A. Pendahuluan 1. Peranan sistem navigasi elektronik. Penentuan posisi kapal dpt dilakukan secara akurat dengan mempergunakan sistem navigasi bumi, astronomi maupun elektronik. Sejalan dengan pesatnya kemajuan tehnologi bidang pelayaran, dari tahun ke tahun sistem navigasi elektronik terus dikembangkan dan insrumen model terbaru diperkenalkan, agar sepenuhnya dapat menunjang keselamatan pelayaran. Untuk mendapatkan posisi yg akurat, kemampuan seorang navigator sangat menentukan. Sebagai navigator diharapkan mampu mengoperasian, merawat maupun menganalisa data-data yg diberikan oleh pesawat elektronik. 2. Sistem penentuan posisi secara radio Sesuai dengan LOP (Line of position=garis tempat kedudu kan) yang diperoleh, sistem penentuan posisi secara radio dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: a. Sistem HIPERBOLA dimana garis-garis posisi berbentuk lengkungan atau lengkung hiperbola. Mis: Loran, Decca. b. Sistem RADIAL / AZIMUTAL dimana garis-garis posisi berbentuk radial (azimutal) misalnya directional dan non directional atau OMNI directional radiobeacons, serta penetapan baringan suatu target oleh Radar. Mis: Radar, RDF. c. Sistem range measurement dimana garis-garis posisi berbentuk lingkaran kecil dipeta, misalnya pengukuran jarak pada Radar atau GPS (Global Positioning System). 3. Ketentuan SOLAS 1974 dan Resolusi IMO Perlengkapan navigasi elektronik dikapal diatur dlm beberapa ketentuan: a. SOLAS 1974 & Protocol 1978 1) Setiap kapal yang berukuran 1600 GT atau lebih wajib dilengkapi dengan sebuah Radar. 2) Setiap kapal yang berukuran 10.000 GT atau lebih wajib dilengkapi dengan 2 (dua) buah Radar. 3) Setiap kapal yang berukuran 15.000 GT dan tanker berukuran 10.000 GT atau lebih, wajib dilengkapi dengan ARPA (Automatic Radar Plotting Aid). 4) Setiap kapal yang berukuran 1600 GT atau lebih wajib dilengkapi dengan sebuah Gyro compass dan sebuah echosounding devices. b. Resolusi IMO untuk navigasi elektronik terdpt di : 1) Radar IMO Resolution A 477 (XII) 2) ARPA IMO Resolution A 422 (XI) 3) Gyro compass IMO Resolution A 424 (XI) 4) Echosounder IMO Resolution A 224 (VII) B. SISTEM NAVIGASI ELEKTRONIK 1. Pengertian a. Navigation,(navis=a ship, agere=to move or to direct) is the process of directing the movements of a vehicle successfully from one point to another. The vehicle may be a surface craft, submarine, aircraft or spacecraft. b. Electronic Navigation is considered to mean navigation by means of electronic equipment and radio emissions received from an outside source. 2. Perkembangan navigasi elektronik Radar pertama kali dikembangkan sebagai sebuah pesawat detecting & ranging target pada waktu perang. Prinsip dasar Radar bahwa gelombang elektromagnet di pancarkan oleh transmitter dan akan dipantulkan kembali oleh setiap target yang berada pada jangkauannya dalam bentuk echo, melalui sebuah CRT (cathode ray tube) disajikan berupa gambar dilayar Radar dan akan dapat diketahui arah dan jaraknya. Decca dan Loran menggunakan sistem pancaran radio signals yang dikirim oleh stasiun-stasiun pemancar tertentu. Dengan pesawat penerima dikapal, seorang navigator dapat mengukur perbedaan waktu penerimaan signals dari dua stasiun pemancar,untuk kemudian di peroleh posisi kapal. Sistem penentuan posisi yang dianggap paling akurat dewasa ini adalah GPS (Global Positioning Satellite system) yang mampu menjangkau seluruh permukaan bumi serta sistem navigasi dibawah permukaan air yaitu - Echo depth sounder dan Doppler Log. 3. Gelombang Elektromagnet Gelomang radio dan TV termasuk gelombang elektromagnet, yaitu gelombang yang rambatan energinya tidak memerlukan medium perantara, misalnya Radio, TV, Infrared, Cahaya, Sinar X, dll.
Gelombang elektromagnet merambat dari stasiun pemancar (transmitter)
ke stasiun penerima (receiver) dengan kecapatan 300.000 km / detik Medan magnet dan medan listrik menjalar bersamaan dan saling tegak lurus D. MENGENAL BEBERAPA SISTEM NAVIGASI ELEKTRONIK. 1. Sistem navigasi hiperbola Sistem navigasi hiperbola didasarkan pada kecepatan rambat gelombang elektromagnet serta pengukuran perbedaan waktu penerimaan signal dari stasiun Master dan Slave. Garis-garis hiperbola tercetak diatas peta laut, merupakan temprat kedudukan semua penilik dengan perbedaan waktu,penerimaan signal yang sama. interval waktu pemancaran signal dari pasangan Master dan Slave stasiun Loran diatur dengan standard jam atom secara teliti. Sebuah kapal yang berada dititik A mempunyai jarak yang sama dari stasiun Master dan Slave, akan menerima signal dari keduanya pada saat yang bersamaan. Sebuah kapal yang berada dititik A1 juga menerima signal bersamaan & mempunyai jarak yg sama pula dari Master & Slave. Garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai jarak yang sama dari Master dan Slave disebut CENTER LINE. Center line merupakan garis sumbu dari BASE LINE (adalah sebagian- busur dari lingkaran besar yang mel.alui stasiun Master dan Slave). C. PENGATURAN WAKTU. Sebagaimana telah diketahui bahwa pengaturan waktu dibumi didasarkan pada beberapa ketentuan yaitu Zone time (ZT) dihitung'perbedaan satu jam setiap 15º bujur mulai meridian Greenwich, Standard time (ST) diatur oleh setiap negara untuk daerahnya masing-masing. Disamping itu dikenal pula GMT (Greenwich Mean time =Waktu menengah Greenwich) dan LMT (Local Mean time = Waktu menengah se tempat). Sebagai dasar pengaturan perhitungan waktu digunakan beberapa methode. 1. Dasar pengaturan waktu a. Waktu didasarkan pada rotasi bumi Dikenal dengan solar time (waktu matahari) dan siderial time (waktu bintang) yang berbeda 12 jam. UT (Universal time) memakai mean solar time pada meridian Greenwich dan dipakai untuk navigasi astronomi. UT0 diperoleh dari hasil observasi astronomi tetapi dianggap kurang teliti karena rotasi bumi tidak tepat 24 jam melainkan 23 jam 56 menit. b. Empheris time Waktu didasarkan pada hasil pengamatan putaran bumi menyelilingi matahari setiap tahun, dengan perhitungan law of dynamics. c. Atomic time Satu detik waktu didasarkan pada getaran atom Sessium -133 sebanyak 9.192.631.770 kali. UTC (Universal Time Coordinated) memakai atomic time yg diatur oleh Royal Observatory & US Naval Observatory. UT1 adalah UT0 yang telah dikoreks: dengan gerakan ku tub,dimana UT1 adalah sama dengan GMT. UT2 adalah UT1 yang telah dikoreksi dengan mean seasonal variations.
2. Aplikasi waktu pada navigasi elektronik.
Pada sistem satellite navigasi dasar waktu yang dipergunakan adalah UT2 (corrected GMT) dari US Naval Observatory. Loran C sebagai salah satu sistem navigasi hiperbola dengan pengukuran perbedaan waktu penerimaan signal dari stasiun Master dan Slave (secondary station) dengan ketelitian kurang dari 1 mikrodetik (10-6detik). Sistem navigasi Omega menggunakan signal format didasarkan pada sequence waktu untuk 8 stasiun Omega dibumi. Misalnya sebuah kapal berada di B yang jaraknya lebih dekat terhadap Slave, maka kapal tersebut akan menerima signal dari Slave terlebih dahulu. Selanjutnya di B1 dimana selisih jarak antara Master dan Slave sama dengan di B, perbedaan waktu penerimaan signal juga sama. Garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai perbedaan waktu penerimaan signal sama adalah sebuah HIPERBOLA. Didalam peta Laut garis-garis hiperbola Loran ini tidak sepenuhnya berbentuk hiperbola tetapi merupakan garis lurus. Jika perbedaan waktu penerimaan semakin besar, maka kapal berada pada hiperbola yang lain di C atau C1, D atau Dl. Jika perbedaan waktu penerimaan adalah sama dengan waktu yang diperlukan suatu signal untuk menjalani Master ke Slave, berarti.kapal itu berada di BASE LINE EXTENSION (misalnya E atau E1). Selanjutnya dapat dilukiskan beberapa garis hiperbola dari bermacam-macam time difference. Untuk mendapatkan posisi kapal diperlukan sedikitnya dua garis hiperbola Loran yang berpotongan satu sama lain. Selain Loran C, sistem navigasi Decca dan Omega juga meru akan sistem navigasi hiperbola. Kec. rambat gelombang radio = 300.000 km/detik = 300.000.000 m/detik. 1 Us (1 mikrodetik) = 10-6detik, dlm 1 mikrodetik kecepatan rambat = 300 m Jika jarak antara stasiun Master dan Slave = 900 km = 900.000 m, maka jarak tersebut akan ditempuh dalam waktu 3000 Us.