Anda di halaman 1dari 18

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya maka makalah yang berjudul SATELIT
DAN STASIUN BUMI ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi materi
maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dalam penyempurnaan makalah ini.
Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan hal yang
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.


Semarang, Mei 2014
Penyusun,











2

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI .........................................................................................................3

BAB. I PENDAHULUAN............4
BAB II PEMBAHASAN... ........................................................................5
2.1 Definisi Satelit.......................................................................5
2.2 Orbital Satelit.......................................................................5
2.2.1 Orbit Dasar Satelit...................................................6
2.2.2. Fungsi Satelit............................................................8
2.3. Sistem Komunikasi Satelit..................................................9
2.3.1 Stasiun Bumi............................................................9
2.3.2 Perangkat Stasiun Bumi.........................................9
2.4 Parameter Satelit...................................................13
2.5 Parameter Stasiun Bumi...................................................13
2.6 Frekuensi Kerja Satelit.17

BAB VI KESIMPULAN..18
DAFTAR PUSTAKA...19




3

BAB I
PENDAHULUAN

Kebutuhan akan fasilitas telekomunikasi kian meningkat hampir di
seantero dunia, apalagi bagi negara-negara yang memiliki rintangan
rintangan alamiah, seumpama kepulauan, gurun tandus, dan sebagainya akan
memelukan sistem komunikasi khusus .Digunakannya sistem satelit
dimaksudkan agar kebutuhan permintaan jasa telekomunikasi dari daerah
daerah terpencil dapat dilayani, atau dengan sistem satelit ini diperkirakan
rantai komunikasi akan dapat disambungkan ke seluruh daerah yang semula
tidak mudah dimasuki oleh metoda gelombang mikro sebagai sistem darat
(terestial). Melalui satelit, semua tempat dalam negeri dapat dijangkau oleh
fasilitas komunikasi baik fasilitas berupa penyaluran telekomunikasi sendiri,
maupun fasilitas lainnya.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian satelit dan stasiun
bumi.











4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Satelit
Satelit merupakan komponen telekomunikasi yang berada di luar angkasa,
satelit ini bergerak mengelilingi bumi menurut orbit tertentu. Sehingga
komunikasi satelit dapat dikatakan sebagai sistem komunikasi yang menggunakan
satelit sebagai repeater yang di dalamnya berfungsi sebagai penguatan sinyal
dalam komunikasi. Satelit berfungsi sebagai pengulang (repeater), ini berarti
satelit harus mempunyai antena pemancar dan penerima yang sangat terarah.
Satelit menerima sinyal-sinyal dan memancarkan kembali ke stasiun bumi tujuan
dengan frekuensi yang berbeda.

2.2 Orbital Satelit
Ditinjau dari daerah orbital dan wilayah cakupannya satelit dapat
digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu terdiri dari sebagai berikut:
a) Low Earth Orbit (LEO)
Satelit ini mengorbit pada ketinggian 300 Km sampai dengan 1500 Km
di atas permukaan bumi. Satelit LEO digunakan untuk komunikasi
suara tanpa menimbulkan delay propagasi dan daya yang digunakan
relatif kecil.
b). Medium Earth Orbit (MEO)
Satelit ini mengorbit pada ketinggian 1.500 sampai dengan 36.000 Km
diatas permukaan bumi. Satelit ini memiliki coverage yang lebih sempit
dan delay yang lebih kecil.


5

c). Geosyncronous Earth Orbit (GEO)
Satelit jenis ini mengorbit pada ketinggian 36.000 Km. Memerlukan
waktu 0,25 detik sinyal untuk mentransmisikan sinyal.
Keuntungan:
a) Waktu yang dibutuhkan satelit GEO untuk mengitari bumi sama dengan
waktu bumi berotasi mengitari porosnya.
b) Coverage satelit ini dapat mencapai 1/3 permukaan bumi.
c) Sistem pelacakan dan kontrol satelit yang mudah
Kerugian:
a) Jarak yang jauh menyebabkan redaman free space loss yang cukup besar.
b) Membutuhkan delay transmisi yang cukup lama dan membutuhkan power
yang besar dalam proses pentransmisiannya.
Orbit satelit yang digunakan pada sistem Very Small Aperture Terminal
(VSAT) metode akses Single Channel Per Carrier (SCPC) merupakan orbit GEO,
dimana pada orbital ini satelit bergerak searah dengan pergerakan rotasi bumi
sehingga akan menyelesaikan putaran pada sumbu bumi dalam waktu yang
bersamaan. Sehingga posisi satelit relatif tetap berada disuatu tempat tertentu
diatas permukaan bumi.
2.2.1 Orbit Dasar Satelit
Dalam menjangkau daerah yang amat jauh dari perkotaan, misalnya daerah
pedesaan maupun daerah terpencil lainnya, termasuk di tengah laut, maka orang
merekayasa sistem wireless access yang lain dengan menggunakan teknologi
Satelit. Maka dalam Sistem Komunikasi Satelit, basic orbits di bagi menjadi tiga
jenis basic orbits, yaitu :
a) Circular Polar Basic
6


Gambar 1 Circular Polar Orbits
Basic Orbits ini dapat menjangkau ke seluruh permukaan bumi secara
merata, oleh sebab itu orbit ini dipakai untuk setelit-satelit keperluan riset ilmu
pengetahuan, metrologi / cuaca, militer, navigasi. Namun untuk keperluan
komunikasi, diperlukan sejumlah satelit agar hubungan komunikasi tetap konstan.

b) Elliptical Inclined Orbits

Gambar 2 Elliptical Inclined Orbits
Untuk keperluan komunikasi yang konstan tentunya revolusi dari orbit ini
cukup mengganggu yang dapat berhubungan setiap 12 jam. Oleh karena itu,
bentuk orbit ini unik, dimana sudut inklinasinya membentuk sudut 63
0
(derajat),
dan untuk sekali putar dibutuhkan 12 jam sama dengan keperluan komunikasi.
Untuk membentuk komunikasi yang kontinu perlu disusun beberapa satelit yang
saling bergantian. Keuntungan dari orbit ini adalah dapat melampaui kutub utara
dan kutub selatan, sehingga orbits ini dipakai oleh sistem komunikasi satelit
Soviet.



7

c) Circular Equitorial Orbits

Gambar 3 Circular Equitorial Orbits
Bidang orbit ini memotong bidang equtor, dan jaraknya dari permukaan
bumi sejauh 35.800 Km. Satelit yang terletak di orbit ini kecepatannya sama
dengan kecepatan bumi, oleh sebab itu orbits ini disebut juga orbits Geostasioner.
Karena satelit pada orbit kecepatannya sama dengan bumi, maka untuk keperluan
komunikasi dapat berlangsung selama 24 jam. Orbits ini banyak dipakai satelit
komunikasi domestik maupun internaional. Untuk sistem INTELSAT, satelitnya
berada di orbit ini.

2.2.2 Fungsi Satelit
Berdasarkan fungsinya, satelit dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
a). Satelit Astronomi, merupakan satelit yang digunakan untuk mengamati dan
mempelajari objek-objek yang ada diluar angkasa seperti planet,
komet,galaksi, dan benda-benda angkasa lainnya. Jadi pada dasarnya satelit
ini di gunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
b). Satelit Cuaca, berguna untuk memantau dan mengamati keadaan cuaca dan
iklim yang yang ada di bumi. Dengan demikian kondisi cuaca dan iklim
yang akan terjadi pada suatu tempat dapat diprediksi dan diketahui.
c). Satelit Navigasi, berfungsi untuk keperluan navigasi atau untuk mengetahui
dimana letak atau posisi suatu objek tesebut berada. Sistem satelit navigasi
yang saat ini sedang banyak digunakan adalah Global Positioning System
(GPS).

8

2.3 Sistem Komunikasi Satelit
Sistem Komunikasi satelit merupakan suatu sistem komunikasi yang mana
media transmisinya adalah satelit yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal.
Satelit komunikasi adalah sebuah pesawat ruang angkasa yang ditempatkan pada
orbit disekeliling bumi dan didalamnya terdapat peralatan-peralatan penerima dan
pemancar gelombang mikro yang mampu me-relay (menerima dan memancarkan
kembali) sinyal dari satu titik ke titik lain di bumi. Satelit berfungsi sebagai
pengulang (repeater), ini berarti satelit harus mempunyai antena pemancar dan
penerima yang sangat terarah. Satelit menerima sinyal-sinyal dan memancarkan
kembali ke stasiun bumi tujuan dengan frekuensi yang berbeda. Frekuensi yang
digunakan dalam sistem komunikasi adalah bidang C (C-band) dan bidang ku (ku-
band). C-band memiliki daerah frekuensi yang biasa digunakan adalah 4-6 GHz
dan ku-band pada frekuensi 12-14 GHz. Frekuensi 4 GHz pada C-band dan 12
GHz pada ku-band adalah frekuensi untuk hubungan satelit ke stasiun bumi yang
dituju (downlink), sedangkan frekuensi 6 GHz pada C-band dan 14 GHz pada ku-
band merupakan frekuensi untuk hubungan dari stasiun bumi ke satelit (uplink).
2.3.1 Stasiun Bumi
Stasiun Bumi berfungsi untuk menerima sinyal dari satelit dan
memancarkan sinyal ke satelit. Stasiun bumi pengendali atau Stasiun Pengendali
Utama (SPU). Stasiun bumi ini selain berfungsi sebagai stasiun pengendali satelit
dan pengendali komunikasi juga berfungsi untuk menyalurkan informasi dari dan
ke nusantara, oleh karena itu selain dilengkapi dengan perangkat untuk pengendali
satelit yang berupa Satelitte Control Equipment (SCE), yang berfungsi untuk
memonitor, mengawasi dan mengontrol satelit secara periodik. Juga dilengkapi
dengan perangkat untuk komunikasi Master Control Communication Station
(MCCS).
2.3.2 Perangkat Stasiun Bumi
Perangkat stasiun bumi terdiri atas antena, High Power Amplifier (HPA),
Low Noise Amplifier (LNA), modulator/demodulator, encoder/decoder, dan
up/down converter. Bentuk diagram dari perangkat stasiun bumi dapat dilihat
9

pada gambar 4 sebagai berikut:

Gambar 4 Diagram Blok Perangkat Stasiun Bumi

Berikut ini adalah beberapa perangkat yang terdapat pada stasiun bumi:
a) Antena
Antena yang digunakan pada jaringan VSAT pada umumnya adalah antena
parabola yang mudah dipasang dan dipindahkan sesuai dengan keinginan
pemakai. Antena terdiri dari 3 bagian penting pada saat melakukan pointing (
mengarahkan antena ke arah satelit pada saat melakukan transmit) yaitu feed horn,
elevasi, azimuth. Berikut ini dapat dilihat pengaturan crosspol (mengatur sudut
arah rambat transmisi ke satelit) pada antena pada gambar 5 sebagai berikut:

Gambar 5 Posisi Pengaturan Antena Parabola pada saat melakukan Crosspol
Dari gambar 5 diatas menunjukkan struktur dari antena VSAT yang terdiri
dari: feed horn yang berguna untuk pengaturan polarisasi, elevasi pergerakannya
dilakukan naik turun, dan yang terakhir azimuth. Ketiga struktur ini sangatlah
berperan penting saat melakukan crosspol antena.
Pengaturan crosspol pada antena:
10

1. Pada pengaturan polarisasi dilakukan pengaturan pada feed horn yang diputar
searah jarum jam, putaran dilakukan secara berkala sampai mendapatkan titik
posisi yang sesuai dengan arah satelit.
2. Pada pengaturan elevasi dilakukan pengaturan pergerakan elevasi yang diatur
secara naik dan turun sesuai dengan arah Utara dan Selatan. Pergerakan
dilakukan secara berkala sebab untuk melakukan proses ini harus mendapatkan
nilai yang pas untuk sampai mendapatkan titik posisi yang sesuai dengan arah
satelit.
3. Pada pengaturan azimuth dilakukan dengan pengaturan pergerakan putaran
azimuth pada antena yang diputar searah jarum jam. Putaran dilakukan secara
berkala sampai mendapatkan titik posisi yang sesuai dengan arah satelit
Antena mempunyai salah satu bagian penting dalam sistem komunikasi
yang berfungsi menerima dan memancarkan sinyal dan mempunyai jenis yang
bermacam-macam.
b) Perangkat Pemancar
Perangkat pemancar ini terdiri atas:
1. Encoder
Suatu alat yang berfungsi mengolah sinyal analog kedalam bentuk sinyal digital
dengan sistem Pulse Code Modulation (PCM).
2. Modulator
Berfungsi dalam proses modulasi. Dengan modulasi berarti sinyal informasi
ditumpangkan pada sinyal pembawa yang memiliki frekuensi lebih tinggi
sehingga dapat mencapai jarak yang lebih jauh. Dari gambar terlihat bahwa
masukan pada modulator adalah sinyal pita dasar yang akan memodulasi
pembawa Intermediate Frequency (IF).
3. Up Converter
Perangkat yang berfungsi untuk mengubah sinyal Intermediate Frequency (IF)
menjadi sinyal Radio Frequency (RF). Misalnya sinyal IF 70 MHz keluar dari
perangkat modulator menjadi sinyal RF 6 GHz.
4. High Power Amplifier (HPA)
Merupakan sub-sistem penguat daya. HPA/ penguat daya tinggi adalah suatu
perangkat yang berfungsi sebagai penguat sinyal frekuensi tinggi (RF) yang
dipancarkan agar dapat diterima satelit. Posisi satelit berada pada orbit
11

geostasioner, 36.000 km dari permukaan bumi, tegak lurus. Jarak stasiun bumi ke
satelit lebih jauh lagi, sehingga sinyal yang dipancarkan dari stasiun bumi akan
tiba di satelit dengan arah yang rendah. Oleh karena itu sebelum ditransmisikan ke
satelit diperlukan perangkat penguat sinyal.

c) Perangkat Penerima
Perangkat penerima ini terdiri atas:
1. Low Noise Amplifier (LNA)
Merupakan perangkat penerima sinyal pertama dari satelit sebelum diproses pada
perangkat lainnya. Perangkat LNA ini berfungsi untuk menguatkan sinyal dengan
derau yang sangat rendahkarena berfungsi untuk menguatkan sinyal dengan
derau yang sangat tinggi. LNA merupakan sub-sistem pada penerima yang
berfungsi utamanya adalah untuk menekan derau sinyal yang diterima dan
menguatkan sinyal informasi.
2. Down Converter
Cara kerjanya berlawanan dengan up converter, yaitu berfungsi untuk mengolah
sinyal Radio Frequency (RF) yang dipancarkan dari satelit menjadi sinyal
Intermediate Frequency (IF).
3. Demodulator
Berfungsi untuk melakukan proses demodulasi, yaitu mengembalikan sinyal
Intermediate Frequency (IF) kembali ke bentuk sinyal pita dasarnya.
4. Decoder
Fungsinya berlawanan dengan encoder, yaitu berfungsi mengubah sinyal digital
menjadi sinyal analog dengan Pulse Code Modulation (PCM).






12

2.4 Parameter Satelit
Parameter satelit adalah parameter komponen yang terdapat dalam satelit
yang berfungsi untuk efisiensi proses komunikasi, terdiri dari :
a. Effective Isotropic Radiated Power (EIRP)
EIRP merupakan besaran yang menyatakan kekuatan daya pancar suatu
antena, sehingga parameter ini merupakan hasil kali dari daya yang dipancarkan
oleh antena dengan penguatan antena tersebut. Tanpa melihat pada jenis antena
yang digunakan, kita dapat menganggap bahwa suatu sinyal berasal dari sumber
yang isotropis (memiliki arah pancaran ke segala jurusan).

b. Figure of Merit (G/T)
G/T adalah perbandingan antara penguatan penerimaan antena dengan
temperatur derau sistem penerima yang menunjukan unjuk kerja sistem penerima
dalam kaitannya dengan sensitivitas penerima sinyal. Semakin besar penguatan
antena, semakin besar pula nilai G/T nya. Demikian pula halnya jika temperatur
derau antena semakin rendah, maka semakin besar pula nilai G/T nya.

2.5 Parameter Stasiun Bumi
Komponen stasiun bumi merupakan komponen yang dimiliki oleh stasium
bumi. Komponen ini mempunyai beberapa parameter yang terdiri dari :
a. Perhitungan lintasan ke atas (Uplink)
Sinyal yang dikirimkan ke satelit harus berkualitas baik. Kualitas sinyal
yang dipancarkan ke atas tersebut berdasarkan perhitungan dari parameter-
parameter yang terdapat pada stasiun pengirim.
Perhitungan untuk lintasan ke atas :
1. G
Txmax
, menyatakan besarnya penguatan suatu antena pemancar secara
maksimal, dapat dihitung dengan persamaan 3.1 [4] berikut:


dengan :
G
Tmax
= Penguatan antena pemancar maksimum (dB)
= Efisiensi antena
f
U
= Frekuensi uplink (GHz)
D = Diameter antena pemancar (m)
13

Sedangkan untuk gain antena ideal dapat dihitung dengan persamaan 3.2 [4]
berikut :


dengan :
G
1
= Gain antena ideal untuk luasan 1m
2
(dB)
= Panjang gelombang (m)
2. R
U
adalah jarak uplink antara stasiun bumi dengan satelit, dapat dihitung
dengan persamaan 3.3 [4] berikut :

= 42.643,66km


dimana :
R
ukm
= Jarak uplink antara stasiun bumi dengan satelit (Km)
L = Koordinat lintang selatan antena pemancar (Latitude) (
0
LS)
L = Selisih antara koordinat satelit GSO dengan antena pemancar
(
0
BT)
3. L
U
adalah rugi-rugi lintas ke atas, dapat dihitung dengan persamaan 3.4
[4] berikut :


dimana :
L
U
= Rugi-rugi lintas ke atas (dB)
L
FSU
= Rugi ruang hampa lintas ke atas (dB)
L
AU
= Rugi atmosfer (dB)
L
TU
= Rugi pointing (dB)
L
HU
= Rugi hujan (dB)
Sedangkan nilai L
FSU
dapat dihitung dengan persamaan 3.5 [4] berikut :


4. EIRP
SB
, yaitu besaran yang menyatakan kekuatan daya pancar stasiun
bumi, dapat dihitung dengan persamaan 3.6 [4] berikut :


dimana :
EIRP
SB
= Kekuatan daya pancar stasiun bumi (dBW)
L
FTX
= Rugi-rugi feeder (dB)
P
HPA
= Daya HPA (Watt)

14

b. Perhitungan lintasan ke bawah (Downlink)
Kekuatan daya pancar stasiun bumi (dBW) kualitas sinyal pada lintasan ke
bawah tergantung pada kuat sinyal yang dapat ditransmisikan kembali dari satelit
ke bumi, dan keadaan stasiun bumi penerimanya.
Perhitungan untuk lintasan ke bawah :
1. G
Rxmax
, menyatakan besarnya penguatan antena penerima suatu stasiun
bumi, dapat dihitung dengan persamaan 3.7 [4] berikut :


dimana :
G
Rxmax
= Penguatan antena penerima maksimum (dB)
f
D
= Frekuensi downlink (GHz)
D = Diameter antena penerima (m)
2. R
D
adalah jarak downlink antara satelit dengan stasiun penerima, dapat
dihitung dengan persamaan 3.8 [4] berikut :

= 42.643,66km


dimana :
R
D
= Jarak downlink antara satelit dengan stasiun penerima (Km)
L = Koordinat lintang selatan antena penerima (Latitude) (
0
LS)
L = Selisih antara koordinat satelit GSO dengan antena penerima (
0
BT)
3. L
D
adalah rugi-rugi lintas ke bawah, dapat dihitung dengan persamaan 3.9
[4] berikut :


dimana :
L
D
= Rugi-rugi lintas ke bawah (dB)
L
FSD
= Rugi ruang hampa lintas ke bawah (dB)
L
AD
= Rugi atmosfer (dB)
L
HD
= Rugi hujan (dB)
L
R
= Rugi tracking (dB)
Sedangkan nilai L
FSD
dapat dihitung dengan persamaan 3.10 [4] berikut :


dengan :
f
D
= Frekuensi downlink (GHz)
R
D
= Jarak antara stasiun penerima dengan satelit (Km)
15


4. G/T
D
, adalah besaran yang menyatakan kinerja dari perangkat penerima
stasiun bumi, dapat dihitung dengan persamaan 3.11 [4] berikut :
(


dengan :
G/T
D
= Besaran kinerja perangkat stasiun bumi (dB/K)
L
pol
= Rugi polarisasi (dB)
L
FRx
= Rugi feeder (dB)
Perhitungan EIRP
SL
dapat dihitung dengan persamaan 3.12 [4] berikut :
EIRP
SL
- L
D
+ G
ASB

(rx)
L
FRX
+ G
LNB
- P
RX =
C

EIRP
SL
= L
D
- G
ASB

(rx)
+ L
FRX
- G
LNB +
P
RX
+ C
P
RX
= merupakan redaman pada perangkat penerima
G
LNB
= merupakan gain low noise block
C = carrier
Perhitungan Gain antena SB dapat dihitung menggunakan persamaan 3.13 [4]
berikut:

=20,4 + 10log + 20log

+20logD

=Gainantena stasiun bumi



D=diameter antena







16

2.6 Frekuensi Kerja Satelit
Berdasarkan frekuensi kerjanya, satelit dibagi menjadi:
a) C-Band:
1. Digunakan oleh banyak satelit di orbit GEOstasioner
2. Uplink BW: 5.925 Mhz 6.425 Mhz
3. Downlink BW: 3.700 Mhz 4.200 Mhz
b) Ext. C-Band:
1. Digunakan oleh banyak satelit di orbit GEOstasioner
2. Uplink BW: 6.425 Mhz 6.650 Mhz
3. Downlink BW: 3.400 Mhz 3.625 Mhz
c) Ku-Band:
1. Digunakan oleh banyak satelit di orbit GEOstasioner
2. Uplink BW: 13.750 Mhz 14.500 Mhz
d) Downlink BW: 11.700 Mhz 12.750 Mhz Ka-Band:
1. Uplink BW: 3,0 Ghz
2. Downlink BW: 2,0 Ghz
e) L-Band:
1. Uplink BW: 1,6 Ghz
2. Downlink BW: 1,5 Ghz
f) S-Band
1. Uplink BW: 1,9 Ghz
2. Downlink BW: 2,5 Ghz






17

BAB III
KESIMPULAN

Dari Pembahasan di BAB II dapat di simpulkan bahwa:
1. Satelit merupakan komponen telekomunikasi yang berada di luar angkasa,
satelit ini bergerak mengelilingi bumi menurut orbit tertentu.
2. Ditinjau dari daerah orbital dan wilayah cakupannya satelit dapat
digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu terdiri dari sebagai berikut:
a). Low Earth Orbit (LEO)
b). Medium Earth Orbit (MEO)
c). Geosyncronous Earth Orbit (GEO)
3. basic orbits di bagi menjadi tiga jenis basic orbits, yaitu :
a). Circular Polar Basic.
b). Elliptical Inclined Orbits.
c). Circular Equitorial Orbits.
4. Berdasarkan fungsinya, satelit dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
a). Satelit Astronomi.
b) .Satelit Cuaca.
c). Satelit Navigasi.
5. perangkat yang terdapat pada stasiun bumi antara lain:
a). Antena.
b). Perangkat Pemancar.
c). Perangkat Penerima.
6. Parameter satelit adalah parameter komponen yang terdapat dalam satelit
yang berfungsi untuk efisiensi proses komunikasi.





18

DAFTAR PUSTAKA

[1] Diktat Sistem Komunikasi Satelit.Arsip:2011
[2] Parlindungan, Ir. Sistem Komunikasi Satelit,2000, Fakultas Teknik
Universitas Indonesia, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai