Anda di halaman 1dari 29

PERKEMBANGAN DAN KELEMBAGAAN DALAM

PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI


INDONESIA

Jakarta, Februari 2023


SEJARAH PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
abad-14
Van Der Boeurs (WN Belgia)

Penginapannya menjadi tempat transit para saudagar Eropa.


Selanjutnya menjadi tempat penitipan transaksi (jual-beli)
bagi saudagar yang tidak saling bertemu
Nama Van Der Boeurs menjadi cikal bakal kata BOEURS atau BURSA

abad-16
Kaisar Shogun Tokugawa

Shogun Tokugawa menciptakan sistem pasar beras yang


terorganisir dengan memperkenalkan :
- Kupon Hak Jual dan Hak Beli
- Pasar futures yang memiliki jatuh tempo (maturity)

abad-20
abad-19 Bursa Berjangka Jakarta & Bursa
Chicago Board of Trade Komoditas dan Derivatif Indonesia
Tahun 1848, berdiri
Chicago Board of Trade (CBoT). BBJ berdiri 19 Agustus 1999 dan 15
Bursa modern pertama yang Desember 2000 dan memulai kegiatannya
menjadi cikal bakal bursa dunia. BKDI berdiri 23 Juni 2009 dan memulai
kegiatannya tanngal 10 Desember 2009.
SEJARAH PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI INDONESIA
• Pembentukan Bursa Komoditi di Indonesia dilaksanakan tahun 1982 dengan
diterbitkannya PP No. 35 Thn 1982 tanggal 2 Desember 1982 tentang Bursa menyelenggarakan kegiatan perdagangan fisik karet dan
Komoditi🡺 penyelenggaraan bursa komoditi di Indonesia hanya dilakukan kopi, lelang pengalihan hak kuota tekstil dan produk
tekstil serta penyediaan informasi muatan dan ruang
oleh Badan Pelaksana Bursa Komoditi (Bapebti) Departemen Perdagangan kapal.
• Pendirian lembaga kliring nama PT Kliring dan Jaminan Bursa Komoditi pada
tanggal 25 Agustus 1984 🡺 berubah nama menjadi PT Kliring Berjangka
Indonesia (Persero) pd tgl 18 Juni 2001. Thn 2003 BBJ menyelenggarakan kegiatan
“Program Pendaftaran Transaksi Luar
Bursa (PPTLB)”. simulasi/pelatihan untuk
mengetahui potensi pasar darikontrak
derivatif antar mata uang asing (foreign
• Terbit UU No. 32 Thn 1997 tentang Perdagangan Berjangka cross currency) dan indeks.
Komoditi pd tgl 5 Desember 1997, yg menugaskan Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti)
melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari- • Kegiatan PPTLB ternyata berlangsung terus-menerus dan
hari kegiatan perdagangan berjangka. secara de facto sehingga tidak dapat dikategorikan
• Secara kelembagaan, Bappebti yang ada sekarang sebagai simulasi, karena didalamnya melibatkan dana dari
merupakan pengalihan fungsi dari Badan Pelaksana BursaPendirian Bursa Berjangka Jakarta pd tgl para nasabah.
• Untuk menghentikan PPTLB yang sangat rentan terhadap
Komoditi (Bapebti) 19 Agustus 1999 dan memulai penipuan, Bappebti memperkenalkan Sistem Perdagangan
kegiatannya pd tgl15 Desember 2000 Alternatif (SPA) yang di negara lain dikenal dengan
perdagangan/pasar OTC (Over the Counter Market).
dng mentraksaksikan kontrak berjangka Perdagangan ini bersifat bilateral dan tidak dilakukan di
Kopi Arabica dan Robusta serta Olein Bursa. Kegiatan transaksi SPA mulai dilaksanakan oleh
Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) sejak 1 Juni 2005,
• Pengaturan SPA didasarkan oleh pertimbangan : dilarang,
dibiarkan atau diatur. Dengan mempertimbangkan
perlindungan kepada masyarakat, maka diambil
pertimbangan bahwa kegiatan transaksi forex dan indeks
sebaiknya diatur melalui Keputusan Kepala Bappebti No.
BKDI mendptkan Izin Usaha pd tgl 23 Juni 55/BAPPEBTI/KP/I/ 2005 ttng Sistem Perdagangan
• Alternatif (SPA)
2009 dan ISI (ICH) mendptkan Izin Usaha pd Dalam perkembangannya, beberapa ketentuan dalam
UU No. 32 Thn 1997, sudah tidak sesuai dengan
tgl 3 Juli 2009 dan memulai kegiatannya pd perkembangan kegiatan perdagangan berjangka
bln November 2009 dng mentraksaksikan komoditi.
kontrak berjangka GOLDGR dan CPOTR, • Terbit UU No. 10 Thn 2011 tentang Perubahan Atas UU
No. 32 Thn 1997 tentang Perdagangan Berjangka
kontrak Emas Berjangka dengan mekanisme Komoditi pd tgl 8 Agustus 2011 .
penyerahan fisik. • Dlm amandemen ini antara lain dimasukkan pengaturan
mengenai SPA dan pendirian ASPEBTINDO
SKEMA KELEMBAGAAN DALAM PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI INDONESIA

KEMENTERIAN
PERDAGANGAN
BANK INDONESIA
OJK, PPATK, MUI. IAI
KEJAKSAAN AGUNG BADAN PENGAWAS
KEPOLISIAN RI, Konsultasi/ BADAN PENGAWAS Kesepakatan LUAR NEGERI
SATGAS Koordinasi PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
WASPADA INVESTASI
BAKTI

BANK BURSA LEMBAGA KLIRING BURSA BERJANGKA


PENITIPAN BERJANGKA BERJANGKA LUAR NEGERI

ASOSIASI INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA


PIALANG BERJANGKA PIALANG BERJANGKA
PENGELOLA SENTRA PENASIHAT PEDAGANG BERJANGKA • PESERTA SPA
DANA BERJANGKA BERJANGKA PENYALUR AMANAT
• PENYELENGGARA SPA • BUKAN PESERTA SPA LUAR NEGERI
WAKIL WAKIL • BUKAN PENYELENGGARA SPA
WAKIL
WAKIL

N A S A B A H

Wajib Menjadi Anggota ASPEBTINDO


Blm diberikan izin
Hubungan kerjasama berdasar kesepakatan
BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
(Bappebti)

PENGERTIAN
Lembaga pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pembinaan,
pengaturan, pengembangan, dan pengawasan Perdagangan
Berjangka
TUJUAN
a. Mewujudkan kegiatan perdagangan berjangka yang teratur,
wajar, efisien, efektif, dan transparan serta dalam suasana
persaingan yang sehat;
b. Melindungi kepentingan semua pihak dalam perdagangan
berjangka; dan
c. Mewujudkan kegiatan perdagangan berjangka sebagai sarana
pengelolaan risiko harga dan pembentukan harga yang
transparan.
.
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (Permendag
Nomor 29/M-DAG/PER/2/2022)
MENETAPKAN KEBIJAKAN UMUM DI BIDANG
MENTERI PERDAGANGAN PERDAGANGAN BERJANGKA

MENYELENGGARAKAN PERUMUSAN DAN PELAKSANAAN


KEBIJAKAN DI BIDANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, SISTEM
KEPALA BAPPEBTI
RESI GUDANG DAN PASAR LELANG KOMODITAS

MELAKSANAKAN KOORDINASI PELAKSANAAN TUGAS


SEKRETARIS BAPPEBTI DAN PEMBERIAN PELAYANAN DUKUNGAN TEKNIS DAN
ADMINISTRASI KEPADA SELURUH SATUAN UNIT
ORGANISASI DI LINGKUNGAN BAPPEBTI.

BIRO PEMBINAAN DAN


BIRO PERATURAN
BIRO PENGAWASAN PBK, BIRO PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SISTEM
PERUNDANG-UNDANGAN
SRG DAN PLK PENGEMBANGAN PBK RESI GUDANG DAN PASAR
DAN PENINDAKAN
LELANG KOMODITAS

MELAKUKAN KOORDINASI PERUMUSAN MELAKSANAKAN PERUMUSAN MELAKSANAKAN PERUMUSAN DAN MELAKSANAKAN PERUMUSAN DAN
DAN PENYUSUNAN PERATURAN, DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SERTA PELAKSANAAN KEBIJAKAN,
PEMBERIAN PELAYANAN HUKUM, SERTA EVALUASI DAN PELAPORAN EVALUASI DAN PELAPORAN DI PENYUSUNAN NORMA, STANDAR,
LITIGASI, PEMERIKSAAN, PENYIDIKAN, DI BIDANG PENGAWASAN BIDANG PEMBINAAN DAN PROSEDUR DAN KRITERIA, PEMBERIAN
DAN PENETAPAN SANKSI TERHADAP PERDAGANGAN BERJANGKA PENGEMBANGAN PERDAGANGAN BIMBINGAN TEKNIS DAN SUPERVISI,
PELANGGARAN ADMINISTRATIF DI KOMODITI BERJANGKA KOMODITI, SISTEM RESI SERTA EVALUASI DAN PELAPORAN DI
BIDANG PERDAGANGAN BERJANGKA GUDANG, PASAR LELANG BIDANG PEMBINAAN DAN
KOMODITI, SISTEM RESI GUDANG DAN KOMODITAS DAN PENGEMBANGAN PENGAWASAN SISTEM RESI GUDANG
PASAR LELANG KOMODITAS. DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI.. DAN PASAR LELANG KOMODITAS..
KEWENANGAN BAPPEBTI
a. Membuat pedoman teknis mengenai mekanisme Perdagangan Berjangka;
b. Memberikan :
• izin usaha kepada Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka, dan
Pengelola Sentra Dana Berjangka;
• Izin kepada orang perseorangan untuk menjadi Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka, dan Wakil
Pengelola Sentra Dana Berjangka;
• sertifikat pendaftaran kepada Pedagang Berjangka;
• Persetujuan kepada Pialang Berjangka dalam negeri untuk menyalurkan amanat Nasabah dalam negeri ke Bursa
Berjangka luar negeri;
• Persetujuan kepada bank untuk menyimpan Dana Nasabah, Dana Kompensasi, dan Dana Jaminan; dan
• Persetujuan kepada Pedagang Berjangka dan Pialang Berjangka untuk melakukan kegiatan jual beli Kontrak Derivatif
selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif Syariah dalam penyelenggaraan Sistem Perdagangan Alternatif (SPA).
c. Menyetujui peraturan dan tata tertib bursa berjangka dan lembaga kliring berjangka,;
d. Memberikan persetujuan terhadap Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, Dan/Atau Kontrak Derivatif Lainnya
e. Menetapkan persyaratan keuangan minimum dan kewajiban pelaporan bagi pihak yang memiliki izin usaha
f. Menetapkan batas jumlah maksimum dan batas jumlah wajib lapor posisi Terbuka Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif
Syariah, Dan/Atau Kontrak Derivatif Lainnya yang dapat dimiliki atau dikuasai oleh setiap Pihak;
g. Membentuk sarana penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan perdagangan berjangka;
h. Melakukan pemeriksaan terhadap pihak yang memiliki izin usaha, izin orang perseorangan, persetujuan, atau sertifikat
pendaftaran dan memerintahkan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak yang diduga melakukan pelanggaran;
i. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
BURSA BERJANGKA
PENGERTIAN
Badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk kegiatan jual beli Komoditi
berdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.
TUJUAN
Menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang
teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan
PENDIRIAN
❖ Izin usaha untuk menyelenggarakan Bursa Berjangka hanya dapat diberikan oleh Bappebti kepada badan usaha
berbentuk perseroan terbatas
❖ Bursa Berjangka didirikan didirikan sekurang-kurangnya oleh 11 (sebelas) badan usaha yang berbentuk badan hukum
Indonesia yang tidak terafiliasi satu sama lain dan mayoritas hrs melakukan kegiatan usaha di bidang komoditi
dan/atau keuangan yang layak diperdagangkan di Bursa Berjangka.
❖ Modal disetor sekurang-kurangnya berjumlah Rp100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah).
❖ Dalam hal badan hukum Indonesia terdapat modal asing, masing-masing hanya diperkenankan memiliki saham Bursa
Berjangka paling banyak 10% dan secara total paling banyak 40% dari seluruh saham Bursa Berjangka.
TUGAS BURSA BERJANGKA
a. Menyediakan fasilitas yang cukup untuk dapat terselenggaranya transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak
Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif Lainnya yang teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan;
b. Menyusun rencana anggaran tahunan dan penggunaan laba Bursa Berjangka sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh dan dilaporkan kepada Bappebti;
c. Melakukan pengawasan pasar atas setiap transaksi kontrak derivatif selain Kontrak Berjangka dan
Kontrak Derivatif Syariah, dari Penyelenggara dan Peserta Sistem Perdagangan Alternatif; dan
d. Menyusun Peraturan dan Tata Tertib Bursa Berjangka.
KEWAJIBAN BURSA BERJANGKA

a. Memiliki modal yang cukup untuk menyelenggarakan kegiatan Bursa Berjangka dengan baik;
b. Menyiapkan catatan dan laporan terperinci seluruh kegiatan Anggota Bursa Berjangka yang berkaitan
dengan transaksi kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau kontrak derivatif lainnya dan
penguasaan komoditi yang menjadi subjek kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau kontrak
derivatif lainnya tersebut;
c. Menjamin kerahasiaan informasi posisi keuangan serta kegiatan usaha Anggota Bursa Berjangka, kecuali
informasi tersebut diberikan dalam rangka pelaksanaan ketentuan undang-undang ini dan/atau peraturan
pelaksanaannya;
d. Membentuk dana kompensasi dan mempunyai satuan pemeriksa serta mendokumentasikan dan
menyimpan dengan baik semua data yang berkaitan dengan kegiatan Bursa Berjangka;
e. Menyebarluaskan informasi harga kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau kontrak derivatif
lainnya yang diperdagangkan;
f. Memantau kegiatan dan kondisi keuangan Anggota Bursa Berjangka serta mengambil tindakan pembekuan
atau pemberhentian Anggota Bursa Berjangka yang tidak memenuhi persyaratan keuangan dan
pelaporandan mengawasi transaksi kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau kontrak derivatif
lainnya.
KEWENANGAN BURSA BERJANGKA
a. Mengevaluasi dan menguji kualifikasi calon anggota serta menerima atau menolak calon tersebut menjadi
Anggota Bursa Berjangka;
b. Mengatur dan menetapkan sistem penentuan harga penyelesaian bersama dengan Lembaga Kliring Berjangka;
c. Menetapkan persyaratan keuangan minimum dan pelaporan bagi Anggota Bursa Berjangka dan menetapkan
biaya keanggotaan dan biaya lain;
d. Melakukan pengawasan kegiatan serta pemeriksaan terhadap pembukuan dan catatan Anggota Bursa
Berjangka secara berkala dan sewaktu-waktu diperlukan serta melakukan tindakan yang dianggap perlu untuk
mengamankan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya,
termasuk mencegah kemungkinan terjadinya manipulasi harga;
e. Menetapkan mekanisme penyelesaian pengaduan dan perselisihan sehubungan dengan transaksi Kontrak
Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya;
f. Mengambil langkah-langkah untuk menjamin terlaksananya mekanisme transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak
Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya dengan baik serta melaporkannya kepada Bappebti; dan
g. Memperoleh informasi yang diperlukan dari Lembaga Kliring Berjangka yang berkaitan dengan transaksi yang
dilakukan oleh Anggota Kliring Berjangka, termasuk transaksi Pedagang Penyelenggara dan Pialang Peserta
Sistem Perdagangan Alternatif.
LEMBAGA KLIRING BERJANGKA
PENGERTIAN
Badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk pelaksanaan kliring dan
penjaminan penyelesaian transaksi Perdagangan Berjangka.
TUJUAN
Menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang
teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan
PENDIRIAN
❖ Izin usaha untuk menyelenggarakan Lembaga Kliring Berjangka hanya dapat diberikan oleh Bappebti kepada
badan usaha berbentuk perseroan terbatas ;
❖ Lembaga Kliring Berjangka dapat terpisah dari Bursa Berjangka dan bersifat mandiri, atau merupakan bagian
dari Bursa Berjangka dimana saham Lembaga Kliring Berjangka harus dimiliki oleh Bursa Berjangka lebih dari
50%;
❖ Modal disetor sekurang-kurangnya berjumlah Rp100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah);
❖ Dalam hal badan hukum Indonesia terdapat modal asing, masing-masing hanya diperkenankan memiliki saham
Lembaga Kliring Berjangka paling banyak 10% dan secara total paling banyak 40% dari seluruh saham Lembaga
Kliring Berjangka.
TUGAS LEMBAGA KLIRING BERJANGKA

a. Menyediakan fasilitas yang cukup untuk terlaksananya penjaminan dan


penyelesaian transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, Kontrak
Derivatif lainnya, dan/atau transaksi fisik komoditi;
b. Menerima pendaftaran dan menjamin penyelesaian setiap transaksi Kontrak
Derivatif selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif Syariah dari Penyelenggara
dan Pialang Peserta Sistem Perdagangan Alternatif; dan
c. Menyusun peraturan dan tata tertib Lembaga Kliring Berjangka.
KEWAJIBAN LEMBAGA KLIRING BERJANGKA
a. Memiliki modal yang cukup untuk menyelenggarakan kegiatan Lembaga Kliring Berjangka dengan baik;
b. Menyimpan dana yang diterima dari Anggota Kliring Berjangka dalam rekening yang terpisah dari rekening
milik Lembaga Kliring Berjangka pada bank yang disetujui oleh Bappebti;
c. Menjamin dan menyelesaikan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak
Derivatif lainnya yang disebabkan kegagalan anggotanya dalam memenuhi kewajiban kepada Lembaga Kliring
Berjangka;
d. Menjamin kerahasiaan informasi posisi keuangan serta kegiatan usaha Anggota Kliring Berjangka, kecuali
informasi tersebut diberikan dalam rangka pelaksanaan ketentuan Undang-Undang ini dan/atau peraturan
pelaksanaannya;
e. Mendokumentasikan dan menyimpan semua data yang berkaitan dengan kegiatan Lembaga Kliring Berjangka;
dan
f. Memantau kegiatan dan kondisi keuangan Anggota Kliring Berjangka serta mengambil tindakan pembekuan
atau pemberhentian Anggota Kliring Berjangka yang tidak memenuhi persyaratan keuangan minimum dan
pelaporan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini dan/atau peraturan pelaksanaannya.
KEWENANGAN LEMBAGA KLIRING BERJANGKA

a. Mengevaluasi dan menguji kualifikasi calon anggota serta menerima atau


menolak calon tersebut menjadi Anggota Kliring Berjangka;
b. Menetapkan persyaratan keuangan minimum dan pelaporan bagi Anggota
Kliring Berjangka dan melakukan pengawasan kegiatan serta pemeriksaan
terhadap pembukuan dan catatan Anggota Kliring Berjangka secara berkala dan
sewaktu-waktu diperlukan;
c. Menetapkan besarnya Margin, membentuk dan mengelola dana kliring, serta
menetapkan dana jaminan kliring, biaya keanggotaan dan biaya lain;
d. Memperoleh informasi yang diperlukan dari Bursa Berjangka yang berhubungan
dengan transaksi yang dilakukan oleh Anggota Kliring Berjangka; dan
fmengambil langkah-langkah untuk menjamin terlaksananya mekanisme kliring
dan penjaminan penyelesaian transaksi serta melaporkannya kepada Bappebti.
PIALANG BERJANGKA (1)
PENGERTIAN
• Pialang Berjangka adalah badan usaha yang melakukan kegiatan jual beli komoditi berdasarkan Kontrak
Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, atas amanat nasabah dengan menarik sejumlah uang dan/atau surat
berharga tertentu sebagai margin untuk menjamin transaksi tersebut.
KARAKTERISTIK
• Berbentuk Perseroan Terbatas yang telah memperoleh izin usaha dari Bappebti dan berkedudukan di wilayah Republik
Indonesia yang diberi nama minimal ada kata “Berjangka” atau “Futures”.
• Pialang Berjangka wajib memenuhi persyaratan Modal Disetor sebagaimana ditetapkan oleh Bappebti paling sedikit sebesar
Rp.2.500.000.000,- (Dua Milyar Lima Ratus Juta Rupiah) untuk PMDN atau Rp.5.000.000.000,- (Lima Milyar Rupiah) untuk
PMA, serta wajib mempertahankan Modal Bersih Disesuaikan paling sedikit sebesar Rp750.000.000,- (Tujuh Ratus Lima
Puluh Juta Rupiah) atau 10% dari Dana Nasabah dan saldo modal akhir paling sedikit sebesar Rp.1.000.000. 000,- (Satu
Milyar Rupiah).
• Pialang Berjangka wajib memiliki sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Wakil Pialang Berjangka yang telah memperoleh izin
dari Bappebti dimana seorang diantaranya berkedudukan sebagai Direktur.
• Pialang Berjangka wajib memiliki seorang Direktur Kepatuhan yang memiliki Tanda Lulus Ujian Profesi Wakil Pialang
Berjangka tetapi bukan sebagai Wakil Pialang Berjangka dan telah memperoleh persetujuan dari Bappebti.
• Pialang Berjangka wajib memiliki unit untuk pelatihan dan simulasi kepada calon Nasabah, unit khusus untuk
pengembangan transaksi multilateral (commodity desk), dan unit khusus untuk menangani pengaduan Nasabah.
• Pialang Berjangka wajib menempatkan dana nasabah pada rekening terpisah di Bank yang telah disetujui Bappebti dan
membuat pembukuan terpisah dari pembukuan Pialang Berjangka dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, sehingga
mudah diketahui jumlah dana milik masing-masing nasabah.
PIALANG BERJANGKA (2)
PERKEMBANGAN PIALANG BERJANGKA
❖ Penyaluran Amanat Luar Negeri (PALN) sejak tahun 2003. Sebagai Pialang Berjangka Penyalur Amanat Nasabah ke Bursa
Berjangka Luar Negeri atau Pialang Berjangka PALN, maka Pialang Berjangka harus:
a. Menyetorkan dana jaminan PALN sebesar Rp. 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah) kepada Lembaga Kliring Berjangka serta
wajib mempertahankan Modal Bersih Disesuaikan sebesar Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah) atau 10% dari
Dana Nasabah;
b. Memiliki Wakil Pialang Berjangka yang menguasai atau mengerti peraturan dan tata tertib Bursa Berjangka serta Kontrak
Berjangka dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang diperdagangkan di Bursa Berjangka Luar Negeri; dan
c. Melampirkan surat perjanjian kerjasama dengan Pialang Berjangka Anggota Kliring Berjangka luar negeri.
❖ Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) sejak tahun 2005. Sebagai Pialang Berjangka Peserta SPA, maka Pialang Berjangka harus:
a. Memiliki modal disetor paling sedikit Rp. 25.000.000.000,- (Dua Puluh Lima Milyar Rupiah) dan wajib mempertahankan Modal
Bersih Disesuaikan sebesar Rp7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah) atau 10% dari Dana Nasabah serta saldo
modal akhir paling sedikit sebesar Rp. 20.000.000. 000,- (Dua Puluh Milyar Rupiah);
b. Melaporkan setiap transaksi Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif Syariah ke Bursa Berjangka dalam
rangka pengawasan pasar secara elektronik dengan menggunakan Formulir yang telah ditetapkan Bappebti; dan
c. Melampirkan surat perjanjian kerjasama dengan Pedagang Berjangka Penyelenggara Siatem Perdagangan Alternatif.

WAKIL PIALANG BERJANGKA


• Wakil Pialang Berjangka adalah orang perseorangan yang melaksanakan sebagian fungsi Pialang Berjangka, yang berdasarkan
kesepakatan dengan Pialang Berjangka dan atas nama perusahaan Pialang Berjangka berwenang berhubungan langsung dengan
calon nasabah atau nasabah dalam rangka menyalurkan amanat nasabah untuk transaksi Kontrak Berjangka di Bursa Berjangka.
PEDAGANG BERJANGKA
PENGERTIAN
❖ Pedagang Berjangka adalah Anggota Bursa Berjangka yang hanya berhak melakukan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak
Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya di Bursa Berjangka utk diri sendiri atau kelompok usahanya.
❖ Pedagang Berjangka Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) adalah Pedagang Berjangka yang melakukan
kegiatan jual beli Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif Syariah, untuk dan atas nama sendiri
dalam SPA.
KARAKTERISTIK
❖ Untuk melakukan kegiatannya, terlebih dahulu harus memperoleh sertifikat pendaftaran dari Bappebti.
❖ Terdiri dari Pedagang Perusahaan yang melakukan transaksi untuk rekening sendiri dan/atau kelompok usahanya; dan Pedagang
Perorangan yang melakukan transaksi untuk dirinya sendiri.
❖ Pedagang Berjangka dapat memperoleh persetujuan sebagai Penyelenggara SPA dari Bappebti setelah memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
• Pedagang Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas;
• Menjadi Anggota Bursa Berjangka dan Anggota Kliring Berjangka;
• Memiliki modal disetor paling sedikit Rp30.000.000.000,- (tiga puluh milyar rupiah) dan menyampaikan laporan keuangan atas
saldo modal yang telah diaudit oleh akuntan publik;
• Mempertahankan saldo modal akhir paling sedikit sebesar Rp25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah);
• Memiliki Sistem Perdagangan yang memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Bappebti serta memiliki
fasilitas yang cukup untuk dapat terselenggaranya transaksi yang teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan; dan
• Memiliki kerjasama paling sedikit dengan 1 (satu) Peserta SPA dengan bentuk dan isi perjanjian Kerjasama yang memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Bappebti .
PENASIHAT BERJANGKA (1)
PENGERTIAN
• Penasihat Berjangka adalah orang perseorangan atau Badan Usaha yang memberikan Nasihat kepada pihak lain (klien)
mengenai jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya
dengan menerima imbalan.
KARAKTERISTIK
• Penasihat Berjangka harus memiliki kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) paling sedikit
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) yang telah diverifikasi oleh Kantor Akuntan Publik.
• Penasihat Berjangka harus memiliki integritas keuangan, reputasi bisnis yang baik dan kecakapan profesi.
• Penasihat Berjangka harus memperoleh izin usaha dari Bappebti, kecuali pihak tertentu yang dikecualikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka.
• Pialang Berjangka dapat melaksanakan kegiatan sebagai Penasihat Berjangka namun dilarang untuk menerima imbalan
atas nasihat yang diberikannya.
• Penasihat Berjangka wajib memiliki sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Wakil Penasihat Berjangka yang telah
mendapatkan izin dari Bappebti.
• Penasihat Berjangka wajib memiliki divisi analisa produk, harga dan potensi risiko.
• Penasihat Berjangka melakukan kegiatan memberikan nasihat secara langsung atau melalui penerbitan publikasi khusus
atau laporan melalui media elektronik yang memuat analisis tentang harga atau kegiatan Perdagangan Berjangka.
• Penasihat Berjangka dilarang menghimpun atau menerima atas namanya atau atas nama dari Wakil Penasihat Berjangka,
dana atau surat berharga sebagai Margin dari Klien.
PENASIHAT BERJANGKA (2)
WAKIL PENASIHAT BERJANGKA
• Wakil Penasihat Berjangka adalah orang perseorangan yang berdasarkan kesepakatan dengan Penasihat Berjangka
melaksanakan sebagian fungsi Penasihat Berjangka.
• Wakil Penasihat Berjangka atas nama Penasihat Berjangka berwenang untuk berhubungan langsung dengan calon Klien
atau Klien dalam rangka memberikan Nasihat mengenai transaksi Kontrak Berjangka Kontrak Derivatif Syariah dan/atau
Kontrak Derivatif lainnya.
• Penasihat Berjangka wajib membuat perjanjian kerja dengan Wakil Penasihat Berjangka yang isinya paling sedikit
meliputi:
a. Wakil Penasihat Berjangka bekerja penuh waktu untuk Penasihat Berjangka tersebut;
b. Wakil Penasihat Berjangka mendapatkan wewenang untuk berhubungan langsung dengan calon Klien atau Klien atas
nama Penasihat Berjangka dalam rangka pemberian Nasihat; dan
c. Hak dan kewajiban Wakil Penasihat Berjangka.
• Wakil Penasihat Berjangka tidak boleh bekerja untuk lebih dari satu badan usaha Penasihat Berjangka atau juga pada
perusahaan lain yang bergerak di bidang Perdagangan Berjangka.
SENTRA DANA BERJANGKA
PENGERTIAN
• Sentra Dana Berjangka adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana secara kolektif dari masyarakat untuk
diinvestasikan dalam Kontrak Berjangka dan/atau Komoditi yang menjadi subjek Kontrak Berjangka dan/atau instrumen lainnya
yang diatur dengan Peraturan Kepala Bappebti
• Pengelola Sentra Dana Berjangka adalah badan usaha yang melakukan kegiatan penghimpunan dan pengelolaan dana dari
peserta Sentra Dana Berjangka untuk diinvestasikan dalam Kontrak Berjangka dan/atau instrumen lainnya yang diatur dengan
Peraturan Kepala Bappebti.
KARAKTERISTIK
❖ Pengelola Sentra Dana Berjangka merupakan Perseroan Terbatas yang memiliki izin usaha dari Bappebti serta wajib memenuhi
persyaratan modal dalam pembentukan Sentra Dana Berjangka sebagaimana ditetapkan oleh Bappebti, memiliki integritas
keuangan, dikelola oleh orang perseorangan yang memiliki reputasi bisnis yang baik dan kecakapan profesi.
❖ Pengelola Sentra Dana Berjangka wajib memiliki sekurang-kurangnya 5 (lima) orang Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka
yang telah memperoleh izin dari Bappebti dan seorang di antaranya berkedudukan sebagai Direktur.
❖ Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka adalah orang perseorangan yang melaksanakan sebagian fungsi Pengelola Sentra Dana
Berjangka, yang berdasarkan kesepakatan dengan Pengelola Sentra Dana Berjangka dan atas nama perusahaan berwenang
berhubungan langsung dengan calon peserta atau peserta Sentra Dana Berjangka dalam rangka pengelolaan Sentra Dana
Berjangka.
❖ Sentra Dana Berjangka dibentuk berdasarkan Kontrak antara Pengelola Sentra Dana Berjangka dengan Bank Penitipan Sentra
Dana Berjangka dan wajib mendapat persetujuan dari Bappebti serta mengikat kepada semua peserta Sentra Dana Berjangka.
❖ Semua kekayaan dalam Sentra Dana Berjangka wajib disimpan pada Bank Penitipan Sentra Dana Berjangka.
❖ Bank Penitipan Sentra Dana Berjangka adalah bank yang telah disetujui oleh Bappebti untuk menyimpan dana yang dihimpun
oleh Pengelola Sentra Dana Berjangka.
BANK PENYIMPAN DANA

• Bank Penyimpan Dana adalah Bank Devisa yang menjalankan kegiatan


penyimpanan Dana Nasabah (Margin), Dana Kompensasi, Dana Jaminan, Dana
Kliring, dan/atau Dana Sentra Dana Berjangka, setelah mendapat persetujuan dari
Bappebti.
• Dana Nasabah, Dana Kompensasi, Dana Jaminan, dan Dana Sentra Dana Berjangka
wajib disimpan dalam rekening terpisah dari rekening lembaga yang menyimpan
dana tersebut pada Bank Penyimpan Dana.
ASOSIASI INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA (1)
PENGERTIAN
Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka adalah wadah berbadan hukum yang didirikan oleh pihak yang
berbadan usaha yang telah memperoleh perizinan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi yang bertujuan
untuk memperjuangkan kepentingan para Anggotanya dan pengembangan industri Perdagangan Berjangka
Komoditi.
MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN ASOSIASI INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA
Menghimpun kemampuan para Anggotanya dalam melaksanakan kegiatan dan pengembangan di bidang
Perdagangan Berjangka Komoditi sehingga dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien guna kepentingan para
anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, yang bertujuan :
a. Membantu perkembangan Perdagangan Berjangka Komoditi dengan bekerjasama dengan semua pemangku
kepentingan;
b. Mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam sektor Perdagangan Berjangka
Komoditi melalui pendidikan dan pelatihan;
c. Meningkatkan profesionalisme, kompetensi, dan kepatuhan para Anggotanya terhadap peraturan perundang-
undangan terutama peraturan perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi melalui
penerapan kode etik profesi;
d. Memperjuangkan kepentingan para Anggotanya di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi; dan
e. Melakukan sosialisasi kepada para Anggotanya di seluruh Indonesia.
ASOSIASI INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA (2)
TUGAS ASOSIASI INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA
a. Memberikan pelayanan prima khususnya yang terkait dengan pengembangan kontrak dan produk yang akan
diperdagangkan serta menyediakan informasi kepada para Anggota yang terkait dengan kebijakan yang
diterbitkan oleh instansI terkait dengan industri Perdagangan Berjangka;
b. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan bagi pihak-pihak lyang ingin berprofesi di bidang Perdagangan
Berjangka Komoditi serta untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan
profesionalisme, kompetensi, dan kepatuhan para anggotanya terhadap peraturan perundang-undangan
terutama peraturan perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi;
c. Menyusun kode etik profesi dalam pelaksanaan kegiatan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi dan
penegakan kode etik profesi serta membantu menyelesaikan perselisihan yang terjadi antar Anggota dan
memperjuangkan kepentingan para Anggota secara eksternal berupa nasihat hukum, bantuan hukum, dan
mediasi.

KEANGGOTAAN ASOSIASI INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA


Setiap pihak yang telah memperoleh izin usaha, izin, persetujuan, atau sertifikat pendaftaran dari Bappebti di
bidang Perdagangan Berjangka Komoditi wajib menjadi anggota Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka.

Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka pada saat ini adalah


Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (ASPEBTINDO)
BADAN ARBITRASE PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (BAKTI)
PENGERTIAN
Arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa perdata di luar peradilan umum antara para pihak yang
bersengketa yang didasarkan pada Perjanjian Arbitrase.
Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI) khusus didirikan untuk menyelesaikan
sengketa-sengketa di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi dan dan transaksi lain yang diatur/ diawasi
oleh Bappebti.
KOMPETENSI
❖ Menyediakan forum Arbitrase, khusus untuk penyelesaian sengketa perdata/ bisnis di bidang
perdagangan berjangka komoditi. dan transaksi lain yang diatur/ diawasi oleh BAPPEBTI.
❖ Dapat memberikan pendapat yang mengikat atas hubungan hukum tertentu dari suatu Perjanjian
sesuai permintaan Para Pihak dalam suatu Perjanjian (tanpa sengketa) .
PUTUSAN ARBITRASE
❖ Bersifat “final & binding”
❖ Mempunyai kekuatan eksekutorial yaitu :
• Dalam hal Para Pihak tidak dengan sukarela melaksanakan Putusan Arbitrase, maka yang
menang dapat mohon eksekusi ke Pengadilan Negeri setempat
• Ketua Pengadilan Negeri tidak memeriksa alasan/pertimbangan hukum dari Putusan Arbitrase.
SATGAS WASPADA INVESTASI
Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan
Pengelolaan Investasi (Satgas Waspada Investasi) dibentuk berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan Nomor : 01/KDK.01/2016 tanggal 1 Januari 2016, yang merupakan wadah koordinasi antar regulator, instansi
pengawas, instansi penegak hukum dan Pihak lain yang terkait dalam hal penanganan dugaan tindakan melawan hukum
di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi.
Satuan Tugas Waspada Investasi ini merupakan hasil kerjasama beberapa instansi terkait, yang meliputi :
1. Otoritas Jasa Keuangan 8. Kementerian Dalam Negeri RI
2. Kementerian Perdagangan RI 9. Kementerian Agama RI
3. Kementerian Koperasi dan UKM RI 10. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
4. Kementerian Komunikasi dan Informatika RI 11. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI
5. Kepolisian RI 12. Bank Indonesia
6. Kejaksaan RI 13. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
7. Badan Koordinasi Penanaman Modal
OJK bertindak sebagai Ketua dan Sekretariat Satgas Waspada Investasi yang tugasnya:
1. Mengkoordinir pelaksanaan tugas sesuai kewenangan masing-masing instansi.
2. Memberikan upaya perlindungan konsumen dan masyarakat serta mengkomunikasikan penanganan dengan instansi
terkait.
TUGAS SATGAS WASPADA INVESTASI
❑ Edukasi masyarakat.
Pencegahan ❑ Memberikan rekomendasi dan menyusun regulasi.
❑ Pemantauan Kegiatan Investasi Ilegal.

❑ Pemeriksaan bersama (On/Off Site).


❑ Rekomendasi ke instansi terkait untuk melakukan
Penanganan penanganan.
❑ Penghentian kegiatan investasi ilegal yang tidak berizin
dari Otoritas.

• SWI melakukan rapat koordinasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan;
• SWI dapat membentuk Tim Khusus untuk tujuan tertentu dalam rangka pencegahan
dan penanganan dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana
Masyarakat dan Pengelolaan Investasi;
TUGAS SATGAS WASPADA INVESTASI
Pencegahan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan Investasi meliputi :
1. Kegiatan pencegahan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi dilakukan oleh Satgas Waspada
Investasi melalui kegiatan:
• Edukasi dan sosialisasi kepada pelaku industri jasa keuangan dan masyarakat tentang praktek penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan
investasi oleh pihak yang tidak mempunyai izin atau menyalahgunakan izin.
• Pemantauan terhadap potensi terjadinya tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi.
2. Kegiatan edukasi dan sosialisasi yang dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu.
3. Kegiatan edukasi dan sosialisasi yang dilakukan secara terkoordinasi dengan anggota Satgas dalam bentuk antara lain kegiatan seminar, lokakarya,
dialog terbuka, pemuatan informasi dalam situs jaringan, siaran atau konferensi pers bersama dan konsultasi.
4. Kegiatan pemantauan terhadap potensi terjadinya dugaan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan
investasi yang dilakukan secara terkoordinasi dengan anggota Satgas.
Penanganan dugaan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi dilakukan oleh Satgas Waspada
Investasi melalui:
1. Menginventarisasi kasus dugaan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi yang mempunyai
potensi merugikan masyarakat;
2. Menganalisis kasus dugaan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
3. Menghentikan atau menghambat maraknya kasus penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi yang diduga melawan hukum yang
mempunyai potensi merugikan masyarakat;
4. Melakukan pemeriksaan dan/atau klarifikasi secara bersama terkait dengan dugaan pelanggaran yang terjadi di masyarakat dan tindak lanjut untuk
menghentikan tindakan melawan hukum tersebut, sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing anggota Satgas;
5. Melakukan penelusuran secara bersama terhadap situs-situs yang digunakan sebagai sarana untuk melakukan penghimpunan dana masyarakat dan
pengelolaan investasi yang diduga melawan hukum yang mempunyai potensi merugikan masyarakat; dan
6. Menyusun rekomendasi tindak lanjut penanganan dugaan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan
investasi kepada masing-masing anggota Satgas sesuai kewenangannya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai