Anda di halaman 1dari 23

GROUND PENETRATING

RADAR

Disusun oleh :
Nabila Azzahra B
Nadya Devi M
Nur Aini Gama L
Pengertian GPR
GPR atau Ground Penetrating Radar
adalah metode geofisika yang menggunakan
gelombang elektromagnetik resolusi tinggi
yang digunakan untuk meneliti di bawah
permukaan tanah. Jangkauan GPR
tergantung pada frekuensinya. Semakin besar
frekuensinya, maka semakin tinggi
resolusinya.
GPR dapat memberikan informasi
tentang sifat benda yang berada di dalam
tanah. Metode ini menghasilkan catatan
fitur bawah permukaan tanah tanpa
melakukan pengeboran, atau penggalian.
Prinsip Kerja GPR
GPR menggunakan prinsip yang hampir
sama seperti radar pada umumnya. GPR
menggunakan gelombang radio untuk
memetakan struktur yang ada di bawah
permukaan tanah. Pulsa yang dihasilkan oleh
GPR menyebar dalam bentuk kerucut.
 Komponen utama untuk di pertimbangkan
dalam memperoleh data GPR adalah jenis
transmisi dan antena penerima yang
menggunakan cakupan frekuensi yang
tersedia untuk pulsa elektromagnetik.
kecepatan sinyal elektromagnetik dapat
ditentukan dari persamaan
GPR menggunakan sinyal radio berfrekuensi
tinggi yang ditransmisikan oleh antena dan bergerak
ke bawah tanah sampai menyentuh obyek atau
benda yang memiliki permitivitas dielektrik yang
berbeda dari medium di sekitarnya. Lalu sinyal
tersebut memantul kembali dan diterima oleh
antena penerima. Komputer mengolah waktu yang
dibutuhkan pulsa untuk melakukan perjalanan dari
sasaran yang nantinya menunjukkan kedalaman dan
nantinya akan ditampilkan pada layar LCD dalam
bentuk penampang melintang.
Gelombang elektromagnetik pada GPR
berperan sebagai pengirim pulsa gelombang
radar yang di pantulkan ke receiver GPR,
dalam pengiriman pulsa tersebut terjadi
perambatan gelombang radar yang memliki
kecepatan perambatan. Kecepatan perambatan
v dari gelombang elektromagnetik di dalam
tanah ditandai oleh permitivitas dielektrik ε
dan permeabilitas magnetik μ medium:
dimana adalah permittivitas ruang bebas,
adalah konstanta dielektrik pada medium. μ0
= 4π x 10-7 H / m adalah permeabilitas
magnetik ruang bebas, dan μr = μ / μ0 adalah
permeabilitas magnetik relatif.
Contoh sederhana dari prinsip kerja
GPR

Contoh hasil data GPR


Frekuensi GPR
Ada pilihan frekuensi operasi dalam
menggunakan GPR, untuk mendapat hasil
yang maksimum, frekuensi yang dihasilkan
oleh GPR harus sesuai dengan kedalaman
dan struktur bawah tanah yang akan diteliti.
Resolusi
1. Frekuensi rendah (MHz)
Tembusan kedalamannya baik, namun
resolusinya rendah (lebih dari 50m)
2. Frekuensi tinggi (GHz)
Dapat mendeteksi benda berukuran
centimeter, namum jangkauannya kurang
dalam.
Penggunaan GPR juga penting untuk
menentukan akan menggunakan frekuensi tinggi
atau rendah. Dalam arkeologi, resolusi yang baik
umumnya lebih dipilih sehingga menggunakan
frekuensi tinggi. Sedangkan dalam geologi,
cenderung menggunakan frekuensi rendah
karena jangkauannya yang lebih dalam.
Pemilihan antena
Aplikasi yang tepat Pilihan Antena Primer Pilihan Antena Sekunder Kisaran Kedalaman (Perkiraan)

Beton Struktural, Jalan Raya, Dek Jembatan 2600 MHz 1600 MHz 0-0,3 m (0-1,0 kaki)

Beton Struktural, Jalan Raya, Dek Jembatan 1600 MHz 1000 MHz 0-0,45 m (0-1,5 kaki)

Beton Struktural, Jalan Raya, Dek Jembatan 1000 MHz 900 MHz 0-0,6 m (0-2,0 kaki)

Beton, Tanah Dangkal, Arkeologi 900 MHz 400 MHz 0-1 m (0-3 kaki)

Geologi Dangkal, Utilitas, UST's, Arkeologi 400 MHz 270 MHz 0-4 m (0-12 kaki)

Geologi, Lingkungan, Utilitas, Arkeologi 270 MHz 200 MHz 0-5,5 m (0-18 kaki)

Geologi, Lingkungan, Utilitas, Arkeologi 200 MHz 100 MHz 0-9 m (0-30 kaki)

Profil geologi 100 MHz MLF (16-80 MHz) 0-30 m (0-90 kaki)

Profil geologi MLF (16-80 MHz) Tidak ada Lebih dari 30 m (90 kaki)
Studi Kasus
1. studi kasus dalam negeri (Pengamatan Rembesan
Bawah Tanah Air Panas di Medan Panas Bumi Blawan –
Ijen)
a. Penentuan lokasi
Data dikumpulkan pada berbagai lokasi yang dipilih, yaitu
PB1, PB2, PB3, PB 4, PB 5,PB6. PB 7, PB 8, dan PB 9.
b. Pengumpulan data
Data dikumpulkan dalam bentuk grafis. Perangkat akan
mengimpak impuls dan kita harus tetap berjalan dalam
ukuran garis. Jika semua impuls dari garis yang pertama
telah dikirimkan , perangkat akan berhenti secara
otomatis.Data yang telah diterima dari struktur tanah
tersebut akan ditransmisikan dan disimpan secara digital
ke PC untuk dapat divisualisasikan dalam perangkat
lunak khusus.
c) Penafsiran data
ditafsirkan dengan menggunakan software
inversi RES2DINV 2D dimana software ini
menggunakan metode inversi kuadrat untuk
model bagian resistivitas akhir di lokasi yang
telah dipilih
d. Representasi hasil
Representasi grafis harus mencakup warna
hijau, merah, atau biru. Warna hijau
menunjukkan keadaan tanah normal, warna
merah menunjukkan benda logam, dan
warna biru rnenunjukkan rongga, endapan
air, dan penggalian.
e. Hasil yang diperoleh :

Lapisan kuning ke oranye dari hasil pengolahan GPR adalah lapisan padat
dan kering
lapisan batuan yang mengandung air panas ditunjukkan pada PB1B (gambar
3 b) pada bagian horizontal 55m-60m dan mencapai kedalaman 5 m di
bawah permukaan, juga pada bagian horizontal 75m-80m, dan mencapai
kedalaman 10m di bawah permukaan
terdapat lapisan batu yang mengandung air panas yang terdapat pada bagian
horizontal 20m-25m mencapai kedalaman 5 m di bawah permukaan
2. Studi Kasus Luar Negeri (pengukuran dan analisis
GPR untuk pemantauan irigrasi dengan menunjukan
kemampuan GPR untuk mengukur dan memantau
perubahan kandungan air tanah di Hannouver
Jerman)
a. Penyiapan eksperimental
Luas satu meter persegi diirigrasi dengan kecepatan
sekitar 12 liter per menit selama kurang lebih 1 jam,
atau dengan total 720 liter air.
Sistem radar frekuensi domain digunakan dan dioperasikan pada rentang
0,5 – 4,0 GHz. Antena dengan pemisahan konstan 6cm ditetapkan pada
ketinggian 5 cm diatas permukaan tanah dan dipindai dalam 1 D setiap
dua menit pada sekitar 1- m panjangnya profil dengan bantuan scanner.
Selain itu, permitivitas relatif dipantau pada satu lokasi dari jalur
pemindaian GPR oleh TDR setiap setengah menit. TDR dijejakkan pada
kedalaman 10 cm dan tertanam secaara vertikal dilapisan atas.

Skema illustrasi dari pengaturan eksperimental


b. Hasil yang diperoleh

Profil radar yang diterima (a) sebelum irigrasi , (b) ketika irigraasi
berhenti, (c) satu jam setelah irigrasi berhenti , (d) dua jam setelah irigrasi
berhenti

Beberapa profil radar yang diperoleh dalam percobaan ditunjukkan pada


gambar Profil ini diplot dengan skala warna yang sama. Refleksi dari
permukaan tanah pada 2 ns adalah lebih lemah sebelum irigasi (Gambar
a) daripada setelah (Gambar b-d). Hal ini karena koefisien refleksi
permukaan tanah meningkat dengan irigasi dan refleksi permukaan
menjadi lebih kuat.

Anda mungkin juga menyukai