Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelayanan telekomunikasi mempunyai peranan yang besar untuk
berbagai aspek kehidupan. Contohnya bisnis, perdagangan, rumah
tangga, industri dan sebagainya. Agar telekomunikasi dapat berjalan
dengan lancar, maka diperlukan sistem komunikasi. Sistem komunikasi
dapat berupa sistem komunikasi optic, radio dan terrestrial, serta satelit.
Pada awalnya, sistem komunikasi terrestrial banyak di pakai untuk
pelayanan telekomunikasi, tapi pelayanan telekomunikasi dengan
menggunakan terestrial memerlukan banyak biaya pembangunan
infrastruktur. Selain itu, sistem komunikasi terrestrial tidak mampu
melayani telekomunikasi secara global, hal ini disebabkan antar benua
dipisahkan oleh samudra yang luas. Sedangkan komunikasi terrestrial
memanfaatkan pemantulan gelombang radio pada lapisan ionosfer.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini,
memungkinkan berkembangnya teknologi untuk pelayanan
telekomunikasi. Salah satu bentuk perkembangan layanan
telekomunikasi, yaitu dengan adanya sistem komunikasi satelit. Dimana
sistem komunikasi ini memakai layanan satelit untuk berkomunikasi
secara global tanpa dibatasi oleh jarak antar benua di dunia.
Komunikasi satelit pada saat ini menyediakan kapasitas yang
sangat besar baik untuk percakapan telepon maupun untuk transmisi
video. Selain itu, pemakaian stasiun bumi telah berkurang dari pada
dengan pemakaian sistem komunikasi terrestrial.
Sistem komunikasi tidak terlepas dari sistem transmisi, karena
informasi yang akan dikirimkan harus mempunyai media untuk terjadinya

1
komunikasi atau sering disebut dengan media transmisi. Dan setiap media
transmisi memiliki sistem transmisi yang sesuai dengan karakteristik
media tramsmisi. Karena hal tersebut maka pada makalah ini akan
dibahas mengenai sistem transmisi pada sistem komunikasi satellite.

1.2. Batasan Masalah


Pada makalah ini dibahas tentang sistem transmisi sistem
komunikasi satelit, khususnya satelit komunikasi, meliputi link budget dan
jaringan satelit komunikasi.

2
BAB II
TEORI

2.1. Sistem Komunikasi Satelit


Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode
revolusi dan rotasi tertentu. Ada dua jenis satelit, yakni satelit alam dan
satelit buatan.
1. Satelit Alami adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia
yang mengorbit sebuah planet atau benda lain yang lebih besar
daripada dirinya, seperti misalnya, Bulan adalah satelit alami Bumi.
Sebenarnya terminologi ini berlaku juga bagi planet yang mengelilingi
sebuah bintang, atau bahkan sebuah bintang yang mengelilingi pusat
galaksi, tetapi jarang digunakan. Bumi sendiri sebenarnya merupakan
satelit alami Matahari.
2. Satelit Buatan adalah benda buatan manusia yang beredar
mengelilingi benda lain, misalnya satelit Palapa yang mengelilingi
Bumi.

Satelit Komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang diangkasa


dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi
gelombang mikro. Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit
geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe terbaru
menggunakan satelit pengorbit bumi rendah.
Untuk pelayanan tetap, satelit komunikasi menyediakan sebuah
teknologi tambahan bagi kabel komunikasi kapal selam optik fiber. Untuk
aplikasi bergerak, seperti komunikasi ke kapal laut dan pesawat terbang
di mana aplikasi teknologi lain seperti kabel, tidak praktis atau tidak
mungkin digunakan.

3
Komponen Dasar Link Satelit

Arsitektur Komunikasi Satelit

4
Ada 2 bagian penting pada sistem komunikasi satelit yaitu space
segment (bagian yang berada di angkasa) dan ground segment (biasa
disebut stasiun bumi).
Space Segment, Terdiri dari :
- Struktur / Bus
- Payload
- Power Supply
- Kontrol temperature
- Kontrol attitude dan orbit
- Sistem propulsi
- Telemetry, Tracking, & Command (TT&C)

Space segment berguna untuk mengontrol dan memonitor satelit.


Hal ini termasuk, tracking, telemetry dan command station (TT&C)
bersama dengan satellite control centre, tempat operasional dari station-
keeping dan checking fungsi vital dari satelit dilakukan. Gelombang radio
yang ditransmisi oleh stasiun bumi, diterima oleh satelit. Link yang
terbentuk disebut UPLINK. Satelit akan mentransmisi gelombang radio ke
stasiun bumi penerima, dan link nya disebut DOWNLINK. Kualitas dari
suatu link radio ditentukan oleh carrier-to-noise ratio. Kualitas dari
overall link menentukan kualitas sinyal yang dikirim ke end user.
Pada prinsipnya satelit komunikasi merupakan stasiun pengulang
(repeater)diangkasa. Sinyal-sinyal yang dikirim oleh antena di bumi
setelah diterima diperkuat oleh peralatan-peralatan di satelit kemudian
dikirim kembali ke bumi. Keuntungan utama dari satelit komunikasi
adalah daya tampung lalu lintas telekomunikasi yang besar dan fleksibel
serta mempunyai daerah liputan yang luas di bumi.
Subsistem - subsistem yang harus dimiliki oleh satelit :
a) Sub-sistem Antena : untuk menerima dan memancarkan sinyal

5
b) Transponder : peralatan-peralatan elektronik untuk menerima,
memperkuat dan merubah frekuensi sinyal-sinyal yang diterima dan
dipancarkan kembali ke bumi.
c) Sub-sistem pembangkit daya listrik : untuk membangkitkan daya
listrik yang dibutuhkan bagi satelit.
d) Sub-sistem pengatur daya : untuk mengatur dan merubah daya listrik
yang dibangkitkan ke dalam bentuk-bentuk yang dibutuhkan oleh
peralatan-peralatan elektronik.
e) Sub-sistem komando dan telemetri : untuk memancarkan data-data
tentang satelit ke bumi dan menerima komando (perintah-perintah)
dari bumi.
f) Sub-sistem pendorong (thrust) untuk mengatur perubahan-
perubahan posisi dan ketinggian satelit agar bisa berada tetap pada
posisi tertentu dalam orbit.
g) Sub-sistem stabilisasi : untuk menjaga agar antena-antena satelit
dapat selalu mengarah ke sasaran yang tepat di bumi.

Ground Segment, terdiri dari :


- User Terminal
- SB Master
- Jaringan.
Dari SB (stasiun bumi) langsung dihubungkan ke end user. Stasiun
bumi dibedakan atas ukurannya yang bervariasi berdasarkan volume
traffic yang dibawa oleh link satelit dan tipe trafiknya. Stasiun terbesar
memiliki antena berdiameter 30 m (standard A dari Intelsat Network),
yang terkecil memiliki diameter antena 0,6 m atau lebih kecil lagi berupa
mobile station terminal. Sebagian stasiun berfungsi menerima dan
mengirim, namun ada juga yang hanya menerima saja (RCVO station).

6
Berdasarkan fungsinya, ground segment dibedakan atas :
1) Stasiun Bumi Utama : stasiun bumi yang berfungsi untuk
mengendalikan satelit agar tetap ditempat yang diperintahkan, serta
menjalankan fungsi yang dikomandokan.
2) Stasiun Bumi Besar : stasiun bumi yang dapat mengirimkan dan
menerima sinyal-sinyal informasi dan siaran televisi.
3) Stasiun Bumi Kecil : stasiun bumi yang dapat mengirimkan dan
menerima sinyal-sinyal informasi tetapi hanya dapat menerima siaran
televisi.
4) Stasiun Bumi Bergerak (SBB) : stasiun bumi yang untuk keadaan
darurat ataupun khusus misalnya peliputan siaran TV secara langsung.
5) Television Reception Only (TVRO) : stasiun bumi yang hanya dapat
menerima siaran televisi lewat satelit.

2.2. Perkembangan Sistem Komunikasi Satelit


Komunikasi Satelit muncul pada Perang Dunia II yang merupakan
pengembangan teknologi saat itu, Missiles dan Microwaves, untuk
dikombinasikan sebagai awal dari era komunikasi satelit.
Secara garis besar sejarah satelit dunia dari tahun ke tahun diantaranya:
1945 : Athur Clarke menerbitkan essay tentang “Extra Terrestial Relays”
1957 : Diluncurkan pertama kali satelit sputnic
1959 : Satelit cuaca pertama, Vaguard 2
1960 : Diluncurkan satelit komunikasi Refleksi ECHO
1963 : Diluncurkan satelit komunikasi Geostasioner SYNCOM
1965 : Komunikasi satelit Geostasioner komersial pertama di dunia,
INTELSAT I
1976 : Satelit marisat untuk komumnikasi maritim dan peluncuran
PALAPA
1982 : Sistem telepon dengan satelit mobile , INMARSAT 4

7
1988 : Sistem satelit dengan komunikasi data dan telepon mobile,
INMARSAT C
1993 : Sistem telepon dengan digital satelit
1998 : Sistem satelit Global untuk Small Mobile Phones.
1999 : Peluncuran Telkom – 1

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pentransmisian Sistem Komunikasi Satelit


Pada prinsip karakteristik Sistem Komunikasi Satelit serupa
dengan microwave radio links tapi dibedakan atas 4 karakteristik
penting :
 Sinyal Komunikasi Satelit menempuh jarak yang sangat jauh
tanpa penguatan, konsekuensinya satelit bersifat aktif,
mempunyai penguatan sinyal yang on-board.
 Peralatan berada di daerah yang tidak dihuni manusia (extreme
environment = luar angkasa).
 Perbaikan dapat dianggap mustahil dilakukan setelah satelit
diluncurkan ke orbit (baru bisa dilakukan pada orbit LEO).
 Satelit komunikasi awalnya digunakan untuk pelengkap sistem
kabel jarak jauh (long distance cable systems).

namun terdapat beberapa perbedaaan diantara kedua sistem


tersebut :
 Long distance cable bersifat point-to-point connections,
Komunikasi Satelit bersifat point-to-multipoint / multipoint-to-
multi point connections.
 Biaya sistem kabel meningkat dengan pertambahan jarak, biaya
link satellite tidak tergantung oleh jarak antar Stasiun bumi.
 Transmisi satelit dapat mengatasi hambatan fisik dan politik yang
tidak dapat dilewati oleh sistem kabel.
 Satelit dapat menyediakan layanan bagi mobile terminals.

9
Perbedaan ini mengubah evolusi layanan Komunikasi Satelit.
Satelit sendiri memiliki 2 peranan, yaitu:
 Memperkuat (amplify) received carriers untuk retransmisi pada
posisi downlink.
 Mengubah frekuensi carrier untuk menghindari re-injection dari
sebagian transmitted power ke receiver.

Alokasi Frekuensi untuk Layanan Satelit


Pengalokasian frekuensi untuk layanan satelit adalah proses yang
sangat kompleks yang membutuhkan koordinasi dan perencanaan tingkat
internasional. Hal ini dilakukan dibawah pengawasan International
Communication Union (ITU). Dalam hal perencanaan frekuensi ini
(frequency planning), dunia dibagi menjadi 3, yaitu :
 Kawasan 1: Eropa, Afrika, Rusia (dulu masih Soviet) dan Mongolia.
 Kawasan 2: Amerika Utara dan Selatan, Greenland.
 Kawasan 3: Asia (diluar daerah 1), Australia dan Pasifik Barat Daya.

Dalam setiap kawasan, frekuensi dialokasikan untuk berbagai


macam layanan satelit, walaupun frekuensi tersebut dipakai untuk
layanan yang berbeda di kawasan lain. Beberapa layanan satelit adalah
sebagai berikut :
a. Fixed Satellite Service (FSS)
FSS menyediakan link untuk jaringan telepon dan juga untuk
pentransmisian sinyal televisi ke perusahaan tv kabel, untuk
kemudian didistribusikan melalui jaringan kabel. Contoh FSS: DTH
(Direct To Home), akses internet, video conferencing, satelit new
gathering (SNG), frame relay, Digital Audio broadcasting (DAB).

10
Keunggulannya tidak tergantung pada jarak, dapat menyediakan
layanan untuk cakupan semua wilayah.
b. Broadcasting Satellite Service (BSS)
BSS diperuntukkan untuk broadcast langsung ke rumah-rumah
masyarakat sehingga sering juga disebut DBS (Direct Broadcast
Satellite).
c. Mobile Satellite Service
Mobile satellite service melayani komunikasi bergerak baik di daratan,
laut maupun udara.
d. Navigational Satellite Service
Navigational satellite service melayani global positioning system
(GPS).
e. Meteorological Satellite Service
Meteorological service melayani riset dan layanan penyelamatan
(rescue).

Orbit
Dalam fisika, suatu orbit adalah jalan yang dilalui oleh objek, di
sekitar objek lainnya, di dalam pengaruh dari gaya tertentu. Orbit
pertama kali dianalisa secara matematis oleh Johannes Kepler yang
merumuskan hasil perhitungannya dalam hukum gerakan planet Kepler.
Dia menemukan bahwa orbit dari planet dalam tata surya kita adalah
berbentuk elips dan bukan lingkaran atau episiklus seperti yang semula
dipercaya. Orbit adalah lintasan yang dilalui oleh satelit. Satelit akan
bergerak lebih pelan pada lintasannya ketika jarak dari bumi meningkat.

Macam – macam orbit satelit


Banyak satelit dikategorikan atas ketinggian orbitnya, meskipun
sebuah satelit bisa mengorbit dengan ketinggian berapa pun.

11
 Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO) : 300 - 1500km di atas
permukaan bumi.
 Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 - 36000 km.
 Orbit Geosinkron (Geosynchronous orbit, GSO): sekitar 36000 km
di atas permukaan Bumi
 Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 km di atas
permukaan Bumi.
 Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.

Orbit berikut adalah orbit khusus yang juga digunakan untuk


mengkategorikan satelit, diantaranya:
 Orbit Molniya, orbit satelit dengan periode orbit 12 jam dan
inklinasi sekitar 63°.
 Orbit Sunsynchronous, orbit satelit dengan inklinasi dan tinggi
tertentu yang selalu melintas ekuator pada jam lokal yang sama.
 Orbit Polar, orbit satelit yang melintasi kutub.

Satelit Geostasioner
Orbit Geostasioner adalah orbit geosinkron yang berada tepat di
atas ekuator Bumi (0° lintang), dengan eksentrisitas orbital sama dengan
nol. Dari permukaan Bumi, objek yang berada di orbit geostasioner akan
tampak diam (tidak bergerak) di angkasa karena periode orbit objek
tersebut mengelilingi Bumi sama dengan periode rotasi Bumi. Orbit ini
sangat diminati oleh operator-operator satelit buatan (termasuk satelit
komunikasi dan televisi). Karena letaknya konstan pada lintang 0°, lokasi
satelit hanya dibedakan oleh letaknya di bujur Bumi.
Orbit geosinkron (GEO, Geosynchronous Earth Orbit) berada pada
ketinggian 36.000 km. Periode orbitnya 24 jam, sama dengan orbit Bumi
mengelilingi Matahari. Satelit telekomunikasi dan pengamat cuaca

12
umumnya ada di sini. Satelit GEO dengan inklinasi (sudut kemiringan
terhadap bidang ekuator) nol derajat dan dikontrol terus (seperti pada
satelit telekomunikasi) bisa berada pada titik stasioner, sehingga orbitnya
disebut geostationer orbit (GSO).
Keuntungan dari GEO diantaranya :
 Bandwidth lebar. Satelit yang beroperasi pada frekuensi Ka-band
(20-30 GHz) akan dapat menyalurkan troughput dalam orde giga
bit per detik.
 Relatif murah. Sistem satelit relatif lebih murah karena tidak ada
biaya penggelaran dan satu satelit dapat mengcover daerah yang
luas.
 Topologi network sederhana. Dibandingkan dengan model
interkoneksi mesh pada network terestial, satelit GEO memiliki
konfigurasi yang lebih sederhana.
 Dengan topologi sederhana maka performasi network lebih
mudah dikendalikan.
Disamping itu, ada beberapa kerugiannya, yaitu:
 Satelit GEO memerlukan power yang lebih besar untuk hand set.
Hal ini membuat hand set menjadi lebih besar dan mengurangi
umur baterai.
 Delay tetap yang dapat dirasakan oleh user. Biasanya, delaynya ¼
detik, tetapi dapat lebih lama. Pada telfon selular, delay lebih
besar dari ¼ detik tidak dapat diterima. Terjadinya interferensi
dan atau koneksi yang tidak teratur disebabkan adanya salju,
hujan, dan bentuk lain gangguan cuaca.

LEO System
Orbit bumi rendah (Low Earth Orbit, LEO) adalah sebuah orbit
sekitar Bumi antara atmosfer dan sabuk radiasi Van Allen, dengan sebuah

13
sudut inklinasi rendah. Batasan ini tidak didefinisikan secara pasti, tetapi
biasanya sekitar 300-1500 km. Orbit ini biasanya berada di bawah
intermediate circular orbit (ICO) dan jauh di bawah orbit geostationary.
Orbit lebih rendah dari sini tidak stabil dan akan turun secara cepat
karena gesekan atmosfer. Orbit yang lebih tinggi dari orbit ini merupakan
subyek dari kegagalan elektronik awal karena radiasi yang kuat dan
pengumpulan muatan. Orbit dengan sebuah sudut inklinasi yang lebih
tinggi biasanya disebut orbit polar.
Objek di orbit Bumi rendah bertemu gas atmosfer di
thermosphere (sekitar 80-500 km di atas) atau exosphere (kira-kira 500
km ke atas), tergantung dari ketinggian orbit. Kebanyakan penerbangan
angkasa berawak telah berada di LEO, termasuk seluruh space shuttle dan
bermacam misi stasiun angkasa, satu pengecualian adalah tes
penerbangan suborbital seperti Proyek Mercury awal dan penerbangan
SpaceShipOne (yang tidak ditujukan mencapai LEO), dan misi Proyek
Apollo ke Bulan (yang melewati LEO). Dari segi penggunaannya, sistem-
sistem LEO dapat dibagi dalam dua sistem, yaitu :
 Sistem yang dapat beroperasi dengan mem”bypass” jaringan
telekom yang ada. Dalam group ini hanya IRIDIUM yang baru
dapat digolongkan kedalamnya.
 Sistem yang bekerja melalui jaringan telekom yang ada. Sehingga
dapat dianggap sebagai perluasan sistem-sistem Cellular ataupun
jaringan telekom yang ada.

MEO System
Benda yang berada di orbit menengah (MEO, Medium Earth Orbit)
berada pada ketinggian 5.500-36.000 km. Sistem satelit navigasi GPS
(global positioning system) milik Amerika Serikat dan GLONASS (global

14
navigation satellite system) milik Rusia menempati orbit menengah ini,
sekitar 18.000-20.000 km dari Bumi.

Interferensi Pada Sistem Satelit


Interferensi pada sistem transmisi satelit dapat disebabkan oleh
banyak sumber, yaitu :
 Sistem satelit terdekat. Apabila SB penerima memiliki antena
dengan pattern receive yang buruk, artinya gain side-lobenya
cukup besar (tinggi), maka sinyal down-link yang berasal dari
satelit lain akan diterima juga oleh SB penerima sebagai sinyal
interferensi.
 SB pemancar (Up-link) Sinyal interferensi timbul disebabkan oleh
SB pemancar dari satelit lain. Apabila SB pemancar tersebut
memiliki antenna dengan pattern side-lobe dengan gain yang
cukup besar, maka carrier pada arah side-lobe juga memiliki daya
yang cukup tinggi untuk mengganggu sistem satelit.
 Intermodulasi kanal terdekat Satu transponder dibebani atau
dioperasikan untuk multi carrier seperti sistem FDMA atau 2T ½,
maka carrier-carrier tersebut akan menimbulkan sinyal
termodulasi pada transponder tersebut dan transponder dikanan-
kirinya. Walaupun pada output multiplexer transponder sudah
dilengkapi filter yang akan mem-filter sinyal intermodulasi, tetapi
energi yang ditimbulkan akan tetap melebar ditransponder kanan-
kirinya.
 Interferensi dari sistem terresterial. Sistem terresterial beroperasi
pada frekuensi band yang sarna dengan sistem frekuensi pada
Satelit Palapa, yaitu C-band 6/4 Ghz.
 Cross Polarisasi Antena

15
Sistem satelit Palapa, alokasi transponder menggunakan sistem
polarisasi ganda (polarisasi ortogonal), yaitu polarisasi Vertikal dan
polarisasi Horizontal. Pada sistem Ku-band, cross-polarisasi lebih
banyak disebabkan oleh pengaruh butiran air hujan yang dapat
mengubah polarisasi sinyal. Sedangkan pada C-band terjadinya
cross-polarisasi lebih banyak disebabkan oleh jeleknya isolasi
antara polarisasi Vertikal dan horizontal pada sistem feed-horn
antena. Isolasi cross-poll yang diijinkan adalah >30 dB.
 Sistem lainnya
Sebagai contoh adalah interferensi dari sinyal liar yang
ditimbulkan oleh sistem pembakaran motor dua tak yang tidak
sempurna, yaitu dapat mengganggu pada sistem digital dimana
carriernya kecil. Contoh lainnya adalah terganggunya/lenyapnya
sinyal sinkronisasi pada sistem TDMA yang mengakibatkan
terganggunya sistem secara keseluruhan.

3.2. Link Budget Sistem Komunikasi Satelit


Link budget adalah kegiatan menghitung dari rencana power yang
akan dipancarkan ke satelit dari stasiun bumi untuk mendapatkan suatu
nilai C/Ntotal dari suatu link. Dalam perhitungan link budget ini besarnya
power yang dipancarkan akan tergantung dari : jenis carrier, ukuran
antena penerima, karakteristik satelit, lokasi stasiun bumi dan servis yang
diharapkan. Dalam mendesain link budget harus diusahakan supaya
penggunaan satelit dapat optimal. Yang dimaksud optimal adalah
persentase dari penggunaan banwidth dan power satelit adalah sama.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mendisain link
budget adalah :
a) Antena stasiun bumi
b) Intermodulasi

16
c) Interferensi satelit
d) Cross polarisasi antenna
e) Redaman hujan
f) Loss jarak antara stasiun bumi ke satelit dan sebaliknya
g) Bandwidth carrier
h) Pattern coverage satelit (SFD, G/T, EIRP)
i) Kualitas pelayanan yang diharapkan

Antena Stasiun Bumi


Antena adalah faktor komponen utama dalam mendisain suatu
link budget karena antena ini berhubungan dengan kemampuan untuk
mengirim dan menerima sinyal dan efeknya yaitu sidelobe antena, karena
hal inilah yang akan berakibat pada gangguan/interferensi ke satelit lain.
Ada tiga tipe antena yang biasa digunakan dalam sistem komunikasi
satelit.
Ketiga jenis antena tersebut adalah :
1. Cassegrian / focal fed antennas
Jenis antena ini banyak digunakan untuk TVRO, sedangkan untuk
mengirimkan sinyal maka dibutuhkan kabel yang agak panjang untuk
sampai ke fed nya.
Gambar focal fed antennas

2. Gregorian
Tipe antena ini banyak dibuat untuk antena yang berukuran besar,
antena ini juga mempunyai efisiensi yang tinggi untuk transmit dan
receive.
Gambar antenna Gregorian

17
3. Offset fed antenna
Tipe dari antena ini masih tergolong baru karena reflector dari antena
tidak simetris. Sehingga tipe antena ini susah dalam pembuatan dan
mahal untuk jenis antena yang berukuran besar (lebih besar dari 2.4
meter).
Gambar antenna Offset fed.

Gain Antenna
Antena yang digunakan untuk komunikasi satelit tidak hanya
untuk menerima sinyal saja tetapi yang lebih penting adalah untuk
mengirimkan sinyal ke satelit. Diameter antena yang digunakan akan
sangat berpengaruh pada besarnya power yang harus disediakan untuk
mengirimkan sinyal ke satelit.
Secara umum gain antena dapat dirumus-kan sebagai berikut :
G = μ[πdf/c]² atau g = 10log(μ) + 20*log(πdf/c)
dimana :
g = gain antena (dbi)
μ= efisiensi antena
d = antenna diameter (meter)
f = frequency (hz)
c = kecepatan cahaya (3x108m/s)

18
Sidelobe antena / antenna pattern
g(ø) = 29-25*log(ø)
g(ø) = 32-25*log(ø)
g/t antenna

Sistem penerimaan untuk sistem komunikasi satelit yang


berhubungan dengan antena biasanya selalu diberikan dalam bentuk
perbandingan g/t.
Dalam perhitungan g/t biasanya referensi titik yang diambil adalah
pada input LNA, tetapi kenyataannya tidak demikian namun hal ini tidak
akan berpengaruh pada besarnya g/t antena meskipun titik referensinya
berbeda.
Perhitungan g/t antena :
G/t = grxa – loss - 10xlog(Tsys)
Tsys = ta / l + to (l-1) / l + t1 + to(f-1) / g
dalam praktek biasanya diambil Tsys= 80°K sedangkan untuk ku-band
Tsys=160°K

Intermodulasi
Intermodulasi terjadi akibat dari penguat dari power TWTA atau
SSPA yang tidak linear. Sehingga apabila power SSPA dipakai untuk
penggunaan multi carrier maka harus dilakukan output backoff. Besarnya

19
backoff ini tergantung dari berapa besar nilai intermodulasi yang
diijinkan. Besarnya output backooff ini dihasilkan oleh karakteristik dari
am/am dari power TWTA atau SSPA. Gambar intermodulasi antar carrier
dapat dilihat dibawah ini.

Interferensi Satelit
Sumber-sumber interferensi
1. Jaringan terrestrial
Biasanya, interferensi ini diakibatkan oleh antena yang mempunyai
elevasi rendah/kecil.

2. Adjacent satellite/jaringan satelit lain


interferensi diakibatkan oleh jarak antar satelit, pattern dari antena
yang tidak baik, coverage dari satelit mempu-nyai cakupan daerah
dan beroperasi pada frekuensi yang sa-ma. Jarak satelit normalnya

20
2°oleh sebab itu untuk sistem komunikasi satelit diharuskan
menggunakan antena yang mempunyai spesifikasi sebagai be-rikut :
g(ø) = 29-25*log(ø)

3. Intermodulation product
Interferensi ini disebabkan oleh akibat ketidak linearan (non linearity)
dari TWTA atau SSPA
4. Crosspolarization
Interferensi ini akibat oleh gerakan antena akibat dari ada-nya angin
atau gangguan lain.

Dalam perhitungan interferensi antar satelit ini ada dua tipe


interferensi yaitu interferensi uplink dan interferensi downlink.
Interferensi antar satelit ini lebih disebabkan oleh side lobe dari antenna
yang digunakan.

21
Loss/redaman
Tipe Dari Loss :
1. Redaman jarak (free space loss)
Redaman karena jarak akan tergantung pada frekuensi yang
digunakan dan juga tergantung pada aktual jarak dari stasiun bumi ke
satelit, sedangkan jarak ini akan dipengaruhi oleh lokasi dari stasiun.
2. Redaman hujan (rain attenuation)
Redaman akibat hujan ini merupakan faktor yang cukup penting yang
harus diperhatikan dalam sistem komunikasi satelit. Hal ini terutama
bila sistem komunikasi satelit beroperasi diatas 10 Ghz. Besarnya
redaman akibat hujan dipengaruh besarnya butiran hujan, frekuensi,
ketinggian hujan dan polarisasi dari gelombang yang dipancarkan.
3. Pointing error (pe)
Redaman loss akibat gerakan satelit dan hal ini terjadi bila antena
tidak menggunakan sistem “autotrack”.

BANDWIDTH CARRIER
Metode Perhitungan Bandwidth Untuk Carrier Digital :
BWOCC = 1.2 x (IR+OH) x (1/m) x (1 / FEC x RS)

22
Dimana :
TR = (IR+0H)/(RSxFEC)
SR = TR/m
IR = Information Rate
OH = Overhead Rate
dengan IR>1544 kbps (OH=96 kbps)
IR<1544 kbps (OH=IR/15 kbps)
m = modulation indeks; (BPSK;m=1), (QPSK;m=2)
FEC = Forward Error Correction
RS = Reed Solomon Code
BWALC = 1.2x BWOCC
BWXPDR = INT(BWALC/30)x30+30
Konversi dari EB/NO ke C/ NO dan C/N :
C/ NO = EB/NO +10 x LOG(TR) ATAU C/N = EB/NO +10 x LOG(TR/BWOCC)

Untuk Carrier Analog :


1. Sistem
a. TV ANALOG (PAL, NTSC)
b. FDM, SCPC
2. Perhitungan Bandwitdh
BW= 2(Dfv + fv)
Dimana :
Dfv = peak deviation video signal (11MHz)
fv = top baseband frekuensi

Konversi dari C/NO ke S/N :


S/N = C/NO + 10 x LOG[3fpk2/(2fv3)]+ PW – IM + CF
Dimana:
fpk= peak deviasi dari signal video (tipikalnya 9.85MHz)

23
PW = factor emphasis dan weighting (NTSC = 12.3 dB, PAL B/B=
16.3 dB)
IM = margin (tipikalnya 1-2 dB)
CF = faktor konversi rms ke peak to peak

Metode Perhitungan Link Budget


Link komunikasi satelit terdiri dari dua komponen utama yaitu
kompenen sisi uplink (pemancar) dan komponen sisi downlink
(penerimaan). Tetapi hal ini tidak mungkin karena adanya penambhan
noise akibat termal dan faktor gangguan akibat interferensi yaitu
interferensi akibat dari sistem satelit lain dan interferensi cross polariasi
dari sistem/carrier lain dan efek dari intermodulasi.
1. Link up/transmit
Persamaan dari komponen uplink untuk sistem transmisi satelit dapat
dituliskan sebagai berikut :
C/NUP = EIRPES - FSLUP – PE - LRAIN + G/TSAT – K – B
dimana :
EIRPES = POWERES + GTXES(dBW)
Power HPA/SSPA = POWERES+LWAVEGUIDE (dBW)
FSLUP = free space loss uplink (dB)
PE = pointing error dari antena transmit (dB)
LRAIN = redaman hujan untuk sisi uplink (dB)
G/TSAT = G/T dilihat dari contour (dB/°K)
K = boltzmann’s constant (-228.6 dBW/°K/Hz)
B = occupied bandwidth dari carrier (dB-Hz)

2. Link down/receive
Persamaan dari komponen uplink untuk sistem transmisi satelit dapat
dituliskan sebagai berikut :

24
C/NDN = EIRPSAT - FSLDN – PE - LRAIN + G/TES – K – B
dimana :
EIRPSAT = EIRPSATELLITE SATURATION-OBOCARRIER(dBW)
FSLDN = free space loss downlink (dB)
PE = pointing error dari antena receive (dB)
LRAIN = redaman hujan untuk sisi downlink (dB)
G/TES = G/T dari stsasiun bumi (dB/°K)
K = boltzmann’s constant (-228.6 dBW/°K/Hz)
B = occupied bandwidth dari carrier (dB-Hz)

Untuk mendapatkan nilai dari OBOCARRIER dapat dijelaskan


sebagai berikut :sebelum kita menghitung nilai OBO, kita kita harus
mengetahui hubungan antara input power dan output power dari
satelit (karakteristik dari SSPA/TWTA) dari satelit dan hal ini dapat
dilihat atau mengacu pada data/curva am/am yang diberikan dari
SSPA atau TWTA yang digunakan.
Untuk menghitung ouput power, langkah pertama adalah
menghitung power input backoff dari titik saturasi dibandingkan
dengan flux density power uplink terhadap saturatined fluxd density
dari satelit yang didapat dari countour tadi. Nilai dari SFD satelit ini
diberikan berdasarkan spesifikasi dari satelit dan lokasi dari stasiun
bumi yang digunakan. Dari penjelasan tersebut perhitungan dari
IBOCXR dan OBOCXR dapat diberikan sebagai berikut :
IBOCXR = SFD -ØC = SFD - EIRPES + FSLUP + PE + LRAIN - G1
OBOCXR=IBOCXR-(IBOAGG-OBOAGG)
dimana :
IBOAGG= input backoff pada multi-carrier (palapa-c = 6 dB)
OBOAGG= output backoff pada multi carrier (palapa-c = 4.5 dB)
SFD = saturated flux density dari satelit

25
3. Link Total
Perhitungan C/N total dari link dapat diberikan sebagai berikut
[C/NTOTAL]-1 = [C/NUP]-1 + [C/NDN] -1 + [C/IM]-1 + [C/IADJ]-1 +
[C/XPOLL]-1
Atau
C/NTOTAL = [(C/NUP)-1 + (C/NDN )-1 + (C/IM )-1 + (C/IADJ)-1 +
(C/XPOLL)-1]-1
dimana :
C/IADJ= C/NREQ+12.2 dB;
Untuk Carrier Digital C/NREQ==Eb/NoREQ+ 10 LOG(TR/BW)
C/XPOLL= 30 dB

Keunggulan Komunikasi Satelit


 Cakupan yang luas: satu negara, region, ataupun satu benua
 Bandwith yang tersedia cukup lebar;
 Independen dari infrastruktur terrestrial;
 Instalasi jaringan segmen bumi yang cepat;
 Biaya relatif rendah per site;
 Karakteristik layanan yang seragam;
 Layanan total hanya dari satu provider;
 Layanan mobile/wireless yang independen terhadap lokasi.
 Baik untuk jenis
a. Titik ke Titik

b. Titik ke Banyak Titik

26
c. Banyak Titik ke Satu Titik

Kelemahan Komunikasi Satelit


 Delay propagasi besar.
 Rentan terhadap pengaruh armosfir, dll
 Up Front Cost tinggi: Contoh untuk Satelit GEO: Spacecraft,
Ground Segment & Launch = US $ 200 jt, Asuransi : $ 50 jt.
 Distance insensitive: Biaya komunikasi untuk jarak pendek
maupun jauh relatif sama.
 Hanya ekonomis jika jumlah User besar dan kapasitas digunakan
secara intensif.

Aplikasi dari Penggunaan Satelit


Telekomunikasi
1. Penghubung telepon global (Global tellecommunication connection)
Jaringan telepon global juga dikenal sebagai Jaringan Telepon Switch
Publik (PPSTN adalah singkatan dari Public Switched Telephone
Network atau yang biasa disebut jaringan telpon tetap (dengan
kabel). PSTN secara umum diatur oleh standar-standar teknis yang
dibuat oleh ITU-T, dan menggunakan pengalamatan E.163 / E.164
(secara umum dikenal dengan nomor telepon). Public Switched
Telephone Network,PSTN ).
2. Penghubung komunikasi untuk di tempat terpencil.
Satelit mampu menyediakan link komunikasi sampai ke komunitas
terpencil yang sulit dijangkau oleh sistem komunikasi lain. Tentu saja,

27
sinyal satelit tidak menghiraukan batasan wilayah politik, yang bisa
menjadi kelebihan ataupun kekurangan dari sistem komunikasi ini.
3. Global Mobile Communication (GSM)
GSM adalah salah satu standar sistem komunikasi nirkabel (wireless)
yang bersifat terbuka. Telepon GSM digunakan oleh lebih dari satu
milyar orang di lebih dari 200 negara. Banyaknya standar GSM ini
membuat roaming internasional sangat umum dengan “persetujuan
roaming” antar operator telepon genggam. GSM berbeda banyak
dengan teknologi sebelumnya dalam pensinyalan dan “channel”
pembicaraan adalah digital, yang berarti ia dipandang sebagai sistem
telepon genggam generasi kedua (2G). GSM merupakan sebuah
standar terbuka yang sekarang ini dikembangkan oleh 3GPP.
4. Sistem satelit untuk memperluas sistem telepon seluler
Sekarang ini, hanya 15% dari daratan dunia terlayani oleh selular atau
teresterial telefon, sehingga satelit menjadi satu-satunya alternatif
bila kabel atau selular tidak tersedia.
5. Akses internet melalui satelit
Jenis teknologi satelit telah digunakan untuk aplikasi akses Internet,
seperti DirectPC di Amerika, Jepang, Kanada, dan beberapa negara di
Eropa. Kecepatan akses Internet dapat menggunakan kecepatan yang
bervariasi antara 64 Kbps sampai 400 Kbps untuk keperluan down-
loading dengan asymmetric IP traffic: transaksi atau file.
6. Satelit Direct to Home (DTH)
Menggunakan teknologi Direct To Home (DTH) sebagai infrastruktur
TV Link untuk mengirimkan beratus-ratus program langsung ke
rumah-rumah melalui jaringan satelit.
7. Satellite News Gathering (SNG)
Pelayanan SNG menjadi jenis pelayanan yang populer diantara yang
ditawarkan oleh operator-operator satelit. Pelayanan SNG ini

28
menyediakan kepada para pelanggannya, seperti perusahaan-
perusahaan penyiaran TV, pemerintah, untuk memiliki kemampuan
yang mobile dalam meliput program-program outdoor dan siaran
langsung TV (acara berita dan olahraga) maupun untuk
memanfaatkan fasilitas-fasilitas komunikasi pada kondisi bencana
atau darurat. Dalam mengirimkan pelayanan-pelayanan SNG,
operator-operator satelit dengan cara sederhana menyediakan
stasiun bumi portable atau mobile dengan kemampuan sistem audio,
percakapan telepon dan video. Satelit-satelit dengan frekuensi-
frekuensi pita Ku atau Ka memiliki karakteristik yang fleksibel dan
portabel disebabkan karena ukuran terminal VSAT mobile nya relatif
kecil dan sederhana.

29
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Komunikasi satelit adalah satelit buatan yang dipasang diangkasa
dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada
frekuensi gelombang mikro.
2. Pada awalnya satelit digunakan untuk pelengkap sistem kabel
jarak jauh.
3. Komponen sistem komunikasi satelit terdiri dari space segmen
dan ground segmen
4. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain link
budget adalah : antena stasiun bumi, Intermodulasi, Interferensi
satelit, Cross polarisasi antenna, Redaman hujan, Loss jarak antara
stasiun bumi ke satelit dan sebaliknya, Bandwidth carrier, Pattern
coverage satelit (SFD, G/T, EIRP), Kualitas pelayanan yang
diharapkan.
5. Pengalokasian frekuensi untuk layanan layanan satelit adalah
proses yang sangat kompleks yang membutuhkan koordinasi dan
perencanaan tingkat internasional
6. Terdapat beberapa macam jenis ketinggian dalam pengorbitan
satelit; orbit rendah, orbit menengah, orbit Geosinkron, orbit
Geostasioner, orbit tinggi juga ada orbit khusus: orbit Molniya,
orbit sunsynchronous, orbit polar
7. Antena stasiun bumi merupakan adalah faktor komponen utama
dalam mendisain suatu link budget untuk mengirim dan menerima
sinyal, terdapat tiga jenis antena: antena . Cassegrian ,antena
Gregorian, antena Offset fed antenna
8. Untuk mencari Gain pada Antena

30
G = μ[πdf/c]²ataug = 10log(μ) + 20*log(πdf/c)
9. Link komunikasi satelit terdiri dari dua komponen utama yaitu
kompenen sisi uplink (pemancar) dan komponen sisi downlink
(penerimaan)
10. Terdapat beberapa gangguan pada system komunikasi satelit ini ,
yaitu :
1. Interferensi satelit
Beberapa sumber interferensi:Jaringan terrestrial, Adjacent
satellite/jaringan satelit lain, intermodulation product,
Crosspolarization.
2. redaman(loss)
Adapun beberapa tipe loss: Redaman jarak (free space loss),
Redaman hujan (rain attenuation), Pointing error (pe).

31
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/5459857/Makalah_satelit
https://id.wikipedia.org/wiki/Satelit_komunikasi

32

Anda mungkin juga menyukai