Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

GEJALA GANGGUAN JIWA PADA MANUSIA NORMAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu kalam

Dosen Pengampu:
AMILATUL KHOIRIYYAH, M.Psi

Disusun Oleh :
ASRORI UBAIDILLAH (2023143200135)
VERI NUR AVANDI (2023143200136)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT ATTANWIR BOJONEGORO
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan pada alloh SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah dengan
berjudul “ Gangguan Psikologi atau Mental“

Tidak lupa juga kami berterimakasih pada segala pihak yang telah turut
memberikan konstribusi dalam penuyusunan karya ilmiah. Tentunya, tidak akan
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penuyusunan ataupun tatabahasa penyampaian dari karya ilmiah ini. Oleh
karena itu kami sangat rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki kembali karya ilmiah ini.

Bojonegoro,07 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................1

A. Latar belakang .....................................................................................................................1

B. Rumusan masalah ................................................................................................................2

C. Metode penelitian ...............................................................................................................2


BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................3

A. Konsep Gangguan Psikologi dan Mental ............................................................................3

B. Macam-Macam Gangguan Psikologis dan Mental..............................................................5

C. Penanganan Gangguan Psikologi dan Mental .....................................................................7


BAB III PENUTUP ..........................................................................................................................12

A. Kesimpulan .......................................................................................................................12
DAFTAR PUSAKA .........................................................................................................................13

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Di era kekinian, dinamika peradaban ummat manusia terus berputar dan mengalami perubahan
dalam khasanah kehidupan bio-psiko- sosial- dan spiritualnya. Perubahanperubahan itu terjadi
sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi, kemajuan sains dan teknologi, serta gerakan
globalisasi. Pola kehidupan manusia cenderung ke arah pola hedonisme, individualisme, dan
permissivisme yang sarat dengan kompetisi, rasionalitas, efektivitas dan efisiensi dalam berbagai
sektor kehidupan yang mengarah kepada kepentingan material.
Memang perubahan-perubahan ini memberikan dampak positif seperti kemudahan fasilitas
transfortasi, komunikasi, dan informasi tetapi juga menimbulkan ekses negatif yang berdampak
deskruktif terhadap keseimbangan bio-psiko- sosial dan spiritual manusia. Fenomena ini bahkan
diungkapkan lebih jauh oleh Hawari seorang psikiater muslim bahwa modernisasi telah membawa
perubahan- perubahan psikososial yang ditandai dengan perubahan-perubahan nilainilai kehidupan
seperti :Pola hidup sederhana dan produktif menjadi pola hidup mewah dan konsumtif; Struktur
keluarga yang semula extendend family cenderung kearah nuclear family sampai kepada single
parent family; bahkan ada kecenderungan masyarakat moderen bercorak sekuler dan serba boleh
(Permissive society); ambisi karir dan materi yang tidak terkendali sehingga dapat mengganggu
hubungan interpersonal baik dalam keluarga maupun masyarakat.(Hawari, 2002). Salah satu
dampak yang ditimbulkan dalam realitas kehidupan manusia masa kini adalah munculnya berbagai
gangguan psikologis seperti depresi.Gangguan depresi ini terjadi akibat adanya suatu kesedihan
yang sangat mendalam.
Perasaan tersebut muncul karena kecewa mengalami situasi yang sama sekali tak terduga dan
tak diharapkan terjadi dalam hidupnya.Hal ini tidak hanya terjadi pada kalangan masyarakat
miskin tetapi juga banyak terjadi pada masyarakat pekerja professional karena mereka menjadi
tidak berdaya di atas kemampuannya sendiri.Akibatnya banyak terjadi criminal seperti
pembunuhan ataupun bunuh diri.Berdasarkan survey kesehatan mental rumah tangga (SKMRT)
yang dilakukan oleh jaringan Epidemiologi Psikiatri Indonesia, menemukan ada sekitar 185 dari
1000 penduduk menunjukkan gejala gangguan depresi. Artinya bahwa dalam setiap rumah tangga
di Indonesia setidaknya terdapat satu orang mengalami gejala depresi (Etty, 2001).
Para psikiater, dokter, dan psikolog telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi
gangguan depresi, seperti:psikoterapi Psikiatrik, psikofarmaka, terapi somatik, terapi relaksasi, dan
terapi perilaku namun mereka juga mengakui bahwa diharapkan ada bentuk terapi yang lebih
1
maksimal dapat menanggulangi depresi.Para psikolog sendiri telah meretas sebuah jalan
kemungkinan-kemungkinan diterimanya studi terhadap “realitas yang terobsesi yaitu kekuatan
spiritual agama yang bekerja mempengaruhi perilaku-perilaku manusia. Sebut saja salah satu
diantaranya Carl Rogers perintis Client Centered Therapy mengungkapkan bahwa mungkin akan
ada segelintir orang yang memilih dan berani menyelidiki kemungkinan adanya sebuah realitas
yang syah dan kuat menurut hukum (lawfull reality) yang tak tertangkap oleh kelima indra kita
sebagai realitas dimana masa lalu, masa kini, dan masa depan telah bercampur baur, dimana jarak
bukan lagi halangan dan waktu telah menghilang. Itulah kiranya tantangan yang paling
mengesankan yang tertuju pada psikologi (Bergin, 1980). Seiring dengan semakin banyaknya
timbul berbagai kecemasan, stress, keterasingan, kekerasan, egoisme, dan depresi (Djumhana,
1994) sementara semangat hidup manusia harus tetap berjalan terus, kini masyarakat mulai
menggandrungi model-model terapi berlatar belakang spiritual.Dinegara-negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam seperti Indonesia dan Malaysia telah berbunculan terapi- terapi
berbau spiritual Islami sebagai sebuah harapan baru dalam membangun kembali mental dan jiwa
ummat manusia yang telah rapuh. Islam sebagai agama yang universal memang telah mengajarkan
kepada ummat manusia agar menjaga diri dan keluarganya dari ancaman yang membahayakan
keselamatannya.

B. Rumusan masalah
1.Konsep gangguan psikologi atau mental?
2.Macam-macam gangguan psikologi atau mental?
3.Penanganan gangguan psikologi atau mental?
4.Dampak gangguan mental pada diri manusia?

C. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi literari dengan berdasarkan pada hasil-hasil
penelitian dan pendapat para profesional tentang pengaruh terapi spiritual islami terhadap
penanggulangan depresi.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Gangguan Psikologi dan Mental


Depresi merupakan suatu penyakit universal yang telah muncul sejak lama.Di zaman
Hippocrates penyakit ini disebut melancholy Ahmad Razak, et al. / Intuisi Jurnal Ilmiah Psikologi
6 (2) (2014) 70 (Kusumanto, dkk 1981). Depresi dapat terjadi pada setiap manusia tanpa mengenal
batas usia, status, ras, etnis, atau strata social. Gangguan depresi bagi setiap manusia sangat
tergantung pada kekuatan mental dan peristiwa krisis yang dihadapinya.
Gangguan emosional ini sering terjadi akibat adanya suatu kesedihan yang sangat mendalam.
Perasaan tersebut muncul karena kecewa mengalami situasi yang sama sekali tak terduga dan tak
diharapkan terjadi dalam hidupnya.
Menurut Burns (1988) depresi adalah suatu gangguan yang selalu merupakan akibat
pemikiran yang terdistorsi.Depresi menurut Angold (Ciccheti & Toth, 1990) secara khusus
dioperasionalkan dalam tiga bentuk. Pertama, depressed mood, dibatasi oleh satu atau sekelompok
gejala yang menyangkut dysphoric affect atau kesedihan yang sangat. Kedua, depressive
symptom, menyangkut gejala-gejala yang secara empiris diperlihatkan kembali.Ketiga, depressive
disorders, diperlihatkan dengan diagnosis kategoris seperti yang dinyatakan dalam DSM IV dan
termasuk dalam mood disorder (Halgin & Whitbourne, 1994).Mood disorder adalah suatu keadaan
perasaan di mana perubahan-perubahan perasaan yang dirasakan jauh lebih menyakitkan dan
mengganggu dibandingkan berbagai perasaan yang wajar dimiliki. Setyonegoro (1981)
mengemukakan bahwa depresi merupakan suatu gangguan psikologis yang sifatnya universal,
dapat terjadi pada siapa pun dan dapat dikatakan bahwa hampir setiap orang pada masa hidupnya
pernah menderita depresi pada tingkat tertentu.Dalam mengekspresikan keadaan depresi antara
individu yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda caranya.
Kemudian Maramis (1992) memandang depresi sebagai suatu keadaan dengan komponen
psikologik seperti rasa sedih, susah, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa,
penyesalan yang patologis, dan komponen somatik seperti tak ada nafsu makan, tekanan darah dan
denyut nadi rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa depresi merupakan suatu keadaan
yang berhubungan dengan suasana hati yang dapat diindikasikan dalam semua aspek perilaku baik
itu afeksi, kognisi, maupun konasi. Banyak pendapat yang mengemukakan penyebab terjadinya
depresi namun dapat dikategorikan atas dua factor, yaitu factor dari luar individu (eksternal) dan
factor dari dalam diri individu (internal).Faktor dari luar individu (eksternal) berupa keadaan yang
berhubungan dengan masalah sosial atau sering dikatakan sebagai paradigma
3
psikososial.Sedangkan factor dari dalam individu (internal) berupa keadaan fisiologis dari tubuh
seseorang yang sering disebut sebagai paradigma biologis
Hal tersebut terjadi karena adanya gangguan hormonal dan neurotransmitter di otak.
Beberapa tinjauan teoretis gangguan depresi: Teori psikoanalisa. Teori ini memandang bahwa
gangguan abnormal disebabkan oleh factor-faktor intrapsikhis seperti konflik tak sadar, represi,
mekanisme dedefensif yang mengganggu penyesuaian individu. Psikoanalisa beranggapan
bahwa esensi pribadi seseorang bukan terletak pada apa yang ia tampilkan secara sadar
(counsiousness), melainkan apa yang tersembunyi pada alam bawa sadarnya (uncounsiouness).
Teori ini beranggapan bahwa depresi terjadi akibat dari kehilangan obyek yang dikasihi pada masa
kanak- kanak. Jadi sangat terkait dengan peristiwa masa lalunya (Slamet & Markam, 2003).
Teori behavioristik. Teori ini berpandangan bahwa perilaku manusia sangat dipengaruhi
oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya. Perubahan perilaku sangat dipengaruhi oleh
paradigm stimulus respons (S-R).Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan objektif
dan afektif manusia (Soekamto, 1997).
Teori Kognitif. Teori ini beranggapan bahwa depresi dapat terjadi oleh karena adanya
situasi pikiran negative, pessimistic, perasaan bersalah dan mengecilkan dirinya sendiri. Akibatnya
individu akan kehilangan motivasi dan gairah hidup. Ia merasa bahwa hidupnya tidak berharga dan
tidak bermakna lagi (Soekamto, 1997).
Teori Sosiokultural. Teori ini beranggapan bahwa gangguan mental dan emosi disebabkan
oleh keadaan lingkungan sosialnya. Lingkungan sosialnya seakan-akan memaksa individu untuk
berbuat di luar batas kemampuannya demi untuk memperoleh tuntutan lingkungannya.
Jika tidak berhasil maka akan memperoleh pencitraan negative dan terisolasi dari komunitasnya
dan pada akhirnya jiwa menjadi terganggu (Slamet & Markam, 2003). Depresi dapat teratasi
dengan menggunakan terapi spiritual Islami.
Terapi spiritual islami adalah suatu pengobatan atau penyembuhan gangguan psikologis
yang dilakuan secara sistematis dengan berdasarkan kepada konsep al-qur’an dan assunnah
(Taufiq, 2006). Terapi spiritual Islami memandang bahwa keimanan dan kedekatan kepada Allah
adalah merupakan kekuatan yang sangat berarti bagi upaya perbaikan pemulihan diri dari gangguan
depresi ataupun problem-problem kejiwaan lainnya, dan menyempurnakan kualitas hidup manusia.
Pada dasarnya terapi spiritual islami tidak hanya sekedar menyembuhkan gangguan- Ahmad
Razak, et al. / Intuisi Jurnal Ilmiah Psikologi 6 (2) (2014) 71 gangguan psikologis tetapi yang lebih
substansial adalah bagaimana membangun sebuah kesadaran diri (self awareness) agar manusia
bisa memahami hakikat dirinya.Karena pada dasarnya mereka yang terlibat dalam psikoterapi tidak
4
hanya sekedar menginginkan kesembuhan tetapi mereka juga bertujuan untuk mencari makna
hidupnya, dan mengaktualisasi diri

B. Macam-Macam Gangguan Psikologis dan Mental

Gangguan mental bisa dijumpai sehari-hari bahkan beberapa di antaranya bisa saja dirasakan
saat ini juga. Berikut deretan penyakit mental yang paling umum:
1.Gangguan kecemasan
Orang dengan masalah kecemasan akan memberikan respons terhadap sesuatu secara
berlebihan. Berlebihan ini lebih ke arah negatif, seperti ketakutan, kekhawatiran,hingga hal-hal
lain yang mungkin berhubungan kepada kematian. Gangguan kecemasan termasuk gangguan yang
paling umum dirasakan oleh penderita penyakit mental.
2.Gangguan mood
Gangguan tentang suasana hati ini bisa melibatkan perasaan dalam tempo yang sangat
panjang. Perasaan yang muncul bisa terlalu sedih atau juga terlalu bahagia. Gangguan mood yang
paling umum dirasakan adalah depresi, bipolar, dan siklotimik.
3.Gangguan psikotik
Penyakit mental ini melibatkan kesadaran yang terganggu. Gejala yang paling sering muncul
adalah halusinasi dan delusi. Seseorang bisa seolah-olah melihat objek, suara, atau orang lain yang
padahal itu sama sekali tidak ada.
4.Skizofrenia
Gangguan skizofrenia termasuk ke dalam gangguan psikotik yang membuat orang seperti
melihat atau merasakan sesuatu. Saat mengidap gangguan skizofrenia, seseorang sulit
membedakan mana kehidupan yang nyata dan mimpi.
5.Gangguan makan
Makan termasuk ke dalam salah satu penyakit mental karena berurusan dengan psikologi
dari seseorang. Orang yang mengalami gangguan ini bisa merasa harus atau tidak harus
mengonsumsi sebuah makanan.
Gangguan makan bisa membuat orang bisa mengonsumsi makanan dalam porsi yang
banyak hingga menjadi kelebihan berat badan. Bisa juga menjadi enggan makan hingga
memuntahkan kembali makanan yang sudah dimasukkan.
6.Gangguan kecanduan
Penyakit mental ini membuat orang sulit menahan dorongan untuk melakuan sesuatu yang

5
seringnya membahayakan diri. Gangguan yang paling sering dijumpai adalah kecanduan rokok,
alkohol, hingga obat-obatan. Ada juga kecanduan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain,
seperti kecanduan judi, mencuri, hingga membakar benda yang ada di sekitarnya.
7.Gangguan kepribadian
Orang dengan gangguan ini biasanya memiliki kepribadian yang tidak normal layaknya
orang kebanyakan. Hal ini sering membuat orang lain menjadi kesusahan. Sebut saja gangguan
kepribadian antisosial yang sulit membuatnya berbaur dengan orang lain.
8.Obsessive-compulsivedisorder(OCD)
Orang dengan OCD cenderung memiliki kecemasan dan ketakutan pada sesuatu. Hal ini
membuat mereka melakukan hal yang sama berulang-ulang hingga kadang merepotkan untuk diri
sendiri. Beberapa orang menganggap hal tersebut menjadi sebuah ritual sakral yang membuatnya
menjadi terganggu saat tidak melakukannya. Sebagai contoh gangguan yang membuat orang
cenderung mencuci tangan setiap saat.
9. Gangguanstrespascatrauma Post-traumatic stress disorder (PTSD)
Merupakan gangguan pada seseorang yang membuatnya sangat tertekan sehingga takut
pada sesuatu, termasuk aktivitas, tempat, atau bencana yang pernah dialami. Ketakutan ini akan
muncul sewaktu-waktu dan mengganggu para penderitanya biarpun kejadian tersebut sudah terjadi
sangat lama.
10.Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Kondisi ini membuat seseorang sulit fokus, impulsive, dan hiperaktif. Tidak jarang
gangguan ini mempengaruhi aktivitas harian. Penyebab ADHD sebenarnya belum diketahui
secara pasti. Namun, banyak pendapat yang menyebutkan bahwa gangguan ini diturunkan oleh
faktor genetik.
11.Depresi
Depresi berbeda dengan perubahan suasana hati yang terjadi biasanya. Gangguan depresi
memiliki episode yang berlangsung lebih panjang. Mereka yang mengalaminya selalu merasa sedih,
cemas, tidak bernilai, dan cenderung mau mengakhiri hidupnya.
12.Factitious
Penderita gangguan factitious membuat penderitanya bisa bertindak seolah-olah memiliki
gangguan mental. Kondisi ini juga sering disebut sebagai gangguan mental buatan. Tidak jarang
penderitanya menyakiti dirinya sendiri atau melakukan sebuah terapi pengobatan yang sebenarnya
tidak perlu dilakukan.

6
Kapan Harus ke Dokter?
Kondisi gangguan mental bisa sangat tricky untuk seseorang sehingga banyak penderita merasa
baik-baik saja. Ada baiknya Anda melakukan konsultasi sejak dini untuk mencegah munculnya
gangguan kesehatan mental dalam diri.
Memberi dukungan terhadap para penderita gangguan mental juga wajib dilakukan. Ajak orang
terdekat Anda untuk berkonsultasi dengan psikolog maupun psikiater jika ditemukan gejala
penyakit mental.

C. Penanganan Gangguan Psikologi dan Mental


Masalah kesehatan mental perlu diatasi supaya tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Bagaimana caranya? Lakukan 10 langkah berikut ini.
1.Terapi Psikologis
Terapi psikologis merupakan langkah efektif untuk mengatasi masalah kesehatan mental.
Dalam terapi psikologis, Anda bisa berbicara tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman kepada
terapis profesional. Terapis akan membantu mengidentifikasi dan mengatasi penyebab masalah
mental serta strategi untuk menghadapinya lebih baik.
2.Meditasi
Meditasi bisa membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi yang merupakan
bagian dari masalah kesehatan mental. Melalui meditasi, Anda akan lebih fokus pada pernapasan,
mengurangi pikiran yang mengganggu, dan meningkatkan kesadaran diri. Lakukan meditasi secara
rutin sebagai bagian dari kebiasaan untuk membantu mengelola emosi dan
meningkatkan kesejahteraan mental.
3.Olahraga
Olahraga bisa menghasilkan endorfin, yakni senyawa kimia dalam otak yang dapat
meningkatkan mood dan mengurangi stres. Selain itu, olahraga bisa mengurangi gejala depresi dan
kecemasan, serta meningkatkan kualitas tidur maupun kualitas hidup secara keseluruhan.
Mulailah berolahraga dengan langkah ringan tetapi tetap konsisten untuk kesejahteraan mental
yang lebih baik.
4.Mengatur Pola Makan
Mengonsumsi makanan bergizi, seperti buah, sayuran, ikan, dan biji-bijian akan
memberikan nutrisi yang diperlukan untuk fungsi otak yang optimal. Hindari mengonsumsi
makanan olahan dan mengandung gula yang berlebihan. Kurangi mengonsumsi alkohol agar emosi
tetap stabil dan risiko gangguan mental bisa diatasi.
7
5.Menghindari Kebiasaan Buruk
Kebiasaan buruk seperti mengonsumsi alkohol berlebihan, penggunaan obat-obatan
terlarang, atau merokok dapat memperburuk dan memengaruhi keseimbangan kimia otak yang
bisa memperburuk gejala masalah mental. Hindari kebiasaan buruk sebagai bentuk dukungan
terbaik bagi kesehatan mental Anda.
6.Memperkuat Dukungan Sosial
Dukungan sosial yang kuat dapat mengatasi masalah kesehatan mental. Rajinlah
bersosialisasi dan berbicara bersama teman, keluarga, atau terapis untuk membantu Anda dalam
menghadapi tantangan mental. Jaga hubungan yang sehat dan perkuat jaringan dukungan sosial,
supaya isolasi sosial bisa dikurangi sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan mental.
7.Menjaga Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik yang optimal berdampak positif pada kesehatan mental. Rawatlah tubuh
dengan tidur cukup, menjaga pola makan yang sehat, dan menghindari kebiasaan yang merugikan.
Ketika tubuh berada dalam kondisi baik, otak akan berfungsi lebih baik sehingga bisa mengurangi
risiko gangguan mental dan menjaga kesehatan mental yang optimal.
8.Tidur yang Cukup
Beristirahat yang cukup sangatlah penting bagi kesehatan mental. Kurang tidur dapat
memengaruhi suasana hati, kemampuan konsentrasi, dan daya tahan tubuh. Tubuh akan lebih
mudah pulih dan mampu mengatur kembali keseimbangan kimia pada otak, sehingga membantu
menjaga kesehatan mental yang baik. Usahakan untuk tidur cukup setiap malam sekitar 7-8 jam
untuk menjaga kualitas tidur yang optimal.
9.Mengembangkan Keterampilan Koping
Keterampilan koping atau cara menghadapi stres adalah langkah penting dalam mengatasi
masalah kesehatan mental. Strategi mengembangkan keterampilan koping terdiri dari mengelola
emosi, mengatur waktu, berbicara dengan orang terdekat, atau mengubah pola pikir negatif menjadi
positif. Anda akan mampu menghadapi tantangan dan tekanan hidup lebih baik serta mengurangi
dampak negatif pada kesehatan mental.
10.Mengurangi Stres
Stres adalah faktor risiko utama bagi masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, kurangi
stres dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kesehatan mental yang lebih baik. Susunlah
rencana ,atur waktu dengan bijaksana, bicaralah dengan orangyang terpercaya,dan lakukan
aktivitasyang mengurangi stres., seperti yoga atau kegiatan seni untuk kesehatan mental yang
optimal.
8
Masalah mental healthy bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan.Masalah ini perlu mendapat
perhatian sedini mungkin agar tidak berkembang mnjadi depresi atau penyakit yang lebih ser

D. Dampak Gangguan Psikologis

Menjaga kesehatan sebaiknya tak hanya sebatas pada fisik saja, melainkan mental pun perlu
diperhatikan kondisinya. Sudah seharusnya, kesehatan fisik itu diimbangi dengan kesehatan
mental. Kedua hal tersebut saling berkaitan, jika kesehatan mental terganggu, biasanya akan
berimbas pada kesehatan fisik.Maka dari itu, jangan sampai mengabaikan kesehatan mentalmu, ya.
Hal ini memang sangat berpengaruh, jika kamu kurang peduli terhadap kesehatan mentalmu,
berbagai dampak buruk bisa terjadi dalam hidupmu. Mulai dari sering merasa cemas hingga
keharmonisan hubungan sosial pun terkena imbasnya.
Berikut lima dampak buruk yang perlu kamu tahu, jika kamu terus-menerus mengabaikan
kesehatan mental:

1. Kesehatan fisik semakin tak baik


Kesehatan fisik sangat erat kaitannya dengan kesehatan
mental. Jika kesehatan mental kamu
abaikan, secara otomatis kesehatan fisikmu menjadi semakin
gak baik. Jika mental terganggu, kamu bisa mudah mengalami
stres hingga depresi, bahkan untuk makan saja rasanya kurang
berselera.
Ilustrasi orang terbaring lemas karena sakit (pexels.com/Andre piacquaido)Ketika pikiran
stres, nafsu makan pun berkurang, maka lama-lama tubuh akan mengalami sakit. Mulai dari
penyakit ringan hingga berat pun bisa kamu alami. Inilah sebabnya, menjaga kesehatan mental itu
sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Ketika semua seimbang dan sehat, hidupmu akan
terasa membahagiakan.

9
2. Hubungan sosial menjadi terganggu
ilustrasi pertemanan (pexels.com/Helena Lopes)
Dampak buruk dari kurang peduli dengan kesehatan
mental itu juga berpengaruh pada hubungan sosial. Jika
kesehatan mental sedang mengalami masalah, kamu bisa
menjadi orang yang mudah marah. Stres akibat tekanan hidup
membuatmu tak mampu berpikir dan bertindak secara bijaksana. Jika sudah begitu, hubungan
sosial menjadi kurang harmonis. Selain akan menjadi mudah marah, kamu pun akan lebih sensitif
terhadap segala hal yang terjadi. Tentu saja hal ini gak baik untuk menjalin hubungan sosial,
karena di dalam hubungan sosial, itu perlu kedewasaan dan kebijaksanaan.
3. Sulit berkonsentrasi saat berpikir
Kesehatan mental tak hanya terkait perasaan, tapi pikiran
juga ada di dalamnya. Maka sudah seharusnya, kamu lebih
peduli lagi tentang kesehatan mentalmu. Mengalami
permasalahan dalam faktor kesehatan mental, itu dapat
menghambat proses berpikir seseorang dan menjadikannya
sulit untuk berkonsentrasi.
Dalam kegiatan berpikir, entah saat bekerja maupun beraktivitas lainnya, itu memerlukan
konsentrasi. Ketika secara fisik sehat, tapi jika mentalmu mengalami kendala, berkonsentrasi tinggi
akan tetap sulit dilakukan. Saat kamu sulit berkonsentrasi, maka akan mengalami hambatan juga
untuk berpikir secara jernih. Tentu saja, ini bisa berdampak buruk juga terhadap setiap pilihan
yang kamu ambil.
4. Sulit merasa bahagia
Perasaan bahagia itu tidak hanya ketika mendapatkan
sesuatu hal yang diinginkannya saja. Ketika kondisi
kesehatan mental terpuruk, tentu dampak buruknya juga
akan menjadikanmu sulit merasa bahagia. Kesehatan
mental juga berkaitan dengan perasaan yang sedang
dialami oleh seseorang.Apa pun masalahnya, apa pun
jenis kesedihannya, jika kesehatan mental terjaga
dengan baik, maka semua akan tetap baik-baik saja

10
Namun, jika kesehatan mental terganggu, mengalami masalah kecil saja, perasaanmu bisa
sangat bersedih hingga terpuruk. Untuk itu, agar hati selalu berbahagia, jagalah kesehatan
mentalmu juga, ya.
5. Selalu mengalami kendala dalam menggapai cita-cita
Dampak buruk berikutnya dari terganggunya kesehatan mental yaitu, bisa membuatmu
selalu mengalami kendala, saat sedang berjuang menggapai cita-cita. Ketika kamu
mengabaikan Kesehatan mentalmu, maka perkembangan yang sedang kamu lakukan, gak akan
berjalan seperti yang kamu harapkan, karena ada saja yang menjadi penghalang.
Pencapaian yang kamu inginkan menjadi terasa sulit diraih. Kemudian, yang paling buruk
adalah sulit sekali untuk meningkatkan kualitas hidup. Tingkat produktivitas kian menurun hingga
kehilangan semangat dan motivasi dalam menjalani hidup. Maka, pedulilah terhadap kesehatan
mentalmu, agar masa depanmu gak redup.
Menjaga kesehatan fisik itu sudah seharusnya beriringan dengan menjaga kesehatan
mental. Keduanya sama pentingnya, jika salah satu terganggu, maka dampak buruknya bisa
berimbas kepada semuanya. Gangguan kesehatan mental, itu gak hanya menyerang perasaan dan
pikiran saja, tapi juga dapat menimbulkan berbagai masalah pada fisik.
Mulai sekarang, cobalah untuk lebih peduli terhadap kesehatan mentalmu, seperti kamu peduli pada
kesehatan fisikmu. Imbangilah kedua hal itu, agar dalam menjalani kehidupan, kamu bisa bahagia
secara lahir dan batin. Jangan biarkan kesehatan mentalmu terabaikan hingga berlarutlarut, supaya
kamu gak semakin terpuruk, apalagi sekarang kamu sudah tahu, kan berbagai dampak buruknya.
Yuk, mulai peduli untuk menjaga kesehatan mental.

11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Depresi merupakan salah satu penyakit psikologis yang kini banyak menimpa tirani
masyarakat modern. Fenomena penyakit gila, bunuh diri, kriminalitas pembunuhan dalam
lingkungan social merupakan realitas yang tak terbantahkan.Penyakit psikologis seperti ini dapat
menimpa kepada manusia yang memiliki kerapuhan mental (lemah iman). Terapi spiritual Islami
menjadi solusi alternatif dalam menangani gangguan depresi dan berbagai ganggua penyakit
psikologia lainnya. Hal ini mengacu kepada berbagai hasil penelitian dan teori para ahli
dibidangnya. Pada terapi spiritual islami, qalbu dan akal pikiran sebagai sasaran terapi dalam
menangani berbagai penyakit psikologis.Terapi spiritual islami bersifat fleksibel, prefentif, kuratif,
dan rehabilitasi.

12
DAFTAR PUSAKA

Ibrahim, B. Syed. 2003. Spiritual medicine in the history of Islamic medicine. Jishim, 2: 4549.
Joshua N. Hook, N.H., Worthington Jr ,L.E., Devis E.D., Jengis,J.D & Gartner, L.A.2010.
Empirically Supported Religious and Spiritual Therapies. Journal of Clinical
Psychology, Vol. 66(1), h. 46—72.
Kusumanto, R., Iskandar, Y., Salan, R & Musadik, K. 1981. Depresi (Beberapa Pandangan Teori
dan Implikasi Praktek di Bidang Kesehatan Jiwa). Jakarta: Yayasan Dharma Graha.
Mansyur. 2008. Pengaruh Dzikir Terhadap Penanggulangan Stres: Suatu Bentuk Psikoterapi
Islami. Tesis. (Tidak Diterbitkan).Makassar: Universitas Muslim Indonesia.
Maramis, W.F. 1992. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press.
Musbikin, I. 2003. Rahasia Shalat Bagi Penyembuhan Fisik dan Psikis. Yogyakarta : Mitra
Pustaka Setyonegoro, K. 1981. Komorbiditas pada Usia Pertengahan. Simposium
Komorbiditas. Jakarta.
Slamet & Markam, S. 2003. Psikologi Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Soekamto & Winataputra, S.U. 1997. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka

13

Anda mungkin juga menyukai