Anda di halaman 1dari 3

PEMBERIAN ANASTESI DAN SEDASI

DI PUSKESMAS
No. Dokumen :
No. Revisi : 01
Tanggal 03 Januari
SOP Terbit :
2018
Halaman : 1/3

PUSKESMAS BURHANUDDIN, SKM


KUTA COT GLIE NIP. 19700605 199201 1 001

1. Pengertian Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit atau
nyeri secara lokal tanpa disertai hlangnya kesadaran.
Pemberian anestesi lokal dapat dengan tekhnik:
- Anestesi permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan
analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti mata, hidung, faring.
- Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal
langsung diarahkan disekitar tempat lesi, luka atau insisi. cara
infiltrasi yang serng digunakan adalah blokade lingkar dan larutan
obat disuntikan intradermal atau subcutan.
- Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf
utama atau pleksus saraf.
- Anestesi regional intravena adalah penyuntikan larutan analgetik
lokal intravena.
Obat anestesi lokal/regional adalah obat yang menghambat hantaran saraf
bila dikenakan secara lokal. anestesi lokal idealnya adalah yang tidak
mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen, batas keamanan
lebar, mula kerja singkat, masa kerja cukup lama, larut dalam air, stabil
dalam larutan, dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan dan efeknya
reversibel.
Contoh obat anestesi lokal:
- Lidokain (liqnikaon, xylocain) adalah anestesi lokal kuat yang
digunakan secara topikal dan suntikan. Efek anestesi lebih kuat,
cepat, ekstensif dibanding prokain.
Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja lambat
dan masa kerja panjang.
2. Tujuan Untuk menghilangkan rasa sakit sementara ketika melakukan tindakan
bedah minor dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit
pada tubuh.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kuta Cot Glie Nomor : /2018 Tentang
Pemberian Anastesi dan Sedasi di Puskesmas.
4. Referensi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.
5. Prosedur/langkah- a. Petugas mengidentifikasi pasien, mencocokkan identitas pasien
langkah dengan rekam medis.
b. Petugas menganamnesa pasien.
c. Petugas mencatat anamnesa pasien ke rekam medis.
d. Petugas menidurkan pasien di ruang tindakan, memposisikan luka
yang akan dilakukan anestesi terlihat kasat mata.
e. Petugas memberikan informed consent pada pasien dan keluarga
tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan.
f. Pasien menandatangani lembar informed consent setelah diberi
informed consent oleh petugas.
g. Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk melakukan
tindakan anestesi.
h. Petugas mencuci tangan dengan 7 langkah mencuci tangan.
i. Petugas menggunakan sarung tangan steril.
j. Petugas mengambil obat anestesi dengan menggunakan spuit dibantu
dengan petugas lain yang membukakan obat anestesi.
k. Petugas memberikan informasi kalau akan segera dilakukan
penyuntikan pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit.
l. Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke lesi, luka dan
sekitarnya secara blokade lingkar dan obat disuntikan intradermal
atau subcutan.
m. Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi bereaksi dan
pasien sudah tdak merasakan sakit pada luka dan sekitarnya.
n. Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan rangsangan
nyeri pada sekitar luka apakah masih nyeri atau tidak dan sudah
merasa baal/kesemutan pada kulit sekitar luka.
o. Setelah pasien tidak merasa nyeri petugas membersihkan luka yang
terkena kotoran dengan larutan NaCl 0,9 %.
p. Petugas melakukan tindakan bedah minor
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang perlu
di perhatikan

8. Unit Terkait Unit UKP

9. Dokumen Terkait Notulensi dan Dokumentasi


10. Rekam Historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
1. dr. Masyiththah Burhanuddin, SKM 03 januari
2018

Anda mungkin juga menyukai