REGULASI
eMBB adalah teknologi yang memungkinkan komunikasi berkecepatan sangat tinggi dan
memberikan peningkatan kinerja besar jika dibandingkan dengan skenario broadband yang ada[3].
Aplikasi eMBB termasuk virtual reality, augmented reality, telemedicine, dan layanan apa pun yang
membutuhkan data kecepatan tinggi. URLLC adalah teknologi yang memberikan jaminan jaringan
yang stabil dan nilai latensi terendah saat memulai koneksi ke jaringan. Contoh menonjol yang dapat
diambil yaitu penerapan internet of things (IoT) karena transfer data yang dilakukan cepat dengan
keamanan jaringan yang memadai [9]. mMTC adalah teknologi yang dapat menghubungkan banyak
perangkat dan beroperasi dengan lancar [9]. Para peneliti telah membuktikan bahwa mMTC dapat
menghubungkan 1 juta perangkat/km2 dengan cara yang lebih hemat energi daripada teknologi
sebelumnya [10]. Karena kemampuan itu, peralatan IoT skala besar yang dapat saling berkomunikasi
dapat membantu industri modern menjadi industri yang cerdas.
Dalam pengelolaan dan peraturan spektrum frekuensi, ITU menyediakan regulasi untuk
masing-masing daerah dan negara karena setiap daerah atau negara tentunya memiliki kebutuhan dan
kepentingan yang tidak selalu sama dengan daerah atau negara lain. Peraturan dan pengelolaan
spektrum frekuensi Indonesia dilakukan oleh KOMINFO yang berwenang menyusun dan menetapkan
kebijakan dan regulasi untuk industri telekomunikasi Indonesia. Ini adalah tindakan kebijakan umum
bahwa regulasi telah menetapkanspektrum frekuensi dengan menerbitkan lisensi kepada pengguna
tertentu untuk tujuan tertentu, membatasi akses dan penggunaan spektrum radio. peraturan tersebut
adalah untuk mengatur bagaimanaspektrum frekuensi radio dialokasikan di Indonesia dan menjadi
acuan dalam pengelolaan pita frekuensi radio yang lebih spesifik, rinci dan operasional.
Sedangkan pada Gambar 3 dan Gambar 4 ditunjukkan kondisi spektrum yang akan digunakan
untuk penerapan teknologi 5G pada negara-negara di kawasan Asia-Pasifik untuk kategori mid
band dan high band.
b. Alokasi Spektrum
Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 13 tahun 2018 tentang
Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia [18], dapat kita lihat spektrum frekuensi
3,3–3,8 GHz atau yang disebut 3,5 GHz di Indonesia sudah dihuni oleh layanan fix satelit.
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau masih membutuhkan layanan satelit untuk menerapkan
teknologi pita lebar, terutama di wilayah terluarnya. Distribusi kabel serat optik yang tidak
ANALISIS
Penerapan teknologi 5G di Asia Tenggara mulai terlihat, kecuali Indonesia. Sebagai
perbandingan, Filipina akan mulai mengoperasikan teknologi 5G pada beroperasi pada Kuartal III,
operator Kamboja telah memulai uji coba, perusahaan telekomunikasi Vietnam baru saja menjalin
kemitraan berbagi jaringan, dan bahkan negara kecil Laos sedang membuat persiapan. Kendala terbesar
yang membuat penerapan teknologi 5G di Indonesia menjadi terhambat adalah spektrum.
Menurut menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G.Plate,Indonesia hanya memiliki
spektrum 737 MHz yang tesedia untuk seluler atau hanya sekitar sepertiga dari yang dibutuhkan. Beliau
juga mengatakan bahwa Indonesia setidaknya butuh 2024 MHz spektrum frekuensi untuk tahun 2024.
Artinya masih terdapat kekurangan sekitar 1310 MHz untuk penggunaan di masa mendatang.
Berdasarkan saran MTN Consulting, kementrian perlu mulai menyiapkan pita frekuensi 3300-3400
MHz untuk teknologi 5G dan mulai melakukan pelelangan band mmWave. Dalam laporan 2018,
GSMA merekomendasikan Indonesia merilis spektrum TV analog 700MHz [15], mencatat sebagian
besar operator menggunakan 1800MHz untuk 4G.