Anda di halaman 1dari 59

PENERBANGAN ANGKASA LUAR

Lokakarya Pengembangan Pembelajaran


Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Planetarium dan Observatorium
Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi
Propinsi DKI Jakarta

Jakarta, 13 November 2006

Abdullah Agus Ma’rufi


PT. Dirgantara Indonesia
Indonesian Aerospace (IAe)
Telp. : 022-6054289 ; HP : 081573136950
e-mail : marufi@indonesian-aerospace.com
Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu
tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.

Q. S. Ar-Rahmaan : 33
PENDAHULUAN

• Eksplorasi ruang angkasa dimulai pada saat terjadi perang dingin


antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet (setelah tahun 1957).

• Missi-missi awal wahana antariksa dimulai dengan peluncuran


wahana antariksa tak berawak otomatis (proba), dilanjutkan
dengan pengiriman berbagai missi wahana antariksa berawak

• Penerbangan angkasa luar telah membawa suatu lompatan besar


dalam pengetahuan dan pemahaman manusia mengenai Bumi dan
planet-planet tetangganya di tata surya kita pada khususnya,
maupun alam semesta pada umumnya.
ALASAN PELUNCURAN WAHANA ANTARIKSA

Alasan Utama : mengumpulkan data-data dan informasi scientific


serta engineering mengenai ruang angkasa.
FASE PENGEMBANGAN WAHANA ANTARIKSA

• Fase Desain Konsep (Conceptual Design)

• Fase Desain Pendahuluan (Preliminary Design)

• Fase Definisi (Definition)

• Fase Desain dan Pengembangan (Design and


Development)

• Fase Operasi (Operation)


FASE PENGEMBANGAN WAHANA ANTARIKSA

Pre-Phase A
 
Conceptual Study

Phase A
 
Preliminary Analysis
         SYSTEM REQUIREMENTS REVIEW
Phase B          SYSTEM DESIGN REVIEW
Definition          NON-ADVOCATE REVIEW
         PRELIMINARY DESIGN REVIEW
Phase C/D
         CRITICAL DESIGN REVIEW
Design & Development
ATLO (Assembly, Test,          TEST READINESS REVIEW
Launch, and Operation)          FLIGHT READINESS REVIEW

Operations Phase          PRIMARY MISSION


MO&DA          EXTENDED MISSION
(Mission Ops & Data Analysis)
PERTIMBANGAN DESAIN WAHANA ANTARIKSA

• Budget

• Perubahan Desain

• Keterbatasan Viewperiod

• Kemampuan Tracking

• Pemrosesan Data
PERTIMBANGAN DESAIN WAHANA ANTARIKSA

Budget
Lintasan (trajectory) wahana antariksa dibatasi oleh kaedah-kaedah
mekanika benda langit, sedangkan ketersediaan dana yang ada akan
menjadi kendala bagi proyek peluncuran wahana tersebut.

Peluncuran wahana yang menggunakan lintasan langsung atau dengan


memanfaatkan bantuan gaya gravitasi benda-benda langit lainnya
(gravity assist).

Optimasi kaedah mekanika benda langit sehingga dapat dilakukan


penghematan dari segi biaya sesuai dengan missi wahana yang
diinginkan.
PERTIMBANGAN DESAIN WAHANA ANTARIKSA

Perubahan Desain
• Tujuan, ruang lingkup, waktu peluncuran, serta prediksi biaya
harus ditentukan sebelum desain wahana antariksa
diproduksi.

• Berbagai perubahan terjadi meski desain (berikut jumlah


budget yang dianggarkan) sudah disetujui (approved).

• Perubahan desain dapat terjadi pada setiap fase desain.


Makin lambat dilakukan perubahan desain, maka akan
semakin menambah biaya.
PERTIMBANGAN DESAIN WAHANA ANTARIKSA

Keterbatasan Viewperiod
Viewperiod : waktu yang
diperlukan oleh stasiun bumi
untuk melakukan observasi pada
suatu wahana antariksa tertentu
di atas horizon lokal-nya.

Viewperiod biasanya adalah


sekitar 8 – 12 jam perhari.

Waktu peluncuran berbagai missi wahana antariksa dipengaruhi oleh


geometri sistem tata surya yang mengharuskan untuk memilih waktu
peluncuran yang paling optimal. Hal ini berkaitan dengan bagian langit
mana yang akan dilalui oleh wahana antariksa dan berapa banyak
wahana yang harus dikendalikan oleh antena stasiun bumi
PERTIMBANGAN DESAIN WAHANA ANTARIKSA

Kemampuan Tracking
Desain on-board storage,
telemetry, lintasan wahana
(trajectory), dan perioda
peluncuran wahana
antariksa harus
mempertimbangkan
kemampuan stasiun bumi
dan data handling • High Gain Antenna
• On-board Storage untuk penyimpanan data
• Pemantauan oleh stasiun bumi selama 24 jam
• Downlink data-data scientific ke bumi
PERTIMBANGAN DESAIN WAHANA ANTARIKSA

Pemrosesan Data
Tingkat kompleksitas dan volume telemetry dari missi
akan berpengaruh terhadap biaya pemrosesan data di
stasiun bumi
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA

Diagram Alir Proses Desain Sistem Wahana Antariksa


DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
 Aplikasi dan Misi Ruang Angkasa (Space Missions And Applications).
 Interaksi Wahana Antariksa dan Lingkungan Ruang Angkasa (Space Environment And
Spacecraft Interaction).
 Mekanika Orbit dan Desain Missi (Orbital Mechanics And Mission Design)

 Geometri Missi Ruang Angkasa (Space Mission Geometry)

 Desain Missi Wahana Antariksa (Spacecraft Mission Design)

 Sistem Pendukung Missi (Mission Support System)

 Penentuan dan Pengendalian Sikap Satelit (Satellite Attitude Determination And Control)

 Sistem Propulsi Wahana Antariksa (Spacecraft Propulsion System)

 Sistem-sistem Peluncur (Launch Systems)

 Komunikasi Ruang Angkasa (Space Communications)

 Sistem Daya Wahana Antariksa (Spacecraft Power Systems)

 Sistem Kendali Panas (Thermal Control System)


DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Aplikasi dan Misi Ruang Angkasa
(Space Missions And Applications).

Eksplorasi Ruang Angkasa


(Space Exploration)

Satelit dan Wahana Antariksa Tak-Berawak


(Satellite and Unmanned Spacecraft)

Wahana Antariksa Berawak


(Manned Spacecraft)

Science, Exploration, Commercial, National Security, Customers.


Aplikasi dan Misi Ruang Angkasa
(Space Missions And Applications).

Eksplorasi Ruang Angkasa


(Space Exploration)
Manusia sudah tertarik dengan berbagai fenomena yang ada di alam
semesta sejak jaman purba, namun mereka belum mempunyai
Kemampuan teknis untuk menguak rahasia alam

Eksplorasi ruang angkasa dimulai semenjak akhir PD-II. Amerika dan Uni
Sovyet saling berlomba untuk memainkan peranan penting pada
penerbangan ruang angkasa.

Perjalanan ke ruang angkasa dimungkinkan jika suatu


benda dapat melawan gaya gravitasi bumi.

Wahana antariksa harus mempunyai kecepatan lepas (v-escape)


sebesar : 11.1 km/det (7 miles/det), or 39,600 km/jam
Aplikasi dan Misi Ruang Angkasa
(Space Missions And Applications).

Wahana Antariksa Tak Berawak atau Robotik


(Unmanned or Robotic Spacecraft)
- Didisain tidak untuk mengangkut awak pesawat
- Tidak dilengkapi dengan peralatan sistem pendukung kehidupan
(life support system).
- Dapat melakukan perjalanan lebih lama di daerah-daerah
berbahaya dengan resiko yang lebih kecil
- Wahana melakukan fungsinya melalui :
* Pengendalian jarak jauh dari Bumi (Robotik)
* Seluruhnya otomatis melalui onboard computer
* Kombinasi antara kedua cara tersebut di atas.
Contoh :

- Uni Sovyet : Sputnik-1 (satelit pertama), Luna (ke bulan), Veneera (ke Venus)
- Amerika : Explorer-1, Ranger, Lunar Orbiter, Surveyor (ke bulan)
- Jepang dan Eropa : Sakigake, Suisei, Giotto (komet Halley)
- Hubble Space Telescope
- Ulysses dan ACE (untuk mempelajari matahari)
- NEAR (asteroid EROS)
- Deep Space-1, Cassini, Mars Exploration Rovers, Mars Express, Stardust
- dll
Aplikasi dan Misi Ruang Angkasa
(Space Missions And Applications).

Wahana Antariksa Berawak


(Manned Spacecraft)

- Berisi satu atau lebih awak pesawat yang berfungsi sebagai


pengemudi wahana atau sebagai pelaksana peneliti maupun
tugas-tugas khusus tertentu lainnya.

- Dilengkapi dengan sistem pendukung kehidupan untuk


tempat tinggal para awak. Misalnya : cockpit, cabin, rest
system, dsb.

- Biasanya didesain untuk dapat bekerja pada modus otomatis,


sehingga dapat berfungsi sebagai wahana tak berawak.
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Interaksi Wahana Antariksa dan Lingkungan Ruang Angkasa
(Space Environment And Spacecraft Interaction)

Lingkungan ruang angkasa dan atmosfer bumi sangat berpengaruh terhadap


wahana antariksa.

Interaksi wahana antariksa dengan lingkungan di ruang angkasa akan membatasi


kemampuan wahana antariksa tersebut (malfunctions atau loss of components/subsystems).

Beberapa Faktor Lingkungan Ruang Angkasa adalah :

 Pancaran Sinar Matahari dan Pantulan Cahaya dari Bumi (Sunlight and Earthshine)
 Gaya-gaya Gravitasi (Gravity)
 Medan Magnet dan Listrik (Magnetic and Electric Fields)
 Gas Netral (Neutral Gases)
 Plasma (Plasmas)
 Partikel-partikel Bermuatan Cepat (Fast Charged Particles)
 Meteorid dan Sampah Ruang Angkasa (Meteoroids and Debris)
 Lingkungan yang Diturunkan dari Sistem (System Generated Environment)
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Interaksi Wahana Antariksa dan Lingkungan Ruang Angkasa
(Space Environment And Spacecraft Interaction)

Faktor Lingkungan Efek yang Ditimbulkan

Sunlight and Earthshine Heating, Thermal Cycling, Material Damage, Sensor Noise, Drag, Torques
Photoemission, [Power]
Gravity Acceleration, Torques, [Stabilization]
Plasmas Charging, Arcing, Parasitic Currents, System Potentials, Sputtering, Enhanced
Contamination, ES & EM Waves (Noise), Plasma Waves & Turbulence, Change
of EM Refractive Index
Magnetic and Electric Fields Torques, Drag, Surface Changes, Potentials
Neutral Gases Drag, Torques, Material Degradation, Vacuum, Contamination, High Voltage
Breakdown
Fast Charged Particles Radiation Damage, Internal Charging, Single Event Upsets, Arcing, Noise

Meteoroids and Debris Mechanical Damage, Enhanced Chemical & Plasma Interactions, Local Plasma
Production, Induced Arcing
System Generated Environment System Dependent:Neutrals, Plasma, Fields, Forces & Torques, Particles,
Radiation
Interaksi Wahana Antariksa dan Lingkungan Ruang Angkasa
(Space Environment And Spacecraft Interaction)

Pancaran Sinar Matahari dan Pantulan dari Bumi


(Sunlight and Earthshine)

Flux Level radiasi matahari pada panjang gelombang pendek (sinar-


Gamma, sinar-X, dan Ekstrim UV) dan panjang gelombang radio
memperlihatkan variasi yang kuat terhadap aktifitas matahari (100x)

Bumi dan atmosfernya memantulkan cahaya matahari dan memancarkan


radiasi panas. Spektrum panas yang terlihat dari orbit satelit adalah
berasal dari spektrum permukaan bumi (288oK) dan atmosfer (218oK)

Akibatnya terjadi efek pemanasan pada permukaan wahana antariksa,


Diperlukan sistem kendali temperatur (thermal control). Pada satelit LEO
(Low Earth Orbit), pengaruh Earthshine lebih dominan.

Pengaruh siklus thermal akibat dari perioda gerhana


saat wahana mengalami masa gerhana, ketika tertutup
oleh pancaran sinar matahari.
Interaksi Wahana Antariksa dan Lingkungan Ruang Angkasa
(Space Environment And Spacecraft Interaction)

Gravitasi (Gravity)

Adanya medan gravitasi (bumi, bulan, matahari, planet)


berpengaruh terhadap penentuan orbit satelit.

Pengaruh medan gravitasi terhadap wahana antariksa :

- Perubahan arah sumbu panjang wahana antariksa


ke arah radial
- Menghasilkan tegangan struktur wahana antariksa
sepanjang arah radial
- Menghasilkan torsi yang menyebabkan perubahan
akselerasi wahana antariksa
- Mengganggu stabilisasi wahana antariksa
Interaksi Wahana Antariksa dan Lingkungan Ruang Angkasa
(Space Environment And Spacecraft Interaction)

Plasma dan Magnetosphere

Interaksi antara angin matahari dan medan magnet bumi


menyebabkan medan magnet bumi di sisi malam terdorong
dengan struktur sangat panjang yang disebut magnetotail.

Panjang magnetotail ini bisa mencapai 1000 kali radius bumi


yang membentang paralel dengan aliran kecepatan angin
matahari.

Energi kinetik angin matahari berubah menjadi energi magnetik di


dalam magnetotail yang menyebabkan terjadinya badai magnetik
yang menghasilkan semburan “plasma” (5 – 20 keV) ke arah bumi.

Plasma panas ini dapat menembus sampai ketinggian orbit


Geosynchronous. Plasma akan menyebabkan permukaan satelit
menjadi bermuatan listrik dengan voltage tinggi
Interaksi Wahana Antariksa dan Lingkungan Ruang Angkasa
(Space Environment And Spacecraft Interaction)

Medan Magnet dan Listrik


(Magnetic and Electric Field)
Di dekat permukaan bumi (beberapa ribu km), medan
magnet bumi (magnetosphere) adalah dipolar, namun
semakin jauh dari permukaan bumi, medan menjadi
terdistorsi. Bentuk magnetosphere ditentukan oleh
interaksi antara medan magnet bumi, angin matahari,
Dan arus plasma di dalam magnetosphere

Efek Medan Magnet terhadap wahana antariksa :


- Adanya torsi magnetik akibat aliran arus dan
momen magnetik (mengganggu stabilisasi
sikap)
- Induksi elektromagnetik akibat dari gerakan
wahana antariksa melalui medan magnet bumi
- Terjadi momen dipole, aliran arus, dan
permukaan wahana yang bermuatan listrik.
Interaksi Wahana Antariksa dan Lingkungan Ruang Angkasa
(Space Environment And Spacecraft Interaction)

Gas Netral (Neutral Gases)

Kerapatan dan tekanan atmosfer berkurang terhadap ketinggian


wahana antariksa dari permukaan bumi. Temperatur kinetik gas di
orbit lebih tinggi daripada di permukaan bumi. Komposisi atmosfer
di kedua tempat tersebut pun berbeda.

Kerapatan, temperatur, dan komposisi atmosfer bervariasi


harian terhadap tingkat aktivitas matahari. Atom Oksigen (O)
merupakan unsur dominan pada ketinggian < 500 km dan
>1000 km (selama perioda aktivitas matahari yang tinggi).
Unsur lain adalah , He, N2, O2, dan Ar.

Pada satelit LEO, kecepatan sepanjang orbit (along-track) lebih besar


dibandingkan dengan kecepatan thermal atom dan molekul. Sehingga terbentuk
daerah “ram and wake” semburan material gas netral dengan kerapatan tinggi di ruang
angkasa yang dapat menjadi sumber contaminant bagi operasi thruster wahana antariksa
(untuk kendali sikap - attitude control dan reboost ), serta persediaan air untuk manned S/C.
Menyebabkan gaya “Atmospheric Drag” dan torsi yang berpengaruh pada lifetime satelit.
Interaksi Wahana Antariksa dan Lingkungan Ruang Angkasa
(Space Environment And Spacecraft Interaction)

Partikel-partikel Bermuatan dan Bergerak Cepat


(Fast Charged Particles)
Partikel-partikel energetik yang terdapat di lingkungan bumi berasal dari : elektron dan ion
(trapped particles) yang ada di dalam sabuk radiasi Van Allen, proton dari solar flare, dan
radiasi sinar kosmik galaktik. Partikel-partikel tersebut akan memberikan penetrasi pada
material wahana antariksa

Trapped particles adalah bagian integral dari magnetosphere bumi, gerakannya didominasi
oleh medan magnet bumi berbentuk spiral mengelilingi garis-garis medan magnetik.

Aktivitas solar flares menghasilkan proton-proton energetic


(10 MeV – 1 GeV) yang mengganggu magnetosphere bumi
Secara sporadis. Wahana antariksa yang mengorbit bumi
masih terlindungi oleh magnetosphere, tetapi bagi wahana
yang mempunyai inklinasi tinggi atau yang mempunyai
Altitude tinggi akan terkena efek dari partikel ini.

Sinar kosmis galaktik berasal dari luar sistem tata surya.


Terdiri dari Proton, partikel alpha, dan inti berat.
Energi : 100 MeV
Interaksi Wahana Antariksa dan Lingkungan Ruang Angkasa
(Space Environment And Spacecraft Interaction)

Meteorid dan Sampah Ruang Angkasa


(Meteoroid and Debris)
Meteorid adalah partikel-partikel padat yang
Berasal dari ruang antar planet (extraterestrial)
di sekitar bumi.

Meteorid menyatakan distribusi kecepatan dalam


arah isotropic, namun mempunyai perubahan kecepatan antara bumi dan
ruang antar planet. Range kecepatan mulai dari 11.1 km/det (v_escape)
sampai sekitar 72.2 km/det di atas atmosfer bumi, rata-rata sekitar
16.9 km/det. Di ruang antar planet, kecepatan semakin berkurang menjadi nol.
Kecepatan rata-rata menjadi sekitar 12-13 km/det.

Debris adalah partikel padat yang berasal dari material


buatan manusia (wahana antariksa yang sudah tidak
aktif dan dibuang karena berakhir “life-time” – nya
sehingga menjadi sampah di ruang angkasa).

Efek : mechanical damage, Enhanced Chemical & Plasma Interactions,


Local Plasma Production, Induced Arcing
Interaksi Wahana Antariksa dan Lingkungan Ruang Angkasa
(Space Environment And Spacecraft Interaction)

Lingkungan yang Disebabkan oleh Sistem di dalam Wahana


(System Generated Environment)

Kontribusi sistem terhadap lingkungan lokalnya tergantung pada karakteristik sistem


Tersebut, seperti : ukuran, tingkat power/voltage, type operasi, payload, dsb.

Faktor lingkungan yang dipengaruhi adalah : gas netral, plasma berenergi rendah, dan
medan (listrik – magnet).

Sistem juga berpengaruh pada lingkungan gas netral melalui populasi netral ambient
menghasilkan fenomena ram and wake. Hal ini berkontribusi terhadap populasi jumlah
gas netral via outgassing, operasi thruster, gas kimia yang dilepas, dll.

Populasi plasma juga dipengaruhi oleh medan listrik-magnet yang diturunkan oleh
sistem tenaga (power system), arus permukaan, dan/atau gerakan wahana antariksa.

System Dependent:Neutrals, Plasma, Fields, Forces & Torques, Particles, Radiation


DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)
Hukum Kepler :
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)
Parameter Orbit Satelit

a : setengah sumbu panjang (semimajor axis)


e : eksentrisitas (eccentricity)
i : inklinasi (inclination, 0 < i < 180 deg)
Ω : right ascension of the ascending node
ω : argumen perigee (argument of perigee)
M : anomaly rata-rata (mean anomaly, or M0,
mean anomaly at epoch t0)

(a, e, i, Ω, ω, M)

Elemen Keplerian
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Gangguan Orbit Satelit (Satellite Orbit Perturbation)

Pada kenyataannya, satelit mengalami


berbagai macam gangguan selama
melintas di orbitnya. Sehingga terjadi
deviasi terhadap elemen orbitnya.

Satellite
Gangguan berasal dari : Command and Control
System
- GRAVITASIONAL
- ATMOSPHERIC Ground Station
- RADIASI MATAHARI
- Space Debris, dll.
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Ditinjau Dari Segi Daerah Jelajah

a. Wahana Antariksa di Sekeliling Bumi (Near Earth Spacecraft)

b. Wahana Antariksa Antar Planet (Interplanetary Spacecraft)

c. Wahana Antariksa Antar Bintang (Interstellar Spacecraft)


Voyager
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Wahana Antariksa di Sekeliling Bumi (Near Earth Spacecraft)

Orbit Bumi Rendah (Low Earth Orbit - LEO)

- Orbit mengelilingi bumi yang terletak antara


atmosfer dan sabuk radiasi Van Allen,
- Altitude antara 200 - 2000 km di atas
permukaan bumi.
- Pada ketinggian ini, satelit akan mengalami
orbital decay akibat atmospheric drag dalam
bentuk gas di thermosphere (kira-kira 80-500
km) atau exosphere (kira-kira > 500 km),
tergantung pada ketinggian orbit.

Misal : Space Shuttle, Soyuz, satelit-satelit militer/mata-mata (Big Bird


dan Cosmos), satelit komunikasi masa depan (misal : Iridium, Orbcom),
Teleskop Hubble, Space Station
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Wahana Antariksa di Sekeliling Bumi (Near Earth Spacecraft)

Orbit Bumi Rendah (Low Earth Orbit - LEO)


Orbit Kutub (Polar Orbit), orbit satelit melintas kutub
utara dan selatan bumi). Satelit dapat melaksanakan
pengamatan dalam waktu lama pada daerah belahan
bumi utara - selatan

Misal : Satelit Militer (mata-mata).

Sun-Synchronous Orbit
Satelit pada orbit sunsynchronous bergerak mengelilingi bumi
dari kutub-ke-kutub dengan bidang orbit membentuk sudut
tertentu yang sama (a) terhadap arah matahari. Satelit pada
orbit ini dapat melihat semua daerah di permukaan bumi
selama beberapa kali dalam satu hari.

Misal : Satelit Cuaca Global


Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Wahana Antariksa di Sekeliling Bumi (Near Earth Spacecraft)

Orbit Bumi Menengah (Medium Earth Orbit - MEO)

Medium Earth Orbit (MEO), adalah orbit dengan ketinggian


2.000 – 20.200 km

Type satelit di orbit ini adalah konstelasi satelit navigasi :


- GPS (Global Positioning System)
- GLONASS (Global Orbiting Navigation Satellite System)
- GALILEO
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Wahana Antariksa di Sekeliling Bumi (Near Earth Spacecraft)

Orbit Bumi Tinggi (High Earth Orbit - HEO)

High Earth Orbit (HEO) –


adalah orbit dengan
ketinggian di atas 20.200 km
sampai dengan 36.000 km
(Orbit Geosynchronous).
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Wahana Antariksa di Sekeliling Bumi (Near Earth Spacecraft)

Orbit Geosinkron (Geosynchronous Orbit - GSO)

Orbit Geosinkron mempunyai perioda


revolusi orbit sama dengan perioda sideris
rotasi bumi. Jarak ”setengah sumbu
panjang” adalah 42.264 km dari pusat
bumi.

Pada jarak ini perioda orbit satelit adalah


sebesar 24 jam, sehingga bila dipandang
dari permukaan bumi posisi satelit di dalam
ruang relatif tetap.

Misal : satelit komunikasi (Palapa).


Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Wahana Antariksa di Sekeliling Bumi (Near Earth Spacecraft)

Orbit Molniya

Orbit Molniya adalah suatu orbit yang mempunyai elliptisitas


tinggi dengan inklinasi sebesar 63.4° dan perioda orbit sekitar 12
jam dimana gangguan pada agumen perigee adalah nol. Satelit
yang ditempatkan di orbit ini akan menghaiskan sebagian besar
waktunya pada daerah di permukaan bumi yang sudah didesain
sebelumnya (apogee dwell)
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Wahana Antariksa Antar Planet (Interplanetary Spacecraft)

Planetary Fly-by

Wahana masuk ke dalam


bola pengaruh (sphere of
influence) untuk terbang
melintas dalam jarak yang
relatif dekat dengan planet
tersebut

Tujuan :
- Penelitian singkat pada
planet tujuan
- Manuver Swing-by
- Melepas wahana Planetary Lander
- Menjemput wahana Planetary
Ascent
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Wahana Antariksa Antar Planet (Interplanetary Spacecraft)

Planetary Orbiter
Wahana masuk ke
dalam bola pengaruh
planet tujuan dan
mengorbit planet
tersebut untuk
melakukan penelitian
pada planet tujuan

Tujuan :
- Penelitian dalam jangka waktu lama pada planet tujuan
- Melepas planetary lander dan me-relay data komunikasi
antara planetary lander ke stasiun bumi
Galileo (Jupiter Mapping)
- Menerima kembali sampel dari wahana planetary ascent
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Wahana Antariksa Antar Planet (Interplanetary Spacecraft)

Planetary Lander (Atmospheric)


Untuk melakukan
penelitian atmosfer
di planet tujuan
(kalau ada)
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Wahana Antariksa Antar Planet (Interplanetary Spacecraft)

Planetary Lander (Geology)


Didesain untuk melakukan pendaratan
di planet tujuan dan mampu bertahan
hidup cukup lama untuk melakukan
Mars Pathfinder telemetry data-data hasil penelitian
permukaan planet ke bumi
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Wahana Antariksa Antar Planet (Interplanetary Spacecraft)

Planetary Rover Wahana yang bertujuan untuk melakukan


penelitian dan penjelajahan di permukaan
planet pendaratan.

Planetary Rover didesain untuk bisa semi-


otomatis. Dalam arti, wahana dapat
dikendalikan dari bumi, namun apabila
terjadi delay pada komunikasi radio, maka
wahana harus dapat melakukan
pengambilan keputusan sendiri pada saat
pergerakannya.

Tujuan : untuk mengambil foto-foto dan


melakukan analisa tanah / geologi pada
permukaan planet, serta mengumpulkan
berbagai sample untuk dibawa pulang ke
bumi.
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Wahana Antariksa Antar Planet (Interplanetary Spacecraft)

Planetary Ascent

Wahana yang digunakan untuk naik dari suatu


permukaan planet ke orbit di sekitar planet
tersebut atau langsung ke garis lintasan pulang ke
bumi.

Tujuan dari wahana ini adalah untuk membawa


hasil-hasil penelitian permukaan / atmosfer planet
seperti sampel tanah, gas, atau mineral kembali
ke bumi.
Mekanika Orbit Satelit dan Desain Missi
(Satellite Orbital Mechanics and Mission Design)

Wahana Antariksa Antar Bintang (Interstellar Spacecraft)

Wahana antariksa antar bintang adalah wahana antariksa


yang digunakan dalam missi penjelajahan antar bintang.
Sampai saat ini belum ada proyek resmi untuk missi ini.
Masalah yang masih dipelajari dan belum terpecahkan
untuk wahana antar bintang ini adalah bagaimana
mengatasi jarak yang sangat astronomik dalam jangkauan
teknologi yang ada saat ini maupun masa depan.

Golden Record
Sebagai contoh : jarak bintang terdekat dengan matahari, from Earth

yaitu Alpha Centaury adalah sekitar 4 tahun cahaya atau


sebesar 3.7325 x 1.013 km. Bila ditempuh dengan wahana
antar planet, contoh yang tercepat adalah voyager-2 dengan
kecepatan 27,000 km/jam, maka wahana ini akan sampai di
bintang Alpha Centaury dalam waktu 160,000 tahun. Suatu
hal yang tidak mungkin dilakukan dengan keterbatasan
teknologi yang ada saat ini.
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Geometri Missi RuangAngkasa
(Space Mission Geometry)
Satellite Ground Tracks
Satellite Horizon

Space Mission Engineering – adalah proses pendefinisian parameter-parameter dan


perbaikan requirements untuk memenuhi obyektif dari missi-missi ruang angkasa dengan
meminimalkan biaya dan resiko.

Analisis penerbangan ruang angkasa memerlukan pengetahuan tentang posisi saat


ini dan gerakan obyek seperti yang terlihat oleh wahana antariksa. Hal ini dalam upaya
untuk mengetahui bagaimana mengarahkan wahana dan bagaimana menginterpretasikan
apa yang berhasil diamati oleh kamera maupun antena wahana antariksa. Untuk itu
diperlukan pengetahuan mengenai geometri missi ruang angkasa  sistem koordinat
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Geometri Missi RuangAngkasa
(Space Mission Geometry)
Swath :

Swath adalah daerah di permukaan bumi di


sekitar ground trace yang dapat diobservasi oleh
satelit pada saat satelit melintas di atasnya.

Pointing :

Pointing adalah orientasi wahana antariksa,


sensor, kamera, atau antena ke arah suatu
target yang memiliki posisi geografis atau arah
inertial yang spesifik.

Mapping :

Mapping adalah penentuan posisi geografis dari


titik pandang kamera, sensor, atau antena
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Desain Missi Wahana Antariksa
(Spacecraft Mission Design)
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Sistem Pendukung Missi Wahana Antariksa
(Spacecraft Mission Support)
VLBI
Deep Space Network (DSN) Spectroscopy
Spaceflight
Deep Space Network Radio Tracking Data
astronomy mempelajari planet- Network (STDN)
planet, bintang, galaksi, dan obyek
astronomis menggunakan
gelombang radio yang dipancarkan.

Karena panjang gelombang radio


lebih panjang daripada gelombang
cahaya, maka radio astronomy
memerlukan antena yang besar,
seperti yang digunakan oleh DSN radiometry Interferometry
untuk berkomunikasi dengan
wahana antariksa yang
mengeksplorasi sistem tata surya.
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Sistem Pendukung Missi Wahana Antariksa
(Spacecraft Mission Support)

Kennedy Space Center

Mission Profile
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Sistem-sistem Peluncur
(Launch Systems)

Ariane Spacecraft Titan Delta Space Shuttle


DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Sistem Kendali Sikap Wahana Antariksa
(Spacecraft Attitude Control System)
Satelit memerlukan akurasi tinggi dalam pointing
antena, kamera, atau sensor sehingga mereka
memberikan coverage permukaan bumi yang diinginkan.

Requirement ini dapat dicapai melalui attitude control


system. Fungsi : untuk memelihara sikap wahana
antariksa, orientasinya di dalam ruang angkasa,
tetap berada pada limit yang diperbolehkan, dan
memberikan sikap wahana antariksa yang diinginkan
Untuk melakukan manuver orbit.

Attitude control system terdiri dari sensor-sensor untuk


attitude determination dan aktuator untuk memberikan
torsi koreksi.

Beberapa torsi gangguan yang mungkin berasal dari :


Tekanan radiasi matahari, gradient gravitasi, dan kesalahan
Penyalaan thruster.
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Sistem Propulsi Wahana Antariksa
(Spacecraft Propulsion System)
Sistem propulsi mulai berfungsi sesaat setelah
pemisahan wahana antariksa dari sistem peluncurnya.

Fungsi utama :
- Mempertahankan stabilitas three-axis
- Control spin
- Eksekusi manuver
- Reorientasi wahana pada saat apogee injection
(Orbit Geosinkron)
- Koreksi error orbit
- Akuisisi dan kendali sikap satelit
- Station keeping dan repositioning
Komponen sistem propulsi : tangki bahan bakar,
plumbing systems, tangki helium (untuk supply
tekanan ke tangki bahan bakar)

Bahan bakar wahana antariksa : solid propellant, liquid propellant


(mono-propellant & bi-propellant), dan electric propulsion.
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Sistem Propulsi Wahana Antariksa
(Spacecraft Propulsion System)
Functional Block Diagram

Tanks
Pressurizing Thrust
Propellant Main Engines
System and ΔV’s

Propulsion

Spaceship Digital Control Power


Data Bus Interface Processing Units
Switch Boxes
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Sistem Komunikasi dan Pelacakan Wahana Antariksa
(Spacecraft Communication and Tracking Systems)
Sistem komunikasi dan pelacakan memberikan command-link komunikasi dua-arah
antara wahana antariksa dan stasiun bumi melalui transmisi telemetri, sinyal pelacakan
Radar, dan recovery aids.

Typical sub-sistem komunikasi satelit terdiri dari :


- Telemetry : memberikan transmisi real-time, delayed time, dan standby antara
astronaut (atau wahana antariksa) dan stasiun bumi.
- Tracking : memberikan respons pelacakan untuk menginterogasi sinyal dari stasiun bumi
- Voice Communication : memberikan komunikasi antar astronaut, antar wahana dengan
pusat komando pada saat peluncuran sampai re-entry, serta saat landing dan postlanding.
- Digital Command : menerima dan men-decode-kan transmisi command dari stasiun bumi
dan mentransformasikannya ke dalam format digital.
- Antenna : memberikan daerah liputan sistem komunikasi selama missi wahana
- Recovery Aids : memberikan informasi penentu arah untuk recovery pada saat landing
serta indikasi visible untuk recovery pada saat operasi di malam hari
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Sistem Daya Wahana Antariksa
(Spacecraft Power System)

Power System (Sistem Daya) wahana antariksa bertugas untuk memberikan tenaga
listrik pada missi wahana antariksa.

Power System pada wahana antariksa terdiri dari :


 Sumber-sumber Energi (Power Generation) :
- Matahari (photovoltaic, thermoelectric, thermionic, or dynamic)
- Baterai dan fuel cells
- Nuklir (radio-isotop, fisi, fusi)
- Lain-lain (antimatter, angin, kimia)
 Penyimpanan Energi (Energy Storage) :
- Baterai, fuel cells, flywheels, kapasitor, superkonduktor
 Penanganan Daya (Power Handling) :
- Conditioning, control, packaging, enhancement, and conversion
 Transmisi Daya (Power Transmission) :
- Laser, microwave, millimeter waves, kabel dan/atau fiber optik
DESAIN SISTEM WAHANA ANTARIKSA
Sistem Kendali Thermal Wahana Antariksa
(Spacecraft Thermal Control System)
Wahana antariksa mengalami kondisi temperatur yang ekstrim di
ruang angkasa (terutama untuk interplanetary S/C)

Gravity-assist telah membantu menahan wahana untuk tetap berada di


dekat matahari. Wahana antariksa harus mampu menahan efek matahari
lebih kuat daripada di bumi, ketika melintas planet Venus. Dan ketika missi
Melintas Yupiter dan Saturnus, desain wahana harus mampu melindungi
sistem wahana dari temperatur yang ekstrim dingin.
Optical Solar
Passive Thermal Control : Multi-Layer Insulation (MLI) Reflector (OSR)
Merefleksikan Infra Merah, membantu melindungi
MLI wahana dari pengaruh pemanasan matahari (overheating),
dan menahan panas internal agar jangan terlalu dingin.

Active Thermal Control  dikontrol dari bumi


- Autonomous
- Thermostatically controlled resistance
Louvers - Electric heater
KESIMPULAN

• Pengembangan desain wahana antariksa memerlukan integrasi


berbagai bidang keahlian (spesialis missi, komunikasi, struktur
material, mekanika orbit, lingkungan, teknik kimia, teknik fisika,
listrik, elektronika, sistem kontrol, sistem propulsi, dll)

• Seiring dengan era globalisasi, memasuki abad ke-21 ini


kehidupan manusia akan semakin bergantung pada teknologi
berbasis satelit.

• Dibutuhkan sumber daya manusia yang handal dan mampu


mengantisipasi setiap tantangan akibat kemajuan tersebut.

• Peran para guru dalam hal ini sangat besar dalam memberikan
wawasan ke depan kepada para siswa agar mereka mempunyai
motivasi yang tinggi untuk menghadapi tantangan
perkembangan TEKNOLOGI RUANG ANGKASA di masa depan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai