Perkembangan Dan Kelembagaan Dalam Perdagangan Berjangka Komoditi Di Indonesia Wpa
Perkembangan Dan Kelembagaan Dalam Perdagangan Berjangka Komoditi Di Indonesia Wpa
abad-16
Kaisar Shogun Tokugawa
abad-20
abad-19 Bursa Berjangka Jakarta & Bursa
Chicago Board of Trade Komoditas dan Derivatif Indonesia
Tahun 1848, berdiri
Chicago Board of Trade (CBoT). BBJ berdiri 19 Agustus 1999 dan 15
Bursa modern pertama yang Desember 2000 dan memulai kegiatannya
menjadi cikal bakal bursa dunia. BKDI berdiri 23 Juni 2009 dan memulai
kegiatannya tanngal 10 Desember 2009.
SEJARAH PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI INDONESIA
• Pembentukan Bursa Komoditi di Indonesia dilaksanakan tahun 1982 dengan
diterbitkannya PP No. 35 Thn 1982 tanggal 2 Desember 1982 tentang Bursa menyelenggarakan kegiatan perdagangan fisik karet dan
Komoditi🡺 penyelenggaraan bursa komoditi di Indonesia hanya dilakukan kopi, lelang pengalihan hak kuota tekstil dan produk
tekstil serta penyediaan informasi muatan dan ruang
oleh Badan Pelaksana Bursa Komoditi (Bapebti) Departemen Perdagangan kapal.
• Pendirian lembaga kliring nama PT Kliring dan Jaminan Bursa Komoditi pada
tanggal 25 Agustus 1984 🡺 berubah nama menjadi PT Kliring Berjangka
Indonesia (Persero) pd tgl 18 Juni 2001. Thn 2003 BBJ menyelenggarakan kegiatan
“Program Pendaftaran Transaksi Luar
Bursa (PPTLB)”. simulasi/pelatihan untuk
mengetahui potensi pasar darikontrak
derivatif antar mata uang asing (foreign
• Terbit UU No. 32 Thn 1997 tentang Perdagangan Berjangka cross currency) dan indeks.
Komoditi pd tgl 5 Desember 1997, yg menugaskan Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti)
melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari- • Kegiatan PPTLB ternyata berlangsung terus-menerus dan
hari kegiatan perdagangan berjangka. secara de facto sehingga tidak dapat dikategorikan
• Secara kelembagaan, Bappebti yang ada sekarang sebagai simulasi, karena didalamnya melibatkan dana dari
merupakan pengalihan fungsi dari Badan Pelaksana BursaPendirian Bursa Berjangka Jakarta pd tgl para nasabah.
• Untuk menghentikan PPTLB yang sangat rentan terhadap
Komoditi (Bapebti) 19 Agustus 1999 dan memulai penipuan, Bappebti memperkenalkan Sistem Perdagangan
kegiatannya pd tgl15 Desember 2000 Alternatif (SPA) yang di negara lain dikenal dengan
perdagangan/pasar OTC (Over the Counter Market).
dng mentraksaksikan kontrak berjangka Perdagangan ini bersifat bilateral dan tidak dilakukan di
Kopi Arabica dan Robusta serta Olein Bursa. Kegiatan transaksi SPA mulai dilaksanakan oleh
Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) sejak 1 Juni 2005,
• Pengaturan SPA didasarkan oleh pertimbangan : dilarang,
dibiarkan atau diatur. Dengan mempertimbangkan
perlindungan kepada masyarakat, maka diambil
pertimbangan bahwa kegiatan transaksi forex dan indeks
sebaiknya diatur melalui Keputusan Kepala Bappebti No.
BKDI mendptkan Izin Usaha pd tgl 23 Juni 55/BAPPEBTI/KP/I/ 2005 ttng Sistem Perdagangan
• Alternatif (SPA)
2009 dan ISI (ICH) mendptkan Izin Usaha pd Dalam perkembangannya, beberapa ketentuan dalam
UU No. 32 Thn 1997, sudah tidak sesuai dengan
tgl 3 Juli 2009 dan memulai kegiatannya pd perkembangan kegiatan perdagangan berjangka
bln November 2009 dng mentraksaksikan komoditi.
kontrak berjangka GOLDGR dan CPOTR, • Terbit UU No. 10 Thn 2011 tentang Perubahan Atas UU
No. 32 Thn 1997 tentang Perdagangan Berjangka
kontrak Emas Berjangka dengan mekanisme Komoditi pd tgl 8 Agustus 2011 .
penyerahan fisik. • Dlm amandemen ini antara lain dimasukkan pengaturan
mengenai SPA dan pendirian ASPEBTINDO
SKEMA KELEMBAGAAN DALAM PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI INDONESIA
KEMENTERIAN
PERDAGANGAN
BANK INDONESIA
OJK, PPATK, MUI. IAI
KEJAKSAAN AGUNG BADAN PENGAWAS
KEPOLISIAN RI, Konsultasi/ BADAN PENGAWAS Kesepakatan LUAR NEGERI
SATGAS Koordinasi PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
WASPADA INVESTASI
BAKTI
N A S A B A H
PENGERTIAN
Lembaga pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pembinaan,
pengaturan, pengembangan, dan pengawasan Perdagangan
Berjangka
TUJUAN
a. Mewujudkan kegiatan perdagangan berjangka yang teratur,
wajar, efisien, efektif, dan transparan serta dalam suasana
persaingan yang sehat;
b. Melindungi kepentingan semua pihak dalam perdagangan
berjangka; dan
c. Mewujudkan kegiatan perdagangan berjangka sebagai sarana
pengelolaan risiko harga dan pembentukan harga yang
transparan.
.
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (Permendag
Nomor 29/M-DAG/PER/2/2022)
MENETAPKAN KEBIJAKAN UMUM DI BIDANG
MENTERI PERDAGANGAN PERDAGANGAN BERJANGKA
MELAKUKAN KOORDINASI PERUMUSAN MELAKSANAKAN PERUMUSAN MELAKSANAKAN PERUMUSAN DAN MELAKSANAKAN PERUMUSAN DAN
DAN PENYUSUNAN PERATURAN, DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SERTA PELAKSANAAN KEBIJAKAN,
PEMBERIAN PELAYANAN HUKUM, SERTA EVALUASI DAN PELAPORAN EVALUASI DAN PELAPORAN DI PENYUSUNAN NORMA, STANDAR,
LITIGASI, PEMERIKSAAN, PENYIDIKAN, DI BIDANG PENGAWASAN BIDANG PEMBINAAN DAN PROSEDUR DAN KRITERIA, PEMBERIAN
DAN PENETAPAN SANKSI TERHADAP PERDAGANGAN BERJANGKA PENGEMBANGAN PERDAGANGAN BIMBINGAN TEKNIS DAN SUPERVISI,
PELANGGARAN ADMINISTRATIF DI KOMODITI BERJANGKA KOMODITI, SISTEM RESI SERTA EVALUASI DAN PELAPORAN DI
BIDANG PERDAGANGAN BERJANGKA GUDANG, PASAR LELANG BIDANG PEMBINAAN DAN
KOMODITI, SISTEM RESI GUDANG DAN KOMODITAS DAN PENGEMBANGAN PENGAWASAN SISTEM RESI GUDANG
PASAR LELANG KOMODITAS. DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI.. DAN PASAR LELANG KOMODITAS..
KEWENANGAN BAPPEBTI
a. Membuat pedoman teknis mengenai mekanisme Perdagangan Berjangka;
b. Memberikan :
• izin usaha kepada Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka, dan
Pengelola Sentra Dana Berjangka;
• Izin kepada orang perseorangan untuk menjadi Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka, dan Wakil
Pengelola Sentra Dana Berjangka;
• sertifikat pendaftaran kepada Pedagang Berjangka;
• Persetujuan kepada Pialang Berjangka dalam negeri untuk menyalurkan amanat Nasabah dalam negeri ke Bursa
Berjangka luar negeri;
• Persetujuan kepada bank untuk menyimpan Dana Nasabah, Dana Kompensasi, dan Dana Jaminan; dan
• Persetujuan kepada Pedagang Berjangka dan Pialang Berjangka untuk melakukan kegiatan jual beli Kontrak Derivatif
selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif Syariah dalam penyelenggaraan Sistem Perdagangan Alternatif (SPA).
c. Menyetujui peraturan dan tata tertib bursa berjangka dan lembaga kliring berjangka,;
d. Memberikan persetujuan terhadap Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, Dan/Atau Kontrak Derivatif Lainnya
e. Menetapkan persyaratan keuangan minimum dan kewajiban pelaporan bagi pihak yang memiliki izin usaha
f. Menetapkan batas jumlah maksimum dan batas jumlah wajib lapor posisi Terbuka Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif
Syariah, Dan/Atau Kontrak Derivatif Lainnya yang dapat dimiliki atau dikuasai oleh setiap Pihak;
g. Membentuk sarana penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan perdagangan berjangka;
h. Melakukan pemeriksaan terhadap pihak yang memiliki izin usaha, izin orang perseorangan, persetujuan, atau sertifikat
pendaftaran dan memerintahkan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak yang diduga melakukan pelanggaran;
i. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
BURSA BERJANGKA
PENGERTIAN
Badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk kegiatan jual beli Komoditi
berdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.
TUJUAN
Menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang
teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan
PENDIRIAN
❖ Izin usaha untuk menyelenggarakan Bursa Berjangka hanya dapat diberikan oleh Bappebti kepada badan usaha
berbentuk perseroan terbatas
❖ Bursa Berjangka didirikan didirikan sekurang-kurangnya oleh 11 (sebelas) badan usaha yang berbentuk badan hukum
Indonesia yang tidak terafiliasi satu sama lain dan mayoritas hrs melakukan kegiatan usaha di bidang komoditi
dan/atau keuangan yang layak diperdagangkan di Bursa Berjangka.
❖ Modal disetor sekurang-kurangnya berjumlah Rp100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah).
❖ Dalam hal badan hukum Indonesia terdapat modal asing, masing-masing hanya diperkenankan memiliki saham Bursa
Berjangka paling banyak 10% dan secara total paling banyak 40% dari seluruh saham Bursa Berjangka.
TUGAS BURSA BERJANGKA
a. Menyediakan fasilitas yang cukup untuk dapat terselenggaranya transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak
Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif Lainnya yang teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan;
b. Menyusun rencana anggaran tahunan dan penggunaan laba Bursa Berjangka sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh dan dilaporkan kepada Bappebti;
c. Melakukan pengawasan pasar atas setiap transaksi kontrak derivatif selain Kontrak Berjangka dan
Kontrak Derivatif Syariah, dari Penyelenggara dan Peserta Sistem Perdagangan Alternatif; dan
d. Menyusun Peraturan dan Tata Tertib Bursa Berjangka.
KEWAJIBAN BURSA BERJANGKA
a. Memiliki modal yang cukup untuk menyelenggarakan kegiatan Bursa Berjangka dengan baik;
b. Menyiapkan catatan dan laporan terperinci seluruh kegiatan Anggota Bursa Berjangka yang berkaitan
dengan transaksi kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau kontrak derivatif lainnya dan
penguasaan komoditi yang menjadi subjek kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau kontrak
derivatif lainnya tersebut;
c. Menjamin kerahasiaan informasi posisi keuangan serta kegiatan usaha Anggota Bursa Berjangka, kecuali
informasi tersebut diberikan dalam rangka pelaksanaan ketentuan undang-undang ini dan/atau peraturan
pelaksanaannya;
d. Membentuk dana kompensasi dan mempunyai satuan pemeriksa serta mendokumentasikan dan
menyimpan dengan baik semua data yang berkaitan dengan kegiatan Bursa Berjangka;
e. Menyebarluaskan informasi harga kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau kontrak derivatif
lainnya yang diperdagangkan;
f. Memantau kegiatan dan kondisi keuangan Anggota Bursa Berjangka serta mengambil tindakan pembekuan
atau pemberhentian Anggota Bursa Berjangka yang tidak memenuhi persyaratan keuangan dan
pelaporandan mengawasi transaksi kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau kontrak derivatif
lainnya.
KEWENANGAN BURSA BERJANGKA
a. Mengevaluasi dan menguji kualifikasi calon anggota serta menerima atau menolak calon tersebut menjadi
Anggota Bursa Berjangka;
b. Mengatur dan menetapkan sistem penentuan harga penyelesaian bersama dengan Lembaga Kliring Berjangka;
c. Menetapkan persyaratan keuangan minimum dan pelaporan bagi Anggota Bursa Berjangka dan menetapkan
biaya keanggotaan dan biaya lain;
d. Melakukan pengawasan kegiatan serta pemeriksaan terhadap pembukuan dan catatan Anggota Bursa
Berjangka secara berkala dan sewaktu-waktu diperlukan serta melakukan tindakan yang dianggap perlu untuk
mengamankan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya,
termasuk mencegah kemungkinan terjadinya manipulasi harga;
e. Menetapkan mekanisme penyelesaian pengaduan dan perselisihan sehubungan dengan transaksi Kontrak
Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya;
f. Mengambil langkah-langkah untuk menjamin terlaksananya mekanisme transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak
Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya dengan baik serta melaporkannya kepada Bappebti; dan
g. Memperoleh informasi yang diperlukan dari Lembaga Kliring Berjangka yang berkaitan dengan transaksi yang
dilakukan oleh Anggota Kliring Berjangka, termasuk transaksi Pedagang Penyelenggara dan Pialang Peserta
Sistem Perdagangan Alternatif.
LEMBAGA KLIRING BERJANGKA
PENGERTIAN
Badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk pelaksanaan kliring dan
penjaminan penyelesaian transaksi Perdagangan Berjangka.
TUJUAN
Menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang
teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan
PENDIRIAN
❖ Izin usaha untuk menyelenggarakan Lembaga Kliring Berjangka hanya dapat diberikan oleh Bappebti kepada
badan usaha berbentuk perseroan terbatas ;
❖ Lembaga Kliring Berjangka dapat terpisah dari Bursa Berjangka dan bersifat mandiri, atau merupakan bagian
dari Bursa Berjangka dimana saham Lembaga Kliring Berjangka harus dimiliki oleh Bursa Berjangka lebih dari
50%;
❖ Modal disetor sekurang-kurangnya berjumlah Rp100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah);
❖ Dalam hal badan hukum Indonesia terdapat modal asing, masing-masing hanya diperkenankan memiliki saham
Lembaga Kliring Berjangka paling banyak 10% dan secara total paling banyak 40% dari seluruh saham Lembaga
Kliring Berjangka.
TUGAS LEMBAGA KLIRING BERJANGKA
• SWI melakukan rapat koordinasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan;
• SWI dapat membentuk Tim Khusus untuk tujuan tertentu dalam rangka pencegahan
dan penanganan dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana
Masyarakat dan Pengelolaan Investasi;
TUGAS SATGAS WASPADA INVESTASI
Pencegahan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan Investasi meliputi :
1. Kegiatan pencegahan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi dilakukan oleh Satgas Waspada
Investasi melalui kegiatan:
• Edukasi dan sosialisasi kepada pelaku industri jasa keuangan dan masyarakat tentang praktek penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan
investasi oleh pihak yang tidak mempunyai izin atau menyalahgunakan izin.
• Pemantauan terhadap potensi terjadinya tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi.
2. Kegiatan edukasi dan sosialisasi yang dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu.
3. Kegiatan edukasi dan sosialisasi yang dilakukan secara terkoordinasi dengan anggota Satgas dalam bentuk antara lain kegiatan seminar, lokakarya,
dialog terbuka, pemuatan informasi dalam situs jaringan, siaran atau konferensi pers bersama dan konsultasi.
4. Kegiatan pemantauan terhadap potensi terjadinya dugaan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan
investasi yang dilakukan secara terkoordinasi dengan anggota Satgas.
Penanganan dugaan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi dilakukan oleh Satgas Waspada
Investasi melalui:
1. Menginventarisasi kasus dugaan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi yang mempunyai
potensi merugikan masyarakat;
2. Menganalisis kasus dugaan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
3. Menghentikan atau menghambat maraknya kasus penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi yang diduga melawan hukum yang
mempunyai potensi merugikan masyarakat;
4. Melakukan pemeriksaan dan/atau klarifikasi secara bersama terkait dengan dugaan pelanggaran yang terjadi di masyarakat dan tindak lanjut untuk
menghentikan tindakan melawan hukum tersebut, sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing anggota Satgas;
5. Melakukan penelusuran secara bersama terhadap situs-situs yang digunakan sebagai sarana untuk melakukan penghimpunan dana masyarakat dan
pengelolaan investasi yang diduga melawan hukum yang mempunyai potensi merugikan masyarakat; dan
6. Menyusun rekomendasi tindak lanjut penanganan dugaan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan
investasi kepada masing-masing anggota Satgas sesuai kewenangannya.
Terima Kasih