Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

SOLAR CELL(PHOTOVOLTAIC/PV)SOLUSI MENUJU


PULAU MANDIRI LISTRIK

Iwan Purwanto
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
iwan.purwanto@trisakti.ac.id

Abstrak
Indonesia yang berada di bawah garis katulistiwa, memiliki keunggulan yang sangat
luar biasa, satu diantaranya adalah memiliki potensi energi matahari yang tinggi.
Dengan paparan sinar matahari tinggi sepanjang tahun, Indonesia berpotensi
menggunakannya untuk menghasilkan energi listrik. Wilayah terpencil yang belum
terjangkau jaringan listrik dapat menggunakan panel surya sebagai alternatif untuk
menghasilkan energi untuk penerangan dan kegiatan lainnya.
Kurang lebih 173 triliun kilowatt energi diterima melalui bagian atas atmosfer: 30 %
direfleksikan kembali, 47% diserap oleh molekul-molekul di atmosfer, diubah panjang
gelombangnya kemudian diradiasikan kembali sebagai radiasi infra-merah; dan
sisanya 23% sebagai besar dirubah melalui proses gerakan thermo-chemo-dinamik di
permukaan bumi, seperti angin, arus laut, dan juga proses penguapan dan fotosintesis
dan lain sebagainya. Energi hasil fotosintesis pada umumnya disimpan dalam bentuk
tumbuhan yang kemudian dalam proses alam sebagian berubah menjadi fosil karbon,
seperti batu bara, minyak, dan gas alam.
Energi surya melalui konversi dimanfaatkan menjadi energi listrik, yang diperoleh
dengan sistem fotovoltaik (pembangkit Listrik Tenaga Surya). Pembangkit listrik
tenaga surya diarahkan agar dapat dimanfaatkan oleh para penduduk di Pulau Tegal
yang masih belum dijangkau oleh jaringan PLN.
Dalam penelitian ini, akan dikupas rancang bangun dan aktifitas terhadap
implementasi Solar Cell yang merupakan CSR dari PT Bukit Asam, Tbk di salah satu
pulau terpencil, yaitu Pulau Tegal, kabupaten Pesawaran, Lampung.

Kata Kunci: Solar Cell, CSR, Fotovoltaik,Tanaga Surya

PENDAHULUAN

Listrik merupakan kebutuhan primer manusia, dewasa ini dengan kemajuan


zaman semakin pesat kebutuhan listrik hampir semua kalangan mulai dari daerah
perkotaan hingga pedesaan. Di Indonesia untuk kebutuhan listrik masyarakat
menggunakan layanan PLN (Perusahaan Listrik Negara). Hampir semua masyarakat
Indonesia menikmati layanan listrik dari perusahaan tersebut.
Pulau Tegal merupakan satu pulau kecil yang terletak di desa Gebang,
kabupaten Pesawaran, Lampung persisnya berseberangan dengan objek wisata
Ringgung. Pulau seluas + 34 kepala keluarga, 126 jiwa, 20 anak usia sekolah dan 16
balita yang tersebar di bibir pantai. Namun keindahan panorama pulau tegal tidaklah
seindah masa depan anak-anak di pulau itu. Hal tersebut disebabkan oleh letak
geografis dan sarana penungung yang terlalu minim. Listrik belum menyentuk pulai ini.
Hal ini menjadikan PT Bukita Asam Tbk, merasa terpanggil untuk turut mengentaskan
kemiskinan dan mengembangkan potensi pulau yang selayaknya dapat

117
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

dimaksimalkan. Salah satu dari sekian bantuan dalam bentuk CSR yang perusahaan
berikan adalah pemasangan listrik tenaga surya atau yang lebih dikenal dengan Solar
Cell.
Konsep yang sederhana dimiliki oleh pembangkit listrik tenaga surya/Solar Cell
dimana proses pengubahan bentuk energi dari energi tenaga surya menjadi energi
listrik. Seperti diketahui bahwan tenaga surya/matahari, merupakan suatu energi yang
ditimbulkan dari alam.Dewasa ini, sumber daya alam (matahari) sudah banyak
digunakan untuk memasok daya listrik pada satelit komunikasi melalui solar cell.
Aktifitas Solar cell dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas
langsung diambil dari matahari sesuai dengan kapasitas alat yang diinstalasikan guna
pemebuhan kebutuhan. Melalui konsep ini, sering digaungkan bahwa sistem solar sel
sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan. (Rislima, 2011).
Jika dapat kita lakukan sebuah perbandaingan dengan generator listrik, terdapat
komponen yang berputar hingga memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan
listrik (PLTD). Selain suara yang ditimbulkan, gas buang yang dihasilkan dapat
menimbulkan efek gas rumah kaca (green house gas) memiliki dampak pada
rusaknya ekosistem di bumi. Melalui sistem solar cell yang digunakan terdiri dari panel
solar cell, serangkaian sistem kontroler pengisian (charge controller), dan penampung
arus (batere) 12 volt yang bebas perawatan. Modul panel solar cell merupakan
serangkatan tools yang terdiri beberapa slotsolar cell yang digabung dalam hubungan
seri dan bersifat paralel.Komposisi besaran tergantung pada ukuran dan kapasitas
yang diperlukan pengembangnya.Aktifitas desain yang sering digunakan adalah
modul solar cell 20 watt atau 30 watt. Penggunaan modul solar cell itu mampu
menghasilkan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan desainer, proses
pemebuhan kebutuhan dapat di ukur dengan luas permukaan panel yang teraliri oleh
sinar matahari secara langsung.
Dengan tidak adanya daya listrik di Pulau Tegal, tahap awal yang dikerjakan
adalah melakukan perhitungan daya listrik kebutuhan yang diperlukan masyarakat
pulau tegal. Pemasangan PLTS sendiri diprioritaskan untuk kebutuhan fasilitas sosial
yang ada di pulau Tegal, meliputi:
 Rumah Kepala Dusun
 SD ( Perpustakaan )
 Sekolah (SMP)
 Mushola
 Gerbang Utama
 Lampu PJU

Dari beberapa kebutuhan listrik tersebut, maka dapat dilakukan perhitungan


kebutuhan dayalistrik yang diperlukan untuk Panel Surya. Daya listrik tersebut sebagai
berikut:

Tabel 1. Besaran rencana kebutuhan listrik


Keterangan Besaran
No
(watt)
1 Rumah Kepala Dusun 450
2 Rumah Baca (Perpustakaan) 900
3 Sekolah (SD/SMP) 900
4 Mushola 900
5 Gerbang Utama 450
6 Lampu PJU 450
Total 4.050

118
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

Dalam proyek pemasangan PLTS di Pulau Tegal, ada beberapa peralatan yang
dibutuhkan dalam pemasangan PLTS ini. Peralatan tersebut merupakan komponen
penting yang harus ada dalam setiap PLTS. Berikut merupakan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembangunan PLTS, yaitu:

Tabel 2. Kebutuhan peralatan instalasi dan pengembangan


No Keterangan Satuan Jumlah
1 MODUL SURYA POLYCRYSTALLINE [320Wp] , 320Wp Ea 16
72 Cells, PANEL SURYA.
2 INVERTER HYBRID OFF GRID-SOLAR , 5000VA, 230V Ea 1
AC, 50 Hz Input Batt 48VDC, Built in MPPT 50A 60-72V,
Solar Charge Controller.
3 KABEL & ACC SET-OFG [OFG01], Kabel Power & - -
Aksesoris Untuk Sistem PLTS OffGrid.
4 BATERAI GEL-DEEP CYCLE [GED12012] , 120Ah Ea 12
12VDC, 1800 Cycles
5 SUPPORT MODULE-GROUND MOUNTED - -
[SPGM05000HDG] , 5kWp, Metal Galvanized Ground
Mounted, kemiringan 5-10 derajat.
6 PANEL LISTRIK-COMBINER BOX 200VDC Ea 1
[COMB100200VDC] , Input 10 String, Include Fuse,
Proteksi Surja Petir Arrester, MCB/Switch . Tipe Outdoor,
Material Metal.
7 PANEL LISTRIK-KOTAK BATERAI SHS [SHS200x2] , Ea 6
200Ah, Untuk SHS, Baterai 150Ah-200Ah (double).
8 PANEL LISTRIK-DC CONNECTION BOX [DCB16003] , Ea 1
Input 2-3 String, Include DC Isolating Switch Size NT00
3P 160A.
9 PANEL LISTRIK-PANEL DISTRIBUSI [PDB005K01] , 5 Ea 1
kVA, 1 Phase, 2 output Feeder, 1 local feeder, Freq, Volt,
Amp, kWh, Arrester.
10 SOLAR CHARGE CONTROLLER-OFF GRID-MPPT Ea 1
[TRACER-4210A] , 60A 48V, Aplikasi PLTS Off Grid

Konsep kerja sistem ini dengan menggunakan Gird-Connecter panel Solar Cell
Photovoltaic. Guna melaukan perubahan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini
Modul solar cell Photovoltaic merubah energi surya menjadi arus DC. Arus listrik DC
yang dihasilkan akan dialirkan melalui suatu pengaturan tenaga (inverter) yang
memiliki kemampuan merubah arus DC ke arus listrik AC yang secara otomatis akan
melakukan pengaturan ke seluruh sistem kerja. Arus listrik akan didistribusikan melalui
satu panel ke beberapa jaringan (client) sesuai dengan kebutuhan awal yang
pengukurannya dapat dilakukan dengan menggunakan satuan Watt-hour meters.
Komponen utama sistem surya photovoltaic adalah modul yang merupakan unit
rakitan beberapa solar cell photovoltaic. (Martin, 2014).Dalam rangka pendesainan
modul fotovoltaik secara pabrikasi dapat dikembangkan dengan menggunakan
teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dikembangkan dengan
menggunakan teknologi yang relatif sederhana, sementara guna untuk pembuatan sel
fotovoltaik akan diperlukan satuan perangkat teknologi yang cukup tinggi. Modul
fotovoltaik tersusun memiliki susunan dari beberapa lapisan sel fotovoltaik yang
terhubuang dalam rangkaian seri dan paralel.

119
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

METODE PENELITIAN

Metodepenelitian merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam melakukan


pengembangan sistem, baik yg berupa soft ataupuan yang berupa hard. Dalam
pengembangan aplikasi kali ini, penelitian ini menggunakan metode seperti yang
digambarkan pada gambar 1 di bawah ini:

MULAI

Analisa dan
Desain Awal

Instalasi

Uji
T
V, 1 = ?

Gambar 1. Alur pengembangan sistem

Perinsip kerja Solar Cell

Secara eksplisit proses penggambaran perinsip kerja Solar CellPhotovoltaic


dapat dianalogikan degan dioda. Padadasarnya diode merupakan kumparan yang
terdiri dari semikonduktor type P dan semikonduktor type Q. Guna melakukan
pembentukan semi konduktor sylicon type P dapat dilakukan dengan melakukan
penambahan bahan bervaliensi 5 kabist diantaranya adalah Foster dan Arenakum
(Aperc, 2004).
Sementara guna melakukan pembentukan semi konduktor type Q, makan semi
konduktor akan didesain dengan valensi 4 melalui penambahan bahan yang
bervalensi 3, yang biasanya dikenal dengan bahan ketidakmurnian. Jenis bahan
ketidak murnian ini dapat berupa baron, aluminium, indium, dan kalsium. Melalui
penambahan bahan ketidak murnian ini mampu menghasilkan suatu bahan electron
yang secara parsial akan membentuk lubang-lubang (hole) dimana lubang ini dapat
melakukan perpindahan dari satu lokasi ke lokasilainnya tergantung dengan dimensi
perubahannya. Konsisi perubahan yang didasari oleh konstruk kristal akan
menyebabkan munculnya lubang-lubang baru sehingga elektron dapat mengisi pada
kekosongan pori lubang tersebut. Hal tersebut mampu menunjikan besaran arus yang
diterima berdasarkan diameter lubang yang ditimbulkan. Proses pergerakan elektron

120
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

dari P ke Q mengakibatkan adanya perubahan dari pita valensi ke pita konduksi.


Lubang yang berbeda pada satu sisi type P bergerak ke satu lubang yang berada
pada posisi type Q, hingga sebaliknya, elektron yang berada pada type Q akan
berpindah ke elektron yang berada pada type P, dal tersebut mampu menghasilkan
energi ceach atu gap yang mampu memisahkan pita valensi dan pita kondusi.
Perpindahan kedua posisi tersebut akan menimbulkan satu big hole yang dapat
diinisialkan dengan type R. Apabila sisi R dan Q dihubunglan dengan satu beban
(output) yang telah ditentukan maka akan diperoleh dahaya listrik. Melalui kedua
lapisan ini akan dihasilkan satu hole elektron. Tembusan medan elektrik ini tidak dapat
membatasi penghalang lubang (hole) an elektron guna melakukan pengkombinasian
kembali. Dengan demikian alat ini mampu menunjukan satu alat pembagkit listrik kecil
yang secara umum merupakan masukan dari energi matahari.

COMBINER
Charge Chontroler

AC POWER INVERTER
AC DC
BREAKER PANEL out in

BETTERY BANK
1000 AMPHOURSE
Meter

Gambar 2. Perinsip kerja Solar Cell

Dari gambar 2 di atas, dapat dijabarkan beberapa panel surya/solar cell


disatukan secara pararel guna menghasilkan arus yang emiliki kapasitas lebih besar.
Combiner pada gambar 2 di atas menggambarkan bahwa telah digabungkannya kaki
positif panel colar cell satu dengan panel colar cell yang lainnya. Proses
penghubungan ke kaki positif charge controller dan kaki negatif panel surya hingga
menghasilkan catu daya yang lebih besar. Kapasitas tersebut mampu menghasilkan
besaran arus yang dapat mengangkar kapasitas besaran seperti seperti Televisi,
Radio, komputer danlain sebagainya, bahkan mampu mengaliri arus pada baterai
disupply oleh inverter.

121
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam tahap perancangan akan dibuat salah satu desain site plan prototype
sebelum dilakukannya tahap analisa dan studi kelayakan bisnis. Pada gambar 3 di
merupakan rencana pengembangan instalasi alat dalam medan. Dengan luas area
pengembangan + 200m2, lokasi yang direncanakan pembanganan instalasi listrik
tenaga surya/Silar cell dengan kapasitas4.100 Watt.

Gambar 3. Site Plan Prototype

Model Matriks Perencanaan Sistem

Desain infrastruktur solar cell sangat bergantung pada sinar matahari, maka
dalam instalasinya memerlukan kebutuhan daya, seperti:
 Jumlah daya yang dibutuhkan per hari (Watt)
 Besar arus yang dihasilkan panel (Ampere hour)
 Jumlah unit baterai (Ampere hour)

Maka dari ke-3 poin tersebut, dapat diberi persamaan matematisnya :

A. Jumlah Pemakaian

(ET) = Pbeban x n x lama pemakaian

dimana:
n = banyaknya beban yang digunakan
Pbeban = daya yang dibutuhkan untuk menggunakan beban
Lama Pakai = lama pemakaian peralatan perhari

122
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

B. Jenis Panel Surya


Di Indonesia daya yang dipakai dalam satuan pada umumnya adalah 250 Wp
yaitu 250 Wh perhari dengan kisaran selama 5 jam tenaga surya perhari. Namun
berdasarkan skala tingkat dunia, kapasitas dan ukuran satuan berbeda-beda. Hal
tersebut disebabkan oleh peraturan dari masing-masing negara.
Oleh karena itu,
𝐸𝑇
Panel yang dipakai = (250 𝑥 5)

C. Jumlah Baterai
𝐸𝑇
𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝑉𝑠
dimana:
Vs = daya baterai (volt/ampere hour)

Pemecahanarus dapat dipetakkan dalam gambar 4 di bawah ini, dimana


pembukaan catu daya disinkronisasikan sesuai nilai guna pada ketentuan nilai di atas:

Gambar 4. Desain Matriks Pengembangan

Perhitungan Desain Solar Cell per jam berdasarkan daya serap 4.100 Watt

Berdasarkan kebutuhan rencana awal, dapat dikalkulasikan besaran kebutuhan


daya serap guna pemebuhan luaran, sebagai berikut:

1. Kebutuhan Colar Cell


Jumlah solar cell yang dibutuhkan
satu panel dihitung 250 Wp (Watt Peak, perhitungan adalah 5 jam
maksimumtenaga surya):

Kebutuhan solar cells panel : (4.100 / 200 / 5) = 4,1 [5] panel surya.

123
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

2. Kebutuhan Baterai
Jumlah kebutuhan baterai 12 Volt dengan masing-masing 200 Ah:
Kebutuhan baterai minimun (baterai hanya digunakan 50% untuk
pemenuhankebutuhan listrik),

dengan demikian kebutuhan daya dikalikan 2 x lipat :


5000 x 2 = 10000 Watt hour
= 10000 / 12 Volt / 200 Amp = 5 baterai 200 Ah.

Kebutuhan baterai (dengan pertimbangan dapat melayani kebutuhan 3 hari


tanpasinar matahari)
5000 x 3 x 2 = 30000 Watt hour
= 30000 / 12 Volt / 200 Amp = 13 (pembulatan dari 12,5) Baterai 200
Ah.

Dengan demikian rangkaian pablikasi instaladi dapat didesain seperti gambar 4


di bawah ini, dimana masing-masing kumparan akan memecahkan pada konsep
terfokus pada satu titik dan tersebar pada masing-masingpemecahan kebutuhan.

Gambar 5. Desain Instalasi berdasarkan penghitungan besarnya daya

Instalasi Sistem

Berdasarkan hasil analisa awal dan pernghitungan data keluar masuk sistem,
maka dilakukan kegiatan instalasi dan pemasangan tools. Aktifitas proses instalasi
dan pemasangan dapat ditinjau dari gambar 6 di bawah ini:

124
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

Gambar 6. Sistem instalasi

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan implementasi kegiatan ini, maka dapat


disimpulkan beberapa hasil, diantaranya sebagai berikut:
a. Teknologi Solar Cell (Photovoltaic/PV) merupakan salah satu teknologi terbarukan
dengan memanfaatkan tenaga surya dalam pengkonversian menjadi tenaga listrik,
sehingga dapat dimanfaatkan lebih bagi berbagai pihak.
b. Peranan teknologi Photovoltaic/PV mulanya diperuntukan guna menanggulangi
masa minimnya bahan bakar fosil terutama dalam penggunaanya sebagai
pengganti energi listrik yang diimplementasikanpada daerah-daerah terpencil.
c. Memberikan pemahaman baik secara ilmu dan prakti terhadap keterampilan
penciptaan Solar Cell dan memberikan manfaat yang lebih bagi warga Pulau Tegal,
Desa Gebang, Kabupaten Pesawaran, Lampung

REFERENSI

APERC (2004). New and Renewable Energy in the APEC Region, Prospects for El
ectricity Generation. Japan, APERC 2004.
Daryanto (2007), Energi: Masalah dan Pemanfaatannya bagi Kehidupan Manusia,
2007.
DESDM (2007). Blue Print Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025.
Junichi Arai, Kenji Iba, Toshihisa Funabashi, Yosuke Nakanishi, Kaoru Koyanagi,
RyuichiYokoyama (2008). Power Electronics And Its Applications To Renewable
Energy In Japan. IEEE Circuits and Systems Magazine, Vol.8 Issue.3, 2008.
J. F. Manwell and J. G. McGowan, “Lead acid battery storage model for hybrid energy
systems,” Solar Energy, vol. 50, no. 5, 1993, pp. 399–405.
Martin Galad, Pavol Spanik, (2014). Design of Photovoltaic Solar Cell Model for Stand-
Alone Renewable System, ELEKTRO, IEEE Conference Publications, 2014
P. C. Krause, O. Wasynczuk, and S. D. Sudhoff, Analysis of Electric Machinery and
Drive Systems, Wiley, 2nd edition, 2002.
Profil Sumberdaya Pulau Tegal, (2002), desa Gebang, kabupaten Pesawaran,
Lampung.
Rislima Sitompul (2011). Teknologi energi terbarukan yang tepat untuk aplikasi di
masyarakat pedesaan, PNPM Mandiri.
S. Kanteh Sakiliba, A. Sani Hassan, J. Wu, E. Saja Sanneh, dan S. Ademi,
“Assessment of Stand-Alone Residential Solar Photovoltaic Application in Sub-
Saharan Africa: A Case Study of Gambia,” Jurnal Energi Terbarukan Energi, vol.
2015, ID Artikel 640327, 2015, 10

125
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275

S. Podder, R. S. Khan, dan S. M. Alam Mohon, “The Technical and Economic Study of
Solar-Wind Hybrid Energy System in Coastal Area of Chittagong, Bangladesh,”
Jurnal Energi Terbarukan, vol. 2015, ID Artikel 482543, 2015, 10.
V. A. Ani, “Feasibility and Optimal Design of a Stand-Alone Photovoltaic Energy
System for the Orphanage” Jurnal Energi Terbarukan, vol. 2014, ID Artikel
379729, 2014, 8.
W. Zhaoan, Power Electronics, 5th edition, 2009.

126

Anda mungkin juga menyukai