Pengenalan Jaringan
Telekomunikasi
Modul 1
Definisi Telekomunikasi
Transducer: Suatu alat pengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya, misal:
• Microphone: mengubah SUARA menjadi sinyal ELEKTRIS
• Loudspeaker: mengubah sinyal ELEKTRIS menjadi SUARA kembali
Communication
Network
Switched Broadcast
Communication Communication
Network Network
Circuit-Switched Packet-Switched
Communication Communication
Network Network
• Transmisi informasi/data jarak jauh biasanya dilakukan melalui beberapa switching node yang saling
terhubung sehingga membentuk suatu jaringan switching, atau dapat juga disebut jaringan
komunikasi switched.
• Setiap node yang terdapat dalam jaringan switching bekerja tanpa memperhatikan isi data yang
ditransmisikannya
• Transmisi data dimulai dan diakhiri di perangkat yang dinamakan station. Station dapat berupa
komputer, terminal, telepon, dsb.
• Data ditransmisikan melalui suatu rute yang ditentukan oleh proses switching di setiap node yang
dilalui.
• Koneksi node ke node lainnya biasanya dilakukan secara multiplex.
Switched Communication Network
KEUNTUNGAN KELEMAHAN
• Sekali koneksi terjadi: • Tidak efisien
• Jaringan transparan (seolah hanya • Selama koneksi berlangsung, time
koneksi langsung antar stations) slot akan selalu diduduki walaupun
• Fixed data rate tanpa adanya tidak ada data yang dikirim
delay • Delay sebelum terbentuknya
hubungan (call set up delay)
• Sangat baik untuk komunikasi real
time
Packet Switching
Packet switching terdiri dari dua teknik, yaitu Datagram dan Virtual Circuit.
Datagram → Connectionless
Setiap paket ditangani / diproses secara independen.
Setiap paket memiliki alamat tujuan yang lengkap.
Penentuan routing dilakukan terhadap setiap paket di setiap node
Paket-paket yang berbeda namun berasal dari pesan yang sama dapat
menggunakan rute yang berbeda.
Virtual Circuit → Connection Oriented
Dilakukan connection setup sebelum pengiriman data dilakukan.
Setiap paket memiliki VC identifier.
Penetapan routing dilakukan sekali untuk semua paket.
Semua paket akan melalui rute yang sama.
Perbedaan Virtual Circuit dan Datagram
Elemen jaringan
Perangkat Terminal
Sate l ite
Jaringan akses
Perangkat Transmisi
Jaringan akses
Perangkat Switching
Satel ite dis h Sate l ite dis h
bacbound
Backbone
SWITCHING
network
network
SWITCHING
Secara garis besar jaringan telekomunikasi
terdiri dari dua ruas yaitu :
• Ruas antara terminal dan
switching, ruas ini disebut dengan
access network atau jaringan akses.
NETWORK
Terminal
• Ruas antara switching dan
Terminal switching, ruas ini disebut dengan
backbone network.
Gambar Arsitektur Telekomunikasi secara umum
Komponen Pembentuk JarTel
Perangkat Terminal (1)
Signaling IP Appliance
Gateway
SS7/C7
Terminal adalah suatu I/O device yang digunakan SS7/C7
Perangkat switching adalah alat penyambung antara saluran yang satu dengan saluran yang lain
sehingga informasi yang dibawa oleh saluran sampai kepada tujuan.
Switch adalah komponen jaringan yang digunakan untuk menghubungkan beberapa HUB untuk
membentuk jaringan yang lebih besar atau menghubungkan perangkat-perangkat dalam jaringan
komunikasi yang mempunyai kebutuhan bandwidth yang besar.
Switch terbagi dalam 2 tipe utama, yaitu :
Switch layer-2
Beroperasi pada layer data link
Membangun koneksi logika antar port berdasarkan pada alamat MAC
Digunakan untuk mencegah jaringan yang sedang berjalan ke dalam
collision yang lebih kecil untuk meningkatkan unjuk kerja.
Switch layer-3
Beroperasi pada layer network
Switch ini membangun koneksi logika antar port berdasarkan alamat jaringan
Digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang berbeda di dalam suatu
internetwork.
Sering disebut switch routing.
Perangkat Switching
Selektor merupakan alat pemilih yang menghubungkan satu masukkan (inlet) dengan beberapa pilihan keluaran
(outlet).
Crossbar Switch atau switch yang terdiri atas dua garis/batang yang bersilangan merupakan system switch yang
menghubungkan beberapa titik input output yang berbentuk matriks.
SPC merupakan teknologi telekomunikasi yang digunakan untuk pertukaran telepon (telephone exchanges)
SPC adalah teknologi yang ada pada Electronic Switching System (ESS) yang dikembangkan oleh Bell system
tahun 1950-an.
Komponen Pembentuk JarTel
Perangkat Transmisi
• Perangkat transmisi bertugas menyampaikan informasi dari satu tempat ke tempat lain.
• Media transmisi bisa berupa kabel, serat optik, maupun udara bergantung jarak dari tempat-tempat
yang akan dihubungkan dan banyaknya tempat yang akan dihubungkan.
Twisted Microwave
Pair
Guided Unguided
Topologi Jaringan
Peer to Peer
Ring/Cincin
Topologi jaringan merupakan suatu cara untuk
menghubungkan terminal-terminal dalam Bus
suatu jaringan.
Model dari topologi jaringan yang ada antara Linier
lain topologi peer to peer, cincin, bus, linier,
bintang, mesh, pohon dan hybrid. Star/Bintang
Mesh
Tree/Pohon
Hirarki Infrastruktur Telekomunikasi
Wired : Wireless :
•Kabel tembaga •Seluler
Jaringan Akses (Copper, ADSL) •FWA (CDMA)
•Optik (FTTH) •BWA
•WiFi
•Broadcast
•Trunking
Hirarki Infrastruktur Telekomunikasi
Jaringan Backbone
Jaringan backbone merupakan saluran pusat atau koneksi yang dirancang untuk mentransfer aliran lalu
lintas data di suatu jaringan.
Hirarki Infrastruktur Telekomunikasi
Jaringan Akses
Modul 3
Hirarki Sentral
Jaringan Regional
Primary Center : Sentral Trunk
/Tandem
STO : Sentral Lokal atau End office
Subscriber
Sistem Penomoran
Sistem penomoran telekomunikasi di atur dalam ITU-T : E.164 sedangkan untuk jaringan data umum
(PDN) mengacu pada rekomendasi ITU-T X.121.
Pola Penomoran ITU-T : E.164
Sistem penomoran untuk penyelenggaraan jasa teleponi dan ISDN melalui jaringan tetap
Nomor Pelanggan hanya dapat berfungsi jika digunakan bersama-sama dengan kode akses jaringan.
Implementasi Sistem Penomoran ITU-T : E.164
Sistem penomoran untuk penyelenggaraan jasa dengan liputan nasional (misal IN)
Nomor Pelanggan hanya dapat berfungsi jika digunakan bersama-sama dengan kode akses pelayanan.
Prosedur pemanggilan PSTN pada jaringan lokal adalah dengan lansung mendial nomor pelanggan yang
akan dituju.
Panggilan Lokal → Nomor Pelanggan
Sentral dengan kapasitas 100 saluran → melayani 100 pelanggan dengan nomor telepon 00 s/d 99
Sentral berkapasitas 10000 saluran → dapat melayani 10000 pelanggan bernomor 0000 s/d 9999
Contoh : 594 7280
Identitas Identitas
LE Pelanggan
Prosedur Pemanggilan pada PSTN
Panggilan SLJJ
Prosedur pemanggilan PSTN untuk Sambungan Lansung Jarak Jauh (SLJJ) memungkinkan pelanggan untuk memilih
jaringannya sendiri.
Terdapat 3 cara dalam prosedur pemanggilan PSTN untuk SLJJ, yaitu :
Prosedur Panggilan :
Pemilihan
a. Praseleksi
Jaringan SLJJ Perlu pengaturan tersendiri oleh regulator (Kominfo) →
Belum berlaku
b. Lansung untuk setap panggilan
Prefiks SLJJ + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan
Pelanggan Pelanggan Tidak
Memilih Memilih c. Jaringan lokal memilih untuk pelanggan
Prefiks Nasional + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan
Jaringan Lokal
Lansung untuk
Memilih untuk
Praseleksi Setiap Panggilan
Pelanggan (call-
(call-by-call)
by-call)
Prosedur Pemanggilan pada PSTN
Panggilan SLJJ
Contoh1 : 0 22 xxxxxxx
Trunk Prefiks adalah suatu digit di muka nomor
pelanggan yang harus diputar apabila ingin
Trunk Prefiks LE + Nomor Pelanggan
menghubungi pelanggan lainnya di luar jaringan
lokal.
Kode Trunk
Kode Trunk adalah suatu digit atau kombinasi digit
yang menunjukkan wilayah dari pelanggan yang
Gabungan 22 dan xxxxxxx disebut nomor nasional. dipanggil
Tanpa Info Biaya → Prefiks SLI + Kode Negara Tujuan + Nomor Signifikan Nasional Negara Tujuan
Dengan Info Biaya → Prefiks SLI + 0 + Kode Negara Tujuan + Nomor Signifikan Nasional Negara Tujuan
Dengan Bantuan Operator
Tanpa Bantuan Operator Negara Tujuan
Kode Negara + Nomor Signifikan Nasional + Akhir Informasi (Kode 15)
Melalui Operator Negara Tujuan (Hubungan antar Operator Internasional
Kode Negara + Digit Bahasa (L) + Kode Akses Penyelenggara (Kode 11 atau 12) +
Akhir Informasi (Kode 15)
Dalam hal panggilan melalui jaringan SLJJ maka pemilihan jaringan SLJJ dilakukan oleh sentral STBS asal.
Jika interkoneksi telah memungkinkan, pelanggan dapat memilih jaringan SLJJ dengan menggunakan prefiks SLJJ
(bukan prefiks Nasional).
Ke pelayanan darurat lansung memilih nomor darurat tanpa prefiks (oleh MSC akan diarahkan ke pelayanan
darurat terdekat dari lokasi pemanggil).
Prefiks SLJJ + Kode Akses Jaringan + Nomor Pelanggan
Contoh :
022 2534133
Kode
LE + Nomor Pelanggan
Wilayah
Sistem Routing
Metode Routing
• Static Routing
Sistem Routing merupakan suatu proses • (Dilakukan secara manual)
mekanisme pembangunan dan pencarian • Dynamic Routing
lintasan yang terdekat atau terpendek dan • (Dilakukan secara otomatis oleh system jika terjadi
bebas dalam membentuk suatu koneksi perubahan trafik atau topologi)
antara pelanggan dalam satu sentral atau ke
pelanggan lainnya yang ditentukan oleh
jarak dan biaya.
Tujuan system routing adalah : Klasifikasi Routing
Keberhasilan untuk membuat • Direct/fixed Routing
sambungan antara dua sentral dalam • (Route yang lansung menghubungkan sentral awal
suatu jaringan. dengan sentral tujuan atau jalur terpendek)
• Alternate Routing
• (Dilakukan ketika direct routing sudah tidak mungkin
dipakai dan routing dilakukan melalui sentral tandem atau
transit)
Sistem Routing
Jaringan Akses merupakan jaringan yang berfungsi menghubungkan sentral sampai ke pelanggan.
Jaringan Akses dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat),
Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar)
Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarlokaf)
Jaringan Akses
• JarLoKat
• Jarlokar
• Jarlokaf
Jaringan Interkoneksi pada PSTN
1 2 3
• TRUNK CARDS : sebagai terminasi/interface antara
*
4
7
5
8
0
6
9
#
saluran/trunk ke PSTN dengan sentral PBX. Berfungsi :
Line melakukan konversi sinyal saluran dengan sinyal internal sentral
Ca rds Trunk PSTN PBX, mengawasi kondisi saluran/trunk, interface/terminasi
Switc h Ca rds signaling dengan PSTN.
1
4
7
2
5
8
3
6
9
Ca rds
* 0
extensions antara port extension (Line Cards) dengan port extension (Line
Sig na ling Cards) lain dalam panggilan internal dan antara port extension
Ca rds (Line Cards) dengan port Trunk Cards dalam panggilan eksternal
(incoming atau outgoing call).
• SIGNALING CARDS : penerima/pengirim pensinyalan dengan
extension (DTMF/decadic pulses) dan pensinyalan dengan
sentral publik (DTMF/MFC/decadic pulses).
Operator Pro c e sso r Ket :
• PROCESSOR CARDS : sebagai pusat kontrol yang
Switchboard or Ca rds : control path mengendalikan seluruh aktivitas sentral baik dalam hal call
IVR : signaling path processing, operation & maintenance, safe guarding dan billing.
: voice path
• SWITCH BOARD/IVR (Interactive Voice Response) : untuk
layanan penyambungan panggilan masuk (incoming call) : dapat
Berdasarkan modus panggilan masuk, terdapat 2 jenis PBX : menggunakan tenaga manusia (operator) atau mesin otomat
(auto attendant).
1. Hunting Group
2. Direct Inward Dialling (DID)
Signalling SS7
Modul 4
Pensinyalan atau Signalling
Pensinyalan atau signalling adalah pertukaran informasi antar-elemen dalam jaringan yang direalisasikan
dalam bentuk kode-kode standar yang telah disepakati, tujuannya untuk membangun/membentuk
hubungan komunikasi, pengaturan, dan pembubaran.
‘pertukaran informasi’ adalah saling mengirim pesan pensinyalan ( signalling message).
‘antar elemen dalam jaringan’ maksudnya antar sentral atau antara sentral dengan terminal
pelanggan (namun dalam pengertian umum, terminologi signalling lebih ditujukan kepada antar
sentral).
Signalling mengacu kepada pertukaran informasi antara semua komponen yang disyaratkan untuk
menyediakan dan menjaga layanan.
Signalling berfungsi untuk :
Pembangunan hubungan (call set-up)
Pengawasan hubungan (supervision)
Pembubaran hubungan (clear down)
Pengebelan pelanggan yang dipanggil
Manajemen jaringan (network management)
aplikasi fitur tambahan (supplementary service)
fungsi operasi & pemeliharaan (operations & maintenance)
Pemakaian Kanal CAS R2
(kanal voice/sig)
CCS C7 (CCS7/SS7)
Line Sig
Fungsi Decadic pulse
Full MFC
Register Sig Compelled (CAS)
MFC Semi MFC
Not Compelled
- End-to-End
(CAS)
- Link-by-Link
Metoda
Penyaluran
- Enblock
(CCS)
- Overlap
Pengelomp
okan dan
Arah Forward
Klasifikasi
Pembangunan
Pensi- Hubungan Backward
nyalan
A
E
Seizure off hook ( 200 ms) - forward
L
N
Answer off hook ( 300 ms) - backward
Line
Signal Forward Clear on hook ( 500 ms) - forward U
S Backward Clear on hook ( 600 ms) - backward R
I Metering 50Hz, 16KHz, RP (150 ms) - backward
A
N
N
Y
A
P
L
Decadic Pulses open/closed = 60ms/40ms
Subscriber Address
Signaling Signal
DTMF (Dual Tone Multi Frequency) E
A
L
N
A
N
P
G
Dial Tone
A Busy Tone
Tone
G
D
Ringing Tone
N
Ringing Current
Pensinyalan Antar Sentral
■ Common Channel Signalling System no. 7 (SS7) merupakan network signaling (pensinyalan antar sentral).
■ SS7 adalah arsitektur untuk melakukan kegiatan pensinyalan untuk mendukung proses pembentukan
panggilan, billing, routing dan pertukaran informasi pada PSTN dan ISDN yang sudah terintegrasi secara digital
(IDN=Integrated Digital Network).
■ Jaringan SS7 dibentuk oleh elemen-elemen berupa titik-titik pensinyalan ( node) disebut Signalling Point (SP)
dan jalur-jalur transmisi Signalling Link.
5. Signalling Link
Signalling Link adalah
media transmisi untuk link set signalling link
membawa signalling
message antara dua link group
Signalling Point.
6. Link Set
Link set adalah sejumlah STP
SP
signalling link yang
menghubungkan dua buah
signalling point secara
langsung. link group
7. Link Group
Link Group adalah
Gambar Perbedaan Signalling link, link group dan link set
sekumpulan link dalam suatu
link set yang mempunyai
karakteristik sama/identik.
Terminologi Penamaan Elemen dalam Jaringan SS7
8. Originating Point
Originating point adalah Signalling Point atau titik asal pengirim signalling message.
9. Destination Point
Destination point adalah Signalling Point atau titik tujuan akhir dari signalling message.
Associated
Konfigurasi antara
Kanal Data/Speech dan Quasi Associated
Link Pensinyalan
Non Associated
Dalam jaringan SS7, signalling message melakukan fungsi call management (call setup, supervision,
termination) dan fungsi network management
Signalling message tersebut dikirim dalam bentuk blok-blok pendek atau paket dengan teknologi message
switching
Dalam fungsi call setup, jika hubungan telah terbentuk, informasi speech/data dikirim dari user ke user (end-to-
end), selanjutnya signalling message dapat digunakan oleh user lain.
Jika user telah selesai melakukan komunikasi, maka signalling message melakukan termination.
Dalam proses transfer message di atas melibatkan elemen-elemen signalling yaitu signalling link, SP dan STP
Sehingga dalam jaringan terdapat dua bidang jaringan, yakni bidang yang dibentuk oleh elemen-elemen
jaringan speech/data dengan teknologi circuit switch (disebut Information Plane) dan bidang yang dibentuk
oleh elemen-eleme jaringan signalling dengan teknologi message switch (disebut Control Plane).
Struktur Network Signalling
Control Plane
CONTROL PLANE
SS7
STP STP
SP SP
INFORMATION PLANE
TC
SP dan STP dalam Signalling Network akan membentuk jaringan secara hierarkis dimana SP merupakan level
rendah dibanding STP
Untuk jaringan yang lebih luas/kompleks, STP dapat terdiri dari lebih dari satu level.
Parameter yang mempengaruhi disain jaringan dan jumlah level serta merupakan ukuran kemampuan network
dalam mengatasi gangguan STP adalah :
1. Kapasitas STP
jumlah signalling link suatu STP
signalling message transfer time, dan
kapasitas transmisi (bit rate)
2. Performansi Network
Jumlah SP
Signalling delay
3. Availability & Reliability (ketersediaan & kehandalan)
• Ditinjau dari segi performansi network, struktur dengan level tunggal akan lebih baik dibanding
struktur lebih dari lebih dari satu level karena mempunyai signalling delay lebih singkat, namun dari
segi availability & reliability justru lebih jelek karena keterbatasan memilih jalur alternatif.
Hirarki Signalling Point
Struktur Level Tunggal
STP STP
SP
STP STP SP
SP SP SP SP
Lower
level STP STP STP STP
SP SP SP SP SP SP
■ Dalam jaringan SS7, tiap titik (SP) perlu diberi identitas atau penomoran yang disebut Signalling Point Code (SPC).
■ Dalam signalling SS7 identitas sentral asal (pengirim) disebut Originating Point Code (OPC) dan identitas sentral
tujuan disebut Destination Point Code (DPC). Informasi ini dalam frame signalling message ditempatkan pada field
SIF (Signalling Information Field).
Catatan :
Pada lingkungan transmisi analog, dimungkinkan (misal aplikasi modem) dengan kecepatan 4,8 Kbps.
Arsitektur SS7
MTP Level 2 (Signalling Link Function)
• Informasi pensinyalan yang akan dikirim merupakan intra layer primitive dalam komunikasi komputer.
• Informasi ini dibagi dalam beberapa unit sinyal dengan panjang bervariasi. Pada SS7 suatu unit pesan (message) yang
dikirim (ditransfer) melalui signaling data link disebut Signal Unit (SU).
• Fungsi level 2 pada arsitektur SS7 (Signalink Link function) adalah :
1. Signalling Unit Delimitation & Alignment.
2. Error Detection & Correction
3. Initial alignment
4. Signalling Link Error Monitoring
5. Flow Control
• Terdapat 3 jenis SU yaitu MSU, FISU dan LSSU
MSU
FISU
LSSU
Arsitektur SS7
MTP Level 2 (Signalling Link Function)
MSU (Message Signal Unit) merupakan SU yang membawa pesan/informasi pensinyalan dari User Part (Level 4),
pesan tersebut ditempatkan pada field SIF.
• FISU (Fill In Signal Unit) merupakan SU yang yang dikirim apabila tidak ada MSU (dari level 4) atau LSSU
(dari level 3) yang dikirim, sehingga FISU ini disebut juga filler (pengisi kekosongan).
• Berfungsi menjaga hubungan antara dua SP untuk mengawasi terus menerus kondisi link (fungsi supervisory).
• LSSU (Link Status Signal Unit) merupakan SU yang digunakan untuk mengindikasikan status link ke remote
end signaling link, baik indikasi normal, out-of-service dan lain-lain.
• Sinyal ini dikirim baik pada saat sistem pertama kali dioperasikan (inisiasi) maupun saat terjadi gangguan dan
proses perbaikan (recovery). Informasi status indikasi ini dibawa dalam field SF (Status Field).
Arsitektur SS7
MTP Level 3 (Signalling Network Function)
SP SP
STP
Jadi terminal SS7 ( yang umumnya terdapat di sentral) disebut SP kalau merupakan sentral originating
“awal” atau sentral terminating “akhir”, jika tidak disebut STP
Arsitektur SS7
Layer 4 : User Part dan SCCP
• SCCP (Signalling Connection Control Part) : merupakan dasar “perantara” antara user part dengan MTP
layer 3.
• TUP (Telephone User part) : Pengaturan aplikasi berbasis telepon digital seperti
• Telepon
• Videophone dll.
• DUP (Data User Part) : Pengaturan aplikasi berbasis komunikasi data seperti
• Videotext
• Teletext
• Facsimili Group 4
Control Plan:
Melakukan pengendalian dengan bertukar
informasi permintaan panggilan dan
policy network
Transport Plane:
Membawa bagian media yang berupa data,
suara dan gambar dari customer
■ Sistem Sekuriti
2. Load sharing
1. Microshynchronization
S y n c h r o n iz in g L in k E rro r E rro r
C o n tro l C o n tro l E rro r D e te c t D e te c t
A B D e te c t C o n tro l C o n tro l
A B
In t e r p r o c e s s o r lin k
E rro r E rro r
C o n tro l D e te c t C o n tro l D e te c t
E rro r E rro r
A B D e te c t D e te c t
C o n tro l C o n tro l
A B
In t e r p r o c e s s o r lin k
B a c k in g S to r e
■ Availability
KONSEP DASAR,
FIGURASI, DAN
SYSTEM
BLOCKING
Modul 9
Klasifikasi Exchange Control (Sistem Switching)
Local battery
Manual
Central
battery
Strowger
Sistem
atau Step-
Switching
Electro by-step
Mechanical
Crossbar
Automatic
Space Division
Electronic Switching
(Stored Program Analog Space Switch
Control) Time Division
Switching
Digital Time Switch
Combinational
switch
Time Division Switching
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam TDS ini, yaitu:
Switching : mempertukarkan isi dari time slot dan frame
tertentu.
Time division switching mempertukarkan posisi sample dalam
sebuah frame → time slot interchange (TSI)
Analog time division space switching (PAM)
Digital time division space multiplexing (PCM)
Time Division Switching
Analog
Switching network dan line interface
analog, jadi diperlukan adanya interface Digital
antara exchange controlled dengan
semua bagian di sentral adalah menerapkan
switching network dan line interface dalam
Teknik digital
hal :
*. Arus dan tegangan
*. A/D dan D/A
Combinational Switch
SM-A2 15
SM-C2
10 10 20 15 25
10
10 25
A2 C2
CM-A2 1 20
CM-C2
15 10 15
15 10
SM-A2 SM-C3
15 20 15 20 2 15 20 25 20
15 15
A3 C3
20 CM-A3 CM-C3
3
20 20 15
15
20 15
Ts = Timeslot. Hw = Highway (space)
𝑁 (𝑁 −1)
𝑁 𝑋=
2
𝑁 𝑋 = 𝑁 (𝑁 −1)
𝑁 𝑋 = 𝑁 𝑥𝑁
dimana :
NX = jumlah crosspoint total
N = jumlah inlet/outlet
Penyusunan Matriks dan Perhitungan Jumlah Crosspoint
Multistage Switch
Sifat Multistage
N/n N/n Sifat yang menarik dari matrik tunggal adalah ia bersifat
array k array
array
non-blocking sedangkan pada SN bertingkat dimana
pemakaian cross point secara sharing maka
n.k N/n .N/n k.n memunculkan kemungkinan blocking.
𝑁 𝑁 𝑁 𝑁
N inlet n.k N/n .N/n k.n N outlet
𝑁 𝑋=
𝑛 (
⋅ ( 𝑛 ⋅𝑘 ) +𝑘
𝑛 𝑛 𝑛 )
⋅ + ( 𝑛⋅ 𝑘 )
Maka Jumlah crosspoint totalnya adalah :
2
𝑁
n.k N/n .N/n k.n
𝑁 𝑋 =2 𝑁𝑘 +𝑘
𝑛 ( ) ........... (1)
• Single Space (S) switch tidak dapat diaplikasikan karena mempunyai sifat
probabilitas blocking yang sangat tinggi.
• Single Time (T) switch dapat dipakai sebagai non-blocking switch block dengan
kapasitas kecil (250 saluran), untuk kapasitas yang lebih besar biasanya
dikombinasikan dengan Space switch.
• meningkat sebanding dengan kuadrat bus input atau bus output, sedangkan ukuran
time switch meningkat secara linear dengan bertambah jumlah time slot.
Off-hook
Mic Rec
On-hook
4 witre
a/b wire
to
Dialler Ringer EXCHANGE
2 wire
hybrid
Hook
switch
1209 Hz
1336 Hz
1633 Hz
1477 Hz
Decadic DTMF
Pulses Vab
697 Hz 1 2 3 A On-hook
Off-hook
770 Hz 4 5 6 B Tekan tombol
(angka 3)
Loop
a-b Pilih angka 3 852 Hz 7 8 9 C 697 1447
3 x open a 60 ms
dg perioda 100ms
On-hook Off-hook 941 Hz * 0 # D 100 100 Waktu (t)
Tutup 40 ms 40 ms
Buka 60 ms 60 ms 60 ms
t
Key pad
Penanganan Originating Call
Jika pelanggan melakukan originating call (off-hook), dan setelah sentral mengecek data pelanggan
ybs (COS dll) dan pelanggan dinyatakan boleh mengadakan panggilan, maka sentral harus segera
menghubungkan saluran pelanggan dengan penerima digit (digit receiver) serta memberitahu
pelanggan untuk segera mengirim digit nomor tujuan dengan mengirim nada pilih (dial tone).
Berdasarkan jenis kode sinyal digit yang akan diterima sentral (berdasarkan data COS pelanggan),
terdapat dua jenis digit receiver :
- Decadic pulses (loop disconnent) signalling receiver
- DTMF signalling receiver
Penanganan Originating Call
Penyambungan ke Perangkat Common Equipment
2. MF Signalling Receiver
Koneksi MF receiver & dial-tone sender ke SLTU melalui subcriber concentr sw block
Penanganan Originating Call
2. MF Signalling Receiver
Pd saat yg sama saluran pelangg dihub pula ke dial-tone sender mel SLTU shg pelangg dpt mendengar
nada pilih sbg tanda bhw pelangg dpt mulai mengirimkan digit-digit nomor tujuan
Sinyal digit yg berupa sinyal DTMF akan diterima oleh MF receiver.
Saat digit pertama diterima, dial-tone diputus
Jika semua digit telah diterima MF receiver, maka semua digit akan dikirim ke system control untuk
proses lbh lnjut.
Pembentukan, Pembubaran dan
Pembebanan Panggilan
Modul 11
Call Processing
Dalam originating call, analisis digit dilakukan terhadap digit-digit awal untuk menentukan rute
panggilan sekaligus menentukan jenis panggilan (type of call)
Translasi Digit
Control program akan berhenti search circuit jika telah didapat circuit yang bebas atau jika status
flag dari seluruh circuit pada rute tsb menunjukkan sibuk (eingaged) maka akan mengirimkan
congestion tone atau announcement pada pemanggil.
Dalam hal didapat circuit bebas, maka status flag cct tsb akan diubah dan equipment number-nya
akan disimpan pada call record yang akan diakses nanti saat akan di-set-up switch path, demikian
juga identitas nama/code route dan charging code akan disimpan pada call record
Translasi Digit Pada Sistem Penomoran yang Konsisten
PERANGKAT LUNAK
SWITCHING
Mudah dibaca, dalam arti mudah mengecek untuk kelengkapan dan perbaikan
Mudah untuk dimodifikasi bahkan diperluas
Dapat diimplementasikan langsung ke software
Membantu dalam proses debugging software
Notasi dalam SDL & Definisinya
System : Sistem yang akan dibuat spesifikasi disainnya misal sistem switching
Functional Block : Objek dari ukuran yang dapat diatur dgn hubungan internal yang relevan,
berisi satu atau beberapa proses
Proses didefinisikan sebagai pelaksanaan fungsi logika yang memerlukan sejumlah item informasi
dimana item ini ada/tersedia pada saat yang berbeda.
Signal didefinisikan sebagai ‘flow of data’ dalam memperoleh informasi untuk suatu proses.
Internal’ dan ‘external’ signal, didasarkan kepada model referensi ‘functional block’ (model
dari software modular) sebagai obyek dalam ukuran yang ‘managable size’ dengan hubungan
internal yang relevan yang melaksanakan satu proses atau lebih (lihat Gbr 13.2)
Steady State & Transisi pada Proses Panggilan
Dalam proses panggilan, terdapat dua kondisi : steady state & transisi.
Dalam contoh Gambar 13.3 :
idle = steady state
adanya event/input A off hook, menyebabkan adanya peralihan state/transisi dari idle
saat transisi dari idle ke memunculkan adanya sinyal ke sentral dan menuntut adanya
nada pilih.
Perubahan state dari idle ke munculnya nada pilih dari sentral merupakan transisi dari
Dan seterusnya
Manfaat SDL
• Dapat menjelaskan spesifikasi fungsi, spesifikasi disain dengan detil dan seksama
• Dapat membantu dalam proses debugging
• Meningkatkan kualitas perangkat lunak
• Mempercepat prose pengembangan perangkat lunak
• Memudahkan pengembangan lanjut
Call Processing
Set-up Jalur Koneksi
Set-up koneksi yang akan dibahas adalah set-up koneksi untuk terminating call, karena untuk
originating/outgoing telah dibahas pada sub bab Translasi digit.
Terminating call yang terjadi dapat berasal dari pelanggan setempat (lokal) atau berasal dari
sentral lain (incoming call)
Dari segi proses dalam sentral, terminating call tidak ada perbedaan antara pemanggil dari lokal
maupun dari incoming trunk.
Hal penting dalam proses set-up pada terminating call adalah directory number pelanggan yang
dipanggil, yang akan digunakan oleh sistem kontrol untuk mengakses dan sekaligus mengecek
kondisi bebas/sibuknya pelanggan tersebut
Set-up Jalur Koneksi
Jika B (yang dipanggil) bebas, maka pemanggil (A) harus dikirim nada sibuk.
Jika A berasal dari pelanggan lokal, maka sumber nada sibuka akan dihubungkan oleh sentral
ke saluran pelanggan A seperti halnya menghubungkan sumber nada pilih dalam pembahasan
originating call sebelumnya.
Jika A berasal dari incoming trunk, maka pengiriman nada sibuk pada A ada dua opsi :
Opsi pertama, jika signaling antar sentral CAS, maka nada nada sibuk dikirim dari sentral
terminating.
Opsi kedua, jika signaling CCS, maka yang dikirim ke sentral originating adalah sinyal
REL, yang akan diterjemahkan oleh sentral originating dengan mengirim nada sibuk ke
pelanggan A, selanjutnya semua perangkat yang telah dibangun akan dibubarkan termasuk
koneksi dengan sentral terminating, kecuali koneksi ke sumber nada sibuk hingga time-out
terlampaui. Jika time-out terlampaui dan A tidak mau tutup handset, maka saluran A akan
diset pada status parked hingga ia tutup handset. Semua momen-momen status di atas akan
dicatat sebagai data transient pada call record dengan sistem overwrite
Jika B bebas (idle), maka saluran B akan diubah pada status busy pada data transient dalam call
record.
Set-up Jalur Koneksi
Kemudian B akan mendapat arus bell (ringing current) dari sentral terminating, dan A mendapat nada
bebas (ringing tone) dengan dua kemungkinan (A berasal dari pelanggan lokal atau dari sentral lain/
incoming trunk) seperti pada penjelasan sebelumnya.
Selama B belum menjawab, A berada pada steady state ‘waiting’.
Terdapat 3 kemungkinan :
B menjawab (off-hook)
B tdk menjawab dengan kemungkinan :
A meletakkan hand-set sebelum time-out ringing
A tetap angkat hand-set hingga melampaui time-out ringing
Jika B menjawab, maka ringing distop dan mulai masuk pada kondisi bicara (speech condition).
Selesai bicara (A dan atau B on-hook), maka akan terjadi pembubaran
Pembebanan (Charging)
Jaringan yang ideal adalah jaringan full packet (mulai dari tingkat access hingga core
network), terintegrasi (PSTN, PLMN, data), multi service dengan protokol open standard,
multi vendor dan mudah dikembangkan. Jaringan ini dikenal sebagai NGN (Next
Generation Network)
Untuk menuju NGN, pembangunan gerbang-gerbang VoIP dianggap solusi yang bersifat
parsial (tambal sulam) karena tidak dirancang untuk jangka panjang (long term) dalam
tahapan evolusi/migrasi menuju NGN
Teknologi baru sebagai pengembangan VoIP yang dirancang mampu mengawal menuju
NGN, baik secara smooth (bertahap) maupun radikal adalah teknologi softswitch.
Solusi berasal dari satu vendor • Solusi dapat berasal dari beberapa
yang menyediakan semua vendor, pada semua level
fungsi dalam satu box yang disediakan standard terbuka.
bersifat proprietary: software, • Customer bebas menentukan
hardware dan aplikasi produk yang terbaik di kelasnya
Customer dikunci oleh vendor – untuk membangun jaringan.
tidak dapat berinovasi, dengan Standard terbuka memungkinkan
biaya implementasi dan inovasi dan dapat menurunkan
pemeliharaannya tinggi biaya.
Atribut Softswitch Circuit Switch
Metode switching Berbasis software Berbasis sirkit
Arsitektur Modular, standard terbuka Proprietary/ kepemilikan
Kemampuan integrasi Mudah Sulit
dengan aplikasi pihak
ke-3
customize Ya Sulit
Biaya Tidak mahal–40% lebih murah Tinggi
dibandingkan dengan konfigurasi
yang sama pada CS
Softswitch merupakan istilah umum untuk pendekatan baru terhadap switching telepon yang mempunyai
kemampuan dalam menghadapi semua kekurangan dari switch sentral telepon lokal tradisional.
■ Softswitch merupakan penswitchingan yang dilakukan oleh suatu software secara logik.
■ Softswitch adalah kumpulan dari produk, protocol dan aplikasi yang memungkinkan semua device untuk
mengakses telekomunikasi dan/atau layanan internet melalui jaringan IP.
■ Teknologi softswitch memungkinkan konektivitas antara internet, jaringan wireless, jaringan kabel dan
jaringan telepon tradisional.
■ Jaringan konvergen dapat dilakukan menggunakan softswitch.
■ Inteligen yang mengontrol koneksi layanan untuk media gateway dan/atau native IP endpoint.
Softswitch atau call agent (CA) atau Media Gateway Controller (MGC) , adalah elemen utama jaringan NGN
yang berfungsi untuk mengontrol semua sesi layanan dan komunikasi, dan mengatur interaksi elemen-
elemen jaringan yang lain seperti :
Media gateway
Signaling gateway
Operation Support System (OSS)
Application/Feature servers
Fungsi Softswitch
• Secara fisik, perangkat jaringan softswitch dapat berupa model terpisah atau model terintegrasi.
• Model terpisah adalah model sistem yang memisahkan masing-masing fungsi elemen jaringan yang
dilengkapi dengan interface yang bersifat terbuka.
• Model terintegrasi adalah model sistem yang menyatukan dua atau lebih fungsi elemen jaringan
dalam satu perangkat. Sebagai contoh adalah perangkat Softswitch yang memiliki fungsi Signaling
Gateway dan Feature Server, atau perangkat Media Gateway yang memiliki fungsi Signaling
Gateway, dll.
• Untuk mendukung sistem terbuka (open system), khusus untuk Media Gateway dan Application
Server harus terpisah dari perangkat Softswitch.
• Melakukan pembangunan dan pemutusan hubungan panggilan.
• Menyediakan layanan dasar untuk panggilan telepon dan kontrol untuk memberikan layanan
multimedia.
• Melakukan pencatatan data panggilan untuk keperluan pembebanan dan keperluan pendukung
administrasi jaringan yang lain yang dibutuhkan oleh Operating Support System (OSS).
• Melakukan kontrol terhadap elemen jaringan lain, seperti: Media gateway, Application Server,
Feature Server, dan Signaling Gateway.
• Kapasitas minimum 4 juta BHCA (Busy Hour Call Attempt).
Manfaat Implementasi Softswitch
■ Mengurangi biaya
– Manajemen jaringan lebih efisien
– Biaya pengembangan layanan lebih rendah
– Meningkatkan kapasitas jaringan eksisting dengan ‘offloading’ data ke jaringan IP.
■ Memperbaiki Penyediaan Layanan
– Menyediakan layanan yang konvergen hingga dapat menawarkan value-added
– Menggelar layanan lebih cepat
– Menyediakan kemampuan untuk end-user dapat memelihara layanan yang diperlukannya.
■ Memfasilitasi migrasi ke jaringan IP
– Mendukung proses migrasi dari PSTN ke jaringan data (IP) secara mulus, sehingga mengurangi rugi-
rugi yang dapat ditimbulkan akibat proses migrasi tersebut
– Evolusi jaringan dan layanan menggunakan arsitektur terbuka dan terdistribusi diharapkan dapat
mengurangi dominasi ketergantungan pada pihak-pihak tertentu dalam operasi maupun
pengembangannya.
Layanan Softswitch
Voice VPN → Layanan yang menyediakan voice VPN bagi pelanggan untuk menyalurkan trafik voice
internal pelanggan yang tersebar di beberapa tempat menjadi satu jaringan.
Centrex (Virtual PBX) → Adalah fitur yang memungkinkan beberapa pelanggan membentuk grup
pelanggan, sebagaimana dalam sistem PBX, tanpa dibatasi oleh suatu lokasi. Sistem softswitch harus
menyediakan berbagai macam fasilitas layanan, seperti extension dial, pembebanan antar anggota, call
transfer by extension, Direct Inward Dialling (DID), Direct Outward Dialling (DOD), dll.
Prepaid Services (Panggilan Pra-Bayar) → Layanan yang menyediakan sarana bagi pelanggan untuk
melakukan panggilan dengan menggunakan kartu pra-bayar (prepaid card). Layanan pra-bayar ini dapat
digunakan untuk panggilan lokal, jarak jauh, bahkan jarak jauh sesuai dengan jenis kartu yang disediakan
dan dimungkinkan untuk memenuhi panggilan konferensi.
Web Base Services → Layanan berbasis web yang dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi tertentu yang
ditetapkan oleh TELKOM, misalnya click to dial, web call center, corporate directory, collect call,
hotline, web conference, dll.
Unified Messaging Service (UMS) → Layanan yang memungkinkan pelanggan dapat mengirim dan
menerima pesan dari pelanggan lain atau dari pihak penyedia konten. Pesan yang dikirim/terima dapat
berupa text, voice, maupun multimedia dengan berbagai macam kandungan isinya.
Multimedia Conferecing → Layanan yang memungkinkan pelanggan dapat melakukan panggilan
konferensi yang dilengkapi dengan voice, text, maupun video.
Arsitektur NGN
Signaling
Gateway STP
Provider's Softswitch
Packet Network
PSTN
Internet
IAD/
MTA
RAN
Di dalam menentukan bagus atau tidaknya kualitas dari layanan berbasis soft switch, terdapat beberapa
parameter yang harus dilihat,yaitu :
1. Delay
One-way Delay
Nilai one-way delay untuk beberapa aplikasi tidak boleh lebih dari persyaratan : <150 msec
Delay Variation
Nilai delay variation untuk beberapa aplikasi tidak boleh lebih dari persyaratan : 75 msec
Information Loss
Nilai information loss untuk beberapa aplikasi tidak boleh lebih dari persyaratan : 1 – 5 %
tergantung kepada layanannya
Post Dial Delay
PDD (Post-Dial Delay) yang diijinkan kurang dari 10 detik dari saat digit terakhir yang
dimasukkan sampai mendapatkan ringing back
Kualitas Layanan
Di dalam menentukan bagus atau tidaknya kualitas dari layanan berbasis soft switch, terdapat beberapa
parameter yang harus dilihat,yaitu :
2. MOS (Mean Opinion Score)
Kualitas suara minimum mempunyai nilai setara MOS 4.0.
3. Echo Cancelation
Untuk menjamin kualitas layanan voice over packet terutama disebabkan oleh echo karena delay yang
terjadi pada jaringan paket maka perangkat harus menggunakan teknik echo cancelation. Persyaratan
performansi yang diperlukan untuk echo canceller harus mengacu standar internasional ITU G.165
atau G.168.
Mobile Softswitch
Modul 14
Definisi
IMS (IP Multimedia Subsystem) adalah framework arsitektur yang memungkinkan konektivitas
Mobile Network dan Fixed Network dengan menyediakan layanan multimedia berbasis jaringan IP
dengan menggunakan SIP Protocol.
Dengan menggunakan protocol SIP ini, IMS memiliki capability untuk mengatur session yang
muncul untuk setiap layanan yang digunakan.
IMS : What is & What is not
Signalling
o SIP (Session Initiation Protocol)
• Merupakan application-layer protocol yang dapat melakukan fungsi pembangunan, modifikasi
dan terminasi multimedia session
• Merupakan open standard, text based protocol dari IETF
• Dipilih sebagai main protocol di IMS karena fleksibilitas dan kecepatan pengembangannya
• Digunakan untuk berkomunikasi dengan hampir seluruh element di IMS (CSCF, MGCF, BGCF,
AS, IMS Client)
o Diameter
• Merupakan application-layer protocol untuk fungsi AAA
• Merupakan open standard, text based protocol dari IETF
• Digunakan untuk berkomunikasi antara HSS-CSCF dan HSS-AS
Media
o RTP (Real-time Transport Protocol)
• Merupakan protocol network untuk menyampaikan media audio & video over IP Networks
• Merupakan open standard dari IETF
IMS Architecture
Registration Flow
(5) (14)
I-CSCF-A Register I-CSCF-A Register
(7) (16)
401 200 OK
(3) (12)
Register Register
(8) (17)
P-CSCF- 401 P-CSCF- 200 OK
A A
DNS DNS
(2) (11)
DNS query DNS query
(1) (10)
Register (9) Register (18)
401 200 OK
UE UE
Circuit Switch Vs Mobile Softswicth
MSC Server
Classic MSC
MSC
(Control and Switching) MSC-S (Control)
MSC
Connectivity Layer
MGw
MSC
TDM MSC MGw IP MGw
Control Plane
Control Plane
ATM TDM IP
MSC server
ATM TDM IP
UMTS GSM
MSC/VLR
MSC/MGW
GSM
TDM Gateway
U Control
MTS
User Plane
(payload)
Keuntungan Mobile Softswicth (1)
Each layer can grow independently
End-user
Control applications
– Centralised location of servers
reduces O&M cost
– Independent of transport technology
MSC-S HLR GMSC/Transit
SG
Control
Connectivity
– Same transport for all services
SGSN GGSN
– Free choice of transmission
PSTN
technology WCDMA Connectivity ISDN
Access
Distributed MGWs enables
–
transmission and interconnection M-MGW M-MGW
charges savings GSM/ EDGE Internet
Intranet
Enables transport of coded voice Access
–
Keuntungan Mobile Softswicth (2)