Anda di halaman 1dari 24

Teknologi Pita Lebar dan Kecepatan Tinggi

Perkembangan Teknologi pada Komunikasi Seluler

Oleh :

Gagas Refiandy Satrya 1641160102

Niaty Pavita Teanny 1641160065

JTD-4E

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2019
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan..........................................................................................................................3

1. Latar Belakang......................................................................................................................3

2. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

3. Tujuan...................................................................................................................................4

Bab 2 Pembahasan...........................................................................................................................5

1. Teknologi 1G........................................................................................................................5

2. Teknologi 2G........................................................................................................................6

3. Teknologi 3G........................................................................................................................8

4. Teknologi 3,5G...................................................................................................................10

5. Teknologi 4G......................................................................................................................11

6. Teknologi 5G......................................................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara
(terutama pesan yang berbentuk percakapan). Kebanyakan telepon beroperasi dengan
menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon sehingga memungkinkan pengguna
telepon untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya.

Telepon Seluler atau yang sering disebut Hand Phone atau HP merupakan paduan
perpaduan antara Teknologi Telepon dengan Teknologi Radio. Tetapi dalam perkembangannya
Teknologi Komputer juga masuk dengan mulus pada telepon seluler ini.

Sebelum adanya teknologi seluler, setiap orang yang membutuhkan komunikasi bergerak
harus memasang Telepon radio di dalam mobilnya. Untuk melayani telepon radio ini, setiap kota
didirikan sebuah menara sentral, yang cukup besar agar mampu menjangkau jarak yang cukup
jauh, mungkin sekitar 70 km. Menara sentral ini masih mempunyai saluran yang sangat terbatas.
Tidak lebih dari 50 saluran, artinya menara sentral tidak akan mampu melayani lebih dari jumlah
saluran yang dimilikinya pada saat yang bersamaan, yang mana keadaan seperti ini akan
membuat kemampuan untuk melayani telepon radio juga sangat terbatas. Dengan telepon radio /
telepon mobil ini berarti kita juga harus mempunyai pesawat transmisi yang kuat yang cukup
mampu untuk mengirim sinyal pada jarak yang cukup jauh.

Teknologi seluler membagi sebuiah kota menjadi sel-sel kecil dengan luas wilayah
tertentu. Sistem ini memungkinkan frekuensi yang luas digunakan berkali-kali di seantero kota,
sehingga memungkinkan jutaan orang dapat menggunakan telepon sel-sel yang disebut sebagai
“Seluler” itu secara bersamaan. Setiap sel memiliki sebuah Base Transmission Station ( BTS ),
yang terdiri dari sebuah menara dan sebuah bangunan berisi perlengkapan pemancaran dan
penerimaan sinyal telepon. BTS inilah yang akan melayani setiap panggilan telepon selular,
menerima sinyal, mengolah, dan kemudian menghubungkan ke nomor yang dituju.

Karena dalam satu kota atau wilayah terdapat banyak BTS, maka ponsel akan dilayani
oleh BTS yang ada di sekitar Ponsel kita, terutama yang paling dekat. Pelayanan ini akan
berpindah secara otomatis, manakala telepon kita sedang bergerak dari wilayah layanan BTS
yang satu ke wilayah layanan BTS yang lain.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang otomatis masalah tersebut, maka rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Perkembangan Teknologi pada Komunikasi Seluler?
3. Tujuan

 Untuk memenuhi tugas mata kuliah pita lebar dan kecepatan tinggi.
 Membantu pembaca untuk mengerti perkembangan teknologi seluler dari masa ke masa.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Teknologi 1G
1G atau Generasi Pertama (First Generation) adalah sebuah istilah untuk
menyebutkan generasi pertama teknologi-teknologi yang digunakan pada sistem
komunikasi seluler. Generasi pertama atau 1G merupakan teknologi ponsel pertama yang
menggunakan sistem analog, yang umumnya dikenal dengan AMPS (Advanced Mobile
Phone System) dan TACS. Teknologi ini mulai digunakan tahun 1970 seiring penemuan
mikroprosesor untuk komunikasi nirkabel. Teknologi sistem analog pada 1G
menggunakan Digital Signaling. Analog adalah metode yang digunakan untuk
mengirimkan informasi dalam jaringan telekomunikasi mobile tersebut. Teknologi hanya
bisa melayani komunikai via suara. Teknologi 1G sudah tidak digunakan lagi karena
telah digantikan oleh 2G, 3G, 4G, dan 5G.
Teknologi generasi pertama (1G) memiliki banyak kekurangan, seperti kapasitas
sistem yang terbatas. Hal ini karena teknologi multiple accessnya masih menggunakan
FDMA, di mana selama pembicaraan berlangsung, penggunaan suatu kanal akan
diperuntukkan bagi satu subscriber saja. Walaupun subscriber itu tidak sedang
mengirimkan informasi, maka kanal yang dia duduki tidak dapat digunakan oleh
subscriber lain. Hal ini berlangsung terus sampai pembicaraan selesai. Teknologi yang
berkembang tidak kompatibel satu dengan yang alinnya sehingga hal ini membatasi
mobilitas subscriber yang hanya bisa digunakan di dalam areanya saja (tidak
memungkinkan roaming ke dalam jaringan lain). Service yang ditawarkan hanya sebatas
suara. Sistem keamanan pada 1G tidak terlalu baik baik karena modulasinya masih
menggunakan modulasi analog (FM).
a) AMPS

Advanced Mobile Phone Service (AMPS) adalah sistem analog cellular yang
pertama digunakan di amerika serikat. system ini masih dipergunakan secara luas sampai
dengan tahun 1997; AMPS systems digunakan di lebih dari 72 negara . AMPS system
terus terlibat untuk mengizinkan features yang lebih canggih seperti betambahnya waktu
standby time, yang berpita pendek radio channels, dan anti-fraud authentication
procedures. Pada tahun 1974, Frekuensi 40 MHz dialokasikan untuk pelayanan cellular
service dia hanya menyediakan 666 channels. Pada tahun 1986, sebagai tambahan
10 MHz spectrum ditambahkan untuk facilitate pengembangan dari system menjadi 832
channels. frequency bands untuk AMPS system adalah 824 MHz ke 849 MHz (uplink)
dan 869 MHz sampai 894 MHz (downlink). dari 832 channels, AMPS systems dibagi
menjadi A dan B bands untuk mengizinkan 2 service providers yang berbeda . ada 2
types dari radio channels dalam AMPS system; dedicated control channels dan voice
channels. setiap system (A or B), mobile telephones scan dan tune ke 1 dari 21 dedicated
control channels untuk mendengarkan untuk halaman dan bersaing untuk access mke
system. The control channel terus menerus mengiriimkan system identification
information dan access control information. walaupuan control channel data rate ada;aj
10 kbps, messages diulang sampai 5 kali, di mana mengurangi the effective channel rate
menjadi di bawah 2 kbps. ini mengizinkan sebuah control channel untuk mengirimkan 10
smapai 20 halaman per detik AMPS cellular system adalah frequency duplex dengan
channels terpisah by 45 MHz. control channel dan voice channel signaling dikirimkan
pada kecepatan 10 kbps. AMPS cellular phones mempunyai 3 classes dari maximum
output power. A class 1 mobile telephone mempunyai maximum power output dengan 6
dBW (4 Watts), class 2 mempunyai maximum output power dengan 2 dBW (1.6 Watts),
dan class 3 units sanggup mengirimkan hanya -2 dBW (0.6 Watts). output power dapat di
adjusted dalam 4 dB tahap dan mempunyai minimum output power of -22 dBW (tepatnya
6 milliwatts).

b) TACS

Total Access Communication System atau TACS adalah sistem komunikasi


analog bergerak (mobile) yang digunakan di Inggris, Irlandia, dan sejumlah negara lain
pada tahun 1983 [1]. TACS menggunakan sistem FM analog yang beroperasi di pita
frekuensi 890-915 MHz / 935-960 MHz, hal ini memungkinkan untuk menangkap hingga
1,320 saluran. TACS merupakan turunan dari Advanced Mobile Phone System (AMPS)
yang dikembangkan oleh AT&T untuk Amerika Serikat[2]. Perbedaan utamanya terletak
pada frekuensi radio, bandwidth saluran radio dan tingkat sinyal data. TACS pertama kali
diluncurkan di Inggris pada tahun 1985 dan telah digunakan oleh 25 negara lain sejak
peluncuran perdananya. Bandwidth saluran radio TACS adalah 25 kHz dan
memungkinkan mendapat 1000 saluran dupleks dalam pita 900 MHz[2]. Total Accses
Communication System juga mengeluarkan sebuah versi revisi di Jepang yang dinamai
Japan Total Acces Communication atau JTACS. JTACS merupakan hasil modifikasi dari
TACS yang juga digunakan di Hong kong[3]. Perbedaan utamanya terletak pada pita
frekuensi radio yang mengoprasikannya. TACS kini sudah tidak digunakan lagi dan telah
digantikan oleh sistem GSM[3]. Di Inggris, layanan TACS terakhir yang dioperasikan
oleh Vodafone dihentikan pada tanggal 31 Mei 2001, setelah enam belas tahun
pelayanan.

2. Teknologi 2G

2G (atau 2-G) adalah singkatan dari teknologi generasi kedua telepon seluler.
Teknologi seluler ini hadir menggantikan teknologi seluler pertama, 1G yang
menggunakan sistem analog seperti AMPS (Advanced Mobile Phone System). 2G
merupakan jaringan telekomunikasi seluler yang diluncurkan secara komersial pada
jaringan GSM standar di Finlandia oleh Radiolinja (sekarang bagian dari Elisa) pada
tahun 1991. Berbeda dengan 1G, 2G menggunakan sistem digital. Selain melayani
komunikasi suara, 2G juga dapat melayani komunikasi teks, yakni SMS. Setelah 2G,
lahirlah generasi 2,5G yang merupakan pengembangan dari 2 G. 2.5G mengaktifkan
layanan kecepatan tinggi transfer data melalui jaringan 2G yang ada ditingkatkan. 2,5G
adalah layanan komunikasi suara, sms dan data 153 kbps. Teknologi 2,5 G yang terkenal
adalah GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced Data for GSM
Evolution). Generasi 3 atau 3G merupakan teknologi terbaru dalam dunia seluler.
Generasi ini lebih dikenal dengan sebutan WCDMA (Wideband - Coded Division
Multiple Access). Kelebihan terletak pada kecepatan transfer data yang mencapai 384
kbps di luar ruangan dan 2 Mbps untuk aplikasi dalam ruangan. 3G menyediakan layanan
multimedia seperti internet, video streaming, dan lain-lain. Pengembangan dari 3G adalah
3,5 G yang memiliki kecepatan transfer data 2 mbps. Kini, teknologi yang sedang
berkembang di dunia adalah 4G. Teknologi 4G adalah kecepatan data berbasis 802.11b
(11 mbps) bahkan 802.11g (54 mbps) dan untuk masa depan 802.11n (115 mbps).
a) Time Division Multiple Access (TDMA)

Cara kerja teknologi ini adalah dengan membagi alokasi frekuensi radio berdasarkan
satuan waktu. Teknologi TDMA dapat melayani tiga sesi peneleponan sekaligus dengan
melakukan pengulangan pada irisan-irisan satuan waktu dalam satu channel radio. Jadi,
sebuah channel frekuensi dapat melayani tiga sesi peneleponan pada jeda waktu yang
berbeda, tetapi tetap berpola dan berkesinambungan. Dengan merangkaikan seluruh
bagian waktu tersebut, maka akan terbentuk sebuah sesi komunikasi.

b) Personal Digital Cellular (PDC)

PDC memiliki cara kerja yang relatif sama dengan TDMA. Perbedaannya adalah
area implementasinya. TDMA lebih banyak digunakan di Amerika Serikat, sedangkan
PDC banyak diimplementasikan di Jepang

c) iDEN

iDEN merupakan teknologi yang hanya digunakan di perangkat dengan merk


tertentu (proprietary technology FBR). Teknologi ini merupakan milik perusahaan
teknologi komunikasi terbesar di Amerika, Motorola, yang kemudian dipopulerkan oleh
perusahaan Nextel. iDEN berbasis teknologi TDMA dengan arsitektur GSM yang bekerja
pada frekuensi 800 MHz. Umumnya digunakan untuk aplikasi Private Mobile Radio
(PMR) dan “Push-to-Talk”.

d) Digital European Cordless Telephone (DECT)

DECT yang berbasiskan teknologi TDMA difokuskan untuk keperluan bisnis


dengan skala enterprise, bukan skala service provider yang melayani pengguna dalam
jumlah yang sangat banyak. Contoh dari aplikasi teknologi ini adalah wireless PBX, dan
interkom antar telepon wireless. Ukuran sell radio yang tidak terlalu besar menyebabkan
teknologi ini hanya digunakan dalam rentang yang terbatas. Meskipun demikian,
teknologi DECT mengalokasikan bandwidth frekuensi yang lebar, yaitu sekitar 32 Kbps
per channel. Pengalokasian bandwidth frekuensi yang lebar ini menghasilkan kualitas
suara atau data yang lebih baik dalam format standar ISDN.
e) Personal Handphone Service (PHS)

PHS merupakan teknologi yang dikembangkan dan diimplementasikan di Jepang.


Teknologi ini tidak berbeda jauh dari DECT yang juga mengalokasikan 32 Kbps channel
untuk menjaga kualitasnya. Teknologi ini difokuskan untuk kepentingan di dalam
lingkungan populasi tinggi sehingga coverage area FBR tidak terlalu luas. Biasanya
teknologi PHS menempatkan BTS di lokasi sekitar area keramaian, seperti mall, dan
perkantoran.

f) IS-95 CDMA (CDMAone)

CDMAone berbeda dengan teknologi 2G lainnya karena teknologi ini berbasis


Code Division Multiple Access (CDMA). Teknologi ini meningkatkan kapasitas sesi
peneleponan dengan menggunakan sebuah metode pengkodean yang unik untuk setiap
kanal frekuensi yang digunakannya. Dengan adanya sistem pengkodean ini, maka lalu-
lintas dan alokasi waktu masing-masing sesi dapat diatur. Frekuensi yang digunakan pada
teknologi ini adalah 800 MHz. Namun, terdapat varian lain yang berada di frekuensi
1900 MHz.

g) Global System for Mobile (GSM)

Teknologi GSM menggunakan sistem TDMA dengan alokasi kurang lebih sekitar
delapan pengguna di dalam satu channel frekuensi sebesar 200 KHz per satuan waktu.
Awalnya, frekuensi yang digunakan adalah 900 MHz. Pada perkembangannya frekuensi
yang digunakan adalah 1800 MHz dan 1900 MHz. Kelebihan dari GSM adalah interface
yang lebih bagi para provider maupun para penggunanya. Selain itu, kemampuan
roaming antarsesama provider membuat pengguna dapat bebas berkomunikasi.

3. Teknologi 3G
3G (dari bahasa Inggris: third-generation technology) merupakan sebuah standar yang
ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) yang diadopsi dari IMT-
2000 untuk diaplikasikan pada jaringan telepon seluler. Istilah ini umumnya digunakan
mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel versi ke-tiga. Melalui 3G,
pengguna telepon seluler dapat memiliki akses cepat ke internet dengan bandwidth
sampai 384 kilobit setiap detik ketika alat tersebut berada pada kondisi diam atau
bergerak secepat pejalan kaki. Akses yang cepat ini merupakan andalan dari 3G yang
tentunya mampu memberikan fasilitas yang beragam pada pengguna seperti menonton
video secara langsung dari internet atau berbicara dengan orang lain menggunakan video.
3G mengalahkan semua pendahulunya, baik GSM maupun GPRS. Beberapa perusahaan
seluler dunia akan menjadikan 3G sebagai standar baru jaringan nirkabel yang beredar di
pasaran ataupun negara berkembang. Setelah masuk ke Indonesia, 3G menjadi incaran
perusahaan telekomunikasi. Setelah melalui perlelangan oleh Direktorat Jenderal Pos dan
Telekomunikasi, terpilih 3 perusahaan seluler yang memiliki lisensi untuk
mengembangkan 3G di Indonesia, diantaranya:

 Telkomsel
 Excelcomindo Pratama
 Indosat
International Telecommunication Union (ITU) pada tahun 1999 telah
mengeluarkan standar yang dikenal sebagai IMT-2000 (International Mobile
Telecommunications-2000) yang meliputi GSM, EDGE, UMTS, CDMA, DECT
dan WiMAX, di mana 3G berada di bawah standar IMT-2000 tersebut. Secara
umum, ITU, sebagaimana dikutip oleh FCC mendefinisikan 3G sebagai sebuah
solusi nirkabel yang bisa memberikan kecepatan akses:

 Sebesar 128 Kbps untuk kondisi bergerak cepat atau menggunakan


kendaraan bermotor.
 Sebesar 384 Kbps untuk kondisi bergerak.
 Paling sedikit sebesar 2 Mbps untuk kondisi statik atau pengguna
stasioner.
 Penggunaan General Packet Radio Service (GPRS) mencapai 114 Kbps.

Teknologi 3G terbagi menjadi GSM dan CDMA. Teknologi 3G sering disebut


dengan Mobile broadband karena keunggulannya sebagai modem untuk internet yang
dapat dibawa ke mana saja. Keberhasilan layanan 3 G di Eropa dan Jepang ini
disebabkan oleh faktor:

1. Dukungan pemerintah. Pemerintah Jepang tidak mengenakan biaya di muka


(upfront fee) atas penggunaan lisensi spektrum 3G atas operator-operator di
Jepang (ada tiga operator: NTT Docomo, KDDI dan Vodafone). Sedangkan
pemerintah Korea Selatan, walau pun mengenakan biaya di muka, memberikan
insentif dan bantuan dalam pengembangan nirkabel pita lebar (Korea Selatan
adalah negara yang menggunakan Cisco Gigabit Switch Router terbanyak di
dunia) sebagai bagian dalam strategi pengembangan infrastruktur.
2. Kultur masyarakatnya. Layanan video call, yang diramal menjadi killer
application tidak terlalu banyak digunakan di kedua negara tersebut. Namun,
layanan seperti download music dan akses Internet sangat digemari. Operator
seperti NTT Docomo (Jepang) memberikan layanan Chaku Uta untuk
download music. Sedangkan di Korea, layanan web presence seperti Cyworld
yang diberikan oleh SK Tel, sangat digemari. Dengan layanan ini, pelanggan
bisa mengambil foto dari handset dan langsung memuatnya ke web portal
miliknya di Cyworld. Layanan ini kemudian ditiru oleh Flickr dengan handset
N73.
3. Keragaman layanan konten. Docomo dan SKTel tidak menggunakan WAP
standar sebagai layanan konten nya. Docomo mengembangkan aplikasi
browser yang disebut iMode, sedangkan SKTel mempunyai June dan Nate.

Secara evolusioner
Standar IMT-2000 menerapkan 2 macam evolusi ke 3G, yaitu:
 Dari 2G CDMA standard IS-95 (cdmaOne) ke IMT-SC (cdma2000).
 Dari 2G TDMA standars (GSM/IS-136) ke IMT-SC (EDGE).
Secara revolusioner
Ini adalah standar IMT-2000 yang memerlukan alokasi spektrum yang baru,
sebagai contoh IMT-DS (W-CDMA) karena saluran yang diperlukan cukup luas (5
MHz), dan TMT-TC (TD-SCDMA/UTRA TDD) ditambah dengan IMT-FT (DECT)
karena memerlukan frekuensi TDD.
4. Teknologi 3,5G
High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA) adalah sebuah protokol telepon
genggam dan kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G.HSDPA merupakan evolusi dari
standar W-CDMA dan dirancang untuk meningkatkan kecepatan transfer data 5x lebih
tinggi. HSDPA memdefinisikan sebuah saluran W-CDMa yang baru, yaitu high-speed
downlink shared channel (HS-DSCH) yang cara operasinya berbeda dengan saluran W-
CDMA yang ada sekarang. Hingga kini penggunaan teknologi HSDPA hanya pada
komunikasi arah bawah menuju telepon genggam. High-Speed Downlink Packet Access
(HSDPA) adalah sebuah jaringan yang diperuntukkan bagi telepon seluler yang populer
dengan nama teknologi 3,5G. Teknologi ini menyediakan kemampuan mengunduh yang
cepat dan merupakan sambungan dari Asymmetric digital subcriber line (ADSL) yang
digunakan pada sambungan layanan internet untuk daerah perumahan dan mencegah
melambatnya koneksi pada telepon seluler.

HSDPA memiliki dua fase, fase pertama berkapasitas 4,1 Mbps dan kemudian
menyusul fase 2 berkapasitas 11 Mbps dan kapasitas maksimal downlink peak data rate
hingga mencapai 14 Mbps. Teknologi ini dikembangkan dari WCDMA sama seperti EV-
DO mengembangkan CDMA2000. HSDPA memberikan jalur evolusi untuk jaringan
Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang memungkinkan untuk
penggunaan kapasitas data yang lebih besar yaitu mencapai 14,4 Mbps untuk download
data dan 2Mbps untuk upload data. Kecepatan terakhir yang dirilis oleh teknologi ini
adalah HSPDA+, dengan kecepatan download mencapai 42 Mbps dan 84 Mbps dalam
Rilis ke 9 dari standar 3GPP.

Untuk HSDPA, layanan akses internet yang masih baru, High-Speed Downlink
Shared Channel (HS-DSCH), telah ditambahkan ke W-CDMA rilis 5 dan spesifikasi
lebih lanjut. Hal ini dilakukan dengan memperkenalkan tiga baru lapisan fisik saluran:
HS-SCCH, HS-DPCCH dan HS-PDSCH. High Speed-Shared Control Channel (HS-
SCCH) menginformasikan pengguna bahwa data akan dikirimkan pada 2 slot HS-DSCH
depan. High Speed Uplink-Dedicated Physical Control Channel (HS-DPCCH) membawa
informasi pengakuan dan saluran Indikator kualitas saat ini (CQI) dari pengguna. Nilai
ini kemudian digunakan oleh base station untuk menghitung berapa banyak data untuk
mengirim ke perangkat pengguna pada transmisi berikutnya. High Speed Downlink
Shared Channel-Fisik (HS-PDSCH) adalah saluran dipetakan ke saluran transportasi HS-
DSCH di atas yang membawa data pengguna yang sebenarnya.

Keunggulan

Teknologi HSDPA dapat digunakan untuk banyak user secara bersama-sama.


Tetapi jika semua user melakukan download file dengan kapasitas yang besar dari
internet, akan berimbas pada aliran data, yaitu seluruh user akan mendapat koneksi yang
lambat.

Frekuensi yang dipakai oleh teknologi ini sudah dapat dimaksimalisasikan secara
efisien dengan pemakaian bandwith (lebar pita) yang tepat.

Mengurangi tertundanya pengunduhan atau download data (delay), walaupun


dengan banyaknya pengguna dari koneksi HSDPA, unduhan data tidak akan tertunda,
tetapi mungkin mengalami sedikit keterhambatan aliran data.

Kekurangan

Kecepatan maksimum 14,4 Mbps dalam jarak kurang dari 1 km dari base station.
Apabila sudah mencapai jarak lebih dari sama dengan 6 km, aliran data akan menurun
kepada kecepatan 1 Mbps. Harga yang cukup mahal bila dibandingkan dengan jaringan
seperti WiMAX.

5. Teknologi 4G
4G LTE. Setelah melewati generasi-generasi di atas, lahirlah jaringan super cepat
ini.  LTE sendiri merupakan kependekan dari Long Term Evolution, mengacu pada
bagian dari teknologi seluler 4G yang belum sempurna. Karena pada dasarnya 4G
merupakan salah satu teknlogi seluler yang mengharuskan batasan kecepatan minimal
sebesar 100 Mbps ( 100 megabit/detik ). Nah, pada saat ini, tidak semua provider dapat
mencapai kecepatan seperti itu, maka penggunaan LTE pun akhirnya digabungkan
dengan 4G, dimana LTE merupakan bagian dari 4G. Namun belum benar – benar
mencapai kecepatan yang harusnya dimiliki oleh 4G murni, tetapi jika dibandingkan
dengan 3G sudah jauh lebih cepat 4G LTE. Di Indonesia sendiri penyebaran 4G lebih
cepat daripada 3G. Selain menawarkan kecepatan unduh dan unggah yang sangat cepat ,
kelebihan LTE lainnya adalah jaringan ini menggunakan OFDM (Orthogonal Frequency
Division Multiplexing) yang dapat mentransmisikan data melalui banyak spektrum radio
yang masing-masing memiliki frekuensi sebesar 180KHz. Orthogonal Frequency
Division Multiplexing atau OFDM ini melakukan transmisi dengan cara membagi aliran
data menjadi banyak aliran-aliran yang lebih lambat yang kemudian ditransmisikan
secara serentak, sehingga dengan menggunakan teknologi OFDM kita dapat memperkecil
terjadinya efek multi path. LTE mengadopsi pendekatan all-IP menggunakan arsitektur 
all-IP ini menyederhanakan rancangan dan implentasi dari antar muka LTE, jaringan
radio dan jaringan inti sehingga memungkinankan industri wireless untuk beroprasi
layaknya fixed-line network. 4G LTE ini mendukung gelombang frekuensi yang saat ini
digunakan oleh sistem IMT dan ITU-R dan mendukung MBSFN ( Multicast Broadcast
Single Frequency Network )

Selain LTE, teknologi yang menjadi bagian dari 4G adalah WiMAX. Dimana
WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) adalah sebuah forum
industri yang mensertifikasi dan menstandarisasi produk-produk yang
mengimplementasikan standar IEEE 802.16 WirelessMAN. Studi ini bertujuan untuk
memberikan gambaran perkembangan teknologi 4G-LTE dan Wimax di Indonesia. Hasil
studi menunjukkan bahwa, LTE mampu memberikan kecepatan downlink hingga 100
Mbps dan uplink hingga 50 Mbps,. Sedangkan WiMAX merupakan teknologi nirkabel
yang dapat mengatasi berbagai aplikasi dengan cakupan MAN (Metropolitan Area
Network), diantaranya untuk koneksi backhaul , dapat mengatasi permasalahan pada
koneksi backhaul WiFi, untuk meng-upgrade jaringan Speedy maupun Flexi.
a) WiMAX
WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access), merupakanteknologi
akses nirkabel pita lebar BWA(broadband wirelessaccess) yang memiliki kecepatan akses
yang tinggi dengan jangkauan yang luas.WiMAX merupakan evolusi dari teknologi
BWA sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih menarik.Disamping kecepatan data yang
tinggi mampudiberikan, WiMAX juga merupakan teknologi denganopen standar, dalam
arti komunikasi perangkat WiMAX diantara beberapa vendor yang berbeda tetapdapat
dilakukan (tidak proprietary). Dengan kecepatandata yang besar (sampai 70 MBps),
WiMAX dapat diaplikasikan untuk koneksi broadband “last mile‟, ataupun backhaul.
Hal yang membedakan WiMAX dengan WiFi adalah standar teknis yang bergabung di
dalamnya, jika WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11 dengan ETSI (European
Telecommunications Standards Intitute) HiperLAN sebagai standar teknis yang cocok
untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX merupakan penggabungan antara standar
IEEE 802.16 dengan standar ETSI HiperMAN. Standar keluaran IEEE banyak digunakan
secara luas di daerah asalnya, Amerika, sedangkan standar keluaran ETSI meluas
penggunaannya di daerah Eropa dan sekitarnya. Untuk membuat teknologi ini dapat
digunakan secara global, maka diciptakanlah WiMAX.
 Elemen Perangkat Wimax
a. Komponen BS(Base Station) terdiri dari:
- NPU (networking processing unit card)
- AU (access unit card)
- PIU (power interface unit)
- AVU (air ventilation unit)
- PSU (power supply unit)
- CPE terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor
- Unit (IDU), perangkat radionya ada yang terpisah dan ada yang
terintegrasi dengan antena.

b. Antena
Antena yang dipakai di BS dapat berupa sektor 60°, 90°, atau 120°
tergantung dari area yang akan dilayani
c. Subscriber Station
Secara umum Subscriber Station (SS) atau (Customer Premises
Equipment) CPE terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU),
perangkat radionya ada yang terpisah dan ada yang terintegrasi dengan
antenna.
 Arsitektur Wimax
Sedangkan untuk arsitektur dari WiMAX terdiri dari 3 arsitektur, yaitu
sebagai berikut:
a. Arsitektur mobile WiMAX network [8].
Ada 3 komponen utama dalam arsitektur mobile WiMAX menurut WiMAX
forum yaitu:
- User terminal.
- ASN (Access Service Network)
- CSN (Connectivity Service Network)
B. Arsitektur penyelenggaraan WiMAX Ada 3 skenario utama, yaitu:
- Poin to point.
- Point to multipoint.
- Mesh.

Gambar 1. Wimax Network


Gambar 2. Contoh topologi mesh pada wimax
 Manfaat dan Keuntungan dari WiMAX
- Para operator telekomunikasi dapat menghemat investasi perangkat,
karena kemampuan WiMAX dapat melayani pelanggannya dengan area
yang lebih luas dan tingkat kompatibilitas lebih tinggi.
- WiMAX salah satu teknologi memudahkan dalam mendapatkan koneksi
Internet yang berkualitas dalam melakukan aktivitas.
- Teknologi WiMAX dapat melayani para subscriber, baik yang berada
dalam posisi Line Of Sight (posisi perangkat-perangkat yang ingin
berkomunikasi masih berada dalam jarak pandang yang lurus dan bebas
dari penghalang apa pun di depannya) dengan BTS maupun yang tidak
memungkinkan untuk itu (Non-Line Of Sight). Jadi di mana pun para
penggunanya berada, selama masih masuk dalam area coverage sebuah
BTS (Base Transceiver Stations), mereka mungkin masih dapat menikmati
koneksi yang dihantarkan oleh BTS tersebut, dapat melayani baik para
pengguna dengan antena tetap (fixed wireless) maupun yang sering
berpindah-pindah tempat atau perangkat mobile lainnya.
- WiMAX mempunyai sistem kerja MAC (Media Access Control) yang ada
pada Data Link Layer yang merupakan connection oriented, sehingga
memungkinkan pengguna melakukan komunikasi berbentuk video dan
suara.
b) LTE (Long Term Evolution)
3GPP LTE adalah nama yang diberikan untuk standar teknologi komunikasi baru
yang dikembangkan oleh 3GPP untuk mengatasi peningkatan permintaan kebutuhan akan
layanan komunikasi, LTE adalah lanjutan dan evolusi 2G dan 3G sistem dan juga untuk
menyediakan layanan tingkat kualitas yang sama dengan jaringan wired. The 3rd
Generation Partnership Project (3GPP) mulai bekerja pada evolusi sistem selular 3G pada
bulan November, 2004. 3GPP adalah perjanjian kerja sarana untuk pengembangan sistem
komunikasi bergerak dalam rangka untuk mengatasi kebutuhan telekomunikasi di masa
depan (kecepatan data yang tinggi, efisiensi spektral, dan lain-lain). 3GPP LTE
dikembangkan untuk memberikan kecepatan data yang lebih tinggi, latency yang lebih
rendah, spektrum yang lebih luas dan teknologi paket radio yang lebih optimal. Pada
UMTS kecepatan transfer data maksimum adalah 2 Mbps, pada HSPA kecepatan transfer
data mencapai 14 Mbps pada sisi downlink dan 5,6 Mbps pada sisi uplink, pada LTE ini
kemampuan dalam memberikan kecepatan dalam hal transfer data dapat mencapai 100
Mbps pada sisi downlink dan 50 Mbps pada sisi uplink. Selain itu LTE ini mampu
mendukung semua aplikasi yang ada baik voice, data, video, maupun IPTV. Selain dari
kecepatannya dalam transfer data tetapi juga karena LTE dapat memberikan coverage
dan kapasitas dan layanan yang lebih besar, mengurangi biaya dalam operasional,
mendukung penggunaan multiple-antena, fleksibel dalam penggunaan bandwidth
operasinya dan juga dapat terhubung atau terintegrasi dengan teknologi yang sudah ada.

 Arsitektur LTE
Arsitektur dasar jaringan sistem komunikasi seluler terdiri dan tiga bagian utama,
yaitu:
- Base Station Subsystem (BSS) atau disebut juga Radio SubSystem (RSS),
yang terdiri dan MS, BTS, BSC, dan TRAU.
- Network Switching Subsystem (NSS), yang terdiri dan MSC, HLR, VLR,
AuC, dan EIR.
- Operation and Maintenance System (OMS)
a) Base Station Subsystem (BSS)
Dalam terminologi GSM, suatu BSS adalah gabungan sebuah BSC dan semua
BTS yang dikontrolnya serta sebuah TCE atau TRAU.
- Base Transciever Station (BTS)
BTS merupakan tranceiver yang mendefinisikan sebuah sel dan menangani
hubungan link radio dengan Mobile Station (MS). BTS terdiri dan perangkat
pemancar dan penerima, seperti antena dan pemroses sinyal untuk sebuah
interface.
- Base Station Controller (BSC) BSC
berfungsi untuk memonitor dan mengontrol sejumlah BTS. BSC juga
mengatur sumber radio untuk sebuah BTS atau lebih. BSC menangani radio-
channel setup (pengalokasian/pelepasan kanal), frequency hopping, dan
handover intern BSC.
- Transcoder and Rate Adaptation Unit (TRAU)
TRAU biasa juga disebut dengan TCE (Transcoding Equipment). Tugas dan
TRAU antara lain adalah adaptasi bit rate antara BSC dan MSC. Hubungan
informasi kontrol (SS7) dan adaptasi bit rate untuk transmisi data melalui
telepon mobile.
b) Network Switching Subsystem (NSS)
- Mobile Switching Center (MSC)
MSC pada jaringan GSM merupakan suatu peralatan yang melakukan fungsi
switching dasar yang mirip dengan sentral digital pada ISDN ditambah dengan
pengaturan mobilitas pelanggan. Fungsi utama MSC adalah untuk koordinasi
panggilan antar pelanggan GSM, termasuk fungsi call routing dan call
control. MSC juga bertanggung jawab atas pengalokasian dan pelepasan kanal
radio melalui BSC beserta mekanisme location updating, handover, dan satu
sel ke sel yang lainnya. Fungsi lain MSC adalah sebagai penghubung antara
satu jaringan GSM dengan jaringan lainnya melalui Internetworking Function
(IWF).
- Home Location Register (HLR)
HLR berisi rekaman database permanen dan pelanggan dan merupakan
database user yang utama. HLR juga berisi rekaman lengkap lokasi terkini
dan user.
- Visitor Location Register (VLR)
VLR berisi database sementara dan pelanggan, digunakan untuk pelanggan
lokal dan yang sedang melakukan roaming. VLR memiliki pertukaran data
yang lebih luas dan pada HLR. VLR diakses oleh MSC untuk setiap
panggilan, dan setiap MSC dengan sebuah VLR, tetapi satu VLR dapat
terhubung dengan beberapa MSC.
- Authentication Center (AuC)
AuC memproteksi jaringan GSM terhadap penggunaan ilegal oleh user yang
bukan pelanggan jaringan tersebut. AuC juga memproteksi jaringan terhadap
penyalahgunaan data pelanggan GSM. AuC antara lain berisi parameter
autentikasi pelanggan untuk mengakses jaringan GSM, dan juga perangkat
keras khusus untuk menjalankan algoritma enkripsi.
- Equipment Identity Register (EIR)
EIR merupakan register penyimpan data seluruh mobile stations. EIR berisi
IMEIs (International Mobile Equipment Identities), yang merupakan nomor
seri perangkat dan tipe code tertentu. Mobile Equipment dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu Blacklist, Grey list, White list.

c) Operation and Maintenance System (OMS)


OMS bertanggung jawab untuk memonitor dan mengontrol jaringan GSM
(semua elemen jaringan) dan mengkombinasikan semua fungsi yang diperlukan
untuk manjaga konsistensi fungsional sistem secana global. OMC juga melakukan
pengaturan pelanggan dan tagihan.

6. Teknologi 5G
Dalam teknologi telekomunikasi seluler, teknologi 5G bukan merupakan standar yang
merevolusi teknologi generasi sebelumnya. Standar-standar terkait teknologi 5G yang akan
muncul nantinya akan mengubah beberapa regulasi telekomunikasi karena regulasi tersebut
akan menjadi obsolete. Upaya untuk mengantisipasi hal tersebut, ada beberapa hal yang
harus dirumuskan untuk mempersiapkan datangnya standar yang selalu dikaitkan dengan
“The Disruptive Standard”. Beberapa teknologi yang searah dengan teknologi 5G :
a) Massive MIMO
Salah satu teknologi yang digunakan dalam usulan 5G adalah Massive MIMO. MIMO
sendiri sudah dipakai dalam teknologi 4G, dimana dalam tiap stasiun pemancar/penerima
menggunakan antena lebih dari satu. Misal konfigurasi MIMO 2x2 berarti di sisi pemancar
dan penerima masing-masing memiliki 2 antena. Pada LTE-A, konfigurasi MIMO paling
banyak yakni 8 antena.

Gambar 3. Sistem MIMO


b) Beyond 6 Ghz (mm Wave)
Gelombang milimeter / Millimetre wave (mmWave) atau disebut juga millimetre
band merupakan frekuensi dengan panjang gelombang antara 10 sampai dengan 1 milimeter.
Gelombang milimeter menempati spektrum 30 – 300 Ghz, sehingga dikategorikan sebagai
Extremely High Frequency (EHF). Tingginya frekuensi gelombang milimeter serta
karakteristik propagasi yang khusus membuat mereka berguna untuk berbagai aplikasi
termasuk transmisi data dalam jumlah besar pada jaringan komputer, komunikasi seluler, dan
radar. Dimungkinkannya penggunaan kanal bandwidth yang lebih besar: 2GHz, 4GHz,
10GHz bahkan 100GHz menyebabkan kecepatan yang setara dengan penggunaan kabel
(fiber).
c) Advanced Radio Access Networks (RANs): Heterogeneous Networks (HetNets)
HetNet mengacu pada penyediaan jaringan seluler melalui kombinasi dari berbagai
jenis sel (misalnya makro, piko atau sel femto) dan teknologi akses yang berbeda (yaitu 2G,
3G, 4G, Wi-fi). Dengan mengintegrasikan sejumlah teknologi yang beragam tergantung pada
topologi area cakupan, operator dapat berpotensi memberikan pengalaman pelanggan yang
lebih konsisten dibandingkan dengan apa yang dapat dicapai dengan jaringan homogen.

Gambar 4. Evolusi infrastruktur heterogeneous networks (HetNets)

Evolusi infrastruktur HetNet dalam teknologi 5G:


 Small Cells; dengan menempatkan empat smallcell dalam satu
makro, tidak hanya memberikan offload data lebih dari 50 persen, tetapi juga
meningkatkan kinerja jaringan makro oleh sebesar 315persen
 Cloud RAN; C-RAN merupakan arsitektur jaringan seluler baru
yang berbasis cloud computing.
 D2D (Device to Device) Communication;
d) Software Define Network (SDN)
Teknologi software define radio (SDR) akan memberikan fleksibilitas, power dan
biaya yang efisien. Berdasarkan The SDR Forum dalam IEEE working group, SDR
merupakan kesatuan dari teknologi hardware dan software dimana sebagian atau semua
fungsi operasional radio (termasuk proses physical layer) diimplementasikan dalam software
maupun firmware yang dapat dimodifikasi yang bekerja pada programmable processing
technologies. Yang perlu diperhatikan dalam SDN adalah value chain yang akan menjamin
kesuksesan teknologi ini. Dalam value chain tersebut perlu adanya dukungan dari pihak lain
diluar industri telekomunikasi seperti lembaga pendidikan, kesehatan, pemerintah dan lain-
lain, dukungan organisasi ini yang akan memungkinkan sebuah jaringan bersifat ubiquitous
sehingga end-user dapat menikmati seluruh layanan tersebut.
e) Cognitive Radio Network (CRN)
Radio kognitif pertama kali dikemukakan pada tahun 1999 oleh Mitola. Radio
kognitif dapat meningkatkan utilisasi spektrum dengan cara mencari secara terus menerus
frekuensi (spectrum sensing) yang kosong (tidak terpakai) secara real time. Dalam radio
kognitif, hal yang diperhatikan adalah: spectrum sensing; manajemen spektrum dan handoff;
serta alokasi spektrum dan sharing spektrum

Gambar 5. Gambaran radio kognitif


f) Visible Light Communication (VLC)
Visible Light Communication (VLC) merupakan teknologi komunikasi data dengan
menggunakan cahaya sebagai carrier.

Gambar 6. Frekuensi yang digunakan dalam Visible Light Communication (VLC)


Frekuesi yang digunakan teknologi VLC adalah 430 THz sampai dengan 790 THz yang
pada dasarnya merupakan cahaya tampak oleh mata manusia. Penggunaan frekuensi yang
tinggi akan memberikan data rate yang tinggi tetapi seperti sifat cahaya, VLC tidak dapat
menembus sebagian besar benda dan dinding tembok. Teknologi VLC dapat menggunakan
atau reuse infrastruktur penerangan jalan sehingga penggunaan infrastruktur akan lebih
efisien. Standar IEEE yang pertama dalam perkembangan teknologi VLC dikeluarkan pada
tahun 2011 yaitu standar 802. 15.7 yang didalamnya mengatur standar spesifikasi desain link
layer dan physical layer. Pencapaian teknologi VLC sampai dengan saat ini adalah 1 Gbps
link capacity dan masih perlu dikaji lebih lanjut untuk dapat menghasilkan potensi maksimal
dari teknologi VLC.

Anda mungkin juga menyukai