Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM ALAT DIGITAL COUNTER 3 DIGIT MENGHITUNG


ANGKA DARI 000 HINGGA 130

Mata Kuliah : Praktikum Elektronika Digital


Dosen Pengampu : Drs. Jusuf Bintoro, M.T.
NIP.196101081987031003

Disusun Oleh :

Nama : Andhika Cahya Pramata


NIM : 1513621030
Kode Seksi Mata Kuliah : 1513600099

Pendidikan Teknik Elektronika


Fakultas Teknik
Universitas Negeri Jakarta

2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat serta taufik
dan karunia-Nya Laporan Perancangan Alat dengan judul ”PRAKTIKUM ALAT DIGITAL
MENGHITUNG COUNTER 3 DIGIT DARI 000 HINGGA 130” dapat saya selesaikan.

Saya menyadari bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jusuf Bintoro, M.T. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Praktikum

Elektronika Digital.

2. Keluarga yang telah senantiasa mendukung saya.

3. Serta teman-teman yang memberikan masukan-nya kepada saya, sehingga laporan ini

dapat terselesaikan

Saya pun menyadari bahwa laporan perancangan alat ini masih jauh dari kata sempurna,
tetapi saya berharap apa yang saya laporkan disini dapat memberikan manfaat serta menambah
wawasan baru bagi para pembaca, untuk itu saya mohon kritik maupun saran yang membangun
guna penyempurnaan Laporan Perancangan Alat ini.

Akhir kata saya berharap agar laporan perancangan alat ini dapat diterima untuk memenuhi
persyaratan nilai mata kuliah Praktikum Elektronika Digital. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat serta mudah dimengerti bagi semua pembaca.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

Jakarta, 14 Juni 2023


Hormat saya,

Andhika Cahya Pramata


(1513621030)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman sebelum saat ini manusia masih menggunakan teknologi elektronika
analog. Namun pada zaman saat ini manusia sebagian besar sudah beralih menjadi
menggunakan teknologi elektronika digital. Karena teknologi elektronika digital
merupakan dasar yang paling penting dari berbagai perangkat atau peralatan
elektronika. Seiring berkembangnya zaman dari masa ke masa, teknologi elektronika
digital juga mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Sistem elektronika digital memiliki kelebihan yaitu kemudahan dalam


menyimpan informasi, lebih cepat, kemudahan dalam merancang, kerja rangkaian dapat
diprogram dan lain sebagainya. Namun sistem elektronika digital juga memiliki
kelemahan yaitu lebih mahal dan mudah rusak.

Pada zaman sebelumnya manusia masih memanfaatkan cara tradisional untuk


kehidupan sehari-hari seperti contohnya menghitung jumlah penguunjung suatu tempat
puskesmas, sekolah, perpustakaan, dan lain sebagainya dengan memanfaatkan kertas
untuk menusliskan absensi pengunjung. Cara tersebut merupakan cara yang tidak cukup
efisien karena akan memanfaatkan banyak kertas yang nantinya dapat menimbulkan
sampah yang tidak sedikit.

Namun pada zaman modern ini, di Era transformasi digital yang dapat diartikan
sebagai perubahan yang melibatkan teknologi digital dalam prosesnya. Sebagian besar
manusia sudah memanfaatkan konsep dari transformasi digital yang berhubungan
dengan konsep paperless. Salah satu contohnya adalah untuk menghitung jumlah
pengunjung suatu tempat seperti puskesmas, sekolah, perpustakaan, pusat perbelanjaan
dan lain sebagainya dengan memanfaatkan penghitungan secara digital menggunakan
sensor yang dapat mendeteksi jika ada pengunjung yang datang, yang nantinya sensor
tersebut akan berhubungan dengan alat pencacah untuk menghitung seperti counter.
1.2 Tujuan Perancangan Alat
Tujuan perancangan alat digital menghitung 3 digit adalah sebagai bentuk proses
merancang alat pencacah atau menghitung yang dikonversi dari BCD (Binary Coded
Decimal) menjadi angka desimal yang dapat dibuat untuk berhenti atau berulang ke
hitungan awal setiap saat sesuai dengan kebutuhan. Dengan melakukan perancangan
alat ini beberapa tujuan lainnya adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi Tugas Akhir Maa Kuliah Praktikum Elektronika Digital
2. Mahasiswa dapat mendeteksi jumlah pengunjung yang masuk.
3. Dapat memahami konsep dan cara kerja Rangkaian Counter dengan reset di
angka tertentu.
4. Dapat melatih keterampilan mahasiswa dalam merancang dan membuat
rangkaian pencacah.

Yang nantinya mahasiswa dapat melakukan analisis dari setiap proses


perancangan alat pencacah atau menghitung digital yang dibuat. Sehingga dapat
menghasilkan kesimpulan yang dapat dijadikan sebagai suatu pembelajaran untuk
proses pembelajaran selanjutnya.

1.3 Manfaat Perancangan Alat


Dalam merancang alat digital dengan judul ” PRAKTIKUM ALAT DIGITAL
COUNTER 3 DIGIT MENGHITUNG ANGKA DARI 000 HINGGA 130” ini dapat
memberikan manfaat bagi pengguna, seperti contohnya adalah memberikan kemudahan
kepada pengurus tempat-tempat yang dikunjungi tidak sedikit manusia, seperti
perpustakaan, puskesmas dan lain sebagainya agar dapat menghitung jumlah
pengunjung yang masuk dengan 3 digit angka mulai dari 000 hingga 130 ini yang dapat
meminimalisir keramaian dan kesalahan dalam menghitung pembatasan pengunjung.
Selain itu dapat memberikan manfaat kepada tempat-tempat lainnya yang dapat
meminimalisir antrian serta dapat dijadikan referensi bagi para pembaca agar dapat
dijadikan sumber ilmu pengetahuan untuk dijadikan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori

Rangkaian Counter atau Rangkaian pencacah adalah rangkaian yang berfungsi


untuk berbagai operasi aritmatika, pembagi frekuensi, penghitung jarak (odometer),
penghitung kecepatan (spedometer), yang pengembangannya digunakan luas dalam
aplikasi perhitungan pada instrumen ilmiah, kontrol industri, komputer, perlengkapan
komunikasi, dan sebagainya. Contohnya adalah pada display pengunjung yang masuk
ke perpustakaan, puskesmas, dan lain sebagainya.
Rangkaian Counter atau Rangkaian pencacah ini dibedakan atas pencacah naik
(UP Counter) dan pencacah turun (Down Counter). Pencacah naik melakukan cacahan
dari kecil ke arah besar, kemudian kembali ke cacahan awal secara otomatis. Pada
pencacahan menurun, pencacahan dari besar ke arah kecil hingga terakhir kembali ke
cacahaan awal.
Dalam perancangan alat counter kita memerlukan konversi angka yang
dinamakan BCD (Binary Coded Decimal). BCD (Binary Coded Decimal) adalah suatu
kelas pengkodean biner ke desimal yang masing-masing digit desimalnya diwakili oleh
jumlah bit yang tetap pada umumnya memiliki 4 bit. BCD sendiri memakai kombinasi
dari 4 bit, sehingga mempunyai 16 kemungkinan. Tapi kode biner yang digunakan
hanya untuk mewakili nilai digit dari desimal, yaitu nilai angka 0 hingga 9. Berikut ini
adalah tabel dari BCD (Binary Coded Decimal) :
Secara global menurut cara kerja masukan pulsa ke setiap flip-flop, counter
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Synchronous binary Counter
Pada counter jenis ini pemicu flip-flop dilakukan serentak (dipicu oleh
satu sumber clock) susunan flip-flopnya paralel. Penerapan counter dalam
aplikasinya adalah berupa chip IC baik IC TTL maupun CMOS, seperti
misalnya adalah IC TTL yaitu 7490, 7493, 74190, 74191, 74192, 74193 ;
dan contoh IC CMOS adalah 4017, 4029, 4042, dan lain-lain.
Pada counter sinkron ini, sumber clock diberikan pada masing-masing
input clock dari flip-flop penyusunnya, sehingga apabila ada perubahan
pulsa dari sumber, maka perubahan tersebut akan men-trigger seluruh flip-
flop secara bersamaan.

2. Asyncronous binary Counter


Pada counter jenis ini minimal ada salah satu flip-flop yang clock-nya
dipicu oleh keluaran flip-flop lain atau dari sumber clock lain, dan susunan
flip-flopnya seri. Counter ini masukan clock pemicunya tidak terhubung ke
setiap flip-flop secara langsung. Clock pemicu harus merambat melalusi
setiap flip-flop untuk mencapai masukan flip-flop yang berikutnya.
Asycnronous binary counter ini berkerja dengan mekaskade seri flip-flop
dalam keadaan toggle secara bersamaan. Nantinya keluaran tiap-tiap flip-
flop digunakan sebagai clock untuk flip-flop berikutnya secara berurutan.
Hal tersebut menyebabkan flip-flop berubah secara asyncronous atau
pencacahripple.

Menurut urutan hitungan yang terbentuk pada outputnya, maka counter dapat
dibagi menjadi sebagai berikut :

1. Up Counter
2. Down Counter
3. Up-Down Counter
Fungsi Rangkaian Counter

Rangkaian counter adalah rangkaian yang dapat berfungsi untuk menghitung


jumlah pulsa yang masuk yang dinyatakan bilangan biner. Mencacah dapat diartikan
menghitung, hampir semua sistem logika menerapkan pencacah. Fungsi dasar pencacah
adalah untuk mengingat berapa banyak pulsa detak yang telah dimasukkan kepada
masukan, sehingga pengertian paling dasar pencacah adalah sistem memori. Pekerjaan
pencacah adlah menghitung dengan memajukan isi pencacah sebanyak satu hitungan
dengan setiap pulsa clock.

Counter adalah perangkat logika sekuensial yang diaktifkan atau dipicu oleh
pulsa waktu eksternal atau sinnyal clock. Penghitung dapat dibangun untuk beroperasi
sebagai rangkaian sinkron atau sebagai rangkaian asinkron. Dengan pencacah sinkron,
semua bit data berubah secara sinkron dengan penerapan sinyal clock. Sedangkan
rangkaian pencacah asinkron tidak tergantung pada jam input sehingga bit data berubah
status pada waktu yang berbeda satu demi satu.

• Counter 1 Bit

• Counter 2 Bit
• Counter 3 Bit

2.2 Rangkaian Pada Perancangan Alat


Pada laporan perancangan alat ini terdapat beberapa rangkaian yang dibutuhkan
untuk terwujudnya suatu alat yang sesuai, rangkaian tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Rangkaian Counter
Sesuai yang dibahas pada dasar teori, Rangkaian Counter atau
Rangkaian pencacah adalah rangkaian yang berfungsi untuk berbagai
operasi aritmatika, pembagi frekuensi, penghitung jarak (odometer),
penghitung kecepatan (spedometer), yang pengembangannya digunakanluas
dalam aplikasi perhitungan pada instrumen ilmiah, kontrol industri,
komputer, perlengkapan komunikasi, dan sebagainya.
Cara kerja rangkaian counter pada alat yang akan saya buat adalah
berupa Rangkaian Up Counter (Pencacah naik melakukan cacahan dari kecil
ke arah besar, kemudian kembali ke cacahan awal secara otomatis). Yaitu
Rangkaian Counter tersebut akan menghitung mulai dari 000 hingga 130,
kemudian kembali atau reset pada 000 ketika logika output yang dihasilkan
high.
Rangkaian pencacah atau counter ini menggunakan rangkaian sensor
untuk menghasilkan sebuah gelombang pulsa untuk menjalankan alat Up
Counter tersebut. Sensor tersebut dikirimkan ke IC Counter satuan yang
menghasilkan bilangan biner desimal dari 0 hingga 9. Setelah diterima, IC
Counter satuan akan mengirimkan sinyal sensor ke IC Counter puluhan dan
ratusan hingga menghasilkan bilangan biner dari desimal 0 hingga 1 untuk
ratusan; 0 untuk puluhan; dan 5 untuk satuan (sesuai dengan kebutuhan).
Ketika hitungan sudah mencapai 130 dengan catatan semua IC mulai dari
satuan, puluhan, dan ratusan terlah berhasil mengirim sinyal sensor dari
masing-masing IC, maka control reset akan mengeluarkan output high yang
bermakna bahwa seluruh IC counter akan berada dalam posisi semula atau
reset yaitu kembali ke 000 pada ketiga output 7Segment Anoda.
2. Rangkaian Sensor
Rangkaian sensor merupakan sebuah rangkaian yang dapat membantu
menggerakkan rangkaian counter agar dapat memberikan keluaran pada
displaynya yaitu 7Segment. Pada rangkaian sensor ini terdiri dari LM358
yang berfungsi sebagai penguat tegangan dari sensor dan ada IC7414 yang
berfungsi untuk mendeteksi tegangan input yyang melintasi perangkat
tertentu.
3. Rangkaian Regulator
Rangkaian regulator merupakan sebuah rangkaian yang biasa digunakan
agar dapat memberikan tegangan yang stabil. Pada rangkaian ini diberikan
IC regulator dengan kode 78xx. Rangkaian ini dapat mempertahankan
tegangan pada nilai tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Seperti yang
saya gunakan pada rangkaian regulator ini yaitu menggunakan IC regulator
7805 yang dapat diberikan supply dari 7Volt-35Volt dan dapat memberikan
output sebesar 5Volt.

2.3 Komponen utama yang digunakan


A. IC TTL
IC adalah salah satu komponen yang biasanya terdapat pada rangkaian
elektronik. IC digunakan sebagai penguat serta mempunyai fungsi gerbang logika
yang dapat mengendalikan sebuah rangkaian. IC digital bipolar yang masih popular
dan digunakan sampai saat ini adalah IC TTL (Transistor-Transistor Logic). IC TTL
standar diberi kode angka 74xxx dengan xxx adalah kode jenis gerbang di dalam IC.
IC TTL menggunakan sumber tegangan yang relatif rendah, yaitu antara 4,75 Volt
sampai 5,25 Volt.
Jenis IC utama yang digunakan pada perancangan alat ini adalah sebagai berikut
:
1. IC 7490
IC 7490 adalah sebuah IC Counter Up yang outputnya berupa data
BCD (Binary Coded Decimal) yaitu 4 buah output yang mewakili bilangan
biner.

2. IC 7447
IC 7447 ini merupakan salah jenis IC TTL Decoder BCD to 7Segment.
IC ini berfungsi untuk mengubah kode bilangan biner BDC (Binary Coded
Decimal) menjadi data tampilan untuk penampil atau display 7Segment.

3. IC 7408
IC 7408 adalah sebuah IC yang berisikan 4 buah gerbang logika AND 2
kaki. Pada perancangan alat ini saya menggunakan IC 7408 yang berfungsi
untuk mengatur angka yang di tampilkan pada display 7Segment dan sebagai
Reset.
4. Seven Segment Anoda
Pada LED 7Segment jenis Commond Anode (Anoda), kaki anoda pada
semua segment LED terhubung menjadi 1 pin, sedangkan kaki katoda akan
menjadi input untuk masing-masing segment LED. Kaki katoda yang
terhubung menjadi 1 pin ini akan diberikan tegangan positif (+) dan signal
kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing kaki katoda
segment LED.
BAB III

PRAKTIKUM ALAT

3.1 Praktikum Alat Yang Dibutuhkan


Pada praktikum alat ini membutuhkan beberapa rangkaian atau alat, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Rangkaian Counter
Untuk membuat rangkaian counter atau rangkaian pencacah, kita
membutuhkan analisis untuk mengetahui angka biner dari angka desimal
yang ingin ditampilkan pada display Seven Segment. Seperti pada rangkaian
counter untuk menghitung jumlah pengunjung yang masuk pada
perpustakaan yang akan saya buat ini, yaitu menghitung dari 000 hingga 130.
Karena display pada sevent segment yang akan ditampilkan dari angka 000
hingga 130 dan akan kembali ke angka 000 atau reset. Maka angka biner
yang kita perlukan untuk meriset adalah pada bilangan desimal 131. Dengan
mengetahui angka biner dari 131 maka display akan menampilkan hitungan
mulai dari 000 hingga 130 dan akan reset kembali ke 000. Untuk tabel biner
yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

RATUSAN PULUHAN SATUAN DESIMAL


Q3 Q2 Q1 Q0 Q3 Q2 Q1 Q0 Q3 Q2 Q1 Q0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 6

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 7

0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 8

0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 9

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 2

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 3

0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 4

0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 5

0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 6

0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 7

0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 8

0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 9

0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0

0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 1

0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 2

0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 2 3

0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 4

0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 2 5

0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 2 6

0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 2 7

0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 8

0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 2 9

0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 0

0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 1

0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 2

0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 3 3

0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 3 4

0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 3 5

0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 3 6

0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 3 7

0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 3 8
0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 3 9

0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4 0

0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 4 1

0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 4 2

0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 4 3

0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 4 4

0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 5

0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 4 6

0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 4 7

0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 4 8

0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 4 9

0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 5 0

0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 5 1

0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 5 2

0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 5 3

0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 5 4

0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 5

0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 5 6

0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 5 7

0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 5 8

0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 5 9

0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 6 0

0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 6 1

0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 6 2

0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 6 3

0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 6 4

0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 6 5

0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 6 6

0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 6 7

0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 6 8

0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 6 9

0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 7 0

0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 7 1
0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 7 2

0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 7 3

0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 7 4

0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 7 5

0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 7 6

0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7 7

0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 7 8

0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 7 9

0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0

0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 8 1

0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 8 2

0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 8 3

0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 8 4

0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 8 5

0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 8 6

0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 8 7

0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 8 8

0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 8 9

0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 9 0

0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 9 1

0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 9 2

0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 9 3

0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 9 4

0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 9 5

0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 9 6

0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 9 7

0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 9 8

0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 9 9

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3

0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 4
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 5

0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 6

0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 7

0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 8

0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 9

0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0

0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1

0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 2

0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 3

0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 4

0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 5

0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 6

0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7

0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 8

0 0 0 1 0 0 0 1 1
0 0 1 1 1 9

0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 0

0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 2 1

0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 2 2

0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 2 3

0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 2 4

0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 2 5

0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 2 6

0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 2 7

0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 2 8

0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 2 9

0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 3 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
2. Rangkaian Sensor
Pada Rancangan alat yang akan saya buat ini yaitu “Rancangan Alat
Digital Counter 3 Digit Menghitung Angka Dari 000 Hingga 130”
membutuhkan rangkaian sensor infrared atau cahaya. Dengan tujuan untuk
sensor, agar angka pada display Seven Segment bergerak maju (Up
Counter). Seperti jika telapak tangan mengenai sensor, maka angka pada
display Seven Segment akan bergerak maju secapa bertahap mulai dari 000
hingga 130 dan akan kembali mereset ke 000.
3. Rangkaian Regulator
Rangkaian regulator pada perancangan alat yang akan saya buat ini
berguna untuk menstabilkan tegangan. Karena saya menggunakan tegangan
sumber dari baterai 9Volt, maka rangkaian regulator akan mengubah
tegangan menjadi 5Volt. Sehingga tegangan dapat diterima oleh IC yang
memiliki tegangan hanya dari 4,75Volt hingga 5,25Volt.

3.2 Alat dan bahan untuk merancang Alat DIGITAL COUNTER 3 DIGIT
MENGHITUNG ANGKA DARI 000 HINGGA 130
A. Rangkaian Regulator
1) Terminal Blok 2 Pin (1 buah)
2) Kapasitor 1000uF (1buah)
3) Kapasitor 470uF (1buah)
4) Kabel Jumper secukupnya
5) IC 7805 (1 buah)
6) LED (1 buah)
B. Rangkaian Sensor
1) IC lm 358 dan socket 8 pin (1 buah)
2) IC 7414 dan socket 14 pin( 1 buah)
3) Photo dioda (1buah)
4) Infrared (1buah)
5) Resistor 220 (2buah)
6) 10 k Ohm (1buah)
7) Trimpot 10k (1 buah)
8) LED (1buah)
9) Male Header Secukupnya
C. Rangkaian Counter
1) IC 7447 (3 buah)
2) IC 7490 (3 buah)
3) IC 7408 (1buah)
4) Seven segment common anoda ( 3 buah)
5) Push Button (1 buah)
6) Resistor 220ohm (21buah)
7) Resistor 1k ohm (1 buah)
8) Terminal Blok 3 pin (1 buah)
D. Alat dan bahan pendukung lainnya
1) Solder
2) Timah
3) Bubuk Fericlorida dan air
4) Mini Drill
5) Tang potong
6) Tang jepit
7) Avometer
8) Wadah
9) Obeng
10) Spidol permanent

3.3 Langkah-Langkah Praktikum Alat


1. Proses perancangan alat ini diawali dengan mendesain rangkaian terlebih dahulu.
2. Desain rangkaian sensor infrared atau cahaya, desain rangkaian dilakukan dengan
mempelajari reverensi proyek alatnya dengan menggunakan Software Eagle
sedangkan untuk rangkaian counter dan regulator menggunakan software Proteus
8.
3. Untuk mendesain rangkaian menggunakan software Eagle dan Proteus 8, kita harus
memilih komponen yang dibutuhkan terlebih dahulu.
4. Setelah selesai memilih komponen, semua komponen diletakkan pada bagian untuk
mendesain skema rangkaian.
5. Susun komponen sesuai dengan rangkaian yang ingin di desain.
6. Setelah selesai mendesain rangkaian yang ingin dibuat, selanjutnya pilih PCB untuk
mendesain layout rangkaian.
7. Susun komponen pada bagian PCB kemudian hubungkan jalur sesuai dengan kaki-
kaki komponen yang terhubung.
8. Untuk rangkaian regulator dan rangkaian sensor maka desain layout PCB
menggunakan Bottom copper atau bagian bawah. Dan untuk rangkaian counter
desain layout PCB menggunakan Top copper dan Bottom copper.
9. Setelah selesai mendesain layout pada PCB, ketik nama dan nim sesuai dengan
yang mendesain.
10. Setelah semua selesai, save layout PCB dalam bentuk PDF.
11. Apabila file layout sudah di save dalam bentuk PDF, maka langkah selanjutnya
adalah praktikum untuk membuat rangkaian alat secara langsung menggunakan
komponen secara langsung agar alat yang dirancang dapat digunakan secara
langsung.
12. Untuk selanjutnya, cetak (print) layout yang sudah di save dalam format PDF.
13. Sablon layout pada PCB menggunakan Autan kemudian lapisi dengan plastik mika
dan gosok hingga layout menempel pada PCB (periksa apakah ada sablonan yang
putus atau tidak).
14. Setelah Layout menempel atau tercetak pada PCB, proses selanjutnya adala Etching
PCB (peleburan tembaga pada PCB) menggunakan bubuk Fericlorida yang
dilarutkan pada wadah dengan menggunakan air untuk menghilangkan jalur yang
tidak digunakan dan pada akhirnya akan timbul sebuah jalur rangkaian (proses
etching).
15. Setelah itu hapuslah sisa-sisa etchingan bekas sablonan dengan menggunakan
serabut kawat, setelah itu basuh dengan air bersih, lalu keringkan dengan
menggunakan lap sampai kering, setelah itu pengecekan jalur-jalur layout dengan
menggunakan multimeter.
16. Setelah di cek bahwa jalur tidak ada yang putus, langkah selanjutnya adalahh
Pengeboran pada PCB menggunakan Mini Drill.
17. Kemudian pasang komponen pada PCB sesuai dengan lubang komponen dan layout,
proses tersebut menggunakan solder dan timah agar komponen terpasang secara
kuat pada PCB.
18. Setelah penyolderan dilakukan tahap selanjutnya adalah cek tegangan pada masing
masing socket IC apa tegangan sudah masuk atau belum.
19. Pengecekkan untuk mencari kesalahan rangkaian tersebut, setelah tidak ada
kesalahan kemudian mencoba memasangkan setiap IC pada socketnya.
20. Tahap akhir menyatukan semua bagian menjadi satu dan menguji coba kembali alat
tersebut. Setelah berhasil, langkah terakhir menyiapkan laporan alat yang sudah di
buat.

3.4 Skema dan Layout Rancangan Alat


1. Rangkaian Regulator
A. Skema Rangkaian Regulator

B. Layout Rangkaian Regulator


2. Rangkaian Sensor
A. Skema Rangkaian Sensor

B. Layout Rangkaian Sensor


3. Rangkaian Counter
A. Skema Rangkaian Counter

B. Layout Rangkaian Counter


3.5 Hasil Foto Akhir
A. Tampak Alat Secara keseluruhan

B. Rangkaian Regulator

Tampak Atas

Tampak Bawah
C. Rangkaian Sensor
Tampak Atas

Tampak Bawah

D. Rangkaian Counter
Tampak Atas
Tampak Bawah
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil praktikum alat ini dapat disimpulkan bahwa alat ini dapat dibuat danberfungsi
dengan baik sebagaimana mesrinya dan dapat digunakan untuk menghitung orang masuk.
Seperti halnya pada alat ini dapat digunakan untuk menghitung angka dari 000 hingga 130 dan
kembali reset pada 000.

Anda mungkin juga menyukai