Anda di halaman 1dari 29

SISTEM

KOMUNIKASI SATELIT

MODUL 06
Edi Soerjanto, Ir. MSi

Modul Sistem Komunikasi Satelit ini disarikan dari beberapa sumber, literatur, teori maupun praktek dan disusun khusus dipergunakan untuk bahan kuliah, pembelajaran
internal, memperkaya pengetahuan dan wawasan mahasiswa yang disampaikan oleh dosen pengajar yang bersangkutan .
STASIUN BUMI
• Master Control Station
• Stasiun Bumi Komunikasi

MODUL 06 SISTEM TRACKING


• Steptrack
• Monopulse
JENIS-JENIS ANTENA
• Prime Focus, Cassegrain, dll
Spaceraft Subsystem &
Communication Payload
Siskomsat
Subsystem

Master
Control
Station

Communication Ground Segment Communication Communication


Earth station Earth station Earth station
Earth Station
• Earth Station/stasiun bumi, berupa seperangkat peralatan komunikasi
secara sistem untuk berhubungan dengan satelit, berfungsi
mentransmisikan dan menerima signal ke/dari bumi.
• Secara fungsi, terdapat 2 (dua) jenis stasiun bumi : Master Control
Station/Stasiun Pengendali Utama (MCS/SPU) dan Traffic Earth Station
(Stasiun Bumi Komunikasi), dimana SPU pada suatu sistem satelit biasanya
hanya memiliki satu/dua stasiun SPU, sedang Stasiun Bumi Komunikasi
dapat berjumlah ratusan atau ribuan stasiun.
• SPU dan Stasiun Bumi Komunikasi dapat berada pada satu tempat (co-
location), tetapi menggunakan antenna yang berbeda.
Typical Stasiun
Bumi
Konfigurasi Dasar Stasiun Bumi
RF RF IF
LNA DOWN CONVERTER

RECEIVE MODULATOR Signal


DEMODULATOR Informasi
TRANSMIT
RF
HPA/SSPA UP CONVERTER
RF IF

Ground Communication
Antenna Amplifier Equipment Baseband
Master Control Station
• Master Control Station/Stasiun Pengendali Utama (MCS/SPU) adalah stasiun bumi dimana
perangkat basebandnya terdiri dari peralatan untuk mengendalikan dan memonitor fungsi
kerja satelit agar tetap bekerja baik dan tetap berada di orbit yang ditentukan.
• SPU umumnya terhubung dengan host processor internal dan vendor pemasok secara
software, yang berfungsi sebagai penghubung software dengan stasiun bumi untuk
menerima data dan mentransmisikan kembali data tersebut ke satelit, pada saat terjadi
gangguan teknis.
• SPU bertugas memonitor dan menjaga kinerja dari satelit agar dapat tetap pada posisi
orbitnya dengan melakukan Tracking, Telemetry, Command dan Ranging Function
(TTC&RF), sama seperti fungsi pada spacecraft di sisi space segment.
• SPU melakukan koordinasi dan test-test performansi pada saat suatu stasiun bumi baru
akan diaktifkan dan line-up test aktivasi suatu carrier pada suatu transponder satelit.
• SPU menentukan alokasi frekuensi yang digunakan oleh Station Under Test (SUT) sesuai
frequency plan transponder.
Fungsi TTC&RF Pada MCS
MCS/SPU melaksanakan fungsi-fungsi TTC&RF, sama seperti fungsi TTC&RF pada
subsystem spacecraft di sisi space segment, tetapi dilihat dari sisi ground segment ke
arah satelit, yaitu sbb :
• Command data function, mengirim dan melakukan modulasi frekuensi dari setiap
command yang dikirim ke arah satelit, seperti melakukan koreksi posisi orbit satelit
jika terjadi error posisi,
• Status dan data telemetry, melakukan transmisi signal telemetry menggunakan
modulasi phase ke arah satelit. Signal telemetry mengandung permintaan informasi
mengenai kondisi spacecraft yang diproses oleh data handling subsystem di satelit.
Signal telemetry ditransmisikan kembali ke bumi dan diterima di MCS.
• Ranging Function, mengirimkan signal ke satelit untuk pengukuran jarak secara
akurat antara SPU dengan satelit, secara pengukuran round trip time.
Stasiun Bumi Komunikasi
• Antena stasiun bumi komunikasi menerima signal beacon untuk melakukan tracking ke
satelit. Tracking merupakan proses pointing antena stasiun bumi ke arah satelit agar dapat
menerima signal secara maksimal.
• Suatu satelit diakses oleh ratusan atau ribuan stasiun bumi komunikasi untuk keperluan
menerima dan mengirimkan signal berisi trafik informasi. Stasiun bumi komunikasi
mentransmisikan (up-link) trafik informasi untuk dikirimkan ke stasiun bumi lain dan
menerima (down-link) trafik informasi dari stasiun bumi lain melalui satelit.
• Trafik informasi yang ditransmisikan berupa kanal baseband berupa audio/telephony,
video/televisi, data atau internet. Jenis trafik informasi akan menentukan jenis perangkat
modem (IF device) yang digunakan seperti IDR, SCPC atau VSAT.
• Untuk komunikasi internasional, seperti satelit Intelsat atau Inmarsat, harus mengikuti
standard yang diberlakukan operator satelit tersebut, dan dilakukan acceptance test.
Misalkan dengan ukuran antena dan figure of merite (G/T) tertentu.
• Untuk komunikasi domestik mengacu pada standard yang diberlakukan operator satelit
terkait, misalkan satelit Telkom atau Palapa.
Pointing Antenna
• Untuk memaksimalkan pointing antena ada 2 (dua)
Elevasi
parameter yang dipergunakan yaitu menentukan sudut
elevasi dan sudut azimuth.
• Sudut elevasi adalah sudut gerak yang dibentuk oleh
antenna pada arah vertical/tegak.
Azimuth
• Sudut azimuth adalah sudut putar antena pada arah
horizontal/mendatar. Utara dipakai sebagai referensi
sudut nol, tanda (+) berarti arah putaran searah jarum
jam, tanda (-) untuk arah berlawanan jarum jam.
• Untuk mendapatkan sudut elevasi dan sudut azimuth
dapat dilakukan dengan menggunakan software antenna
pointing calculation dengan cara :
• Menentukan nama satelit yang akan diakses.
• Menentukan titik koordinat lokasi antenna.
Sistem Tracking
Dalam kenyataan operasional, satelit tidak selalu berada di orbit stationarynya tetapi akan
mengalami gerakan-gerakan pergeseran ke Timur/Barat dan Utara/Selatan, yang disebabkan oleh :
• Error-error kecil saat penempatan di orbit.
• Adanya tekanan/gaya geser di orbit, seperti :
- medan gaya tarik bumi yang tidak uniform/merata.
- gaya gravitasi matahari dan bulan.
- tekanan matahari.

Pergerakan satelit harus dijaga pada posisi tertentu agar tidak melewati Station Keeping Box
umumnya sebesar ±0.1° N-S and E-W.
• Antena kecil umumnya memiliki nilai 3 dB beamwidth yang lebih besar dibanding station-
keeping box sehingga tidak ada kesulitan untuk pointing ke satelit.
• Untuk antena relatif besar, memiliki nilai narrow beam yang lebih kecil dibanding station keeping
box, sehingga membutuhkan sistem tracking dan pengendalian antena agar dapat pointing ke
satelit.
± 0.1o West - Station Keeping Box
East

± 0.1o North -
South

±0.10
± 0.1 Front -
o

Rear
Jenis Sistem Tracking
Gerakan pointing antena untuk mengakses suatu satelit disebut sebagai tracking, menggunakan
referensi signal beacon yang diterima dari satelit. Signal beacon secara kontinu ditransmisikan
satelit pada frekuensi tertentu menggunakan antena omni, sehingga dapat diterima semua stasiun
bumi di semua arah.
Pada awalnya sistem tracking menggunakan cara manual steering, yang tidak praktis, sehingga
digunakan sistem tracking automatic untuk keperluan komersiil, dengan 2 (dua) cara dasar yaitu :
• Programme track
• Menggunakan informasi perhitungan pointing secara teori
• Data pointing dihitung dari elemen orbit satelit dari stasiun tracking
• Agar hasil perhitungan akurat, data harus sering diupdate. Parameter yang dibutuhkan sangat
banyak dan rumit.
• Autotrack
• Menggunakan signal beacon dari satelit sebagai feedback control untuk melakukan tracking
secara real time.
• Tidak tergantung pada prediksi atau elemen orbit.

Perangkat untuk tracking satelit disebut dengan Antenna Control Unit (ACU), dengan sistem
autotrack jenis Steptrack dan Monopulse.
Antenna Control Unit
Monitor and Control Software for Beacon
Receivers
• Alarm triggered email notification for loss of signal, change in AFC, and signal
strength.
• Large signal strength read out.
• Strip charting utility allows for recording of signal strength, AFC and temp.
Events are recorded and presented on time based event chart. Additional
logging feature allows for tab delimited file that can be imported into your
favorite spreadsheet program. The log files can be automatically saved and
restarted on a daily basis and pulled up later for review of btr, tracking and or
uplink power performance.
• Easy to remotely control or monitor your beacon receiver.
• Event triggered alarms.
Steptrack
Sistem Steptrack dilakukan dengan membuat perubahan kecil pada suatu arah gerakan
antena, baik azimuth maupun elevasi. 

Jika level signal beacon yang diterima pada suatu arah (azimuth atau elevasi) berkurang dan
makin kecil, maka tracking harus dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika jika makin
bertambah besar, maka arah tracking sudah benar dan diteruskan sampai diperoleh level
terbesar.

Kelebihan sistem Steptrack : 


• Relatif murah 
• Mudah diimplementasikan

Kelemahan sistem Steptrack :


• Penjejakan (tracking) menghasilkan loss gain
• Penyebab perubahan level signal kadang meragukan, misalkan akibat rain fade.
Sistem Monopulse
• Sistem multimode pada gelombang elektromagnetik dikembangkan dari teknologi
RADAR.
• Antenna feed dirancang sedemikian untuk membangkitkan mode orde lebih tinggi
(higher order modes), seperti TE01 atau TM01 , yang dominan pada feeder saat
signal beacon diterima di pusat beam antena. Pemrosesan signal higher order
modes tersebut digunakan saat melakukan pointing untuk menggerakkan antenna.
• Kelebihan sistem monopulse adalah mempunyai akurasi yang sangat baik. Sedang
kelemahannya, karena membutuhkan sistem feed dan receiver yang relatif mahal.

Kedua sistem, steptrack dan monopulse menggunakan signal beacon yang selalu
dipancarkan oleh satelite untuk referensi tracking.
Fungsi & Jenis Antena
Fungsi Antena
• Arah up link, berfungsi mentransmisikan energi gelombang elektromagnetik
yang bermodulasi Radio Frequency (RF) ke satelit pada band frekuensi tertentu
(mis. C atau L band)
• Arah down link, berfungsi menerima atau mengumpulkan energi gelombang
elektromagnetik yang bermodulasi RF sesuai band frekuensi kerjanya.

Jenis Antena
• Antena Prime Focus
• Antena Cassegrain
• Antena Gregorian
• Antena Offset Prime Focus
• Antena Offset Cassegrain
Antena Prime Focus
Ciri-ciri
• Tipe single reflector.
Primary
• Horn ditempatkan pada titik focus. feed
• Prime spillover mengarah ke bawah.
Kerugian
• Perlu feeder link yang cukup panjang
(loss besar) baik transmit dan receive.
• Noise temperatur tinggi.
Parabolic
• Level side lobe besar. reflector
Prime Focus Antenna
Antena Cassegrain
Ciri-ciri
• Tipe dual reflector.
• Horn ditempatkan pada titik vertex.
• Noise temperature rendah.
Feeder
• Titik fokus reflector utama dan sub Sub
reflector berimpit. Reflector
• Level sidelobe rendah.
• Primary spillover mengarah ke angkasa.
Main
Kerugian reflector
• memiliki blockage area.
Cassegrain Antenna
Antena Gregorian
Ciri-ciri
• Tipe dual reflector, relatif sama dengan
Cassegrain, sub reflector berbentuk cekung.
• Horn ditempatkan pada titik vertex.
• Noise temperatur rendah.
Feeder
Sub
• Titik fokus reflector utama dan subreflector Reflector
berimpit.
• Level sidelobe rendah.
• Primary spilover mengarah ke angkasa.
Main
Kerugian reflector

• Memiliki blockage area.


• Penempatan titik fokus harus tepat.
Gregorian Antenna
Antena Offset Prime Focus
Ciri-ciri
• Tipe single reflector. Reflector

• Titik fokus tetap, posisi horn digeser/diputar.


• Noise temperatur tinggi.
• Level sidelobe kecil.
• Diameter antena kecil. Feeder

• Efisiensi antena besar.


Kerugian
• Pada umumnya struktur mekanik agak susah.
• Tidak dapat untuk polarisasi non linier.
Offset Prime Focus
Antena Offset Cassegrain
Ciri-ciri
• Tipe dual reflector. Reflector

• Titik fokus tetap, posisi horn


digeser/diputar.
• Noise temperatur rendah.
Sub
• Level sidelobe kecil. reflector
Feeder
• Diameter antena kecil.
• Efisiensi antena besar.
Kerugian
• Konstruksi antena rumit.
Offset Cassegrain
Persyaratan Antena Stasiun Bumi
• Memiliki gain/penguatan yang bagus.
• Mempunyai efisiensi tinggi.
• Memiliki level sidelobe yang rendah.
• Mempunyai noise temperature yang rendah.
• Mempunyai cross isolation yang tinggi.
• Memiliki pengarahan antena yang akurat dan mudah
digerakkan.

Anda mungkin juga menyukai