Anda di halaman 1dari 11

TUGAS REVIEW JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL

MATA KULIAH PENGANTAR OSEANOGRAFI


SIFAT KIMIA DI AIR LAUT

Dosen Pengampu :
Muhammad Afdal S. Kel M.Si

Oleh :
Iqbal Maulana
(2210716310010)

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
Telaah Jurnal Nasional 1:
Judul Distribusi Sifat Fisika dan Kimia Air Laut Dilihat dari Tingkat
Pencemaran di Pantai Desa Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan,
Kabupaten Badung
Jurnal Jurnal : Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha
Volume dan Vol. 4 No. 1
Halaman
Tahun 2016
Penulis Ida Ayu Yana Rasmita Dewi, Made SuryadiI, dan Nyoman Suditha
Sumber Publish or Perish 8: Sifat Kimia Air Laut
informasi
(database
yang
digunakan)
Link artikel DOI: https://doi.org/10.23887/jjpg.v4i1.20533
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) mengetahui bagaimana sifat
Penelitian fisik dan kimia air laut Desa Kedonganan; (2) mengetahui apakah
pengaruh dari limbah industri rumah tangga atau restoran terhadap
pencemaran pantai Kedonganan; dan (3) mengetahui apakah
pencemaran pantai berdampak terhadap kehidupan dan aktivitas
nelayan di Kedonganan.
Subjek Nelayan yang melakukan pendistribusian ikan di Desa Kedonganan
Penelitian yang berjumlah 32 responden. Sedangkan, objek dalam penelitian ini
adalah pantai yang tercemar oleh adanya limbah restoran di Desa
Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung
Metode Metode penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif, yaitu
Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan secara verbal pencemaran limbah di
pantai Kedonganan. Penelitian ini dilakukan tiga tahap yaitu melalui
tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan, dan tahapan akhir.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
proporsional random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan
menggunakan teknik observasi, pencatatan dokumen, kuesioner dan uji
laboratorium yang selanjutnya dianalisis dengan metode deskriptif
komparatif.
Hasil Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
Penelitian (1) Pencemaran oleh limbah yang mengalir ke pantai akibat adanya
restoran di pesisir Desa Kedonganan, karena didukung oleh
pembangunan infrastruktur dalam sektor pariwisata, sosial, ekonomi,
serta aktivitas masyarakatnya juga berpengaruh terhadap lingkungan
pantai Desa kedonganan.
(2) Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran limbah restoran adalah
ekosistem maupun biota yang terdapat di pantai Kedonganan akan
mengalami kepunahan.
Hal tersebut menimbulkan dampak positif dan dampak negatif.
Dampak positif dalam bidang pariwisata berupa panorama pantai
Kedonganan bagi wisatawan asing maupun lokal, dampak negatif bagi
pantai, produksi ikan yang di hasilkan akan semakin berkurang akibat
terjadinya pencemaran limbah restoran. Terjadinya pencemaran limbah
restoran pesisir pantai Kedonganan di pengaruhi oleh beberapa
indikator. Perbandingan kualitas air pantai di Desa Kedonganan
Kecamatan Kuta Selatan dengan baku mutu air golongan D untuk
pantai yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990
menunjukkan bahwa untuk parameter fisik masih sesuai sedangkan
parameter kimia yaitu kandungan Besi (Iron) dan Zat Organik tidak
sesuai dengan baku mutu air golongan D untuk pantai. Variasi kualitas
air pantai di Desa Kedonganan Kecamatan Kuta Selatan dari keenam
titik sangat bervariasi. Air pantai yang terdapat didekat pencemaran, 2
meter dari pencemaran, dan 4 meter dari pencemaran, air untuk pantai
sangat tinggi kandungan limbah yang mengalir ke pantai. Hal ini
disebabkan oleh kandungan yang Besi (Iron) dan Zat Organik
(KMnO4) pada air pantai tersebut melebihi kandungan yang
disesuaikan sedangkan kualitas air pantai yang terdapat di titik 6 meter
dekat pencemaran, 8 meter dari pencemaran, dan titik 9 dari
pencemaran lebih sedikit dari kandungan limbah yang mengalir ke
pantai.
Pencemaran oleh limbah restoran berpengaruh terhadap jumlah
produksi ikan di Desa Kedonganan. Produksi ikan pada titik yang lebih
rendah kandungan limbah restoran yaitu 81,50 kg sedangkan jumlah
produksi ikan pada titik yang lebih tinggi kandungan limbah restoran
yang mengalir ke pantai yaitu 50,83 kg. Jadi dapat dilihat pada titik
yang air pantainya besar tercemar oleh limbah restoran jumlah
produksi ikannya sedikit sedangkan titik yang air pantainya sedikit
tercemar oleh limbah restoran maka jumlah produksi ikannya lebih
besar.

Kesimpulan Kesimpulan yang dituliskan peneliti sudah sesuai dengan tujuan


penelitian dan masalah dari penelitian yang dilakukan sudah terjawab.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut adalah pencemaran
berpengaruh terhadap jumlah produksi ikan di Desa Kedonganan
disebabkan oleh aktivitas restoran yang ada di sekitar kawasan pantai.
kandungan yang Besi (Iron) dan Zat Organik (KMnO4). Pencemaran
ini akan menyebabkan ikan yang ada di kawasan tersebut punah.
Daftar Referensi jurnal yang digunakan kurang terupdate karena dari 6
Pustaka referensi yang digunakan. Semuanya diatas dari 10 tahun.
Kekuatan Kelebihan dalam jurnal ini antara lain menggunakan bahasa yang
Penelitian sederhana sehingga mudah dipahami oleh para pembaca bahkan yang
awam sekalipun. Jurnal ini mampu menjelaskan secara detail tentang
pencemaran kimia yang terjadi di daerah penelitian.
Kelemahan Terdapat beberapa penulisan baik kata, kalimat dan paragraf yang tidak
Penelitian sesuai dengan penggunaan EYD serta referensi jurnal yang digunakan
cendrung usang atau sudah lebih dari 10 tahun. Kemudian untuk jurnal
ini lebih mengarah ke dalam bentuk studi kasus, sehingga untuk teori-
teori yang ada kurang banyak mengenai sifat kimia air laut.
Telaah Jurnal Nasional 2:
Judul Karakteristik Fisika dan Kimia Perairan di Laut Jawa Ambang
Dewakang

Jurnal Jurnal : Pusat Penelitian Oseanogra


Volume dan Vol. 1 No. 41-52
halaman
Tahun 2019
Penulis Hanny Meirinawati dan M. Riza Iskandar
Sumber Researchgate: Sifat Kimia Air Laut
informasi
(database
yang
digunakan)
Link artikel DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i1.140
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) mengetahui bagaimana sifat
Penelitian fisik dan kimia air laut di perairan Laut jawa; (2) mengetahui variasi
umum suhu dan salinitas di perairan Laut Jawa.
Subjek Penelitian dilakukan oleh relawan dari Joint Research Cruisen LIPI-
Penelitian IOCAS.
Metode Metode penelitian ini diawali dengan mencari lokasi penelitian,
Penelitian pengukuran DO, pengukuran nutrien, serta pengukuran parameter
fisika perairan yang nantinya akan di analisis dalam bentuk data dan
statistik.
Hasil Hasil pengukuran terhadap parameter fisika perairan yang meliputi
Penelitian sebaran vertikal suhu, densitas, salinitas, DO turbinitas. Rangkaian
tersebut menunjukkan bahwa suhu, densitas, DO tidak bervariasi tajam
baik secara horizontal maupun vertikal hingga kedalaman 75 m.
Perbedaan nilai masing-masing parameter tampak nyata di bawah
kedalaman tersebut meskipun tampak adanya anomali DO di lapisan
permukaan pada stasiun 2. Salinitas menunjukkan gradasi yang jelas di
lapisan permukaan dan cenderung homogen di bawah kedalaman 100
m. Turbiditas menunjukkan polayang paling berbeda diantara
parameter lain, yaitu homogen secara vertikal di stasiun 5, 6 dan
7.Karakteristik massa air di stasiun pengamatan disajikan dalam bentuk
diagram TS (Suhu Potensial-Salinitas). Stasiun 1, 2 dan 3 yang
berlokasi di Laut Jawa yang lebih dangkal menunjukkan pola korelasi
TS yang berbeda dibanding stasiun 4, 7 yang terletak di perairan
Ambang Dewakang yang merupakan perairan lebih dalam. Stasiun 1
lebih sensitif terhadap perubahan salinitas dibandingkan stasiun
lainnya, sementara stasiun 4, 7 menunjukkan kecenderungan salinitas
yang stabil. Hal tersebut mengindikasikan bahwa massa air di stasiun
1, 3 menunjukkan perbedaan karakter dengan stasiun 4, 7. Diagram-TS
(Diagram Suhu – Salinitas) tersebut mengkonfirmasi adanya kondisi
pencampuran isopiknal (isopycnal mixing) pada garis isopiknal 23 –
25.5 kg/m3 di wilayah perairan
timur yang lebih dalam hingga perbatasan perairan dangkal (St. 5, 6
dan 7). Selain itu, terdapat pula percampuran vertikal (diapycnal
mixing) pada garis isopiknal < 23 kg/m3 yang mengindikasikan
salinitas yang tinggi pada lapisan dekat permukaan, jika dibandingkan
dengan stasiun Stasiun 4 dan Stasiun 6. Hal lainnya menunjukkan
bahwa penelitian di Laut Jawa tidak ada korelasi antara konsentrasi
nutrien dengan salinitas. Hal ini dikarenakan lokasi penelitian berada
di laut terbuka sehingga perbedaan salinitasnya tidak terlalu jauh.
Kesimpulan Kesimpulan yang dituliskan peneliti sudah sesuai dengan tujuan
penelitian dan masalah dari penelitian yang dilakukan sudah terjawab.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut adalah variasi suhu
dan salinitas diperairan Laut Jawa menunjukkan kondisi homogen,
akibat pengaruh proses mixing diperairan dangkal. Sisipan massa air
bersalinitas tinggi dari lapisan air yang lebih dalam di timur Laut Jawa
(Ambang Dewakang) menghasilkan karakteristik massa air yang unik,
proses pencampuran (mixing) di daerah perbatasan antara keduanya
memengaruhi salinitas tinggi diwilayah tersebut. Dari nilai konsentrasi
nutrien tersebut dapat dikatakan bahwa kualitas perairan Laut Jawa
berada pada kategori moderate (sedang). Nitrogen merupakan faktor
pembatas bagi produksi primer di Laut Jawa. Parameter fisika dan
kimia di lokasi penelitian terindikasi saling mempengaruhi satu sama
lain.
Daftar Referensi jurnal yang digunakan cukup relevan karena diambil dari
Pustaka beberapa tahun terakhir.
Kekuatan Kelebihan dalam jurnal ini adalah Jurnal ini mampu menjelaskan
Penelitian secara detail dan rinci tentang hasil penelitian yang disampaikan
Kelemahan Kekurangan dalam jurnal ini adalah penggunaan istilah ilmiah yang
Penelitian kurang dimengerti oleh pembaca awam. Hal ini menyebabkan pembaca
kurang menangkap penjelasan pada jurnal.
Telaah Jurnal Internasional 1:
Judul A Synopsis of The Chemical/Physical Properties of Seawater
Jurnal Journal : Department of Oceanography
Volume dan Ocean Physics and Engineering, 12(3&4), 127-165 (1987-88)
Halaman
Tahun 1989
Penulis Denis A. Wiesenburg
Sumber Publish or Perish 8: Chemical properties of seawater
informasi
(database
yang
digunakan)
Link artikel https://apps.dtic.mil/sti/citations/ADA210428
Tujuan The aim is to determine the initial chemical and physical properties of
Penelitian seawater known to have an impact on marine engineering. (Tujuannya
adalah untuk menentukan sifat kimia dan fisik awal air laut yang
diketahui berdampak pada teknik kelautan)
Subjek Regarding the chemical and physical properties of the ocean, it consists
Penelitian of any elements contained in the water in the ocean. (Mengenai sifat
kimia dan fisik laut, terdiri dari unsur-unsur apa saja yang terkandung
di dalam air di lautan.)
Metode The research method used is not mentioned in the journal. (Metode
Penelitian penelitian yang digunakan tidak disebutkan di jurnal.)
Hasil Since the oceans consist of 96.50 Percen water, many characteristics of
Penelitian ocean water are similar to those of fresh water. In marine chemistry the
solvent properties of water are of primary interest. The solubility of
substances, especially ionic compounds, is much higher in water than
in other solvents. This high solubility results from the atomic structure
of the water molecule with the hydrogen atoms tightly bound to oxygen
and separated by a 105 angle, giving the water molecule a dipolar
charge balance. Because of their dipolar configuration, water molecules
tend to interact strongly with each other, as well as with other solute
molecules. This property makes water a near-universal solvent and
makes the ocean a chemical soup containing almost all elements in
solution in some amount.
A. Major Ions
The major ions in seawater can be defined as those that make a
significant contribution to measured salinity. This definition is
generally taken to mean elements present in concentrations greater than
1 part per million (ppm) in oceanic water. The chemical and
physicochemical properties of seawater can be attributed to the 13
major ions that make up over 99.9 percent of the material dissolved in
seawater.
B. Trace Elements
Those elements found in seawater at levels below I ppm are considered
trace elements. While the dissolved gases and some nutrient elements
are undeniably trace species, they are
discussed elsewhere in this paper. Table II lists the remaining trace
elements in seawater, along with their residence times. These elements
exhibit an enormous range of chemical reactions and enter widely into
the biochemical and geochemical cycles of the ocean. While the
concentrations and residence times reported in Table I are accepted
averages for trace elements, the values have limited meaning because
of large variations both geographically and with depth, and the limited,
reliable oceanic profiles for many of these elements.
C. Dissolved Gases
Every atmospheric gas is found dissolved in seawater. Unlike the major
seawatercomponents, however, the primary source for dissolved gases
in seawater is not rivers but the atmosphere.
Many properties of seawater are affected by changes in salinity.
In dilute solution, colligative properties such as freezing point, osmotic
pressure, vapor pressure, and boiling point depend on the number of
particles in solution and not on the nature of the particles. However,
properties such as electrolytic conductance and refractive index depend
on the nature of the dissolved species.
(1) Density
Density of seawater changes as a function of both temperature and
salinity. An increase in salinity increases the density of seawater.
(2) Thermal expansion of seawater
The volume of a substance changes with a change in temperature. The
relative change of the specific volume is called the coefficient of
thermal expansion (a). The thermal expansion of seawater can be
calculated from the temperature dependence of its density.
(3) Specific heat
Specific heat (C) is defined as the amount of heat (in Joules) required
to increase the temperature of I g of a substance I 0C at constant
pressure. Specific heat of seawater, increases with temperature and
decreases with salinity and pressure.
(4) Compressibility of seawater
The hydrostatic pressure in the deep ocean is so great that the sea level
would riseover 30 meters if seawater were incompressible.
(5) Colligative properties
Colligative properties, which vary depending on the number of
particles in solution and not in any way on the nature of these particles,
respond in the following way to increases in salinity: freezing point is
lowered, osmotic pressure is increased, vapor pressure is lowered, and
boiling point is elevated.
(6) Surface tension and viscosity
Intermolecular forces that exist in liquids act as cohesive forces within
the fluid and as adhesive forces at the boundary surfaces. The cohesive
forces determine the viscosity
and the adhesive forces, the surface tension of seawater. Surface
tension is greater in seawater than in fresh water at a given temperature.
The major components of seawater are generally uniformly
distributed in the ocean. However, living organisms and other particles
are not. This is significant for chemical processes in the ocean, since
most chemical reactions are either biologically controlled or occur at
interfaces, or both. Primary productivity, heterotrophic activity
(respiration) and microbial degradation (decomposition) are the major
biological processes controlling chemical reactions in the ocean. Non-
biological chemical reactions in the sea are governed
by hydrogen ion activity (pH), oxidation-reduction potential, and
solubility.
Lautan terdiri dari 96,50 Persen air, banyak karakteristik air laut adalah
mirip dengan air tawar. Dalam kimia kelautan, sifat pelarut air adalah:
kepentingan utama. Kelarutan zat, terutama senyawa ionik, sangat
dalam air lebih tinggi daripada pelarut lainnya. Kelarutan yang tinggi
ini dihasilkan dari struktur atom molekul air dengan atom hidrogen
terikat erat dengan oksigen dan terpisah dengan sudut 105 derajat,
memberikan molekul air keseimbangan muatan dipolar. Karena mereka
konfigurasi dipolar, molekul air cenderung berinteraksi kuat satu sama
lain, juga seperti molekul zat terlarut lainnya. Sifat ini membuat air
menjadi pelarut yang hampir universal dan membuat lautan menjadi
sup kimia yang mengandung hampir semua elemen dalam larutan di
beberapa jumlah.
A. Ion Utama (Elemen Mayor)
Ion-ion utama dalam air laut dapat didefinisikan sebagai ion-ion yang
memberikan kontribusi signifikan terhadap salinitas terukur. Definisi
ini umumnya diartikan sebagai unsur-unsur yang ada dalam konsentrasi
lebih besar dari 1 bagian per juta (ppm) dalam air laut. Sifat kimia dan
fisikokimia air laut dapat dikaitkan dengan 13 ion utama yang
menyusun lebih dari 99,9 persen bahan terlarut dalam air laut.
B. Elemen Minor (Trace Element)
Unsur-unsur yang ditemukan di air laut pada tingkat di bawah I ppm
dianggap elemen minor. Sementara gas terlarut dan beberapa elemen
nutrisi tidak dapat disangkal merupakan spesies jejak, mereka adalah
dibahas di tempat lain dalam makalah ini. Elemen minor yang tersisa di
air laut, bersama dengan waktu tinggal mereka. Unsur-unsur ini
menunjukkan berbagai macam reaksi kimia dan masuk secara luas ke
dalam siklus biokimia dan geokimia laut. Dalam elemen mintor
terdapat rata-rata waktu elemen di lautan. Untuk nilainya memiliki arti
yang terbatas karena variasi yang besar baik secara geografis maupun
dengan kedalaman, dan profil samudera yang terbatas dan dapat
diandalkan untuk banyak elemen ini.
C. Gas Terlarut
Setiap gas atmosfer ditemukan terlarut dalam air laut. Namun, tidak
seperti komponen air laut utama, sumber utama gas terlarut dalam air
laut bukanlah sungai tetapi atmosfer.
Banyak sifat air laut dipengaruhi oleh perubahan salinitas. Dalam
larutan encer, sifat koligatif seperti titik beku, tekanan osmotik, tekanan
uap, dan titik didihitik tergantung pada jumlah partikel dalam larutan
dan bukan pada sifat partikel. Namun, sifat-sifat seperti konduktansi
elektrolitik dan indeks bias bergantung pada
sifat spesies terlarut.
(1) Kepadatan
Densitas air laut berubah sebagai fungsi dari suhu dan salinitas.
Peningkatan salinitas meningkatkan densitas air laut.
(2) Perubahan suhu
Volume suatu zat berubah dengan perubahan suhu. Perubahan relatif
volume spesifik disebut koefisien muai panas (a). termal pemuaian air
laut dapat dihitung dari ketergantungan suhu densitasnya.
(3) Panas spesifik
Kalor jenis (C) didefinisikan sebagai jumlah kalor (dalam Joule) yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 g zat I 0C pada tekanan konstan.
Panas spesifik air laut, meningkat dengan suhu dan menurun dengan
salinitas dan tekanan.
(4) Kompresibilitas air laut (Tekanan Laut)
Tekanan hidrostatik di laut dalam sangat besar sehingga permukaan
laut akan naik lebih dari 30 meter jika air laut tidak dapat
dimampatkan.
(5) Sifat koligatif
Sifat koligatif, yang bervariasi tergantung pada jumlah partikel dalam
larutan dan tidak dengan cara apa pun pada sifat partikel ini, merespons
dengan cara berikut untuk peningkatan salinitas: titik beku diturunkan,
tekanan osmotik meningkat, tekanan uap diturunkan, dan titik didih
meningkat.
(6) Tegangan permukaan dan viskositas
Gaya antarmolekul yang ada dalam cairan bertindak sebagai gaya
kohesif di dalam fluida dan sebagai gaya perekat pada permukaan
batas. Gaya kohesif menentukan viskositas
dan kekuatan perekat, tegangan permukaan air laut. Tegangan
permukaan lebih besar di air laut daripada di air tawar pada suhu
tertentu.
Komponen utama air laut umumnya tersebar merata di lautan.
Namun, organisme hidup dan partikel lain tidak. Ini penting untuk
proses kimia di laut, karena sebagian besar reaksi kimia dikendalikan
secara biologis atau terjadi pada antarmuka, atau keduanya.
Produktivitas primer, aktivitas heterotrofik (respirasi) dan degradasi
mikroba (penguraian) adalah proses biologis utama yang
mengendalikan reaksi kimia di laut. Reaksi kimia non-biologis di laut
diatur oleh aktivitas ion hidrogen (pH), potensial oksidasi-reduksi, dan
kelarutan.
Kesimpulan The conclusions written by the researcher are in accordance with the
research objectives and the problems from the research carried out have
been answered. The conclusion from this research is that the elements
in the ocean consist of major elements and minor elements in which
there are trace elements. Then the salinity will be influenced by many
factors. The elements in the ocean are evenly distributed in the ocean.

(Kesimpulan yang dituliskan peneliti sudah sesuai dengan tujuan


penelitian dan masalah dari penelitian yang dilakukan sudah terjawab.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut adalah elemen di
lautan terdiri atas elemen mayor dan elemen minor yang di dalamnya
terdapat trace element. Kemudian salinitas akan dipengaruhi oleh
banyak faktor. Elemen di lautan tersebar secara merata di lautan.)
Daftar Referensi jurnal yang digunakan cendrung kurang terupdate karena
Pustaka jurnal yang dipilih memang sudah lama (1989)
Kekuatan Kelebihan dalam mampu menjelaskan secara detail tentang proses
Penelitian kimia dan fisika di lautan. Penulis mampu menjabarkan proses sifat
kimia dan fisika yang terjadi di lautan. Penulis menjabarkan
keseluruhan penjelasan dari elemen dan persebarannya secara detail.
Kelemahan Terdapat beberapa istilah daerah yang sulit untuk dipahami karena
Penelitian bukan merupakan topik yang umum serta menggunakan istilah-istilah
kimia dan fisika serta jurnal yang dipilih merupakan jurnal di tahun
1989.

Anda mungkin juga menyukai