Iwan Purwanto
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
iwan.purwanto@trisakti.ac.id
Abstrak
Indonesia yang berada di bawah garis katulistiwa, memiliki keunggulan yang sangat
luar biasa, satu diantaranya adalah memiliki potensi energi matahari yang tinggi.
Dengan paparan sinar matahari tinggi sepanjang tahun, Indonesia berpotensi
menggunakannya untuk menghasilkan energi listrik. Wilayah terpencil yang belum
terjangkau jaringan listrik dapat menggunakan panel surya sebagai alternatif untuk
menghasilkan energi untuk penerangan dan kegiatan lainnya.
Kurang lebih 173 triliun kilowatt energi diterima melalui bagian atas atmosfer: 30 %
direfleksikan kembali, 47% diserap oleh molekul-molekul di atmosfer, diubah panjang
gelombangnya kemudian diradiasikan kembali sebagai radiasi infra-merah; dan
sisanya 23% sebagai besar dirubah melalui proses gerakan thermo-chemo-dinamik di
permukaan bumi, seperti angin, arus laut, dan juga proses penguapan dan fotosintesis
dan lain sebagainya. Energi hasil fotosintesis pada umumnya disimpan dalam bentuk
tumbuhan yang kemudian dalam proses alam sebagian berubah menjadi fosil karbon,
seperti batu bara, minyak, dan gas alam.
Energi surya melalui konversi dimanfaatkan menjadi energi listrik, yang diperoleh
dengan sistem fotovoltaik (pembangkit Listrik Tenaga Surya). Pembangkit listrik
tenaga surya diarahkan agar dapat dimanfaatkan oleh para penduduk di Pulau Tegal
yang masih belum dijangkau oleh jaringan PLN.
Dalam penelitian ini, akan dikupas rancang bangun dan aktifitas terhadap
implementasi Solar Cell yang merupakan CSR dari PT Bukit Asam, Tbk di salah satu
pulau terpencil, yaitu Pulau Tegal, kabupaten Pesawaran, Lampung.
PENDAHULUAN
117
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275
dimaksimalkan. Salah satu dari sekian bantuan dalam bentuk CSR yang perusahaan
berikan adalah pemasangan listrik tenaga surya atau yang lebih dikenal dengan Solar
Cell.
Konsep yang sederhana dimiliki oleh pembangkit listrik tenaga surya/Solar Cell
dimana proses pengubahan bentuk energi dari energi tenaga surya menjadi energi
listrik. Seperti diketahui bahwan tenaga surya/matahari, merupakan suatu energi yang
ditimbulkan dari alam.Dewasa ini, sumber daya alam (matahari) sudah banyak
digunakan untuk memasok daya listrik pada satelit komunikasi melalui solar cell.
Aktifitas Solar cell dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas
langsung diambil dari matahari sesuai dengan kapasitas alat yang diinstalasikan guna
pemebuhan kebutuhan. Melalui konsep ini, sering digaungkan bahwa sistem solar sel
sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan. (Rislima, 2011).
Jika dapat kita lakukan sebuah perbandaingan dengan generator listrik, terdapat
komponen yang berputar hingga memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan
listrik (PLTD). Selain suara yang ditimbulkan, gas buang yang dihasilkan dapat
menimbulkan efek gas rumah kaca (green house gas) memiliki dampak pada
rusaknya ekosistem di bumi. Melalui sistem solar cell yang digunakan terdiri dari panel
solar cell, serangkaian sistem kontroler pengisian (charge controller), dan penampung
arus (batere) 12 volt yang bebas perawatan. Modul panel solar cell merupakan
serangkatan tools yang terdiri beberapa slotsolar cell yang digabung dalam hubungan
seri dan bersifat paralel.Komposisi besaran tergantung pada ukuran dan kapasitas
yang diperlukan pengembangnya.Aktifitas desain yang sering digunakan adalah
modul solar cell 20 watt atau 30 watt. Penggunaan modul solar cell itu mampu
menghasilkan energi listrik sesuai dengan tingkat kebutuhan desainer, proses
pemebuhan kebutuhan dapat di ukur dengan luas permukaan panel yang teraliri oleh
sinar matahari secara langsung.
Dengan tidak adanya daya listrik di Pulau Tegal, tahap awal yang dikerjakan
adalah melakukan perhitungan daya listrik kebutuhan yang diperlukan masyarakat
pulau tegal. Pemasangan PLTS sendiri diprioritaskan untuk kebutuhan fasilitas sosial
yang ada di pulau Tegal, meliputi:
Rumah Kepala Dusun
SD ( Perpustakaan )
Sekolah (SMP)
Mushola
Gerbang Utama
Lampu PJU
118
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275
Dalam proyek pemasangan PLTS di Pulau Tegal, ada beberapa peralatan yang
dibutuhkan dalam pemasangan PLTS ini. Peralatan tersebut merupakan komponen
penting yang harus ada dalam setiap PLTS. Berikut merupakan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembangunan PLTS, yaitu:
Konsep kerja sistem ini dengan menggunakan Gird-Connecter panel Solar Cell
Photovoltaic. Guna melaukan perubahan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini
Modul solar cell Photovoltaic merubah energi surya menjadi arus DC. Arus listrik DC
yang dihasilkan akan dialirkan melalui suatu pengaturan tenaga (inverter) yang
memiliki kemampuan merubah arus DC ke arus listrik AC yang secara otomatis akan
melakukan pengaturan ke seluruh sistem kerja. Arus listrik akan didistribusikan melalui
satu panel ke beberapa jaringan (client) sesuai dengan kebutuhan awal yang
pengukurannya dapat dilakukan dengan menggunakan satuan Watt-hour meters.
Komponen utama sistem surya photovoltaic adalah modul yang merupakan unit
rakitan beberapa solar cell photovoltaic. (Martin, 2014).Dalam rangka pendesainan
modul fotovoltaik secara pabrikasi dapat dikembangkan dengan menggunakan
teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dikembangkan dengan
menggunakan teknologi yang relatif sederhana, sementara guna untuk pembuatan sel
fotovoltaik akan diperlukan satuan perangkat teknologi yang cukup tinggi. Modul
fotovoltaik tersusun memiliki susunan dari beberapa lapisan sel fotovoltaik yang
terhubuang dalam rangkaian seri dan paralel.
119
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275
METODE PENELITIAN
MULAI
Analisa dan
Desain Awal
Instalasi
Uji
T
V, 1 = ?
120
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275
COMBINER
Charge Chontroler
AC POWER INVERTER
AC DC
BREAKER PANEL out in
BETTERY BANK
1000 AMPHOURSE
Meter
121
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275
Desain infrastruktur solar cell sangat bergantung pada sinar matahari, maka
dalam instalasinya memerlukan kebutuhan daya, seperti:
Jumlah daya yang dibutuhkan per hari (Watt)
Besar arus yang dihasilkan panel (Ampere hour)
Jumlah unit baterai (Ampere hour)
A. Jumlah Pemakaian
dimana:
n = banyaknya beban yang digunakan
Pbeban = daya yang dibutuhkan untuk menggunakan beban
Lama Pakai = lama pemakaian peralatan perhari
122
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275
C. Jumlah Baterai
𝐸𝑇
𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝑉𝑠
dimana:
Vs = daya baterai (volt/ampere hour)
Perhitungan Desain Solar Cell per jam berdasarkan daya serap 4.100 Watt
Kebutuhan solar cells panel : (4.100 / 200 / 5) = 4,1 [5] panel surya.
123
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275
2. Kebutuhan Baterai
Jumlah kebutuhan baterai 12 Volt dengan masing-masing 200 Ah:
Kebutuhan baterai minimun (baterai hanya digunakan 50% untuk
pemenuhankebutuhan listrik),
Instalasi Sistem
Berdasarkan hasil analisa awal dan pernghitungan data keluar masuk sistem,
maka dilakukan kegiatan instalasi dan pemasangan tools. Aktifitas proses instalasi
dan pemasangan dapat ditinjau dari gambar 6 di bawah ini:
124
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275
KESIMPULAN
REFERENSI
APERC (2004). New and Renewable Energy in the APEC Region, Prospects for El
ectricity Generation. Japan, APERC 2004.
Daryanto (2007), Energi: Masalah dan Pemanfaatannya bagi Kehidupan Manusia,
2007.
DESDM (2007). Blue Print Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025.
Junichi Arai, Kenji Iba, Toshihisa Funabashi, Yosuke Nakanishi, Kaoru Koyanagi,
RyuichiYokoyama (2008). Power Electronics And Its Applications To Renewable
Energy In Japan. IEEE Circuits and Systems Magazine, Vol.8 Issue.3, 2008.
J. F. Manwell and J. G. McGowan, “Lead acid battery storage model for hybrid energy
systems,” Solar Energy, vol. 50, no. 5, 1993, pp. 399–405.
Martin Galad, Pavol Spanik, (2014). Design of Photovoltaic Solar Cell Model for Stand-
Alone Renewable System, ELEKTRO, IEEE Conference Publications, 2014
P. C. Krause, O. Wasynczuk, and S. D. Sudhoff, Analysis of Electric Machinery and
Drive Systems, Wiley, 2nd edition, 2002.
Profil Sumberdaya Pulau Tegal, (2002), desa Gebang, kabupaten Pesawaran,
Lampung.
Rislima Sitompul (2011). Teknologi energi terbarukan yang tepat untuk aplikasi di
masyarakat pedesaan, PNPM Mandiri.
S. Kanteh Sakiliba, A. Sani Hassan, J. Wu, E. Saja Sanneh, dan S. Ademi,
“Assessment of Stand-Alone Residential Solar Photovoltaic Application in Sub-
Saharan Africa: A Case Study of Gambia,” Jurnal Energi Terbarukan Energi, vol.
2015, ID Artikel 640327, 2015, 10
125
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti
Vol.5.No.2 Juli 2020, ISSN (p) : 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275
S. Podder, R. S. Khan, dan S. M. Alam Mohon, “The Technical and Economic Study of
Solar-Wind Hybrid Energy System in Coastal Area of Chittagong, Bangladesh,”
Jurnal Energi Terbarukan, vol. 2015, ID Artikel 482543, 2015, 10.
V. A. Ani, “Feasibility and Optimal Design of a Stand-Alone Photovoltaic Energy
System for the Orphanage” Jurnal Energi Terbarukan, vol. 2014, ID Artikel
379729, 2014, 8.
W. Zhaoan, Power Electronics, 5th edition, 2009.
126