Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Tindak Pidana Pencucian Uang

Pencucian uang merupakan suatu upaya perbuatan untuk menyembunyikan atau


menyamarkan asal usul uang/dana atau harta kekayaan hasil tindak pidana melalui berbagai
transaksi keuangan agar uang atau harta kekayaan tersebut tampak seolah-olah berasal dari
kegiatan yang sah/legal. Hal ini bermula terjadi di Amerika pada tahun 1930, dimana pada
masa itu mafia kejahatan membeli perusahaan pencucian pakaian sebagai tempat untuk
mencuci uang dari hasil kejahatannya, dari sinilah istilah money laundring berkembang.
Sebelumnya, pada tahun 1900-an Alphonso Capone atau yang lebih dikenal dengan Al
Capone, penjahat terbesar di Amerika masa lalu, mencuci uang hitam dari usaha
kejahatannya dengan memakai si genius Meyer Lansky, orang Polandia. Lansky, seorang
akuntan yang mencuci uang kejahatan Al Capone melalui usaha binatu (Laundry).
Demikianlah asal muasal muncul nama Money Laundering.1

Tindak Pidana Pencucian Uang menurut undang-undang:

Pengertian Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dapat dilihat ketentuan dalam pasal 1
UU Nomor 8 Tahun 2010 dijelaskan bahwa Pencucian Uang adalah segala perbuatan yang
memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
Dalam Pasal 3 dijelaskan bahwa tindak pidana pencucian uang merupakan suatu bentuk
kejahatan yang dilakukan baik oleh seseorang dan/atau korporasi dengan sengaja
menempatkan, mentransfer ,mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,
menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau
surat berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul harta kekayaan itu, termasuk juga yang menerima dan mengusainya

Pencucian Uang Menurut Pandangan Hukum Pidana Islam:

Hukum Pidana Islam dalam istilah fikih disebut jinayah, tetapi para fuqaha sering juga
memakai kata jarimah.. Secara istilah jinayah mengacu pada hasil perbuatan seseorang yang
dilarang, sebagaimana yang dijelaskan oleh ‘Abdul Qodir ‘Audah bahwa jinayah adalah suatu
istilah untuk perbuatan yang dilarang oleh syara’ baik perbuatan tersebut mengenai jiwa,
harta, atau yang lainnya. Sedangkan pengertian jarimah menurut istilah sebagaimana yang di

1
Ali Geno Berutu., Tindak Pidana Kejahatan Pencucian Uang (Money Laundy) Dalam Pandangan
KUHP dan Hukum Pidana Islam. Jurnal Of Sharia Economic Law. 2019.Vol,2. No 1, hlm.5.
ungkapkan oleh al-Mawardi adalah perbuatanperbuatan yang di larang oleh syara’ yang di
ancam dengan hukuman had atau ta’zir.

Menurut Ahmad Hanafi suatu perbuatan dipandang sebagai jarimah apabila perbuatan
tersebut bisa merugikan tata aturan yang ada dalam masyarakat atau kepercayaannya,
merugikan kehidupan anggota masyarakat atau bendanya, nama baiknya, perasaannya atau
pertimbangan-pertimbangan lain yang harus dihormati dan dipelihara, dasar larangan
melakukan sesuatu jarimah ialah pemeliharaan kepentingan masyarakat itu sendiri Suatu
perbuatan baru bisa dianggap sebagai perbuatan yang melanggar/tindak pidana apabila semua
unsur-unsur jarimah telah terpenuhi.2 Adapun unsur-unsur umum dari jarimah sebagaimana
yang dijelaskan oleh ‘Abdul Qodir Audah adalah sebagai berikut:

1. Terpenuhinya unsur formal (rukun syar’i), yaitu adanya nash (ketentuan) yang
melarang perbuatan dan mengancamnya dengan hukuman;
2. Terpenuhinya unsur materil (rukun madhi), yaitu adanya tingkah laku yang
membentuk jarimah, baik berupa perbuatan nyata (positif) maupun sikap tidak
berbuat (negatif);
3. Terpenuhinya unsur moral (rukun adabi), yaitu bahwa pelaku adalah orang mukallaf,
iaitu orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindak pidana yang
diperbuatnya. 3

Pencucian Uang dalam hukum Islam tidak dijelaskan secara tekstual dalam al-Qur’an
maupun as-Sunnah, tetapi al-Qur’an mengungkap prinsip-prinsip umum untuk
mengantisipasi perkembangan zaman, dimana dalam kasus-kasus yang baru dapat diberikan
status hukumnya, pengelompokan jarimah-nya, dan sanksi yang akan diberikan. Dalam hal
ini Islam sangat memperhatikan adanya kejelasan dalam perolehan harta benda seseorang.
Hukum Islam secara detail memang tidak pernah menyebutkan pelarangan perbuatan
pencucian uang, karena memang istilah ini belum ada pada zaman Nabi. Akan tetapi secara
umum, ajaran Islam telah mengharamkan mencari rejeki dengan cara-cara yang bathil dan
penguasaan yang bukan hak miliknya, seperti perampokan, pencurian, atau pembunuhan
yang ada korbannya dan menimbulkan kerugian bagi orang lain atau korban itu sendiri.
Namun, berangkat dari kenyataan yang meresahkan, membahayakan, dan merusak, maka

2
Al-Assal Ahmad Muhammad dan Fathi Muhammad Abdul Karim.1999. Sistem Prinsip Dan Tujuan
Ekonomi Islam. Bandung: Setia. hlm. 2.
3
Abdul Qodir Audah. 1963. at-Tasyri’ al-jina’iy al-islami, juz 1. Beirut: Dar al-Kitab al-A’rabi.
hlm.11.
hukum pidana Islam perlu membahasnya, bahwa kejahatan ini bisa diklasifikasikan sebagai
jarimah ta’zir.

2. Contoh Kasus Pencucian Uang

Indra Kenz adalah seorang influencer media sosial dan trader yang menjadi terkenal
di Indonesia. Dia dikenal karena kekayaannya yang mencolok dan gaya hidup mewahnya.
Indra Kenz terseret dalam kasus hukum karena dugaan keterlibatannya dalam kegiatan
penipuan dan pencucian uang melalui skema trading binary option melalui platform Binomo.
Kasus pencucian uang yang melibatkan Indra Kenz terungkap ketika otoritas Indonesia mulai
menyelidiki operasi Binomo, yang dituduh sebagai skema investasi bodong. Skema ini
menarik banyak investor dengan janji keuntungan tinggi dalam waktu singkat. Namun,
banyak dari investor ini akhirnya mengalami kerugian besar.

Indra Kenz dituduh mempromosikan Binomo dan mengajak orang untuk berinvestasi
di dalamnya, sambil mendapatkan keuntungan dari setiap orang yang mendaftar
menggunakan link afiliasinya. Uang yang didapatkan dari promosi ini, menurut penyidik,
kemudian dicuci melalui berbagai transaksi untuk menyembunyikan asal-usulnya yang
sebenarnya. Proses pencucian uang biasanya melibatkan tiga tahap: penempatan
(menyembunyikan asal uang ilegal), lapisan (menyamarkan jejak uang dengan serangkaian
transaksi), dan integrasi (menginvestasikan uang tersebut kembali ke dalam ekonomi dengan
cara yang tampak legal). Dalam kasus Indra Kenz, ia dituduh menggunakan keuntungan yang
didapat dari skema penipuan untuk membeli aset mewah dan berinvestasi dalam bisnis legal,
sebagai upaya untuk menyamarkan asal-usul uang tersebut.

Indra Kenz ditangkap dan menghadapi berbagai tuntutan hukum, termasuk penipuan
dan pencucian uang. Kasus ini menarik perhatian publik Indonesia, tidak hanya karena
melibatkan seorang tokoh publik yang terkenal, tetapi juga karena menyoroti risiko dari
skema investasi ilegal dan pentingnya kesadaran finansial di kalangan masyarakat. Terdakwa
Indra Kesuma alias Indra Kenz dituntut 15 tahun penjara dan denda Rp 10 miliar karena
diyakini jaksa bersalah tak hanya menyebarkan berita bohong tapi juga melakukan tindak
pidana pencucian uang. Jaksa penuntut umum Prima mengatakan ada beberapa aset hingga
barang mewah yang digunakan Indra Kenz dari hasil tindak pidana pencucian uang. Barang
mewah itu mulai dari mobil hingga jam tangan.

Didukung fakta yang terungkap di persidangan dapat peristiwa yang dilakukan


terdakwa yaitu terdakwa membeli sejumlah aset berupa rumah, tanah, mobil mewah dan
barang mewah lainnya, kata jaksa Prima saat membacakan tuntutan di Pengadilan Negeri
Tangerang, Jalan Taman Makam Pahlawan Taruna, Tangerang, Rabu (5/10/2022).

Berikut daftar barang mewah yang disebut jaksa hasil tindak pidana pencucian uang
Indra Kenz:

1. Satu bidang Rumah di Cemara, Deli Serdang diatasnamakan adik terdakwa


2. Satu buah rumah di Tangerang Selatan dibeli Rp 7,78 miliar diatasnamakan atas
nama pacar terdakwa yaitu Vanessa Khong

3. Rumah Jalan Cemara Asri, Deli Serdang diatasnamakan terdakwa Indra Kesuma
dengan skema pembayaran 5 kali cicil

4. Jam tangan Audemars Piguet dengan harga Rp 550 juta

5. Jam tangan Richard Mille dengan harga Rp 4,5 miliar

6. Jam tangan Richard Mille dengan harga Rp 5,9 milar

7. Jam tangan Richard Mille dengan harga Rp 4,5 miliar

8. Jam Tangan Rolex Rp 230 juta

9. Jam tangan Rolex Rp 1,14 miliar

10. Jam tangan Mille dengan harga Rp 5,5 miliar

11. Jam tangan Rolex dengan harga Rp 350 juta

12. Membeli mobil Ferrari dengan harga Rp 2 miliar

13. Mobil Tesla type 3 dengan skema pembayaran sebanyak 10 kali

Tak hanya itu, jaksa juga membeberkan Indra Kenz mentransfer sejumlah uang ke
keluarga hingga pacarnya. Total uang yang ditransfer beragam dan mencapai miliaran.
Berikut rinciannya berdasarkan surat tuntutan yang dibacakan jaksa:

Mentransfer sejumlah uang hasil tindak pidana kepada beberapa orang dengan
rincian:

 Dikirim kepada S, ibu terdakwa dengan total Rp 1 miliar


 Kepada LHS, bapak terdakwa dengan total Rp 528 juta
 Kepada Nathania Kesuma, adik terdakwa sebesar Rp 9 miliar
 Dikirim kepada Vanessa Khong, pacar terdakwa ke beberapa rekening dengan total
Rp 1 miliar
 Dikirim Rudiyanto Pei, ayah Vanessa Khong dengan total pengiriman Rp 1,5 miliar
 Dikirim kepada kakak Vanessa Khong
 Terdakwa juga mengirimkan kepada Rudiyanto Pei sebesar Rp 2,9 miliar yang
dikirimkan oleh terdakwa melalui Vanessa Khong kemudian ditarik tunai oleh
Vanessa Khong kemudian diserahkan kepada Rudiyanto Pei

Indra Kenz diyakini jaksa melanggar Pasal 45A ayat (1) jo Pasal 28 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Pasal 3 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Assal Ahmad Muhammad dan Fathi Muhammad Abdul Karim.1999. Sistem Prinsip Dan Tujuan
Ekonomi Islam. Bandung: Setia.

Ali Geno Berutu., Tindak Pidana Kejahatan Pencucian Uang (Money Laundy) Dalam Pandangan
KUHP dan Hukum Pidana Islam. Jurnal Of Sharia Economic Law. 2019.

Audah, Abdul Qodir.1963. at-Tasyri’ al-jina’iy al-islami, juz 1. Beirut: Dar al-Kitab al-
A’rabi.

Anda mungkin juga menyukai