Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu kalam
Dosen Pengampu:
AMILATUL KHOIRIYYAH, M.Psi
Disusun Oleh :
ASRORI UBAIDILLAH (2023143200135)
VERI NUR AVANDI (2023143200136)
Puji syukur kami haturkan pada alloh SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah dengan
berjudul “ Gangguan Psikologi atau Mental“
Tidak lupa juga kami berterimakasih pada segala pihak yang telah turut
memberikan konstribusi dalam penuyusunan karya ilmiah. Tentunya, tidak akan
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .......................................................................................................................12
DAFTAR PUSAKA .........................................................................................................................13
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di era kekinian, dinamika peradaban ummat manusia terus berputar dan mengalami perubahan
dalam khasanah kehidupan bio-psiko- sosial- dan spiritualnya. Perubahanperubahan itu terjadi
sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi, kemajuan sains dan teknologi, serta gerakan
globalisasi. Pola kehidupan manusia cenderung ke arah pola hedonisme, individualisme, dan
permissivisme yang sarat dengan kompetisi, rasionalitas, efektivitas dan efisiensi dalam berbagai
sektor kehidupan yang mengarah kepada kepentingan material.
Memang perubahan-perubahan ini memberikan dampak positif seperti kemudahan fasilitas
transfortasi, komunikasi, dan informasi tetapi juga menimbulkan ekses negatif yang berdampak
deskruktif terhadap keseimbangan bio-psiko- sosial dan spiritual manusia. Fenomena ini bahkan
diungkapkan lebih jauh oleh Hawari seorang psikiater muslim bahwa modernisasi telah membawa
perubahan- perubahan psikososial yang ditandai dengan perubahan-perubahan nilainilai kehidupan
seperti :Pola hidup sederhana dan produktif menjadi pola hidup mewah dan konsumtif; Struktur
keluarga yang semula extendend family cenderung kearah nuclear family sampai kepada single
parent family; bahkan ada kecenderungan masyarakat moderen bercorak sekuler dan serba boleh
(Permissive society); ambisi karir dan materi yang tidak terkendali sehingga dapat mengganggu
hubungan interpersonal baik dalam keluarga maupun masyarakat.(Hawari, 2002). Salah satu
dampak yang ditimbulkan dalam realitas kehidupan manusia masa kini adalah munculnya berbagai
gangguan psikologis seperti depresi.Gangguan depresi ini terjadi akibat adanya suatu kesedihan
yang sangat mendalam.
Perasaan tersebut muncul karena kecewa mengalami situasi yang sama sekali tak terduga dan
tak diharapkan terjadi dalam hidupnya.Hal ini tidak hanya terjadi pada kalangan masyarakat
miskin tetapi juga banyak terjadi pada masyarakat pekerja professional karena mereka menjadi
tidak berdaya di atas kemampuannya sendiri.Akibatnya banyak terjadi criminal seperti
pembunuhan ataupun bunuh diri.Berdasarkan survey kesehatan mental rumah tangga (SKMRT)
yang dilakukan oleh jaringan Epidemiologi Psikiatri Indonesia, menemukan ada sekitar 185 dari
1000 penduduk menunjukkan gejala gangguan depresi. Artinya bahwa dalam setiap rumah tangga
di Indonesia setidaknya terdapat satu orang mengalami gejala depresi (Etty, 2001).
Para psikiater, dokter, dan psikolog telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi
gangguan depresi, seperti:psikoterapi Psikiatrik, psikofarmaka, terapi somatik, terapi relaksasi, dan
terapi perilaku namun mereka juga mengakui bahwa diharapkan ada bentuk terapi yang lebih
1
maksimal dapat menanggulangi depresi.Para psikolog sendiri telah meretas sebuah jalan
kemungkinan-kemungkinan diterimanya studi terhadap “realitas yang terobsesi yaitu kekuatan
spiritual agama yang bekerja mempengaruhi perilaku-perilaku manusia. Sebut saja salah satu
diantaranya Carl Rogers perintis Client Centered Therapy mengungkapkan bahwa mungkin akan
ada segelintir orang yang memilih dan berani menyelidiki kemungkinan adanya sebuah realitas
yang syah dan kuat menurut hukum (lawfull reality) yang tak tertangkap oleh kelima indra kita
sebagai realitas dimana masa lalu, masa kini, dan masa depan telah bercampur baur, dimana jarak
bukan lagi halangan dan waktu telah menghilang. Itulah kiranya tantangan yang paling
mengesankan yang tertuju pada psikologi (Bergin, 1980). Seiring dengan semakin banyaknya
timbul berbagai kecemasan, stress, keterasingan, kekerasan, egoisme, dan depresi (Djumhana,
1994) sementara semangat hidup manusia harus tetap berjalan terus, kini masyarakat mulai
menggandrungi model-model terapi berlatar belakang spiritual.Dinegara-negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam seperti Indonesia dan Malaysia telah berbunculan terapi- terapi
berbau spiritual Islami sebagai sebuah harapan baru dalam membangun kembali mental dan jiwa
ummat manusia yang telah rapuh. Islam sebagai agama yang universal memang telah mengajarkan
kepada ummat manusia agar menjaga diri dan keluarganya dari ancaman yang membahayakan
keselamatannya.
B. Rumusan masalah
1.Konsep gangguan psikologi atau mental?
2.Macam-macam gangguan psikologi atau mental?
3.Penanganan gangguan psikologi atau mental?
4.Dampak gangguan mental pada diri manusia?
C. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi literari dengan berdasarkan pada hasil-hasil
penelitian dan pendapat para profesional tentang pengaruh terapi spiritual islami terhadap
penanggulangan depresi.
2
BAB II PEMBAHASAN
Gangguan mental bisa dijumpai sehari-hari bahkan beberapa di antaranya bisa saja dirasakan
saat ini juga. Berikut deretan penyakit mental yang paling umum:
1.Gangguan kecemasan
Orang dengan masalah kecemasan akan memberikan respons terhadap sesuatu secara
berlebihan. Berlebihan ini lebih ke arah negatif, seperti ketakutan, kekhawatiran,hingga hal-hal
lain yang mungkin berhubungan kepada kematian. Gangguan kecemasan termasuk gangguan yang
paling umum dirasakan oleh penderita penyakit mental.
2.Gangguan mood
Gangguan tentang suasana hati ini bisa melibatkan perasaan dalam tempo yang sangat
panjang. Perasaan yang muncul bisa terlalu sedih atau juga terlalu bahagia. Gangguan mood yang
paling umum dirasakan adalah depresi, bipolar, dan siklotimik.
3.Gangguan psikotik
Penyakit mental ini melibatkan kesadaran yang terganggu. Gejala yang paling sering muncul
adalah halusinasi dan delusi. Seseorang bisa seolah-olah melihat objek, suara, atau orang lain yang
padahal itu sama sekali tidak ada.
4.Skizofrenia
Gangguan skizofrenia termasuk ke dalam gangguan psikotik yang membuat orang seperti
melihat atau merasakan sesuatu. Saat mengidap gangguan skizofrenia, seseorang sulit
membedakan mana kehidupan yang nyata dan mimpi.
5.Gangguan makan
Makan termasuk ke dalam salah satu penyakit mental karena berurusan dengan psikologi
dari seseorang. Orang yang mengalami gangguan ini bisa merasa harus atau tidak harus
mengonsumsi sebuah makanan.
Gangguan makan bisa membuat orang bisa mengonsumsi makanan dalam porsi yang
banyak hingga menjadi kelebihan berat badan. Bisa juga menjadi enggan makan hingga
memuntahkan kembali makanan yang sudah dimasukkan.
6.Gangguan kecanduan
Penyakit mental ini membuat orang sulit menahan dorongan untuk melakuan sesuatu yang
5
seringnya membahayakan diri. Gangguan yang paling sering dijumpai adalah kecanduan rokok,
alkohol, hingga obat-obatan. Ada juga kecanduan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain,
seperti kecanduan judi, mencuri, hingga membakar benda yang ada di sekitarnya.
7.Gangguan kepribadian
Orang dengan gangguan ini biasanya memiliki kepribadian yang tidak normal layaknya
orang kebanyakan. Hal ini sering membuat orang lain menjadi kesusahan. Sebut saja gangguan
kepribadian antisosial yang sulit membuatnya berbaur dengan orang lain.
8.Obsessive-compulsivedisorder(OCD)
Orang dengan OCD cenderung memiliki kecemasan dan ketakutan pada sesuatu. Hal ini
membuat mereka melakukan hal yang sama berulang-ulang hingga kadang merepotkan untuk diri
sendiri. Beberapa orang menganggap hal tersebut menjadi sebuah ritual sakral yang membuatnya
menjadi terganggu saat tidak melakukannya. Sebagai contoh gangguan yang membuat orang
cenderung mencuci tangan setiap saat.
9. Gangguanstrespascatrauma Post-traumatic stress disorder (PTSD)
Merupakan gangguan pada seseorang yang membuatnya sangat tertekan sehingga takut
pada sesuatu, termasuk aktivitas, tempat, atau bencana yang pernah dialami. Ketakutan ini akan
muncul sewaktu-waktu dan mengganggu para penderitanya biarpun kejadian tersebut sudah terjadi
sangat lama.
10.Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Kondisi ini membuat seseorang sulit fokus, impulsive, dan hiperaktif. Tidak jarang
gangguan ini mempengaruhi aktivitas harian. Penyebab ADHD sebenarnya belum diketahui
secara pasti. Namun, banyak pendapat yang menyebutkan bahwa gangguan ini diturunkan oleh
faktor genetik.
11.Depresi
Depresi berbeda dengan perubahan suasana hati yang terjadi biasanya. Gangguan depresi
memiliki episode yang berlangsung lebih panjang. Mereka yang mengalaminya selalu merasa sedih,
cemas, tidak bernilai, dan cenderung mau mengakhiri hidupnya.
12.Factitious
Penderita gangguan factitious membuat penderitanya bisa bertindak seolah-olah memiliki
gangguan mental. Kondisi ini juga sering disebut sebagai gangguan mental buatan. Tidak jarang
penderitanya menyakiti dirinya sendiri atau melakukan sebuah terapi pengobatan yang sebenarnya
tidak perlu dilakukan.
6
Kapan Harus ke Dokter?
Kondisi gangguan mental bisa sangat tricky untuk seseorang sehingga banyak penderita merasa
baik-baik saja. Ada baiknya Anda melakukan konsultasi sejak dini untuk mencegah munculnya
gangguan kesehatan mental dalam diri.
Memberi dukungan terhadap para penderita gangguan mental juga wajib dilakukan. Ajak orang
terdekat Anda untuk berkonsultasi dengan psikolog maupun psikiater jika ditemukan gejala
penyakit mental.
Menjaga kesehatan sebaiknya tak hanya sebatas pada fisik saja, melainkan mental pun perlu
diperhatikan kondisinya. Sudah seharusnya, kesehatan fisik itu diimbangi dengan kesehatan
mental. Kedua hal tersebut saling berkaitan, jika kesehatan mental terganggu, biasanya akan
berimbas pada kesehatan fisik.Maka dari itu, jangan sampai mengabaikan kesehatan mentalmu, ya.
Hal ini memang sangat berpengaruh, jika kamu kurang peduli terhadap kesehatan mentalmu,
berbagai dampak buruk bisa terjadi dalam hidupmu. Mulai dari sering merasa cemas hingga
keharmonisan hubungan sosial pun terkena imbasnya.
Berikut lima dampak buruk yang perlu kamu tahu, jika kamu terus-menerus mengabaikan
kesehatan mental:
9
2. Hubungan sosial menjadi terganggu
ilustrasi pertemanan (pexels.com/Helena Lopes)
Dampak buruk dari kurang peduli dengan kesehatan
mental itu juga berpengaruh pada hubungan sosial. Jika
kesehatan mental sedang mengalami masalah, kamu bisa
menjadi orang yang mudah marah. Stres akibat tekanan hidup
membuatmu tak mampu berpikir dan bertindak secara bijaksana. Jika sudah begitu, hubungan
sosial menjadi kurang harmonis. Selain akan menjadi mudah marah, kamu pun akan lebih sensitif
terhadap segala hal yang terjadi. Tentu saja hal ini gak baik untuk menjalin hubungan sosial,
karena di dalam hubungan sosial, itu perlu kedewasaan dan kebijaksanaan.
3. Sulit berkonsentrasi saat berpikir
Kesehatan mental tak hanya terkait perasaan, tapi pikiran
juga ada di dalamnya. Maka sudah seharusnya, kamu lebih
peduli lagi tentang kesehatan mentalmu. Mengalami
permasalahan dalam faktor kesehatan mental, itu dapat
menghambat proses berpikir seseorang dan menjadikannya
sulit untuk berkonsentrasi.
Dalam kegiatan berpikir, entah saat bekerja maupun beraktivitas lainnya, itu memerlukan
konsentrasi. Ketika secara fisik sehat, tapi jika mentalmu mengalami kendala, berkonsentrasi tinggi
akan tetap sulit dilakukan. Saat kamu sulit berkonsentrasi, maka akan mengalami hambatan juga
untuk berpikir secara jernih. Tentu saja, ini bisa berdampak buruk juga terhadap setiap pilihan
yang kamu ambil.
4. Sulit merasa bahagia
Perasaan bahagia itu tidak hanya ketika mendapatkan
sesuatu hal yang diinginkannya saja. Ketika kondisi
kesehatan mental terpuruk, tentu dampak buruknya juga
akan menjadikanmu sulit merasa bahagia. Kesehatan
mental juga berkaitan dengan perasaan yang sedang
dialami oleh seseorang.Apa pun masalahnya, apa pun
jenis kesedihannya, jika kesehatan mental terjaga
dengan baik, maka semua akan tetap baik-baik saja
10
Namun, jika kesehatan mental terganggu, mengalami masalah kecil saja, perasaanmu bisa
sangat bersedih hingga terpuruk. Untuk itu, agar hati selalu berbahagia, jagalah kesehatan
mentalmu juga, ya.
5. Selalu mengalami kendala dalam menggapai cita-cita
Dampak buruk berikutnya dari terganggunya kesehatan mental yaitu, bisa membuatmu
selalu mengalami kendala, saat sedang berjuang menggapai cita-cita. Ketika kamu
mengabaikan Kesehatan mentalmu, maka perkembangan yang sedang kamu lakukan, gak akan
berjalan seperti yang kamu harapkan, karena ada saja yang menjadi penghalang.
Pencapaian yang kamu inginkan menjadi terasa sulit diraih. Kemudian, yang paling buruk
adalah sulit sekali untuk meningkatkan kualitas hidup. Tingkat produktivitas kian menurun hingga
kehilangan semangat dan motivasi dalam menjalani hidup. Maka, pedulilah terhadap kesehatan
mentalmu, agar masa depanmu gak redup.
Menjaga kesehatan fisik itu sudah seharusnya beriringan dengan menjaga kesehatan
mental. Keduanya sama pentingnya, jika salah satu terganggu, maka dampak buruknya bisa
berimbas kepada semuanya. Gangguan kesehatan mental, itu gak hanya menyerang perasaan dan
pikiran saja, tapi juga dapat menimbulkan berbagai masalah pada fisik.
Mulai sekarang, cobalah untuk lebih peduli terhadap kesehatan mentalmu, seperti kamu peduli pada
kesehatan fisikmu. Imbangilah kedua hal itu, agar dalam menjalani kehidupan, kamu bisa bahagia
secara lahir dan batin. Jangan biarkan kesehatan mentalmu terabaikan hingga berlarutlarut, supaya
kamu gak semakin terpuruk, apalagi sekarang kamu sudah tahu, kan berbagai dampak buruknya.
Yuk, mulai peduli untuk menjaga kesehatan mental.
11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Depresi merupakan salah satu penyakit psikologis yang kini banyak menimpa tirani
masyarakat modern. Fenomena penyakit gila, bunuh diri, kriminalitas pembunuhan dalam
lingkungan social merupakan realitas yang tak terbantahkan.Penyakit psikologis seperti ini dapat
menimpa kepada manusia yang memiliki kerapuhan mental (lemah iman). Terapi spiritual Islami
menjadi solusi alternatif dalam menangani gangguan depresi dan berbagai ganggua penyakit
psikologia lainnya. Hal ini mengacu kepada berbagai hasil penelitian dan teori para ahli
dibidangnya. Pada terapi spiritual islami, qalbu dan akal pikiran sebagai sasaran terapi dalam
menangani berbagai penyakit psikologis.Terapi spiritual islami bersifat fleksibel, prefentif, kuratif,
dan rehabilitasi.
12
DAFTAR PUSAKA
Ibrahim, B. Syed. 2003. Spiritual medicine in the history of Islamic medicine. Jishim, 2: 4549.
Joshua N. Hook, N.H., Worthington Jr ,L.E., Devis E.D., Jengis,J.D & Gartner, L.A.2010.
Empirically Supported Religious and Spiritual Therapies. Journal of Clinical
Psychology, Vol. 66(1), h. 46—72.
Kusumanto, R., Iskandar, Y., Salan, R & Musadik, K. 1981. Depresi (Beberapa Pandangan Teori
dan Implikasi Praktek di Bidang Kesehatan Jiwa). Jakarta: Yayasan Dharma Graha.
Mansyur. 2008. Pengaruh Dzikir Terhadap Penanggulangan Stres: Suatu Bentuk Psikoterapi
Islami. Tesis. (Tidak Diterbitkan).Makassar: Universitas Muslim Indonesia.
Maramis, W.F. 1992. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press.
Musbikin, I. 2003. Rahasia Shalat Bagi Penyembuhan Fisik dan Psikis. Yogyakarta : Mitra
Pustaka Setyonegoro, K. 1981. Komorbiditas pada Usia Pertengahan. Simposium
Komorbiditas. Jakarta.
Slamet & Markam, S. 2003. Psikologi Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Soekamto & Winataputra, S.U. 1997. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka
13