Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Geodesi Satelit adalah sub-bidang ilmu geodesi yang menggunakan bantuan
satelit (alam ataupun buatan manusia) untuk menyelsaikan problem-problem geodesi,
yaitu yang terkait dengan penentuanposisi, penentuan medan gaya berat, serta
penentuan variasi temporal dan spasial dari posisis dan medan gaya berat.
GNSS merupakan suatu sistem satelit yang terdiri dari konstelasi satelit yang
menyediakan informasi waktu dan lokasi, memancarkan macam-macam sinyal dalam
berbagai frekuensi secara terus menerus, yang tersedia di semua lokasi di atas
permukaan bumi.GNSS memiliki peran penting dalam bidang navigasi. GNSS yang
ada saat ini adalah Global Positioning System (GPS) milik Amerika Serikat, Global
Navigation Satellite System (GLONASS) milik Rusia, Galileo milik Uni Eropa, dan
Compass/ Beidou milik Cina. India dan Jepang telah mengembangkan kemampuan
GNSS regional dengan meluncurkan sejumlah satelit ke antariksa untuk menambah
kemampuan yang sudah disediakan oleh sistem global dalam menyediakan tambahan
cakupan regional. (UNOOSA, 2011)
Sistem satelit navigasi global/GNSS terdiri dari segmen antariksa, segmen
pengendali dan segmen pengguna.Segmen antariksa (satelit) memancarkan sinyal
navigasi kepada segmen pemakai, yang dikendalikan stasiun pengendali di
Bumi.Satelit navigasi terdiri dari konstelasi satelit dengan cakupan global.Fungsi
satelit-satelit tersebut mengirim sinyal ke receiver yang dipasang di pesawat terbang,
kapal laut, kendaraan bermotor dan manusia, untuk dapat menentukan posisi-posisi
mereka.

1.2.

TUJUAN
Adapun tujuan dari pembahasan GNSS (Global Navigation Satellite System)
adalah:
a.
b.
c.
d.

Agar mahasiswa mengetahui jenis orbit dari GNSS


Agar mahasiswa memahami cara kerja dari GNSS
Agar mahasiswa mengenal sinyal yang dipakai oleh GNSS
Agar mahasiswa memahami penggunaan GNSS khususnya dalam bidang Geodesi

GNSS ( Global Navigation1 Satellite System )

1.3.

MANFAAT
Adapun manfaat dari pembahasan GNSS (Global Navigation Satellite System)
adalah:
a.
b.
c.
d.

Mahasiswa mampu memahami jenis orbit dari GNSS


Mahasiswa mampu menjelaskan cara kerja dari GNSS
Mahasiswa mampu memahami sinyal-sinyal yang dipakai oleh GNSS
Mahasiswa mampu memahami penggunaan GNSS khususnya dalam bidang
Geodesi

1.4.

BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah dari pembahasan GNSS (Global Navigation Satellite
System) adalah:
a. Hanya membahas GNSS global yaitu GPS dan GLONASS
b. Hal-hal yang dibahas adalah jenis orbit, segmen kerja dan penggunaan GNSS
khususnya dalam bidang Geodesi

BAB 2
DASAR TEORI
2.1. PENGERTIAN

GNSS ( Global Navigation2 Satellite System )

GNSS adalah singkatan dari Global Navigation Satellite System, dan


merupakan istilahgeneric standar untuk sistem navigasi satelityang menyediakan
informasi posisi, kecepatandan waktu dengan jangkauan global.Istilah ini mencakup
misalnya GPS, GLONASS,Galileo, dan sistem Beidou regional lainnya.Teknologi
GNSS muncul pertama kali oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan
adanya teknologi NAVSTAR-GPS.GNSS digunakan untuk kepentingan sipil dan
militer. Seperti Survei dan Pemetaan, Geologi, Hiking, Navigasi Laut dan Udara dll
Sampai saat ini terdapat 2 (dua) sistem satelit navigasi global yang telah
beroperasi dan memberikan pelayanan secara global, yaitu sistem satelit navigasi
global GPS milik Amerika Serikat dan sistem satelit navigasi global GLONASS milik
Rusia.Sistem satelit navigasi global tersebut, utamanya GPS telah dimanfaatkan oleh
berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk berbagai kepentingan baik militer maupun
sipil. Untuk kepentingan militer, antara lain telah digunakan perang, sedangkan untuk
kepentingan sipil antara lain digunakan dalam sistem informasi geografi, pemantauan
gempa, dan untuk pelacak kendaraan. Amerika Serikat dan Rusia masih terus meningkatkan kemampuan sistem satelitnya tersebut sehingga dapat meningkatkan
pelayanannya termasuk untuk kepentingan komersial.
Negara-negara lainnya yang sedang mengembangkan sistem satelit navigasinya adalah (i) Sistem Galileo milik Eropa yang dikembangkan Uni Eropa bekerjasama dengan European Space Agency (ESA) direncanakan akan selesai pada tahun
2015 , (ii) Sistem navigasi regional Beidou, dikembangkan Cina, juga akan selesai
pada tahun 2015, (iii) Sistem navigasi India Regional Navi-gational Satellite System
(IRNSS) yang dikembang-kan oleh India direncanakan akan selesai pada tahun 2014,
dan (iv) Quasi-Zenith System Satellite (QZSS) yang dikembangkan oleh Jepang
direncanakan akan beroperasi pada tahun 2013.

2.2. JENIS ORBIT


a. Orbit Progade
Orbit prograde yaitu orbit yang sudut inklinasi orbitnya (i) memenuhi
hubungan : 0 < i < 90 dan sudut inklinasi tersebut dihitung berlawanan arah jarum

GNSS ( Global Navigation3 Satellite System )

jam di titik nodal (ascending node), dari bidang ekuator ke bidang orbit. Pada orbit
prograde pergerakan satelit dalam orbitnya searah dengan rotasi Bumi.

Gambar 2.1 Orbit Prograde


Pada sistem GPS ( Global Positioning System ) mempunyai orbit dengan sudut
inklinasi 550 dari ekuator.Sedangkan pada sistem GLONASS (Globalnaya
Navigatsionnaya Sputnikovaya Sistema) mempunyai orbit dengan sudut inklinasi
64,80 dari ekuator.
b. Medium Earth Orbit (MEO)
Medium Earth Orbit yaitu suatu orbit satelit di angkasa yang mengelilingi bumi
dengankarakteristik antara lain :

Tinggi orbit : sekitar 6.000 12.000 km, di atas permukaan bumi


Periode Orbit : 5 12 jam
Kecepatan putar : 19.000 km/jam
Waktu Tampak : 2 4 jam per hari
Delay Time : 80 ms ( Waktu perambatan gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan

kembali lagi ke stasiun bumi)


Jumlah Satelit : 10 12 (Global Coverage)
Penggunaan : Satelit Citra, Cuaca, Mata-mata, sistem telekomunikasi bergerak
(mobile)misalnya satelit Oddysey dan ICO.

2.3. GLOBAL POSITIONING SYSTEM(GPS)


a. Sejarah dan Status
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan
satelit.Nama formalnya adalah NAVSTAR GPS, kependekan dari NAVigation Satellite
Timing and Ranging Global Positioning System.Sistem yang dapat digunakan oleh
banyak orang sekaligus dalam segala cuaca ini, didesain untuk memberikan posisi dan

GNSS ( Global Navigation4 Satellite System )

kecepatan tiga dimensi yang teliti, dan juga informasi mengenai waktu, secara
kontinyu di seluruh dunia.Aristektur dari sistem GPS disetujui oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1973.Satelit yang pertama diluncurkan pada
tahun 1978, dan secara resmi sistem GPS dinyatakan operasional pada tahun 1994.
Biaya pembangunan sistem GPS yang pernah dilaporkan adalah sekitar 10 milyar
USD, sementara biaya operasi dan pemeliharaan per tahunnya berkisar dari 250
sampai 500 juta USD.
b. Segmen Kerja

Segmen Satelit
Satelit GPS dapat dianalogikan sebagai stasiun radio angkasa, yang
diperlengkapi dengan antena-antena untuk mengirim dan menerima sinyal sinyal
gelombang.Sinyal-sinyal ini selanjutnya diterima oleh receiver GPS di/dekat
permukaan bumi, dan digunakan untuk menentukan informasi posisi, kecepatan,
maupun waktu.Selain itu satelit GPS juga dilengkapi dengan peralatan untuk
mengontrol tingkah laku attitude satelit.
Satelit-satelit GPS dapat dibagi atas beberapa generasi yaitu :
Blok I :Initial Concept Validation Satellites
Blok II :Initial Production Satellites
Blok IIA :Upgraded Production Satellites
Blok IIR :Replenishment Satellites
Blok IIF :Follow-On Suistainment Satellites
Satelit GPS Blok I adalah generasi satelit percobaan (Initial Concept
Validation Satellites), dan pertama kali diluncurkan pada tanggal 22 Februari
1978.Sejak saat itu sampai tahun 1985, ada 11 satelit Blok I yang
diluncurkan.Meskipun satelit Blok I hanya dimaksudkan sebagai satelit percobaan,
tetapi sejak awal satelit-satelit Blok I ini sudah banyak digunakan oleh pihak militer
maupun sipil dengan hasil yang baik.

GNSS ( Global Navigation5 Satellite System )

Gambar 2.2.Satelit Blok I GPS


Satelit GPS Blok II adalah satelit GPS operasional generasi pertama, dan
mempunyai nomor SVN (Space Vehicle Number) dari 13 sampai 21.Satelit Blok II
ini dibangun oleh Rockwell International dan diluncurkan mulai Februari 1989
sampai Oktober 1990.Berbeda dengan satelit Blok I, satelit Blok II didesain
sedemikian rupa untuk meminimalkan interaksi dengan stasiun pemantau di Bumi,
dan disampinng itu sebagian besar aktivitas pemeliharaan satelit dapat dilakukan
tanpa mengganggu pengiriman sinyal. Pengiriman data secara periodik dari segmen
pengontrol ke satelit juga tidak akan mengganggu pelayanan yang diberikan oleh
satelit tersebut. Satelit Blok II ini mempunyai kapasitas penyimpanan data selama
14 hari, ketimbang 3,5 hari pada satelit Blok I.
Satelit Blok IIA, yang juga dibangun oleh Rockwell International
mempunyai nomor SVN dari 22 sampai 40. Satelit Blok IIA pada dasarnya identik
dengan satelit Blok II, dengan satu pengecualian yaitu seandainya stasiun pemantau
satelit tidak dapat mengirimkan ppesan navigasi yang baru ke satelit, maka satelit
akan mampu mengirimkan pesan navigasi yang terakhir sampai selama 180 hari.
Meskipun dari sisi pengguna innformasi orbit yang dikirimkan dalam hal ini
ketelitiannya berkurang dengan waktu, namun setidaknya sistem satelit tetap
beroperasi dan dapat digunakan.
Satelit Blok II/IIA didesain untuk memberikan pelayanan selama 7,3 tahun,
dan setiap satelit memilikik 4 jam atom: 2 Cesium dan 2 Rubidium; serta memiliki
kemampuan Selective Availability (SA) dan Anti Spoofing (AS). Satelit Blok II/IIA
ini diluncurkan dari Cape Canaveral Air Force Station dengan menggunakan Delta
II MLV (Medium Launch Vehicle).

GNSS ( Global Navigation6 Satellite System )

Gambar 2.3.Bentuk Tipikal Satelit GPS Blok II/IIA

Gambar 2.4.Cape Canaveral Air Force Station


Satelit Blok IIR adalah generasi satelit GPS setelah satelit Blok IIA yang
dibangun oleh General Electric, dan mempunyai nomor SVN dari 41 sampai 62.
Satelit pertama diluncurkan pada tanggal 17 Januari 1997, tetapi hancur karena
kegagalan dalam proses peluncurannya. Karakteristik yang spesifik dari satelit Blok
IIR ini adalah kemampuannya untuk melakukan navigasi yang sifatnya
mandiri.Dalam hal ini, satelit Blok IIR dapat menciptakan pesan navigasinya
sendiri tanpa pengiriman dari stasiun pengontrol di Bumi.Dengan kemampuannya
ini sistem dapat menjaga ketelitiannya secara baik meskipun cukup lama tidak
melakukan kontak dengan segmen pengonntrol di Bumi. Satelit Blok IIR didesain

GNSS ( Global Navigation7 Satellite System )

untuk memberikan pelayanan selama 7,8 tahun dan setiap satelit mempunyai jam
atom: 1 Cesium dan 2 Rubidium; serta memiliki kemampuan SA dan AS.

Gambar 2.5.Bentuk Tipikal Satelit GPS Blok IIR


Satelit Blok IIF adalah generasi satelit GPS yang menggantikan generasi
satelit Blok IIR.Dalam hal ini Angkatan Udara AS merencanakan membeli
sebanyak 33 buah satelit Blok IIF.

Gambar 2.6.Bentuk Tipikal Satelit GPS Blok IIF


Sampai saat ini ada 24 satelit GPS yang secara terus menerus berada
dimasing-masing lintasannya di 6 orbit geostationer sekeliling planet bumi. Orbit

GNSS ( Global Navigation8 Satellite System )

satelit GPS bersudut 55o terhadap ekuator dengan ketinggian rata-rata 20.200 km
dari permukaan bumi. Setiap satelit beratnya 800 kg dan bergerak dalam orbitnya
dengan kecepatan 4 km/detik.Jarak antar satelit diatur agar minimal 4 satelit yang
bergeometri baik dari setiap tempat di permukaan bumi pada setiap saat. Setiap
satelit ini memancarkan sinyal gelombang radio pada 2 frekwensi, yaitu 1575,24
MHz (sinyal L1/kode P) dan 1227,60 MHz (L2).

Gambar 2.7.Konfigurasi Orbit Satelit-satelit GPS

Gambar 2.8.Distribusi Satelit GPS

Segmen Sistem Kontrol


Segmen sistem kontrol berfungsi mengontrol dan memantau operasional
satelit dan memastikan bahwa satelit berfungsi sebagaimana mestinya. Fungsi ini
mencakup beberapa tugas dan kewajiban, antara lain:

GNSS ( Global Navigation9 Satellite System )

Menjaga agar semua satelit masing-masing berada di posisi orbitnya yang


seharusnya.
Memantau status dan kesehatan dari semua sub-sistem satelit.
Memantau panel matahari satelit, level daya baterai, dan propellant level yang
digunakan untuk manuver satelit.
Menentukan dan menjaga waktu sistem GPS.
Kelayakgunaan satelit-satelit GPS tersebut dimonitor dan dikontrol oleh
segmen kontrol yang terdiri dari beberapa stasiun pemonitor dan pengontrol yang
tersebar di seluruh dunia, yaitu di pulau Ascension, Diego Garcia, Kwajalein,
Hawaii, dan Colorado Springs. Disamping memonitor dan mengontrol kesehatan
seluruh satelit beserta seluruh komponennya, segmen kontrol ini juga berfungsi
menentukan orbit dari seluruh dari seluruh satelit GPS yang merupakan informasi
vital untuk penentuan posisi dengan satelit.
Secara spesifik, segmen sistem kontrol terdiri dari Ground Antenna Station
(GAS), Monitor Station (MS), Prelaunch Compatibility Station (PCS), dan Master
Control Station (MCS).

Gambar 2.9.Lokasi Stasiun Sistem Kontrol GPS

GNSS ( Global Navigation


10 Satellite System )

Gambar 2.10.Skema Kerja Sistem Kontrol GPS

Segmen Receiver
Segmen receiver merupakan bagian utama dari segmen pengguna yang
terdiri dari pengguna GPS, baik di darat, laut, maupun udara. Dalam hal ini alat
penerima sinyal GPS ( GPSreceiver ) diperlukan untuk menerima dan memproses
sinyal -sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan
dan waktu. Komponen utama dari suatu receiver GPS secara umum adalah antena
dengan pre-amplifier, bagian RF dengan pengidentifikasi sinyal dan pemroses
sinyal, pemroses mikro untuk pengontrolan receiver, data sampling dan pemroses
data ( solusi navigasi ), osilator presisi , catu daya, unit perintah dan tampilan, dan
memori serta perekam data.

Gambar 2.11.Komponen Utama Receiver GPS

GNSS ( Global Navigation


11 Satellite System )

Pengklasifikasian receiver GPS dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu


antara lain berdasarkan fungsinya, data yang direkamnya, jumlah kanalnya, ataupun
penggunanya.
Berdasarkan jenis data yang direkam atau diberikan, receiver GPS dapat
diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu:
Receiver kode-C/A (contohnya receiver tipe navigasi dan tipe pemetaan)
Receiver kode-C/A + fase-L1 (contohnya receiver tipe geodetik satu
frekuensi)
Receiver kode-C/A + fase-L1 + fase-L2 (contohnya receiver tipe geodetik dua
frekuensi yang menggunakan teknik signal squaring)
Receiver kode-C/A + kode-P + fase-L1, L2 (contohnya receiver tipe geodetik
dua frekuensi kode-P)
Jika

dilihat

dari

fungsinya,

secara

umum

receiver

GPS

dapat

diklasifikasikan secara skematik seperti pada gambar 11 berikut:

Gambar 2.12.Klasifikasi Receiver GPS


Receiver GPS penentuan posisi tipe navigasi kadang disebut dissebut tipe
genggam (handheld receiver) umumnya digunakan untuk menentukan posisi
absolut secara instan yang tidak menuntut ketelitian tinggi. Receiver navigasi tipe
sipil memiliki ketelitian sekitar 50-100 m, dan untuk tipe militer dapat memberikan
ketelitian sekitar 10-20 m. Harga dari receiver tipe navigasi ini juga umumnya
cukup murah. Receiver GPS tipe genggam juga terdiri dari berbagai merek yang
beredar di pasaran.

GNSS ( Global Navigation


12 Satellite System )

Gambar 2.13.Contoh Receiver GPS Tipe Navigasi Tipe Sipil dan Tipe Militer
Receiver GPS penentuan posisi tipe pemetaan juga memberikan data
pseudorange (kode-C/A) seperti halnya receiver tipe navigasi. Hanya bedanya,
pada receiver tipe pemetaan, data tersebut direkam dan dipindahkan ke komputer
untuk diproses lebih lanjut. Oleh sebab itu, receiver tipe pemetaan ini dapat
digunakan untuk penentuan posisi secara diferensial, dan dalam hal ini ketelitian
yang dapat diberikan sekitar 1-5 m. Contoh aplikasi dari receiver GPS tipe
pemetaan adalah untuk survei dan pemetaan geologi dan pertambangan,
peremajaan peta, serta pembangunan dan peremajaan basis data SIG.

Gambar 2.14.Contoh Receiver Tipe Pemetaan


Receiver GPS penentuan posisi tipe geodetik merupakan tipe receiver
yang paling canggih, paling mahal, dan juga paling presisi pada tipe receiver GPS

GNSS ( Global Navigation


13 Satellite System )

untuk penentuan posisi. Oleh sebab itu, receiver tipe geodetik umumnya digunakan
untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian yang relatif tinggi, seperti untuk
pengadaan

titik-titik

kontrol

geodesi,

pemantauan

deformasi,

dan

studi

geodinamika.

Gambar 2.15.Contoh Receiver GPS Tipe Geodetik


Berbeda dengan receiver untuk penentuan posisi, receiver GPS untuk
penentuan waktu didesain hanya untuk memberikan informasi waktu ataupun
frekuensi yang teliti.Receiver ini umumnya dilengkapi dengan keluaran 1 pps
(pulse per second). Beberapa receiver GPS tipe ini juga dilengkapi dengan receiver
Lorran-C, dalam rangka untuk meningkatkan keandalannya. Beberapa yang
lainjuga dilengkapi jam atom Rubidium atau Cesium, dalam rangka untuk
meningkatkan stabilitas jangka pendek dan jangka panjangnya.
Disamping untuk penentuan waktu dan frekuensi secara teliti, receiver GPS
tipe ini juga dapat disunakan unntuk aplikasi-aplikasi seperti transfer antar benua,
sinkronisasi jaringan telekomunikasi digital, maupun sinkronisasi jaringan
pembangkit tenaga listrik.

GNSS ( Global Navigation


14 Satellite System )

Gambar 2.16.Contoh Receiver GPS untuk Penentuan Waktu


2.4. Globalnaya Navigatsionnaya Sputnikovaya Sistema (GLONASS)
a. Sejarah dan Status
GLONASS merupakan singkatan Globalnaya Navigatsionnaya Sputnikovaya
Sistema atau Global Navigation Satellite System, adalah sistem navigasi radio yang
berbasiskan satelit yang dioperasikan oleh Russian Aerospace Defence untuk
pemerintah Rusia. GLONASS melengkapi dan memberikan alternatif dari Global
Positioning System (GPS) dan saat ini sistem navigasi hanya alternatif dengan cakupan
global dan presisi yang sama
Pengembangan GLONASS dimulai di Uni Soviet pada tahun 1976. Dimulai
pada 12 Oktober 1982, roket banyak meluncurkan satelit ke sistem sampai " konstelasi
" selesai pada 1995. Pada awal 2000, di bawah presiden Vladimir Putin, restorasi
sistem itu menjadi prioritas tinggi pemerintah dan pendanaan secara substansial
meningkat.Saat ini, GLONASS merupakan program yang paling mahal dari Russian
Federal Space Agency, menghabiskan sepertiga dari anggaran tahun 2010.
Pada tahun 2010, GLONASS telah mencapai cakupan 100% dari Rusia
wilayah itu dan pada bulan Oktober 2011, konstelasi orbital penuh 24 satelit
dipulihkan, memungkinkan cakupan global yang penuh. Desain satelit GLONASS
telah mengalami beberapa upgrade, dengan versi terbaru yang GLONASS-K .
b. Segmen Kerja

Segmen Satelit
Kontraktor utama dari program GLONASS adalah Reshetnev Information Satellite
Systems

(sebelumnya

disebut

NPO-PM).

Perusahaan

GNSS ( Global Navigation


15 Satellite System )

yang

terletak

di

Zheleznogorsk, adalah desainer dari semua satelit GLONASS, bekerja sama dengan
Institute for Space Device Engineering (bahasa Rusia: ) dan Russian
Institute of Radio Navigation and Time. Produksi berkala satelit dilakukan oleh
perusahaan Polyot PC di Omsk .
Selama tiga dekade pengembangan, desain satelit telah melalui banyak perbaikan,
dan dapat dibagi menjadi tiga generasi: GLONASS yang asli (sejak 1982),
GLONASS-M (sejak 2003), dan GLONASS-K (sejak 2011). Setiap satelit
GLONASS memiliki desain GRAU 11F654, dan masing-masing juga memiliki
desain militer "Cosmos-NNNN".
Generasi Pertama
Generasi pertama satelit GLONASS (juga disebut Uragan) kesemuanya 3sumbu yang stabil, umumnya memiliki berat 1.250 kg dan dilengkapi dengan
sistem propulsi sederhana untuk memungkinkan relokasi dalam konstelasi.
Seiring waktu, dilakukan pengembangan menjadi Blok IIa, IIb, dan IIV, dengan
pengembangan setiap blok evolusioner.
Enam satelit Blok Iia diluncurkan di 1985-1986 dengan standar waktu dan
frekuensi yang lebih baik dari prototype, dan stabilitas frekuensi yang
meningkat.Satelit-satelit ini juga menunjukkan umur hidup rata-rata 16 bulan
operasional.Satelit Blok Iib dengan desain 2 tahun masa hidup, muncul pada
tahun 1987, dimana total 12 satelit diluncurkan, tapi setengah dari jumlah itu
hancur dalam kecelakaan kendaraan peluncuran. Enam satelit yang berhasil
mencapai orbit bekerja dengan baik, beroperasi selama rata-rata hampir 22
bulan.
Blok IIV adalah yang paling produktif dari generasi pertama.Digunakan
secara eksklusif 1988-2000 dan terus dimasukkan dalam peluncuran sampai
2005, total 25 satelit diluncurkan.Didesain untuk hidup selama tiga tahun,
namun berbagai satelit melebihi tiga tahun, dengan satu model yang hidup
sampai 68 bulan.
Satelit Blok II yang biasanya diluncurkan tiga buah pada satu waktu dari
Kosmodrom Baikonur menggunakan Proton-K Blok-DM-2 atau Proton-K BrizM boosters.Satu-satunya pengecualian adalah ketika pada dua peluncuran,
sebuah satelit reflektor geodetik Etalon diganti oleh sebuah satelit GLONASS.

GNSS ( Global Navigation


16 Satellite System )

Generasi Kedua
Generasi

kedua

dari

satelit,

yang

dikenal

sebagai

Glonass-M,

dikembangkan awal tahun 1990 dan pertama kali diluncurkan pada tahun
2003.Satelit ini memiliki masa hidup tujuh tahun dan berat sekitar 1.480 kg.
Ukuran satelit adalah sekitar 2,4 m (7 ft 10 in) dengan diameter 3,7 m (12 kaki)
tinggi, dengan rentang panel surya 7,2 m (24 kaki) untuk kemampuan
pembangkit tenaga listrik sebesar 1600 watt pada saat peluncuran. Struktur
payload belakang menjadi tempat 12 antena utama untuk transmisi Lband.Reflektor laser sudut kubus juga dilakukan untuk membantu dalam
penentuan orbit yang tepat dan penelitian geodesi. Satelit ini juga
menggunakan jam atom Cesium.
Total sebanyak 14 satelit generasi kedua diluncurkan sampai akhir
2007.Seperti generasi sebelumnya, satelit-satelit generasi kedua diluncurkan
sejumlah tiga satelit sekali waktu menggunakan Proton-K Blok-DM-2 atau
Proton-K Briz-M boosters.

Gambar 2.17.Bentuk Tipikal Satelit GLONASS-M


Generasi Ketiga
GLONASS-K adalah sebuah peningkatan dari generasi sebelumnya, yaitu
pada segi bobot.Bobot satelit GLONASS-K sekitar 750 kg, jauh lebih ringan
dibandingkan bobot satelit GLONASS-M yang sekitar 1450 kg.Satelit ini
memiliki masa hidup operasional 10 tahun. Satelit generasi ketiga
mengirimkan sinyal navigasi yang lebih banyak untuk meningkatkan akurasi
sistem, termasuk sinyal CDMA baru pada band L3 dan band L5 yang akan
menggunakan modulasi mirip dengan GPS modern, Galileo ,dan Compass.

GNSS ( Global Navigation


17 Satellite System )

Satelit GLONASS generasi ini dipersenjatai peralatan yang canggih yang


dibuat dari komponen-komponen dari Rusia yang akan membuat akurasi
GLONASS meningkat dua kali lipat. Seperti halnya dengan satelit sebelumnya,
GLONASS-K adalah 3-sumbu yang stabil dengan panel surya ganda.Satelit
GLONASS-K pertama berhasil diluncurkan pada 26 Februari 2011.
Karena pengurangan bobot satelit, GLONASS-K dapat diluncurkan
berpasangan

dari

lokasi

peluncuran

Kosmodrom

Plesetsk

dengan

menggunakan biaya jauh lebih rendah Soyuz-2.1b boostersatau enam satelit


pada sekali waktu dari Kosmodrom Baikonur menggunakan Proton-K Briz-M.

Gambar 2.18.Bentuk Tipikal Satelit GLONASS-K

Segmen Sistem Kontrol


Segmen kontrol darat melakukan kontrol satelit GLONASS.Segmen sistem
kontrol terdiri dari System Control Center (SCC) yang terletak di wilayah Moskow,
dan beberapa stasiun Telemetry, Tracking, dan Control (TT & C) yang
terdistribusikan ke seluruh wilayah Rusia. Segmen Kontrol Darat melakukan tugas
sebagai berikut:
Pemantauan orbit konstelasi
Menyesuaikan parameter orbit satelit secara berkelanjutan
Mengupload program waktu, perintah kontrol, dan informasi khusus
Agar operasional sistem navigasi satelit menjadi normal, sangat penting
untuk menyinkronkan semua proses yang terjadi selama operasi sistem. Artinya,

GNSS ( Global Navigation


18 Satellite System )

proses ini akan berlangsung pada skala waktu yang tunggal. Untuk memenuhi
persyaratan ini, Synchronization System yang memuat Central Synchronizer yang
merupakan sebuah stasioner standar frekuensi hidrogen ultra-stabil, yang
digunakan sebagai dasar untuk skala waktu GLONASS.Semua skala waktu pada
satelit

disinkronisasi

dengan

skala

waktu

sistem.Central

Synchronizer

disinkronisasikan dengan Waktu Negara dan Referensi Frekuensi, yang terletak di


C. Mendeleev (wilayah Moskow).
Penyebaran dan pemeliharaan orbital konstelasi dilakukan oleh dua roket
sistem ruang angkasa, satu berdasarkan peluncur "Proton" dan satu lainnya
berdasarkan peluncur "Soyuz". Setiap sistem roket ruang meliputi:
Sistem peluncur
Sistem booster
Sistem satelit

Gambar 2.19.Lokasi Stasiun Sistem Kontrol GLONASS

Segmen Receiver
Dari jenis data yang dikirim atau direkam, satelit GLONASS mengirimkan
dua jenis sinyal, yaitu sinyal Standard Precission (SP) dan sinyal High Precission
(HP).
Sinyal menggunakan pengkodean DSSS dan modulasi Binary Phase-Shift
Keying (BPSK) yang sama seperti pada sinyal GPS. Semua satelit GLONASS

GNSS ( Global Navigation


19 Satellite System )

mengirimkan kode yang sama seperti sinyal SP mereka, namun setiap pengiriman
dilakukan pada frekuensi yang berbeda menggunakan 15-kanal berteknik
Frequency Division Multiple Access (FDMA) yang mencakup kedua sisi baik dari
1602,0 MHz, yang dikenal sebagai band L1. Pusat frekuensi adalah 1602 MHz + n
0.5625 MHz, dimana n adalah nomor saluran frekuensi satelit (n = -7, -6, -5, ... 0,
..., 6, sebelumnya n = 0, .. , 13). Sinyal yang ditransmisikan dalam kerucut 38 ,
dengan menggunakan polarisasi melingkar tangan kanan, pada EIRP antara 25
hingga 27 dBW (316-500 watt). Perhatikan bahwa konstelasi 24 satelit
diakomodasi dengan hanya 15 saluran dengan menggunakan kanal frekuensi yang
sama untuk mendukung pasangan satelit antipodal (sisi berlawanan dari planet di
orbit).
Sinyal HP (L2) disiarkan di fase quadrature dengan sinyal SP, berbagi
gelombang pembawa sama dengan sinyal SP, tetapi dengan bandwidth yang
sepuluh kali lebih tinggi dari sinyal SP.
Sinyal L2 menggunakan FDMA sama dengan sinyal band L1, tetapi
mengirimkan membelakangi 1246 MHz dengan frekuensi pusat ditentukan oleh
persamaan 1246 MHz + n 0,4375 MHz, dimana n mencakup kisaran yang sama
seperti untuk L1.
Pada efisiensi puncak, sinyal SP menawarkan akurasi posisi horisontal
dalam 5-10 meter, posisi vertikal dalam 15 meter, mengukur vektor kecepatan jarak
10 cm / detik, dan waktu dalam 200 ns, semua didasarkan pada pengukuran dari
empat generasi pertama satelit secara bersamaan; satelit baru seperti GLONASS-M
memperbaiki ini. Sinyal HP yang lebih akurat yang tersedia untuk pengguna yang
berwenang, seperti Militer Rusia. Saat ini, sinyal referensi sipil tambahan disiarkan
di band L2 dengan kode SP identik dengan sinyal band L1. Ini tersedia dari semua
satelit di konstelasi saat ini, kecuali satelit bernomor 795.
GLONASS menggunakan datum koordinat bernama "PZ-90", di mana
lokasi yang tepat dari Kutub Utara diberikan sebagai rata-rata posisinya 19001905.Hal ini berbeda dengan datum koordinat GPS, WGS 84, yang menggunakan
lokasi Kutub Utara pada tahun 1984. Pada tanggal 17 September 2007, datum PZ90 telah diperbarui agar berbeda dari WGS 84 kurang dari 40 cm (16 in) dalam arah
tertentu.

GNSS ( Global Navigation


20 Satellite System )

Merk receiver GLONASS sangat beraneka ragam, seperti Septentrio,


Topcon, JAVAD, Magellan Navigation, Novatel, Leica Geosystems, Trimble Inc,
dan lain-lain.
2.5. APLIKASI SISTEM SATELIT NAVIGASI GLOBAL
Satelit navigasi global diaplikasikan untuk keperluan militer dan untuk keperluan
sipil, antara lain (Global Positioning System, 2009):
a. Militer
Sistem satelit navigasi global digunakan untuk keperluan perang, seperti
menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka
bisa mengetahui teman dan lawan untuk menghindari salah target ataupun
menentukan pergerakan pasukan. Salah satu contoh dalam perlombaan senjata antar
benua ICBM (Intercontinental Ballistic Missile) maka dalam menentukan lokasi
yang tepat dari lokasi misil yang di tembakkan oleh musuh.Maka dengan
mengetahui lokasi secara tepat bisa menghancurkan musuh beserta seluruh
perangkat persenjataan mereka.
b. Sipil
Sistem satelit navigasi global diguna-kan sebagai alat navigasi seperti kompas.
Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan sistem satelit navigasi global
seperti GPS untuk alat bantu navigasi dengan menambah peta, sehingga bisa
digunakan untuk memandu pengendara. Dengan demikian, pengendara bisa
mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Teknologi ini telah digunakan di Indonesia. Dengan kelengkapan
data yang ada, berbagai kemungkinan rute perjalanan dapat diperoleh. Hal ini
sangat membantu apabila saat terjebak kemacetan, dan dengan mudah dapat
mengambil jalan terdekat, karena perangkat navigasi secara otomatis akan mererouting jalur baru untuk sampai ketujuan. Di samping itu juga sistem GPS
navigasi dapat dipasang di pesawat terbang, kapal laut, tank, kapal selam, mobil,
truk, dan yang lainnya.
Sistem satelit navigasi global juga dapat digunakan dalam sistem informasi
geografi seperti dalam pembuatan peta, antara lain untuk mengukur jarak
perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran. Beberapa contoh penggunaan
menawarkan display peta yang di pandu sistem satelit GPS. Setelah terhubung

GNSS ( Global Navigation


21 Satellite System )

dengan sistem GPS, maka semua peta yang lengkap dengan nama jalan dan
tempat layanan publik pun akan terlihat di monitor.
Sistem satelit navigasi global (seperti GPS) juga dapat digunakan untuk
pemantauan gempa. Dengan kete-litian yang tinggi bisa digunakan untuk
memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya milimeter dalam setahun.
Selain itu, juga dapat digunakan untuk pemantauan pergerakan tanah yang
bermanfaat untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik
ataupun tektonik.
Sistem satelit navigasi global (seperti GPS) juga dapat digunakan sebagai
pelacak kendaraan. Dengan bantuan GPS, pemilik kendaraan/pengelola armada
bisa mengetahui keberadaan kendaraan serta arah pergerakannya. Sistem ini
telah digunakan di Indonesia, di mana polisi dapat meringkus seorang pencuri
mobil dengan bantuan sistem GPS yang dipasang di mobilnya.
Sistem satelit navigasi global (seperti GPS) juga dapat digunakan untuk studi
Ionosfer dan Troposfer. Satelit tersebut akan memancarkan sinyal-sinyal
gelombang elektro-magnetik yang sebelumnya diterima antena receiver GPS
akan melewati medium lapisan-lapisan atmosfer dan troposfer (Aplication
Global Positioning System-GPS, 2011).

GNSS ( Global Navigation


22 Satellite System )

BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari uraian pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
a. GNSS termasuk pada Orbit prograde dan Medium Earth Orbit (MEO).
b. Sinyal yang dipakai adalah sinyal L-band yaitu L1 dan L2.
c. Segmen Kerja GNSS adalah Segmen Angkasa, Segmen Kontrol dan Segmen
Pengguna.
d. Teknologi GNSS secara umum lebih baik dari metode pemetaan konvensional.
e. Teknologi GNSS mampu memberikan informasi posisi yang lebih akurat (sampai
level militer) dimanapun di permukaan bumi.
f. Teknologi GNSS dapat memberikan informasi posisi lebih cepat dan mudah
(dibanding metode lain ).

DAFTAR PUSTAKA

GNSS ( Global Navigation


23 Satellite System )

Abidin, Dr. Hasanuddin Z. 2001. Geodesi Satelit . Bandung: Pradnya Paramita


Aditiya, S.Kom., Arif. Mengenal Survei dengan Global Navigation Satellite System
Bakara, Jakondar.2011. Perkembangan sistem Satelit Navigasi Global dan Aplikasinya.
Penelitian Bidang Pengkajian Kedirgantaraan Nasional, LAPAN.
Permadi, Arif Nur. 2012. Tugas I Survei Satelit :Global navigation Satellite
System(GNSS). Bandung: Teknik Geodesi dan Geomatika ITB.
Prasetyaningsih, Dina. Partisipasi Indonesia dalam Pembahasan Sistem Satelit Navigasi
Global (Global Navigation Satellite System) dalam siding UNCOPUOS.
Penelitian Bidang Pengkajian Kedirgantaraan Internasional, Pusat Pengkajian dan
Informasi Kedirgantaraan, LAPAN.
Seeber, Gunter. 2003. Satellite Geodesy: 2nd completely revised and extended edition .
New York: Walter de Gruyter.
Wellenhof, Hofmann dkk. 2007. GNSS Global Navigation Satellite System . New
York: Springer Wien.
http://gps-gnss.blogspot.com/2011_09_01_archive.html

GNSS ( Global Navigation


24 Satellite System )

Anda mungkin juga menyukai