Anda di halaman 1dari 15

Nama : Nova Dwi Nur Aini

No/Kls :18/XII TBO

PAS MATEMATIKA

11/12/22

PERSAMAAN LINGKARAN
1. Pengertian lingkaran
Lingkaran merupakan tempat kedudukan titik yang berjarak sama terhadap titik tertentu. Jarak
yang sama itu disebut dengan jari jari lingkaran, sedangkan titik tertentu disebut dengan pusat
lingkaran
2. Persamaan lingkaran
a. Persamaan lingkaran berpusat di O(0,0)

Rumus adalah x2 + y2 = r2
Contoh soal :
Tentukan persamaan lingkaran berpusat (0,0) dan melalui titik (-3,5)!
Jawab
x2 + y2 = r2
subtitusikan (-3,5) ke dalam x dan y
(-3)2 + 52 = r2
9 + 25 = r2
34 = r2
x2 + y2 = r2
x2 + y2 = 34

b. Persamaan lingkaran berpusat P(a,b)

Rumus adalah (x-a)2+(y-b)2=r2


Contoh soal :
Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di ( 2, 3) dan berjari-jari 5!
Jawab :
Persamaan lingkaran yang berpusat di (2,3) dan jari-jari r adalah
(x – 2)2 + (y – 3)2 = r2
Karena jari-jarinya 5, maka r = 5
Sehingga persamaan lingkarannya menjadi
(x – 2)2 + (y – 3)2 = 52
⇔ (x – 2)2 + (y – 3)2 = 25
Jadi persamaan lingkaran yang berpusat di (2,3) dan berjari-jari 5 adalah
(x – 2)2 + (y – 3)2 = 25

c. Bentuk umum persamaan lingkaran


Rumus x2+y2+Ax+By+C=0
A
A = -2a → a =
−2
B
B = -2b → b =
−2
C = a2+b2-r2 → r2 = a2+b2-c
Contoh soal :
Berapa pusat dan jari-jari lingkaran L = x 2 + y2− 6x + 4y − 3 = 0?
Penyelesaian:
Diketahui nilai A = -6, B = 4, dan C = -3.
Pusat lingkaran
P = (-1/2 A, -1/2 B)
P = (-1/2 (-6), -1/2 (4))
P = (3, -2).
Jari-jari
r = √(1/4 A2+ 1/4 B2 - C)
r = √(1/4 (-6)2 + 1/4 42 - (-3))
r = √(9 + 4 + 3)
r = √16
r=4

3. Kedudukan Titik Terhadap Lingkaran

 Lingkaran dengan Persamaan Umum x2 + y2 = r2


Lingkaran dengan bentuk persamaan x2 + y2 = r2 memiliki pusat di titik O(0, 0) dengan
panjang jari-jari sama dengan r. Ketentuang letak suatu titik terhadap lingkaran yang
memiliki bentuk umum x2 + y2 = r2 dapat dilihat seperti daftar berikut.

 Tiitik (m, n) di dalam lingkaran jika a2 + b2 < r2


 Titik (m, n) terletak pada lingkaran jika m2 + n2 = r2
 Titik (m, n) terletak di luar lingkaran jika m2 + n2 > r2

Contoh soal :

Selidiki kedudukan titk (3, 1) pada lingkaran x 2 + y2 – 4x + 2y – 4 = 0!

Pembahasan:
Substitusi titik (3, 1), nilai x = 3 dan y =1, pada persamaan x 2 + y2 – 4x + 2y – 4 seperti
pada cara berikut:
x2 + y2 – 4x + 2y – 4
= 32 + 12 – 4(3) + 2(1) – 4
= 9 + 1 – 12 + 2 – 4
= –4

Karena hasil substitusi titik pada persamaan x2 + y2 – 4x + 2y – 4 = –4 < 0, maka letak


titik (3, 1) berada di dalam lingkaran x2 + y2 – 4x + 2y – 4 = 0.

 Lingkaran dengan Persamaan Umum (x–a)2 + (y – b)2 = r2


Persamaan lingkaran dengan bentuk (x–a)2 + (y–b)2 = r2 memiliki pusat di titik P(a, b)
dengan panjang jari-jarinya adalah r. Letak kedudukan titik terhadap lingkaran yang
memiliki bentuk umum (x–a)2 + (y–b)2 = r2 dapat dilihat pada daftar berikut.

 Titik (m, n) terletak di dalam lingkaran jika (m – a)2 + (n – b)2 < r2


 Titik (m, n) terletak pada lingkaran jika (m – a)2 + (n – b)2 = r2
 Titik (m, n) terletak di luar lingkaran jika (m – a)2 + (n – b)2 > r2

Contoh soal :

Selidiki kedudukan titk (3, 1) pada lingkaran x 2 + y2 – 4x + 2y – 4 = 0!

Pembahasan:
Substitusi titik (3, 1), nilai x = 3 dan y =1, pada persamaan x 2 + y2 – 4x + 2y – 4 seperti
pada cara berikut:
x2 + y2 – 4x + 2y – 4
= 32 + 12 – 4(3) + 2(1) – 4
= 9 + 1 – 12 + 2 – 4
= –4

Karena hasil substitusi titik pada persamaan x2 + y2 – 4x + 2y – 4 = –4 < 0, maka letak


titik (3, 1) berada di dalam lingkaran x2 + y2 – 4x + 2y – 4 = 0.

 Lingkaran dengan Persamaan Umum x2 + y2 + Ax + By + C = 0


Persamaan lingkaran dengan bentuk x2 + y2 + Ax + By + C = 0 memiliki pusat di titik P(–
1
/2A, –1/2B) dengan panjang jari-jari memenuhi persamaan r 2 = (–1/2A)2 + (–1/2B)2 – C.
Kedudukan titik terhadap lingkaran yang memiliki bentuk umum x 2 + y2 + Ax + By + C= 0
dapat dilihat pada daftar berikut.
 Titik (m, n) terletak di dalam lingkaran jika m2 + n2 + Am + Bn + C < 0
 Titik (m, n) terletak pada lingkaran jika m2 + n2 + Am + Bn + C = 0
 Titik (m, n) terletak di luar lingkaran jika m2 + n2 + Am + Bn + C < 0

Contoh soal :
Seldikilah letak titik (5, 3) pada lingkaran yang memiliki persamaan (x–1) 2 + (y–3)2 =
9!

Pembahasan:
Substitusi nilai titik (5, 3) ke persamaan (x–1)2 + (y–3)2
(x–1)2 + (y–3)2
= (5–1)2 + (3–3)2
= 42 + 02
= 16

Karena nilai hasil subsitutusi titik (5, 3) ke persamaan (5–1) 2 + (3–3)2 = 16 ? 9 maka
dapat disimpulkan bahwa letak titik (5, 3) berada di luar lingkaran (x–1)2 + (y–3)2 = 9.

4. Kedudukan Garis Terhadap Lingkaran


Bentuk umum persamaan kuadrat:
ax 2 +bx +c=0 a≠ 0
Menentukan diskriminan
D=b2−4 ac
1. Garis memotong lingkaran pada dua titik

Garis yang memotong lingkaran pada 2 titik berarti


memiliki dua buah titik koordinat yang sama.
Kedudukan garis yang memotong dua titik pada
lingkaran dapat terjadi jika nilai D > 0 atau b 2 ‒ 4ac > 0.
D > 0 ↔ b2 ‒ 4ac > 0
garis memotong lingkaran di 2 titik
Contoh Soal :
Tentukan kedudukan garis g: 5x + 2y – 4 = 0 terhadap lingkaran x 2 + y2 = 5!
Menentukan persamaan y:

5x + 2y – 4 = 0 x2 + y2 = 5
2y = –5x + 4 x2 + (–5/2x + 2)2 = 5
y = –5/2x + 4/2 x2 + (25/4x2 – 10x + 4) = 5
y = –5/2x + 2 x2 + 25/4x2 – 10x + 4 = 5

4x2 + 25x2 – 40x + 16 = 20


29x2 – 40x + 16 – 20 = 0
29x2 – 40x – 4 = 0
Menghitung nilia diskriminan D:
D = b2 – 4ac
D = (–40)2 – 4×29×(–4)
D = 1.600 – (–464)
D = 1.600 + 464 = 2.064
Dari hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa D > 0 sehingga garis g: 5x + 2y – 4 = 0
memotong lingkaran x2 + y2 = 5 pada dua titik.

2. Garis menyinggung lingkaran (berpotongan pada satu titik)

Kedudukan garis yang memotong satu titik pada lingkaran


(menyinggung lingkaran) dapat terjadi jika nilai D = 0

D = 0 ↔ b2 ‒ 4ac = 0
garis memotong lingkaran pada 1 titik (menyinggung
lingkaran)
Contoh soal :
Tentukan nilai m sehingga garis g : y=mx +5 menyinggung lingkaran L : x2 + y 2=5
Jawab :
2 2
5=x + y
2 2
5=x + ( mx+ 5 )
2 2 2
5=x +m x +10 mx+25
0=( 1+m ) x +10 mx+20
2 2

2
a=1+m , b=10 m, c=20

2
D=b −4 ac
¿( 10 m)2−4 ac 2
2
¿ 20 m −80

D=0
20 m2−80=¿0
2
m =4
m= √ 4
m = ±2
Jadi, nilai myang memenuhi adalah m =±2 dan persamaan garisnya adalah garis g:y=2x+5
atau garis g:y =-2x+5
3. Garis tidak memotong lingkaran

Posisi garis dan lingkaran saling lepas, atau dapat


dikatakan bahwa garis tidak memotong lingkaran.
Kedudukan garis yang tidak memotong lingkaran (tidak
memiliki titik perpotongan atau persinggungan) dapat
terjadi jika nilai D < 0.
D < 0 ↔ b2 ‒ 4ac < 0
garis dan lingkaran saling lepas (garis tidak memotong lingkaran)
Contoh Soal :
Selidiki kedudukan garis y = 2/3x – 3 pada lingkaran dengan persamaan x2 + y2 + 6x – 12y – 19
= 0!
Pembahasan :

x2 + y2 + 6x – 12y – 19 = 0
x2 + (2/3x – 3)2 + 6x – 12(2/3x – 3) – 19 = 0
x2 + (4/9x2 – 2 × 2/3x × 3 + 9) + 6x – 8x + 36 – 19 = 0
x2 + 4/9x2 – 4x + 9 + 6x – 8x + 36 – 19 = 0
13
/9x2 – 4x + 6x – 8x + 9 + 36 – 19 = 0
13
/9x2 – 6x + 26 = 0
a = 13/9
b = –6x
c = 26

D = b2 – 4ac
D = (–6)2 – 4(13/9)(26)
D = 36 – 1.352/9
D = 324/9 – 1.352/9
D = –1.028/9
Karena nilai D = –1.028/9 < 0, maka garis tersebut saling lepas dengan lingkaran atau tidak
memotong lingkaran.

5. Persamaan Garis Singgung Pada Lingkaran

a. Persamaan garis singgung pada lingkaran yang melalui titik (x 1,y1)

Persamaan Lingkaran Persamaan Garis Singgung


2 2 2 2
x + y =r x 1 x + y 1 y =r
(x−a)2 +( y−b)2 +¿ r 2 ( x ¿¿ 1−a)(x−a)+( y 1−b)( y−b)=r 2 ¿
2 2
x + y + Ax+ Bx +C=0 1 1
x 1 x + y 1 y + A ( x 1 + x )+ B ( y 1 + y ) +C=0
2 2

b. Persamaan Garis Singgung pada Lingkaran dengan Gradien m

Persamaan Lingkaran Persamaan garis Singgung


2
x + y =r 2 2
y=mx±r√ m 2+1
y−b=m( x−a)± r √ m +1
2 2 2 2
(x−a) +( y−b) =r
DIMENSI TIGA
1. Pengertian Dimensi Tiga

Tiga matra atau ruang adalah bentuk dari benda yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi.
Istilah ini biasanya digunakan dalam bidang seni, animasi, komputer dan matematika. Setiap
bangun dari tiga dimensi memiliki kapasitasnya sendiri, disebut juga dengan volume.

2. Kedudukan Suatu Titik


Kedudukan suatu titik dibedakan menjadi dua, yaitu kedudukan titik terhadap garis dan
kedudukan titik terhadap bidang. Kedudukan titik terhadap garis dibagi menjadi 3 macam,
yaitu kedudukan titik pada garis, kedudukan titik pada perpanjangan garis, dan kedudukan
titik di luar garis. Berdasarkan gambar di atas, beberapa contoh kedudukan titik yaitu titik A
pada garis AB (titik pada garis) dan titik B terhadap garis AE (di luar garis).
3. Kedudukan Garis
Kedudukan garis juga dibedakan menjadi dua, yaitu kedudukan garis terhadap garis dan
kedudukan garis terhadap bidang. Kedudukan garis terhadap garis pada dimensi 3 dibagi
menjadi 4, yaitu:
a. Dua Garis Sejajar
Dua garis dikatakan sejajar apabila kedua garis tersebut mempunyai jarak yang sama di
setiap titiknya dan kedua garis tidak mempunyai titik potong.Berdasarkan gambar di
atas, contohnya yaitu garis AB sejajar dengan garis DC, garis AE sejajar dengan garis BF,
dan lainnya.
b. Dua Garis Berhimpitan
Dua garis berhimpitan apabila posisi setiap titik dari kedua garis tersebut berhimpitan
atau letaknya sama
c. Dua Garis Berpotongan
Dua garis dapat disebut berpotongan apabila kedua garis tersebut memiliki titik potong.
Berdasarkan gambar di atas, contohnya yaitu garis AB dan AD memiliki perpotongan di
titik A.
d. Dua Garis Bersilangan
Dua garis bersilangan tidak mempunyai titik potong karena terletak pada bidang yang
berbeda. Berdasarkan gambar di atas, contohnya yaitu garis AB dengan garis CG.
4. Kedudukan bidang
Kedudukan bidang dengan bidang lainnya
dibagi menjadi 3 yaitu dua bidang yang sejajar,
dua bidang yang berpotongan dan dua bidang
yang berhimpitan.
Contoh berdasarkan gambar di atas yaitu, bidang ABCD dengan bidang EFGH (sejajar),
bidang ABCD dengan bidang ABFE (berpotongan pada garis AB), dan bidang ABCD dengan
bidang ABD (berhimpitan).
Jarak titik ke titik
Berdasarkan bangun di atas, misalnya akan ditentukan jarak titik A ke titik F, maka:

AF2 = AB2 + BF2


AF = √( AB2 + BF2)
Jarak Titik ke Garis akan ditentukan jarak titik B terhadap garis CE. Langkah pertama yang dilakukan
adalah menentukan panjang CE, BE, dan BC.Kemudian dengan menerapkan kesamaan luas segitiga BCE
dapat ditentukan jarak titik B terhadap garis CE. Cara lainnya yaitu dengan menggunakan teorema
Pythagoras.

5. Rumus Dimensi Tiga – Mencari Jarak

Untuk mengukur jarak papdadimensi tiga,ada beberapa unsur geometri yang digunakan
yaitu titik, garis, dan bidang.
 Mencari jarak antar titik
d= √ ¿ ¿
Contoh Soal :
Diketahui balok ABCD.EFGH dengan AB = 8 cm, BC = 6 cm, dan BF = 24 cm. Jarak titik
H ke titik B adalah ….
Pembahasan :
BD=√ AB 2 + AD 2
¿ √ 8 +6
2 2

¿ √ 64−36
¿ √ 100
BD=10

HD=√ BD 2 + DH 2
¿ √ 102 +242
¿ √ 100+576
¿ √ 676
HB=26

 Mencari jarak titik dengan garis atau bidang

Jarak suatu titik dengan garis tertentu sama


dengan jarak terdekat dua unsur tersebut.
Cara menentukan jarak terdekat adalah
dengan mencari garis dari titik ke garis yang
membentuk sudut siku-siku.
Selain menggunakan Teorema Pythagoras, jarak titik dan garis juga dapat dicari
dengan perbandingan luas dua segitiga.
Begitu pula dengan jarak titik dan bidang. Jarak sama dengan jarak terdekat
keduanya yaitu jarak berupa garis yang membentuk sudut siku-siku
Jarak antara dua garis dan dua bidang yang sejajar akan sama di setiap bagian yaitu
jarak berupa garis yang tegak lurus antar keduanya.

 Mencari Besar sudut

sudut adalah pertemuan dari dua buah garis.


Pada dimensi tiga, sudut terjadi di antara dua buah garis serta sudut antara garis
dan bidang.

Besar sudut pada dimensi tiga bisa ditentukan dengan fungsi trigonometri
seperti sinθ,cosθ, dan tanθ. Pada segitiga siku-siku, perbandingan trigonometri
berlaku seperti ini:

C2= a2+b2-2ab.cosC
(a,b,c itusisi segitiganya ,sedangkan C adalah sudut didepan sisi C)

Contoh soal :
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk p cm. Sudut antara garis EG
dengan Garis CF adalah
Pembahasan :
Untuk memperolen
hasil α=60⁰
DG =ED + EG -
2 2 2

2ED.EG cos α
¿
2¿
¿¿
cos α=¿ ¿ ¿
Jadi cos α =1/2 atau α =
60⁰

TRANS GEOMETRI
1. Translasi /Pergeseran

Translasi adalah pemindahan atau pergeseran suatu objek sepanjang garis lurus dengan
arah dan jarak tertentu.
a. Tranlasi oleh titik :

Di mana :
a menyatakan pergeseran horizontal (ke kanan+, ke kiri-)
b menyatakan pergeseran vertikal (ke atas+, ke bawah-)

Atau dalam bentuk matriks ∶


x′y′ =xy+ab=x + ay + b
terdapat titik
(x,y) yang ditranlasikan oleh (a,b) maka
didapatlah sebuah titik baru (x’,y’).
Jadi, untuk mencari hasil tranlasi (x,y)
oleh titik (a,b) :

P(x, y)T=ab→P’(x + a, y + b)

Contoh soal :
Tentukan bayangan titik (3,-7) oleh translasi (42)
Pembahasan :
Misalkan titik P(3,-7).
T = (42) : P(3,-7) → P'(3+4 , -7+2) = P'(7,-5)
Jadi, bayangan titik (3,-7) oleh translasi (42) adalah (7,-5)

b. Translasi pada garis


Sama halnya dengan translasi pada titik
x'=x+a atau x=x'-a
y'=y+b atau y=y'-b
untuk mendapatkan hasil translasi garis y = mx+c oleh (a,b)
substitusi x' dan y' ke persamaan garis tersebut terdapat
y’-b=m(x’-a)+c

Contoh soal:
Jika garis y = x + 5 ditranslasikan oleh (23), maka tentukanlah persamaan bayangannya.
Pembahasan:
(x′y′)=(xy)+(23)
Dengan demikian:
x' = x + 2 => x = x' - 2
y' = y + 3 => y = y' - 3
Dengan mensubtitusikan x = x' - 2 dan y = y' - 3 pada persamaan garis, maka didapatkan
hasil:
y' - 3 = (x' - 2) + 5
y' - 3 = x' + 3
y' = x' + 6
Jadi, persamaan bayangan garis y = x + 5 oleh translasi (23) yaitu y = x + 6.

2. Refleksi / Pencerminan
Berikut abeberapa sifat dari refleksi atau pencerminan yaitu
 Bangun (objek) yang dicerminkan (refleksi) tidak mengalami perubahan,bentuk dan
ukuran
 Jarak bangun (objek) dari cermin (cermin datar) adalah sama dengan jarak bayangan
dengan cermin tersebut
Berikut adalah matriks transformasi untuk refleksi berdasarkan garis sebagai cerminnya
yaitu :
 Pencerminan terhadap sumbu X
A (a,b) → A’(a,b).

(10 −10 )
Matriks : M =

Penghitungan : ( ) =(
0 −1 )(b )
a' 1 0 a
b'
 Pemcerminana terhadap sumbu Y
A(a,b)→A’(-a,b).
Matriks : M=(−10 01)
Perhitungan : ( )=(
0 1 )(b )
a' −1 0 a
b'
 Penceminan terhadap garis y=x
A(a,b)→A’(b,a).
Matriksnya : M =(01 10 )
Perhitungan : ( )=(
−1 0 )(b )
a' 0 −1 a
b'
 Pencerminan terhadap titik asal yaitu
pusat koordinat (0,0)
A(a,b)→A’(-b,-a)

Matriksnya: M = (−10 −10 )


Perhitungan : ( )=(
0 −1 )(b )
a' −1 0 a
b'
 Pencerminan terhadap garis x=h
A(a,b)→A’(2h-a,b).
a’=2h-a→a’=(-1.a+0.b)+2h
b’=b→b’(0.a+1b)+0

Matriksnya : M =(−10 01 )
Perhitungan : ( )=(
0 1 )(b ) ( 0 )
a' −1 0 a 2 h
+
b'
 Pencerminan terhadap garis y=k
A(a,b)→A’(a,2k-b)
a’=a→a’=(1.a+0.b)+0
b’=2k-b→b’=(0.a+-1.b)+2k

Matriksnya : M = (10 0
−1 )
Penghitungan : (ba'' )=( 10 −10 )(ba)+(20k )
Contoh Soal :
Tentukan bayangan titik A(1,2), B(3,-1) dan C (-4,-6) jika dicerminkan terhadap :
a.) Sumbu X
b.) Sumbu Y
c.) Garis y=x
d.) Titik asal

Penyelesaian :
a. Sumbu X
Matriknya : M = (10 −10 )
( xy '' )=(10 −10 )( xy )
¿(
0 −1 )( 2 )
1 0 1

¿( )
1
−2
Sehingga bayangan titik A adalah A’(1,-2).
bayangan= ( 10 −10 )× awal
( A ' B' C ' )=(1 0 ) × (1 3 −4
)
0 −1 2 −1 −6
¿(
−2 1 6 )
1 3 −4

Kita Peroleh bayangan masing masing : A’(1,-2), B’(3,1) dan C’(-4,6).


b. Sumbu Y
bayangan= −1 ( 0 )
0 × awal
1

(
( A ' B' C ' )= −1
0 )(
0 × 1 3 −4
1 2 −1 −6 )
¿( −1 −3 4
2 −1 −6 )
Kita peroleh bayangan masing masing :
A’(-1,2), B’(-3,-1) dan C’(4,-6).
c. Garis y=x
bayangan= ( 01 10 ) ×awal
( A ' B' C ' )=(0 1 )× ( 1 3 −4
)
1 0 2 −1 −6
¿(
1 3 −4 )
2 −1 −6

Kita peroleh bayangan masing masing :


A’(2,1), B’(-1,3 dan C’(-6,-4).
d. Titik asal
bayangan= (−10 −10 ) × awal
( A ' B' C ' )=(−1 0 ) × (1 3 −4
)
0 −1 2 −1 −6
¿(
−2 1 6 )
−1 −3 4

Kita peroleh bayangan masing masing :


A’(-1,-2), B’(- 3,1)dan C’(4,6).

3. Rotasi / Perputaran
1. Rotasi 90 Terhadap Titik Pusat (A, B)

Rumus rotasi
Rotasi 90 Terhadap Titik Pusat (A, B)
yˡ – b = x – a
yˡ = x – a + b
a – xˡ = y – b
xˡ = -y + a + b
(x, y) → (xˡ, yˡ) = (-y + a+ b, x – a + b)
(x, y) → (xˡ, yˡ) = (-y + (a + b), x – (a + b)

2. Rotasi 180 Terhadap Titik Pusat


(A, B)

Rumus Rotasi
Rotasi 180 Terhadap Titik Pusat (A, B)
a – xˡ = x – a
xˡ = -x + a + a
xˡ = -x + 2a
b – yˡ = y – b
yˡ = -y + b + b
yˡ = -y + 2b
(x, y) → (xˡ, yˡ) = (-x + 2a, -y + 2b
3.Rotasi 270 Terhadap Titik Pusat (A, B)

Rumus rotasi
Rotasi 270 Terhadap Titik Pusat (A,B)
b – yˡ = x – a
yˡ = -x + a + b
xˡ – a = y – b
xˡ = y + a – b
(x, y) → (xˡ, yˡ) = (y + a – b, -x + a + b)

Contoh soal :
Soal 1
Tentukan titik Aˡ dari rotasi titik A (-1, 2) terhadap titik (3, 4) sebesar 90⁰
(x, y) → (xˡ, yˡ) = (-y + a + b, x – a + b)
(-1, 2) → (xˡ, yˡ) = (-2 + 7, -1 – (-1)) = (5, 0)
Jadi, nilai Aˡ adalah (5, 0).
Soal 2
Tentukan titik Aˡ dari rotasi titik A (-1, 2) terhadap titik (3, 4) sebesar 180⁰
(x, y) → (xˡ, yˡ) = (-x + 2a, -y + 2b)
(-1, 2) → (xˡ, yˡ) = (1 + 6, -2 + 8) = (7, 6)
Jadi, nilai Aˡ adalah (7, 6).
Soal 3
Tentukan titik Aˡ dari rotasi titik A (7, 3) terhadap titik (-2, -4) sebesar 270⁰
(x, y) → (xˡ, yˡ) = (y + a – b, -x + a + b)
(7, 3) → (xˡ, yˡ) = (3 + (-2 -(-4), -7 + (-2) + (-4)) = (5, -13)
Jadi, nilai Aˡ adalah (5, -13).
4. Dilatasi / Penskalaan
Rumus dilatasi cukup mudah karena hanya mengalikan angka pada x dan y dengan nilai K.

(x, y) → (xˡ, yˡ) = (Kx, Ky)


Misalnya begini, sebuah segitiga dengan titik A berada di (2, 4), titik B berada di (2, 2), dan
titik C berada di (4, 2).
Rumus dan cara menjawabnya adalah sebagai berikut, Sobat Zenius.
A (2, 4) → Aˡ (4, 8)
B (2, 2) → Bˡ (4, 4)
C (4, 2) → Cˡ (8, 4)
Semua angka baik x maupun y akan dikalikan dengan K = 2.
Rumus Dilatasi dengan Faktor Skala K dan Pusat (A, B)
K(x – a) = xˡ – a
xˡ = K(x – a) + a
K(y – b) = yˡ – b
yˡ = K(y – b) + b
(x, y) → (xˡ, yˡ) = (K(x – a) + a, K(y – b) + b)

Contoh Soal :
Titik A (1, 2) akan dilatasi sebesar tiga kali dengan pusat (-5, 1), tentukan letak titik Aˡ!
Jawab:
(x, y) → (xˡ, yˡ) = (K(x – a) + a, K(y – b) + b)
(1, 2) → (xˡ, yˡ) = (3(1 – (-5)) + (-5), 3(2 – 1) + 1)
(1, 2) → (xˡ, yˡ) = (13, 4)

Anda mungkin juga menyukai