Anda di halaman 1dari 10

Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,

ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950


Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

MERDEKA BELAJAR DALAM PERSPEKTIF


FILSAFAT KONSTRUKTIVISME

Deni Okta Nadia1, Desyandri2, Yeni Erita3


1,2,3Program Studi Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Padang
1denioktanadia@gmail.com, 2desyandri@fip.unp.ac.id, 3yenierita@fip.unp.ac.id

ABSTRACT
This study aims to describe the independent learning curriculum launched by the
Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia based on the
perspective of the philosophy of constructivism. Freedom of learning was created
as an impetus for the emergence of independent learning. The philosophy of
constructivism views learning as a human activity in building and giving birth to
knowledge by giving meaning to knowledge according to his experience. This
research uses this type of literature study research to explore relevant sources. The
approach in this study is qualitative with a descriptive method that aims to observe
the phenomenon of education in Indonesia. Merdeka Belajar emphasizes that the
real learning comes from the student's own ideas which are the basis for developing
the student's knowledge. The policy of independent learning that prioritizes student
independence in their learning approach is in line with the philosophy of
constructivism in which students play an active role in building their own knowledge
that exists in the memory of their brain.
Keywords: Freedom of Learning, Philosophy of Constructivism
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kurikulum merdeka belajar yang
dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
berdasarkan perspektif filsafat konstruktivisme. Merdeka belajar diciptakan sebagai
pendorong munculnya belajar yang mandiri. Filsafat konstruktivisme memandang
belajar sebagai aktivitas manusia dalam membangun dan melahirkan pengetahuan
dengan memberi makna pada pengetahuan sesuai dengan pengalamannya.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi literatur untuk menggali sumber-
sumber yang relevan. Adapun pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dengan metode deskriptif yang bertujuan untuk melakukan pengamatan terhadap
fenomena pendidikan di Indonesia. Merdeka belajar menekankan bahwa
pembelajaran yang sesungguhnya berasal dari ide-ide siswa itu sendiri yang
menjadi dasar untuk mengembangkan pengetahuan siswa tersebut. Kebijakan
merdeka belajar yang mengutamakan kemandirian siswa dalam pendekatan
pembelajarannya sejalan dengan filsafat konstruktivisme yang mana siswa
berperan aktif dalam membangun sendiri pengetahuan yang ada dalam memori
otaknya.

Kata Kunci: Merdeka Belajar, Filsafat Konstruktivisme

A. Pendahuluan filsafat pendidik akan bisa kehilangan


Filsafat merupakan hal yang pedoman ketika merancang,
penting bagi pendidikan, karena tanpa melaksanakan, dan meningkatkan
878
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

kualitas pendidikan. Inilah mengapa dalam dunia pendidikan yang


filsafat penting untuk pendidikan dikenal dengan “Merdeka Belajar”
(Susilawati, 2021). Kajian tentang ilmu (Arifin & Muslim, 2020). Belajar
kehidupan yang baik dalam filsafat mandiri berarti memberikan
bertujuan untuk membantu para kesempatan belajar yang bebas dan
pendidik dalam memahami hakikat nyaman kepada peserta didik untuk
kehidupan yang baik baik bagi individu belajar dengan tenang, santai dan
maupun masyarakat (Salamun et al., senang tanpa tekanan dan tekanan
2022). Kehidupan yang hebat ini dengan memperhatikan bakat alami
adalah premis dan ruang pelatihan yang dimilikinya, tanpa memaksanya
dan program pendidikan. Filsafat untuk belajar atau menguasai suatu
dapat membantu pengembang bidang ilmu di luar hobi dan
kurikulum dalam menetapkan kriteria kegemarannya (Nurulaeni & Rahma,
tujuan, proses, dan tujuan kurikulum 2022). kemampuan. Dengan demikian
pendidikan (Daga, 2020). Salah satu masing-masing tumbuh dan
alasan inti filosofi menjadi bagian dari berkembang sesuai dengan potensi
kurikulum adalah karena memberikan dan kemampuannya.
siswa pengetahuan yang mereka Adapun tujuan diluncurkannya
butuhkan untuk berhasil dalam hidup. merdeka belajar adalah untuk
Pengambilan keputusan meningkatkan kompetensi lulusan,
pendidikan, alternatif, dan pilihan baik itu soft skill maupun hard skill
dipandu oleh pengembang pendidikan (Romla, 2021). Dengan adanya
dan kurikulum oleh filsafat pendidikan. diluncurkannya merdeka belajar
Proses pengaturan, penyerasian, dan diharapkan proses pembelajaran
pengintegrasian pendidikan dapat dilakukan dimanapun,
merupakan fokus filsafat pendidikan. pembelajaran tidak hanya dilakukan di
Dalam rangka menyelenggarakan dalam kelas saja namun juga diluar
pendidikan, filsafat pendidikan kelas. Selain itu diharapkan suasana
menjadi landasan dan pandangan belajar dapat menjadi lebih nyaman
mendasar (Bainar, 2019). dan menyenangkan serta terbentuk
Menteri Pendidikan manusia yang memiliki karakter
Indonesia, Nadiem Makariem, baru berakhlak mulia, sehat, berilmu,
saja melakukan gebrakan kebijakan cakap, kreatif dan mandiri. Hal

879
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

tersebut dilakukan agar mereka lebih secara lebih dalam dan komprehensif.
siap dan mampu berkompetisi di Untuk itu, fokus masalah dalam tulisan
tengah perkembangan zaman. ini adalah mengkaji Merdeka Belajar
Lebih lanjut, Nadiem dalam perspektif filsafat
mengemukakan bahwa merdeka konstruktivistik.
belajar ialah kemerdekaan berfikir
(Widiyono & Millati, 2021). Hal B. Metode Penelitian
tersebut secara tidak langsung Metode yang digunakan dalam
menunjukkan bahwa kurikulum penelitian ini adalah studi literatur
merdeka sejalan dengan filsafat yaitu penelitian yang dilakukan
konstruktivisme. Dimana menurut dengan cara mengumpulkan dan
filsafat konstruktivisme pendidikan menganalisa informasi hasil publikasi
bukan hanya sekedar guru baik itu dari buku ataupun melalui
memberikan pengetahuan kepada penelusuran jurnal yang relevan dan
peserta didik, akan tetapi peserta didik mendukung terhadap topik penelitian
sendiri juga harus harus berperan aktif serta sumber tertulis lainnya (Andini et
dalam membangun pemikirannya al., 2021; Cahyono et al., 2019;
sendiri (Darmadi et al., 2020). Artinya Junindra et al., 2021; Melfianora,
dalam konstruktivisme, keaktifan 2019). Studi literatur merupakan suatu
peserta didik dalam proses penelusuran atau penelitian
pembelajaran sangatlah ditekankan kepustakaan dengan cara membaca
dari pada menempatkan peserta didik berbagai artikel yang berkaitan
layaknya botol kosong yang hanya dengan topik penelitian untuk
menerima informasi dai guru (Azizi & menghasilkan sebuah tulisan yang
Shafrizal, 2022). berkenaan dengan satu topik atau isu
Dengan mengkaji merdeka tertentu (Mustaji & Subroto, 2021;
belajar dari sudut pandang filsafat Ulandari et al., 2022).
pendidikan yang berbeda akan Penelitian ini merupakan jenis
memberikan keberagaman penelitian kualitatif. Proses
pandangan dalam literatur, khususnya pengumpulan data dalam penelitian
dalam kajian filsafat pendidikan. ini dikumpulkan melalui penelusuran
Keberagaman pandangan akan dapat secara online (Kusumawati et al.,
mengungkap sisi merdeka belajar 2022; Sari & Tharir, 2021). Peneliti

880
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

memanfaatkan beberapa sumber membentuk skema, kategori, konsep


basis data seperti google scholar, dan struktur pengetahuan yang
science direct, semantic scholar dan diperlukan untuk pengetahuan.
Education Resources Information Proses pembentukan ini berjalan terus
Center (ERIC). Artikel jurnal yang menerus dan setiap kali akan
diambil merupakan artikel-artikel yang mengadakan reorganisasi karena
ada hubungannya dengan masalah adanya suatu pemahaman yang baru.
yang dibahas. Hasil pengumpulan Sejak kecil anak sudah
informasi dari artikel yang relevan memiliki struktur kognitif tersendiri
tersebut kemudian dianalisis yang kemudian dinamakan skema
menggunakan metode analisis isi (schema) (Nurhayati, 2019). Skema
(content analysis) (Agustyaningrum et adalah suatu struktur mental atau
al., 2022). kognitif yang memungkinkan
seseorang secara intelektual
C.Hasil Penelitian dan Pembahasan beradaptasi dan mengkoordinasi
Konstruktivisme kognitif atau lingkungan sekitarnya. Skema adalah
personal constructivisme adalah hasil kesimpulan atau bentukan
istilah yang diberikan untuk mental, konstruksi hipotesis, seperti
konstruktivisme pendidikan yang intelektual, kreativitas, kemampuan
dikembangkan oleh Jean Piaget dan naluri. Skema dapat terbentuk
(Nurhidayati, 2017). Jean Piaget karena pengalaman, proses
berpendapat bahwa perkembangan penyempurnaan skema melalui
kognitif siswa harus diperhitungkan proses asimilasi dan akomodasi.
saat belajar (Rahmah, 2022). Aliran Asimilasi adalah
filsafat yang dikenal sebagai mengintegrasikan persepsi, konsep,
konstruktivisme menekankan atau pengalaman baru ke dalam suatu
gagasan bahwa pengetahuan pola yang sudah ada dalam pikiran,
dibangun. atau penyerapan informasi baru
Pengetahuan bukanlah suatu dalam pikiran (Dr. Pupu Saeful
tiruan dari kenyataan (realitas), Rahmat & Pustaka, 2019).
pengetahuan merupakan akibat dari Sedangkan, akomodasi adalah
suatu konstruksi kognitif melalui membentuk skema baru yang sesuai
kegiatan seseorang. Seseorang dapat dengan rangsangan baru, atau

881
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

menyusun kembali struktur pikiran Pengetahuan hasil dari “pemberian”


karena adanya informasi baru tidak akan bermakna. Adapun
sehingga informasi tersebut pengetahuan yang diperoleh melalui
mempunyai tempat (Putra, 2022). proses mengkonstruksi pengetahuan
Asimilasi dan akomodasi terbentuk itu oleh setiap individu akan
berkat pengalaman siswa. memberikan makna mendalam atau
Dalam pandangan lebih dikuasai dan lebih lama
konstruktivisme, belajar adalah tersimpan/diingat dalam setiap
kegiatan aktif dimana peserta didik individu. Teori konstruktivisme
membangun sendiri pengetahuannya berpandangan bahwa dalam proses
(Suparlan, 2019). Peserta didik belajar, siswa yang harus mendapat
mencari sendiri makna yang dipelajari. penekanan. Siswa yang harus aktif
Hal ini merupakan proses dalam mengembangkan
menyesuaikan konsep dan ide-ide pengetahuan, bukan guru atau orang
baru dengan kerangka berpikir yang lain. Kreativitas dan keaktifan siswa
telah ada dalam pikiran siswa. Siswa membantu siswa menjadi orang yang
harus punya pengalaman dengan kritis menganalisis suatu hal karena
membuat hipotesis, memecahkan siswa berpikir dan bukan meniru saja.
persoalan, mencari jawaban, Mengajar dalam pandangan
menggambarkan, mengadakan konstruktivisme bukanlah mentransfer
refleksi, mengungkapkan pertanyaan, pengetahuan dari orang yang sudah
mengekspresikan gagasan, dan lain- tahu (guru) kepada orang yang belum
lain untuk membentuk konstruktif yang tahu (siswa), melainkan membantu
baru. seseorang agar dapat mengkonstruksi
Belajar, menurut teori belajar sendiri pengetahuannya lewat
konstruktivistik bukanlah sekedar kegiatannya terhadap fenomena dan
menghafal, akan tetapi proses objek yang ingin diketahui. Oleh
mengkonstruksi pengetahuan melalui karena itu menurut prinsip
pengalaman. Pengetahuan bukanlah konstruktivisme guru berperan
hasil “pemberian” dari orang lain sebagai mediator dan fasilisator yang
seperti guru, akan tetapi hasil dari membantu agar proses belajar murid
proses mengkonstruksi yang berjalan dengan baik. Pendekatan
dilakukan setiap individu. ada pada siswa yang belajar, dan

882
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

bukan pada guru yang mengajar. bahagia (Yusuf & Arfiansyah, 2021).
Penekanan pada siswa ini yang Tujuan merdeka belajar adalah agar
belakangan melahirkan konsep guru, siswa dan orang tua dapat
learning centered yaitu pembelajaran memiliki suasana yang
yang berpusat pada siswa (Faiz & menyenangkan. Merdeka belajar
Kurniawaty, 2020). Tugas guru dalam berarti proses pendidikan harus
proses ini adalah merangsang menciptakan suasana yang
pemikiran, menciptakan persoalan, menyenangkan (Sopacua & Fadli,
membiarkan murid mengungkapkan 2022). Bahagia untuk siapa? Bahagia
gagasan dan konsepnya. untuk guru, bahagia untuk siswa,
Konstruktivisme dalam bahagia untuk orang tua, dan bahagia
pembelajaran mempengaruhi dari untuk semua orang.
pembentukan kurikulum, Merdeka belajar merupakan
perencanaan, pelaksanaan, penilaian bentuk penyesuaian kebijakan untuk
hingga evaluasi pembelajaran mengembalikan esensi dari asesmen
(Kusumaningpuri & Fauziati, 2021). yang semakin dilupakan. Konsep
Konstruktivisme sangat menitik Merdeka Belajar adalah
beratkan tentang apa, dan bagaimana mengembalikan sistem pendidikan
peserta didik mengetahui nasional kepada esensi undang-
pengetahuan. Peserta didik akan undang untuk memberikan
melakukan rekonstruksi pengetahuan kemerdekaan sekolah
sebelumnya setelah mendapatkan menginterpretasi kompetensi dasar
pengetahuan baru yang merupakan kurikulum menjadi penilaian mereka
interaksi dengan lingkungan (Sherly et al., 2020). Merdeka belajar
belajarnya. Selain mementingkan dapat dipahami sebagai merdeka
proses, konstruktivisme juga berpikir, merdeka berkarya, dan
mementingkan hasil yang di dapatkan menghormati atau merespons
oleh peserta didik perubahan yang terjadi (memiliki daya
Salah satu program inisiatif suai) (Dadi, 2020). Pada tahun
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mendatang, sistem pengajaran juga
bapak Nadiem Makarim adalah akan berubah dari yang awalnya
Merdeka Belajar yang ingin bernuansa di dalam kelas menjadi di
menciptakan suasana belajar yang luar kelas. Nuansa pembelajaran akan

883
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

lebih nyaman, karena murid dapat ciri pembelajaran yang kritis,


berdiskusi lebih dengan guru, belajar berkualitas, ekspres (cepat),
dengan outing class, dan tidak hanya transformatif, efektif, aplikatif, variatif,
mendengarkan penjelasan guru, progresif, aktual dan faktual (Agung
tetapi lebih membentuk karakter Siswoyo, 2021).
peserta didik yang berani, mandiri, Siswa yang melaksanakan
cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, Merdeka Belajar dengan
berkompetensi, dan tidak hanya pembelajaran konstruktivisme akan
mengandalkan sistem ranking yang mempunyai jiwa kreatif dan selalu
menurut beberapa survei hanya berani untuk mencoba hal-hal baru.
meresahkan anak dan orang. Sehingga dengan adanya program ini
Pada dasarnya konsep diharapkan akan menghasilkan siswa
Merdeka Belajar mempunyai relevansi sebagai penerus bangsa yang
dengan teori pembelajaran berkualitas. Dimana dengan kondisi
konstruktivisme (Naufal, 2021). Dalam ini akan menguntungkan Indonesia
pandangan konstruktivisme siswa untuk mempersiapkan generasi
mengonstruksi pengetahuan sebagai penerus bangsa dalam mengahdapi
hasil interaksi dengan pengalaman tantangan perkembangan zaman
dan objek yang dihadapi selama diberbagai sektor.
proses pembelajaran yang
dilaksanakan. Pada kegiatan D. Kesimpulan
pembelajaran ini fokusnya terdapat Merdeka belajar dapat dikaji
pada keaktifan individu dalam dalam perspektif filsafat
membentuk pengetahuan. Oleh konstruktivisme. Filsafat
karena itu, siswa diharuskan untuk konstruktivisme merupakan kerangka
selalu aktif dan dapat menemukan pikir pemecahan masalah-masalah
cara belajar yang sesuai bagi dirinya pembelajaran dengan merancang
sendiri. Sedangkan guru sebagai beragam tindakan belajar sesuai
modiator, fasilitator, dan teman yang dengan keragaman kekhasan peserta
membuat situasi yang kondusif untuk didik, menuju tujuan yang beragam
terjadinya konstruksi pengetahuan dengan strategi yang beragam, dan
pada diri siswa (Aziz & Sanwil, 2022). dengan melibatkan sumber-sumber
Merdeka dalam belajar mempunyai yang beragam. Hal itu semua sesuai

884
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

dengan konsep “Merdeka Belajar” Dan Konseling, 4(4), 796–803.


https://journal.universitaspahlawa
yang digaungkan oleh Menteri
n.ac.id/index.php/jpdk/article/vie
Nadiem Anwar Makarim mengenai w/5321
Bainar. (2019). Pandangan Filsafat
kebebasan dalam belajar.
Pendidikan Islam Terhadap
Kurikulum. Paper Knowledge .
Toward a Media History of
DAFTAR PUSTAKA
Documents, 16(2), 2–4.
Agung Siswoyo, M. P. (2021). Cahyono, E. A., Sutomo, & Harsono,
MERDEKA BELAJAR. Penerbit A. (2019). Literatur Review:
Lakeisha. Panduan Penulisan dan
https://books.google.co.id/books Penyusunan. Jurnal
?id=chFZEAAAQBAJ Keperawatan, 12.
Agustyaningrum, N., Pradanti, P., & Dadi, F. B. (2020). Kebijakan
Yuliana, Y. (2022). Teori Pengembangan Kurikulum Di
Perkembangan Jean Piaget dan Sekolah Dasar. Widyasari-
Vygotsky Bagaimana Press.Com, 2015, 69–78.
Implikasinya Dalam https://widyasari-press.com/wp-
Perkembangan Matematika content/uploads/2021/06/8.-
Sekolah Dasar? Jurnal Absis: Fredirikus-Bulu-Dadi-Kebijakan-
Jurnal Pendidikan Matematika Pengembangan-Kurikulum-di-
Dan Matematika, 5(1), 568–582. Sekolah-Dasar.pdf
Andini, S. R., Putri, V. M., Devi, M. Y., Daga, A. T. (2020). Analisis Tujuan
& Erita, Y. (2021). Mendesain Dan Filsafat Kurikulum Sekolah
Pembelajaran PKn dan IPS yang Tinggi Keguruan Dan Ilmu
Inovatif dan Kreatif dengan Pendidikan Weetebula Dalam
Menggunakan Model Perspektif Pengembangan
Pembelajaran Pada Tingkat Kurikulum Oliva-Gordon. Jurnal
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, Edukasi Sumba (JES), 4(2), 138–
5(6), 5671–5681. 152.
https://doi.org/10.31004/basicedu https://doi.org/10.53395/jes.v4i2.
.v5i6.1760 196
Arifin, S., & Muslim, M. (2020). Darmadi, H., Putra, R. M. S., &
Tantangan Implementasi Gumelar, M. S. (2020). Apa
Kebijakan “Merdeka Belajar, Mengapa Bagaimana
Kampus Merdeka” Pada Pembelajaran Pendidikan Moral
Perguruan Tinggi Islam Swasta di Pancasila dan Pendidikan
Indonesia. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Islam, 3(1), 1–11. (PPKn). An1mage.
Aziz, M. A., & Sanwil, T. (2022). Teori https://books.google.co.id/books
Belajar Konstruktivisme dan ?id=5CD_DwAAQBAJ
Aplikasinya dalam Pembelajaran Dr. Pupu Saeful Rahmat, M. P., &
Bahasa Arab. 1(1), 76–83. Pustaka, S. M. (2019).
Azizi, M. K., & Shafrizal, A. (2022). STRATEGI BELAJAR
Merdeka Belajar Dalam Sudut MENGAJAR. PT. SCOPINDO
Pandang Teori Belajar MEDIA PUSTAKA.
Konstruktivisme dan Pendidikan https://books.google.co.id/books
Agama Islam. Jurnal Pendidikan ?id=75vFDwAAQBAJ
Faiz, A., & Kurniawaty, I. (2020).

885
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

Konsep Merdeka Belajar Pendidikan Madrasah, 2(1), 26–


Pendidikan Indonesia dalam 46.
Perspektif Filsafat Progresivisme. https://doi.org/10.5281/zenodo.2
12(2), 155–164. 575106
Junindra, A., Fitri, H., Putri, A. R., Nurhidayati, E. (2017). Pedagogi
Nasti, B., & Erita, Y. (2021). Konstruktivisme dalam Praksis
Mendesain Pembelajaran IPS Pendidikan Indonesia.
dan PKn Berbasis Literasi ICT Indonesian Journal of
(Information and Communication Educational Counseling, 1(1), 1–
Technology) pada Tingkat 14.
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, https://doi.org/10.30653/001.201
5(6), 6264–6270. 711.2
https://doi.org/10.31004/basicedu Nurulaeni, F., & Rahma, A. (2022).
.v5i6.1827 Analisis Problematika
Kusumaningpuri, A. R., & Fauziati, E. Pelaksanaan Merdeka Belajar
(2021). Model Pembelajaran Matematika. Jurnal Pacu
RADEC dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Dasar, 2(1), 35–45.
Konstruktivisme Vygotsky. Jurnal https://unu-ntb.e-
Papeda: Jurnal Publikasi journal.id/pacu/article/view/241
Pendidikan Dasar, 3(2), 103–111. Putra, W. (2022). Cognitive
https://doi.org/10.36232/jurnalpe Development in the Golden Ages
ndidikandasar.v3i2.1169 Perkembangan Kognitif pada
Kusumawati, I. T., Soebagyo, J., & Masa Golden Ages. 1(3), 215–
Nuriadin, I. (2022). Studi 224.
Kepustakaan Kemampuan Rahmah, S. (2022). Teori kognitivisme
Berpikir Kritis Dengan Penerapan serta aplikasinya dalam
Model PBL Pada Pendekatan pembelajaran. 2(3), 77–95.
Teori Konstruktivisme. JURNAL Romla, S. (2021). Implementation of
MathEdu, 5(1), 13–18. Merdeka Belajar at Kampus
Melfianora. (2019). Penulisan Karya Merdeka " Rights to Learn Three
Tulis Ilmiah dengan Studi Semesters Outside the Study
Literatur. Open Science Program " [Implementasi
Framework, 1–3. Merdeka Belajar Kampus
Mustaji, L., & Subroto, W. (2021). Merdeka “ Hak Belajar Tiga
Efektivitas kelas virtual pada Semester Di Luar Program Studi
siswa sekolah dasar: literature ”]. Proceedings of the
review. Pionir: Jurnal Pendidikan, International Consortium of
10(2), 59–66. Education and Culture Research
http://103.107.187.25/index.php/ Studies, 10(3), 11–24.
Pionir/article/view/10292 https://icecrs.umsida.ac.id/index.
Naufal, H. (2021). Model php/icecrs/article/view/1313
Pembelajaran Konstruktivisme Salamun, S., Subakti, H., Arifin, R.,
pada Matematika untuk Suesilowati, S., Tasrim, I. W.,
Meningkatkan Kemampuan Chamidah, D., Purba, S.,
Kognitif Siswa di Era Merdeka Karwanto, K., Masri, S., &
Belajar. Seminar Nasional Simarmata, J. (2022). Filsafat
Pendidikan Matematika, 2(1), Manajemen Pendidikan. Yayasan
143–152. Kita Menulis.
Nurhayati. (2019). Perkembangan https://books.google.co.id/books
Individu. Jurnal Teknologi ?id=wPx6EAAAQBAJ

886
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,
ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950
Volume 07 Nomor 02, Desember 2022

Sari, E. M., & Tharir, A. (2021). Yusuf, M., & Arfiansyah, W. (2021).
Systematic Literature Review Konsep “Merdeka Belajar” dalam
Kepemimpinan Kepala Sekolah Pandangan Filsafat
dalam Meningkatkan Kinerja Konstruktivisme. AL-MURABBI:
Guru. International Conference Jurnal Studi Kependidikan Dan
on Islam, Law, and Society Keislaman, 7(2), 120–133.
(INCOILS), 1(1), 345–352. https://doi.org/10.53627/jam.v7i2.
Sherly, Dharma, E., & Sihombing, B. 3996
H. (2020). Merdeka Belajar:
Kajian Literatur. Merdeka Belajar:
Kajian Literatur, 184–187.
Sopacua, J., & Fadli, M. R. (2022).
Konsep Pendidikan Merdeka
Belajar Perspektif Filsafat
Progresivisme (The Emancipated
Learning Concept of Education in
Progressivism Philosophy
Perspective). Potret Pemikiran,
26(1), 1.
https://doi.org/10.30984/pp.v26i1
.1413
Suparlan, S. (2019). Teori
Konstruktivisme dalam
Pembelajaran. Islamika, 1(2), 79–
88.
https://doi.org/10.36088/islamika.
v1i2.208
Susilawati, N. (2021). Merdeka Belajar
dan Kampus Merdeka Dalam
Pandangan Filsafat Pendidikan
Humanisme. Jurnal Sikola: Jurnal
Kajian Pendidikan Dan
Pembelajaran, 2(3), 203–219.
https://doi.org/10.24036/sikola.v2
i3.108
Ulandari, L., Ridha, A., Rozalita, D.,
Ananda, R., & Witarsa, R. (2022).
JIKAP PGSD : Jurnal Ilmiah Ilmu
Kependidikan Analisis Kebijakan
Standar Pembiayaan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. Jurnal
Ilmiah Ilmu Kependidikan, 6(3),
2596–4424.
Widiyono, A., & Millati, I. (2021). Peran
Teknologi Pendidikan dalam
Perspektif Merdeka Belajar di Era
4.0. Journal of Education and
Teaching (JET), 2(1), 1–9.
https://doi.org/10.51454/jet.v2i1.6
3

887

Anda mungkin juga menyukai