PENDAHULUAN
1
komunikasi atau sering disebut dengan media transmisi. Dan setiap media
transmisi memiliki sistem transmisi yang sesuai dengan karakteristik
media tramsmisi. Karena hal tersebut maka pada makalah ini akan
dibahas mengenai sistem transmisi pada sistem komunikasi satellite.
2
BAB II
TEORI
3
Komponen Dasar Link Satelit
4
Ada 2 bagian penting pada sistem komunikasi satelit yaitu space
segment (bagian yang berada di angkasa) dan ground segment (biasa
disebut stasiun bumi).
Space Segment, Terdiri dari :
- Struktur / Bus
- Payload
- Power Supply
- Kontrol temperature
- Kontrol attitude dan orbit
- Sistem propulsi
- Telemetry, Tracking, & Command (TT&C)
5
b) Transponder : peralatan-peralatan elektronik untuk menerima,
memperkuat dan merubah frekuensi sinyal-sinyal yang diterima dan
dipancarkan kembali ke bumi.
c) Sub-sistem pembangkit daya listrik : untuk membangkitkan daya
listrik yang dibutuhkan bagi satelit.
d) Sub-sistem pengatur daya : untuk mengatur dan merubah daya listrik
yang dibangkitkan ke dalam bentuk-bentuk yang dibutuhkan oleh
peralatan-peralatan elektronik.
e) Sub-sistem komando dan telemetri : untuk memancarkan data-data
tentang satelit ke bumi dan menerima komando (perintah-perintah)
dari bumi.
f) Sub-sistem pendorong (thrust) untuk mengatur perubahan-
perubahan posisi dan ketinggian satelit agar bisa berada tetap pada
posisi tertentu dalam orbit.
g) Sub-sistem stabilisasi : untuk menjaga agar antena-antena satelit
dapat selalu mengarah ke sasaran yang tepat di bumi.
6
Berdasarkan fungsinya, ground segment dibedakan atas :
1) Stasiun Bumi Utama : stasiun bumi yang berfungsi untuk
mengendalikan satelit agar tetap ditempat yang diperintahkan, serta
menjalankan fungsi yang dikomandokan.
2) Stasiun Bumi Besar : stasiun bumi yang dapat mengirimkan dan
menerima sinyal-sinyal informasi dan siaran televisi.
3) Stasiun Bumi Kecil : stasiun bumi yang dapat mengirimkan dan
menerima sinyal-sinyal informasi tetapi hanya dapat menerima siaran
televisi.
4) Stasiun Bumi Bergerak (SBB) : stasiun bumi yang untuk keadaan
darurat ataupun khusus misalnya peliputan siaran TV secara langsung.
5) Television Reception Only (TVRO) : stasiun bumi yang hanya dapat
menerima siaran televisi lewat satelit.
7
1988 : Sistem satelit dengan komunikasi data dan telepon mobile,
INMARSAT C
1993 : Sistem telepon dengan digital satelit
1998 : Sistem satelit Global untuk Small Mobile Phones.
1999 : Peluncuran Telkom – 1
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
Perbedaan ini mengubah evolusi layanan Komunikasi Satelit.
Satelit sendiri memiliki 2 peranan, yaitu:
Memperkuat (amplify) received carriers untuk retransmisi pada
posisi downlink.
Mengubah frekuensi carrier untuk menghindari re-injection dari
sebagian transmitted power ke receiver.
10
Keunggulannya tidak tergantung pada jarak, dapat menyediakan
layanan untuk cakupan semua wilayah.
b. Broadcasting Satellite Service (BSS)
BSS diperuntukkan untuk broadcast langsung ke rumah-rumah
masyarakat sehingga sering juga disebut DBS (Direct Broadcast
Satellite).
c. Mobile Satellite Service
Mobile satellite service melayani komunikasi bergerak baik di daratan,
laut maupun udara.
d. Navigational Satellite Service
Navigational satellite service melayani global positioning system
(GPS).
e. Meteorological Satellite Service
Meteorological service melayani riset dan layanan penyelamatan
(rescue).
Orbit
Dalam fisika, suatu orbit adalah jalan yang dilalui oleh objek, di
sekitar objek lainnya, di dalam pengaruh dari gaya tertentu. Orbit
pertama kali dianalisa secara matematis oleh Johannes Kepler yang
merumuskan hasil perhitungannya dalam hukum gerakan planet Kepler.
Dia menemukan bahwa orbit dari planet dalam tata surya kita adalah
berbentuk elips dan bukan lingkaran atau episiklus seperti yang semula
dipercaya. Orbit adalah lintasan yang dilalui oleh satelit. Satelit akan
bergerak lebih pelan pada lintasannya ketika jarak dari bumi meningkat.
11
Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO) : 300 - 1500km di atas
permukaan bumi.
Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 - 36000 km.
Orbit Geosinkron (Geosynchronous orbit, GSO): sekitar 36000 km
di atas permukaan Bumi
Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 km di atas
permukaan Bumi.
Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.
Satelit Geostasioner
Orbit Geostasioner adalah orbit geosinkron yang berada tepat di
atas ekuator Bumi (0° lintang), dengan eksentrisitas orbital sama dengan
nol. Dari permukaan Bumi, objek yang berada di orbit geostasioner akan
tampak diam (tidak bergerak) di angkasa karena periode orbit objek
tersebut mengelilingi Bumi sama dengan periode rotasi Bumi. Orbit ini
sangat diminati oleh operator-operator satelit buatan (termasuk satelit
komunikasi dan televisi). Karena letaknya konstan pada lintang 0°, lokasi
satelit hanya dibedakan oleh letaknya di bujur Bumi.
Orbit geosinkron (GEO, Geosynchronous Earth Orbit) berada pada
ketinggian 36.000 km. Periode orbitnya 24 jam, sama dengan orbit Bumi
mengelilingi Matahari. Satelit telekomunikasi dan pengamat cuaca
12
umumnya ada di sini. Satelit GEO dengan inklinasi (sudut kemiringan
terhadap bidang ekuator) nol derajat dan dikontrol terus (seperti pada
satelit telekomunikasi) bisa berada pada titik stasioner, sehingga orbitnya
disebut geostationer orbit (GSO).
Keuntungan dari GEO diantaranya :
Bandwidth lebar. Satelit yang beroperasi pada frekuensi Ka-band
(20-30 GHz) akan dapat menyalurkan troughput dalam orde giga
bit per detik.
Relatif murah. Sistem satelit relatif lebih murah karena tidak ada
biaya penggelaran dan satu satelit dapat mengcover daerah yang
luas.
Topologi network sederhana. Dibandingkan dengan model
interkoneksi mesh pada network terestial, satelit GEO memiliki
konfigurasi yang lebih sederhana.
Dengan topologi sederhana maka performasi network lebih
mudah dikendalikan.
Disamping itu, ada beberapa kerugiannya, yaitu:
Satelit GEO memerlukan power yang lebih besar untuk hand set.
Hal ini membuat hand set menjadi lebih besar dan mengurangi
umur baterai.
Delay tetap yang dapat dirasakan oleh user. Biasanya, delaynya ¼
detik, tetapi dapat lebih lama. Pada telfon selular, delay lebih
besar dari ¼ detik tidak dapat diterima. Terjadinya interferensi
dan atau koneksi yang tidak teratur disebabkan adanya salju,
hujan, dan bentuk lain gangguan cuaca.
LEO System
Orbit bumi rendah (Low Earth Orbit, LEO) adalah sebuah orbit
sekitar Bumi antara atmosfer dan sabuk radiasi Van Allen, dengan sebuah
13
sudut inklinasi rendah. Batasan ini tidak didefinisikan secara pasti, tetapi
biasanya sekitar 300-1500 km. Orbit ini biasanya berada di bawah
intermediate circular orbit (ICO) dan jauh di bawah orbit geostationary.
Orbit lebih rendah dari sini tidak stabil dan akan turun secara cepat
karena gesekan atmosfer. Orbit yang lebih tinggi dari orbit ini merupakan
subyek dari kegagalan elektronik awal karena radiasi yang kuat dan
pengumpulan muatan. Orbit dengan sebuah sudut inklinasi yang lebih
tinggi biasanya disebut orbit polar.
Objek di orbit Bumi rendah bertemu gas atmosfer di
thermosphere (sekitar 80-500 km di atas) atau exosphere (kira-kira 500
km ke atas), tergantung dari ketinggian orbit. Kebanyakan penerbangan
angkasa berawak telah berada di LEO, termasuk seluruh space shuttle dan
bermacam misi stasiun angkasa, satu pengecualian adalah tes
penerbangan suborbital seperti Proyek Mercury awal dan penerbangan
SpaceShipOne (yang tidak ditujukan mencapai LEO), dan misi Proyek
Apollo ke Bulan (yang melewati LEO). Dari segi penggunaannya, sistem-
sistem LEO dapat dibagi dalam dua sistem, yaitu :
Sistem yang dapat beroperasi dengan mem”bypass” jaringan
telekom yang ada. Dalam group ini hanya IRIDIUM yang baru
dapat digolongkan kedalamnya.
Sistem yang bekerja melalui jaringan telekom yang ada. Sehingga
dapat dianggap sebagai perluasan sistem-sistem Cellular ataupun
jaringan telekom yang ada.
MEO System
Benda yang berada di orbit menengah (MEO, Medium Earth Orbit)
berada pada ketinggian 5.500-36.000 km. Sistem satelit navigasi GPS
(global positioning system) milik Amerika Serikat dan GLONASS (global
14
navigation satellite system) milik Rusia menempati orbit menengah ini,
sekitar 18.000-20.000 km dari Bumi.
15
Sistem satelit Palapa, alokasi transponder menggunakan sistem
polarisasi ganda (polarisasi ortogonal), yaitu polarisasi Vertikal dan
polarisasi Horizontal. Pada sistem Ku-band, cross-polarisasi lebih
banyak disebabkan oleh pengaruh butiran air hujan yang dapat
mengubah polarisasi sinyal. Sedangkan pada C-band terjadinya
cross-polarisasi lebih banyak disebabkan oleh jeleknya isolasi
antara polarisasi Vertikal dan horizontal pada sistem feed-horn
antena. Isolasi cross-poll yang diijinkan adalah >30 dB.
Sistem lainnya
Sebagai contoh adalah interferensi dari sinyal liar yang
ditimbulkan oleh sistem pembakaran motor dua tak yang tidak
sempurna, yaitu dapat mengganggu pada sistem digital dimana
carriernya kecil. Contoh lainnya adalah terganggunya/lenyapnya
sinyal sinkronisasi pada sistem TDMA yang mengakibatkan
terganggunya sistem secara keseluruhan.
16
c) Interferensi satelit
d) Cross polarisasi antenna
e) Redaman hujan
f) Loss jarak antara stasiun bumi ke satelit dan sebaliknya
g) Bandwidth carrier
h) Pattern coverage satelit (SFD, G/T, EIRP)
i) Kualitas pelayanan yang diharapkan
2. Gregorian
Tipe antena ini banyak dibuat untuk antena yang berukuran besar,
antena ini juga mempunyai efisiensi yang tinggi untuk transmit dan
receive.
Gambar antenna Gregorian
17
3. Offset fed antenna
Tipe dari antena ini masih tergolong baru karena reflector dari antena
tidak simetris. Sehingga tipe antena ini susah dalam pembuatan dan
mahal untuk jenis antena yang berukuran besar (lebih besar dari 2.4
meter).
Gambar antenna Offset fed.
Gain Antenna
Antena yang digunakan untuk komunikasi satelit tidak hanya
untuk menerima sinyal saja tetapi yang lebih penting adalah untuk
mengirimkan sinyal ke satelit. Diameter antena yang digunakan akan
sangat berpengaruh pada besarnya power yang harus disediakan untuk
mengirimkan sinyal ke satelit.
Secara umum gain antena dapat dirumus-kan sebagai berikut :
G = μ[πdf/c]² atau g = 10log(μ) + 20*log(πdf/c)
dimana :
g = gain antena (dbi)
μ= efisiensi antena
d = antenna diameter (meter)
f = frequency (hz)
c = kecepatan cahaya (3x108m/s)
18
Sidelobe antena / antenna pattern
g(ø) = 29-25*log(ø)
g(ø) = 32-25*log(ø)
g/t antenna
Intermodulasi
Intermodulasi terjadi akibat dari penguat dari power TWTA atau
SSPA yang tidak linear. Sehingga apabila power SSPA dipakai untuk
penggunaan multi carrier maka harus dilakukan output backoff. Besarnya
19
backoff ini tergantung dari berapa besar nilai intermodulasi yang
diijinkan. Besarnya output backooff ini dihasilkan oleh karakteristik dari
am/am dari power TWTA atau SSPA. Gambar intermodulasi antar carrier
dapat dilihat dibawah ini.
Interferensi Satelit
Sumber-sumber interferensi
1. Jaringan terrestrial
Biasanya, interferensi ini diakibatkan oleh antena yang mempunyai
elevasi rendah/kecil.
20
2°oleh sebab itu untuk sistem komunikasi satelit diharuskan
menggunakan antena yang mempunyai spesifikasi sebagai be-rikut :
g(ø) = 29-25*log(ø)
3. Intermodulation product
Interferensi ini disebabkan oleh akibat ketidak linearan (non linearity)
dari TWTA atau SSPA
4. Crosspolarization
Interferensi ini akibat oleh gerakan antena akibat dari ada-nya angin
atau gangguan lain.
21
Loss/redaman
Tipe Dari Loss :
1. Redaman jarak (free space loss)
Redaman karena jarak akan tergantung pada frekuensi yang
digunakan dan juga tergantung pada aktual jarak dari stasiun bumi ke
satelit, sedangkan jarak ini akan dipengaruhi oleh lokasi dari stasiun.
2. Redaman hujan (rain attenuation)
Redaman akibat hujan ini merupakan faktor yang cukup penting yang
harus diperhatikan dalam sistem komunikasi satelit. Hal ini terutama
bila sistem komunikasi satelit beroperasi diatas 10 Ghz. Besarnya
redaman akibat hujan dipengaruh besarnya butiran hujan, frekuensi,
ketinggian hujan dan polarisasi dari gelombang yang dipancarkan.
3. Pointing error (pe)
Redaman loss akibat gerakan satelit dan hal ini terjadi bila antena
tidak menggunakan sistem “autotrack”.
BANDWIDTH CARRIER
Metode Perhitungan Bandwidth Untuk Carrier Digital :
BWOCC = 1.2 x (IR+OH) x (1/m) x (1 / FEC x RS)
22
Dimana :
TR = (IR+0H)/(RSxFEC)
SR = TR/m
IR = Information Rate
OH = Overhead Rate
dengan IR>1544 kbps (OH=96 kbps)
IR<1544 kbps (OH=IR/15 kbps)
m = modulation indeks; (BPSK;m=1), (QPSK;m=2)
FEC = Forward Error Correction
RS = Reed Solomon Code
BWALC = 1.2x BWOCC
BWXPDR = INT(BWALC/30)x30+30
Konversi dari EB/NO ke C/ NO dan C/N :
C/ NO = EB/NO +10 x LOG(TR) ATAU C/N = EB/NO +10 x LOG(TR/BWOCC)
23
PW = factor emphasis dan weighting (NTSC = 12.3 dB, PAL B/B=
16.3 dB)
IM = margin (tipikalnya 1-2 dB)
CF = faktor konversi rms ke peak to peak
2. Link down/receive
Persamaan dari komponen uplink untuk sistem transmisi satelit dapat
dituliskan sebagai berikut :
24
C/NDN = EIRPSAT - FSLDN – PE - LRAIN + G/TES – K – B
dimana :
EIRPSAT = EIRPSATELLITE SATURATION-OBOCARRIER(dBW)
FSLDN = free space loss downlink (dB)
PE = pointing error dari antena receive (dB)
LRAIN = redaman hujan untuk sisi downlink (dB)
G/TES = G/T dari stsasiun bumi (dB/°K)
K = boltzmann’s constant (-228.6 dBW/°K/Hz)
B = occupied bandwidth dari carrier (dB-Hz)
25
3. Link Total
Perhitungan C/N total dari link dapat diberikan sebagai berikut
[C/NTOTAL]-1 = [C/NUP]-1 + [C/NDN] -1 + [C/IM]-1 + [C/IADJ]-1 +
[C/XPOLL]-1
Atau
C/NTOTAL = [(C/NUP)-1 + (C/NDN )-1 + (C/IM )-1 + (C/IADJ)-1 +
(C/XPOLL)-1]-1
dimana :
C/IADJ= C/NREQ+12.2 dB;
Untuk Carrier Digital C/NREQ==Eb/NoREQ+ 10 LOG(TR/BW)
C/XPOLL= 30 dB
26
c. Banyak Titik ke Satu Titik
27
sinyal satelit tidak menghiraukan batasan wilayah politik, yang bisa
menjadi kelebihan ataupun kekurangan dari sistem komunikasi ini.
3. Global Mobile Communication (GSM)
GSM adalah salah satu standar sistem komunikasi nirkabel (wireless)
yang bersifat terbuka. Telepon GSM digunakan oleh lebih dari satu
milyar orang di lebih dari 200 negara. Banyaknya standar GSM ini
membuat roaming internasional sangat umum dengan “persetujuan
roaming” antar operator telepon genggam. GSM berbeda banyak
dengan teknologi sebelumnya dalam pensinyalan dan “channel”
pembicaraan adalah digital, yang berarti ia dipandang sebagai sistem
telepon genggam generasi kedua (2G). GSM merupakan sebuah
standar terbuka yang sekarang ini dikembangkan oleh 3GPP.
4. Sistem satelit untuk memperluas sistem telepon seluler
Sekarang ini, hanya 15% dari daratan dunia terlayani oleh selular atau
teresterial telefon, sehingga satelit menjadi satu-satunya alternatif
bila kabel atau selular tidak tersedia.
5. Akses internet melalui satelit
Jenis teknologi satelit telah digunakan untuk aplikasi akses Internet,
seperti DirectPC di Amerika, Jepang, Kanada, dan beberapa negara di
Eropa. Kecepatan akses Internet dapat menggunakan kecepatan yang
bervariasi antara 64 Kbps sampai 400 Kbps untuk keperluan down-
loading dengan asymmetric IP traffic: transaksi atau file.
6. Satelit Direct to Home (DTH)
Menggunakan teknologi Direct To Home (DTH) sebagai infrastruktur
TV Link untuk mengirimkan beratus-ratus program langsung ke
rumah-rumah melalui jaringan satelit.
7. Satellite News Gathering (SNG)
Pelayanan SNG menjadi jenis pelayanan yang populer diantara yang
ditawarkan oleh operator-operator satelit. Pelayanan SNG ini
28
menyediakan kepada para pelanggannya, seperti perusahaan-
perusahaan penyiaran TV, pemerintah, untuk memiliki kemampuan
yang mobile dalam meliput program-program outdoor dan siaran
langsung TV (acara berita dan olahraga) maupun untuk
memanfaatkan fasilitas-fasilitas komunikasi pada kondisi bencana
atau darurat. Dalam mengirimkan pelayanan-pelayanan SNG,
operator-operator satelit dengan cara sederhana menyediakan
stasiun bumi portable atau mobile dengan kemampuan sistem audio,
percakapan telepon dan video. Satelit-satelit dengan frekuensi-
frekuensi pita Ku atau Ka memiliki karakteristik yang fleksibel dan
portabel disebabkan karena ukuran terminal VSAT mobile nya relatif
kecil dan sederhana.
29
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Komunikasi satelit adalah satelit buatan yang dipasang diangkasa
dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada
frekuensi gelombang mikro.
2. Pada awalnya satelit digunakan untuk pelengkap sistem kabel
jarak jauh.
3. Komponen sistem komunikasi satelit terdiri dari space segmen
dan ground segmen
4. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain link
budget adalah : antena stasiun bumi, Intermodulasi, Interferensi
satelit, Cross polarisasi antenna, Redaman hujan, Loss jarak antara
stasiun bumi ke satelit dan sebaliknya, Bandwidth carrier, Pattern
coverage satelit (SFD, G/T, EIRP), Kualitas pelayanan yang
diharapkan.
5. Pengalokasian frekuensi untuk layanan layanan satelit adalah
proses yang sangat kompleks yang membutuhkan koordinasi dan
perencanaan tingkat internasional
6. Terdapat beberapa macam jenis ketinggian dalam pengorbitan
satelit; orbit rendah, orbit menengah, orbit Geosinkron, orbit
Geostasioner, orbit tinggi juga ada orbit khusus: orbit Molniya,
orbit sunsynchronous, orbit polar
7. Antena stasiun bumi merupakan adalah faktor komponen utama
dalam mendisain suatu link budget untuk mengirim dan menerima
sinyal, terdapat tiga jenis antena: antena . Cassegrian ,antena
Gregorian, antena Offset fed antenna
8. Untuk mencari Gain pada Antena
30
G = μ[πdf/c]²ataug = 10log(μ) + 20*log(πdf/c)
9. Link komunikasi satelit terdiri dari dua komponen utama yaitu
kompenen sisi uplink (pemancar) dan komponen sisi downlink
(penerimaan)
10. Terdapat beberapa gangguan pada system komunikasi satelit ini ,
yaitu :
1. Interferensi satelit
Beberapa sumber interferensi:Jaringan terrestrial, Adjacent
satellite/jaringan satelit lain, intermodulation product,
Crosspolarization.
2. redaman(loss)
Adapun beberapa tipe loss: Redaman jarak (free space loss),
Redaman hujan (rain attenuation), Pointing error (pe).
31
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/5459857/Makalah_satelit
https://id.wikipedia.org/wiki/Satelit_komunikasi
32