KARAKTERISTIK OP-AMP
1.1 Tujuan
Mempelajari pengoperasian penguat inverting
Mempelajari pengoperasian penguat non inverting
Mempelajari pengoperasian penguat penjumlah
Mempelajari karakteristik common mode rejection pada op amp
Gambar a
Rangkaian Penguat Non-Inverting
Gambar (a)
Rangkaian Penguat Inverting
Penguat ini memiliki ciri khusus yaitu sinyal keluaran memiliki beda fasa
sebesar 180o. Pada rangkaian penguat yang ideal memiliki syarat bahwa tegangan
masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan tak terhingga. Sehingga dari
rangkaian tersebut dapat diperoleh rumus penguat adalah sebagai berikut :
i ¿ +i f =i−¿¿
Dimana i−¿=0 ¿ , maka
i f =−i ¿ (1)
V −¿ V out −0 V out
i f =V out − = = ¿ (2)
Rf Rf Rf
V −¿ V ¿ −0 V ¿
i ¿=V ¿− = = ¿ (3)
R¿ R¿ R¿
Substitusi persamaan (2) dan (3) ke persamaan (1) sehingga diperoleh
V out V ¿
=
Rf R¿
−R f
V out = V
R¿ ¿
Tanda (-) negatif menunjukkan terjadi pembalikan pada keluarannya atau memiliki
beda fasa sebesar 1800 dengan masukannya.
D. Common Mode Rejection pada Op-Amp
Ada satu parameter yang dinamakan CMRR (Commom Mode Rejection Ratio).
Parameter ini cukup penting untuk menunjukkan kinerja op-amp tersebut. Op-amp
dasarnya adalah penguat diferensial dan mestinya tegangan input yang dikuatkan
hanyalah selisih tegangan antara input v1 (non-inverting) dengan input v2 (inverting).
Karena ketidak-idealan op-amp, maka tegangan persamaan dari kedua input ini ikut
juga dikuatkan. Parameter CMRR diartikan sebagai kemampuan op-amp untuk
menekan penguatan tegangan ini (common mode) sekecil-kecilnya. CMRR
didefenisikan dengan rumus CMRR = ADM/ACM yang dinyatakan dengan satuan
dB. Contohnya op-amp dengan CMRR = 90 dB, ini artinya penguatan ADM
(differential mode) adalah kira-kira 30.000 kali dibandingkan penguatan ACM
(commom mode). Kalau CMRR-nya 30 dB, maka artinya perbandingannya kira-kira
hanya 30 kali. Kalau diaplikasikan secara real, misalkan tegangan input v1 = 5.05 volt
dan tegangan v2 = 5 volt, maka dalam hal ini tegangan diferensialnya (differential
mode) = 0.05 volt dan tegangan persamaan-nya (common mode) adalah 5 volt.
Pembaca dapat mengerti dengan CMRR yang makin besar maka op-amp diharapkan
akan dapat menekan penguatan sinyal yang tidak diinginkan (common mode) sekecil-
kecilnya. Jika kedua pin input dihubung singkat dan diberi tegangan, maka output op-
amp mestinya nol. Dengan kata lain, op-amp dengan CMRR yang semakin besar akan
semakin baik.
E. Op-Amp sebagai Penguat Penjumlah
Salah satu penguat operasi (Op-Amp) adalah penguat penjumlah ( summing ).
Penguat penjumlah adalah sebuah penguat inverting dengan dua atau lebih input yang
dihubungkan bersama-sama (jadi satu), rangkaian summing dapat berupa non-
inverting atau inverting. Tipe inverting lebih mudah dalam perencanaan dan
pembuatan daripada non-inverting. Bila output yang diinginkan terbalik, maka sabuah
inverting voltage follower (pengikut tegangan membalik) dapat digunakan setelah
penguat penjumlah (summing Amplifier)
Tegangan output pada penguat penjumlah pembalik akan terbalik dan sama
dengan jumlah aljabar pada masing-masing selisih waktu tegangan input dan tiap
resistor input maupun resistor feedback, dapat diekspresikan :
RF RF RF
V out =−( R1 )
V 1 + V 2 +…+ V n Bila semua nilai resistor luar sama, maka
R2 Rn
untuk semua resistor yang terpasang (RF = R1 = R2 = R3 = ... Rn) tegangan output
akan diperoleh dari penjumlahan aljabaar tegangan input dengan tanda terbalik,
diekspresikan dengan :Bila semua nilai resistor luar sama, maka untuk semua resistor
yang terpasang (RF = R1 = R2 = R3 = ... Rn) tegangan output akan diperoleh dari
penjumlahan aljabaar tegangan input dengan tanda terbalik, diekspresikan dengan :
V out =−( V 1 +V 2+ …+V n )
Arus yang mengalir pada resistor feedback (Rf) merupakan penjumlahan dari
arus yang mengalir pada seluruh tahanan input. Arus input yang melewati RF yang
berjumlah nol pada input inverting, diacukan sebagai titik penjumlahan arus. Penguat
penjumalah dapat juga digunakan sebagai suatu pencampur sinya audio ( audio signal
mixer ). Penguat penjumlah harus mempunyai resistor feedback (Rf) yang lebih besar
dari resistor inputnya. Skala penjumlahan akan dibedakan oleh nilai resistor inputnya,
sehingga tegangan input akan diperkuat daripada yang lainnya.
Penguat penjumlah berfungsi menjumlahkan beberapa level input signal yang
masuk ke operational amplifier. Penggunanan dari operational amplifier ini ialah
sebagai penguat penjumlah sering dijumpai pada rangkaian mixer audio.
Persamaan besarnya penguatan Gain pada masing-masing titik input tegangan
adalah :
RF
A v ( Gain )=
R¿
Cara Kerja Dari suatu Penguat Penjumlah ( Summing ) Op-Amp adalah sebagai
berikut;
Tegangan input, Vin diaplikasikan pada resistor input, Rin
Amplifier, dengan lambang segitiga, akan menguatkan tegangan input yang
diterimanya kemudian membalikkan kutubnya
Tegangan output diproduksi
Hasil output tersebut kemudian diaplikasikan pada resistor umpan balik, Rf, yang
terhubung dengan amplifier dan resistor input, Rin
Amplifier itu mampu menguatkan nilai tegangan
Potensial pada penghubung antar dua resistor, yang juga merupakan amplifier
input, bernilai netral sementara tegangan yang tak bernilai nol akan diperkuat
sinyalnya sampai outputnya mendekati batas maksimal
Di saat yang bersamaan, amplifier membutuhkan arus input (Vin/Rin) yang
nilainya sama dengan arus umpan balik (Vout/Rf) dan mendekati nol
Nilai penguatan efektif dari suatu rangkaian yang memiliki umpan balik
merupakan nilai dari rasio resistansinya, Rf/Rin
Amplifier ternyata mampu mengontrol nilai dari setiap inputnya menggunakan
sebuah resistor
1.4 Prosedur Percobaan
A. Penguat Op-Amp Inverting
1. Hubungkan rangkaian sebagai berikut
Gambar 1.1 Rangkaian Penguat Op-Amp Inverting
2. Set generator pada fungsi 1kHz, serta naikkan amplitudonya sampai mencapai 1
Vpp, amati serta catat besar Vout dan fasa yang terjadi.
3. Ganti nilai RR dengan nilai resistansi seperti tertera dalam tabel 1.1 serta amati
Vout dan fasanya, lengkapi tabel 1.1.
B. Penguat Non-Inverting
1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar 1.2 berikut :
D. Penguat Penjumlah
1. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar di bawah ini :
RR Vout
Voutp-p (V) Gain Fasa
Vinp-p Vin
RF (kΩ Teor
(V) Teori Simulasi Praktek Teori Simulasi Praktek Simulasi Praktek
) i
10 1 -1 -0,983 -1,11 -1 -1 -1,11 180º 177,77º 180º
10 3,3 1 -3,03 -2,98 -3,295 -3,03 -3,02 -3,295 180º 178,56º 180º
kΩ 4,7 1 -2,128 -2,093 -2,305 -2,128 -2,127 -2,305 180º 178,63º 180º
33 1 -0,30 -0,297 -0,356 -0,30 -0,3 -0,356 180º 180º 180º
RR Vout
Voutp-p (V) Gain Fasa
Vinp-p Vin
RF (kΩ Prakte Teor Teor Simulas
(V) Teori Simulasi Simulasi Praktek Praktek
) k i i i
10 1 2 1,971 -2,305 2 2 -2,305 0º 0º 0º
10 3,3 1 4,03 1,308 -1,49 4,03 1,333 -1,49 0º 0º 0º
kΩ 4,7 1 1,47 1,451 -1,73 1,47 1,471 -1,73 0º 0º 0º
33 1 3,3 4,28 -4,63 3,3 4,3 -4,63 0º 0º 0º
Gelombang yang dihasilkan oleh sinyal output dan input pada penguat op-amp
inverting seperti gambar di atas memiliki beda fasa 180º.
1.6.3 Bentuk umum persamaan tegangan output pada penguat op-amp non
inverting
Dari hasil teori, praktikum, dan simulasi Penguat Op-Amp Inverting, dapat
kita analisis bahwa pada Penguat Op-Amp Non Inverting menggunakan bentuk
umum persamaan tegangan output sebagai berikut :
i f =-iin
Vout −V - V in −V-
=
Rf R in
Dimana V- = V + =V in maka,
Vout −V in 0−V in
=
Rf Rin
V out −V in −V in
=
Rf Rin
Rf
V out =( R in )
+ 1 V in
1.6.4 Analisis fasa tegangan output pada penguat op-amp non inverting
Fasa tegangan output pada Penguat Op-Amp Non Inverting adalah 0º
Gelombang yang dihasilkan oleh sinyal output dan input pada penguat op-amp
non inverting seperti gambar di atas memiliki beda fasa 0º dikarenakan gelombang
tersebut bertemu pada satu titik yang sama. Perbedaan output penguat op-amp
inverting dan non-inverting yaitu Op-Amp Inverting adalah rangkaian Op-Amp
yang bekerja sebagai penguat tegangan pembalik pada tegangan input negatif (V-).
Maksud dari pembalik adalah hasil penguat yang ada di teganagan output Op-Amp
akan berbeda fase 180º dari tegangan input. Sedangkan Non-Inverting adalah
rangkaian Op-Amp yang bekerja sebagai penguat tegangan pada tegangan input
positif (V+). Pada rangkaian ini penguat yang ada di tegangan output Op-Amp
akan sefase yaitu 0º dari tegangan inputnya.
1.6.5 Perbedaan output penguat op-amp inverting dan non-inverting
V1 V2
V out =−( R1
RR + RR
R2 )
Besarnya penjumlahan sinyal masukan tersebut bernilai negatif (-) karena penguat
operasional dioperasikan pada mode membalik.
1.7 Kesimpulan
Op-Amp Inverting adalah rangkaian penguat yang input dan outputnya
berlawanan polaritas (Vin=−Vo), hal ini menandakan bahwa output yang
dihasilkan memiliki beda fasa sebesar 180º dengan inputnya.
Op-Amp Non-Inverting adalah rangkaian penguat yang input dan outputnya
memiliki polaritas yang sama (Vin=Vo), yang berarti output yang dihasilkan tidak
memiliki beda fasa dengan input yang diberikan (beda fasa 0º).
Penguat penjumlah tedapat penguat penjumlah inverting dan penguat penjumlah
non-inverting. Cara kerja penguat penjumlah pada praktikum ini hampir sama
dengan penguat inverting, hanya saja dalam penguat penjumlah terdapat
penggabungan (penjumlahan) input yang lebih dari 1.
Common mode rejection pada op amp memiliki karakteristik jika nilai RF = RR
maka output tidak akan memiliki nilai sehingga tidak gelombang output yang
dihasilkan. Jika nilai RF > RR maka op-amp common mode rejection akan bekerja
sebagai penguat inverting. Dan jika RF < RR maka op-amp common mode
rejection akan bekerja sebagai penguat non-inverting.
1.8 Refrensi
http://elektronika-dasar.web.id/operasional-amplifier-op-amp/
http://pentassaya.blogspot.com/2014/12/penguat-inverting-dan-non-inverting.html
http://anitariniastuti.blogspot.com/2014/05/penguat-amplifier-penguat.html
http://blogmateriperkuliahan.blogspot.com/2016/11/penguat-penjumlah-summing-op-
amp.html