Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PSIKOLOGI UMUM

KESADARAN

DOSEN PENGAMPU : H. Khalid ,M.Pd

Kelompok 12 :

Nur Azizah (2101111812) Nur Husna (2101111813)


Syahida Amalia (2101111822) Nor Halisa (2101111835)
Rizki Amalia (2101111817) Nortiawati (2101111811)
Qurratul Ainy (2101111814) Melda Julaiha (2101111803)

Elsi Saputri (2101111796)


Muhammad Syahrul Hidayat (2101111824)
Muhammad Fajar Agustus Saputra (2101111769)
Ayatullah Husaini Asraf (2101111792)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FALAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARBARU
2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt senantiasa kami ucapkan, atas limpahan
rahmat dan karunia serta nikmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini yang berjudul “ KESADARAN ” Penulisan makalah ini merupakan tugas mata kuliah
Psikologi Umum . Prodi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Al Falah
Banjarbaru.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mendapat bimbingan dan pengarahan dari
dosen pengampu bapak H. Khalid, M.Pd.
Oleh karena itu, dengan hati yang tulus ikhlas kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
dosen pengampu. Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada kami
dengan sebaik-baik balasan. Amin ya Robbal Alamin.
Akhirnya kami menyadari akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu, kritik
dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan dari berbagai pihak demi peningkatan
kualitas penulisan makalah ini.

Banjarbaru , 29 Juni 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar isi ............................................................................................................... iii
BAB I  PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3. Tujuan............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1. Pengertian Kesadaran.......................................................................................2
2.2. Bentuk Kesadaran .......................................................................................... 2
2.2.1. Kesadaran Yang Telah Luput Selama-Lamanya......................................... 2
2.2.2. Kesadaran Semu...........................................................................................2
2.2.3. Kesadaran Hakiki.........................................................................................2
BAB III PENUTUP................................................................................................6
3.1. Kesimpulan......................................................................................................6
3.2. Saran................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Ilmu keperawatan mencakup pengetahhuan tentang individu, keluarga, dan masyarakat
tentang kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan spiritualnya.  Pada umumnya, yang
diutamakan dan sangat diperdulikan oleh masyarakat adalah kebutuhan biologis.  Namun
sebenarnya kebutuhan yang lainnya sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan fungsi
biologis.  Sebab, kesemuanya itu berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Psikologis, baik perawat maupun tim kesehatan yang lainnya harus memahami betul hal
tersebut.  Bahkan setiap individu juga perlu mengetahuinya demi kesempurnaan
hidupnya.  Dalam ilmu psikologi terdapat teori tentang kesadaran dan ketidak sadaran.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis menyusun makalah dengan judul “Bentuk-Bentuk
Kesadaran”.

1.2. Rumusan Masalah 


Berdasarkan judul dan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah yaitu bentuk-
bentuk kesadaran. 

1.3. Tujuan
Berdasarkan judul, latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penyusunan makalah ini
yaitu untuk memaparkan bentuk-bentuk kesadara

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kesadaran
Kesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan dengan lingkungannya
serta dengan dirinya sendiri (melalui panca inderanya) dan mengadakan pembatasan terhadap
lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri (melalui perhatian).  Alam sadar adalah alam yang
berisi hasil-hasil pengamatan kita kepada dunia luar.
Kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada
keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman,
bangun (dari tidur) ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik.

2.2. Bentuk Kesadaran


Bentuk kesadaran dapat di bagi menjadi beberapa bagian seperti:
2.1. Kesadaran Yang Telah Luput Selama-Lamanya
Kesadaran jenis ini telah menjadikan seorang manusia menjadi memandang benar seluruh
perbuatannya. Tak peduli lagi dengan rambu-rambu kebenaran. Tak mau mendengar lagi
nasihat-nasihat jalan kebaikan. Bahkan, tak mampu lagi merasakan adanya petunjuk Allah SWT.
Orang dengan kondisi kesadaran jenis ini dalam kehidupannya selalu memandang rendah
kepada sesama. Tak pandang bulu, siapapun manusia yang dilihatnya selalu tampak sisi kelam
dan buruknya bagi dia. Tak dapat lagi dia merasakan getaran kebenaran. Semua tampak benar
baginya. Apa yang dilakukannya seolah kebenaran mutlak baginya.

2.2. Kesadaran Semu


Bentuk kesadaran jenis ini, seperti layaknya arah angin yang selalu berubah-ubah.
Terkadang ia menyadari kekhilafannya. Namun di lain fihak ia pun selalu menggantungkan
nasibnya bukan secara mutlak pada sang penguasa Tak kurang hari ini, bagaimana seorang calon
legislatif bertanya kepada seorang yang pendidikannya jauh di bawah dia. Demi satu hal saja,
bagaimana caranya ia mendapatkan apa yang diinginkannya dengan menjadio seorang anggota
dewan yang terhormat.alam semesta, melainkan kepada orang-orang yang dia anggap "pintar".

2.3. Kesadaran Hakiki


Kesadaran jenis inilah yang seharusnya kita miliki saat ini. Dengan kesadaran hakiki, kita
dapat merasakan bahwa betapa Allah SWT sangat menyayangi kita sepenuhnya. Orang dengan
kesadaran seperti ini melihat kehidupan sebagai jalan untuk menuju kebahagiaan abadi. Tak
gentar akan perkataan orang yang mencibir, tak surut langkah ke belakang demi untuk
mempertahankan tanggung jawab yang diberikan - tanggung jawab dihadapan Sang Pencipta.
Ia merasakan setiap langkahnya dibimbing ke arah yang selalu meningkat menjadi lebih
baik. Dalam setiap keadaan, baik atau buruk, ia selalu dapat merasakan syukur. Ia pun telah
2
mampu menghentikan setiap fitnah hanya sampai di telinganya saja dan tak ada waktu untuk
meneruskan pembahasannya. Ia sanggup untuk selalu berhati-hati ketika tidak ada orang yang
melihat. Karena dalam pandangannya, saat inilah Mata Sang Pengasih menghisab dirinya dengan
tanpa kesalahan sedikitpun. Ia dapat melayangkan senyuman bahagia saat tengah malam
bertemuNya mengadukan segala kekurangannya.
Psikoanalisa membagi kesadaran manusia menjadi tiga area, yaitu sadar (conscious), pra-
sadar (pre-conscious/subconscious), dan tak sadar (unconscious), dimana di dalam area
kesadaran tersebut beroperasi tiga struktur kepribadian: id (yang menggunakan prinsip pleasure-
based), ego (yang menggunakan prinsip reality-based), dan super-ego (yang menggunakan
prinsip value-based).
Behavioristik memandang kesadaran manusia sebagai bentuk yang nampak berupa perilaku,
namun beberapa behavioris-kognitif juga mengakui bahwa di dalam otak manusia terdapat
proses belajar yang turut membentuk kesadaran tersebut. Dalam behavioristik, perilaku-perilaku
abnormal manusia disebut sebagai perilaku maladaptif. Behavioristik meyakini bahwa perilaku-
perilaku maladaptif manusia merupakan hasil belajar yang sifatnya terkondisikan, daripada
mekanisme pertahanan diri ego yang sifatnya impulsif dan neurotis. Hasil belajar tersebut dapat
diperoleh melalui proses pengkondisian—melalui penguatan hubungan stimulus-respon dan/atau
adanya reinforcement, maupun proses kognitif—melalui proses observational learning (social
learning).
Humanistik juga memiliki kacamata yang berbeda, dari psikoanalisa dan behavioristik,
dalam memandang kesadaran manusia, yaitu sebagai usaha pendayagunaan diri untuk mampu
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup hingga mencapai aktualisasi diri. Dengan kata lain,
kesadaran manusia termanifestasi di dalam pemberdayaan diri; manusia dianggap sadar jika
dirinya terus berusaha untuk mencapai aktualisasi diri, sebaliknya, manusia yang berhenti
mengusahakan aktualisasi dirinya dapat dikatakan bahwa ada sebagian kesadarannya yang
terpendam. Karena ketiga perspektif psikologi tersebut—psikoanalisa, behavioristik, dan
humanistik memandang kesadaran manusia secara berbeda dan terpisah sehingga ada fenomena
perilaku manusia yang tidak terdeskripsikan oleh ketiganya, muncul perspektif keempat, yaitu
psikologi transpersonal.
Transpersonal berusaha mengintegrasikan pemahaman tentang kesadaran manusia dari
psikoanalisa, behavioristik, dan humanistik; dan menambahkan satu faktor yang merupakan inti
dari perspektif ini, yaitu transendensi—keadaan dimana manusia berhasil memperoleh personal
consciousness dan mengalami universal consciousness. 

Menurut Maramis bentuk-bentuk kesadaran yaitu:


1. Kesadaran normal.
Adalah suatu bentuk kesadaran yang ditandai individu sadar tentang diri dan lingkungannya
sehingga daya ingat, perhatian dan orientasinya mencakup ruang, waktu dan orang dalam
keadaan baik.
2. Kesadaran menurun

3
 Adalah suatu bentuk kesadaran yang berkurang secara keseluruhan, kemampuan persepsi,
perhatian dan pemikiran.
3. Kesadaran meninggi
Adalah suatu bentuk kesadaran dengan respon yang meninggi terhadap rangsang.
4. Kesadaran waktu tidur
Adalah suatu bentuk kesadaran yang ditandai dengan menurunnya kesadaran secara
reversibel, biasanya disertai posisi berbaring dan tidak bergerak.
5. Kesadaran waktu mimpi
6. Kesadaran waktu disosiasi
Adalah suatu bentuk kesadaran ditandai dengan keadaan memisahkan sebagian tingkah laku
atau kejadian dirinya secara psikologi dari kesadaran.
7. Trance
Adalah keadaan kesadaran tanpa reaksi yang jelas terhadap lingkungan yang biasanya mulai
dengan mendadak.
8. Hipnotis
Adalah kesadaran yang sengaja diubah melalui sugesti.
9. Kesadaran yang terganggu

2.3. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran dibagi menjadi:
1. Komposmetis
Sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun lingkungannya. Pasien dapat menjawab
pertanyaan pemeriksa dengan baik.
2. Apatis
Pasien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.
3. Delirium
Penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus tidur-bangun yang terganggu.
Pasien tampak gaduh, gelisah, kacau, disorientasi dan meronta-ronta.
4. Somnolen (letargie)
Keadaan mengantuk yang masih dapat pulih bila dirangsang, tapi bila rangsang berhenti,
pasien akan tidurb kembali.
5. Sopor (Stupor)
Keadaan mengantuk yang dalam. Bisa dibangunkan dengan rangsang kuat (rangsang nyeri),
tapi pasien tidak bangun sempurna dan tidak dapat memberikan jawaban verbal dengan baik.
6. Semi koma
Penurunan kesadaran yang tidak memberikan respon terhadap verbal, dan tidak dapat
dibangunkan sama sekali, tapi reflex (kornea, pupil) masih baik. Respon nyeri tidak kuat.
7. Koma
4
Penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan tidak ada respon
terhadap rangsang nyeri.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan dengan lingkungannya
serta dengan dirinya sendiri (melalui panca inderanya) dan mengadakan pembatasan terhadap
lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri (melalui perhatian).
5
Bentuk kesadaran meliputi kesadaran yang telah luput selama-lamanya, kesadaran semu, dan
kesadaran hakiki.  Psikoanalisa membagi kesadaran manusia menjadi tiga area, yaitu  sadar
(conscious), pra-sadar (pre-conscious/subconscious), dan tak sadar (unconscious).  Behavioristik
memandang kesadaran manusia sebagai bentuk yang nampak berupa perilaku.  Humanistik
memandang kesadaran manusia termanifestasi di dalam pemberdayaan diri.  Transpersonal
menambahkan satu faktor yang merupakan inti dari perspektif ini, yaitu transendensi—keadaan
dimana manusia berhasil memperoleh personal consciousness dan mengalami universal
consciousness.
Menurut Maramis bentuk-bentuk kesadaran yaitu: Kesadaran normal, Kesadaran menurun,
Kesadaran meninggi, Kesadaran waktu tidur, Kesadaran waktu mimpi, Kesadaran waktu
disosiasi, Trance, Hipnotis, Kesadaran yang terganggu.
Tingkat Kesadaran meliputi:  Komposmetis, Apatis, Delirium, Somnolen (letargie), Sopor
(Stupor), Semi koma, dan Koma.

3.2. Saran
Perawat dan tim kesehatan lainnya penting mengetahui bentuk-bentuk kesadaran.  Bahkan
individu dan masyarakat secara umum pun baik jika mengetahuinya. Agar tingkat kesehatan
masyarakat pada umumnya baik. 

DAFTAR PUSTAKA

http://adieatjong.wordpress.com/2013/07/06/kesadaran-manusia-dalam-perspektif-psikologi/
http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2010/06/3-bentuk-jenis-kesadaran-manusia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadaran
http://iniaku-farid.blogspot.com/2013/03/kesadaran-dan-tingkatannya.html

6
7

Anda mungkin juga menyukai