sample selama durasi 60s, 100s, 120s,
kali yaitu pada saat melakukan video 150s. 200s, 300s, 400s dan 600s.
conference selama 60 detik, 100 detik, Diagram alur kerja (flowchart) dalam
120 detik, 150 detik, 200 detik, 300 menganalisis QoS trafik video
detik, 400 detik dan 600 detik. Ilustrasi conference ditunjukkan pada gambar 4.
gambar topologi jaringan yang diukur
seperti pada gambar 1. Teknik Pengolahan Data dan
Metode Analisis
Skenario 2 Setelah dilakukan pengcapturan
Client D mengakhiri video trafik data pada semua skenario, lalu
conference, selanjutnya client A tetap dilakukan filter paket data agar daftar
melakukan video conference dengan paket pada aplikasi wireshark hanya
client B dan client C. Pengukuran menampilkan paket-paket berupa video
dimulai kembali pada saat client A, B streaming saja. Pemfilteran tersebut
dan C saling berinteraksi dan terhubung menggunakan UDP (Datagram Protocol
di aplikasi zoom. Kemudian User). UDP merupakan salah satu
pengambilan data dilakukan sebanyak 8 protocol utama di atas IP yang
kali yaitu pada saat melakukan video merupakan transport protocol yang

UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020 45


lebih sederhana dibandingkan dengan yang umum dipergunakan dalam
TCP. UDP digunakan untuk situasi pengukuran kualitas speech coder
yang tidak mementingkan mekanisme adalah ACR (Absolute Category
reliabilitas. Untuk aplikasi yang sensitif Rating) yang akan menghasilkan nilai
terhadap waktu, UDP adalah protokol MOS. Tes subyektif ACR meminta
yang paling cepat karena tidak pengamat untuk menentukan kualitas
memerlukan pengakuan dari sisi klien suatu speech coder tanpa
dan pengiriman ulang paket yang membandingkannya dengan sebuah
hilang. Oleh sebab itu, untuk video referensi. Skala rating umumnya
conference, UDP lebih disarankan mempergunakan penilaian yaitu
dibanding TCP. beruturut-turut: Exellent, Good, Fair,
Setelah mendapatkan Parameter QoS Poor dan Bad dengan nilai MOS
dari hasil capture software wireshark, berturut-turut: 5, 4, 3, 2 dan 1. Kualitas
lalu membandingkan parameter tersebut suara minimum mempunyai nilai setara
pada standar TIPHON, berikut MOS 4.0.
parameter yang digunakan pada
pengujian: HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter throughput, packet
Throughput loss dan delay diuji berdasarkan rata-
Yaitu kecepatan (rate) transfer data rata hasil pengamatan menggunakan
efektif, yang diukur dalam bps. software wireshark. Parameter MOS
Throughput merupakan jumlah total diuji berdasarkan hasil pengamatan dari
kedatangan paket yang sukses yang client A untuk menentukan kualitas
diamati pada tujuan selama interval suara dan gambar yang diterima.
waktu tertentu dibagi oleh durasi Setelah melakukan pengujian pada
interval waktu tersebut. ketiga skenario, didapat hasil
pengukuran parameter QoS sebagai
Packet loss berikut.
Merupakan parameter yang Berdasarkan hasil pengujian
menggambarkan suatu kondisi yang skenario 1 yang ditampilkan tabel 5,
menunjukkan jumlah total paket yang throughput yang terjadi selama video
hilang, dapat terjadi karena collision conference dengan 4 client adalah
dan congestion pada jaringan dan hal sebesar 834 kbps sampai dengan 2257
ini berpengaruh pada semua aplikasi kbps. Berdasarkan TIPHON, hal
karena retransmisi akan mengurangi tersebut dikategori “baik” sampai
efisiensi jaringan secara keseluruhan dengan kategori “sangat baik” dan
meskipun jumlah bandwidth cukup lamanya durasi tidak berpengaruh
tersedia untuk aplikasi tersebut. secara signifikan terhadap nilai
throughput. Persentase packet loss
Delay terbesar terjadi pada durasi waktu 150
Adalah waktu yang dibutuhkan data detik yaitu 5,71% sedangkan persentase
untuk menempuh jarak dari asal ke packet loss terendah terjadi pada saat
tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh durasi 400 detik dengan 2,46%.
jarak, media fisik, kongesti atau juga Berdasarkan TIPHON, packet loss
waktu proses yang lama. tersebut dikategorikan “baik”. Untuk
delay terendah 2,21 ms terjadi pada saat
Mean Opinion Source (MOS) durasi waktu 600 detik dan delay
Kualitas sinyal yang diterima tertinggi pada durasi 60 s dengan 3,51
biasanya diukur secara subjektif dan ms. Dimana berdasarkan TIPHON,
objektif. Metoda pengukuran subjektif waktu delay tersebut dikategorikan

46 UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020


“sangat baik”. Parameter MOS dinilai MOS didapat nilai range antara 2
antara 3 sampai 5, maka kualitas sampai dengan 4, dikarenakan hasil
perckapan dalam video conference audio dan visual yang diterima
tersebut dikategorikan “cukup” sampai pengamat (client A) tidak selalu baik,
dengan “sangat baik”. terkadang masih terjadi delay dari
Berdasarkan hasil pengujian audio dan visual yang diterima.
skenario 2 yang dilakukan video Berdasarkan gambar 5 terlihat
conference dengan 3 client, ditampilkan kualitas throughput terhadap banyaknya
hasilnya pada tabel 6, terlihat jumlah client. Dari grafik terlihat tidak
throughput terendah 93kbps pada stabil dan nilai throughput tertinggi
durasi pengambilan sample 300 detik, diperoleh pada 2257 kbps saat diakses
hal ini dikategorikan “buruk”. Tetapi oleh 4 client pada waktu akses 200 s.
selain durasi tersebut hasil throughput Kualiatas throughput tersebut, termasuk
yang dihasilkan dikategorikan “baik”. dalam kategori “sangat baik”
Begitu pula untuk packet loss yang Sedangkan nilai terendah diperoleh
terjadi pada durasi 300 detik pada 93 kbps saat diakses oleh 3 client
menghasilkan kategori packet loss yang pada waktu akses 300 s. Kualitas
“buruk”. Selain dari durasi tersebut throughput tersebut masuk kategori
dikategorikan packet loss yang “baik”. “buruk”. Jika dirata-ratakan
Hasil visual yang diterima oleh client A berdasarkan waktu akses, throughput
terlihat gambar yang tidak stabil bahkan terbesar terjadi pada skenario 1 dengan
diam (tidak bergerak). Begitupun empat client yaitu sebesar 1.437 kbps
dengan audio yang didengar yang termasuk dalam kategori “baik” dan
terputus-putus bahkan tidak jelas. throughput terkecil terjadi pada
Pengujian MOS dari sisi pengamat skenario 3 dengan dua client yaitu
(client A) yang dirasakan buruk hanya sebesar 987 kbps termasuk dalam
terhadap client C saja. Sedangkan kategori indeks “cukup”. Hasil
dengan client B audio dan visual yang percobaan tersebut berbanding terbalik
diterima dari sisi pengamat (client A) dengan penelitian sebelumnya oleh
cukup baik dan stabil. Untuk delay pada Azhar, dkk(2016) yang berpendapat
durasi 300 detik sangat tinggi nilainya, semakin besar jumlah client maka
yang mana dikategorikan “buruk”. semakin kecil throughput. Hal ini
Selain pada durasi 300 detik delay disebabkan karena jumlah paket dari
masih dikategorikan “baik”. jenis trafik yang dikirimkan semakin
Pada pengujian skenario 3 yang banyak.
dilakukan oleh 2 client saat video Lamanya waktu akses
conference, dihasilkan data seperti tabel menentukan kualitas throughput pada
7. Terlihat hasil throughput pada durasi jaringan yang digunakan. Hal ini
100 detik,120 detik dan 150 detik disebabkan kepadatan lalu lintas pada
dikategori “kurang baik” berdasarkan jaringan yang digunakan bervariasi
standar TIPHON. Sedangkan pada tergantung pada waktu penggunaan
durasi 600 detik throughput dikategori jaringan. Jika dibandingan antara
“cukup”. Dan selain durasi tersebut throughput dengan delay terlihat bahwa
throughput dikategori “baik”. Untuk semakin besar nilai throughput maka
packet loss pada semua durasi delay nya semakin kecil begitupun
dikategorikan “baik” karena masih sebaliknya. Hal ini sesuai dengan
dalam range 3-14%. Begitu pun dengan pendapat Juliharta, dkk(2014) terdapat
delay dikategorikan “sangat baik” hubungan berbanding terbalik antara
karena nilai delay yang didapat masih throughput dengan delay dimana
dibawah 150 ms. Penilaian parameter

UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020 47


semakin kecil nilai throughput maka gambar 7, pada skenario 2 dengan
semakin besar nilai delay. interaksi sebanyak tiga client dan
Pada gambar 6 terlihat terjadi saat durasi 300 s mengalami
perbandingan packet loss terhadap waktu delay yang paling lama yakni
banyaknya jumlah client menghasilkan sebesar 53,76 ms. Sedangkan waktu
data yang tidak stabil. Namun, jika delay tercepat sebesar 2,21 ms terjadi
dirata-ratakan terhadap waktu akses pada skenario 1 dengan empat client
diperoleh nilai packet loss pada 2 client dan pada saat durasi 600 s.
sebesar 6,61%, pada 3 client Delay berdasarkan jumlah client
sebesar14,83% dan sebesar 3,81% pada ini terjadi perbandingan yakni semakin
4 client. Dimana ketiga skenario banyaknya client yang mengakses
tersebut persentase packet loss masuk video conference, maka semakin besar
kategori “baik”. Pada skenario 2 yang pula waktu delay nya. (Azhar dkk,
terjadi pada tiga client tepatnya pada 2016). Pernyataan tersebut tidak sesuai
waktu akses 300 s, terjadi peningkatan dengan hasil penelitian ini. Karena dari
persentase packet loss yang sangat data yang diamati client membutuhkan
tinggi yakni sebesar 94,36%. Persentase waktu untuk buffering data yang
packet loss tersebut masuk kategori diterima cukup lama tidak terjadi pada
buruk. Karena berdasarkan TIPHON, client yang terbanyak. Namun, walau
batas packet loss buruk adalah lebih demikian, berdasarkan TIPHON, nilai
dari 25%. Packet loss terjadi buruk rata-rata delay dalam pengujian
pada saat waktu tersebut sehingga paket dikategorikan sangat baik karena nilai
data mengalami rusak ataupun hilang delay maksimum yang diperoleh
pada saat pengiriman ataupun selama pengujian pada semua skenario
penerimaan data. Packet loss terjadi kurang dari 150 ms. Sehingga delay
ketika kapasitas buffer penuh sebagai audio visual masih cukup diterima
akibat dari antrian dan keterlambatan dengan baik.
yang disebabkan oleh kepadatan lalu Berdasarkan gambar 8, terlihat
lintas data di jaringan, sehingga data bahwa pengaruh MOS terhadap tiga
baru yang dikirim tidak akan diterima. client (skenario 2) terlihat cenderung
Persentase packet loss berdasarkan stabil yakni bernilai 4 yang berarti
jumlah client, terlihat bahwa semakin kualitas audio dan visual yang diterima
banyak jumlah client, maka persentase user baik dan lancar. Namun pada saat
packet loss yang diperoleh menurun waktu akses 300 s, kualitas percakapan
(Azhar dkk, 2016). menjadi menurun sehingga audio dan
Yuvandra, dkk (2013) visual yang diterima buruk. Sedangkan
berpendapat biasanya hal yang menjadi pada skenario 1 (dengan empat client)
penyebab adanya packet loss, pada saat nilai MOS grafiknya naik turun atau
request ataupun receive data adalah tidak stabil, namun masih dalam range
kegagalan pada jaringan, kepadatan nilai 3 sampai 5 dimana masuk dalam
trafik di jaringan, karena kesalahan kategori cukup dan sangat baik. Pada
hardware, dan keterbatasan bandwidth skenario 3 (dengan dua client) pada
pada jaringan internet saat melakukan waktu akses 60 s kualitas percakapan
transmisi data. Jika banyak paket yang masih baik, namun setelah melewati
hilang, maka kualitas video yang akses tersebut kualitas percakapan
diterima kedua client saat melakukan menjadi menurun sehingga kualitas
video conference menjadi buruk. video dan suara agak buruk. Kemudian
Delay adalah waktu yang pada waktu akses 200 s, kualitas
dibutuhkan untuk mentransmisikan data percakapan pada video conference
sampai ke penerima. Berdasarkan kembali membaik. Berdasarkan data

48 UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020


yang didapat dari penelitian tersebut, ataupun noise pada waktu tersebut.
banyaknya client tidak berpengaruh Namun faktor kualitas jaringan internet
secara signifikan terhadap MOS (Mean yang digunakan pada waktu tersebut
Opinion Source) atau kualitas juga berpengaruh terhadap penurunan
percakapan pada video conference. nilai QoS.
Jika dibandingkan per parameter Pada grafik gambar 9,
terhadap jumlah client seperti yang ditampilkan nilai rata-rata pada setiap
ditampilkan pada gambar 5, 6, 7 dan 8, parameter QoS yang telah dilakukan
dapat dinyatakan bahwa durasi waktu selama kurang lebih 32 menit. Nilai
akses video conference tidak terlalu throughput semakin meningkat seiring
berpengaruh secara signifikan terhadap meningkatnya jumlah client. Namun
parameter-parameter QoS. Terlihat pula throughput tersebut masih dalam
pada durasi 300 detik dan saat diakses kategori “cukup” dan “baik”.
oleh 3 client, terjadi hal yang Sedangkan untuk parameter lainnya
membedakan dibanding kondisi seperti packet loss, delay dan MOS
lainnya. Pada periode tersebut, kualitas tidak ada peningkatan atau penurunan
audio dan visual dikategori buruk secara signifikan pada setiap banyaknya
menurut standar QoS TIPHON. Hal client. Tetapi setiap parameter tersebut
tersebut dikarenakan terjadi penurunan juga dikategori “baik”.
nilai QoS. Beberapa faktor yang
menyebabkan turunnya QoS yaitu,
terjadinya redaman atau distorsi

Gambar 1 Topologi Jaringan Skenario 1

Gambar 2 Topologi Jaringan skenario 2

UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020 49


Gambar 3 Topologi Jaringan Skenario 3

Tabel 1.
Kategori Throughput
Kategori Throughput Throughput Indeks
Sangat Baik >2,1 Mbps 4
Baik 1200 kbps – 2,1 Mbps 3
Cukup 700-1200 kbps 2
Kurang Baik 338-700 kbps 1
Buruk 0-338 kbps 0
(Sumber : TIPHON)

Tabel 2.
Kategori Packet Loss
Kategori Degredasi Packet Loss Indeks
Sangat Baik 0-2% 4
Baik 3-14% 3
Cukup 15-24% 2
Buruk >25% 1
(Sumber : TIPHON)

Tabel 3.
Kategori Delay
Kategori Latensi Besar Delay Indeks
Sangat Baik <150 ms 4
Baik 150 – 300 ms 3
Cukup 300 – 450 ms 2
Buruk >450 ms 1
(Sumber : TIPHON)

50 UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020


Mulai

Menyiapkan perangkat laptop


yang sudah terinstal aplikasi
zoom dan wireshark

Start aplikasi zoom


dan invite user lain

Jalankan aplikasi wireshark

Capture packet
dengan wireshark

Simpan hasil capture

Tampilkan hasil
throughput, packet
loss, delay dan MOS

Analisis data dan kesimpulan

Selesai

Gambar 4 Flowchart Pengujian

Tabel 4.
Kategori MOS
Kualitas Percakapan Nilai Indeks
Sangat Baik 5 4
Baik 4 3
Cukup 3 2
Kurang Baik 2 1
Buruk 1 0

UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020 51


Tabel 5.
Hasil Pengujian Skenario 1
Waktu Throughput
packet loss(%) Delay (ms) MOS
Durasi (s) (kbps)
60 883 4,62 3,51 3
100 1053 3,1 2,97 4
120 880 3,7 3,33 3
150 834 5,71 3,47 3
200 2257 2,8 2,44 5
300 1324 3,55 2,99 4
400 2173 2,46 2,29 5
600 2096 4,55 2,21 5

Tabel 6.
Hasil Pengujian Skenario 2
Waktu Throughput Packet
Durasi (s) (kbps) Delay (ms) MOS
lost(%)
60 1616 2,97 2,91 4
100 1604 3,12 3,15 4
120 1437 3,35 3,32 4
150 1522 3,34 3,3 4
200 1367 3,28 3,78 4
300 93 94,36 530,76 1
400 1291 4,38 4,01 3
600 1478 3,89 3,69 4

Tabel 7.
Hasil Pengujian Skenario 3
Waktu Throughput
Packet lost(%) Delay (ms) MOS
Durasi (s) (kbps)
60 1461 4,31 4,08 4
100 584 8,32 6,19 3
120 383 8,93 6,62 2
150 378 8,32 6,92 2
200 1534 5,08 3,77 4
300 1418 4,68 3,95 4
400 1240 6,14 4,33 4
600 902 7,06 6,00 3

52 UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020


2500

2000
Throughput (kbps)
1500
2 client
1000 3 client
4 client
500

0
60 100 120 150 200 300 400 600
Waktu akses (s)

Gambar 5 Grafik Perbandingan Throughput pada banyaknya client

100

80
Packet Loss (%)

60
2 client
40
3 client

20 4 client

0
60 100 120 150 200 300 400 600
Waktu akses (s)

Gambar 6 Grafik Perbandingan Packet loss pada banyaknya client

60
50
40
Delay (ms)

30 2 client
20 3 client

10 4 client

0
60 s 100 s 120 s 150 s 200 s 300 s 400 s 600 s
Waktu akses (s)

Gambar 7 Grafik Perbandingan Delay Pada Banyaknya Client

UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020 53


6
5
4
MOS

3 2 client
2 3 client
1 4 client
0
60 100 120 150 200 300 400 600
Waktu akses (s)

Gambar 8 Grafik Perbandingan MOS Pada Banyaknya Client

1500

1000
2 client

500 3 client
4 client
0
throughput
packet loss
delay
MOS

Gambar 9 Grafik Perbandingan Parameter Qos Dengan Banyaknya Client

KESIMPULAN DAN SARAN pelanggannya terutama dalam


Berdasarkan pengujian yang melakukan video conference.
telah dilakukan dapat diambil Pada percobaan ini, parameter
kesimpulan bahwa performa aplikasi QoS yang diuji pada aplikasi zoom
zoom terhadap banyaknya jumlah client dengan berapapun banyaknya client
yang saling terhubung tidak yang terhubung, QoS tersebut masih
berpengaruh secara signifikan terhadap dikategori “cukup” dan “baik”. Hal
nilai parameter QoS. Sehingga tersebut dipengaruhi oleh kualitas
berapapun jumlah user yang layanan Internet Service Provider (ISP)
menggunakan aplikasi zoom untuk yang digunakan pada masing-masing
video conference performanya cukup client. Namun untuk penelitian
stabil. Penggunaan parameter QoS selanjutnya perlu dilakukan pengukuran
seperti throughput, packet loss, delay QoS disetiap client agar dapat
dan MOS cukup efektif dalam dipastikan nilai QoS yang lebih spesifik
menganalisis performa aplikasi video pada setiap ISP yang digunakan. Selain
conference. Penggunaan layanan itu, penelitian selanjutnya dapat
Indihome pada pengujian ini dengan menambahkan jumlah user dan waktu
bandwidth 10 Mbps sudah cukup baik pengamatan yang lebih bervariasi agar
dalam memenuhi kebutuhan lebih spesifik terhadap perubahan

54 UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020


parmeter-parameter QoS. Dan Ramadhina, F., Lindawati, & Aryanti.
diharapkan dapat memberikan solusi (2018). Analisis Perbandingan Mean
untuk meningkatkan nilai QoS tersebut. Opinion Score Aplikasi VoIP
Facebook Messenger dan Google
DAFTAR PUSTAKA Hangouts menggunakan Metode E-
Azhar, A.Z., Pramono, S. & Model pada Jaringan LTE. Jurnal
Supriyanto, E. (2016). An Analysis Teknik Energi Elektrik, Teknik
of Quality of Service (QoS) In Live Telekomunikasi & Teknik
Video Streaming Using Evolved Elektronika, Vol 6, No.3, 379-392.
HSPA Network Media. Journal of Ryanti, E. (2016). Class Lecture Topic:
Applied Information and Quality of Service. Sistem
Communication Technologies, Vol.1 Telekomunikasi Prodi
No. 1. S1Informatika, ST3 Telkom
Hidayat. M. U, Lisa I. F. (2020). Purwokerto.
Analisis Qos Jaringan Untuk https://emiiryanti.dosen.ittelkom-
Penerapan A-BIS Over IP Sebagai pwt.ac.id/wp-
Upaya Dalam Meningkatkan content/uploads/sites/24/2016/09/We
Kualitas Jaringan. Jurnal Listrik ek-6_Quality-of-Service.pdf.
Telekomunikasi Elektronika, Vol.17, [Accessed Apr, 12, 2020].
No. 1, pp.14-18. Wardhana, A.N.W., Yamin, M., &
Mauliya, T.S., & Hanafi. (2020). Aksara L M. F. (2017). Analisis
Analisis Throughput Video Live Quality of Service(QoS) Jaringan
Streaming Pada Pengguna Layanan Internet Berbasis Wireless LAN
Internet Indihome Dengan Resolusi Pada Layanan Indihome.
Layar Berbeda. Jurnal Listrik SemanTIK, vol3, No.2, pp.49-58.
Telekomunikasi Elektronika, Vol.17, Wulandari, R. (2016). Analisis Qos
No.1, pp. 9-13. (Quality Of Service) Pada Jaringan
Mey S. W. F, Oky. N. D, Eko W. D. Internet (Studi Kasus: Upt Loka Uji
(2016). Analisis Quality of Service Teknik Penambangan Jampang
(QoS) Jaringan Telekomunikasi Kulon – LIPI). Jurnal Teknik
High-Speed Downlink Packet Acces Informatika Sistem Informasi, 2(2).
(HSDPA) pada Teknologi 3.5G. Yuvandra, R. & Zulfin, M. (2013)
Jurnal Teknologi dan Sistem Analisis Kinerja Trafik Video
Informasi. Vol.4, No.1. Chatting Pada Sistem Client-Client
Prayitno, A. (2019). Analisis Kinerja Dengan Aplikasi Wireshark. Jurnal
Trafik Web Browser Dengan Singuda Ensikom, Vol.3, No.3.
Wireshark Network Protocol
Analyzer Pada Sistem Client/Server.
Musamus Journal Of Information
and Communication Technology,
Vol.2, No.1,2655-5735.

UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020 55

Anda mungkin juga menyukai