Anda di halaman 1dari 26

POKOK-POKOK PENGAWASAN KEPATUHAN PENASIHAT &

WAKIL PENASIHAT BERJANGKA

MOCH. YUSUF AFFANDI


Pemeriksa PBK Ahli Madya – Ketua Tim Bidang Pengawasan Transaksi PBK
Biro Pengawasan PBK, SRG dan PLK - BAPPEBTI

Disampaikan pada
Program Pelatihan Peningkatan Profesi Wakil Penasihat Berjangka (P4WPA)
06 Januari 2023
POKOK BAHASAN
01 PENGAWASAN
BAPPEBTI

PEMANTAUAN KINERJA
02 PENASIHAT & WAKIL PENASIHAT
BERJANGKA
PENGAWASAN BAPPEBTI
RUANG LINGKUP & TUJUAN PENGAWASAN

RUANG LINGKUP TUJUAN PENGAWASAN PBK

1. Memastikan kegiatan operasional pelaku


PENGAWAS DIAWASI PENGAWASAN usaha PBK sudah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku;
Pihak yang dapat Pelaku Usaha di • Dilakukan tanpa
melakukan bidang Perdagangan adanya indikasi 2. Meningkatkan tingkat kepatuhan pelaku
pengawasan/audit Berjangka Komoditi pelanggaran (rutin) usaha PBK;
adalah Pemeriksa yang diawasi secara • Pengawasan
PBK khususnya off-site dan on-site sewaktu-waktu atau 3. Menyamakan persepsi terkait peraturan
adalah pegawai pada pengawasan khusus perundangan di bidang PBK; dan
Biro Pengawasan
Pasar Berjangka dan 4. Informasi atau petunjuk awal untuk
Fisik dilakukan pemeriksaan atas dugaan
pelanggaran di bidang PBK.
PELAKU USAHA
PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

LEMBAGA PENASIHAT
BANK PENYIMPAN
KLIRING BERJANGKA
PIALANG BURSA MARGIN
BERJANGKA
BERJANGKA BERJANGKA
PEDAGANG
BERJANGKA

PIALANG BERJANGKA (PESERTA SPA) PEDAGANG BERJANGKA (PENYELENGGARA SPA)


Badan usaha yang melakukan kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Anggota Kliring Berjangka yang melakukan kegiatan jual beli
Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif
Derivatif lainnya atas amanat Nasabah dengan menarik sejumlah Syariah, untuk dan atas nama sendiri dalam Sistem
uang dan/atau surat berharga tertentu sebagai Margin untuk menjamin Perdagangan Alternatif.
transaksi tersebut.

BURSA BERJANGKA LEMBAGA KLIRING BERJANGKA


Badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem Badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan/atau sarana untuk kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak dan/atau sarana untuk pelaksanaan kliring dan penjaminan
Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya. penyelesaian transaksi Perdagangan Berjangka.

BANK PENYIMPANAN DANA MARGIN PENASIHAT BERJANGKA


Bank yang menjalankan kegiatan penyimpanan dana Nasabah, orang perseorangan atau Badan Usaha yang memberikan
Dana Kompensasi, Dana Jaminan, dan/atau Dana Sentra Dana Nasihat kepada pihak lain mengenai jual beli Komoditi
Berjangka setelah mendapat persetujuan dari Kepala Bappebti berdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah,
dan/atau Kontrak Derivatif Lainnya dengan menerima imbalan.
RUANG LINGKUP
PENGAWASAN PELAKU USAHA PBK

Bursa Berjangka
✓ Laporan Keuangan : Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (lapkeu
tahunan audited)
✓ Integritas Keuangan : Modal Disetor
✓ Laporan Tahunan Perkembangan Kegiatan Usaha

Lembaga Kliring Berjangka


✓ Laporan Keuangan : Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (lapkeu Hal-hal
tahunan audited) yang
✓ Integritas Keuangan : Modal Disetor
diawasi
✓ Laporan Tahunan Perkembangan Kegiatan Usaha

Pialang Berjangka
✓ Kewajiban Pelaporan Keuangan (Harian, Bulanan, Triwulan dan Tahunan)
✓ Integritas Keuangan : Modal Disetor, MBD, Pemenuhan Margin di LKB 70:30, DNRT, dan
Ekuitas
✓ Laporan Bulanan Direktur Kepatuhan
✓ Implementasi Program APU PPT
✓ Laporan Tahunan Perkembangan Kegiatan Usaha
✓ Laporan Transaksi
RUANG LINGKUP
PENGAWASAN PELAKU USAHA PBK

Pedagang Penyelenggara SPA


✓ Kewajiban pelaporan keuangan (Bulanan, Triwulan dan Tahunan)
✓ Integritas keuangan : Modal Disetor, Pemenuhan Margin di LKB
Rp8 Miliar, dan Ekuitas
✓ Laporan Tahunan Perkembangan Kegiatan Usaha
✓ Laporan Transaksi Hal-hal
yang
PEDAGANG
Pedagang Non SPA diawasi
✓ Laporan Tahunan Perkembangan Kegiatan Usaha

Bank Penyimpan Margin


✓ Laporan Mutasi Harian Dana Nasabah pada Rekening Terpisah Pialang
Berjangka.
BANK ✓ Laporan Tahunan terkait Dana Nasabah pada Rekening Terpisah Pialang
Berjangka.
RUANG LINGKUP PENGAWASAN

Manajemen Organisasi

Penerimaan Nasabah

Pelaksanaan Transaksi

Integritas Keuangan

Pembukuan dan
Pelaporan

Pengelolaan Dana
Nasabah dan APU-PPT
PENGAWASAN YANG DILAKUKAN BAPPEBTI

Mengawasi:
- Transaksi Multilateral di Bursa Berjangka;
Pengawasan - Transaksi Bilateral (SPA) yang Telah
Transaksi Dilaporkan dan Didaftarkan;
- Serah Terima Fisik Komoditi.

Mengawasi:
- Integritas Keuangan (Modal Disetor,
Ekuitas, Modal Bersih Disesuaikan,
Pengawasan Penempatan Margin di Lembaga Kliring
Kepatuhan Berjangka);
- Penyampaian Pelaporan Keuangan
dan Direktur Kepatuhan;
- Implementasi APU-PPT.

Melakukan:
- Penetapan PKAT;
Audit - Pelaksanaan Audit;
- Monitoring Tindak Lanjut Hasil Audit.
HASIL PENGAWASAN

Berupa catatan atas


pelanggaran dan akan
diberikan rekomendasi oleh
pengawas/auditor kepada
auditee untuk dilakukan
langkah perbaikan 1
2
Jika rekomendasi tersebut tidak
dilaksanakan oleh auditee, maka akan
diserahkan kepada Biro Peraturan
Perundang-Undangan dan Penindakan –
Bappebti, untuk ditindaklanjuti
PEMANTAUAN KINERJA PENASIHAT BERJANGKA
DAN WAKIL PENASIHAT BERJANGKA
A. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN (1)

✓ Hanya Wakil Penasihat Berjangka yang berwenang berhubungan langsung


dengan calon Nasabah atau Nasabah dalam rangka pelaksanaan transaksi
Kontrak Berjangka.

✓ Berhubungan langsung adalah melakukan hubungan dengan calon Nasabah atau


Nasabah secara tatap muka langsung ataupun melalui sarana elektronik tanpa
melalui pihak lain.
A. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN (2)

Dalam berhubungan langsung dengan calon Nasabah, memastikan Wakil Pialang Berjangka wajib:
✓ mengetahui latar belakang calon Nasabah yang mencakup pengetahuan, pengalaman transaksi di bidang
Perdagangan Berjangka dan kemampuan keuangan sehingga diperoleh keyakinan bahwa calon Nasabah
yang akan diterima merupakan calon Nasabah yang layak sesuai Perba No. 4 Tahun 2018;
✓ menyampaikan dan menjelaskan hal-hal sesuai dengan Perba No.8 Tahun 2019, yaitu:
a. dokumen Keterangan Perusahaan berupa profil perusahaan yang telah disetujui Bappebti;
b. dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko;
c. dokumen Perjanjian Pemberian Amanat;
d. Peraturan Perdagangan (Trading Rules);
e. Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang akan
ditransaksikan;
f. dokumen Aplikasi Pembukaan Rekening Transaksi
g. calon Nasabah telah melakukan simulasi transaksi Perdagangan Berjangka;
h. Perjanjian Pemberian Amanat telah ditandatangani oleh Wakil Pialang Berjangka yang memberikan
penjelasan tentang isi Perjanjian Pemberian Amanat, Nasabah, dan Pimpinan Perusahaan Pialang
Berjangka.
A. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN (3)

Pialang Berjangka dilarang membuka rekening dan/atau menerima


Nasabah yang amanat Nasabah untuk Perdagangan Berjangka bagi pihak sebagai
Dilarang berikut:
✓ tidak cakap melakukan perbuatan hukum;
✓ yang telah dinyatakan pailit oleh pengadilan dalam jangka waktu 5
(lima) tahun terakhir;
Pasal 140, PP 49 Tahun 2014 ✓ yang telah mencapai batas posisi tidak diperkenankan melakukan
penambahan transaksi atau membuka rekening pada Pialang
Berjangka lainnya;
Pasal 19, Perba 8 Tahun 2017 ✓ pejabat atau pegawai Bappebti, Bursa Berjangka, atau Lembaga
Kliring Berjangka dan/atau pihak lainnya yang ditetapkan dengan
1) Pialang Berjangka dilarang membuka atau memelihara keputusan Kepala Bappebti;
rekening anonim atau rekening yang menggunakan nama ✓ bendaharawan lembaga yang melayani kepentingan umum, kecuali
fiktif; yang bersangkutan mendapat kuasa dari lembaga tersebut;
2) Pialang Berjangka dilarang melakukan penerimaan calon ✓ yang memiliki kondisi keuangan kurang dari yang dipersyaratkan
Nasabah atau memelihara rekening Nasabah apabila: oleh Kepala Bappebti; atau
a. calon Nasabah atau Nasabah menolak untuk mematuhi ✓ yang telah dinyatakan melanggar peraturan perundangundangan
ketentuan yang terkait dengan penerapan program di bidang Perdagangan Berjangka berdasarkan putusan pengadilan
APU dan PPT; dan/atau atau arbitrase atau berdasarkan keputusan Kepala Bappebti; atau
b. Pialang Berjangka tidak dapat meyakini kebenaran ✓ yang lalai memenuhi kewajiban membayar Margin dalam jangka
identitas dan kelengkapan dokumen calon Nasabah waktu 1 (satu) tahun.
atau Nasabah.
A. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN (4)

Berdasarkan Pasal 6, Peraturan Bappebti Nomor 2 Tahun 2018


Setiap pihak yang telah memperoleh izin sebagai Wakil Pialang Berjangka wajib menjadi anggota Asosiasi
Industri Perdagangan Berjangka.

Pasal 13, Peraturan Bappebti Nomor 9 Tahun 2020


Orang perseorangan yang memiliki izin Wakil Pialang Berjangka wajib menyampaikan laporan
keikutsertaan P4WPB kepada Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja setelah Tahun Kewajiban P4WPB berakhir dengan menggunakan Formulir Nomor I.WPB.12
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.

Pasal 8, Peraturan Bappebti Nomor 9 Tahun 2020


Tanda Lulus Ujian Profesi Wakil Pialang Berjangka hanya berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun untuk
dapat diajukan permohonan izin sebagai Wakil Pialang Berjangka sejak:
a. tanggal diterbitkannya Tanda Lulus Ujian Profesi Wakil Pialang Berjangka; atau
b. tanggal diterbitkannya pencabutan izin sebagai Wakil Pialang Berjangka.
B. KEWAJIBAN PELAPORAN PIALANG BERJANGKA
1. PENYAMPAIAN LAPORAN TAHUNAN
Keputusan Kepala Bappebti No. 42/BAPPEBTI/KP/V/2003 tentang Penyusunan Laporan Tahunan
Mengenai Keadaan dan Perkembangan Usaha Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang
Berjangka, Penasihat Berjangka, Pengelola Sentra Dana Berjangka, Pedagang Berjangka dan Bank,
disampaikan kepada Bappebti selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari setelah berakhirnya tahun
laporan.
2. PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan Perka Bappebti No. 106/BAPPEBTI/PER/10/2013, Pialang Berjangka wajib menyampaikan
laporan keuangan ke Bappebti melalui sistem e-reporting: lapkeu.bappebti.go.id, kecuali Laporan
Tahunan.
✓ Laporan Keuangan Harian, paling lambat disampaikan pukul 14.00 WIB pada hari kerja berikutnya;
✓ Laporan Keuangan Bulanan, paling lambat disampaikan 7 (tujuh) hari setelah periode pelaporan
berakhir;
✓ Laporan Keuangan Triwulan, paling lambat disampaikan 45 (empat puluh lima) hari setelah periode
pelaporan berakhir;
✓ Laporan Keuangan Tahunan, paling lambat disampaikan 90 (sembilan puluh) hari setelah periode
pelaporan berakhir dan harus diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang menjadi anggota
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang masih aktif.
B. KEWAJIBAN PELAPORAN PIALANG BERJANGKA (LANJUTAN)

3. PENYAMPAIAN LAPORAN DIREKTUR KEPATUHAN


Peraturan Kepala Bappebti No. 7 Tahun 2017 Tentang Persyaratan, Tugas, Wewenang, dan
Kewajiban Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka, DK wajib menyampaikan laporan bulanan
pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan kepada Bappebti paling lama 7 (tujuh) hari kerja
setelah tanggal periode laporan berakhir melalui aplikasi Sistem Pelaporan Direktur
Kepatuhan : lapdk.bappebti.go.id

4. PENYAMPAIAN LAPORAN TRANSAKSI


Berdasarkan Pasal 17 Peraturan Kepala Bappebti No. 5 Tahun 2017 Tentang Sistem
Perdagangan Alternatif, Peserta Sistem Perdagangan Alternatif wajib melaporkan transaksi
SPA secara elektronik ke Bursa Berjangka dengan menggunakan Formulir Nomor I.SPA.14
dan wajib mendaftarkan setiap transaksi SPA secara elektronik ke Lembaga Kliring
Berjangka dengan menggunakan Formulir Nomor I.SPA.15.
C. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN TRANSAKSI MULTILATERAL BAGI
PIALANG BERJANGKA

Secara umum mekanisme perdagangan dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu multilateral dan
bilateral.

Multilateral Bilateral
Multilateral adalah suatu mekanisme transaksi (jual/beli) antara Bilateral adalah transaksi yang hanya dilakukan oleh satu pihak
banyak pihak dengan banyak pihak dengan sistem tawar-menawar dengan satu pihak yang biasanya terjadi di luar bursa atau dikenal
secara terbuka di bursa. dengan over-the-counter (OTC).

Mekanisme multilateral diterapkan di dalam perdagangan Mekanisme di luar bursa (OTC) atau dikenal dengan istilah Sistem
berjangka bertujuan untuk proses pembentukan harga (price Perdagangan Alternatif (SPA) diselenggarakan hanya untuk tujuan
discovery), aktivitas lindung nilai (hedging), serta manfaat ekonomi spekulasi dan penyelesaiannya dilakukan secara tunai.
lainnya.
Mekanisme ini umumnya dapat dilakukan serah terima fisik
komoditi.

WPB harus mengetahui dan memahami hal-hal terkait mekanisme transaksi di industri PBK beserta
Trading Rules dan peraturan terkait lainnya yang terdapat dalam transaksi multilateral dan bilateral.
C. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN TRANSAKSI MULTILATERAL BAGI
PIALANG BERJANGKA (LANJUTAN)

Pasal 5 Peraturan Kepala Bappebti No. 69/BAPPEBTI/PER/6/2009 :


✓ Ayat (1) Setiap Pialang Berjangka wajib melaksanakan total transaksi
Kontrak Berjangka paling sedikit 3.500 lot setiap bulan, kecuali Pialang
Berjangka yang hanya melaksanakan transaksi Kontrak Berjangka
multilateral di Bursa Berjangka.
✓ Ayat (2) Total transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
transaksi Kontrak Berjangka multilateral di Bursa Berjangka, penyaluaran
amanat luar negeri, dan Sistem Perdaganagn Alternatif.
✓ Ayat (3) Setiap Pialang Berjangka wajib melaksanakan transaksi Kontrak
Berjangka multilateral di Bursa Berjangka paling seedikit 5% dari total
transaksi setiap bulan.
D. PENGAWASAN PENERAPAN PROGRAM APU PPT
Definisi :
a. Pencucian Uang adalah pencucian uang sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang;
b. Pendanaan Terorisme adalah pendanaan terorisme sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pendanaan terorisme.

Direksi wajib melaksanakan program APU PPT. Kebijakan penerapan Program APU PPT, yang berlandaskan atas 5 (lima) Pilar
Penerapan Program APU PPT, yaitu:
1. Pengawasan Aktif Dewan Direksi dan Dewan Komisaris
Dewan Direksi:
• Membuat Usulan Kebijakan /SOP APU PPT;
• Memastikan Penerapan Program APU PPT Sesuai Kebijakan/SOP;
• Membentuk Unit Kerja Khusus dan/atau Menunjuk Pegawai Yang Menangani APU PPT (di bawah Direktur Operasional);
• Menyelenggarakan Pelatihan APU PPT Bagi Karyawan;
Dewan Komisaris:
• Persetujuan SOP APU PPT;
• Penerapan Program APU PPT Yang Dilakukan Direktur Utama;
• Pembahasan APU PPT Dalam Rapat Dewan Direksi Dan Komisaris
D. PENGAWASAN PENERAPAN PROGRAM APU PPT (LANJUTAN)
2. Kebijakan dan Prosedur
• Pialang Berjangka wajib memiliki kebijakan dan prosedur penerapan program APU dan PPT untuk mengelola dan memitigasi
risiko terjadinya pencucian uang dan/atau pendanaan terorisme;
• Kebijakan dan prosedur APU PPT wajib mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris;
• Penilaian Resiko;
• Identifikasi dan Verifikasi Nasabah/calon Nasabah, Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) dan Nasabah Beresiko Tinggi;
• CDD sederhana;
• Penolakan Transaksi dan Penutupan Hubungan Usaha;
• Pengkinian dan Pemantauan; dan
• Penatausahaan Dokumen.
3. Pengendalian Intern
• Pialang Berjangka wajib memiliki sistem pengendalian internal yang efektif, yaitu dimilikinya kebijakan, prosedur, dan
pemantauan internal yang memadai, termasuk penunjukan oleh direktur utama kepada pejabat atau UKK APU PPT.
4. Sistem Manajemen Informasi
• Pialang Berjangka wajib memiliki sistem informasi yang dapat mengidentifikasi, menganalisa, memantau dan menyediakan
laporan secara efektif mengenai karakteristik transaksi yang dilakukan oleh Nasabah.
5. Sumber Daya Manusia dan Pelatihan.
• Prosedur penyaringan untuk penerimaan karyawan baru (pre employee screening);
• Pengenalan dan pemantauan terhadap profil karyawan; dan
• Pelatihan yang berkesinambungan terkait APU PPT.
HASIL TEMUAN PENGAWASAN
TEMUAN HASIL PENGAWASAN/AUDIT

Hal-hal yang sering terjadi/pelanggaran yang dilakukan oleh Pialang Berjangka atau
WPB, antara lain :
- Wakil Pialang Berjangka (WPB) tidak menjalankan tugas dan kewenangannya dalam menangani
nasabah/calon nasabah;
- Tenaga pemasaran non WPB melaksanakan tugas dan kewenangan WPB;
- Pegawai perusahaan/pihak yang berkepentingan dengan perusahaan menawarkan adanya fixed income
atau profit sharing;
- WPB atau tenaga pemasaran non WPB menerima dan menggunakan kode akses transaksi Nasabah
(Personal Access Password);
- Membuat atau mempublikasikan pernyataan yang tidak benar yang isinya tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka;
- Menggunakan dana Nasabah yang terdapat di dalam Rekening Terpisah (Segregated Account) untuk
kepentingan lain kecuali untuk membayar komisi dan biaya lain sehubungan dengan transaksi Kontrak
Berjangka;
TEMUAN HASIL PENGAWASAN/AUDIT

- Wakil Pialang Berjangka belum terdaftar sebagai anggota asosiasi sesuai dengan Perba 9 Tahun 2020;
- Wakil Pialang Berjangka yang masa berlaku TLUP-nya sudah lebih dari satu tahun dan harus segera
mengikuti Program Pelatihan Peningkatan Profesi Wakil Pialang Berjangka (P4WPB) sesuai dengan
Perba 9 Tahun 2020;
- Izin Wakil Pialang Berjangka (WPB) belum dicabut meskipun sudah tidak lagi berkerja di perusahaan
pialang;
- Personil Divisi Kepatuhan/Compliance berstatus sebagai Wakil Pialang Berjangka;
- Aplikasi Penerimaan Nasabah Online tidak dilengkapi dengan fitur mandatory;
- Perjanjian Nasabah Konvensional tidak diisi dengan lengkap dan benar.
Integritas adalah melakukan hal yang benar,
bahkan ketika tidak ada yang mengawasi
C. S. Lewis
Terima Kasih

Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan Fisik


Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai