Anda di halaman 1dari 28

SISTEM

KOMUNIKASI SATELIT

MODUL 02
Edi Soerjanto, Ir. MSi
Modul Sistem Komunikasi Satelit ini disarikan dari beberapa sumber, literatur, teori maupun praktek dan
disusun khusus dipergunakan untuk bahan kuliah, pembelajaran internal, memperkaya pengetahuan dan
wawasan mahasiswa yang disampaikan oleh dosen pengajar yang bersangkutan .
MODUL 02
PENGGOLONGAN SATELIT
BERDASARKAN
• JASA/LAYANAN
• ORBIT/PEREDARAN
• FREKUENSI KERJA
Satelit Berdasarkan Layanan
• Suatu satelit diluncurkan untuk suatu keperluan jasa atau
layanan tertentu. Keperluan tersebut akan menentukan
lokasi orbit, dimensi satelit, frekuensi yang dioperasikan.
• Jenis layanan satelit juga menentukan power yang
digunakan, baik di sisi space segment maupun ground
segment.
• Jenis layanan satelit antara lain : komunikasi fixed/seluler
(voice, video, data, internet), cuaca, broadcasting,
spionase, militer, SCADA, remote sensing, dll.
Jenis Satelit Sesuai Layanan
FSS – FIXED SATELLITE SERVICES
• Digunakan untuk melayani jasa teleponi, data (internet, komunikasi
data) atau TV video/broadcasting.
• Daya transmit relatif rendah, 10-20 watt/transmit carrier.
• Diameter antena stasiun bumi relatif besar.
• Contoh: Intelsat, Palapa, Telkom, BRIsat.

DBS - DIRECT BROADCAST SATELLITE


• Khusus didisain untuk aplikasi TV broadcasting atau radio broadcasting.
• Daya transmit satelit lebih besar dibanding FSS, sekitar 10x .
• Diameter antena stasiun bumi/konsumen jauh lebih kecil dibanding
antena penerima satelit FSS, sekitar 1,2-1,8 meter.
• Contoh: Cakrawarta (Indovision).
Satelit Berdasarkan Layanan
MSS – MOBILE SATELLITE SERVICES
• Satelit yang khusus digunakan untuk aplikasi telepon seluler
• Konsep penggunaan sama dengan seluler darat, tetapi cakupan satelit
luas, seluas coverage area/footprint satelit, bisa daratan atau lautan
• Umumnya dioperasikan pada frekuensi 1,5-2,6 GHZ dan dioperasikan
pada orbit GEO atau MEO
• Contoh: Inmarsat, ACes

MPS - MEDIUM POWER SATELLITE


• Umumnya digunakan untuk aplikasi umum, militer, remote sensing,
ramalan cuaca, GPS
• Daya transmit satelit relatif rendah, sekitar 50 Watt
• Contoh: Satelit Terra, Aqua
Stasiun Luar Angkasa Internasional
• International Space Station (ISS) adalah
sebuah gabungan rencana stasiun luar
angkasa, khususnya Mir 2 Rusia,
Stasiun Luar Angkasa Freedom
Amerika Serikat dan
Fasilitas orbital Columbus Eropa.
• Sebagai laboratorium tetap di luar
angkasa, telah dihuni sejak 2 November
2000.
• Projek gabungan agensi luar angkasa dari
16 negara a.l : NASA Amerika,
Russian Federal Space Agency,
Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA
)
, Canadian Space Agency (CSA/ASC),
Brazilian Space Agency (
Agência Espacial Brasileira) (AEB) dan
ISS International Space Station
• Orbit sekitar 360 km, (Ketinggian
persisnya bervariasi sejalan
dengan waktu sekitar beberapa
kilometer dikarenakan
seretan atmosfer dan "reboost".
Stasiun ini, rata-rata, kehilangan
ketinggian 100 meter perhari.) Dia
mengorbit Bumi dengan periode
92 menit.
• Berfungsi sebagai laboratorium
angkasa luar untuk penelitian ilmu
- ilmu biologi, material dan juga
sebagai penempatan alat - alat
sensor untuk memantau bumi.
ISS International Space Station
• Zero gravity yang ditawarkan angkasa luar sangat ideal untuk kegiatan industri
farmasi, optis, dan industri mikroelektronika. Gaya berat di ruang angkasa
sepersejuta kali gaya berat di bumi, memungkinkan untuk memisahkan unsur -
unsur kimia yang sukar dipisahkan dibumi karena pengaruh gaya grafitasi. Selain
itu berbagai produk farmasi dan obat - obatan dapat dibuat di stasiun luar angkasa
iss ini. Diperkirakan biaya untuk industri farmasi sekitar US$ 27 milyar.
• Selain itu, produk optik kualitas tinggi berbahan baku mineral kwarsa murni yang
hanya bisa dibuat pada kondisi tanpa bobot dapat dibuat di stasiun luar angkasa
internasional ini. Pangsa pasar diperkirakan US$ 10 milyar.
• Menurut pihak DASA Aerospace - Jerman ada sekitar 500.000 orang yang mampu
dan mau membayar untuk berwisata di luar angkasa dengan biaya yang tergolong
mahal untuk ukuran orang Indonesia ini.
• Stasiun luar angkasa internasional ini selain berfungsi sebagai laboratorium
penelitian juga bermanfaat untuk bisnis yang nilainya sangat besar. Itu lebih baik
daripada ruang angkasa dimanfaatkan untuk kebutuhan industri militer semata.
Orbit Satelit
• Orbit Satelit adalah garis edar yang menempatkan satelit agar
tetap berada pada posisinya pada suatu titik atau suatu lokasi di
luar angkasa, agar tidak terlempar dari garis edarnya.
• Satelit yang ditempatkan pada suatu orbit, akan bergerak dari
Timur ke Barat mengikuti gerakan rotasi bumi.
• Orbit yang ditempati satelit umumnya berada pada ketinggian 320-
42.000 km dari permukaan bumi. Tergantung ketinggiannya, orbit
satelit dibedakan sebagai : GEO, MEO, LEO, Polar, Elliptical.
• Tergantung orbit yang digunakan, semakin dekat dengan bumi
satelit akan mempunyai kecepatan yang tinggi agar tidak
terlempar ke atmosfer.
• Untuk mengendalikan dan memonitor sikap & kesehatan
(parameter performansi) suatu satelit agar tetap berada di
orbitnya, digunakan suatu Master Control Station (MCS) di bumi.
Gaya Sentrifugal & Sentripetal
Menghitung Kecepatan Satelit
Menggunakan Gaya Sentrifugal

Sebuah satelit memiliki orbit melingkar,


sehingga dalam acuan ini, satelit akan
merasakan gaya sentrifugal (mv2/r2).
Gaya sentrifugal muncul karena
pengamatan dilakukan dalam sistem
non inersial (sistem yang dipercepat,
yaitu satelit).
Agar tetap dalam garis edar orbitnya,
maka gaya sentrifugal besarnya sama
dengan gaya gravitasi bumi (= gaya
sentripetal).
Menghitung Jarak Orbit
Satelit Bumi

Bila satelit berada pada jarak r dari


pusat bumi, maka kelajuan satelit
saat mengorbit bumi, agar tidak
terlempar dari garis orbitnya, dapat
dihitung dengan menyamakan
gaya sentrifugalnya dengan gaya
gravitasi satelit.
Kecepatan Orbit
Kecepatan Orbit Satelit
Jenis Orbit Satelit

GEO
LEO 35.000-42000 km
320-1100 km

MEO
8000-12.000 km
LEO – Low Earth Orbit
• Berada pada ketinggian 320-1100 km dari permukaan bumi
• Orbit relatif dekat dengan bumi, harus mempunyai kecepatan yang
tinggi agar tidak terlempar ke atmosfer: Mis. Satelit dengan
kecepatan edar 27.359 km/jam akan mengitari bumi dalam
periode 90 menit
• Satelit pada orbit ini biasa digunakan untuk: remote sensing,
ramalan cuaca, komunikasi seluler
• Biaya investasi relatif lebih murah dibanding satelit pada orbit lain
• Untuk mengcover seluruh wilayah di bumi, dibutuhkan jumlah
satelit yang banyak, sekitar 40-70 satelit (Contoh: Globalstar 48
satelit).
Satelit Orbit LEO
KERUGIAN
• Tidak efektif untuk coverage nasional atau wilayah kecil
• Untuk coverage global, dibutuhkan jumlah satelit yang banyak,
sehingga perlu biaya besar untuk investasi maupun untuk
operasional.
• Karena harus mengikuti orbit bumi dengan kecepatan tinggi, umur
satelit akan menjadi lebih pendek.

KEUNTUNGAN
• Propagation loss/rugi-rugi redaman lebih kecil.
• Delay lebih kecil dibanding pada orbit lain.
• Mudah dioperasikan dengan daya dan dimensi antena yang kecil.
MEO – Middle Earth Orbit
• Ketinggian orbit diantara 8.000-12.000 km dari
permukaan bumi.
• Digunakan juga untuk satelit cuaca, remote sensing dan
komunikasi seluler
• Delay satelit lebih besar dibanding LEO, sekitar 60-80
ms
• Karena jarak relatif lebih tinggi dibanding LEO, untuk
mengcover wilayah seluruh bumi dibutuhkan jumlah
satelit yang lebih sedikit dibanding LEO.
Satelit Orbit MEO
KERUGIAN
• Jumlah satelit masih lebih banyak dibanding satelit orbit GEO.
• Biaya investasi untuk peluncuran masih lebih mahal dibanding
satelit orbit GEO.
• Antena stasiun bumi lebih mahal dan kompleks.
• Hanya cocok untuk melayani kapasitas sedang.

KEUNTUNGAN
• Untuk mengcover wilayah bumi dibutuhkan jumlah satelit lebih
sedikit dibanding pada orbit LEO, 8-16 satelit (contoh: ICO 12
satelit)
• Delay relatif lebih kecil dibanding satelit orbit GEO.
• Biaya Opex dan Capex lebih kecil dibanding satelit orbit LEO.
GEO – Geostationary Earth Orbit
• Satelit yang ditempatkan dalam orbit yang posisinya tetap
terhadap posisi suatu titik di bumi.
• Mempunyai waktu edar yang sama dengan rotasi bumi.
• Jarak ketinggian dari permukaan bumi 35.000-42.000 km.
• Berbeda dengan LEO dan MEO, orbit satelit GEO umumnya sejajar
dengan garis katulistiwa, yaitu berada di titik nol derajat Lintang
Utara/Selatan.
• Tracking antena control lebih mudah, karena periode orbit satelit
sama dengan periode orbit rotasi bumi.
Satelit Orbit GEO
KERUGIAN
• Delay satelit cukup besar, sekitar 260 ms untuk satu hop.
• Biaya investasi satelit cukup besar sekitar 2T rupiah, dengan peluncuran yang
lebih rumit.
• Antena di ground segment berdiameter lebih besar, agar diperoleh level signal
receive yang cukup dengan pattern antena transmit. yang lebih sempit, dengan
frequency reuse.
• Sudut elevasi ke satelit lebih kecil.

KEUNTUNGAN
• Umur satelit lebih lama dibanding satelit orbit lain, 15-18 tahun.
• Karena satelit mengorbit dengan periode sama dengan bumi, maka satelit
seakan berada pada posisi stationary,
• Dibutuhkan hanya 3 (tiga) satelit untuk layanan global (contoh: Inmarsat,
Intelsat)
• Perangkat tracking dan switching lebih sederhana.
Orbit Polar
• Satelit mengitari bumi dengan perbedaan garis edar 90
derajat terhadap orbit satelit GEO.
• Orbit satelit mengitari bumi dari kutub Selatan ke
kutub Utara.
• Jenis orbit ini jarang sekali digunakan, karena tidak
sinkron arah dan waktu rotasi bumi. Biasanya hanya
untuk satelit keperluan meteorologi atau cuaca.
Orbit Polar

36.000 km
Orbit Elliptical
• Satelit mengorbit dengan bentuk ellips terhadap rotasi
bumi.
• Untuk suatu posisi di orbit satelit, mempunyai jarak
orbit tidak sama/tidak simetris terhadap bumi.
• Pada periode orbit tertentu, terdapat posisi-posisi satelit
yang terjauh dan terdekat dari bumi. Posisi terjauh
disebut apogee, posisi terdekat disebut perigee.
• Biasanya digunakan saat satelit mendekati habis usia
pakai, disebut inclined satellite.
• Contoh: satelit yang dioperasikan PT PSN (Garuda)
Elliptical Orbital
Satelit Berdasarkan Frekuensi
• Suatu satelit menggunakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi dan
bandwidth tertentu untuk pengendalian dan akomodasi trafik komunikasi
(transponder).
• Untuk mengendalikan, frekuensi digunakan untuk Tracking, Telemetri, Command
dan Ranging Function (TTC&RF).
• Alokasi frekuensi satelit mengikuti standarisasi dari ITU-R yang ditentukan dalam
World Radio Conference Radio Regulation (WRC/RR) ITU-R, misalkan antara lain :
 L Band : 1.5 – 1,7 GHz (Aces, Inmarsat)
 S Band : 1,9-2,7 GHz (Cakrawarta)
 C Band : 4 – 6 GHz (Palapa, Telkom, BRIsat, JCSat, MeaSat, Intelsat)
 Ku Band : 11 -20 GHz (Palapa, Telkom, BRIsat, JCSat, Intelsat)
 Ka Band : 20 – 30 GHz (HAPs)
 Bandwidth per transponder umumnya 36/40 MHz.
 Frekuensi yang digunakan juga tergantung pada daerah operasi satelit, seperti
curah hujan dsb.
Frekuensi Satelit
DAB L-BAND S-BAND C-BAND Ku-BAND Ka-BAND
1.467 GHz 1.518 GHz 1.97 GHz 3.4 GHz 10.7 GHz 17.3 GHz
to 1.492 GHz to 1.675 GHz to 2.69 GHz to 7.025 GHz to 14.5 GHz to 30 GHz
Satellite
Civilian television & Fixed-Satellite Fixed-Satellite Fixed-Satellite
Satellite Audio
Mobile- radio television, television television
Broadcasting
Satellite broadcasting & data services & data services & data services
to fixed and
Services (two- to mobiles + (including (including (including
mobile units
way) two-way broadcasting) broadcasting) broadcasting)
mobile services

Anda mungkin juga menyukai