Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

PENDIDIKAN AKHLAK
SURGA NERAKA ATHEIS DAN AGNOSTIK

DOSEN PENGAMPU : Muhammada Zaki Mubarak ,S.H , M.H

Disususn Oleh :

Kelompok 13

Nur Azizah 2101111812


Qurratul Ainy 2101111814

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-FALAH


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt senantiasa kami ucapkan, atas limpahan
rahmat dan karunia serta nikmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini yang berjudul Surga Neraka Atheis dan Agnostik. Penulisan makalah ini merupakan tugas
mata kuliah Pemikiran Modern DalamIslam . Prodi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi
Agama Islam Al Falah Banjarbaru.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mendapat bimbingan dan pengarahan dari
dosen pengampu bapak Muhammad Zaki Mubarak ,S.H, M.H .Oleh karena itu, dengan hati
yang tulus ikhlas kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pengampu. Semoga
Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada kami dengan sebaik-baik balasan.
Amin ya Robbal Alamin.

Akhirnya kami menyadari akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu, kritik
dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan dari berbagai pihak demi peningkatan
kualitas penulisan makalah ini.

Banjarbaru , 6 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................................................................ii

Daftar Isi ..............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................iv

B. Rumusan Masalah ..............................................................................................v

C. Tujuan ..............................................................................................v

BAB II PEMBAHASAN

A. Surga ..............................................................................................6

B. Neraka ..............................................................................................14

C. Atheis dan Agosnitik ..........................................................................................28

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ..............................................................................................31

B. Saran ..............................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Surga dan Neraka merupakan unsur yang akan dialami di fase setelah akhir zaman
oleh semua umat manusia di dunia ini. Keduanya, masih tidak ada yang mengetahui
mengenai bagaimana sebenarnya kondisi dan situasi di dalamnya. Karena keduanya
merupakan tempat pembalasan setiap orang baik yang mengerjakan amal shaleh ataupun
amal sayyiah.
Berbagai kajian mengenai keduanya telah di lakukan oleh para ulama baik dilihat dari sisi
hadist ataupun al-Qur’an. Hanya al-Qur’an dan hadist lah yang menerangkan bagaimana
keadaan dan segala macam di dalamnya. Melepaskan kedua sumber penting dalam aspek
penjelasan mengenai surga neraka sama halnya dengan menerangkan sesuatu tanpa
ilmunya alias mengada-ada.
Di sini, penulis berusaha menampilkan makalah yang singkat mengenai kajian surga dan
neraka secara sistematis dan mudah dipahami. Dalam makalah ini, akan dibahas
mengenai seluk-beluk surga dan neraka menurut al-Qur’an dan Hadist, tidak lepas pula,
penulis mengambil beberapa pendapat ulama. Latar belakang yang signifikan dalam
penulisan ini adalah banyaknya kesalahan pemahaman dalam memandang Surga dan
Neraka, oleh karenanya, penulis menuliskannya dalam makalah ini, di samping juga
sebagai tugas dari mata kuliah Hadist Akidah Akhlak.
Kebebasan dalam memeluk agama adalah hak preogratif setiap individu.
Mengenai aliran kepercayaan dan keimanan tuhan membuat perjalanan spiritual setiap
insan berbeda-beda. Dalam agama islam, Allah swt adalah tuhan yang maha esa. Secara
terminologi agnostik adalah orang yang memiliki pandangan bahwa ada atau tidaknya
Tuhan tidak dapat diketahui. (Nandhiwardhana,2018) menjelaskan bahwa Agnostik
lawan kata dari gnostik yang artinya berpendapat bahwa Tuhan dapat diketahui sebagai
ada atau tidak. Ateis dan teis lebih berimplikasi pada sikap dan tindakan. Anda seorang
teis jika Anda percaya Tuhan ada dan segala tindakan Anda dilakukan dengan
berpedoman atas perintahnya, ateis jika Anda tidak menganggap Tuhan ada dan tidak
mendasarkan tingkah laku atas perintahnya. Maka dari itu dapat muncul empat jenis
kombinasi: teis agnostik, mereka yang menyembah Tuhan namun mengakui Tuhan tidak
dapat diketahui; teis gnostik, mereka yang menyembah Tuhan yang percaya keberadaan
Tuhan bisa diketahui; ateis agnostik, mereka yang tidak percaya Tuhan dan berpendapat
ada/tidaknya Tuhan tidak diketahui; yang terakhir, ateis gnostik, yakni mereka yang tidak
menyembah Tuhan dan berpendapat bahwa Tuhan memang jelas-jelas tidak ada.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana Seluk-beluk Surga dan segala macam di dalamnya?
2. Bagaimana Seluk-beluk Neraka dan segala macam di dalamnya?
3. Bagaimana Seluk-beluk Atheis dan Agnostik dan segala macam di dalamnnya?

C. Tujuan
1. Mengetahui Bagaiamana Seluk-beluk Surga dan segala macam di dalamnya
2. Mengetahui Bagaimana Seluk-beluk Neraka dan segala macam di dalamnya
3. Mengetahui Bagaimana Seluk-beluk Atheis dan Agnostik dan segala macam di
dalamnya

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Surga

1. Makna Surga

Kata surga dalam bahasa Arab adalah Jannah. Asal kata jannah adalah huruf Jim dan Nun,
dua huruf tersebut bermakna tertutup dan tersembunyi. Kata jannah menurut bahasa diucapkan
untuk kata bustan (kebun). Yaitu kebun yang memiliki pepohonan dan pohon kurma. Mengapa
asal kata tersebut tersembunyi dan tertutup, karena pepohonan dengan dedauan yang lebat
menutupi serta menyembunyikan apa yang di dalamnya. Dalam pemaknaan lain, kata ini berasal
dari kata shamayaim (Ibrani) atau ouranos (Yunani). Kata ini menunjukan kepada langit.1
Sedangkan dalam istilah syariat, kata jannah digunakan untuk makna sebuah tempat
menetap yang penuh kenikmatan di akhirat, termasuk segala sesuatu yang tercakup di dalamnya
kelezatan, kesenangan, kegembiraan terhadap apa yang belum pernah terlintas pun dalam indera,
pikiran dan belum pernah terbesit dalan hati.2
2. Kenikmatan Surga di Luar Jangkauan panca indera, akal, dan hati.

‫ وال خطر على قلب بشر‬،‫ وال أذن مسعت‬،‫أعددت لعبادي الصاحلني ما ال عني رأت‬

“Aku menyediakan untuk hamba-hamba-Ku yang beramal shaleh, sesuatu yang belum
terlihat mata, belum terdengar oleh telinga, serta belum pernah terlintas dalam hati seseorang”
(H.R Bukhari dan Muslim)
Keadaan kenikmatan-kenikmatan di surga kelak tidak dapat dipersamakan sama sekali
dengan kenikmatan yang pernah kita saksikan, kita dengar, kita alami, atau pun kita rasakan
sewakatu di dunia. Meski ada kesamaanya, namun hal itu sebatas nama sedang keadaan dan sifat

1
Daniel Ronda, “Doktrin Tentang Surga: Relevansinya Bagi Tugas Misi Sedunia” dalam Jurnal Jaffray, Vol. 12,
No. 2, Oktober 2014, hal. 203
2
‘Abdul Halim Bin Muhammad Nashshar as-Salafi, Shifatul Jannah Fil Qur’anuul Kariim, diterjemahkan oleh
Fajar Kurnianto menjadi Pesona Surga, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2011), hal. 64-65
tentulah berbeda. Sebab andaikata sama tentulah sudah ada mata yang melihat sebelumnya dan
lainnya.3 Maka seberapa banyak dan besar yang kita bayangkan mengenai surga, haruslah segera
dilupakan dan dihilangkan, karena sesungguhnya, keindahan dan kenimatan surga lebih-lebih
dari pada yang ada di benak kita.
3. Nabi Muhammad Orang yang pertama dibukakan Pintu Surga

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :


ٍ ‫ول بِك ُِأمرت اَل َأْفتح‬ ُ ‫َأسَت ْفتِ ُح َفَي ُق‬ ِ ِ ِ
‫ك‬
َ َ‫َأِلحد َقْبل‬
َ َُ ُ ْ َ ُ ‫ول حُمَ َّم ٌد َفَي ُق‬ َ ْ‫ول اخْلَا ِز ُن َم ْن َأن‬
ُ ُ‫ت فََأق‬ َ َ‫آيِت ب‬
ْ َ‫اب اجْلَنَّة َي ْو َم الْقيَ َامة ف‬
“Saya mendatangi pintu surga pada hari kiamat, lalu saya meminta dibukakan. Lalu
seorang penjaga (Malaikat) bertanya, ‘Siapa kamu? ‘Maka aku menjawab, ‘Muhammad’. Lalu
ia berkata, “Khusus untukmu, aku diperintahkan untuk tidak membukakan pintu untuk siapapun,
sebelum kamu masuk.”(HR.Muslim dan Ahmad)
Dari shahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
‫اب اجْلَن َِّة‬ ِ ِ ِ
َ َ‫َأنَا َأ ْكَثُر اَْألنْبِيَاء َتَب ًعا َي ْو َم الْقيَ َامة َوَأنَا ََّأو ُل َم ْن َي ْقَرعُ ب‬
“Saya adalah orang yang paling banyak pengikutnya pada Hari Kiamat dan saya adalah
orang yang pertama kali mengetuk pintu Al Jannah.” (HR. Muslim)
Dapat dipahami, bahwa yang pertama sekali dibukakan pintu dari kedua hadist di atas
adalah Nabi Muhammad saw. Dengan redaksi pertama tidak dibukakan pintuk kecuali untuk
Nabi saw, dan redaksi hadist kedua orang pertama yang mengetuk pintu surga.4
4. Jumlah Surga

Para Ulama berselisih pendapat mengenai jumlah surga. Ibnu Abbas berpendapat ada tujuh
surga, yaitu; Darul Jalal, Darus Salam, ‘Adn, Al-Ma’wa, Al-Khuld, Firdaus, dan Na’im. Imam
al-Qurthubi berpendapat bahwa nama-nama yang disebutkan oleh Ibnu Abbas bukanlah untuk
membedakan diantar surga yang satu dengan yang lainnya, tetapi hanyalah sebatas menyebutkan
sifatnya saja. adapun menurutnnya jumlah surga itu ada empat sesuai dengan hadist yang
3
Choiran A. Marzuki, Qiamat Surga dan Neraka, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997), hal. 183
4
Syaikh Mahir Ahmad Ash-Shufi, Jinan al- Khuld Na’imuha wa Qushuruha wa Huuruha, an-Naar, Ahwaluha wa
adaabuha, diterjemahkan oleh Agus Suwandi menjadi Seri Ensikolpedi Hari Akhir-3: Surga Neraka, (Jakarta:
Ummul Qura, 2012), hal. 28

7
diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa
sallam bersabda, “Dua surga yang berisi bejana, perhiasan dan apa saja yang ada di dalamnya
terbuat dari emas, dan dua surga yang berisi bejana, perhiasan dan apa saja yang ada di
dalamnya terbuat dari perak. Tidak ada pembatas antara suatu kaum untuk melihat Rabb
mereka kecuali selendang kibrinya yang berada pada Wajah-Nya di Surga Adn.” (H.R Ahmad,
Tirmidzi,Ibnu Majah, Muslim dan Bukhari)5
5. Pintu-pintu Surga

‫بيل‬%‫ق زوجني يف س‬%َ ‫((من أن َف‬


َ : ‫ال‬%‫ ق‬- ‫لم‬%‫ صلى اهلل عليه وآله وس‬- ‫رسول اهلل‬ َ ‫ أن‬- ‫ رضي اهلل عنه‬- ‫عن أيب هريرة‬
‫ ومن كان من‬،‫أهل الصالة ُدعي من باب الصالة‬ ِ ‫ فَ َم ْن كان ِمن‬،ٌ‫ يا عبد اهلل! هذا خري‬: ‫اهلل؛ نودي ِمن أبواب اجلنة‬
‫دقة ُدعي‬%%‫ل الص‬%‫ان من أه‬%‫ ومن ك‬،‫اب الريَّان‬%‫يام ُدعي من ب‬%%‫ل الص‬%%‫ا من أه‬%‫ ومن ك‬،‫اد‬%%‫اب اجله‬%‫أهل اجلهاد ُدعي من ب‬
‫ا على َمن ُدعي‬%%‫ول اهلل! م‬%%‫ا رس‬%%‫أيب أنت وأمي ي‬%%‫ ب‬: - ‫ه‬%%‫ي اهلل عن‬%%‫ رض‬- ‫ديق‬%%‫ر الص‬%%‫و بك‬%%‫ال أب‬%%‫ فق‬،))‫دقة‬%%‫اب الص‬%%‫من ب‬
((.‫ وأرجو أن تكونو َن منهم‬،‫ ((نعم‬: ‫ قال‬: ‫من تلك األبواب ِمن ضرورة؛ فهل يُدعى أح ٌد من تلك األبواب كلِّها‬
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
aalihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang menginfakkan hartanya (budak, kuda, atau
onta) di jalan Allah, niscaya ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga : ‘Wahai hamba Allah, ini
adalah kebaikan. Barangsiapa termasuk orang yang giat mengerjakan shalat, ia akan dipanggil
dari pintu shalat. Barangsiapa termasuk orang yang berjihad, ia akan dipanggil dari pintu
jihad. Barangsiapa termasuk orang yang rajin berpuasa, ia akan dipanggil dari pintu Ar-
Rayyaan. Dan barangsiapa termasuk orang yang gemar bershadaqah, maka ia akan dipanggil
dari pintu shadaqah”. (Mendengar itu) Abu Bakr Ash-Shiddiiq radliyallaahu ‘anhu berkata :
“Demi ayah dan ibuku wahai Rasulullah, sungguh tidak ada kesedihan sedikitpun bagi orang
yang dipanggil oleh pintu-pintu tersebut. (Namun) apakah ada seorang yang dipanggil oleh
semua pintu tersebut ?”. Beliau menjawab : “Ya ada, dan aku berharap engkau salah seorang
di antaranya”.(H.R Mutafaqun alaih)
‫اب‬% ٍ % ‫ةُ أب‬% ‫ة مثاني‬%%‫ ((يف اجلن‬: - ‫لم‬%%‫ه وس‬%% ‫ه وآل‬%% ‫لى اهلل علي‬%% ‫ ص‬- ‫ول اهلل‬%% ‫ال رس‬%%‫ ق‬: ‫ال‬%% ‫عد ق‬%% ‫هل بن س‬%% ‫عن س‬
ٌ % ‫ا ب‬%% ‫ منه‬،‫واب‬%
((.‫سمى الريَّان ال يدخله إال الصائمون‬ َّ ُ‫ي‬

5
Muhammad bin Ibrahim An-Nu’aim, Kaifa Tarfau Darojatuka Fi ‘l-Jannah, diterjemahkan oleh Jabir Al-Bassam
menjadi Memesan Kursi Tertinggi di Surga, (Surakarta: Wacana Ilmiah Press, 2011), hal. 11-12
Dari Sahl bin Sa’d ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi
wa sallam : “Dalam surga ada delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang
dinamakan Ar-Rayyaan yang tidak akan dimasuki kecuali orang-orang yang berpuasa”. (H.R
Bukhari)
6. Perawakan Penghuni Surga

Imam Ahmad mengatakan bahwa Abdul Razaq menuturkan kepadanya satu hadist dari
Mua’ammar dari Hamad dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan, bahwa Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam bersabda, “Allah swt menciptakan Adam sesuai citra-
Nya. Tingginya enampuluh hasta. Setelah menciptakan Adam, Allah memerintahkan kepada
Adam, “Salamilah mereka yang sedang duduk. Mereka adalah para malaikat. Dengarkanlah
salam mereka kepadamu. Itulah salammu dan salam keturunanmu. Adam pun pergi dan
mengucapkan, ‘Salam sejahtera untuk kalian’. Para malaikat menjawab, ‘salam sejahtera
bagimu berikut kasih sayang dan berkat Allah. ‘Orang yang masuk surga akan seperti Adam.
Tingginya empat puluh hasta. Sementara makhluk lain terus berkurang tingginya hingga
sekarang.” (H.R Ahmad)
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam bersabda, “Penghuni surga masuk ke
dalam surga dalam kondisi berambut pendek, tidak berjenggot, berkulit putih, berambut ikal,
matanya dicelaki, berumur tiga puluh tahu, perawakannya seperti Adam, setinggi empat puluh
hasta” (H.R Ahmad)
7. Aroma Surga

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam bersabda, “Orang-orang yang


membunuuh dzimmi takkan mencium aroma surga. Dan aroma surga itu tercium dari jarak
sejauh seratus tahun perjalanan” (H.R Thabrani) Dalam riwayat yang lain pula
disebutkan , Rasulullah saw bersabda, “aroma surga itu dapat dicium dari jarak perjalanan
empat puluh tahun” (H.R Bukhari)
Dalam hadist yang lain pula disebutkan Rasulullah saw bersabda, “Ketahuilah! Orang
yang membunuh jiwa yang telah mengikat perjanjian dan dalam lindungan Allah dan Rasul-
Nya, sungguh telah merusak perlindungan-Nya. Dia tidak akan mencium aroma surga, padahal

9
aroma surga dapat tercium dari jarak sejauh perjalanan tujuh puluh musim gugur” (H.R
Tirmidzi).
Dari ketiga hadist di atas semuanya berbeda dalam ukuran jarak sejauh mana aroma surga
tercium, yang pada dasarnya ingin menunjukan bahwa aroma atau keharumana surga sangat
harum bahkan tidak akan pernah tertandingi.
8. Pepohonan Surga

‫جر ًة‬%%‫ة ش‬%ِ %‫ ((ِإ َّن يف اجلن‬: ‫ال‬%%‫ ق‬- ‫لم‬%%‫ه وس‬%%‫ه وآل‬%%‫لى اهلل علي‬%%‫ ص‬- ‫يب‬%%‫ عن الن‬: - ‫ه‬%%‫ي اهلل عن‬%%‫ رض‬- ‫عيد اخلدري‬%%‫عن أيب س‬
ٍ َ‫املضمر مئة‬
%.((‫عام ما يقطعُ َها‬ ُ َّ ‫اجلواد‬
ُ ‫الراكب‬
ُ ُ‫يسري‬
Dari Abu Sa’iid Al-Khudriy radliyallaahu ‘anhu : Dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa aalihi
wa sallam, beliau bersabda : “Sesungguhnya di surga terdapat satu pohon yang seandainya
seorang berjalan dengan satu kendaraan yang paling bagus dan mampu berjalan lama selama
seratus tahun, niscaya tidak akan selesai melewatinya”.(H.R Mutafaqun alaihi)
‫جرةٌ إال‬%‫ة ش‬%‫ا يف اجلن‬%‫ ((م‬: - ‫ صلى اهلل عليه وآله وسلم‬- ‫رسول اهلل‬
ُ ‫ قال‬: ‫ قال‬- ‫ رضي اهلل عنه‬- ‫وعن أيب هريرة‬
ٍ ‫وساقُها ِمن‬
.((‫ذهب‬
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam : “Tidaklah ada satu pohon pun di surga kecuali
batangnya terbuat dari emas”.(H.R Shahihul Jamii)
Dalam riwayat yang lain, “Di surga ada pohon yang keteduhannya tak akan habis
disusuri oleh seorang penunggang kuda terbaik dalam tujuh puluh atau seratus tahun. Pohon itu
adalah pohon khuldi.” (H.R Ahmad) Makanan Penghuni Surga
Dalam hadist disebutkan mengenai makanan bagi penghuni surga dengan redaksi sebagai
berikut:
‫ا‬%% ‫ة فيه‬%ِ % ‫ل اجلن‬%ُ % ‫ل أه‬%
ُ %‫ ((يَأ ُك‬: - ‫لم‬%% ‫ه وس‬%% ‫ه وآل‬%% ‫لى اهلل علي‬%% ‫ ص‬- ‫ول اهلل‬%
ُ % ‫ال رس‬%% ‫ ق‬: ‫ال‬%% ‫ ق‬- ‫ه‬%% ‫ي اهلل عن‬%% ‫ رض‬- ‫ابر‬%% ‫عن ج‬
‫بيح‬%‫ون التس‬%%‫ يُ َلهم‬،‫ك‬%%‫ح املس‬%ِ %‫اءٌ َكَرش‬%%‫امهم ذاك ُجش‬% %‫ ولكن طع‬،‫ون‬%%‫ وال يبول‬،‫ون‬%‫ميتخط‬ ِ ‫ وال‬،‫و َن‬%‫يتغوط‬ َّ ‫ وال‬،‫ربو َن‬%%‫ويش‬
ُ ُ
%((.‫كما يُ َلهمون النفس‬

Dari Jaabir radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu


‘alaihi wa aalihi wa sallam: “Penduduk surga makan dan minum di dalamnya, tidak buang air
besar, tidak beringus, dan tidak pula buang air kecil. Namun makanan mereka itu adalah
sendawa yang baunya seperti percikan misk. Mereka diilhami untuk bertasbih sebagaimana
mereka diilhami untuk bernapas”. (H.R Muslim)
Di dalam Musnad Ahmad dan Sunan an-Nasa’i dengan sanad yang sesuai dengan syarat
Bukhari-Muslim diriwayatkan oleh Zaid Bin Arqam r.a bahwa seorang laki-laki Ahlul Kitab
mendatanagi Nabi saw., ia berkata, “Wahai, Abdul Qasim, engkau berkata bahwa penghuni
surga itu makan dan minum?” Rasul menjawab, “Ya. Demi dzat yang jiwaku ada pada
gengaman-Nya, sesunggunya setiap orang dari mereka akan diberikan kekuatan 100 lelaki
dalam hal makan dan minum serta menggauli istri.” Beliau melanjutkan, “karena makan dan
minum mereka punya hajat. Hajat mereka adalah keluarnya keringan dari badan seperti tetes-
tetes minyak kesturi.”
9. Sifat Kemah Surga

Dalam hal pesona surga lain, digambarkannya dengan perkemahan, sebagaimana redaksi
hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut:
‫ؤم ِن‬%%‫((إن للم‬
َّ : ‫ال‬%%‫ ق‬- ‫لم‬%%‫ه وس‬%%‫ه وآل‬%%‫لى اهلل علي‬%%‫ ص‬- ‫ول اهلل‬% َ %‫ أن رس‬: - ‫ه‬%%‫ي اهلل عن‬%%‫ رض‬- ‫عري‬%%‫ى األش‬%%‫عن أيب موس‬
‫رى‬%% ‫املؤمن فال ي‬ ٍ % ‫ؤة واح‬%
ُ % ‫و َن يط‬%% ‫ا أهل‬%% ‫ؤم ِن فيه‬%% ‫ للم‬،ً‫تون ميال‬%% ‫ طوهلا س‬،‫ة‬%ٍ % ‫دة جُم وف‬% ٍ % ‫ةً من لؤل‬% %‫ة خليم‬%ِ % ‫يف اجلن‬
ُ ‫وف عليهم‬% َ
%((.ً‫بعض ُه ْم بعضا‬ُ

Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu


‘alaihi wa aalihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya bagi seorang mukmin diberikan satu
kemah di surga yang terbuat dari mutiara yang berongga. Panjangnya enam puluh mil. Dan
bagi seorang mukmin disediakan beberapa orang istri yang selalu digilirnya, dimana masing-
masing (istri itu) tidak bisa melihat satu dengan yang lainnya”.
10. Kamar-kamar Surga

‫ة‬%ِ %‫ل اجلن‬%َ %‫((إن أه‬


َّ : ‫ال‬%%‫ ق‬- ‫لم‬%%‫ه وس‬%%‫ه وآل‬%%‫لى اهلل علي‬%%‫ ص‬- ‫ول اهلل‬% َ %‫ أن رس‬: - ‫ه‬%%‫ي اهلل عن‬%%‫ رض‬- ‫عيد اخلدري‬%%‫عن أيب س‬
ِ ِ ِ
‫ا‬%%‫ل م‬%‫ض‬ ُ ‫رب؛ لتفا‬%%‫رق أو املغ‬%%‫ق من املش‬%ِ %‫ابر يف األف‬%
َ %‫ي الغ‬
َّ ‫ُّر‬ َ ‫ك‬%َ ‫رتاءَو َن ال‬%%‫ا ت‬%%‫وقهم كم‬%%‫رف من ف‬%%‫ل الغ‬%%‫راءَون َأه‬%َ %‫لََت‬
ِّ ‫د‬%%‫وكب ال‬%
‫وا‬%%‫رجال أمن‬
ٌ ‫ والذي نفسي بيده؛‬،‫ ((بلى‬: ‫ ال يبلُغها غريهم ؟ قال‬،‫منازل األنبياء‬ ُ ‫رسول اهلل! تلك‬ َ ‫ يا‬: ‫بينهم)) قالوا‬
.((‫رسلني‬
َ ُ‫ وصدَّقوا امل‬،‫باهلل‬
11
Dari Abu Sa’iid Al-Khudriy radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa aalihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya penduduk surga saling dapat melihat
penduduk surga yang terletak kamar di atasnya sebagaimana mereka saling melihat bintang
yang bersinar terang di ufuk sebelah timur atau barat, dikarenakan perbedaan keutamaan di
antara mereka”. Para shahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, kedudukan para nabi itu,
apakah tidak dapat dicapai oleh selain mereka ?”. Beliau menjawab : “Tentu saja untuk para
Nabi. (Namun) demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, (kedudukan itu dapat dicapai oleh)
orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul”(H.R Bukhari)
‫ا ِمن‬%% ‫رى ظاهره‬%% ُ‫اً ي‬% ‫ة غَُرف‬%ِ % ‫ ((ِإ َّن يف اجلن‬: ‫ال‬%% ‫ ق‬- ‫لم‬%%‫ه وس‬%% ‫ه وآل‬%% ‫لى اهلل علي‬%% ‫ ص‬- َّ ‫أن النَّيِب‬ ٍ % ‫وعن أيب مال‬
َّ : ‫عري‬%% ‫ك األش‬%
‫اس‬% َّ
ُ % ‫ل والن‬%ِ % ‫لى باللي‬% %‫ وص‬،‫يام‬% %‫ص‬ ِّ ‫ابع ال‬%% ‫ وت‬،‫الكالم‬
َ ‫ وأالن‬،‫ام‬%% ‫دَّها اهللُ ملن أطعم الطع‬%% ‫ أع‬،‫ا‬%% ‫ا ِمن ظاهره‬%% ‫ وباطنه‬،‫ا‬%% ‫باطنه‬
.((‫نِيَام‬
Dari Abu Maalik Al-Asyariy : Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa
sallam bersabda : “Sesungguhnya di dalam surga terdapat kamar-kamar yang dapat dilihat
bagian luarnya dari dalam, dan bagian dalamnya dari luar; yang disediakan Allah bagi orang
yang memberikan makanan, melembutkan ucapan, selalu berpuasa, dan mengerjakan shalat
malam saat orang-orang tidur lelap”. (H.R Shahihul Jamii)
11. Sungai-Sungai Surga

Dalam Hadist Mukhtar ibn Filfil dari Anas ibn Malik r.a Rasulullah bersabda, “Al-kautsar
adalah sungai surga yang dijanjikan untukku oleh Allah”. (H.R Muslim). Lalu terdapat hadist
pula yang lebih rinci dalam penjelasan mengenai sungai al-Kautsar, Rasulullah bersabda, “Aku
masuk surga dan melihat sungai yang mengalir dikelilingi oleh mutiara. Aku masukkan tangan
ku ke dalam airnya. Ternyata air itu terbuat dari kesturi. Aku pun bertanya kepada Jibril, ‘untuk
siapakah ini?’ Ibril menjawab, ‘ini adalah al-Kautsar yang diberikan Allah untukmu’. (H.R al-
Anshari)
‫إذا‬%‫ةَ ف‬%‫((دخلت اجلن‬
ُ : - ‫لم‬%‫ه وس‬%%‫ه وآل‬%%‫لى اهلل علي‬%‫ ص‬- ‫ول اهلل‬%
ُ ‫ال رس‬%‫ ق‬: ‫ال‬%‫ ق‬- ‫ رضي اهلل عنه‬- ‫عن أنس بن مالك‬
ٕ ‫ل‬%%‫ا جربي‬%%‫ذا ي‬%%‫ا ه‬%%‫ م‬: ‫فقلت‬ ٌ %‫إذا ِمس‬%%‫ ف‬،‫ه املاء‬%%‫ا جيري في‬%%‫دي إىل م‬%
ُ ،‫ر‬%%ُ‫ك أ ْذف‬% ُ %‫ فض‬،‫ؤ‬%%‫ام اللؤل‬%%‫اهُ خي‬%%‫ ٍر حافَّت‬% ‫ا بنه‬%%‫أن‬
َّ %‫ربت بي‬%
%.((ُ‫الكوثر الذي أعطاكه اهلل‬
ُ ‫ هذا‬: ‫قال‬
Dari Anas bin Maalik radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam : “Aku pernah masuk ke surga yang ternyata di
dalamnya terdapat sungai yang di pinggirnya terdapat kemah-kemah dari mutiara. Lalu aku
memukulkan tanganku ke air yang mengalir itu. Ternyata airnya adalah misk yang sangat
harum baunya. Aku bertanya : ‘Apakah ini wahai Jibril ?’. Ia menjawab : ‘Ini adalah Al-
Kautsar yang Allah berikan untukmu” (H.R Shahihul Jamii)

12. Apakah istri ketika di dunia akan bersama suaminya di Surga dan berada dalam satu kedudukan?

Ini adalah pertanyaan klasik yang biasanya dintanyakan oleh para wanita. Dijawablah
pertanyaan tersebut oleh Syaikh Mahir Ahmad Ash-Shufi dalam kitabnya Jinan al- Khuld
Na’imuha wa Qushuruha wa Huuruha, an-Naar, Ahwaluha wa adaabuha bahwa seorang istri
yang taat dan shalihah begitupun suaminya, Allah akan meridhainya untu selaluk bersama di
surga. Allah akan meninggikan derajat istri itu di depan suaminya atas bidadari-bidadari yang
lain, dan bidadari-bidadari yang lain menjadi pelayan bagi keduanya. Suaminya takan berpaling
darinya meskipun ada ratusan bidadari yang jelita.
13. Percumbuan Penghuni Surga

Abu Hurairah pernah bertanya kepada Rasulullah saw, “apakaha aku dapat menggauli
semua istriku di surga?”, rasul pun menjawab, “Dalam sehari seorang lelaki surga dapat
menggauli seratus perawan” sanadnya shahih.
Rasulullah bersabda, “Orang mukmin di surga diberi kekuatan sekian untuk
bersetubuh” (H.R Anas) Tirmidzi menyebut bahwa hadist ini shahih.
Dari Abu Umamah yang mendengar Rasulullah saw ditanya apakah para penghuni surga
saling menikah? Rasulullah bersabda, “Dengan dzakar yang takkan lemas, dengan nafsu yang
takkan terputus, para penghuni surga terus menerus bersetubuh”. (H.R Thabrani)
Dalam hadist lain pula, Rasul ditanya “apakah penghuni surga menggauli istri-istri
mereka?” Rasul bersabda, “Ya. Dengan dzakar yang tak pernah lemas, dengan farji yang tak
becek, dengan syahwat yang tak terputus.” (H.R Abu Nua’im)

13
Dalam hal gambaran persetubuhan di surga ini, masih banyak hadist lain yang tidak
penulis cantumkan semuanya. Karena pada intinya adalah menerangakan kenikmatan
persetubuhan yang tiada habisnya.[18]

14. Puncak Kenikmatan Surga

Kenikmatan yang paling tinggi yang akan dirasakan oleh ahli surga adalah saat mana
mereka nmenyaksikan atau melihat secara lansgung Wajah Allah atau dapat bermunajah dan
damai dalam Ridha-Nya.[19]
Allah swt telah berfirman, “Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu. Kepada
Tuhannyalah mereka melihat” (Qs. Al-Qiyamah 22-23).
Sebagaimana pula kita ketahui dalam kajian Tasawuf, bahwa tujuan utama para sufi
adalah ingin bersatu bersama-Nya. Dalam hal ini, salah satu sufi yang paling terkenal dengan
tujuannya yang hanya ingin melihat Wajah Allah swt adalah Rabiah Al-Adawiyah dengan
konsep tasawufnya Mahabbah.
B. Neraka
1. Pengertian Neraka

Neraka dalam terminologi Al-Qur’an memiliki beberapa pengertian, diantaranya:


a. Neraka adalah alam akhirat tempat penyiksaan untuk orang-orang berdosa.

b. Neraka berarti sial.

c. Neraka adalah keadaan atau tempat penyengsaraan penyakit parah, dan kemiskinan.

Dalam terminologi Al-Qur’an, kata neraka disebut Na’ar, yang berarti api yang menyala.
Secara istilah berarti tempat balasan berupa siksaan bagi orang-orang yang berbuat dosa dan
kesalahan.
Neraka adalah tempat penyiksaan dimana bentuk hukumnya yang paling sangat menyiksa
digambarkan sebagai api. Nama-nama neraka atau pintu-pintu neraka yang terdapat dalam Al-
Qur’an adalah:
1. Jahannam, yang berarti sumur yang dalam
2. Sa’ir, yang berarti jilatan api.

3. Huthamah, yang berarti api yang meremukkan

4. Ladza, yang berarti lidah api

5. Saqar, yang berarti api yang menghanguskan

6. Jahim, yang berarti yang membakar.

7. Hawiyah, yang berarti jurang.[20]

Berdasarkan pengertian neraka dalam terminologi Al-Qur’an tersebut, tampak bahwa


semua kata memiliki arti yang sama, yaitu neraka mengandung arti api dan panas yang menyala-
nyala atau bergejolak dan dapat menghancurkan. Pengertian ini menunjukkan bahwa tempat
yang disebutkan sebagai neraka adalah tempat dan keadaan yang tidak menyenangkan.
2. Isi Neraka

Menurut Nuruddin isi neraka adalah berbagai macam siksaan. Sesuai dengan namanya,
An-Nar yang berarti api, neraka pada dasarnya berisi dan berupa api. Di dalam neraka terdapat
pohon api, buah api, cokmar api, dan bunga api.
Di samping api, didalam neraka terdapat binatang-binatang beracun, seperti ular besarnya
seperti leher dan terdapat telaga (jurang yang dalam). Pakaian penghuni neraka berupa besi yang
berapi.Minumannya berupa air yang sangat panas bercampur darah dan nanah. Serta, neraka
dijaga oleh malaikat yang bernama Zabaniah yang membawa pentungan api sangat beratnya.
Neraka itu lebih panas 7 kali dibanding panas dunia.Bahkan neraka itu telah dinyalakan
beribu-ribu tahun.

3. Nama-Nama Neraka

Jika kepada mereka yang taat dan berbakti kepada Allah SWT akan diberi balasan
sejumlah kenikmatan, maka kepada mereka yang durhaka dan bergelimang noda dosa tentu
dibalas-Nya dengan siksa, yakni neraka Jahim. Hal ini sebagai hukuman terhadap mereka,

15
karena telah melakukan dan menumpuk dosa besar dan kejahatan-kejahatan yang berlebihan.
Allah berfirman dalam Surah Al-Hijr Ayat 15 yang artinya:
“Jahannam (Neraka) itu mempunyai tujuh pintu.Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk
golongan yang tertentu dari mereka”.
Bagi neraka ini ada tujuh jumlah nama, diantaranya:
1. Neraka Jahannam, Tempat orang-orang yang bedosa besar. (QS. Al-Mulk [67]: 6). Neraka
dinamakan Jahannam karena dasarnya yang sangat dalam atas keadaannya yang sangat gelap
dan hitam. Kedalaman dasar Jahannam ditunjukkan sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah.

َ % َ‫ر َة ق‬%َ %‫ا ِزٍم َع ْن َأيِب ُهَر ْي‬%%‫ا َن َع ْن َأيِب َح‬% ‫د بْ ُن َكْي َس‬%ُ % ‫دثَنَا يَِزي‬%َّ %‫ ةَ َح‬% ‫ف بْ ُن َخلِي َف‬%
‫ع‬%َ %‫ال ُكنَّا َم‬% ُ % َ‫دثَنَا َخل‬%َّ %‫وب َح‬ َ ُّ‫دثَنَا حَيْىَي بْ ُن َأي‬%َّ %‫َح‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُّ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ِإ ْذ مَس َع َو ْجبَةً َف َق َال النَّيِب‬
ُ‫ولُه‬%‫ا اللَّهُ َو َر ُس‬%%َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم تَ ْد ُرو َن َما َه َذا قَ َال ُق ْلن‬ َ ‫َر ُسول اللَّه‬
‫دثَنَاه‬%َّ ‫ح‬%َ ‫ا و‬%‫ه‬%َ ‫ه ِوي يِف النَّا ِر اآْل َن َحىَّت ا ْنَت َهى ِإىَل َق ْع ِر‬%ْ ‫و َي‬%َ %‫ا َف ُه‬%%‫ني َخ ِري ًف‬ ِ ِ ِ % ‫ َذا ح‬%‫ال ه‬%
َ ‫ْبع‬%‫ ُذ َس‬%‫ر ُرم َي بِه يِف النَّا ِر ُمْن‬%ٌ ‫ج‬ َ َ َ َ %َ‫َأعلَ ُم ق‬ ْ
ٍ
َ %َ‫نَ ِاد َوق‬%‫ َذا اِإْل ْس‬%َ‫ر َة هِب‬%َ %‫يد بْ ِن َكْي َسا َن َع ْن َأيِب َحا ِزم َع ْن َأيِب ُهَر ْي‬
‫ال‬% َ ‫حُمَ َّم ُد بْ ُن َعبَّ ٍاد َوابْ ُن َأيِب عُ َمَر قَااَل َح َّد َثنَا َم ْر َوا ُن َع ْن يَِز‬
‫َأس َفلِ َها فَ َس ِم ْعتُ ْم َو ْجبََت َها‬
ْ ‫َه َذا َوقَ َع يِف‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] telah menceritakan kepada
kami [Khalaf bin Khalifah] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Kaisan] dari [Abu
Hazim] dari [Abu Hurairah] berkata: Kami bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam tiba-
tiba beliau mendengar suara sesuatu yang jatuh berdebuk, nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam
bertanya: "Tahukah kalian apa itu?" kami menjawab: Allah dan rasulNya lebih tahu. Beliau
bersabda: "Itu adalah batu yang dilemparkan ke neraka sejak tujuh puluh tahun, ia jatuh ke
neraka sekarang hingga mencapai keraknya." Telah menceritakannya kepada kami [Muhammad
bin Abbad] dan [Ibnu Abi Umar] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami
[Marwan] dari [Yazid bin Kaisan] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] dengan sanad ini, ia
berkata: "Ia (batu) jatuh ke paling bawahnya lalu kalian mendengar debukannya. (H.R Muslim).
2. Neraka Lazha, Tempat bagi orang penyembah berhala. (Q.S. al-Ma’arij: 15-18). Jadi karena
neraka Lazha ini apinya begitu panas maka kulit kepala akan terkelupas dengan sendirinya. Juga
karena memliki gaya tarik yang begitu dahsyat, maka apapun yang mendekat kesitu pasti akan
disambar. Adapun orang ynag mendekat ini tidak lain adalah orang yang membelakangkan
punggungnya, maksudnya enggan menerima kebenaran. Mereka berpaling jika diajak melakukan
kebaikan dan tunduk kepada tuntunan Tuhan.

3. Neraka Saqar, tempat orang-orang yang tidak sholat dan tidak zakat. (Q.S. al-Muddatsir: 26-30).
Disebut Saqar yang berarti burung elang, karena ia memakan dagingnya saja, bukan tulang.

4. Neraka Hutamah, tempat bagi Ya’juj dan Ma’juj dan orang-orang kafir. (al-Humazah: 5-9). Al-
Bukhari mengatakan: “Huthamah adalah nama neraka, sama seperti Saqar dan Lazha. Neraka
dinamakan Huthamah karena akan menghancurkan kepala dan tulang orang yang memasukinya.

5. Neraka Jahim, Tempat orang-orang Yahudi dan Nasrani. (Q.S. Ad-Dukhan [44]:
47). Jahim berarti tempat yang sangat panas sekali.

6. Neraka Sa’ir, tempat bagi syaithan dan orang-orang Majusi. (Q.S. al-Mulk: 5). disebut Sa’ir atau
yang membakar, karena ia selalu membakar para penghuninya.

7. Neraka Hawiyah, tempat orang-orang Munafik dan orang-orang yang amal salehnya lebih ringan
dari amal keburukan. (Q.S. al-Qari’ah: 8-11). Hawiyah adalah sebuah jurang yang sangat dalam,
dan barang siapa yang terjatuh ke dalamnya pasti tak bisa kembali naik keatas. Disebutkan
nama Hawiyah dalam sebuah Hadis:

‫ر َة‬%َ %‫ َامةَ بْ ِن ُزهَرْيٍ َع ْن َأيِب ُهَر ْي‬%‫اد َة َع ْن قَ َس‬% َ %َ‫دثَيِن َأيِب َع ْن َقت‬%َّ ‫ح‬%َ ‫ال‬% َ %َ‫ ٍام ق‬%‫اذُ بْ ُن ِه َش‬%%‫دثَنَا ُم َع‬%َّ ‫ح‬%َ ‫ال‬%َ %َ‫يد ق‬ٍ ِ‫ع‬%‫د اللَّ ِه بن س‬%ُ %‫ا عبي‬%%َ‫َأخبرن‬
َ ُْ ْ َُ َ َ ْ
ً‫يَة‬% ‫ر ِجي َرا ِض‬%ُ ‫اخ‬ %ْ ‫و َن‬%%ُ‫اءَ َفَي ُقول‬% ‫ض‬ ِ ‫ِئ‬ ِ
َ ‫ر ٍة َبْي‬%َ %‫ة حِب َ ِري‬%%َ ‫ ةُ الرَّمْح‬%‫هُ َماَل َك‬%%‫ ْؤ م ُن َأَتْت‬%‫َر الْ ُم‬% ‫ض‬
ِ ‫ال ِإ َذا ح‬%
ُ َ %َ‫لَّ َم ق‬% ‫ه َو َس‬%ِ %‫لَّى اللَّهُ َعلَْي‬% ‫ص‬ َّ
َ َّ ‫َأن النَّيِب‬
ُ ‫هُ َب ْع‬%%ُ‫ك َحىَّت َأنَّهُ لَُينَا ِول‬ ِ %‫يح الْ ِمس‬ ِ ِ ْ ‫ب َغرْيِ َغ‬ ٍ % ‫ك ِإىَل رو ِح اللَّ ِه ورحْي‬% ِ %‫يًّا َعْن‬%‫مر ِض‬
‫ا‬% ‫ض‬
ً ‫ ُه ْم َب ْع‬%‫ض‬ ْ ِ ‫َأطْيَب ر‬%‫ك‬%َ ‫ر ُج‬%ُ ‫خ‬ %ْ َ‫بَا َن َفت‬%‫ض‬ ٍّ ‫ان َو َر‬% َ ََ َْ َْ
ِِ ِ ِ ِِ ِ َّ ‫حىَّت يْأتُو َن بِِه باب‬
‫ني َفلَ ُه ْم‬ َ ‫ْأتُو َن بِه َْأر َو‬%َ‫ض َفي‬
َ ‫م ْؤ من‬%ُ ْ‫اح ال‬ ِ ‫اَأْلر‬ْ ‫اءَتْ ُك ْم م ْن‬%‫يح الَّيِت َج‬ َ ‫ر‬%ِّ ‫ذه ال‬%‫ب َه‬ َ َ‫ا َأطْي‬%‫و َن َم‬%ُ‫الس َماء َفَي ُقول‬ َ َ َ َ
‫ا َن يِف َغ ِّم‬%‫وهُ فَِإنَّهُ َك‬%%ُ‫و َن َدع‬%%ُ‫ل فُاَل ٌن َفَي ُقول‬%َ ‫َأح ِد ُك ْم بِغَاِئبِ ِه َي ْق َد ُم َعلَْي ِه َفيَ ْسَألُونَهُ َما َذا َف َع َل فُاَل ٌن َما َذا َف َع‬ ِ ِِ
َ ‫َأش ُّد َفَر ًحا به م ْن‬ َ
‫و َن‬%ُ‫ ٍح َفَي ُقول‬%‫اب مِبِ ْس‬ ِ ‫ َذ‬%‫ك ةُ الْع‬%َ ‫هُ ماَل ِئ‬%‫ر َأَتْت‬%‫ض‬ ِ ‫افِر ِإ َذا‬%‫ة وِإ َّن الْ َك‬%ِ ‫الُوا ذُ ِهب ب ِِه ِإىَل ُِّأم ِه اهْل ا ِوي‬%َ‫ا ُكم ق‬%َ‫ا َأت‬%‫ال َأم‬% ‫ِإ‬
َ َ َ ُ‫احت‬ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ %َ‫ َذا ق‬%َ‫د ْنيَا ف‬%ُّ ‫ال‬
ِ ‫اَأْلر‬ ِ ٍ ِ ِ ‫َأْن ِ ِر‬%‫ك‬%َ ‫رج‬%‫خ‬ َّ ‫ج‬%َ ‫ز َو‬%َّ %‫اب اللَّ ِه َع‬
ِ ‫ َذ‬%‫ك ِإىَل َع‬% ِ %‫خوطًا َعلَي‬% ‫اخطَةً مس‬ ِ %‫ر ِجي س‬%‫اخ‬
‫ض‬ ْ ‫اب‬% َ %َ‫ْأتُو َن بِه ب‬%َ‫ة َحىَّت ي‬%%‫يح جي َف‬ ‫ ُ ُ نَت‬%ْ َ‫ل َفت‬% ْ ُ َْ َ ُ %ْ
‫اح الْ ُكفَّا ِر‬ ِِ
َ ‫يح َحىَّت يَْأتُو َن به َْأر َو‬ َ ‫الر‬ِّ ‫َفَي ُقولُو َن َما َأْننَتَ َه ِذ ِه‬

17
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'id] dia berkata; telah
menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] dia berkata; [bapakku] telah menceritakan
kepadaku dari [Qatadah] dari [Qasamah bin Zuhair] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Apabila seorang mukmin telah mendekati
ajalnya, para malaikat rahmat datang menemuinya dengan membawa sutera putih. Mereka
berkata; 'kaluarlah kamu (ruh) dengan ridla dan diridlai menuju rahmat Allah, bau harum dan
Rabb yang tidak murka'. Lalu ia keluar dengan bau misik yang paling harum, hingga sebagian
mereka berebut dengan sebagian yang lain untuk mendapatkannya, kemudian mereka
membawanya hingga pintu langit. Mereka (penduduk langit) berkata; 'Alangkah harumnya bau
yang kalian bahwa ini dari bumi! '. Lalu mereka datang dengannya menemui ruh-ruh kaum
mukminin. Mereka lebih bergembira (kedatangan) nya daripada seorang di antara kalian yang
di datangi orang yang sudah lama tidak bertemu. Lalu mereka bertanya kepadanya; 'Apa yang
telah dilakukan oleh si Fulan? Apa yang telah dilakukan si Fulan? ' Mereka berkata; 'Biarlah
ia, karena dahulu ia terlena dengan kehidupan di dunia'. Jika ada yang bertanya, 'Tidakkah ia
datang menemui kalian? ' mereka menjawab; 'Ia dibawa ke tempat asalnya yang dalam (Neraka
Hawiyah), dan seorang yang kafir jika telah datang ajalnya, para malaikat Adzab datang
membawa kain kasar. Mereka berkata; 'keluarlah kamu dengan murka dan dimurkai menuju
siksa Allah -Azza wa Jalla-. Lalu ia keluar seperti bau bangkai yang paling busuk, kemudian
mereka membawanya hingga pintu bumi. Lalu mereka berkata; 'Alangkah busuknya bau ini! '
lalu mereka membawanya menemui ruh orang-orang kafir." (H.R An-Nasa’i, Sanad Hadis ini
Shahih).

4. Kesengsaraan di Neraka

Ilustrasi perihal tentang neraka jahim telah diberikan Allah.Dengan merenungkan sifat-
sifat neraka jahim itu, serasa jadi berubanlah para remaja, dan terlepaslah tangkai hati setiap
manusia. Memang dibuat sedemikian mengerikan, agar orang yang terlanjur menempuh jalan
sesat bersedia kembali kejalan yang lurus dan benar. Yang terlanjur berbuat durhaka akan
meninggalkan kedurhakaannya.
Dalam hal kepedihan dan kesangatan siksa neraka itu dapatlah kiranya dikutipkan nash-
nash atau keterangan-keterangan agama yang terdiri dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Diantaranya
sebagai berikut:
1. Bahwa Allah menyebutkan bahan bakar neraka Jahanam adalah manusia yang kafir lagi durhaka
disiksa itu sendiri, serta batu-batuan dan yang menjaganya adalah malaikat-malaikat yang keras
tindakannya, tetapi senantiasa mengikuti apa saja yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala. Terdapat
dalam firman Allah SWT, dalam Surah at-Tahrim ayat 6.

2. Sebagaimana nafsu angkara murka, maka neraka tak pernah mengenal puas atas segala sesuatu
yang dimasukkan kedalamnya. Jadi, dia senantiasa meminta tambahan, sehingga disitu tidak
terdapat lagi sejengkal pun tempat yang kosong. terdapat dalam firman Allah SWT dalam Surah
Qaf ayat 30.

3. Di dalam Al-Qur’an juga diceritakan bahwa makanan para ahli neraka itu diantaranya:

a. Zaqum, yakni sebangsa pohon yang buruk sekali karena rasanya yang amat pahit dan baunya
amatlah busuk.

‫لَّى‬% ‫ص‬ ِ َ % ‫َأن رس‬ ٍ ‫ش عن جُم اه‬


َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫اس‬ ٍ َّ‫ِد َع ْن ابْ ِن َعب‬ َ ْ َ ِ ‫اَأْلع َم‬ ْ ‫و َد ُاو َد‬%%ُ‫د َثنَا َأب‬%َّ ‫ح‬%َ ‫ود بْ ُن َغْياَل َن‬%
ْ ‫ ْعبَةُ َع ْن‬% ‫ا ُش‬%%َ‫َأخَبَرن‬ ُ ‫م‬%ُ ْ‫د َثنَا حَم‬%َّ ‫ح‬%َ
‫ه‬%ِ ‫لَّى اللَّهُ َعلَْي‬%‫ص‬ ِ ُ %‫ال رس‬% ِ ‫ِإ‬ ِ َّ َ‫ة‬%َ‫ذ ِه اآْل ي‬%ِ ‫ه‬%َ ‫اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َقَرَأ‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ %َ‫ل ُمو َن} ق‬%‫وتُ َّن اَّل َوَأْنتُ ْم ُم ْس‬%ُ‫ق ُت َقاتِه َواَل مَت‬%َّ ‫ح‬%َ َ‫وا اللَّه‬%‫{ات ُق‬
َ َ‫هُ ق‬%%‫و ُن طَ َع َام‬%‫ف مِب َ ْن يَ ُك‬% ِ ِ َّ ‫َأن قَطْر ًة ِمن‬
‫ال‬% َ %‫الد ْنيَا َم َعايِ َش ُه ْم فَ َكْي‬
ُّ ‫ت َعلَى َْأه ِل‬ ُّ ‫ت يِف َدا ِر‬
ْ ‫الد ْنيَا َأَلفْ َس َد‬ ْ ‫الزقُّوم قُطَر‬ ْ َ َّ ‫َو َسلَّ َم لَ ْو‬
‫يح‬ ِ ‫يث حسن‬ ِ ِ
ٌ ‫صح‬ َ ٌ َ َ ٌ ‫يسى َه َذا َحد‬ َ ‫َأبُو ع‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan
kepada kami [Abu Daud] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [al A'masy] dari
[Mujahid] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca ayat,
"Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dengan sebenar benarnya takwa, dan janganlah
kamu sekalian meninggal melainkan kalian dalam keadaan muslim." Maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalau seandainya setetes Zaqqum (nama pohon di
neraka) menetes ke kampung dunia, niscaya akan merusakkan kehidupan penduduk dunia. Lalu

19
bagaimana dengan (keadaan) orang-orang yang menjadikan zaqqum sebagai makanannya?"
(H.R al-Tirmidzi dan Ibnu Majah) Abu Isa berkata; 'Ini hadits hasan shahih”.
b. Api, pada hari kiamat nanti mereka akan memakan api sehingga perut mereka terbakar dari
dalam. Allah berfirman dalam surah An-Nisa [4]: 10, dan hadis Nabi SAW. :

‫ك ٍر‬%ْ َ‫ب‬ ‫رَّمْح َ ِن بْن َأيِب‬%%‫د ال‬%ِ %‫د اللَّ ِه بْ ِن َعْب‬%ِ %‫د اللَّ ِه َع ْن َعْب‬%ِ %‫د بْ ِن َعْب‬%ِ %ْ‫افِ ٍع َع ْن َزي‬%%َ‫الِك َع ْن ن‬
ٍ ‫ت َعلَى م‬
َ ُ ‫رْأ‬%َ %‫ال َق‬%
َ %َ‫دثَنَا حَيْىَي بْ ُن حَيْىَي ق‬%َّ ‫ح‬%َ
‫آنِيَ ِة‬ ِ ِ ِ َ ‫َأن رس‬ ِ
‫ب يِف‬ ُ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم قَ َال الَّذي يَ ْشَر‬ َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّم‬ ِ ‫الصد‬
َ ِّ ‫ِّيق َع ْن ُِّأم َسلَ َمةَ َز ْو ِج النَّيِب‬ ِّ
‫َّم‬ ِ ِ ‫ِ ِ ِإمَّن ِ يِف‬
َ ‫الْفضَّة َا جُيَْرجُر بَطْنه نَ َار َج َهن‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata; Aku membaca
Hadits dari [Malik] dari [Nafi'] dari [Zaid bin 'Abdullah] dari ['Abdullah bin 'Abdurrahman bin
Abu Bakr Ash Shidiqi] dari [Ummu Salamah] istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang minum dengan bejana yang
terbuat dari perak, sebenarnya dia sedang menggodok api neraka di dalam perutnya.
(H.R Buhkari dan Muslim).
c. Ghislin, dalam surah Al-Haqqah [69]: 35-37 yang artinya:

“Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. dan tiada (pula) makanan
sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. tidak ada yang memakannya kecuali
orang-orang yang berdosa.”
Al-Qasimi berkata, “Ghislin adalah darah bercampur nanah milik penghuni neraka,”
d. Dhari’, dhari’ adalah tumbuhan di jazirah arab yang memiliki duri berukuran besar. jika masih
basah disebut syabraq dan sudah kering disebut dhari’.

Adapun minumannya adalah :


a. Nanah, terdapat dalam Hadist Nabi SAW.

‫لَّى‬%‫ص‬ ِ ِ ِ
َ ِّ ‫ ةَ َع ْن النَّيِب‬%‫ ٍر َع ْن َأيِب َُأم َام‬%‫د اللَّه بْ ِن بُ ْس‬%‫م ٍرو َع ْن عَُبْي‬%ْ ‫ ْف َوا ُن بْ ُن َع‬%‫ص‬ ْ ‫َأخَبَرنَا َعْب ُد اللَّه‬
َ ‫ا‬%%َ‫َأخَبَرن‬ ْ ‫ص ٍر‬ ْ َ‫َح َّد َثنَا ُس َويْ ُد بْ ُن ن‬
ِ ِِ ٍ ِ ‫اللَّه علَي ِه وسلَّم يِف َقولِِه { ويس َقى ِمن م ٍاء‬
ُ‫ه‬%‫ه‬%َ ‫ َوى َو ْج‬%‫هُ َش‬%%‫ِإ َذا ُْأديِن َ مْن‬%َ‫ب ِإىَل فيه َفيَكَْر ُههُ ف‬ ُ ‫صديد َيتَ َجَّرعُهُ } قَ َال يُ َقَّر‬ َ َْ َُْ ْ َ َ َ َْ ُ
} ‫اءَ ُه ْم‬%%‫ا َف َقطَّ َع َْأم َع‬%‫يم‬ ُ %‫ِر ِه َي ُق‬% ُ‫ر َج ِم ْن ُدب‬%ُ %ْ‫اءَهُ َحىَّت خَت‬%%‫ ِربَهُ قَطَّ َع َْأم َع‬%‫ِإ َذا َش‬%َ‫ ِه ف‬% ‫ر َوةُ َرْأ ِس‬%ْ %‫ت َف‬
%ً ِ‫اءً مَح‬%%‫ ُقوا َم‬% ‫ول اللَّهُ { َو ُس‬% ْ ‫َو َو َق َع‬
} ‫اب‬ ِ َ ‫ول { وِإ ْن يستَغِيثُوا يغَاثُوا مِب َ ٍاء َكالْم ْه ِل ي ْش ِوي الْوج‬
ُ ‫س الشََّر‬ َ ‫وه بْئ‬ ُُ َ ُ ُ ْ َ َ ُ ‫َو َي ُق‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Nashr telah mengabarkan kepada
kami Abdullah telah mengabarkan kepada kami Shafwan bin Amru dari Ubaidillah bin Busr
dari Abu Umamah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam menjelaskan firman Nya, "Dan
dia akan diberi minuman dengan air nanah, lalu dia minum air nanah itu." Beliau menjelaskan;
'(Minuman itu) didekatkan kepada (orang yang bermaksiat tersebut), maka dia tidak
menyukainya, ketika didekatkan kepadanya, minuman itu membakar wajahnya, maka kulit
kepalanya jatuh mengelupas. Ketika dia meminumnya, minuman itu memutuskan lambungnya
hingga keluar (cairan) dari duburnya. Allah berfirman: 'Dan mereka diberi minuman dengan
air yang mendidih sehingga memotong ususnya.' Dan Allah berfirman: 'Dan jika mereka
meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling
jelek.' (H.R at-Tirmidzi)
b. Nanah bercampur darah, terdapat dalam Hadis Nabi SAW.

‫ب َع ْن َعْب ِد اللَّ ِه بْ ِن عَُبْي ِد بْ ِن عُ َمرْيٍ َع ْن َأبِ ِيه قَ َال قَ َال َعْب ُد‬ َّ ‫يد َع ْن َعطَ ِاء بْ ِن‬
ِ ‫الساِئ‬ ِ ‫ح َّدثَنا ُقتيبةُ ح َّدثَنا ج ِرير بن عب ِد احْل ِم‬
َ ْ َ ُ ْ ُ َ َ َ َْ َ َ َ
ِ ِ ِ ُ % ‫ال رس‬% ِ
َ %َ‫ِإ ْن ت‬% َ‫احا ف‬
‫اب‬% ً َ‫ب‬% ‫ص‬َ ‫ني‬ َ ‫اَل ةً َْأربَع‬% ‫ص‬ َ ُ‫ه‬%%َ‫ل اللَّهُ ل‬%ْ %َ‫ر مَلْ َي ْقب‬%َ ‫م‬%ْ َ‫ب اخْل‬َ ‫ ِر‬%‫لَّ َم َم ْن َش‬% ‫ه َو َس‬%%‫لَّى اللَّهُ َعلَْي‬% ‫ص‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ %َ‫اللَّه بْ ُن عُ َمَرق‬
ِ ِ ِ
ً‫اَل ة‬%‫ص‬ َ ‫ِإ ْن َع‬%َ‫ه ف‬%‫اب اللَّهُ َعلَْي‬%
َ ُ‫ه‬%َ‫ل اللَّهُ ل‬%ْ َ‫اد مَلْ َي ْقب‬% َ َ‫اب ت‬% َ َ‫ِإ ْن ت‬%َ‫احا ف‬ ً َ‫ب‬%‫ص‬َ ‫ني‬ َ ‫اَل ةً َْأربَع‬%‫ص‬ َ ‫ِإ ْن َع‬%َ‫اب اللَّهُ َعلَْيه ف‬
َ ُ‫ه‬%َ‫ل اللَّهُ ل‬%ْ َ‫اد مَلْ َي ْقب‬% َ َ‫ت‬
ِ ِ ِ
ُ‫ب اللَّه‬ َ %َ‫ِإ ْن ت‬%َ‫احا ف‬
ْ ُ‫اب مَلْ َيت‬% ً َ‫ب‬%‫ص‬ َ ‫ني‬ َ ُ‫ه‬%%َ‫ل اللَّهُ ل‬%ْ %َ‫ةَ مَلْ َي ْقب‬%‫الرابِ َع‬
َ ‫اَل ةً َْأربَع‬%‫ص‬ َ %‫ِإ ْن َع‬%َ‫ه ف‬%%‫اب اللَّهُ َعلَْي‬%
َّ ‫اد‬% َ %َ‫اب ت‬% َ %َ‫ِإ ْن ت‬%َ‫احا ف‬
ً َ‫ب‬%‫ص‬َ ‫ني‬ َ ‫َْأربَع‬
ِ ‫علَي ِه وس َقاه ِمن نَه ِر اخْل ب ِال قِيل يا َأبا عب ِد الرَّمْح ِن وما َنهر اخْل ب ِال قَ َال َنهر ِمن ص ِد‬
‫يد َْأه ِل النَّا ِر‬ َ ْ ٌْ ََ ُ ْ َ َ َ َْ َ َ َ ََ ْ ْ ُ َ َ ْ َ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami
[Jarir bin Abdul Hamid] dari [Atha` bin As Sa`ib] dari [Abdullah bin Umair] dari [bapaknya]
ia berkata; [Abdullah bin Umar] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Siapa yang meminum khamer, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama empat puluh
hari, jika ia bertaubat, maka Allah akan menerima taubatnya. Akan tetapi, jika ia kembali
melakukannya, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama empat puluh hari, jika ia
bertaubat, maka Allah akan menerima taubatnya, namun jika ia kembali lagi melakukannya,
maka Allah tidak akan menerima lagi shalatnya selama empat puluh hari, bila ia bertaubat
Allah akan menerima taubatnya. Apabila ia kembali melakukannya pada kali keempat, maka
Allah tidak menerima shalatnya selama empat puluh hari. Dan setelah itu, jika ia bertaubat,

21
Allah tidak akan menerima taubatnya, dan ia akan diberi minum dari sungai Khabal." kemudian
ditanyakan, "Wahai Abu Abdurrahman, apakah itu sungai Al Khabal?" ia menjawab, "Yaitu
sungai dari darah dan nanah penghuni neraka." (H.R At-Tirmidzi)
c. Hamim, yaitu air mendidih dan sangat panas. terdapat dalam Hadis Nabi SAW.

‫صلَّى‬ َ ِّ ‫الس ْم ِح َع ْن ابْ ِن ُح َجْيَر َة َع ْن َأيِب ُهَر ْيَر َة َع ْن النَّيِب‬


َّ ‫يد َع ْن َأيِب‬ ُ ِ‫َأخَبَرنَا َسع‬
َ ‫يد بْ ُن يَِز‬ ِ
ْ ‫َأخَبَرنَا َعْب ُد اللَّه‬
ْ ‫َح َّدثَنَا ُس َويْ ٌد‬
‫ت َما يِف َج ْوفِ ِه َحىَّت‬ ِ ِِ
ُ ‫ص ِإىَل َج ْوفه َفيَ ْسل‬ َ ُ‫يم َحىَّت خَي ْل‬
ِ ِِ
ُ ‫ب َعلَى ُرءُوسه ْم َفَيْن ُف ُذ احْلَم‬ ُّ ‫ص‬ ِ ‫ِإ‬ َّ ِ َّ
َ ‫اللهُ َعلَْيه َو َسل َم قَ َال َّن احْلَم‬
َ ُ‫يم لَي‬
‫اد َك َما َكا َن‬ َّ ‫مَيُْر َق ِم ْن قَ َد َمْي ِه َو ُه َو‬
ُ ‫الص ْهُر مُثَّ يُ َع‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Suwaid] telah mengabarkan kepada kami
[Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Yazid] dari [Abu as Samh] dari [Ibnu
Hujairah] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Sesungguhnya air yang panas tersebut pasti akan dituangkan ke atas kepala mereka, maka air
panas tersebut menembus hingga masuk ke dalam perutnya dan memotong segala sesuatu yang
berada dalam perutnya hingga keluar dari kedua telapak kakinya dalam bentuk cairan.
Kemudian dia dikembalikan (utuh) sebagaimana sebelumnya." (H.RAt-Tirmidzi).
4. Adapun pakaian para ahli neraka itu adalah api pula.

Terdapat dalam firman Allah Surah al-Hajj Ayat 19-22. terdapat dalam hadist Nabi SAW.

Dari Abi Malik Al-Asy’ari R.A., ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang yang
menjerit-jerit ketika ditinggal mati oleh keluarganya, jika ia tidak bertaubat sebelum mati, maka
pada hari kiamat ia akan dibangkitkan dengan memakai pakaian dari pelangkin ter.” (H.R
Muslim).
5. Neraka Jahannam itu mengelilingi seluruh orang yang tersiksa didalamnya, dipagari dari
segenap penjuru. Jadi api itulah yang merupakan naungan dan alas tubuhnya, terdapat dalam
firman Allah SWT dalam Surah Al-A’raf ayat 40-41.

6. Ikatan, belenggu, rantai, dan palu penghuni neraka. Terdapat dalam Hadis Nabi SAW.

ٍ‫امِل‬%‫ي َع ْن َس‬ِّ ‫ه ِر‬%ْ ‫الز‬


ُّ ‫ر َع ْن‬%ٌ ‫م‬%َ ‫ا َم ْع‬%َ‫َأخَبَرن‬ ِ
ْ ‫رزَّاق‬%َّ%‫د ال‬%ُ %‫ا َعْب‬%َ‫َأخَبَرن‬
ٍ ِ ُ ‫ف‬%ْ َّ‫د والل‬%ٍ ‫د بن مُح ي‬%ُ ‫ر ِاهيم وعب‬%‫حق بن ِإب‬%‫دثَنا ِإس‬%َّ ‫ح‬%
ْ ‫ااَل‬%َ‫د ق‬%%‫ظ ل َعْب‬ َ َْ ُ ْ ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َ َ
ِ ِ َّ َ‫ا ق‬%َ‫لَّ َم ِإذَا َرَأى ُرْؤ ي‬%‫ه َو َس‬%ِ %‫لَّى اللَّهُ َعلَْي‬%‫ص‬ ِ ِ ِ
‫لَّى‬%‫ص‬ َ ‫ول اللَّه‬%‫ َها َعلَى َر ُس‬%‫ص‬ َ ‫ول اللَّه‬%‫اة َر ُس‬%%َ‫الر ُج ُل يِف َحي‬
َّ ‫َع ْن ابْ ِن عُ َمَر قَ َال َكا َن‬
‫ت‬ُ ‫ا َو ُكْن‬%%ً‫ابًّا َعَزب‬%‫ا َش‬%%‫ت غُاَل ًم‬ ُ ‫ال َو ُكْن‬% َ %َ‫لَّ َم ق‬%‫ه َو َس‬%ِ %‫لَّى اللَّهُ َعلَْي‬%‫ص‬ َ ِّ ‫ َها َعلَى النَّيِب‬%‫ص‬ ُّ ُ‫ا َأق‬%%َ‫ت َأ ْن ََأرى ُرْؤ ي‬ ِ
ُ ‫لَّ َم َفتَ َمنَّْي‬%‫ه َو َس‬%%‫اللَّهُ َعلَْي‬
‫ َذ َهبَا يِب ِإىَل النَّا ِر‬%َ‫َأخ َذايِن ف‬ َّ ‫ت يِف الن َّْوِم َك‬
%َ ِ ‫َأن َملَ َكنْي‬% ِ
ُ ْ‫رَأي‬%َ ‫لَّ َم َف‬%‫ه َو َس‬%‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي‬
ِ ِ ِ ِِ
َ ‫َأنَ ُام يِف الْ َم ْسجد َعلَى َع ْهد َر ُسول اللَّه‬
‫وذُ بِاللَّ ِه ِم ْن النَّا ِر‬%ُ‫ول َأع‬% ِ ‫ِ ِإ‬ ِ ‫ِ ِإ‬ ِ ‫ِإ‬
ُ ُ‫ت َأق‬ ٌ َ‫ا ن‬%‫ريَنْ الْبْئ ِر َو َذا ف َيه‬%ْ ‫ان َك َق‬%َ‫ا َقْرن‬%َ‫فَ َذا ه َي َمطْ ِويَّةٌ َكطَ ِّي الْبْئ ِر َو َذا هَل‬
ُ ‫ر ْفُت ُه ْم فَ َج َع ْل‬%َ ‫ ْد َع‬%َ‫اس ق‬%
ُ‫ة‬%‫ص‬
َ ‫ْت َها َح ْف‬%‫ص‬ َّ ‫ةَ َف َق‬%‫ص‬
َ ‫ُت َها َعلَى َح ْف‬%‫ص‬ ْ‫ص‬ َ ‫ر ْع َف َق‬%َ ‫ال يِل مَلْ ُت‬% َ ‫ك َف َق‬% ٌ َ‫َأعُوذُ بِاللَّ ِه ِم ْن النَّا ِر َأعُوذُ بِاللَّ ِه ِم ْن النَّا ِر قَ َال َفلَ ِقَي ُه َما َمل‬
‫صلِّي ِم ْن اللَّْي ِل‬ ِ
َ ُ‫الر ُج ُل َعْب ُد اللَّه لَ ْو َكا َن ي‬ َّ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم نِ ْع َم‬ ِ
َ ُّ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َف َق َال النَّيِب‬
ِ ِ
َ ‫َعلَى َر ُسول اللَّه‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan ['Abad bin Humaid]
dan lafazh ini milik 'Abad dia berkata; Telah mengabarkan kepada kami ['Abdur Razzaq]; Telah
mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ibnu 'Umar] dia
berkata; 'Apabila ada seseorang yang bermimpi, pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, maka ia pun akan menceritakan mimpi itu kepada Rasulullah, hingga saya juga ingin
sekali bermimpi dan menceritakannya kepada beliau. Ketika remaja, pada masa Rasulullah,
saya pernah tertidur di masjid. Dalam tidur itu saya bermimpi bahwa ada dua malaikat yang
menangkap saya dan membawa saya ke neraka yang tepinya berdinding seperti sumur dengan
dua tali seperti tali sumur. Ternyata di dalam sumur tersebut ada beberapa orang yang saya
kenal dan segera saya ucapkan: 'Aku berlindung kepada Allah dari siksa neraka. Aku
berlindung kepada Allah dari siksa neraka. Aku berlindung kepada Allah dari siksa neraka.' Tak
lama kemudian, kedua malaikat tersebut ditemui oleh satu malaikat lain dan ia berkata kepada
saya; 'Kamu akan aman.' Lalu saya ceritakan mimpi saya itu kepada Hafshah dan Hafshah
menceritakannya kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah bersabda: 'Sebaik-baik orang
adalah Abdullah bin 'Amru, jika ia berkenan melaksanakan shalat di sebagian malam.' (H.R
Bukhari dan Muslim).
7. Para Ahli neraka itu tertutup sama sekali dari Allah Ta’ala, baik kenikmatannya maupun melihat
Dzat-Nya yang Maha Mulia itu dan yang demikian ini pun merupakan sesangat-sangat macam
penyiksaan yang mereka derita. Terdapat dalam firman Allah SWT surah Al-Muthaffifin ayat 15.

8. Para Ahli neraka itu setiap kali sudah hangus-hangus dan matang kulitnya, lalu oleh Allah ta’ala
diganti dengan kulit baru yang lain lagi, untuk lebih menyangatkan siksaan secara terus-menerus.
Terdapat dalam firman Allah SWT dalam Surah An-nisa’ ayat 56.

23
9. Karena sudah tidak kuat dan tidak tertahannya siksa itu bagi para ahli neraka, maka sampai
dapat ditamsilkan andaikata disuruh menebus siksa itu dengan apa saja yang dimiliki, sekalipun
yang dimiliki itu adalah apa-apa yang dicintai. Tetapi pada hari itu sudah tidak ada lagi
kemanfaatannya tebusan sekalipun betapun juga besarnya dan tidak ada pula gunanya harapan-
harapan yang itdak karuan ujung pangkalnya. Hal ini terdapat dalam firman Allah SWT dalam
Surah Al-Ma’arij ayat 11-15.

5. Seringan-ringan Siksa Manusia di Neraka

Di dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan dari An-Nu’man bin Basyir r.a, sesungguhnya
Rasulullah SAW, bersabda sebagai berikut[41]:
‫ه‬%ِ %‫لَّى اللَّهُ َعلَْي‬% ‫ص‬ ِ َ %َ‫ ٍري ق‬% ‫ان ب ِن ب ِش‬% ِ َ ‫ َح‬% ‫يل َع ْن َأيِب ِإ ْس‬ ‫ِإ ِئ‬ ٍ ِ َّ
َ َّ ‫ت النَّيِب‬
ُ ‫ مَس ْع‬: ‫ال‬% َ ْ ‫م‬%َ ‫اق َع ْن الن ُّْع‬ ُ ‫َرا‬% ‫دثَنَا ْس‬%َّ ‫ح‬%َ ‫اء‬%‫ج‬%َ ‫د الله بْ ُن َر‬%ُ %‫دثَنَا َعْب‬%َّ ‫ح‬%َ
‫ا َي ْغلِي‬%‫م‬%َ ‫هُ َك‬%%ُ‫ا ِد َماغ‬%‫م‬%َ ‫ان َي ْغلِي ِمْن ُه‬%
ِ %َ‫ه مَجْرت‬%ِ %‫ص قَ َدمي‬
َ ْ َ ِ َ‫ل َعلَى َأمْخ‬%
ِ ِ ِ
ٌ ‫ج‬%ُ ‫ة َر‬%%‫و َم الْقيَ َام‬%ْ %‫ َذابًا َي‬%‫ل النَّار َع‬%ِ ‫َأه‬ %ْ ‫ول ِإ َّن‬%
%ْ ‫و َن‬%َ ‫َأه‬ ُ %‫لَّ َم َي ُق‬%‫َو َس‬
‫الْ ِم ْر َج ُل َوالْ ُق ْم ُق ُم‬
Artinya: Dari An-Nu’aim bin Basyir, di berkata, “aku mendengar nabi SAW. Bersabda,
‘sesungguhnya ahli neraka yang paling ringan siksaannya paa Hari Kiamat adalah seorang
laki-laki yang diletakkan dua bara api pada bagian lelukan dua telapak kakinya sehingga
membuat otaknya mendidih, sebagaimana halnya periuk yang mendidih dengan wadah untuk
memanaskan air”. (H.R Bukhari)
6. Orang Mukmin itu tidak kekal di dalam Neraka

Diceritakan dalam hadits shahih, bahwa orang mukmin itu tidak akan dikekalkan oleh
Allah di neraka dan yang sedemikan itu memang merupakan kerahmatan Allah kepadanya. Jadi
jelaslah, apabila ada seorang mukmin mengerjakan sesuatu dosa besar dan belum ditebus dengan
hukuman sewaktu ia berada di dunia, baik berupa had, rajam, kifarah dan lain-lain dan pula tidak
pernah melakukan taubat yang nasuha yakni merasa amat menyesal dan berniat hendak
meninggalkannya untuk selama-lamanya dan pula tidak pernah terkena bahaya atau musibah,
baik berupa sakit atau apa saja dianggap sebagai tebusan dosa besarnya tadi, padahal sudah
semestinya bahwa orang tersebut paasti akan dihisab oleh Allah Ta’ala segala amal
perbuatannya.[42] Jadi Allah akan mengadakan timbangan mizan diantara semua amal-amal
shalih yang pernah dilakukan oleh orang tadi dan antara semua kemaksiatannya yang belum
ditobati. Jikalau kebaikannya lebih banyak, maka sudah barang tentu masuk kedalam surga,
demikian pula jikalau diantara kebaikan dan keburukannya itu sama, maka Insya Allah orang itu
akan memperoleh kerahmatannya sehingga semua keburukannya diampunkan oleh Allah dan
akhirnya dapatlah ia masuk surga.
Adapun sekiranya seorang mukmin keburukannya itu lebih banyak dari pada kebaikannya,
maka apabila Allah Ta’ala tidak mengarunia pengampunan padanya, maka sudah pastilah bahwa
ia akan dimasukkan ke dalam neraka untuk sementara waktu, sedang lamanya di dalam neraka
untuk disiksa itu adalah mengikuti besar kecilnya atau berat ringannya dosa yang dilakukan.
Jikalau dianggap oleh Allah sudah cukup ia menjalani hukumannya, maka dimasukkanlah ia
dalam golongan manusia-manusia yang telah suci dari segala dosa dan sejak saat itulah ia akan
diangkat dari neraka dan selanjutnya dimasukkanlah ia ke dalam surga untuk selama-lamanya
yakni kekal disitu sebab sekali masuk surga pasti akan kekal.
Diceritakan dalam sebuah hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri, Nabi Muhammad SAW
bersabda,
ِ ِّ ‫ ْد ِر‬%ُ‫يد اخْل‬ ٍ ِ‫ك عن عم ِرو ب ِن حَي الْمازِيِن عن َأبِ ِيه عن َأيِب سع‬ ِ ِ ‫ِإ‬
ِّ ‫هُ َع ْن النَّيِب‬%%‫ َي اللَّهُ َعْن‬%‫ي َرض‬ َ َْ ْ َ ِّ َ ‫يل قَ َال َح َّدثَيِن َمال ٌ َ ْ َ ْ ْ ْىَي‬ ُ ‫َح َّد َثنَا مْسَاع‬
‫ا َن يِف‬%‫ك‬%َ ‫وا ِم ْن النَّا ِر َم ْن‬%%‫َأخ ِر ُج‬
ْ ‫اىَل‬%‫ول اللَّهُ َت َع‬% ُ %‫َّار مُثَّ َي ُق‬ ِ %ْ ‫ل اجْلَن َِّة اجْلَنَّةَ َو‬% َ %َ‫لَّ َم ق‬%‫ه َو َس‬%ِ %‫لَّى اللَّهُ َعلَْي‬%‫ص‬
َ ‫ل النَّار الن‬% ُ ‫َأه‬ ُ ‫َأه‬
%ْ ‫ ْد ُخ ُل‬%َ‫ال ي‬% َ
‫و َن‬%ُ‫ِك َفَيْنبُت‬ٌ ‫ك َمال‬ ِ ِ ٍ ِ ِ ٍ
َّ %‫اة َش‬%َ‫ا َْأو احْلَي‬%َ‫ه ِر احْلَي‬%َ ‫و َن يِف َن‬%ْ ‫ َو ُّدوا َفُي ْل َق‬%‫ ْد ا ْس‬%َ‫ا ق‬%‫و َن مْن َه‬%‫ال َحبَّة م ْن َخ ْر َد ٍل م ْن ِإميَان َفيُ ْخَر ُج‬ ِ ِ
ُ ‫َقْلبِه م ْث َق‬
َ ‫السْي ِل َأمَلْ َتَر َأن ََّها خَت ُْر ُج‬ ِ ِ‫ت احْلِبَّةُ يِف َجان‬
َ‫ص ْفَراء‬ َّ ‫ب‬ ُ ُ‫َك َما َتْنب‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata, telah menceritakan kepada
kami [Malik] dari ['Amru bin Yahya Al Mazani] dari [bapaknya] dari [Abu Sa'id Al Khudri]
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Ahlu surga telah masuk ke surga dan
Ahlu neraka telah masuk neraka. Lalu Allah Ta'ala berfirman: "Keluarkan dari neraka siapa
yang didalam hatinya ada iman sebesar biji sawi". Maka mereka keluar dari neraka dalam
kondisi yang telah menghitam gosong kemudian dimasukkan kedalam sungai hidup atau
kehidupan. -Malik ragu. - Lalu mereka tumbuh bersemi seperti tumbuhnya benih di tepi aliran

25
sungai. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana dia keluar dengan warna kekuningan (H.R
Bukhari)
7. Syafa’at Bagi Orang Yang Bermaksiat

Kecuali memberi syafa’at ‘udhma, Rasulullah SAW, juga memberikan pula syafa’at yang
lain sesudah menerima izin dari Allah SWT dan setelah habisnya waktu hukuman penyiksaan.
Wujudnya syafa’at itu ialah dengan cara mengeluarkan orang yang bermaksiat dari api neraka.
Di dalam hadits-hadits shahih banyak sekali keterangan-keterangan, bahwa Nabi Muhammad
SAW, itu memberikan syafa’at kepada orang-orang yang menjalankan dosa-dosa besar sesudah
masuk neraka. Allah Ta’ala mengabulkan permohonan syafa’at beliau SAW itu dan orang-orang
yang dimintakan itu lalu dikeluarkan dari neraka. Syafa’at yang Demikian perlunya ialah untuk
menunjukkan betapa mulianya orang yang memberikan syafa’at itu disisi Allah. Juga untuk
menyatakan kelebihan dan keutamaan Rasulullah. Terdapat dalam sebuah Hadis:
‫ا َع ْن‬%‫م‬%َ ‫ َي اللَّهُ َعْن ُه‬%‫نْي ٍ َر ِض‬%‫ص‬ ِ ٍ
َ ‫را ُن بْ ُن ُح‬%َ ‫م‬%ْ ‫د َثنَا ع‬%َّ ‫ح‬%َ ‫اء‬%‫ج‬%َ ‫و َر‬%%ُ‫دثَنَا َأب‬%َّ ‫ح‬%َ ‫وا َن‬%َ ‫ك‬%ْ َ‫ ِن بْ ِن ذ‬%‫دثَنَا حَيْىَي َع ْن احْلَ َس‬%َّ ‫ح‬%َ ‫َّد‬
ٌ ‫د‬%‫دثَنَا ُم َس‬%َّ ‫ح‬%َ
‫ َّم ْو َن‬% ‫ ْد ُخلُو َن اجْلَنَّةَ يُ َس‬% َ‫لَّ َم َفي‬% ‫ه َو َس‬%ِ %‫لَّى اللَّهُ َعلَْي‬% ‫ص‬ ٍ ِ ‫ َف‬% ‫وم ِمن النَّا ِر بِش‬%%‫رج َق‬%% ْ ‫ال خَي‬% ِ
َ ‫اعة حُمَ َّمد‬
َ َ ْ ٌ ْ ُ ُ َ % َ‫لَّ َم ق‬% ‫ه َو َس‬%%‫لَّى اللَّهُ َعلَْي‬% ‫ص‬ َ ِّ ‫النَّيِب‬
‫ني‬ ِ
َ ِّ‫اجْلَ َهنَّمي‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami
[Yahya] dari [Al Hasan bin Dzakwan] telah menceritakan kepada kami [Abu Raja'] telah
menceritakan kepada kami [Imran bin Husain] radliallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Ada sekelompok kaum yang keluar dari neraka karena
syafaat Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam, lantas mereka masuk surga dan mereka diberi
julukan 'jahannamiyun (mantan penghuni neraka jahannam)." (H.R Bukhari)
8. Neraka Tertutup Oleh Sahwat

Rasulullah shallAllahu’alaihi wasallam bersabda,


َ %َ‫لَّ َم ق‬%‫ه َو َس‬%ِ %‫لَّى اللَّهُ َعلَْي‬%‫ص‬ ِ َ ‫َأن رس‬ ِ ِّ ‫ك عن َأيِب‬ ِ ِ ‫ِإ‬
‫ال‬% َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫اَأْلعَر ِج َع ْن َأيِب ُهَر ْيَر َة‬
ْ ‫الزنَاد َع ْن‬ ْ َ ٌ ‫يل قَ َال َح َّدثَيِن َمال‬
ُ ‫َح َّدثَنَا مْسَاع‬
‫ت اجْلَنَّةُ بِالْ َم َكا ِر ِه‬ ِ ِ ‫ح ِجبت النَّار بِالش‬
ْ َ‫َّه َوات َو ُحجب‬َ ُ َْ ُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Ismail] mengatakan, telah menceritakan
kepadaku [Malik] dari [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu,
bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Neraka dikelilingi dengan
syahwat (hal-hal yang menyenangkan nafsu), sedang surga dikelilingi hal-hal yang tidak
disenangi (nafsu)." (H.R Bukhari)
Imam Al-Qurthubi Rahimahullah, mengatakan, perumpamaan hadits ini menerangkan
bahwa, surga tidak dapat diraih kecuali dengan mengalahkan perasaan tidak suka dalam suatu
perintah atau laranga, dan bersabar dalam melakukannya. Sedangkan neraka itu tidak dapat
dihindari kecuali dengan meninggalkan pemuasan keinginan (syahwat), dan mensucikan diri dari
keinginan itu.

Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa seseorang itu tidak akan masuk surga sehingga
mengamalkan perkara-perkara yang dibenci jiwa, begitupula sebaliknya seseorang itu tidak akan
masuk neraka sehingga ia mengamalkan perkara-perkara yang disenangi oleh syahwat. Demikian
itu dikarenakan ada tabir yang menghiasi surga dan neraka berupa perkara-perkara yang dibenci
ataupun yang disukai jiwa. Barangsiapa yang berhasil membuka tabir maka ia akan sampai
kedalamnya. Tabir surga itu dibuka dengan amalan-amalan yang dibenci jiwa dan tabir neraka
itu dibuka dengan amalan-amalan yang disenangi syahwat. Diantara amalan-amalan yang
dibenci jiwa seperti halnya bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah Ta’ala serta
menekuninya, bersabar disaat berat menjalankannya, menahan amarah, memaafkan orang lain,
berlaku lemah lembut, bershadaqah, berbuat baik kepada orang yang pernah berbuat salah,
bersabar untuk tidak memperturutkan hawa nafsu dan yang lainnya.Sementara perkara yang
menghiasi neraka adalah perkara-perkara yang disukai syahwat yang jelas keharamannya seperti
minum khamr, berzina, memandang wanita yang bukan mahramnya (tanpa hajat), menggunjing,
bermain musik dan yang lainnya.
Adapun syahwat yang mubah maka tidak termasuk dalam hal ini.Namun makruh
hukumnya bila berlebih-lebihan karena dikhawatirkan akan menjerumuskan pada perkara-
perkara haram, setidaknya hatinya menjadi kering atau melalaikan hati untuk melakukan
ketaatan bahkan bisa jadi hatinya menjadi condong kepada gemerlapnya dunia.”(Syarhun
Nawawi ‘ala Muslim, Asy-Syamilah).

27
Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Baari berkata,
“Yang dimaksud dengan al-makarih (perkara-perkara yang dibenci jiwa) adalah perkara-
perkara yang dibebankan kepada seorang hamba baik berupa perintah ataupun larangan dimana
ia dituntut bersungguh-sungguh mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan
tersebut.Seperti bersungguh sungguh mengerjakan ibadah serta berusaha menjaganya dan
menjauhi perbuatan dan perkataan yang dilarang Allah Ta’ala. Penggunaan kata al-makarih
disini disebabkan karena kesulitan dan kesukaran yang ditemui seorang hamba dalam
menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Adapun yang dimaksud syahwat disini adalah
perkara-perkara yang dilakukan untuk menikmati lezatnya dunia sementara syariat
melarangnya.Baik karena perbuatan tersebut haram dikerjakan maupun perbuatan yang membuat
pelakunya meninggalkan hal yang dianjurkan. Seakan akan Nabi shallAllahu’alaihi wasallam
mengatakan seseorang tidaklah sampai ke surga kecuali setelah melakukan amalan yang dirasa
begitu sulit dan berat. Dan sebaliknya seseorang tidak akan sampai ke neraka kecuali setelah
menuruti keinginan nafsunya. Surga dan nereka dihijabi oleh dua perkara tersebut, barangsiapa
membukanya maka ia sampai kedalamnya. Meskipun dalam hadits tersebut menggunakan
kalimat khabar (berita) akan tetapi maksudnya adalah larangan.”(Fathul Baari 18/317, Asy-
Syamilah).

C. Atheis dan Agonistik dalam perspektif islam


1. Pengertian Atheis dan Agonistik
Seorang atheis tidak percaya pada keberadaan Tuhan atau makhluk ilahi. Kata atheis
berasal dari bahasa Yunani, atheos, yang dibangun dari akar kata a- (“tanpa”)
dan theos (“dewa”). Ateisme adalah doktrin atau kepercayaan bahwa tidak ada tuhan.
Sebaliknya, kata agnostik mengacu pada orang yang tidak percaya pada tuhan atau
doktrin agama. Agnostik menegaskan bahwa tidak mungkin untuk mengetahui bagaimana alam
semesta diciptakan dan apakah makhluk ilahi ada atau tidak.Kata agnostik diciptakan oleh ahli
biologi TH Huxley dan berasal dari bahasa Yunani ágnōstos, yang berarti “tidak diketahui atau
tidak dapat diketahui.” Doktrin tersebut dikenal sebagai agnostisisme .Baik atheis dan agnostik
juga dapat digunakan sebagai kata sifat. Kata sifat ateistik juga digunakan dan kata agnostik
juga dapat digunakan secara lebih umum di luar konteks agama untuk menggambarkan
pendirian yang tidak menganut pendapat, argumen, dan lain sebagainya. atheis dan agnostik
sering dikacaukan dengan adanya frasa “teis” dan “deis”. Seorang teis adalah kebalikan dari
seorang ateis. Teis percaya akan adanya Tuhan atau dewa.
Kata deis mengacu pada seseorang yang percaya pada Tuhan. Namun,
seorang deis percaya bahwa sementara Tuhan menciptakan alam semesta, hukum alam
menentukan cara alam semesta bermain. Deis sering dihubungkan dengan teori alam semesta
jarum jam Isaac Newton, yang membandingkan alam semesta dengan jam yang telah diputar
dan digerakkan oleh Tuhan, tetapi diatur oleh hukum sains.6
Mengenai doktrin ini, KH. Hasyim Asy’ari juga mengutip sabda Rasul bahwa iman
adalah perbuatan yang paling di cintai Tuhan dan menyekutukan Tuhan adalah kebalikan dari
iman. Selain itu dengan mengutip, beberapa ulama’KH.Hasyim Asy’ari telah mengatakan
bahwa percaya kepada keesaan Tuhan membutuhkan iman dan siapa saja yang tidak memiliki
iman tidak akan percaya kepada keesaan Tuhan.
2. Konsekuensi atheisme dan agnostik dalam perspektif islam
Menjelaskan bahwa Pertama; penyangkalan terhadap agama apapun yang
berkembang. Atau penerimaan terhadap semua agama sekaligus karena semuanya mungkin
benar. Yang manapun seorang agnostik tidak mungkin dapat menerima doktrin agama,
sehingga pada akhirnya ia hanya akan kembali kepada posisinya yang tidak beragama.
Kedua; tak ada tujuan hidup, kecuali untuk dirinya sendiri. Atau mengabdikan diri
untuk kemanusiaan namun tanpa memiliki parameter yang baku akan benar dan salah kecuali
syahwatnya sendiri. Bahkan benar dan salah akan selalu menjadi sesuatu yang relatif, dan
tidak ada yang absolut dalam hidup ini. Kebenaran adalah yang semata-mata nampak di depan
mata.
Ketiga; tidak memiliki standar nilai atau moralitas, kecuali syahwatnya sendiri atau
konsensus yang diterima oleh masyarakat. Karena kebenaran adalah suatu hal yang relatif,
maka standar nilai atau moralitas pun akan menjadi relatif. Perselingkuhan akan dapat
dibenarkan dengan alasan yang tepat, ini hanya salah satu contoh. Dari ketiga poin diatas,
terlihat jelas kemiripan antara konsekuensi agnostisisme dengan konsekuensi atheisme
terhadap seseorang. Hanya saja ada perbedaan ideologis yang menjadi latar belakang

6
https://www.gramedia.com/literasi/agnostik-adalah/#:~:text=Perbedaan%20Agnostik%20dan%20Ateis,-Sumber
%3A%20Truth%20Seeker&text=Ateisme%20adalah%20doktrin%20atau%20kepercayaan,makhluk%20ilahi
%20ada%20atau%20tidak.

29
keduanya, sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya. Lalu bagaimana Islam menjawab
keraguan dari seorang agnostik? “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an
yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang
semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang
yang benar.” (QS. 2:23) Sederhana saja. Kalau Al Qur’an bukan bukti nyata keberadaan
Tuhan yang dapat diterima dengan akal sehat, silahkan menjawab tantangan ini. Kalau tidak
bisa memenangkan tantangan ini, jelas berarti klaim Al Qur’an adalah benar dan ternyata
keberadaan Tuhan dapat diterima dengan akal sehat dalam kapasitasnya. Perlihatkanlah klaim
dari Al Qur’an yang menunjukkan supremasinya diatas akal manusia, sebagaimana
difirmankan oleh Allah Ta’ala : “Tidaklah mungkin Al Qur’an ini dibuat oleh selain Allah;
akan tetapi (Al Qur’an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan
hukumhukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari
Tuhan semesta alam.” (QS. 10:37) Al Qur’an, sebuah bukti nyata yang terang benderang dan
menunjukkan kesalahan pola pikir mereka yang didasari oleh asumsi-asumsi manusia tanpa
kebenaran sama sekali. Namun jika setelah itu, mereka masih berbantah-bantahan maka
selesaikanlah dengan firman Allah Ta’ala : “Dan apakah mereka tidak memperhatikan
bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah kuasa (pula) menciptakan yang
serupa dengan mereka, dan telah menetapkan waktu yang tertentu bagi mereka yang tidak ada
keraguan padanya? Maka orang-orang lalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran.” (QS.
17:99) Lalu lakukanlah sebagaimana Allah swt perintahkan dalam firman-Nya : “Jadilah
engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada
orang-orang yang bodoh.” (QS. 7:199)
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Surga merupakan tempat balasan bagi orang-orang yang beriman serta taat, di
dalamnya diberikan segala kenikmatan, tanpa ada sedikitpun rasa kesakitan. Namun, segala
gambaran kenikmatannya tidak akan pernah dapat terbayangkan, dan tidak akan pernah
terlintas dalam pikiran maupun hati.
Neraka merupakan tempat balasan bagi orang-orang kafir dan juga orang beriman
yang tidak taat. Di dalamnya diberikan segala kepedihan dan kesakitan, tidak ada sedikitpun
kenikmatan, ini merupakan tempat pembalasan keadilan bagi yang tidak menaati atura-Nya
selagi di dunia.
Kepercayaan setiap individu dalam meyakini suatu aliran kepercayaan maupun agama
merupakan hak preogratif masing-masing. Toleransi akan keberagaman budaya dan agama di
indonesia diharapkan agar selalu terjaga dan tidak menimbulkan dampak yang negatif.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa agnostisisme menyatakan bahwa Tuhan mungkin
menciptakan alam semesta beserta manusia didalamnya, dan beberapa yakin bahwa memang

31
Tuhan yang menciptakan, namun tanpa tujuan untuk apa dan alasan mengapa Tuhan
menciptakan itu semua. Atau dengan bahasa yang lebih sederhana, Tuhan ‘iseng’ kemudian
menciptakan alam semesta dengan manusia didalamnya.
Kepercayaan setiap individu dalam meyakini suatu aliran kepercayaan maupun agama
merupakan hak preogratif masing-masing. Toleransi akan keberagaman budaya dan agama di
indonesia diharapkan agar selalu terjaga dan tidak menimbulkan dampak yang negatif.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa agnostisisme menyatakan bahwa Tuhan mungkin
menciptakan alam semesta beserta manusia didalamnya, dan beberapa yakin bahwa memang
Tuhan yang menciptakan, namun tanpa tujuan untuk apa dan alasan mengapa Tuhan
menciptakan itu semua. Atau dengan bahasa yang lebih sederhana, Tuhan ‘iseng’ kemudian
menciptakan alam semesta dengan manusia didalamnya.

B. Saran
Demi kesempurnaan makalah ini, kami mengharapkan masukan yang membangun.
Semoga bermanfaat dan senantiasa menjadi manusia yang selalu menjaga atau memelihara
Al-Qur’an dengan baik. Sebagai bahan kajian yang baik maka perlu untuk mengkaji setiap
apa yang disajikan di dalamnya
DAFTAR PUSTAKA

Daniel Ronda, “Doktrin Tentang Surga: Relevansinya Bagi Tugas Misi Sedunia” dalam Jurnal
Jaffray, Vol. 12, No. 2, Oktober 2014, hal. 203
‘Abdul Halim Bin Muhammad Nashshar as-Salafi, Shifatul Jannah Fil Qur’anuul Kariim,
diterjemahkan oleh Fajar Kurnianto menjadi Pesona Surga, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i,
2011), hal. 64-65
Choiran A. Marzuki, Qiamat Surga dan Neraka, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997), hal. 183
Syaikh Mahir Ahmad Ash-Shufi, Jinan al- Khuld Na’imuha wa Qushuruha wa Huuruha, an-
Naar, Ahwaluha wa adaabuha, diterjemahkan oleh Agus Suwandi menjadi Seri Ensikolpedi
Hari Akhir-3: Surga Neraka, (Jakarta: Ummul Qura, 2012), hal. 28
Muhammad bin Ibrahim An-Nu’aim, Kaifa Tarfau Darojatuka Fi ‘l-Jannah, diterjemahkan oleh
Jabir Al-Bassam menjadi Memesan Kursi Tertinggi di Surga, (Surakarta: Wacana Ilmiah Press,
2011), hal. 11-12
https://www.gramedia.com/literasi/agnostik-adalah/#:~:text=Perbedaan%20Agnostik%20dan
%20Ateis,-Sumber%3A%20Truth%20Seeker&text=Ateisme%20adalah%20doktrin%20atau
%20kepercayaan,makhluk%20ilahi%20ada%20atau%20tidak.

33

Anda mungkin juga menyukai