Anda di halaman 1dari 28

Presentasi Tentang Satelit

SMK TELKOM PURWOKERTO

NOVANDA DWITAMA (1/XII TJA 3)


NOVEL DAUD ROMULUS A (2/XII TJA 3)
NOVITA AYU (3/XII TJA 3)
OCHA AMELIA PUTRI (4/XII TJA 3)
PALGUNADI DWI K (5/XII TJA 3

SMK TELKOM PURWOKERTO


TAHUN AJARAN 2019/2020
Satelit
1.1 KONSEP DASAR SISTEM KOMUNIKASI SATELIT

Satelit pada awalnya merupakan sebuah ungkapan


mewakili semua objek yang mengitari bumi. Planet
bumi mempunyai objek-objek yang mengitari
dirinya, seperti bulan,meteor, dan benda angkasa
lainnya. Planet bumi ini merupakan satelit bagi
benda angkasa yang lebih besar, contohnya
matahari, karena bumi mengelilingi matahari. Selain
berputar pada porosnya (selama 24 jam), bumi juga
berevolusi (selama 3651/4 hari).

3
Hubungan satelit dengan sistem komunikasi

Sistem komunikasi yang berkembang pasca PD II masih menggunakan sistem komunikasi hamburan
troposper sebagai media transmisi untuk mnghubungkan dua daerah yang terpisah cukup jauh.
Perkembangan selanjutnya ditemukan teknologi gelombang mikro yang memungkinkan transmisi
dilakukan secara terestrial (tidak melalui atmosfer). Gagasan tentang komunikasi satelit pertama kali
dicetuskan Arthur C. Clarke yang terkenal dalam tulisannya yang berjudul “EXTRA TERRESTRIAL RELAY”
pada tahun 1945. Dia berpendapat bahwa dengan menempatkan satelit pada orbit ekuator dengan
ketinggian sedemikian rupa, maka satelit mempunyai waktu periodik 24 jam, kemudian posisi satelit
akan selalu tetap terhadap setiap titik di permukaan bumi, sehingga disebut Satelit Sinkron atau
“GEOSTATIONARY SATELLITE”.
Perkembangan dalam khayalan Arthur dijelaskan bahwa satelit tersebut dapat dipergunakan segai
repeater (pengulang) untuk komunikasi, yaitu menggunakan 3 buah satelit dengan orbit seperti di atas
tetapi terpisah 120 derajat. Dengan demikian komunikasi antar 2 tempat dari hampir seluruh dunia
dapat dilakukan, hanya sebagian kecil dari bumi, yaitu daerah kutub utara dan selatan yang tidak
tercakup oleh sistem

4
1.2 KRONOLOGI PELUNCURAN SATELIT
1. 1945 Arthur C. Clarke Article : “Extra – Terrestrial Relays”

2. 1955 John R. Pierce Article : “Orbital Radio Relays”

3. 1956 First Trans – Atlantic Telephone Cable : TAT – 1

4. 1957 Sputnik : Rusia launches teh first earth satellite

5. 1960 1st Successful DELTA Launch Vehicle

6. 1960 AT dan T applies to FCC for experimental satellite communications license

7.1961 Formal star of TELSTAR, RELAY and SYNCOM Programs

8.1962 TELSTAR and RELAY launced

9. 1962 Communications Satellite Act (U.S.)

10. 1963 SYNCOM launced

11. 1964 INTELSAT formed

12. 1965 COMSAT’s EARLY BIRD : 1st commersil communications satellite

13. 1969 INTELSAT – III series provides global coverage

14. 1972 ANIK : 1st Domestic Communications Satellite

15. 1974 WESTAR : 1st U.S. Domestic Communications Satellite

16. 1975 INTELSAT – IVA : 1st use of dual-polarization

17. 1975 RCA SATCOM : 1st Operational body – stabilized comm. Satellite

18. 1976 MARISAT : 1st mobi communications satellite

19. 1976 PALAPA : 3rd country (Indonesia) to launch domestic comm. Satellite

20. 1979 INMARSAT formed

21. 1988 TAT – 8 : 1st Fiber Optic Trans – Atlantic telephone cable

5
Satelit Telkom yang sudah diluncurkan

6
1.3 BAGAIMANA MENENTUKAN KETINGGIAN SATELIT

Pada khayalan Arthur C. Clarke, sebuah satelit yang mengorbit pada ketinggian tertentu mempunyai
periode sama dengan periode bumi berputar akan sangat efektif dalam sistem lkomunikasi , karena
antena tidak perlu mengikuti pergerakan satelit.
Ketinggian yang diperlukan untuk orbit Geostationer dapat diturunkan dari teori dinamika gerak untuk
suatu orbit lingkaran pada ketinggian h diatas tanah. Jika kelilingnya adalah 2Π (a + h), dimana a =
6371 km adalah jari – jari bumi pergerakan dalam sebuah lingkaran. Berarti kecepatan keliling V
adalah konstan, karena itu waktu satu orbit adalah

2Π (a+h)
T=
V

7
Dari mekanika gaya sentripental pada sebuah satelit dengan masa M adalah :

MV 2
Fs =
a+h

MV 2
Mg =
a+h
Dimana g ′ adalah percepatan gravitasi pada ketinggian satelit dan akhirnya dihubungkan dengan percepatan gravitasi g =
9,8 m/s pada permukaan bumi oleh persamaan ;
a 2
g′ =g .........................................................................(1.1)
a+h

Dengan mensubstitusi persamaan (1.1) ke dalam persamaan (1.2) diperoleh:

a 2 MV2
Mg = a+h
= a+h .........................................................(1.2)

8
Karena itu diperoleh :

1
V=a .............................................................................(1.3)
a+h

Dengan memasukan memasukkan persamaan (1.3) ke dalam persamaan (1.1) dan


menyelesaikan untuk h adalah :

h = (5075 T 2/3 − 6371) Km .................................................(1.4)

Dimana T adalah waktu dalam jam, dengan kenaikan nilai T = 24 jam diperoleh h = 35,855 Km.
Dan nilai h ini sebagai ketinghian dari orbit Geostationer.

9
1.4 KONFIGURASI SISTEM KOMUNIKASI SATELIT

Dalam menjalankan sistem komunikasi sebuah komunikasi satelit, ada dua elemn dasar yang
ikut berperan di dalamnya, yaitu : Stasiun Bumi (Ground Segement) dan Satelit (Space Segment). Stasiun
Bumi akan mengirimkan sinyal informasi ke arah satelit dengan menggunakan frekuensi yang dinamakan
Frekuensi Up Link dan sebaliknya satelit sebagai repeater tunggal di luar angkasa akan meneruskan
sinyal informasi ke arah tujuan dengan mengunakan Frekuensi Down Link

10
Masing – masing besaran frekuensi up link dan down link tersebut mengikuti aturan yang distandarisasi
oleh ITU-T dengan mengategorikan besarnya frekuensi sesuai dengan Band-nya seperti di bawah ini:

BAND UP LINK (GHz) DOWN LINK (GHz) Bandwidth(MHz)

C 5.9-6.4 3.7-4.2 500

X 7.9-8.4 7.25-7.75 500

Ku 14-14.5 11.7-12.2 500

Ka 27-30 17-20 Not fixed

30-31 20-21 Not Fixed

11
Tabel di atas memperlihatkan susunan band frekuensi untuk up link dan down link dari komunikasi
satelit yang berlaku secara seragam di seluruh dunia. Sama seperti aplikasi komunukasi gelombang
mikro, maka pertimbangan pemilihan band frekuensi didasarkan pada tingkat kebutuhan aplikasi satelit
tersebut. Jika sistem komunikasi satelit yang dibangun membutuhkan bandwidth yang lebar, maka lebih
baik untuk memilih band frekuensi yang besar seperti Ku atau Ka sedangkan untuk efisiensi daya, maka
dipilih bandwidth yang kecil. Faktor lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan band frekuensi adalah
bahwa semakin tinggi frekuensinya, redaman yang diakibatkan oleh air hujan semakin tinggi. Semakin
besar daya yang dipunyai oleh satelit tersebut, luas wilayah yang dapat dijangkau akan semakin lebar.
Jangkauan wilayah tersebut disebut foot print

12
Gambar : spot beam dan eleptical satelite coverage

Gambar : coverage of telkom satelite


13
THE ELECTRICAL-MAGNETIC SPECTRUM

Gambar : typical satelite footprint


ORBIT SATELIT
1.1 Jenis Orbit Satelit

Jenis Orbit Satelit dibedakan menjadi 3, yaitu :


A. Orbit Stationer
~Sebuah orbit yang menempatkan satelit untuk terus tetap berada pada posisinya.
~Satelit yang ditempatkan dalam orbit ini kebanyakan dari arah timur ke barat mengikuti rotasi bumi.
Orbit Stastioner dibedakan menjadi 3 menurut ketinggiannya, yaitu :
1. LEO (Low Earth Orbit)
~Satelit yang mempunyai ketinggian 320-800 Km diatas permukaan bumi.
~Satelit ini harus mempunyai kecepatan yang sangat tinggi supaya tidak terlempar ke atmosfer bumi. Karena, satelit yang sangat dekat
dengan bumi.
~Kecepatan edar satelit LEO mencapai 27.359Km/h dan membutuhkan waktu 90 menit untuk mengitari bumi.
~Kegunaan Satelit LEO adalah sebagai system remote sensing, peramal cuaca, dan untuk aplikasi komunikasi seluler.
~Kelebihan Satelit LEO adalah satelit tidak terlalu dengan bumi sehingga murah .

15
Lanjutan
Keuntungan dan Kerugian LEO

Keuntungan Kerugian

1. Delay propagasi lebih kecil daripada 1. Julah satelit di orbit LEO lebih banyak
MEO & GEO (50-70) satelit
2. Sudut elvasi lebih besar untuk melihat 2. Kurang efektif untuk cakupan layanan
satelit LEO nasional/regional
3. Rugi-rugi redaman propagasi kecil 3. cocok untuk kanal kecil
4. Perlu biaya (CAPEX) yang besar
4. Daya terima lebih besar dan freqkuensi
bias dipakai ulang 5. Perlu biaya operasi dan pemeliharaan
yang banyak karena jumlah satelit yang
5. Mudah dioperasikan dengan daya dan banyak
antenna kecil 6. Umur satelit pendek disbanding MEO
&GEO

16
Lanjutan
MEO

2. MEO (Medium Earth Orbit )

~Satelit yang mempunyai ketinggian diatas 10.000 Km diatas permukaan bumi.


~Jarak satelit dengan bumi cukup jauh sehingga tidak banyak di luar angkasa
~Satelit ini mempunyai delay 60-80 ms

17
Lanjutan
Keuntungan & Kerugian MEO

Keuntungan Kerugian

1. Delay relative lebih kecil dibanding 1. Jumlah satelit MEO lebih banyak
GEO dibandingan GEO
2. Sudut pandang ke satelit lebih baik 2. Biaya CAPEX peluncuran lebih mahal
3. Pemakaian ulang frekuensi lebih vaik disbanding GEO
daripada GEO 3. Antena satsiun bumi lebih mahal dan
4. Jumlah satelit lebih sedikit (6-8) satelit lebih kompleks
disbanding LEO 4. Cocok untuk kanal sedang
5. Biaya CAPEX & OPEC lebih kecil
dibanding LEO
6. Umur satelit MEO lebih Panjang

www.telkomuniversity.ac.id | www.apkit.co.id 18
Lanjutan
GEO

2. GEO (Geostationery Earth Orbit)


~Sebuh satelit yang ditempatkan dalam orbit yang posisinya tetap dengan posisi suatu titik di bumi.
~Waktu edarnya sama saja dengan rotasi bumi dan sejajar dengan garis khatulistiwa yang mempunyai lintang 0 derajat
~Mempunyai jarak sebesar 35.786 Km diatas permukaan bumi
~Keuntungan satelit ini yaitu dalam men-tracking antenna pengendalian dari suatu Stasiun Bumi tidak perlu mengikuti pergerakan
satelit, karena satelit tersebut periodenya sama dengan rotasi bumi.
~Kerugian sateli GEO yaitu mempunyai delay yang signifikan karena terpaut jauh dari permukaan bumi
~Satelit ini tidak bisa mencakup ke semua permukaan bumi, yang tidak bias adalah kutub utara dan kutub selatan

19
Lanjutan
Keuntungan & Kerugian GEO

Keuntungan Kerugian

1. Stasiun bumi tidak memerlukan alat 1. Delay propagasi besar 240 ms 1 hop
pelacakan satelit
2. Biaya investasi salit CAPEX sekitar Rp.
2. Satu satelit dapat melayani cakupan luas 1,25-2 triliun dan peluncuran rumit
3. Umur satelit 15-18 tahun 3. Diameter stasiun bumi besar agar dapat
4. Perangkat tracking & switching lebih menerima daya yang besar dan pola
sederhana pancar sempit dengan pemakaian
frekuensi ulang
4. Sudut pandang ke satelit lebih kecil

20
Lanjutan
Orbit Polar & Elliptical

B. Orbit Polar
~Satelit yang mempunyai inklinasi (penyimpangan) sebesar 90º dari orbit geostationer atau bias disebut mengitari bumi dari selatan ke
utara.
~Satelit ini jarang digunakan karena arah perputarannya tidak sinkron dengan rotasi bumi
C. Orbit Elliptical
~Sebuah satelit yang mengorbit dengan bentuk elip terhadap numi
~Dengan obit yang elip maka menghasilkan jarak yang tidak sama (sinkron)
~Pada satelit dengan orbit elip, maka akan terjadi suatu posisi yang terjauh & terdekat dari permukaan bumi.
~Permukaan terjauh dinamakan APOGEE
Permukaan terdekat dinamakan PERIGEE

21
Jenis Satelit Berdasarkan Layanannya

Fixed Services Satelit


Satelit yang didesain untuk melayani panggilan telepon, transmisi data (internet), ataupun broadcasting. Satelit ini mempunyai daya
pancar yang kecil yang hanya berkisaran 10-20 watts/transmit carrier. Sehingga, membutuhkan antenna penerima yang cukup besar
untuk menangkap frekuensi down linknya

Direct Broadcast Satelite

Satelit yang didesain secara khusus untuk melayani aplikasi broadcasting TV & Radio. Sehingga memerlukan daya yang sangat besar.
Daya pada satelit ini adalah 10x daya satelit Fixed Services Satelite. Sehingga user ground segment menggunakan antenna diameter
kecil untuk menangkap siarannya

Medium Power Satelite

Satelit yang mempunyai daya sekitar 50 watt. Penggunakaan ini dikhusukan untuk aplikasi umum & militer karena dayanya berada di
antar FSS dan DBS.
Lanjutan

Satelit yang khusus diaplikasikan untuk


Up Link (GHZ) Down Link (GHZ)
keperluan telepon nirkabel. Konsepnya samade
1,6 1,5 ngan telepon selular, hanya daerah cakupan
yang tidak terbatas pada sel yang bersangkutan
2,1 2,0 saja, tetapi seluas foot print satelit yang
bersangkutan. Satelit ini menggunakan
2,6 2,5
konfigurasi frekuensi up link & down link
3,0 2,0 seperti table disamping :

23
Pergerakan Satelit

Pergerakan Satelit

Satelit yang mengitari bumi pada


orbit yang dikendalikan oleh Master
Control Station di bumi.
Pengendalian satelit yang berada
puluhhan ribu kilometer dari bumi
menggunakan system otomatis yang
didasarkan atas dua system sebagai
berikut :

24
Pergerakan Satelit
Spin Stabillized Satelit

Spin Stabillized Satelit


Merupakan metode pengendalian satelit dengan cara menggerakan body satelit secara berputar untuk
menuju ke suatu posisi tertentu yang diinginkan.
Satelit yang secara teori diam, pada kenyataannya akan bergeser dari orbit sebenarnya. Dengan metode
Spin Stabillized Satelit ini, dibagi menjadi 4 yaitu :

25
Kontrol Dasar Spin Stabillized Satelite

Spin Axis Altitude Control Orbit Control System Spin Rate Control System Active Nutation Control
System
Merupakan bagian yang Merupakan bagian yang Merupakan bagian yang Merupakan bagian yang
akan mengontrol akan mengontrol akan mengontrol mendeteksi satelit ada
pergerakan satelit dari pergerakan satelit dari kecepatan putar satelit posisi bujur dan lintang
arah atas dan bawah arah barat dan timur & dalam bergerak kembali yang diinginkan
smpangan utara-selatan ke posisi yang
diinginkan

26
Pergerakan Satelit
Three Axis Body Stabillized

Three Axis Body Stabillized


Merupakan pengontrolan posisi satelit berdasarkan sumbu koordinat X,Y,Z. dari ketiga sumbu
koordinat tersebut akan dipetakan menjadi posisi pitchm roll, dan yaw. Seperti gambar berikut

Roll

BUMI Pitch
Yaw

27
Gangguan Kinerja Satelit
Sun Outage & Gerhana (Eclipse)

Sun Outage
Gerhana (Eclipse)
Kejadian dimana satelit berada ditengah-
tengah antara bumi dan matahari. Jarak satelit Kejadian dimana satelit terhalang oleh
dan matahari maka dekat sehingga satelit posisi bumi dari sinar matahari. Akibat dari
dapat mengalami suhu panas dan akan gerhana ini, yaitu catu daya satelit akan
menganggu peforma satelit terganggu karena satelit mengandalkan sinar
matahari

28

Anda mungkin juga menyukai