Anda di halaman 1dari 180

Jaringan dan Teknik Penyambungan Telekomunikasi

Pengenalan Jaringan
Telekomunikasi
Modul 1
Definisi Telekomunikasi

 Pengertian secara umum Telekomunikasi


• Tele = jauh
• Komunikasi = hubungan/pertukaran informasi (suara, data, video)
 Telekomunikasi → Penyampaian informasi dari sumber ke penerima melalui media komunikasi

Komponen sistem Telekomunikasi :


Media • Sumber (sources)
Transmisi
Sumber Penerima • Jaringan komunikasi (networks)
• Sistem Transmisi
• Media Transmisi, modulation, multiplexing, dll
• Switching
• Sentral analog, sentral digital
• Signaling
• CCS7 (Common Channel Signalling 7)
• Tujuan (destination)
Konsep Dasar Telekomunikasi

Transducer: Suatu alat pengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya, misal:
• Microphone: mengubah SUARA menjadi sinyal ELEKTRIS
• Loudspeaker: mengubah sinyal ELEKTRIS menjadi SUARA kembali

Jenis sistem komunikasi berdasarkan arah:


• Simplex: satu arah (unidireksional), contoh radio, TV
• Half Duplex: dua arah (sistem bothway) tidak simultan, contoh radio CB
• Full Duplex: dua arah dan simultan, contoh telepon

Arus yang digunakan:


• Sinyal arus searah (DC): Kode Morse
• Sinyal arus bolak-balik (AC) : Semua jenis media transmisi dapat merambatkan arus bolak balik,
contoh gelombang radio, kabel, dan serat optik
Definisi Jaringan Komunikasi

• Jaringan Komunikasi → Pengaturan komponen hardware dan software sebagai komponen


komunikasi sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran informasi antara sumber & penerima.
• Suatu Jaringan Komunikasi menyediakan solusi untuk menghubungkan sejumlah besar ujung
system.
• Beberapa klasifikasi jaringan komunikasi
1. Jaringan komunikasi terdapat dalam berbagai skala:
2. Jaringan komunikasi dapat dibedakan berdasarkan jenis informasi yang disalurkan di dalamnya
3. Jaringan komunikasi dapat dibedakan berdasarkan arah informasi yang disampaikan
• Jaringan komunikasi seringkali membutuhkan jenis perangkat CPE ( Customer Premises Equipment)
yang khusus:
• Pesawat telepon (jaringan telepon), komputer (jaringan data), televisi (jaringan TV)
Definisi Jaringan Komunikasi
Node dan Link

• Jaringan komunikasi biasa digambarkan dalam node dan


link. Link
• Node: merepresentasikan end-terminal, perangkat
jaringan.
→ Node biasanya digambarkan dengan bentuk
lingkaran, kotak.
→ Sebagai perangkat jaringan, node dapat
memiliki fungsi:
 Routing
 Switching
 Multiplexing
• Link: merepresentasikan hubungan/koneksi antar
nodes. Gambar Contoh Jaringan Komunikasi
→ Link digambarkan dengan garis.
Klasifikasi Jaringan Komunikasi
• Jaringan komunikasi dapat diklasifikasikan berdasarkan cara node mempertukarkan informasi.

Communication
Network

Switched Broadcast
Communication Communication
Network Network

Circuit-Switched Packet-Switched
Communication Communication
Network Network

Datagram Virtual Circuit


Network Network
Switched Communication Network

• Transmisi informasi/data jarak jauh biasanya dilakukan melalui beberapa switching node yang saling
terhubung sehingga membentuk suatu jaringan switching, atau dapat juga disebut jaringan
komunikasi switched.
• Setiap node yang terdapat dalam jaringan switching bekerja tanpa memperhatikan isi data yang
ditransmisikannya
• Transmisi data dimulai dan diakhiri di perangkat yang dinamakan station. Station dapat berupa
komputer, terminal, telepon, dsb.
• Data ditransmisikan melalui suatu rute yang ditentukan oleh proses switching di setiap node yang
dilalui.
• Koneksi node ke node lainnya biasanya dilakukan secara multiplex.
Switched Communication Network

• Jaringan komunikasi biasanya dibuat


terhubung sebagian. Sebagian lainnya
digunakan sebagai koneksi
redundant/back-up untuk
meningkatkan reliabilitas jaringan.
• Teknologi switching dibagi ke dalam
dua jenis :
• Circuit switching
• Packet switching

Contoh Jaringan Switching Sederhana


Circuit Switching

Informasi real time (voice/video) kritis terhadap waktu (delay)


Diperlukan platform jaringan yang menjamin kontinuitas transfer informasi selama komunikasi
berlangsung
Maka dirancang jaringan berbasis circuit switched (jaringan telekomunikasi : PSTN, PLMN)
Jalur komunikasi permanen (dedicated) secara fisik dibangun (set-up) antara 2 end-terminal
terlebih dahulu sebelum informasi dikirimkan. Istilah yang sering digunakan untuk kondisi ini
disebut Connection Oriented.
Jika sirkit tidak tersedia maka akan terjadi blocked (biasa diinformasikan dengan nada sibuk).
Tidak akan ada informasi yang hilang sepanjang sirkit tersambung terus menerus
Teknik circuit switching cocok untuk mentransfer voice (sifat koneksi yang dedicated dapat
menjamin delay dan jitter yang disyaratkan untuk transfer voice)
Komunikasi Circuit switch meliputi tiga fase :
1. Pembentukan sirkit
2. Transfer data
3. Pembubaran (terminasi) sirkit
Circuit Switching (Kelebihan dan Kekurangan )

KEUNTUNGAN KELEMAHAN
• Sekali koneksi terjadi: • Tidak efisien
• Jaringan transparan (seolah hanya • Selama koneksi berlangsung, time
koneksi langsung antar stations) slot akan selalu diduduki walaupun
• Fixed data rate tanpa adanya tidak ada data yang dikirim
delay • Delay sebelum terbentuknya
hubungan (call set up delay)
• Sangat baik untuk komunikasi real
time
Packet Switching

Karakteristik Packet Switched


 Informasi/pesan dibagi menjadi paket-paket yang berukuran kecil (< 1500 byte) dan kemudian
ditransmisikan paket demi paket.
 Tiap paket dikirim tanpa dibangun koneksi ke tempat tujuan terlebih dahulu ( connectionless),
sehigga tiap paket sangat mungkin menempuh rute yang berbeda.
 Karena perbedaan rute, kemungkin paket sampai di tempat tujuan tidak berurut.
 Di tempat tujuan paket diurut kembali (reassemble) seperti urutan aslinya, baru kemudian disajikan
(dipresentasikan).
 Tidak ada garansi Quality of service, ada kemungkinan paket hilang
 Setiap paket terdiri dari payload (data informasi yang akan dikirimkan) dan header. Header berisi
informasi tentang:
• Source (sender’s) address
• Destination (recipient’s) address
• Packet size
• Sequence number
• Error checking information
Packet Switching (Kelebihan dan Kekurangan)

Beberapa keuntungan packet switching


• Efisiensi utilisasi jaringan tinggi
• Jaringan dapat digunakan bersama (shared) secara dinamis
• Dapat mengakomodasi penggunaan multiple data rates untuk jenis aplikasi yang berbeda-beda
• Setiap aplikasi akan terhubung ke jaringan dengan data rate yang sesuai kebutuhannya
• Tidak terjadi blocking jika beban jaringan tinggi, tetapi waktu pengiriman menjadi lama.
• Mekanisme prioritas pengiriman dapat diberlakukan untuk paket-paket yang dianggap penting,
seperti paket real-time.
• Reliabilitas tinggi, jika suatu rute terputus maka rute lain dapat digunakan.

Kelemahan packet switching


• Tidak memberikan garansi Quality of Service: delay antrian, jitter, loss packet
Jenis Packet Switching

 Packet switching terdiri dari dua teknik, yaitu Datagram dan Virtual Circuit.
 Datagram → Connectionless
 Setiap paket ditangani / diproses secara independen.
 Setiap paket memiliki alamat tujuan yang lengkap.
 Penentuan routing dilakukan terhadap setiap paket di setiap node
 Paket-paket yang berbeda namun berasal dari pesan yang sama dapat
menggunakan rute yang berbeda.
 Virtual Circuit → Connection Oriented
 Dilakukan connection setup sebelum pengiriman data dilakukan.
 Setiap paket memiliki VC identifier.
 Penetapan routing dilakukan sekali untuk semua paket.
 Semua paket akan melalui rute yang sama.
Perbedaan Virtual Circuit dan Datagram

Datagram : Virtual Circuit :


+ Tidak ada waktu call setup + Kedatangan paket sesuai urutannya.
+ Adaptasi yg cepat jika terjadi
+ Terdapat mekanisme error control.
congestion/network overload.
+ Adaptasi yang cepat jika terjadi node
+ Penetapan satu rute untuk satu koneksi.
failure. + Penerima telah bersiap untuk menerima
paket yang datang
- Kedatangan paket bisa tidak sesuai
dengan urutannya. - Adanya delay saat connection setup.
- Adanya beban pemrosesan karena setiap - Adaptasi terhadap node failure kurang baik.
paket di proses di setiap node - Adaptasi terhadap network overload kurang
- Receiver tidak memiliki persiapan baik
terhadap paket yang datang
Komponen Pembentuk
Jaringan Telekomunikasi
Modul 2
Komponen Pembentuk JarTel

 Elemen jaringan
 Perangkat Terminal
Sate l ite
Jaringan akses
 Perangkat Transmisi
Jaringan akses
 Perangkat Switching
Satel ite dis h Sate l ite dis h

bacbound
Backbone

SWITCHING
network
network
SWITCHING
Secara garis besar jaringan telekomunikasi
terdiri dari dua ruas yaitu :
• Ruas antara terminal dan
switching, ruas ini disebut dengan
access network atau jaringan akses.
NETWORK
Terminal
• Ruas antara switching dan
Terminal switching, ruas ini disebut dengan
backbone network.
Gambar Arsitektur Telekomunikasi secara umum
Komponen Pembentuk JarTel
Perangkat Terminal (1)

Signaling IP Appliance
Gateway

SS7/C7
 Terminal adalah suatu I/O device yang digunakan SS7/C7

untuk mengirim data dan menerima data jarak jauh Media


Gateway
dengan menggunakan fasilitas telekomunikasi Circuit
xDSL
Circuit Packet
 Perangkat terminal bertugas mengubah sinyal Packet

informasi asli (suara manusia, gambar atau lainnya)


menjadi sinyal elektrik atau elektromagnetik atau C
PBX Concentrator
cahaya.
 Hal ini diperlukan karena perangkat transmisi yang
PBX
Wireless
Cable
P
mampu menyampaikan informasi tersebut dari satu
PBX
E
tempat ke tempat
P REMISES EQ U IP MEN T

Gambar Arsitektur Jaringan Telekomunikasi secara umum


Komponen Pembentuk JarTel
Perangkat Switching

 Perangkat switching adalah alat penyambung antara saluran yang satu dengan saluran yang lain
sehingga informasi yang dibawa oleh saluran sampai kepada tujuan.
 Switch adalah komponen jaringan yang digunakan untuk menghubungkan beberapa HUB untuk
membentuk jaringan yang lebih besar atau menghubungkan perangkat-perangkat dalam jaringan
komunikasi yang mempunyai kebutuhan bandwidth yang besar.
 Switch terbagi dalam 2 tipe utama, yaitu :
 Switch layer-2
 Beroperasi pada layer data link
 Membangun koneksi logika antar port berdasarkan pada alamat MAC
 Digunakan untuk mencegah jaringan yang sedang berjalan ke dalam
collision yang lebih kecil untuk meningkatkan unjuk kerja.
 Switch layer-3
 Beroperasi pada layer network
 Switch ini membangun koneksi logika antar port berdasarkan alamat jaringan
 Digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang berbeda di dalam suatu
internetwork.
 Sering disebut switch routing.
Perangkat Switching

Perangkat switching dilengkapi dengan peralatan-


peralatan yang melakukan fungsi pengontrolan,
penyambungan maupun pengebelan.
• Peralatan control berfungsi untuk
Jenis Switching
penyelenggaraan, pengendalian, dan
pembangunan hubungan pada peralatan
• Selektor
penyambungan. • CrossBar Switch
• Peralatan penyambungan untuk
menentukan arah hubungan, peralatan • Stored Program
penyambungan ini mampu menganalisa
informasi yang diterimanya dari pemanggil.
Control
• Peralatan pengebelan berperan untuk
memberikan informasi kepada pelanggan
berupa nada-nada tertentu, yaitu nada pilih,
nada panggil maupun nada sibuk.
Komponen Pembentuk JarTel
Perangkat Switching

 Selektor merupakan alat pemilih yang menghubungkan satu masukkan (inlet) dengan beberapa pilihan keluaran
(outlet).
 Crossbar Switch atau switch yang terdiri atas dua garis/batang yang bersilangan merupakan system switch yang
menghubungkan beberapa titik input output yang berbentuk matriks.
 SPC merupakan teknologi telekomunikasi yang digunakan untuk pertukaran telepon (telephone exchanges)
 SPC adalah teknologi yang ada pada Electronic Switching System (ESS) yang dikembangkan oleh Bell system
tahun 1950-an.
Komponen Pembentuk JarTel
Perangkat Transmisi

• Perangkat transmisi bertugas menyampaikan informasi dari satu tempat ke tempat lain.
• Media transmisi bisa berupa kabel, serat optik, maupun udara bergantung jarak dari tempat-tempat
yang akan dihubungkan dan banyaknya tempat yang akan dihubungkan.

Twisted Microwave
Pair

Infra Merah Satelit


Coaxial
Gelombang
Fiber Radio
Optic

Guided Unguided
Topologi Jaringan

Peer to Peer

Ring/Cincin
 Topologi jaringan merupakan suatu cara untuk
menghubungkan terminal-terminal dalam Bus
suatu jaringan.
 Model dari topologi jaringan yang ada antara Linier
lain topologi peer to peer, cincin, bus, linier,
bintang, mesh, pohon dan hybrid. Star/Bintang

Mesh

Tree/Pohon
Hirarki Infrastruktur Telekomunikasi

International •Jaringan kabel laut internasional


Backbone •Satelit Internasional

•Jaringan kabel optik domestik


Domestic •Satelit domestik (VSAT)
Backbone
•Microwave link teresterial

Wired : Wireless :
•Kabel tembaga •Seluler
Jaringan Akses (Copper, ADSL) •FWA (CDMA)
•Optik (FTTH) •BWA
•WiFi
•Broadcast
•Trunking
Hirarki Infrastruktur Telekomunikasi
Jaringan Backbone

 Jaringan backbone merupakan saluran pusat atau koneksi yang dirancang untuk mentransfer aliran lalu
lintas data di suatu jaringan.
Hirarki Infrastruktur Telekomunikasi
Jaringan Akses

 Jaringan Akses adalah jaringan yang


mampu untuk menghubungkan
pelanggan dengan sentral.

 Jaringan akses terdiri dari empat jenis


jaringan, yaitu :
 Jaringan akses kabel tembaga
 Jaringan akses kabel fiber optic
 Jaringan akses radio
 Jaringan hybrid
Jaringan Akses,
Sistem Penomoran
dan Routing pada PSTN

Modul 3
Hirarki Sentral

 Jaringan telepon membutuhkan interkoneksi antar sentral


untuk merutekan trafik secara ekonomis dan efektif.
 Sentral – sentral saling dihubungkan menggunakan
sekelompok saluran trunk yang biasa disebut trunk group.
 Jaringan berhirarki mampu menangani trafik yang besar
serta menggunakan sejumlah kecil trunks grup.

 Hubungan antara sentral local dilakukan dengan junction


circuit (umumnya menggunakan kabel kawat).
 Hubungan antara sentral primary menggunakan junction
circuit atau trunk circuit. (Trunk circuit adalah saluran
transmisi menggunakan radio atau fiber optic).
 Tandem adalah sentral transit antara beberapa sentral.
Tandem digunakan untuk routing bila saluran lansung
sibuk.
Hirarki Jaringan PSTN Indonesia

Network Configuration Versi FTP Telkom


Jaringan Internasional
Gate way : Sentral
Gerbang Internasional

Tertiary Center : Sentral Trunk


Jaringan Nasional
/Transit Nasional

Secondary Center : Sentral trunk


/ Transit Regional

Jaringan Regional
Primary Center : Sentral Trunk
/Tandem
STO : Sentral Lokal atau End office

Subscriber
Sistem Penomoran

 Sistem penomoran adalah penomoran pelanggan dan layanan (service) tertentu


 Latar belakang sistem penomoran : penomoran merupakan sumber daya terbatas  perlu pengaturan.
 Tujuan sistem penomoran : memberi alamat (nomor) yang unik (unique) di tingkat lokal, nasional
maupun internasional.
 Cakupan sistem penomoran :
– Pelanggan tetap (fixed) : pelanggan biasa, PABX (DDI (Direct Dial In)  memungkinkan pelanggan
langsung mendial dari luar ke dalam area PBX tanpa melalui operator), pelayanan khusus/darurat.
– Pelanggan bergerak (mobile)
– Nomor pribadi (personal numbering) seperti UPT (Universal Personal Telecommunication)
– Nomor pelayanan IN (seperti free phone, credit card calling, premium call dan lain-lain)

 Sistem penomoran telekomunikasi di atur dalam ITU-T : E.164 sedangkan untuk jaringan data umum
(PDN) mengacu pada rekomendasi ITU-T X.121.
Pola Penomoran ITU-T : E.164

Gambar Struktur Penomoran menurut Rekomendasi ITU-T E.164


 Panjang maksimum nomor internasional adalah 15 digit. Kode negara Indonesia yang dialokasikan
oleh ITU-T terdiri atas 2 digit (yaitu 62). Dengan demikian tersedia sebanyak 13 digit untuk Nomor
(Signifikan) Nasional.
Implementasi Sistem Penomoran ITU-T : E.164

 Sistem penomoran untuk penyelenggaraan jasa teleponi dan ISDN melalui jaringan tetap

 Sistem penomoran untuk penyelenggaraan jasa teleponi melalui jaringan bergerak

Nomor Pelanggan hanya dapat berfungsi jika digunakan bersama-sama dengan kode akses jaringan.
Implementasi Sistem Penomoran ITU-T : E.164

 Sistem penomoran untuk penyelenggaraan jasa dengan liputan nasional (misal IN)

Nomor Pelanggan hanya dapat berfungsi jika digunakan bersama-sama dengan kode akses pelayanan.

 Sistem penomoran untuk penyelenggara VoIP


• Panggilan ke Terminal PSTN/ISDN
Prefix VoIP + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan
• Panggilan ke Terminal STBS
Prefix VoIP + Nomor (Signifikan) Nasional - Mobile
• Panggilan Internasional
Prefix VoIP + Kode Negara + Nomor (Signifikan) Nasional
Prosedur Pemanggilan pada PSTN
Panggilan Lokal

 Prosedur pemanggilan PSTN pada jaringan lokal adalah dengan lansung mendial nomor pelanggan yang
akan dituju.
Panggilan Lokal → Nomor Pelanggan

 Sentral dengan kapasitas 100 saluran → melayani 100 pelanggan dengan nomor telepon 00 s/d 99
 Sentral berkapasitas 10000 saluran → dapat melayani 10000 pelanggan bernomor 0000 s/d 9999
Contoh : 594 7280

Identitas Identitas
LE Pelanggan
Prosedur Pemanggilan pada PSTN
Panggilan SLJJ
 Prosedur pemanggilan PSTN untuk Sambungan Lansung Jarak Jauh (SLJJ) memungkinkan pelanggan untuk memilih
jaringannya sendiri.
 Terdapat 3 cara dalam prosedur pemanggilan PSTN untuk SLJJ, yaitu :

Prosedur Panggilan :
Pemilihan
a. Praseleksi
Jaringan SLJJ Perlu pengaturan tersendiri oleh regulator (Kominfo) →
Belum berlaku
b. Lansung untuk setap panggilan
Prefiks SLJJ + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan
Pelanggan Pelanggan Tidak
Memilih Memilih c. Jaringan lokal memilih untuk pelanggan
Prefiks Nasional + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan

Jaringan Lokal
Lansung untuk
Memilih untuk
Praseleksi Setiap Panggilan
Pelanggan (call-
(call-by-call)
by-call)
Prosedur Pemanggilan pada PSTN
Panggilan SLJJ

Contoh1 : 0 22 xxxxxxx
 Trunk Prefiks adalah suatu digit di muka nomor
pelanggan yang harus diputar apabila ingin
Trunk Prefiks LE + Nomor Pelanggan
menghubungi pelanggan lainnya di luar jaringan
lokal.
Kode Trunk
 Kode Trunk adalah suatu digit atau kombinasi digit
yang menunjukkan wilayah dari pelanggan yang
Gabungan 22 dan xxxxxxx disebut nomor nasional. dipanggil

Contoh2 : Tasikmalaya 0 2 6 5 xxxxx


LE + Nomor Pelanggan
Trunk Code
Primary
Tertiary Center
Center Secondary
Center
Prosedur Pemanggilan pada PSTN
Panggilan Internasional
 Panggilan lansung/SLI (Tanpa Operator)

Tanpa Info Biaya → Prefiks SLI + Kode Negara Tujuan + Nomor Signifikan Nasional Negara Tujuan

Dengan Info Biaya → Prefiks SLI + 0 + Kode Negara Tujuan + Nomor Signifikan Nasional Negara Tujuan
 Dengan Bantuan Operator
Tanpa Bantuan Operator Negara Tujuan
Kode Negara + Nomor Signifikan Nasional + Akhir Informasi (Kode 15)
Melalui Operator Negara Tujuan (Hubungan antar Operator Internasional
Kode Negara + Digit Bahasa (L) + Kode Akses Penyelenggara (Kode 11 atau 12) +
Akhir Informasi (Kode 15)

Contoh1 : 00X C1C2C3 ABC S1S2...S7


Kode SLI Kode Trunk LE + Nomor Pelanggan
Kode Negara
Prosedur Pemanggilan pada PSTN
Panggilan dari Terminal STBS

Prosedur panggilan dari terminal STBS ke PSTN adalah :


Prefiks Nasional + Kode Wilayah + Nomor Pelanggan

 Dalam hal panggilan melalui jaringan SLJJ maka pemilihan jaringan SLJJ dilakukan oleh sentral STBS asal.
 Jika interkoneksi telah memungkinkan, pelanggan dapat memilih jaringan SLJJ dengan menggunakan prefiks SLJJ
(bukan prefiks Nasional).
 Ke pelayanan darurat lansung memilih nomor darurat tanpa prefiks (oleh MSC akan diarahkan ke pelayanan
darurat terdekat dari lokasi pemanggil).
Prefiks SLJJ + Kode Akses Jaringan + Nomor Pelanggan

Contoh :
022 2534133

Kode
LE + Nomor Pelanggan
Wilayah
Sistem Routing

Metode Routing
• Static Routing
 Sistem Routing merupakan suatu proses • (Dilakukan secara manual)
mekanisme pembangunan dan pencarian • Dynamic Routing
lintasan yang terdekat atau terpendek dan • (Dilakukan secara otomatis oleh system jika terjadi
bebas dalam membentuk suatu koneksi perubahan trafik atau topologi)
antara pelanggan dalam satu sentral atau ke
pelanggan lainnya yang ditentukan oleh
jarak dan biaya.
 Tujuan system routing adalah : Klasifikasi Routing
 Keberhasilan untuk membuat • Direct/fixed Routing
sambungan antara dua sentral dalam • (Route yang lansung menghubungkan sentral awal
suatu jaringan. dengan sentral tujuan atau jalur terpendek)
• Alternate Routing
• (Dilakukan ketika direct routing sudah tidak mungkin
dipakai dan routing dilakukan melalui sentral tandem atau
transit)
Sistem Routing

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh sistem routing adalah :


 Mengenal sumber informasi → dapat menerima dan mengerti informasi yang dikirimkan oleh terminal pelanggan
atau sentral transit.
 Menemukan route/jalur → dapat mengetahui jalan atau jalur yang dimaksud
 Pemilihan rute → dapat dengan cepat dan tepat memilih jalan atau jalur yang terbaik
 Menjaga informasi routing → dapat mengatur pelaksanaan penyambungan sejauh mungkin
Jaringan Akses

 Jaringan Akses merupakan jaringan yang berfungsi menghubungkan sentral sampai ke pelanggan.
 Jaringan Akses dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
 Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat),
 Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar)
 Jaringan Lokal Akses Fiber  Optik (Jarlokaf)

Jaringan Akses
• JarLoKat
• Jarlokar
• Jarlokaf
Jaringan Interkoneksi pada PSTN

 Jaringan interkoneksi pada PSTN


merupakan pembangunan sebuah
sentral privat yang memungkinkan
komunikasi internal perusahaan dapat
dilakukan secara gratis.
 Sentral privat ini disebut dengan PBX
(Private Branch eXchange) yang
memiliki feature seperti sentral publik
yang digunakan oleh suatu lembaga/
perusahaan dalam melayani
komunikasi internal perusahaan
tersebut.

Gambar Jaringan PSTN dengan Sentral PBX


Jaringan Interkoneksi pada PSTN
Sentral PBX
 Arsitektur PBX secara umum :
• LINE CARDS : merupakan terminasi/interface antara saluran
extension dengan sentral PBX. Berfungsi melakukan fungsi
PBX BORSCHT (Battery, Overloaded, Ringing, Signaling, Coding,
Hybrid dan Testing)

1 2 3
• TRUNK CARDS : sebagai terminasi/interface antara
*
4

7
5
8

0
6
9

#
saluran/trunk ke PSTN dengan sentral PBX. Berfungsi :
Line melakukan konversi sinyal saluran dengan sinyal internal sentral
Ca rds Trunk PSTN PBX, mengawasi kondisi saluran/trunk, interface/terminasi
Switc h Ca rds signaling dengan PSTN.
1
4

7
2
5
8
3
6
9
Ca rds
* 0

• SWITCH CARDS : Melakukan fungsi penyambungan (switching)


#

extensions antara port extension (Line Cards) dengan port extension (Line
Sig na ling Cards) lain dalam panggilan internal dan antara port extension
Ca rds (Line Cards) dengan port Trunk Cards dalam panggilan eksternal
(incoming atau outgoing call).
• SIGNALING CARDS : penerima/pengirim pensinyalan dengan
extension (DTMF/decadic pulses) dan pensinyalan dengan
sentral publik (DTMF/MFC/decadic pulses).
Operator Pro c e sso r Ket :
• PROCESSOR CARDS : sebagai pusat kontrol yang
Switchboard or Ca rds : control path mengendalikan seluruh aktivitas sentral baik dalam hal call
IVR : signaling path processing, operation & maintenance, safe guarding dan billing.
: voice path
• SWITCH BOARD/IVR (Interactive Voice Response) : untuk
layanan penyambungan panggilan masuk (incoming call) : dapat
Berdasarkan modus panggilan masuk, terdapat 2 jenis PBX : menggunakan tenaga manusia (operator) atau mesin otomat
(auto attendant).
1. Hunting Group
2. Direct Inward Dialling (DID)
Signalling SS7
Modul 4
Pensinyalan atau Signalling

 Pensinyalan atau signalling adalah pertukaran informasi antar-elemen dalam jaringan yang direalisasikan
dalam bentuk kode-kode standar yang telah disepakati,  tujuannya untuk membangun/membentuk
hubungan komunikasi, pengaturan, dan pembubaran.
 ‘pertukaran informasi’ adalah saling mengirim pesan pensinyalan ( signalling message).
 ‘antar elemen dalam jaringan’ maksudnya antar sentral atau antara sentral dengan terminal
pelanggan (namun dalam pengertian umum, terminologi signalling lebih ditujukan kepada antar
sentral).
 Signalling mengacu kepada pertukaran informasi antara semua komponen yang disyaratkan untuk
menyediakan dan menjaga layanan.
 Signalling berfungsi untuk :
Pembangunan hubungan (call set-up)
Pengawasan hubungan (supervision)
Pembubaran hubungan (clear down)
Pengebelan pelanggan yang dipanggil
Manajemen jaringan (network management)
aplikasi fitur tambahan (supplementary service)
fungsi operasi & pemeliharaan (operations & maintenance)
Pemakaian Kanal CAS  R2
(kanal voice/sig)
CCS  C7 (CCS7/SS7)

Line Sig
Fungsi Decadic pulse
Full MFC
Register Sig Compelled (CAS)
MFC Semi MFC
Not Compelled

- End-to-End
(CAS)
- Link-by-Link
Metoda
Penyaluran
- Enblock
(CCS)
- Overlap

Pengelomp
okan dan
Arah Forward
Klasifikasi
Pembangunan
Pensi- Hubungan Backward
nyalan

- DC Single freq Inband : 2600Hz, DTMF, MFC


- AC
Multi freq
Outband : 50Hz, 3825Hz, 16KHz
Karakteristik.
- Analog
- Dijital

Z- Interface (analog sub)


Suscriber Sig
DSS1 (digital sub)
Ruas Jaringan.
Inter-exchange Sig
Note :
Regional  seri R1, R2 CAS (Channel Associated Signalling)
Lingkup Geografis
CCS (Common Channel Signalling)
International  seri C1, C2, … C7 DTMF (Dual Tone MultiFrequency)
MFC (Multi Frequency Code)
Prosedur Pensinyalan pada Saluran Pelanggan PSTN
S
P
A
E
L
N
U
S
R
I
A
N
N
Y
A
P
L
E
A
L
N
A
N
P
G
A
G
D
A
A
N
Klasifikasi Sinyal pada Saluran Pelanggan PSTN
S
P
 Idle  on hook (continuous) - backward

A
E
 Seizure  off hook ( 200 ms) - forward

L
N
 Answer  off hook ( 300 ms) - backward
Line
Signal  Forward Clear  on hook ( 500 ms) - forward U
S  Backward Clear on hook ( 600 ms) - backward R
I  Metering  50Hz, 16KHz, RP (150 ms) - backward
A
N
N
Y
A
P
L
 Decadic Pulses  open/closed = 60ms/40ms
Subscriber Address
Signaling Signal
 DTMF (Dual Tone Multi Frequency) E
A
L
N
A
N
P
G
 Dial Tone

A  Busy Tone
 Tone
G
D
 Ringing Tone

Audible  Interruption Tone


A
A Signal

N
 Ringing Current
Pensinyalan Antar Sentral

 Dalam pensinyalan antar sentral sistem


CAS, terdapat Line Signal dan Register
Signal.
 Line signal berfungsi untuk mengawasi dan
mengendalikan saluran.
 Sementara Register signal membawa
informasi yang berhubungan dengan proses
pembangunan hubungan seperti alamat
tujuan, kelas/kategori pemanggil, status
bebas/sibuknya pelanggan yang dipanggil,
pesan-pesan pengendalian proses signaling
dll.
 Secara skematik pengelompokan Line &
Register signaling dapat dilihat pada
Gambar disamping.

Gambar Skema Jenis Pensinyalan Antar Sentral dalam CAS


Common Channel Signalling System No. 7 (SS7)

■ Common Channel Signalling System no. 7 (SS7) merupakan network signaling (pensinyalan antar sentral).
■ SS7 adalah arsitektur untuk melakukan kegiatan pensinyalan untuk mendukung proses pembentukan
panggilan, billing, routing dan pertukaran informasi pada PSTN dan ISDN yang sudah terintegrasi secara digital
(IDN=Integrated Digital Network).
■ Jaringan SS7 dibentuk oleh elemen-elemen berupa titik-titik pensinyalan ( node) disebut Signalling Point (SP)
dan jalur-jalur transmisi Signalling Link.

Jaringan dan protocol SS7 digunakan untuk :


 Call set-up dan management
 Layanan wireless seperti wireless roaming dan autentikasi pelanggan mobile
 Local Number Portability
 Meningkatkan pelayanan panggilan seperti call forwarding, calling party name/number display dan three-way
calling
 Short Message Service
Terminologi Penamaan Elemen dalam Jaringan SS7

1. Signalling Point (SP)


• Signalling point (SP) adalah setiap titik dalam jaringan yang mempunyai kemampuan untuk
mengontrol/memproses signalling message.
• Masing – masing signaling point di jaringan SS7 diidentifikasi oleh sebuah numeric point code.
• Point code berada dalam pertukaran pesan signaling diantara signaling point untuk mengidentifikasi sumber dan
tujuan masing-masing pesan.
• Masing – masing signaling point menggunakan routing table untuk memilih pensinyalan yang tepat untuk tiap –
tiap pesan.

Contoh-contoh Signalling Point dalam jaringan :


 Sentral (Switching Center)
 Pusat Operasi & Pemeliharaan (OMC)
 Service Control Point (SCP)
 Signalling Transfer Point (STP)
 Signal Switching Point (SSP)

Gambar Contoh Signalling Point pada SS7


Terminologi Penamaan Elemen dalam Jaringan SS7

2. Signalling End Point (SEP)


 Signalling End Point (SEP) merupakan Signalling Point yang hanya mampu memproses signalling message yang
secara langsung ditujukan kepadanya, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk mentransfer message SS7 yang
ditujukan ke SP lain.
 Catatan :
Dalam beberapa pembahasan, istilah SEP sering ditulis SP, sehingga dalam jaringan hanya ada dua istilah
titik pensinyalan yaitu SP dan STP.

3. Signalling Transfer Point (STP)


 Signalling Transfer Point (STP) merupakan Signalling Point yang mempunyai kemampuan untuk mentransfer
signalling message ke Signalling Point lain.

4. Signalling Transfer End Point (STEP)


 Signalling Transfer End Point (STEP) merupakan Signalling Point yang dapat melakukan fungsi STP & SEP
(combined).
Terminologi Penamaan Elemen dalam Jaringan SS7

5. Signalling Link
 Signalling Link adalah
media transmisi untuk link set signalling link
membawa signalling
message antara dua link group
Signalling Point.
6. Link Set
 Link set adalah sejumlah STP
SP
signalling link yang
menghubungkan dua buah
signalling point secara
langsung. link group
7. Link Group
 Link Group adalah
Gambar Perbedaan Signalling link, link group dan link set
sekumpulan link dalam suatu
link set yang mempunyai
karakteristik sama/identik.
Terminologi Penamaan Elemen dalam Jaringan SS7

8. Originating Point
 Originating point adalah Signalling Point atau titik asal pengirim signalling message.

9. Destination Point
 Destination point adalah Signalling Point atau titik tujuan akhir dari signalling message.

10. Route Signalling


 Route signaling adalah lintasan
message yang telah ditentukan
sebelumnya.
 Lintasan tersebut terdiri dari STP
dan link signalling yang berada
di antara Originating Point (OP)
dan Destination Point (DP).

Gambar Rute Signalling


Mode Signalling SS7

Associated

Konfigurasi antara
Kanal Data/Speech dan Quasi Associated
Link Pensinyalan

Non Associated

Fully Non Associated


Struktur Network Signalling

 Dalam jaringan SS7, signalling message melakukan fungsi call management (call setup, supervision,
termination) dan fungsi network management

 Signalling message tersebut dikirim dalam bentuk blok-blok pendek atau paket dengan teknologi message
switching

 Dalam fungsi call setup, jika hubungan telah terbentuk, informasi speech/data dikirim dari user ke user (end-to-
end), selanjutnya signalling message dapat digunakan oleh user lain.

 Jika user telah selesai melakukan komunikasi, maka signalling message melakukan termination.

 Dalam proses transfer message di atas melibatkan elemen-elemen signalling yaitu signalling link, SP dan STP

 Sehingga dalam jaringan terdapat dua bidang jaringan, yakni bidang yang dibentuk oleh elemen-elemen
jaringan speech/data dengan teknologi circuit switch (disebut Information Plane) dan bidang yang dibentuk
oleh elemen-eleme jaringan signalling dengan teknologi message switch (disebut Control Plane).
Struktur Network Signalling
Control Plane

CONTROL PLANE
SS7

STP STP

 Control Plane adalah SP SP


User
User
bidang yang dibentuk STP STP
oleh elemen-elemen
jaringan signalling
SP
dengan teknologi
SP
message switch. SP

SP SP

SP = Signalling Point STP = Signalling Transfer Point

Gambar Control Plane


Struktur Network Signalling
Information Plane

INFORMATION PLANE

 Information Plane adalah LE


bidang yang dibentuk oleh User
User
elemen-elemen jaringan
speech/data dengan teknologi
circuit switch.
LE
TC

TC

LE = Local Exchange TC = Transit Center

Gambar Information Plane


Hirarki Signalling Point

 SP dan STP dalam Signalling Network akan membentuk jaringan secara hierarkis dimana SP merupakan level
rendah dibanding STP
 Untuk jaringan yang lebih luas/kompleks, STP dapat terdiri dari lebih dari satu level.
 Parameter yang mempengaruhi disain jaringan dan jumlah level serta merupakan ukuran kemampuan network
dalam mengatasi gangguan STP adalah :
1. Kapasitas STP
 jumlah signalling link suatu STP
 signalling message transfer time, dan
 kapasitas transmisi (bit rate)
2. Performansi Network
 Jumlah SP
 Signalling delay
3. Availability & Reliability (ketersediaan & kehandalan)
• Ditinjau dari segi performansi network, struktur dengan level tunggal akan lebih baik dibanding
struktur lebih dari lebih dari satu level karena mempunyai signalling delay lebih singkat, namun dari
segi availability & reliability justru lebih jelek karena keterbatasan memilih jalur alternatif.
Hirarki Signalling Point
Struktur Level Tunggal

 Untuk struktur level tunggal :


• Tiap SP dihubungkan dengan sekurang-kurangnya dua STP.
• Semua STP dihubungkan secara full mesh

STP STP
SP

STP STP SP

SP SP SP SP

Gambar Struktur Hirarki Network Signalling dengan Level STP Tunggal


Hirarki Signalling Point
Struktur Dua Level

 Untuk struktur dua level :


• Tiap SP dihubungkan dengan sekurang-kurangnya dua
STP level rendah (lower level).
• Setiap STP level rendah dihubungkan sekurang-
kurangnya dengan dua STP level tinggi. STP STP STP
• Semua STP level tinggi dihubungkan secara full mesh Higher
level

STP STP STP

Lower
level STP STP STP STP

SP SP SP SP SP SP

Gambar Struktur Hirarki Network Signalling dengan DuaLevel STP


Pola Penomoran Signalling Point Code

■ Dalam jaringan SS7, tiap titik (SP) perlu diberi identitas atau penomoran yang disebut Signalling Point Code (SPC).
■ Dalam signalling SS7 identitas sentral asal (pengirim) disebut Originating Point Code (OPC) dan identitas sentral
tujuan disebut Destination Point Code (DPC). Informasi ini dalam frame signalling message ditempatkan pada field
SIF (Signalling Information Field).

Standar ITU-T Q.704


• Panjang Signaling Point Code (SPC) : 14 bit (dalam desimal = 00000 – 16384  5 digit).
• Network Indicator (NI) : 2 bit.
• Yaitu informasi dalam message SS7 (dalam field SSF) yang menunjukkan ruang lingkup jaringan, dialokasikan
sbb :
• 00 (desimal = 0) : Sentral Internasional
• 01 (desimal = 1) : cadangan untuk internasional
• 10 (desimal = 2) : Sentral Nasional
• 11 (desimal = 3) : cadangan untuk nasional
MTP: Message transfer Part
Arsitektur SS7 SCCP :signalling connection control part
NSP: Network Service Part
ISUP : ISDN user part
TUP : telephone user part
TCAP: Transaction Capabilitas Application
Part
AP : application part
DUP: data user part
Hubungan 7 Layer OSI dengan 4 Level SS7
Arsitektur SS7
MTP Level 1 (Signalling Data Link Function)

MTP Level 1 (Signalling Data Link function) mendefinisikan karakteristik :


 Fisik  berupa kanal data dua arah ( bidirectional) yang beroperasi secara full duplex. Realisasinya misal
berupa : digital switch block, multiplexer dijital dsb).
 Elektrik  kecepatan data : 64 Kbps (untuk kedua arah sama). Dapat menggunakan time slot manapun (pada
sistem PCM 30), kecuali time slot 0 (untuk sinkronisasi)
 Fungsional  sebagai interface untuk menyalurkan data melalui physical connection (link transmisi) antara
dua Signalling Point.

Catatan :
Pada lingkungan transmisi analog, dimungkinkan (misal aplikasi modem) dengan kecepatan  4,8 Kbps.
 
Arsitektur SS7
MTP Level 2 (Signalling Link Function)

• Informasi pensinyalan yang akan dikirim merupakan intra layer primitive dalam komunikasi komputer.
• Informasi ini dibagi dalam beberapa unit sinyal dengan panjang bervariasi. Pada SS7 suatu unit pesan (message) yang
dikirim (ditransfer) melalui signaling data link disebut Signal Unit (SU).
• Fungsi level 2 pada arsitektur SS7 (Signalink Link function) adalah :
1. Signalling Unit Delimitation & Alignment.
2. Error Detection & Correction
3. Initial alignment
4. Signalling Link Error Monitoring
5. Flow Control
• Terdapat 3 jenis SU yaitu MSU, FISU dan LSSU

Jenis Signalling Unit

MSU

FISU

LSSU
Arsitektur SS7
MTP Level 2 (Signalling Link Function)

 MSU (Message Signal Unit) merupakan SU yang membawa pesan/informasi pensinyalan dari User Part (Level 4),
pesan tersebut ditempatkan pada field SIF.

• FISU (Fill In Signal Unit) merupakan SU yang yang dikirim apabila tidak ada MSU (dari level 4) atau LSSU
(dari level 3) yang dikirim, sehingga FISU ini disebut juga filler (pengisi kekosongan).
• Berfungsi menjaga hubungan antara dua SP untuk mengawasi terus menerus kondisi link (fungsi supervisory).

• LSSU (Link Status Signal Unit) merupakan SU yang digunakan untuk mengindikasikan status link ke remote
end signaling link, baik indikasi normal, out-of-service dan lain-lain.
• Sinyal ini dikirim baik pada saat sistem pertama kali dioperasikan (inisiasi) maupun saat terjadi gangguan dan
proses perbaikan (recovery). Informasi status indikasi ini dibawa dalam field SF (Status Field).
Arsitektur SS7
MTP Level 3 (Signalling Network Function)

MTP level 3 (Signalling Network Function) memiliki fungsi :


• Pengaturan service connection (Connection oriented atau connectionless oriented) diatur oleh SCCP.
• Pengaturan berkaitan dengan penomoran dari STP dan SP serta peruteannya.

SP SP

STP

Jadi terminal SS7 ( yang umumnya terdapat di sentral) disebut SP kalau merupakan sentral originating
“awal” atau sentral terminating “akhir”, jika tidak disebut STP
Arsitektur SS7
Layer 4 : User Part dan SCCP

• SCCP (Signalling Connection Control Part) : merupakan dasar “perantara” antara user part dengan MTP
layer 3.

• TUP (Telephone User part) : Pengaturan aplikasi berbasis telepon digital seperti
• Telepon
• Videophone dll.

• DUP (Data User Part) : Pengaturan aplikasi berbasis komunikasi data seperti
• Videotext
• Teletext
• Facsimili Group 4

• ISUP (ISDN User Part) : Pengaturan aplikasi berbasis ISDN service


Prosedur Pensinyalan pada SS7
• Metode Pensinyalan
• End to End
• Digunakan pada saat sentral originating mengirimkan informasi pensinyalan ke sentral transit untuk diteruskan ke
sentral terminating
• Digunakan hanya untuk menangani suplmentary service atau user to user signaling
• Link by link
• Metode yang paling memungkinkan diterapkan pada CCS no. 7
• Informasi permintaan hubungan dikirim link by link
• Metode Pengiriman
• Overlap sending
• Proses ruting dilakukan setelah menerima beberapa informasi saja, infromasi tambahan yang masih diperlukan
dikirim berikutnya/terpisah
• Enbloc sending
• Proses ruting dilakukan setelah satu blok informasi secara penuh diterima.
• Tipe message
• Message-message pembangunan hubungan
• Message-message selama komunikasi berlangsung
• Message-message pembubaran hubungan panggilan
• Message-message pengawasan hubungan
• Message-message pengawasan group sirkit
• Message-message untuk mengaktifkan fasilitas
NGN
(NEXT GENERATION
NETWORK)
Modul 5
DEFINISI NGN
• Next Generation Network (NGN)
■ Next Generation Network (NGN)
dirancang untuk memenuhi
kebutuhan infrastruktur informasi
dan komunikasi abad ke 21.
■ Jaringan tidak lagi diharapkan
bersifat TDM (Time Division
Multiplexing), melainkan sudah
dalam bentuk paket-paket yang
efisien, namun dengan QoS
terjaga.
■ NGN mampu mengelola dan
membawa berbagai macam trafik
sesuai kebutuhan customer yang Gambar Arsitektur
terus berkembang. NGN
Application Plane:

LAYER PADA NGN


Berisi aplikasi-aplikasi network dalam
bentuk software yang mendefinisikan
layanan yang diberikan, feature yang
disediakan dan pengaturan-pengaturan
lain, termasuk billing.

Control Plan:
Melakukan pengendalian dengan bertukar
informasi permintaan panggilan dan
policy network

Transport Plane:
Membawa bagian media yang berupa data,
suara dan gambar dari customer

Manajemen Plane meliputi manajemen


jaringan yang memastikan pemenuhan
layanan, jaminan layanan dan billing.

Jaringan Akses menghubungkan jaringan


konsumen atau terminal dengan
komponen jaringan NGN dan agregat jalur
trafik khusus.
NEXT GENERATION NETWORK
• (NGN)
MEDIA GATEWAY (MG) • MEDIA GATEWAY CONTROLLER
(MGC)
■ Media Gateway (MG), terletak pada • MGC mengontrol media gateway dan
layer “Transport”, yang umumnya signaling gateway
memisahkan jenis-jenis network yang • MGC sering juga disebut sebagai
berbeda, baik di dalam NGN maupun softswitch, call agent, atau call
antara NGN dan network di luarnya. controller

• SIGNALLING GATEWAY (SG) • MEDIA GATEWAY CONTROLLER PROTOCOL


• Signalling Gateway (SG) merupakan (MGCP)
 MGCP (Media Gateway Control
Protokol) merupakan Protokol pada
tempat bertransaksi informasi dari
standar ITU-T yang digunakan untuk
satu jenis sinyal ke jenis sinyal menghubungkan 2 layanan dalam
jaringan, sinyal dan media.
lainnya.
 MEGACO merupakan protocol pada
• SG menerjemahkan sinyal dari SIP standar IETF dimana memiliki
kelebihan dibanding dengan MGCP
atau H.323 ke SS7 dari PSTN dan
ISDN.
VOIP
(VOICE OVER
INTERNET
PROTOCOL)
Modul 6
VOIP
•Merupakan singkatan dari
Voice over Internet Protocol.
•Merupakan suatu cara
berkomunikasi dengan
mengirimkan paket-paket
suara melalui jaringan internet
dengan memanfaatkan
protokol IP.
LATAR BELAKANG
Latar Belakang Teknologi
- Teknologi komunikasi data yang semakin berkembang
- Kualitas media transmisi semakin baik (kabel UTP, coaxial, Fiber
Optic, Gelombang Mikro)
- Teknologi kompresi makin berkembang (transmisi voice dengan
kecepatan 5,3 kbps, jika dg PCM >> 64 kbps)
- Perkembangan teknologi pemrosesan data (lebih cepat)
PROTOKOL
Standar yang digunakan untuk VoIP adalah H.323
H.323 adalah suatu standar yang menentukan suatu protokol dalam
penyediaan layanan komunikasi multimedia, yaitu komunikasi
video,audio, dan data real time melalui jaringan berbasis paket.

■ Komponen-komponen H.323 terdiri dari:


- Terminal
- Gateway
- Gatekeeper
- Multipoint Control Unit (MCU)
TERMINAL
Digunakan untuk komunikasi multimedia yang realtime bidirectional.
Terminal H.323 dapat berupa sebuah personal computer.
Tujuan utama terminal H.323 adalah agar dapat berinteroperasi dengan terminal-terminal
multimedia lainnya.
Terminal H.323 kompatibel dengan terminal H.324 pada Switch Circuit Network (SCN)
Elemen-elemen terminal dalam lingkup H.323:
- video codec (H.261, H.263)
- audio codec (G.711, G722, G.728, G.729)
- receiver path delay (mengatur sinkronisasi pengiriman pesan)
- fungsi kendali H.245 (mengatur pesan kendali untu H.323)
- layer H.255.0 (mengatur saluran logika audio, video, atau informasi kendali.)
GATEWAY
Menghubungkan dua jaringan yang berbeda.

Gateway H.323 menghubungkan jaringan H.323 dengan jaringan non-


H.323. Contoh, gateway dapat menghubungkan komunikasi terminal
H.323 dengan Switch Circuit Network(misalnya PSTN).

Gateway tidak diperlukan untuk komunikasi antara dua terminal yang


berada pada jaringan H.323
GATEKEEPER
Merupakan pusat dari semua panggilan yang terjadi pada network H.323.
Menyediakan layanan-layanan seperti pengalamatan, otorisasi,
manajemen bandwith, dan call-routing.
Memetakan no IP ke no Analog (sehingga kita tidak perlu tau alamat IP
tujuan, kita hanya perlu men-dial no tujuan saja).
MULTIPOINT CONTROL
UNIT dukungan untuk konferensi tiga atau lebih terminal H.323
Memberikan
Semua terminal yang akan berpartisipasi dalam melakukan konferensi
terlebih dahulu melakukan koneksi dengan multipoint control unit
Bertugas mengatur resource, negosiasi antar terminal, penentuan audio
atau video decoder (codec).
Gatekeeper, gateway, dan Multipoint Control Unit secara logika memang
terpisah tetapi dapat diimplementasikan sebagai single physical device.
Jenis-jenis Konfigurasi jaringan VoIP
■ Telepon melalui Internet
- dikedua sisi terdapat fasilits PSTN atau PABX
- membutuhkan gateway
- membutuhkan call manager untuk memetakan pemanggilan nomor telepon

■ Gabungan perangkat telepon dan perangkat berbasis IP


- menggunakan sistem hybrid
- kelemahannya pemanggilan hanya dapat dilakukan satu arah (dr komputer ke telepon, sebaliknya tidak
bisa)

■ Komunikasi perangkat berbasis IP


- membutuhkan sebuah gatekeeper
- pensinyalan lebih sederhana
SIGTRAN DAN
SCTP
Modul 7
SIGTRAN

 Signaling Transport (SIGTRAN) merupakan


standar Internet Engineering Task Force (IETF)
untuk mentransmisikan signaling Public-
Switched Telephone Network (PSTN) yaitu
Signaling System 7 (SS7) melalui jaringan IP.
 Menjadi standard mulai tahun 2000an
SIGTRAN & Gateways

SCTP suport transport node-to-node


untuk SS7/ISDN traffic antara Signaling
Gateway (SG)/Media Gateway (MG) dan
Media Gateway Controller (MGC).
Signaling Transport (SigTran) protocol
■ Signaling Transport (SigTran) protocol
didefinisikan dengan standar RFC 2719
pada tahun 90 an
■ Framework protokol ini memiliki 3
komponen penting:
– set adaptation layers yang support
protokol signalling telepon yang
primitif.
– Common transport protocol yang
memenuhi requirement transport
signalling telepon.
– IP network protocol
SIGTRAN PROTOCOL SUITE
User Adaptation (UA) Layers
■ Layer User Adaptation (UA) mengenkapsulasi signaling protokol
yang berbeda untuk jaringan sirkit untuk ditransmisikan melalui
jaringan IP menggunakan SCTP.
User Adaptation (UA) Layers

■ MTP2-user Peer-to-peer Adaptation layer (M2PA) merupakan


protokol SIGTRAN yang mentransportasikan SS7 MTP signaling
messages over IP dengan SCTP.
■ Penggunaan M2PA memungkinkan untuk extended topologi
original dari jaringan SS7 melalui jaringan IP.
■ network element contohnya: Signaling Transfer Points (STPs),
pointcodes,
■ Perubahan yang terjadi : transportasi signaling terjadi over IP,
tidak lagi melalui tradisional link 64kbps
■ Koneksi SG ke SG
■ MTP2-User Adaptation layer (M2UA) mengirimkan signalling message antara layer
MTP3 pada media gateway controller (MGC) dan layer MTP2 pada SGW. Bekerja
secara client-server, dimana MGC (IP node) sebagai client dan SGW sebagai server.
■ MTP3 User Adaptation (M3UA) beroperasi dengan basis client-server untuk
menyediakan koneksi remote antara 2 layer SS7 pada SGW dan MGC. backhauling .
■ SCCP User Adaptation
■ Saat migrasi dari jaringan SS7, jaringan IP akan memaintain banyak aplikasi dari
jaringan telp tradisional seperti toll free, prepaid, dan roaming. SIGTRAN working
group membuat hal ini dimungkinkan dnegan mendefinisikan SUA yang tidak hanya
menyediakan jaringan IP dengan kemampuan tsb, tetapi juga mengeliminasi beberapa
stack dibandingkan protokol UA yang lain sehingga penggunaan BW akan lebih efisien.
■ 3GPP memilih menggunakan M3UA sebagai standar signalling protocol pada sentral
UMTS dibandingkan SUA karena SUA tidak dapat mentransport message ISUP
SCTP pada SIGTRAN

Protokol transport SIGTRAN yaitu


Stream Control Transmission
Protocol (SCTP), memungkinkan
sinyal carrier untuk menggunakan
infrastruktur IP untuk
mentransmisikan SS7 melalui
jaringan IP tersebut.
Kenapa SCTP?
■ Sebelumnya, IETF meneliti 2 protokol transport, yaitu TCP
dan UDP.
■ UDP tidak memenuhi syarat dasar, yaitu reliability.
■ TCP memenuhi masalah reliability, tapi ada beberapa batasan:
– Head-of-line blocking: karena cara transmisi TCP strictly sequential,
single packet loss dapat menyebabkan paket lainnya delay. Hasil
analisis menunjukkan bahwa 1% paket loss dapat menyebabkan 9%
paket terdelay lebih lama daripada one-way delay time.
– retransmission timer biasanya besar (1 s). Karena itu butuh waktu
yang cukup lama untuk mendeteksi failure.
■ Maka dibuatlah protokol transport yang baru, yaitu Stream Control
Transmission Protocol (SCTP) yang dikembangkan untuk mentransmiskan
signaling jaringan circuit. SCTP merupakan generic transport yang dapat
digunakan untuk aplikasi yang lainnya.
SCTP

■ Stream menyediakan kemampuan untuk mengirimkan message yang


independen satu sama lain.
REDUNDANCY
ELEMENT CONTROL SPC
Modul 8
SPC (Stored Program Control)

■ Sistem Sekuriti

2. Load sharing
1. Microshynchronization

S y n c h r o n iz in g L in k E rro r E rro r
C o n tro l C o n tro l E rro r D e te c t D e te c t
A B D e te c t C o n tro l C o n tro l
A B

In t e r p r o c e s s o r lin k

•Kedua control bekerja


•Control bekeja secara sinkron
•Masing-masing membagi beban kerja dan
•Error terdeteksi bila control bekeja tidak sinkron
•Diperlukan alat error correction saling menginformasikan melalui interpro-
cessor link
SPC (Stored Program Control)
3. Cold standby control 4. Hot standby control

E rro r E rro r
C o n tro l D e te c t C o n tro l D e te c t
E rro r E rro r
A B D e te c t D e te c t
C o n tro l C o n tro l
A B

In t e r p r o c e s s o r lin k
B a c k in g S to r e

•Control yang bekerja hanya satu ( 1 >> standby)


• Kedua control bekerja tetapi 1 control dalam
•Bila terjadi error maka control yang standby akan status standby
• Bila terjadi error maka control yang standby
bekerja setelah menerima data dari backing store.
langsung bekerja
• Dibutuhkan waktu trasfer data dari control A ke
• Interprocessor link sangat kompleks
control B
Single Processor vs Dual Processor

■ Availability
KONSEP DASAR,
FIGURASI, DAN
SYSTEM
BLOCKING
Modul 9
Klasifikasi Exchange Control (Sistem Switching)

Local battery
Manual
Central
battery
Strowger
Sistem
atau Step-
Switching
Electro by-step
Mechanical
Crossbar
Automatic
Space Division
Electronic Switching
(Stored Program Analog Space Switch
Control) Time Division
Switching
Digital Time Switch

Combinational
switch
Time Division Switching

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam TDS ini, yaitu:
 Switching : mempertukarkan isi dari time slot dan frame
tertentu.
 Time division switching mempertukarkan posisi sample dalam
sebuah frame → time slot interchange (TSI)
 Analog time division space switching (PAM)
 Digital time division space multiplexing (PCM)
Time Division Switching

Perbedaan Analog dan Digital pada Time Division Switching

Analog
Switching network dan line interface
analog, jadi diperlukan adanya interface Digital
antara exchange controlled dengan
semua bagian di sentral adalah menerapkan
switching network dan line interface dalam
Teknik digital
hal :
*. Arus dan tegangan
*. A/D dan D/A
Combinational Switch

• Single space switch memungkinkan terjadinya blocking


• Single time switch yang berkecepatan tinggi memungkinkan terjadinya non-
blocking interconnectivity tetapi dengan kapasitas sentral yang besar
• single time switch dibatasi oleh teknologi RAM dan kanal logikanya.
• Untuk meningkatkan kapasitas sentral dengan blocking yang rendah biasanya
dilakukan dengan menggunakan kombinasi time switch dan space switch.
• Makin besar kapasitas SN : - stage semakin banyak
- rate dari switching makin tinggi
Blok Switch T-S-T
• Pada T-S-T, time switch input dihubungkan ke input space switch dan time switch
output menghubungkan output space switch dengan bus outlet.
• Pada gambar diperlihatkan suatu panggilan dari A2/TS10 akan dihubungkan ke
C1/TS45.
• Penetapan hubungan berlaku untuk hubungan dua arah (arah kirim dan arah
terima), untuk itu diperlukan jalur balik untuk mentransfer pembicaraan dari
C1/TS45 ke A2/TS10.
• Untuk memudahkan pengontrolan biasanya penetapan jalur dilakukan secara
simetris.
Blok Switch T-S-T

T S T Dalam contoh gambar di samping, pola


5
SM-A1
10 15
SM-C1
20
hubungan antara input dan output adalah:
5 15
A1 C1
CM-A1 CM-C1
10 5 20 15

SM-A2 15
SM-C2
10 10 20 15 25
10
10 25
A2 C2
CM-A2 1 20
CM-C2
15 10 15
15 10
SM-A2 SM-C3
15 20 15 20 2 15 20 25 20

15 15
A3 C3
20 CM-A3 CM-C3
3
20 20 15
15

20 15
Ts = Timeslot. Hw = Highway (space)

Ket : T = Time switch module


S = Space switch module
A1-3 = input speech highway
10 1
C1-3 = output speech highway
15 2 15 3 SM = speech memory
20 3 CM = connection memory

CM-B1 CM-B2 CM-B3


Penyusunan Matriks dan Perhitungan Jumlah Crosspoint

• Elemen dasar switching matriks adalah switch.


• Switch dengan n terminal input dan m terminal output adalah jika setiap inlet pada
n terminal input dapat disambungkan dengan setiap outlet pada m terminal output
atau disebut sebagai switch n x m
• Switching matriks yang paling sederhana adalah matriks satu tingkat (single stage
switching matrix).
Penyusunan Matriks dan Perhitungan Jumlah Crosspoint

  𝑁 (𝑁 −1)
𝑁 𝑋=
2
𝑁 𝑋 = 𝑁 (𝑁 −1)
   𝑁 𝑋 = 𝑁 𝑥𝑁
dimana :
NX = jumlah crosspoint total
N = jumlah inlet/outlet
Penyusunan Matriks dan Perhitungan Jumlah Crosspoint
Multistage Switch
Sifat Multistage
N/n N/n Sifat yang menarik dari matrik tunggal adalah ia bersifat
array k array
array
non-blocking sedangkan pada SN bertingkat dimana
pemakaian cross point secara sharing maka
n.k N/n .N/n k.n memunculkan kemungkinan blocking.

  𝑁 𝑁 𝑁 𝑁
N inlet n.k N/n .N/n k.n N outlet
𝑁 𝑋=
𝑛 (
⋅ ( 𝑛 ⋅𝑘 ) +𝑘
𝑛 𝑛 𝑛 )
⋅ + ( 𝑛⋅ 𝑘 )
Maka Jumlah crosspoint totalnya adalah :
2
  𝑁
n.k N/n .N/n k.n
𝑁 𝑋 =2 𝑁𝑘 +𝑘
𝑛 ( ) ........... (1)

NX = jumlah crosspoint total


N = jumlah inlet/outlet
n = ukuran dari setiap switch block atau setiap group
inlet/outlet
k = jumlah array tengah
Probabilitas Blocking pada Digital Switch

• Single Space (S) switch tidak dapat diaplikasikan karena mempunyai sifat
probabilitas blocking yang sangat tinggi.
• Single Time (T) switch dapat dipakai sebagai non-blocking switch block dengan
kapasitas kecil (250 saluran), untuk kapasitas yang lebih besar biasanya
dikombinasikan dengan Space switch.
• meningkat sebanding dengan kuadrat bus input atau bus output, sedangkan ukuran
time switch meningkat secara linear dengan bertambah jumlah time slot.

Probabilitas Blocking – Teori Graf C. Y Lee


Alur Sinyal
Dalam Sentral dan Deteksi
Panggilan
Modul 10
Elemen Kontrol
Deteksi Saluran Pelanggan (On-hook/Off-hook)

Off-hook
Mic Rec
On-hook

4 witre
a/b wire
to
Dialler Ringer EXCHANGE
2 wire
hybrid
Hook
switch

1209 Hz

1336 Hz
1633 Hz

1477 Hz
Decadic DTMF
Pulses Vab
697 Hz 1 2 3 A On-hook

Off-hook
770 Hz 4 5 6 B Tekan tombol
(angka 3)

Loop
a-b Pilih angka 3 852 Hz 7 8 9 C 697 1447
3 x open a 60 ms
dg perioda 100ms
On-hook Off-hook 941 Hz * 0 # D 100 100 Waktu (t)
Tutup 40 ms 40 ms

Buka 60 ms 60 ms 60 ms
t
Key pad
Penanganan Originating Call

a. Contoh Line Type


000 unassigned line
001 domestic subscriber’s line
010 Business subscriber’s line
011 Announcement within exchange (a recorded announcement which may be connected
to a subscriber’s line in certain condition
100 coinbox
101 data terminal
110 pbx
111 ISDN line
Penanganan Originating Call

b. Contoh Barring Level


00 no outgoing calls restrictions
01 all outgoing calls bared
10 non local calls barred
11 international calls barred

c. Contoh Customer Facilities


Transfer all calls
Transfer on busy
Transfer on no reply
Repeat last call
Short-code dialing
Call-waiting indication
Three-party calls
Penanganan Originating Call
Merupakan data yang berhubungan dengan parameter panggilan/penggunaan telepon
Digunakan oleh administratur antara lain untuk :
- network planning
- network management
- Maintenance
- billing & accounting

Data-data pada call record :


 nomor perangkat hardware (equipment) dari  status panggilan saat ini
line terminating unit  sinyal terakhir yang diterima
 waktu setempat (asal panggilan)  address digit yang diterima (nomor
 nomor perangkat common yang digunakan pemanggil)
dalam panggilan  address digit yang didial (nomor tujuan)
 aksi yang dilakukan sentral ketika proses  jenis panggilan
panggilan & waktunya
 perhitungan meter pelanggan
 identitas perangkat switch yang digunakan
 Waktu yang dipanggil menjawab
dalam panggilan
 Waktu berakhirnya percakapan
Penanganan Originating Call
Penyambungan ke Perangkat Common Equipment

Jika pelanggan melakukan originating call (off-hook), dan setelah sentral mengecek data pelanggan
ybs (COS dll) dan pelanggan dinyatakan boleh mengadakan panggilan, maka sentral harus segera
menghubungkan saluran pelanggan dengan penerima digit (digit receiver) serta memberitahu
pelanggan untuk segera mengirim digit nomor tujuan dengan mengirim nada pilih (dial tone).

Berdasarkan jenis kode sinyal digit yang akan diterima sentral (berdasarkan data COS pelanggan),
terdapat dua jenis digit receiver :
- Decadic pulses (loop disconnent) signalling receiver
- DTMF signalling receiver
Penanganan Originating Call
Penyambungan ke Perangkat Common Equipment

1. Loop-disconnect signalling receiver

Prinsip dasar deteksi sinyal loop


disconnect sama seperti deteksi
scanning on-hook/off-hook
Laju pulsa dekadik 40 ms on 60 ms off
(1 pulsa tiap 100 ms ditambah
interdigital time 200 ms).
Dengan perioda scanning 10 ms (1
pulsa discan 10 kali) sudah dianggap
cukup untuk mendeteksi kondisi
open/closed loop namun pada sentral-
sentral moderen perioda scanning
umumnya lebih cepat dari 10 ms.
Penanganan Originating Call
2. MF Signalling Receiver
Terdapat dua jenis MF receiver :
- utk i/c trunk (mel Group Switch)  sig 2 arch
- utk sal pelangg (mel subscr concentrator sw)  sig 1 arah
(dari arah pelangg saja)
Dlm proses call setup, jika pelangg (dg COS DTMF) angkat handset (originating call), mk sistem
kontrol harus menghub MF receiver ke sal pelangg tsb mel SLTU
Jml MF rec terbatas (jauh lbh sdkt dibanding jml pelangg).
Sblm dihub, sistem kontrol hrs mengecek (pd receiver equipment record), apkh MF rec dlm kondisi
baik (in service) atau sedang terganggu (out of service), dan apakah ada MF rec yg bebas (idle)
Jika didpt, mk sistem kontrol akan menghub MF rec dg sal pelangg mel subscriber concentrator sw
pd time slot tertentu.
Penanganan Originating Call

2. MF Signalling Receiver
Koneksi MF receiver & dial-tone sender ke SLTU melalui subcriber concentr sw block
Penanganan Originating Call
2. MF Signalling Receiver
Pd saat yg sama saluran pelangg dihub pula ke dial-tone sender mel SLTU shg pelangg dpt mendengar
nada pilih sbg tanda bhw pelangg dpt mulai mengirimkan digit-digit nomor tujuan
Sinyal digit yg berupa sinyal DTMF akan diterima oleh MF receiver.
Saat digit pertama diterima, dial-tone diputus
Jika semua digit telah diterima MF receiver, maka semua digit akan dikirim ke system control untuk
proses lbh lnjut.
Pembentukan, Pembubaran dan
Pembebanan Panggilan

Modul 11
Call Processing

originating call incoming call


Jenis panggilan yang mungkin :
- originating call
- incoming call
- terminating call
- outgoing call facility call outgoing call terminating call transit call
- transit call
Fig. 15.2 Types of call

Dalam contoh ini yang dibahas adalah originating call.


Analisis Digit

Dalam originating call, analisis digit dilakukan terhadap digit-digit awal untuk menentukan rute
panggilan sekaligus menentukan jenis panggilan (type of call)
Translasi Digit

Tujuan dari translasi digit adalah untuk menentukan :


circuit/path koneksi/jalur panggilan
rute ke sentral lain (jika panggilan ke luar sentral)
tarip (charging)
Translasi digit dalam sentral pada dasarnya adalah merupakan pengecekan terhadap struktur data
yang telah diset/ditentukan sebelumnya seperti diperlihatkan pada Gambar 15.4.
Translasi Digit – Prinsip Dasar

Control program akan berhenti search circuit jika telah didapat circuit yang bebas atau jika status
flag dari seluruh circuit pada rute tsb menunjukkan sibuk (eingaged) maka akan mengirimkan
congestion tone atau announcement pada pemanggil.
Dalam hal didapat circuit bebas, maka status flag cct tsb akan diubah dan equipment number-nya
akan disimpan pada call record yang akan diakses nanti saat akan di-set-up switch path, demikian
juga identitas nama/code route dan charging code akan disimpan pada call record
Translasi Digit Pada Sistem Penomoran yang Konsisten

 Jika sistem penomoran relatif sama/homogen (konsisten), misal terdiri dari :


3 digit area code.
3 digit exchange code
4 digit nomor pelanggan
 Maka untuk area code dan exchange code, module translasi digit pada Gambar 15.5 dapat
disederhanakan dengan hanya menggunakan sebuah tabel (masing-masing untuk area code dan
exchange code) seperti pada Gambar 15.6 yang mempunyai kapasitas 1000 kode.
 Namun jika jaringan hanya mempunyai sedikit node (jumlah kode area/kode sentral sedikit), maka
tabel translasi digit-nya seperti pada Gambar 15.7
SDL
(Specification and
Description Language)
Modul 12
Perangkat Lunak Switching

Fungsi yang ditangani oleh perangkat lunak switching :


1. Mengalokasikan port, memori, kanal, nada untuk proses pembangunan hubungan
2. Melakukan proses routing
3. Melakukan deteksi sinyal dan pembangkitan sinyal untuk keperluan pensinyalan
4. Mendeteksi dan menangani kesalahan hardware dan software
5. Melakukan Operasi, Administrasi dan Perawatan
Karakteristik Perangkat Lunak Switching yaitu :

1. Jumlah line code besar


2. Mudah untuk dimodifikasi
3. Real Time dan Multitasking
4. Modular
• Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas dibutuhkan suatu bahasa pemrograman standar untuk
perangkat lunak sistem telekomunikasi.
Perangkat Lunak Switching

PERANGKAT LUNAK
SWITCHING

Perangkat Lunak Switching


PROGRAM SISTEM OPERASI SISTEM OPERASI
terdiri dari 3 Blok :
APLIKASI SWITCHING TERMINAL O&M
1. Program Aplikasi
2. Sistem Operasi Sentral
3. Sistem Operasi Terminal
O&M
Pengolahan Pengamanan Operasi dan Data Data beban
Panggilan Perawatan Base panggilan

GAMBAR STRUKTUR PERANGKAT LUNAK SWITCHING


Perangkat Lunak Switching
Program Aplikasi

Pengolahan Panggilan Operasi dan


(Call Processing) Perawatan (Operation
and Maintenance) Database
 Deteksi awal dan
akhir dari suatu Data base dibagi ke Data Beban Panggilan
Pengamanan  Pengoperasian
panggilan dalam 3 kelompok : (Charging Data)
(Safe Guarding) switching
 Penerimaan digit-  Administrasi  Data modul
digit nomor yang perangkat keras, Data beban panggilan
 Deteksi database switching (Charging Data)
dipanggil  Pemeliharaan data pelanggan,
 Penentuan Routing Kesalahan merupakan kumpulan
modul HW data pelanggan,
 Isolasi penghitung dari
 Route Perintah-perintah data zone, data
Kesalahan masing-masing
determination diinputkan tarif dan lain-lain
 Rekonfigurasi pelanggan yang
 Penyambungan menggunakan Man  Data status
 Reinisialisasi menyatakan jumlah
jalur koneksi Machine perangkat keras
 Pembangkitan  Data statistik pulsa terakhir
language(MML)
nada-nada melalui suatu Terminal
 Pengendalian beban Operasi dan Perawatan
panggilan/charging
Perangkat Lunak Switching

Sistem Operasi Switching


 Merupakan inti dari seluruh perangkat lunak
 Mirip dengan sistem operasi yang ada di komputer, tetapi didisain secara khusus untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan yang berlaku untuk sistem switching seperti harus real time
 Program dibagi kedalam beberapa level prioritas

Sistem Operasi Terminal O&M


Merupakan sistem operasi komersial yang lazim digunakan pada PC seperti Window dan lain-lain.
Struktur File Switching
Protocol Specification Language

Protocol Specification Language terdiri atas :

• Specification and Description Language (SDL)


• Message Sequence Chart (MSC)
• Man-Machine Language (MML)
SDL (Specification and
Description Language)
Latar Belakang

Keuntungan bentuk grafis adalah :

Mudah dibaca, dalam arti mudah mengecek untuk kelengkapan dan perbaikan
Mudah untuk dimodifikasi bahkan diperluas
Dapat diimplementasikan langsung ke software
Membantu dalam proses debugging software
Notasi dalam SDL & Definisinya

Terdapat 8 notasi/simbol dengan nama-nama dan definisinya berdasarkan ITU-T sbb :


Notasi dalam SDL & Definisinya

State : kondisi dimana suatu proses ditunda (suspended) sementara


menunggu input

Input : sinyal masuk yang dikenali oleh proses


Output : suatu aksi dalam transisi yang mengeluarkan sinyal kepada proses
lainnya
Decision : Suatu aksi dalam transisi yang merupakan pertanyaan yang harus
dijawab dengan satu jawaban/keputusan (dari dua kemungkinan/lebih
untuk melanjutkan transisi
Task : menjalankan suatu prosedur/sub routine
Functional Decomposition Software

System : Sistem yang akan dibuat spesifikasi disainnya misal sistem switching
Functional Block : Objek dari ukuran yang dapat diatur dgn hubungan internal yang relevan,
berisi satu atau beberapa proses
Proses didefinisikan sebagai pelaksanaan fungsi logika yang memerlukan sejumlah item informasi
dimana item ini ada/tersedia pada saat yang berbeda.
Signal didefinisikan sebagai ‘flow of data’ dalam memperoleh informasi untuk suatu proses.
Internal’ dan ‘external’ signal, didasarkan kepada model referensi ‘functional block’ (model
dari software modular) sebagai obyek dalam ukuran yang ‘managable size’ dengan hubungan
internal yang relevan yang melaksanakan satu proses atau lebih (lihat Gbr 13.2)
Steady State & Transisi pada Proses Panggilan

Dalam proses panggilan, terdapat dua kondisi : steady state & transisi.
Dalam contoh Gambar 13.3 :
 idle = steady state
 adanya event/input A off hook, menyebabkan adanya peralihan state/transisi dari idle

 saat transisi dari idle ke memunculkan adanya sinyal ke sentral dan menuntut adanya

action dari sistem kontrol di sentral.


 Action tsb diawali dg start program (sub routine) utk menghubungi pelanggan ke sumber

nada pilih.
 Perubahan state dari idle ke munculnya nada pilih dari sentral merupakan transisi dari

idle ke wait digits


 Selama nada pilih dan A belum mendial digit, kondisi steady state adalah wait digits

 Dan seterusnya
Manfaat SDL

SDL merupakan bahasa simbol yang mudah difahami secara umum


Dapat dibuat dalam format high-level (gambaran spesifikasi secara garis besar untuk konsumsi
manajemen) maupun dalam format low-level/lebih detail (untuk konsumsi teknisi maupun
desainer software)
SDL merepresentasikan alur-alur proses panggilan untuk menjamin tidak terjadinya ambiguous
untuk tiap kondisi steady state dalam proses panggilan
Untuk tiap sinyal input yang mungkin, dapat ditentukan alur-alurnya secara akurat.
SDL didasarkan atas logika kejadian2 (event) dalam proses panggilan yang independen terhadap
sistem kontrol (prosesor) maupun bahasa pemrograman komputer.
Pada SDL dapat dengan mudah dilakukan extensi/modifikasi tanpa mengubah desain utama
(misal dalam hal terjadi error karena kekurangan/kesalahan desain software).
Sifat mudah difahami dan unmbigous SDL membuatnya mudah ditranslasikan ke dalam format
dokumen maupun implementasi komputer (software) call processing
Keuntungan Specification & Description Language (SDL):

• Dapat menjelaskan spesifikasi fungsi, spesifikasi disain dengan detil dan seksama
• Dapat membantu dalam proses debugging
• Meningkatkan kualitas perangkat lunak
• Mempercepat prose pengembangan perangkat lunak
• Memudahkan pengembangan lanjut
Call Processing
Set-up Jalur Koneksi

Set-up koneksi yang akan dibahas adalah set-up koneksi untuk terminating call, karena untuk
originating/outgoing telah dibahas pada sub bab Translasi digit.
Terminating call yang terjadi dapat berasal dari pelanggan setempat (lokal) atau berasal dari
sentral lain (incoming call)
Dari segi proses dalam sentral, terminating call tidak ada perbedaan antara pemanggil dari lokal
maupun dari incoming trunk.
Hal penting dalam proses set-up pada terminating call adalah directory number pelanggan yang
dipanggil, yang akan digunakan oleh sistem kontrol untuk mengakses dan sekaligus mengecek
kondisi bebas/sibuknya pelanggan tersebut
Set-up Jalur Koneksi

Jika B (yang dipanggil) bebas, maka pemanggil (A) harus dikirim nada sibuk.
Jika A berasal dari pelanggan lokal, maka sumber nada sibuka akan dihubungkan oleh sentral
ke saluran pelanggan A seperti halnya menghubungkan sumber nada pilih dalam pembahasan
originating call sebelumnya.
Jika A berasal dari incoming trunk, maka pengiriman nada sibuk pada A ada dua opsi :
Opsi pertama, jika signaling antar sentral CAS, maka nada nada sibuk dikirim dari sentral
terminating.
Opsi kedua, jika signaling CCS, maka yang dikirim ke sentral originating adalah sinyal
REL, yang akan diterjemahkan oleh sentral originating dengan mengirim nada sibuk ke
pelanggan A, selanjutnya semua perangkat yang telah dibangun akan dibubarkan termasuk
koneksi dengan sentral terminating, kecuali koneksi ke sumber nada sibuk hingga time-out
terlampaui. Jika time-out terlampaui dan A tidak mau tutup handset, maka saluran A akan
diset pada status parked hingga ia tutup handset. Semua momen-momen status di atas akan
dicatat sebagai data transient pada call record dengan sistem overwrite
Jika B bebas (idle), maka saluran B akan diubah pada status busy pada data transient dalam call
record.
Set-up Jalur Koneksi

Kemudian B akan mendapat arus bell (ringing current) dari sentral terminating, dan A mendapat nada
bebas (ringing tone) dengan dua kemungkinan (A berasal dari pelanggan lokal atau dari sentral lain/
incoming trunk) seperti pada penjelasan sebelumnya.
Selama B belum menjawab, A berada pada steady state ‘waiting’.
Terdapat 3 kemungkinan :
B menjawab (off-hook)
B tdk menjawab dengan kemungkinan :
A meletakkan hand-set sebelum time-out ringing
A tetap angkat hand-set hingga melampaui time-out ringing
Jika B menjawab, maka ringing distop dan mulai masuk pada kondisi bicara (speech condition).
Selesai bicara (A dan atau B on-hook), maka akan terjadi pembubaran
Pembebanan (Charging)

Pencatatan data beban percakapan (charging) ditangani oleh sentral originating


Data-data diperoleh dari call record (event-event selama sall setup hingga selesai bicara) antara lain
data : nomor pemanggil, nomor tujuan, waktu (tanggal dan jam) dilakukan percakapan (kategori
hari libur/hr.kerja, diferensiasi waktu : pagi/siang/malam jika ada, sesuai sistim tarif yang berlaku),
lama bicara dll. Bergantung kebutuhan.
Call Processing
Fasilitas Fitur Pelanggan

Saat dilakukan panggilan, mungkin pelanggan memanfaatkan/menggunakan fasilitas/fitur seperti :


short-code dialling, alarm cll and three call-transfer, transfer on no reply and transfer on busy.
Dalam pembahasan berikut, dimisalkan konvensi kode/tanda berikut digunakan :
* : fasilitas/fitur digunakan/diaktifkan, dan digit (angka) yang mengikutinya menunjukkan fasilitas
mana yang diaktifkannya
# : fasilitas/fitur tidak digunakan/dinonaktifkan, dan angka yang mengikutinya menunjukkan
fasilitas mana yang dinonaktifkan
Short-code dialling
Short-code dialling
*21abDN# : fasilitas short-code diaktifkan, dalam hal ini setiap akan memanggil no DN, cukup
disingkat dengan ab saja.
#21ab : fasilitas short-code ab (=nomor DN) dinonaktifkan, artinya sekarang utk
menghubungi DN, harus didial digit DN.
*1ab : menggunakan short-code ab untuk nomor telepon DN
Softswitch
Modul 13
Latar Belakang

Jaringan yang ideal adalah jaringan full packet (mulai dari tingkat access hingga core
network), terintegrasi (PSTN, PLMN, data), multi service dengan protokol open standard,
multi vendor dan mudah dikembangkan. Jaringan ini dikenal sebagai NGN (Next
Generation Network)
Untuk menuju NGN, pembangunan gerbang-gerbang VoIP dianggap solusi yang bersifat
parsial (tambal sulam) karena tidak dirancang untuk jangka panjang (long term) dalam
tahapan evolusi/migrasi menuju NGN
Teknologi baru sebagai pengembangan VoIP yang dirancang mampu mengawal menuju
NGN, baik secara smooth (bertahap) maupun radikal adalah teknologi softswitch.
 Solusi berasal dari satu vendor • Solusi dapat berasal dari beberapa
yang menyediakan semua vendor, pada semua level
fungsi dalam satu box yang disediakan standard terbuka.
bersifat proprietary: software, • Customer bebas menentukan
hardware dan aplikasi produk yang terbaik di kelasnya
 Customer dikunci oleh vendor – untuk membangun jaringan.
tidak dapat berinovasi, dengan Standard terbuka memungkinkan
biaya implementasi dan inovasi dan dapat menurunkan
pemeliharaannya tinggi biaya.
Atribut Softswitch Circuit Switch
Metode switching Berbasis software Berbasis sirkit
Arsitektur Modular, standard terbuka Proprietary/ kepemilikan
Kemampuan integrasi Mudah Sulit
dengan aplikasi pihak
ke-3

customize Ya Sulit
Biaya Tidak mahal–40% lebih murah Tinggi
dibandingkan dengan konfigurasi
yang sama pada CS

Skalabilitas Ratusan hingga jutaan koneksi Ratusan ribu hingga jutaan


koneksi
Kompatibilitas level Ya, dapat dibangun switch kecil Untuk mulai membangun harus
awal untuk beberapa ratus users. dalam Jumlah besar
Kapabilitas multimedia Ekstensif/ luas Sangat terbatas
Video Conference Kualitas lebih baik Ya
Trafik yang dapat Voice, data, video, fax Umumnya suara, kapasitas
dilayani terbatas
Definisi

 Softswitch merupakan istilah umum untuk pendekatan baru terhadap switching telepon yang mempunyai
kemampuan dalam menghadapi semua kekurangan dari switch sentral telepon lokal tradisional.
■ Softswitch merupakan penswitchingan yang dilakukan oleh suatu software secara logik.
■ Softswitch adalah kumpulan dari produk, protocol dan aplikasi yang memungkinkan semua device untuk
mengakses telekomunikasi dan/atau layanan internet melalui jaringan IP.
■ Teknologi softswitch memungkinkan konektivitas antara internet, jaringan wireless, jaringan kabel dan
jaringan telepon tradisional.
■ Jaringan konvergen dapat dilakukan menggunakan softswitch.
■ Inteligen yang mengontrol koneksi layanan untuk media gateway dan/atau native IP endpoint.
 Softswitch atau call agent (CA) atau Media Gateway Controller (MGC) , adalah elemen utama jaringan NGN
yang berfungsi untuk mengontrol semua sesi layanan dan komunikasi, dan mengatur interaksi elemen-
elemen jaringan yang lain seperti :
 Media gateway
 Signaling gateway
 Operation Support System (OSS)
 Application/Feature servers
Fungsi Softswitch

• Secara fisik, perangkat jaringan softswitch dapat berupa model terpisah atau model terintegrasi.
• Model terpisah adalah model sistem yang memisahkan masing-masing fungsi elemen jaringan yang
dilengkapi dengan interface yang bersifat terbuka.
• Model terintegrasi adalah model sistem yang menyatukan dua atau lebih fungsi elemen jaringan
dalam satu perangkat. Sebagai contoh adalah perangkat Softswitch yang memiliki fungsi Signaling
Gateway dan Feature Server, atau perangkat Media Gateway yang memiliki fungsi Signaling
Gateway, dll.
• Untuk mendukung sistem terbuka (open system), khusus untuk Media Gateway dan Application
Server harus terpisah dari perangkat Softswitch.
• Melakukan pembangunan dan pemutusan hubungan panggilan.
• Menyediakan layanan dasar untuk panggilan telepon dan kontrol untuk memberikan layanan
multimedia.
• Melakukan pencatatan data panggilan untuk keperluan pembebanan dan keperluan pendukung
administrasi jaringan yang lain yang dibutuhkan oleh Operating Support System (OSS).
• Melakukan kontrol terhadap elemen jaringan lain, seperti: Media gateway, Application Server,
Feature Server, dan Signaling Gateway.
• Kapasitas minimum 4 juta BHCA (Busy Hour Call Attempt).
Manfaat Implementasi Softswitch

■ Mengurangi biaya
– Manajemen jaringan lebih efisien
– Biaya pengembangan layanan lebih rendah
– Meningkatkan kapasitas jaringan eksisting dengan ‘offloading’ data ke jaringan IP.
■ Memperbaiki Penyediaan Layanan
– Menyediakan layanan yang konvergen hingga dapat menawarkan value-added
– Menggelar layanan lebih cepat
– Menyediakan kemampuan untuk end-user dapat memelihara layanan yang diperlukannya.
■ Memfasilitasi migrasi ke jaringan IP
– Mendukung proses migrasi dari PSTN ke jaringan data (IP) secara mulus, sehingga mengurangi rugi-
rugi yang dapat ditimbulkan akibat proses migrasi tersebut
– Evolusi jaringan dan layanan menggunakan arsitektur terbuka dan terdistribusi diharapkan dapat
mengurangi dominasi ketergantungan pada pihak-pihak tertentu dalam operasi maupun
pengembangannya.
Layanan Softswitch

 Voice VPN → Layanan yang menyediakan voice VPN bagi pelanggan untuk menyalurkan trafik voice
internal pelanggan yang tersebar di beberapa tempat menjadi satu jaringan.
 Centrex (Virtual PBX) → Adalah fitur yang memungkinkan beberapa pelanggan membentuk grup
pelanggan, sebagaimana dalam sistem PBX, tanpa dibatasi oleh suatu lokasi. Sistem softswitch harus
menyediakan berbagai macam fasilitas layanan, seperti extension dial, pembebanan antar anggota, call
transfer by extension, Direct Inward Dialling (DID), Direct Outward Dialling (DOD), dll.
 Prepaid Services (Panggilan Pra-Bayar) → Layanan yang menyediakan sarana bagi pelanggan untuk
melakukan panggilan dengan menggunakan kartu pra-bayar (prepaid card). Layanan pra-bayar ini dapat
digunakan untuk panggilan lokal, jarak jauh, bahkan jarak jauh sesuai dengan jenis kartu yang disediakan
dan dimungkinkan untuk memenuhi panggilan konferensi.
 Web Base Services → Layanan berbasis web yang dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi tertentu yang
ditetapkan oleh TELKOM, misalnya click to dial, web call center, corporate directory, collect call,
hotline, web conference, dll.
 Unified Messaging Service (UMS) → Layanan yang memungkinkan pelanggan dapat mengirim dan
menerima pesan dari pelanggan lain atau dari pihak penyedia konten. Pesan yang dikirim/terima dapat
berupa text, voice, maupun multimedia dengan berbagai macam kandungan isinya.
 Multimedia Conferecing → Layanan yang memungkinkan pelanggan dapat melakukan panggilan
konferensi yang dilengkapi dengan voice, text, maupun video.
Arsitektur NGN

Service & Application Plane


Management Applic ation/Feature Server
Plane (SCP, Service Logic , LDAP Server) IN /AIN

Application Signaling (SIP)


Open APIs & Protocols (JAIN, Parlay, XML, SIP)

Call Control & Signaling Plane


SIP-T; H.323
Call Agent, MGC, Softswitc h, GK In te r-Netw ork
) Switc h
g
Subscriber &
a lin , SI P
Service n 8
Provisioning, r SigH. 24
Network e
ar P, Signaling (MGCP, H.248, SIP)
Management, Be GC
Operation (M Transport Plane
Support, Billing
Support In te rworking TDM PSTN/SS7/ATM
Media IP Transport Domain : Domain : SS7; Networks
Server IP Backbone, Routers, Switches, BGs
QoS Mechanism (RSVP, Diffserve, TG (MG), SG,
MPLS...), MS (Bearer Portion) Interworking
Gateway IP
other VoIP
Networks
Non-IP Access Domain :
Wireline Access (AG, Access Proxies)
Mobile Access (RAN AG)
Broadband Access (IADs, MTAs)

IP Phones (H.3 23, SIP,


MGCP, . .) , Non-IP Terminals /
IP Terminals , Mobile Netw orks
IP PBX
Arsitektur Softswitch

Operation Feature Application


Support Server Server
System (OSS)

Signaling
Gateway STP
Provider's Softswitch
Packet Network
PSTN

Access Media PLMN


Gateway Media Server Gateway
VoIP

Internet
IAD/
MTA
RAN

Access Node/Network Other Network


Contoh Network Arsitektur
Interface dan Protokol Softswitch

Interface untuk jaringan data/IP: Fast Ethernet


(2 port)
AS Protokol untuk antar softswitch (real time call
dan converence over IP) : SIP dan SIP-T
SIP (Session Initiation Protocol for Telephone)
Protokol untuk melengkapi SIP dan H.323
untuk dekomposisi arsitektur gateway : MGCP
SNMP SIP-T Protokol untuk interface dekomposisi pesan
OSS dan MGC : H.248 (MEGACO)
SS SS Protokol untuk ke jaringan VoIP: dan video
over IP : H.323 (Versi 2)
SIG TRAN Megaco, Protokol untuk Application/Feature/Media
H.3 23 Server dan perangkat SIP-phone: SIP
MGCP
Protokol untuk OSS: SNMP (Simple Network
GK Management Protocol)
Protokol untuk Sistem Billing: FTP atau TFTP
Protokol inter-working antara IP dan SS7 :
SG MG SIGTRAN
Kualitas Layanan

Di dalam menentukan bagus atau tidaknya kualitas dari layanan berbasis soft switch, terdapat beberapa
parameter yang harus dilihat,yaitu :
1. Delay
 One-way Delay
Nilai one-way delay untuk beberapa aplikasi tidak boleh lebih dari persyaratan : <150 msec
 Delay Variation
Nilai delay variation untuk beberapa aplikasi tidak boleh lebih dari persyaratan :  75 msec
 Information Loss
Nilai information loss untuk beberapa aplikasi tidak boleh lebih dari persyaratan : 1 – 5 %
tergantung kepada layanannya
 Post Dial Delay
PDD (Post-Dial Delay) yang diijinkan kurang dari 10 detik dari saat digit terakhir yang
dimasukkan sampai mendapatkan ringing back
Kualitas Layanan

Di dalam menentukan bagus atau tidaknya kualitas dari layanan berbasis soft switch, terdapat beberapa
parameter yang harus dilihat,yaitu :
2. MOS (Mean Opinion Score)
Kualitas suara minimum mempunyai nilai setara MOS 4.0.
3. Echo Cancelation
Untuk menjamin kualitas layanan voice over packet terutama disebabkan oleh echo karena delay yang
terjadi pada jaringan paket maka perangkat harus menggunakan teknik echo cancelation. Persyaratan
performansi yang diperlukan untuk echo canceller harus mengacu standar internasional ITU G.165
atau G.168.
Mobile Softswitch
Modul 14
Definisi

 IMS (IP Multimedia Subsystem) adalah framework arsitektur yang memungkinkan konektivitas
Mobile Network dan Fixed Network dengan menyediakan layanan multimedia berbasis jaringan IP
dengan menggunakan SIP Protocol.
 Dengan menggunakan protocol SIP ini, IMS memiliki capability untuk mengatur session yang
muncul untuk setiap layanan yang digunakan.
IMS : What is & What is not

IMS is IP Multimedia Subsystem


 Based on IP bear network
 Use SIP protocol as core session control protocol
 Support access-independent and thus provide more
competitive service packages

Multiple Access Modes IP Multimedia Service

Mobile Network : Session Service :


Voice and Video
WiMax
Call Conference
LTE/ SAE Message
GSM/ WCDMA/
CDMA/ TD-SCDMA
Fixed Network : Non-Session Service
LAN 、 WLAN 、 xDSL IPTV 、 Media 、 Web
Protokol dalam IMS

 Signalling
o SIP (Session Initiation Protocol)
• Merupakan application-layer protocol yang dapat melakukan fungsi pembangunan, modifikasi
dan terminasi multimedia session
• Merupakan open standard, text based protocol dari IETF
• Dipilih sebagai main protocol di IMS karena fleksibilitas dan kecepatan pengembangannya
• Digunakan untuk berkomunikasi dengan hampir seluruh element di IMS (CSCF, MGCF, BGCF,
AS, IMS Client)
o Diameter
• Merupakan application-layer protocol untuk fungsi AAA
• Merupakan open standard, text based protocol dari IETF
• Digunakan untuk berkomunikasi antara HSS-CSCF dan HSS-AS
 Media
o RTP (Real-time Transport Protocol)
• Merupakan protocol network untuk menyampaikan media audio & video over IP Networks
• Merupakan open standard dari IETF
IMS Architecture
Registration Flow

Proses registrasi user dilakukan 3 kali :


1. Initial register message 2. 2nd register message
(1.) Implicit Registration
(2.) Re-registration HSS-A HSS-A
(6) (15)
(3.) 3rd Party Registration (4) AuthenticationS-CSCF- (13) User profile S-CSCF-
Assign S-CSCF Data A Assign S-CSCF A

(5) (14)
I-CSCF-A Register I-CSCF-A Register
(7) (16)
401 200 OK
(3) (12)
Register Register

(8) (17)
P-CSCF- 401 P-CSCF- 200 OK
A A
DNS DNS
(2) (11)
DNS query DNS query
(1) (10)
Register (9) Register (18)
401 200 OK

UE UE
Circuit Switch Vs Mobile Softswicth

MSC Server
Classic MSC
MSC
(Control and Switching) MSC-S (Control)

Mobile Media Gateway


MGw
(Switching)

Classic circuit-switched network Layered Architecture network

MSC-S Control Layer

MSC
Connectivity Layer
MGw

MSC
TDM MSC MGw IP MGw

MSC MSC MGw MGw


Mobile Softswicth

Layered Architecture – MSC and Media Gateway

“Non Layered Architecture” “Layered Architecture”

Control Plane
Control Plane
ATM TDM IP
MSC server
ATM TDM IP
UMTS GSM
MSC/VLR
MSC/MGW
GSM
TDM Gateway
U Control
MTS

User Plane MGW


(payload) ATM IP TDM

User Plane
(payload)
Keuntungan Mobile Softswicth (1)
Each layer can grow independently

End-user
ƒ Control applications
– Centralised location of servers
reduces O&M cost
– Independent of transport technology
MSC-S HLR GMSC/Transit
SG
Control
ƒ Connectivity
– Same transport for all services
SGSN GGSN
– Free choice of transmission
PSTN
technology WCDMA Connectivity ISDN
Access
Distributed MGWs enables

transmission and interconnection M-MGW M-MGW
charges savings GSM/ EDGE Internet
Intranet
Enables transport of coded voice Access

Keuntungan Mobile Softswicth (2)

ƒ M:N relations for MSC-S and MGW


ƒ Optimal and efficient investments (CAPEX) due to independence of
the layers from each other
– Resource dimensioning for Servers or for MGws
– Choice of transport technologies (TDM, ATM, IP)

MSC server MSC server MSC server


UMTS GSM UMTS GSM UMTS GSM

MGW MGW MGW MGW MGW


ATM IP TDM ATM IP TDM ATM IP TDM ATM IP TDM ATM IP TDM
1. Untuk area pelayanan dengan demand broadband
2. Memiliki potensi demand layanan berbasis NGN
3. Lokasi LE yang sudah mencapai kapasitas maksimum, akan ditransformasi ke
NGN
4. Ditempatkan di sentral untuk akses < 3 Km, atau ditempatkan berdampingan
dengan RK untuk akses yang kurang baik dan > 3 KM
1. Pelanggan dengan layanan POTS
2. Layanan voice VoIP over Broadband atau 2nd Voice Line
3. High Speed Internet Access dan layanan Interactive Broadband lain seperti
IPTV, games online
penyediaan multi-services untuk multi segment
MGW & MSAN sebagai Access Node yang menjadi node
MGW & MSAN ACCESS NODE AS SERVICE NODE

Anda mungkin juga menyukai