Anda di halaman 1dari 9

Sejarah perkembangan komunikasi bergerak generasi 1 dan 2.

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Nama Kelompok:

1. Annisa Ismasyah
2. Ansor Hayadi
3. Renova Simanjuntak
4. Tessalonika Ginting

Kelas : TK – 4D

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PRODI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2020

i
Generasi Pertama (1G)

Generasi pertama atau 1G merupakan teknologi handphone pertama yang diperkenalkan pada era 80-
an dan masih menggunakan sistem analog. Generasi pertama ini menggunakan teknik komunikasi
yang disebut Frequency Division Multiple Access (FDMA). Teknik ini memungkinkan untuk
membagi-bagi alokasi frekuensi pada suatu sel untuk digunakan masing-masing pelanggan di sel
tersebut, sehingga setiap pelanggan saat melakukan pembicaraan memiliki frekuensi sendiri
(prinsipnya seperti pada stasiun radio dimana satu stasiun radio hanya menggunakan satu frekuensi
untuk siarannya). Yang temasuk teknologi 1G ini adalah:

1) AMPS (Advanced Mobile Phone Service) atau IS-136

Teknologi dikembangkan sekitar tahun 1970-an, pertama kali diperkenalkan di New Jersey dan
Chicago pada tahun 1978 dan dikomesialkan di Amerika Serikat tahun 1983 dan berakhir pada tahun
2000, AMPS menggunakan frekuensi 800 MHz “Cellular” FM band AMPS cara kerjanya hampir
sama dengan IMTS (Improved Mobile Telephon System).

2) NMT ( Nordic Mobile Telephony)

Teknologi ini berkembang sekitar tahun 1980-an. Kemudian NMT 450 dikembangkan oleh Ericsson
dan Nokia tahun 1981 yang beroperasi pada frekuensi 450 MHz dengan menggunakan FDD
(Frequency division duplex) FDMA. Ada juga NMT-F versi Prancis dari NMT900 diperkenalkan
tahun 1986 yang beroperasi pada 900 MHz.

3) HICAP, di Jepang.

HICAP dikembangkan oleh NTT (Nippon Telegraph and Telephone) bulan Desember 1988, dengan
frekuensi carrier 25KHz dan menggunakan FDMA sebagai jaringan dari NTT mobile solution.

4) TACS (Total Access Communications System)

Teknologi yang dikembangkan Motorola yang hampir sama dengan AMPS diperkenalkan tahun 1985.
Merupakan standar analog yang dominan dipakai di Eropa yang beroperasi pada frekuensi 900 MHz.
Di Jepang TACS dikenal dengan nama Japanese Total Access Communication (JTAC). TACS
akhirnya tergantikan oleh teknologi GSM, tetapi khusus di Inggris TACS tergantikan dulu oleh
ETACS tahun 1987 (sama dengan TACS hanya ETACS memakai saluran yang lebih banyak daripada
TACS) sebelum benar-benar tergantikan oleh GSM.

5) c-450

Muncul tahun 1980-an dan berakhir tahun 1988 , awalnya digunakan oleh JermanBarat, Portugal dan
Afrika Selatan.dengan menggunakan frekuensi 450 MHz.

6) C-Netz

Menggunakan teknologi yang sama dengan C 450 dan merupakan penganti teknologi
BNetz,diperkenalkan tahun 1981 dan berakhir tahun 1988, di Austria dan Jerman.yang dikenal
sebagai Motorphone System 512 yang dioperasikan oleh Vodacom SA.Dikembangkan oleh Ericsson,
berdasarkan standar dari OSI. Di Amerika Utara, Mobitex beroperasi pada 900 MHz, sedangkan di
Eropa pada 400-450 MHz. Mobitex dipergunakan oleh militer, Polisi, Pemadam kebakaran dan Jasa
Ambulan karena keamanan dan ketahanan jaringannya dibandingan teknologi selular yang lain.

ii
7) DataTAC

Teknologi ini dikembangan oleh Motorola untuk melayani komunikasi data. Beroperasi di frekuensi
800 MHz, dengan kecepatan data sampai 19.2 kbit/s.

8) CDPD (Cellular Digital Packet Data)

Teknologi diperkenalkan pada tahun 1992 di Amerika Serikat. CDPD memberi kemampuan kepada
D-AMPS/AMPS untuk komunikasi suara maupun data menggunakan kanal jaringan sampai
kecepatan 19,2 Kbit/s, beroperasi pada frekuensi 800 MHz dan 900 MHz. Mirip dengan GPRS,
sebagai data paket pada jaringan, CDPD dapat menjalankan aplikasi Internet Protocol (IP) dan dapat
bertindak sebagai ekstensi internet di mana pengguna dapat merasa online terus menerus. Walaupun
demikian, pada awal diperkenalkannya, belum ada aplikasi mobile internet yang dapat menggunakan
teknologi CDPD. Baru pada Mei 2000 AT&T memperkenalkan layanan PocketNet yang merupakan
aplikasi mobile internet HDML (mirip WAP) yang menggunakan CDPD.

iii
Generasi Kedua (2G)

Generasi kedua memiliki memiliki fitur CSD sehingga transfer data lebih cepat. sekitar 14.4KBPS.
Anda juga dapat mengirimkan DEVA 5 pesan teksakan tetapi Fitur CSD ini akan menghabiskan biaya
yang besar karena jika anda ingin terhubung ke internet anda harus menggunakan dial-up yang
dihitung permenit. Yang termasuk teknologi 2G yakni: Time Division Multiple Access (TDMA) Cara
kerja teknologi ini adalah dengan membagi alokasi frekuensiradio berdasarkan satuan waktu.
Teknologi TDMA dapat melayani tiga sesi peneleponan sekaligus dengan melakukan pengulangan
pada irisan-irisan satuan waktu dalam satu channel radio.

Jadi, sebuah channel frekuensi dapat melayani tiga sesi peneleponan pada jeda waktu yang berbeda,
tetapi tetap berpola dan berkesinambungan. Dengan merangkaikan seluruh bagian waktu tersebut,
maka akan terbentuk sebuah sesi komunikasi. Personal Digital Cellular (PDC) PDC memiliki cara
kerja yang relatif sama dengan TDMA. Perbedaannya adalah area implementasinya. TDMA lebih
banyak digunakan di Amerika Serikat, sedangkan PDC banyak diimplementasikan di Jepang iDEN
iDEN merupakan teknologi yang hanya digunakan di perangkat dengan merk tertentu (proprietary
technology FBR). Teknologi ini merupakan milik perusahaan teknologi komunikasi terbesar di
Amerika, Motorola, yang kemudian dipopulerkan oleh perusahaan Nextel.iDEN berbasis teknologi
TDMA dengan arsitektur GSM yang bekerja pada frekuensi 800 MHz.

Umumnya digunakan untuk aplikasi Private Mobile Radio (PMR) dan “Push-toTalk”. Digital
European Cordless Telephone (DECT) DECT yang berbasiskan teknologi TDMA difokuskan untuk
keperluan bisnis dengan skala enterprise, bukan skala service provider yang melayani pengguna
dalam jumlah yang sangat banyak. Contoh dari aplikasi teknologi ini adalah wireless PBX, dan
interkom antar telepon wireless. Ukuran sell radio yang tidak terlalu besar menyebabkan teknologi ini
hanya digunakan dalam rentang yang terbatas. Meskipun demikian, teknologi DECT mengalokasikan
bandwidth frekuensi yang lebar, yaitu sekitar 32 Kbps per channel.Pengalokasian bandwidth frekuensi
yang lebar ini menghasilkan kualitas suara atau data yang lebih baik dalam format standar ISDN.
Personal Handphone Service (PHPS) PHS merupakan teknologi yang dikembangkan dan
diimplementasikan di Jepang. Teknologi ini tidak berbeda jauh dari DECT yang juga mengalokasikan
32 Kbps channel untuk menjaga kualitasnya. DEVA 6 Teknologi ini difokuskan untuk kepentingan di
dalam lingkungan populasi tinggi sehingga coverage area FBR tidak terlalu luas.

Biasanya, teknologi PHS menempatkan BTS di lokasi sekitar area keramaian, seperti mall, dan
perkantoran. IS-95 CDMA (CDMAone) CDMAone berbeda dengan teknologi 2G lainnya karena
teknologi ini berbasis Code Division Multiple Access (CDMA).Teknologi ini meningkatkan kapasitas
sesi peneleponan dengan menggunakan sebuah metode pengkodean yang unik untuk setiap kanal
frekuensi yang digunakannya.Dengan adanya sistem pengkodean ini, maka lalu-lintas dan alokasi
waktu masing-masing sesi dapat diatur. Frekuensi yang digunakan pada teknologi ini adalah 800
MHz. Namun, terdapat varian lain yang berada di frekuensi 1900 MHz. Global System for Mobile
(GSM) Teknologi GSM menggunakan sistem TDMA dengan alokasi kurang lebih sekitar delapan
pengguna di dalam satu channel frekuensi sebesar 200 KHz per satuan waktu.

Secara historis, untuk sistem komunikasi bergerak digunakan dua pita frekuensi pokok yakni 900MHz
di Eropa dan 800MHz di Amerika Utara. Sebagian besar negara-negara di Asia menggunakan
keduanya. Standar analog yang dominan untuk frekuensi 900MHz yang dipakai di Eropa adalah untuk
TACS, walaupun beberapa negara Eropa mengunakan standar lain. GSM yang merupakan sistem
digital dalam pita frekuensi 900MHz telah diadopsi sebagai standar umum di Eropa serta digunakan
banyak negara lain di dunia, yang menawarkan fasilitas-fasilitas yang sangat bermanfaat dalam hal
penjelajahan (roaming). Standar GSM juga telah diimplementasikan pada frekuensi 1800MHz (DCS

iv
1800). Beberapa negara memisahkan jaringan 1800MHz sementara yang lainnya bermaksud untuk
menggunakan pita frekuensi tersebut guna menaikkan kapasitas GSM yang dimilikinya. Karena
protokol yang sama digunakan dalam kedua frekuensi tersebut, maka sekarang ini menjadi umum
untuk menggunakan terminologi GSM900 dan GSM1800 dibanding dengan penggunaan istilah GSM
dan DCS1800.

Pada frekuensi 800MHz, standarnya didominasi oleh AMPS. Migrasi yang dimungkinkan pada
AMPS adalah ke IS-88 NAMPS, IS-54 US-TDMA, dan IS-95 CDMA. NAMPS merupakan sistem
gabungan analog/digital dengan kapasitas yang lebih tinggi menggunakan kanal 10kHz dibanding
30kHz pada AMPS. Sedang US-TDMA dan CDMA keduanya digital. CDMA diharapkan akan
menjadi teknologi digital yang dominan di Amerika Serikat, yang juga telah dibuatkan alokasi
frekuensinya pada 1900MHz, dan beberapa operator menggunakan GSM pada frekuensi ini; pada
jaringan PCS.

Jepang memiliki alokasi frekuensi sendiri, dengan dua teknologi analog yang berbeda serta sistem
digital PDC-nya. CDMA juga direncanakan guna mengakomodasi laju pertumbuhan yang lebih dari
satu juta pelanggan per bulan.

Pilihan teknologi untuk migrasi hampir secara ekslusif merupakan suatu fungsi dari pita frekuensi
yang telah digunakan. Indikasi terhadap teknologi seluler digital yang nantinya akan bersifat dominan,
yang dapat diketahui dari sekarang adalah GSM, CDMA dan PDC. Hanya Industri Motorola yang
menyediakan infrastruktur untuk ketiga teknologi tersebut.

Migrasi seluler dapat dibagi ke dalam empat skenario yakni; penggunaan jaringan yang terpisah,
jaringan pita ganda, jaringan mode ganda, jaringan pita ganda/mode ganda.

Untuk mode penggunaan jaringan yang terpisah, migrasi yang berat untuk dilakukan adalah jika
kedua jaringan benar-benar terpisah tetapi berbagi frekuensi dalam spektrum yang sama. Misalnya
pada sebuah jaringan GSM dalam suatu pita yang secara penuh ditempati oleh TACS, ini merupakan
situasi yang umum terjadi di Eropa. Migrasi seperti ini akan lebih mudah jika disediakan spektrum
frekuensi untuk GSM sehigga memungkinkan GSM memulai layanan tanpa menimbulkan dampak
yang berarti pada sistem TACS yang telah ada.

Sebuah sistem GSM membutuhkan minimum 2,4MHz untuk memulai layanan dengan menggunakan
sebuah carrier GSM tunggal dengan pola penggunaan frekuensi ulang dalam pola empat kali tiga.
Dalam lingkup medan RF yang sulit, kebutuhannya dapat dinaikkan menjadi 3,2MHz atau lebih.

Migrasi TACS ke GSM yang telah berhasil adalah di Hongkong oleh Hutchison


Telecommunications selama periode tahun 1994-1996, dari kondisi awal frekuensi 7,5MHz pada pita
yang secara penuh ditempati oleh TACS dan tak ada penempatan spektrum untuk GSM. Migrasi
awalnya untuk memulai GSM adalah 3,2MHz. Pada tahap awal sekelompok pelanggan dilayani
melalui sistem GSM, pada fase berikutnya pelanggan TACS yang masih ada dipindahkan ke GSM
sampai sistem TACS mati di tahun 1996. Akhirnya sistem GSM mendapat warisan spektrum sebesar
7,5MHz secara penuh.

Sebaliknya di Inggris, dua operator GSM; Cellnet dan Vodafone mengoperasikan TACS dan GSM
secara paralel dengan rencana penghentian TACS tak sampai abad mendatang. Strateginya adalah
tarif GSM dibuat lebih menarik daripada TACS serta dengan harga perangkat genggam (handset)
yang disubsidi akan menyebabkan para pelanggannya berpindah secara pelan-pelan. Dengan 30.000
pelanggan yang bermigrasi dari layanan analog TACS ke digital GSM900 setiap bulan, Cellnet harus
mengolah frekuensi yang dimilikinya untuk memperluas jumlah spektrum radio yang disediakan bagi
GSM dalam pita 900MHz. Kondisi tersebut menghasilkan dua masalah. Pertama adalah Cellnet hanya
mempunyai spektrum 2 x 5MHz yang dialokasikan untuk layanan GSM dibandingkan dengan 2 x
7,5MHz untuk TACS yang analog. Oleh sebab itu diperlukan spektrum tambahan untuk menambah

v
cakupan jaringan GSM sehingga terpaksa akan mengorbankan layanan analognya itu sendiri. Kedua,
ketika frekuensi TACS pada awalnya dialokasikan 13 tahun yang lalu, Cellnet tidak ditawari
spektrum frekuensi sebagai suatu blok yang sifatnya berdampingan tetapi bersisip-sisipan dengan
frekuensi operator saingannya, Vodafone. Dari sini Cellnet menempuh jalan negosiasi sehingga dapat
memindah frekuensi untuk membuat lokasinya berdampingan. Dengan demikian, kedua operator
tersebut dapat bekerja secara independen dalam menyebarkan jaringan frekuensi mereka masing-
masing.

Kini Cellnet telah memiliki 2 x 2MHz untuk GSM, memperkecil alokasi TACSnya menjadi 2 x


5,5MHz. Akhir tahun 1997 lebih jauh lagi 2 X 1MHz diubah guna menyediakan 2 x 10MHz secara
penuh untuk GSM. Para pelanggan analog sisanya akan dipaksa berada pada sebuah blok frekuensi
yang dirancang sebagai Extended TACS (E-TACS).

Migrasi dengan cara pita ganda (dual-band network) merupakan suatu strategi yang umumnya
dikaitkan dengan gabungan antara GSM dengan DCS1800 karena standar-standar yang ada untuk
kedua pita frekuensi menggunakan teknologi GSM untuk beroperasi sebagai sebuah sistem tunggal.
Pita ganda sesungguhnya memperluas spektrum DCS1800 yang digunakan guna menambah kapasitas
pada jaringan GSM yang telah ada.

Aspek yang paling berarti dari migrasi jenis ini adalah kemampuan sistem DCS1800 dan GSM900
untuk berbagi dalam perangkat pengidentifikasi PLMN (Public Land Mobile Network) dan
pengidentifikasi jaringan GSM yang sama.

Dengan adanya pita ganda ini sebuah telepon genggam dapat dipakai untuk jaringan GSM900 dan
GSM1800, sehingga memungkinkan spot cakupan di lingkungan industri dalam daerah frekuensi
1800MHz, di saat daerah urban yang dibangun dengan pesat menyebabkan masalah dalam hal
kapasitas untuk frekuensi GSM900.

Untuk Migrasi ke jaringan mode ganda, kejadiannya umumnya adalah di Amerika Utara pada pita
800MHz. IS-88 NAMPS, IS-54/IS-136 US-TDMA dan IS-95 CDMA, yang kesemuanya
menggunakan spesifikasi mode ganda AMPS analog sehingga telepon genggam mode ganda akan
memproses panggilan sebagai seorang pelanggan AMPS biasa ketika ia berada di dalam daerah yang
hanya memiliki cakupan AMPS.

Tujuan pokok di belakang setiap spesifikasi mode ganda adalah untuk menaikkan kapasitas sistem
dalam suatu daerah yang seringkali macet komunikasinya karena demikian padatnya lalulintas
komunikasi yang terjadi. Caranya dengan menggunakan sistem overlay (yang ditumpang-tindihkan)
dalam suatu daerah inti seperti di sebuah kota besar. Di bagian tepi dari sistem  overlay ini,
komunikasi dapat dipindahkan (hand-off) ke sel analog AMPS.

NAMPS dan sistem IS-54 US-TDMA menggunakan perangkat kanal-kanal persinyalan yang sama
seperti AMPS. Sistem tersebut memilih apakah menggunakan kanal pada AMPS atau sistem overlay-
nya tergantung kepada kemampuan telepon genggamnya, seraya melaporkan ke base station nya pada
saat penciptaan hubungan.

CDMA dan IS-136 US-TDMA menggunakan kanal persinyalan yang terpisah dengan AMPS.
Telepon seorang pelanggan akan selalu berusaha untuk mencari dan mengunci ke sistem digital. Jika
tidak menemukan sistem digital maka ia akan di-default ke AMPS. Dalam cara yang seperti ini,
semua telepon genggam dalam daerah yang memiliki baik layanan digital maupun analog akan
menggunakan yang digital secara otomatis.
 

vi
Tabel Sistem Telepon Bergerak yang Berkemungkinan diadopsi di Eropa, Jepang, dam Amerika
 
. Jepang/Kore USA Erop
a a
UMTS (evolusi jaringan . l l
GSM)
US-TDMA (evolusi IS36, . l .
IS41)
US-CDMA (evolusi IS95, l l .
IS41)
W-CDMA, B-ISDN, INAP l . .
Sumber : ETSI

Strategi migrasi dengan jaringan mode ganda/pita ganda ini sedang digunakan oleh beberapa operator
di Amerika Serikat di mana beberapa operator yang memiliki frekuensi AMPS 800MHz membeli
spektrum pada 1900MHz untuk sistem-sistem PCS. Pada umumnya ini merupakan suatu usaha untuk
menciptakan cakupan regional maupun nasional karena peraturan pemerintah ferderal Amerika tidak
mengijinkan operator memiliki kedua frekuensi, yakni 800MHz dan 1900MHz pada daerah yang
sama.

Strategi pemasarannya adalah menjual telepon genggam yang memiliki kemampuan mode ganda/pita
ganda sehingga dapat diperoleh cakupan secara nasional. Umumnya operator yang memanfaatkan
strategi ini menggunakan sistem digital pada frekuensi 1900MHz (baik IS-95 CDMA maupun IS-136
TDMA) dan AMPS dalam pita 800MHz atau mungkin juga mode ganda dengan teknologi digital
seperti pada daerah frekuensi 1900MHz yang mereka miliki.

Contoh operator yang mengunakan strategi di atas adalah PrimeCo. Sekelompok operator dengan
pasar AMPS 800MHz/CDMA membeli lokasi spektrum frekuensi 1900MHz untuk daerah cakupan
800MHz yang tidak mereka miliki. Telepon genggam pita ganda/mode ganda akan memungkinkan
beroperasi pada sistem 1900MHz atau 800MHz. Tantangan dari strategi ini adalah pada kemampuan
sebuah telepon genggam yang dapat dengan tepat memilih pita frekuensi yang benar dan protokol
yang benar secara otomatis, tak peduli di manapun lokasinya. Ini jelas membutuhkan tingkat
kecerdasan ekstra dari telepon genggamnya itu sendiri.

Jadi, Kelebihan dari 2G ini di bandingkan dengan 1G adalah selain layanan yang lebih baik, dari segi
kapasitas juga lebih besar. Suara yang dihasilkan menjadi lebih jernih, karena berbasis digital, maka
sebelum dikirim sinyal suara analog diubah menjadi sinyal digital. Tenaga yang diperlukan untuk
sinyal sedikit sehingga dapat menghemat baterai,sehingga ukuran baterai bisa lebih kecil.

Kekurangannya adalah kecepatan transfer datanya masih rendah,tidak efisien untuk trafik rendah,
jangkauan jaringan masih terbatas dan sangat tergantung oleh adanya BTS (cell tower).

vii
Penutup

Dorongan pokok menuju era telekomunikasi bergerak ke generasi ketiga sangat dibutuhkan, karena
komunikasi jarak jauh makin lama cenderung makin menuju ke arah intensifikasi dalam hal informasi
daripada intensifikasi dalam hal suara (percakapan) sehingga pelanggan telekomunikasi bergerak
berharap untuk dapat menggunakan terminal komunikasinya guna mengakses macam layanan yang
sama yang sekarang ini hanya dapat dilakukan melalui jaringan-jaringan yang bersifat tetap.

Walaupun ada beberapa hal yang masih belum pasti tentang bentuk final UMTS yang akan diambil,
Asosiasi MoU GSM menggambarkan bahwa generasi ketiga nantinya berpangkal pada tiga hal yakni;
kapasitas, kemampuan dan isi (3C; Capacity, capability, content) dan berpendapat bahwa
perpindahannya itu sendiri sifatnya gradual dan evolusioner bukan secara tiba-tiba dan revolusioner.
Dengan demikian pada tahap awal, sekurang-kurangnya sistem seluler generasi ketiga tidak akan
sangat berbeda dengan pendahulunya.

viii
Daftar Pustaka

https://www.elektroindonesia.com/elektro/utama13.html

https://www.academia.edu/39798121/Perkembangan_Jaringan_seluler

ix

Anda mungkin juga menyukai