Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fildha Ridhia

NIM : 1101174372
Kelas : TT-40-G1
Komunikasi Nirkabel Pita Lebar

Carrier Aggregation

Carrier Aggregation (CA) adalah salah satu fitur utama pada 4G LTE-
Advanced. Carrier Aggregation merupakan suatu metode penggabungan dua atau
lebih frekuensi carrier baik pada band frekuensi yang sama maupun band frekuensi
yang berbeda guna memperbesar penggunaan bandwidth sehingga dapat memenuhi
peak data rates yang ditetapkan oleh IMT Advanced. Dengan memperbesar
penggunaan bandwidth peningkatan kapasitas jaringan dapat terjadi setiap
aggregated carrier disebut sebagai Component Carrier (CC). CC dapat memiliki
bandwidth 1,4, 3, 5, 10, 15 atau 20 MHz dengan maksimal lima CC yang dapat di
aggregasikan sehingga bandwidth maksimum yang dapat dihasilkan adalah 100
MHz. CA juga mampu menjaga kompatibilitas antara UE release 8 dan UE release
9 atau yang disebut “ backward compability”. LTE release 8 hanya bisa maksimal
20 Mhz. Dalam spesifikasi 3GPP release 8 kreteria ini belum terpenuhi, karena
hanya 16 mencapai 300Mbps, sehingga LTE release 8 bisa disebut 3.9G, sedangkan
pada 3GPP release 10 LTE A sudah mencapai peak data rate diatas 1 Gbps.

A. Carrier Aggregation Spectrum Scenario

Carrier Aggregation (CA) dapat digunakan pada teknologi FDD maupun


TDD. Dalam pengaturan Carrier Aggregation ini dapat diimplementasikan baik
pada frekuensi band dan bandwidth yang sama maupun yang berbeda. Secara
umum terdapat 3 skenario spektrum yang berbeda sebagai berikut :

Gambar skenario CA berdasarkan skenario spektrum


a. Intra-band contigous Carrier Aggregation
Bentuk carrier aggregation menggunakan single band. Ini adalah
bentuk paling sederhana dari operator LTE untuk melaksanakan agregasi .
Di sini frekuensi yang dimiliki operator berdekatan satu sama lain. Jarak
antara frekuensi CC (component carrier) pertama dan CC (component
carrier) kedua saling bersebelahan (contiguos).
b. Intra-band non contigous Carrier Aggregation
Bentuk carrier aggregation yang diaggregasi terletak pada band
yang sama namun letaknya tidak bersebelahan (non contiguos) terdapat
jarak band antara CC (component carrier) pertama dan CC (component
carrier) kedua.
c. Inter-Band Non-Contiguous
Bentuk carrier aggregation yang diaggregasi terletak pada band yang
berbeda, CC (component carrier) pertama dan CC (component carrier)
kedua tidak bersebelahan dan berbeda band frekuensi (interband) .

B. Carrier Aggregation Deployment Scenario

Terdapat beberapa skenario pada penerapan carrier aggregation yang


biasa disebut dengan CADS (carrier aggregation deployment scenario).
Impelementasi carrier aggregation dapat dilakukan melalui beberapa skenario,
yaitu sebagai berikut :

Gambar skenario CA berdasarkan Deployment Scenario

a. CADS 1 apabila frekuensi pada CC1 dan CC2 2 saling colacted dan
overlay, dengan memiliki coverage yang hampir sama.
• Skenario ini menyediakan coverage yang cukup dan mobility yang
didukung oleh kedua layer.
• Pada skenario ini frekuensi CC1 dan frekuensi CC2 terletak pada
band frekuensi yang sama.
b. CADS 2 apabila frekuensi pada CC1 dan frekuensi CC2 saling colacted
dan overlay, tetapi pada CC2 memiliki coverage yang lebih kecil
dibanding CC1.
• Hanya CC1 yang memiliki coverage yang cukup, sedangkan CC2
digunakan untuk meningkatkan throughput.
• Skenario terletak pada band frekuensi yang berbeda.
c. CADS 3 apabila frekuensi pada CC1 dan frekuensi pada CC2 saling
colacted, antena CC2 diarahkan ke cell bounderis dari CC1, sehingga cell
edge throughput dapat bertambah.
• Skenario CC1 memiliki coverage yang cukup, tetapi CC2 berpotensi
memiliki blankarea, dikarenakan pathloss yang lebih tinggi.
• Skenario terletak pada band frekuensi yang berbeda.
d. CADS 4 apabila frekuensi CC1 menghasilkan coverage makro dan CC2
RRHs ( Remote Radio Heads) digunakan untuk menyediakan extended
throughput pada area hotspot.
• Skenario mobility dilakukan berdasarkan coverage dari CC1.
• Skenario terletak pada band yang berbeda.

C. Frekuensi Kerja Carrier Aggregation

Pada perancangan ini digunakan carrier aggregation inter-band non-


contiguous dengan frekuensi yang dipilih ialah 1800 MHz dan 2100 MHz. Saat ini
3 operator menyelenggarakan LTE di 900 MHz dan 1800 MHz. Frekuensi 900 MHz
tidak dipilih dikarenakan rentan frekuensi pada spektrum 900 MHz sangat terbatas,
sehingga akan membuat performa dari LTE tidak dapat bekerja secara optimal.
Untuk frekunesi 1800 MHz dipilih karena rentan spektrum yang dimiliki lebar, dan
sudah banyak handset yang bekerja pada frekuensi ini . Alasan utama lain, setelah
Menkominfo menandatangani surat edaran nomor 1 tahun 2015 tentang kebijakan
penataan pita frekuensi radio 1800 MHz sehingga sejak tanggal 16 November 2015,
proses refarming LTE pada frekuensi 1800 MHz telah tuntas dilaksanakan.
Sehingga setiap operator memiliki pita frekuensi yang contigous. Dengan begitu
diharapkan akan mengoptimalkan penggelaran jaringan teknologi seluler di
Indonesia

Pemilihan frekuensi 2100 MHz didasarkan kepada rencana pemerintah


untuk mempersiapkan 4G di frekuensi 2100 MHz. Menkominfo mengatakan, akan
menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) terkait 4G pada frekuensi 2.100 MHz
pada Desember 2015. Di frekuensi 2.100 MHz sendiri, pemerintah memiliki alokasi
60 MHz yang terbagi dalam 12 blok masing-masing 5 MHz. Dua blok dihuni oleh
Tri (10 MHz), Telkomsel tiga blok (15 MHz), Indosat dua blok (10 MHz), dan XL
tiga blok (15 MHz). Pemerintah telah menargetkan pada 2016 untuk pengelolaan
4G di Frekuensi 2.100 MHz dapat diselesaikan. Jika dilihat dari kapasitas
bandwidth yang dimiliki masing – masing operator di 2100 MHz ,maka 4G akan
semakin baik performanya jika component carrier di frekuensi 1800 MHz dapat di
gabungkan dengan component carrier di frekuensi 2100 MHz. Karena performa
layanan yang disodorkan akan sangat ditentukan dari kapasitas kepemilikan
spektrum yang dimiliki oleh operator

D. Kelebihan Carrier Aggregation


Carrier aggregation adalah cara efektif dalam menggabungkan spektrum
frekuensi yang dimiliki operator. CA memiliki beberapa keuntungan dalam
implementasinya, yaitu sebagai berikut :
1. Higher Speed
Carrier yang di aggregat meningkatkan resource spektrum, dimana
menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi pada area cakupan suatu cell.
2. Capacity Gain
Agregasi dengan menggunakan banyak carrier akan menambah jumlah
bandwidth yang dipakai, termasuk juga trunking gain dari dynamically
scheduling traffic seluruh spektrum. Hal ini akan meningkatkan kapasitas
sel, efisiensi jaringan, dan memperkaya user experience. Pengguna yang
mengalami congestion pada satu carrier, kedepannya akan lebih
lancar/seamlessly dalam schedulingnya pada sebuah carrier dengan
kapasitas yang meningkat dan user experience yang konsisten.
3. Agregasi spektrum frekuensi LTE-Unlicensed pada penggunaan
spektrum baru pada operator
Spektrum berlisensi memiliki keterbatasan dalam jumlah bandwidth yang
disediakan untuk operator, dan ketika spektrum tersebut sudah mendapat
ijin/lisensi maka operator menyewa bandwidth tersebut dengan biaya
investasi yang mahal. CA membantu memaksimalkan penggunaan
unlicensed spectrum.
4. Mengoptimalkan penggunaan spektrum yang dimiliki operator
Operator memiliki bandwidth pada beberapa frekuensi band yang berbeda,
dan terdapat spektrum yang belum digunakan secara optimal, dengan
menggunakan CA maka akan membantu menggabungkan beberapa
bandwidth pada frekuensi band yang belum dimaksimalkan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

[1] K. S. Firdaus, Hafidudin, and M. T. Hidayatulloh, “Comparison Of LTE-


Advanced Network Performance Simulation Using Inter-Band Carrier Aggregation
Features In Lembang Area,” Universitas Telkom, 2019.

[2] F. Kusuma, H. P. S. T, I. Ginting, and F. I. Terapan, “Analysis Of


Implementation Inter Band Carrier Aggregation Method In LTE-Advanced
Network to Increase Capacity Use,” Universitas Telkom, 2019.

[3] M. T. G. Sihotang, Hafidudin, and S. T. Cahyono, “Perencanaan Jaringan


LTE- Advanced Menggunakan Metode Inter-Band Carrier Aggregation Di Kota
Karawang,” Universitas Telkom, 2019.

Anda mungkin juga menyukai