Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BLOCK CAVING

Makalah Ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tambang Bawah Tanah

Dosen Pengampu : Ir. Tommy Trides, ST ., MT

Disusun Oleh :
Kelompok 10
Mustafa Wadi (2009056043)
Jos Imanuel Stevano (2009056037)
Rizky Sukirno (2009056034)
Febrian Tri Wirayuda (2009056036)
`
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Tambang Bawah Tanah. Selain itu, makalah
ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca dan juga bagi penyusun.

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang secara sadar dan tidak sadar, atau secara langsung atau
tidak langsung, telah membantu dalam menyusun makalah ini hingga selesai. Penyusun
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu
penyusun selalu terbuka terhadap segala macam komentar, saran, kritik dan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat berguna untuk lebih menyempurnakan makalah ini.

Samarinda, 22 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1

1.3 Tujuan...................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3

2.1 Pengertian.............................................................................................................3

2.2 Proses Penambangan............................................................................................4

2.3 Karakteristik.........................................................................................................7

2.4 Klasifikasi.............................................................................................................7

2.5 Kelebihan dan Kekurangan...................................................................................9

BAB III KESIMPULAN..............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia pertambangan terus mengalami peningkatan baik dari sisi teknologi yang diikuti
dengan berkembangnya sistem penambangan. Seiring dengan berjalannya waktu kegiatan
pertambangan dituntut harus memperhatikan lingkungan di sekitarnya dengan penerapan
good mining practice, dengan mempertimbangkan serta mengembangkan sistem
penambangan yang ekonomis, efektif dan, efisien berkembangnya teknologi juga membuat
sistem penambangan menjadi semakin beragam antara lain tambang terbuka, tambang bawah
air dan, tambang bawah tanah.

Secara garis besar sistem penambangan terbagi menjadi 3 yaitu tambang terbuka, tambang
bawah tanah dan, tambang bawah air. Tambang bawah tanah merupakan sistem
penambangan yang segala aktivitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi,
dan tempat kerjanya tidak berhubungan langsung dengan udara luar selain itu dampak
lingkungan yang ditimbulan pada permukaan sangat kecil. Penambangan bawah tanah
mempunyai beragam metode tergantung bagaimana kondisi geologi tempat yang akan
ditambang, salah satu metode tersebut adalah block caving.

Block caving merupakan cara penambangan bawah tanah dengan efisiensi sumberdaya yang
tinggi untuk melakukan penambangan, di mana blok-blok besar bijih di bawah tanah sudah
dipotong dari bawah sehingga bijih tersebut runtuh akibat gaya beratnya sendiri yang
dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Setelah runtuh bijih yang dihasilkan akan diangkut dari
drawpoint (titik tarik) dan diangkut menuju crusher (alat penghancur).

Oleh karena itu, metode penambangan harus dikuasai sebaik-baiknya karena akan digunakan
sebagai acuan dalam menentukan serta mengambil keputusan dalam masalah-masalah yang
terjadi di lapangan. Pada makalah ini dijelaskan tentang metode tambang bawah tanah
khususnya metode block caving.

1
1.2 Rumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan diatas yang menjadi rumusan dalam makalah ini adalah :
1. Apa itu block caving?
2. Bagaiman karakteristik block caving?
3. Apa keunggunlan dan kelemahaan block caving?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Tambang
Bawah Tanah sekaligus untuk menambah wawasan tentang tambang bawah tanah
khususnya mode block caving, sedangkan manfaat yang diharapkan adalah dapat
memahami konsep dan metode block caving pada tambang bawah tanah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Block caving merujuk pada metode penambangan berdasarkan berat yang mana badan bijih
menjadi bongkahan secara natural setelah dilakukan proses pembuatan ambrukan di level
undercut (undercutting) dan bongkahan bijih diambil melalui titik pengambilan (draw
points). Metode ini untuk saat ini merupakan metode dengan biaya oprasional termurah dan
tingkat produktivitas tertinggi pada pertambangan bawah tanah (Brown, 2003).

Keefektipan dari metode block caving sangat bergantung pada penggunaan gravitasi pada
kedua bongkahan dan pengangkutan batuan yang hancur dalam jumlah besar dari lokasi
tambang bawah tanah. Dalam metode block caving, bijih dan batu buangan berada di bawah
pengaruh gravitasi dan menyebarkan lagi tekanan setelah dilakukannya penambangan dari
bawah pada bagian bawah badan bijih. Selagi material diekstraksi, rekahan terdepan
menyebar ke atas hingga lapisan batuan juga mengalami rekahan serta runtuh dan permukaan
mengalami amblesan. Proses penghancuran mengubah batuan asal yang solid menjadi
kumpulan bongkahan batuan, yang mana akan mengalir menuju titik pengambilan lalu
diambil dengan alat serta mesin pada titik pengambilan yang berada pada tingkatan produksi
(Laubscher, 2000).

Pertambangan bawah tanah block caving mengacu pada segala kegiatan pertambangan yang
mana badan bijih ditambang dari bawah dan material yang hancur diambil melalui titik
pengambilan (Laubscher, 1994). Pada metode ini blok utuh atau kira-kira blok equi-
dimensional sepenuhnya ditambang dari bawah untuk menciptakan rekahan dan pecahan
bongkahan dari material. Penambangan dari bawah dilakukan dengan cara melakukan
pemboran dan peledakan secara bertahap dan beberapa bijih yang hancur menjadi bongkahan
diambil untuk menciptakan sebuah ruang yang mana lapisan bongkahan material diatasnya
bisa masuk ke ruang tersebut. Sementara material diambil dari titik pengambilan yang
terletak pada tingkatan produksi (production level), bongkahan meterial bijih terus meluas ke

3
atas sepanjang badan bijih hingga lapisan batuan sekitar badan bijih juga menjadi bongkahan
dan terjadi amblesan di permukaan (Rubio, 2006).

2.2 Metode Penambangan

Tambang bawah tanah adalah pengambilan dan transportasi dari sumberdaya mineral dari
sumbernya di bawah tanah menuju penggilingan (mill) atau pabrik pengolahan di permukaan
secara terencana (Alford, 2007).

Tipe badan bijih yang cocok untuk block caving adalah endapan jenis porfiria dengan
mineralisasi yang tersebar dengan baik dan luas lateral dan vertikal yang cukup besar seperti
endapan tembaga porfiri. Block caving juga telah digunakan dalam molibdenum porfiri,
hematit, asbes, dan deposit berlianiferus. Block caving dapat diterapkan pada endapan vena
yang mencelupkan tajam dengan lebar yang cukup dan pada endapan yang tebal dan datar.
Kekuatan batuan bisa cukup lemah atau cukup kuat, tetapi massa total harus memiliki
rekahan yang cukup dalam orientasi yang berbeda untuk memungkinkan massa batuan pecah
di bawah gravitasi menjadi potongan-potongan yang cukup kecil untuk melewati lubang
pengikat ke dalam drift produksi. Luas lateral tubuh bijih harus cukup besar untuk
memastikan bahwa gua dapat didirikan. Area horizontal yang dibutuhkan untuk membangun
gua akan bergantung pada kekuatan massa batuan, tetapi umumnya dimensi horizontal
minimum dari area penambangan harus sekitar 300 ft (90 m) (Julin, )

Block caving merupakan teknik dimana gravitasi digunakan sebagai kombinasi dengan
tekanan internal batuan untuk memecah dan menghancurkan tumpukan batuan menjadi
bagian-bagian yang dapat ditangani oleh penambang. Block merujuk pada susunan
penambangan yang mana badan bijih terbagi menjadi bagian-bagian besar dari bebrapa ratus
meter persegi. Proses longsoran pada kumpulan batuan sebagai imbas dari dilakukannya
penambangan dari bawah (undercutting) pada sebuah blok. Potongan batu berada dibawah
blok secara langsung kemudian dihancurkan dengan kegiatan peledakan (blasting), yang
mana menghancurkan kemampuannya dalam menopang lapisan batuan diatasnya. Gaya
gravitasi pada gaya jutaan ton berperan pada blok, menyebabkan retakan menyebar hingga
seluruh blok terpengaruh. Tekanan berlanjut menghancurkan batuan menjadi bagian-bagian
kecil yang dapat melewati titik pengambilan (draw points) (Hustrulid, 2001).
4
Istilah ”block caving” digunakan untuk semua penambangan yang memanfaatkan gravitasi.
Ada tiga sistem utama dalam block caving, dan macam-macam peralatan produksi yang
biasanya membedakannya; (1) Sistem yang pertama berdasarkan pada sistem block cave awal
adalah grizzly atau sistem gravitasi dan merupakan sebuah sistem gravitasi penuh dimana
bijih dari titik pengambilan diarahkan langsung menuju pemindahan ke atas setelah
dilakukannya pemisahan partikel berdasarkan ukuran yang telah ditentukan (sizing) pada
grizzly lalu diangkut kedalam mobil pengangkut bijih, (2) Yang kedua adalah sistem slusher
yang mana menggunakan slusher scrapers untuk unit produksi utama, dan (3) Yang terakhir
adalah sistem rubber-tired yang mana menggunakan unit load-haul-dump (LHD) sebagai unit
produksi utama (Hustrulid, 2001).

Pada metode undercutting secara konvensional terdiri atas peledakan pada level undercut
sesaat setelah perkembangan dan pembangunan pada level produksi selesai. Metode
undercutting lanjutan (advance undercutting) diperkenalkan untuk mengurangi pembukaan
pada titik pengambilan atau draw points untuk sebagai batasan pada zona tekanan (stress
zone) sebagai imbas akibat proses undercutting. Pada metode undercutting lanjutan hanya
pada level produksi yang mengalami proses pengembangan untuk selanjutnya melakukan
peledakan pada level undercut. Pada metode pre-undercutting seperti tidak ada proses
pengembangan atau pembangunan yang berlangsung pada level produksi sebelum undercut
diledakkan (Rubio, 2006).

5
Gambar 2.1 metode undercutting pada block caving (Rubio, 2006).

Block caving merupakan teknik penambangan yang bergantung pada proses natural atas
tingkat kesuksesannya. Oleh karena itu diperlukan lebih banyak rincian penelitian
geoteknikal terkait badan bijih dibandingan dengan metode lain dimana pengeboran
konvensional dan peledakan diikut sertakan dalam bagian dari kegiatan produksi tambang.
Parameter utama geoteknikal mempengaruhi perencanaan pada longsoran batuan adalah
sebagai berikut:
 Kemampuan longsoran
 Permulaan longsoran
 Perambatan longsoran
 Fragmentasi
 Tingkat tekanan di sekitar batas-batas longsoran
(Brown, 2003).

Block caving mungkin merupakan sistem penambangan bawah tanah yang paling murah
karena jumlah pengeboran dan peledakan per ton bijih yang dihasilkan jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan sistem lainnya. Biaya aktual per ton untuk pengembangan sulit untuk
dihitung karena sangat bergantung pada ketinggian kolom bijih yang dikembangkan pada
tingkat penambangan tertentu, jenis sistem gua blok yang digunakan, dan jarak drawpoint
(Julin, 1992)
2.3 Karakteristik

Metode block caving dapat diaplikasikan untuk low-grade, badan bijih yang besar (massive)
dengan karakteristik sebagai berikut:
 Dimensi vertikal dan horizontal luas
 Tumpukan batuan yang dapat hancur menjadi ukuran yang telah ditentukan
(manageable size)
 Permukaan yang dapat mengalami ablesan
(Hustrulid, 2001).

6
Block caving paling cocok untuk produksi harian yang tinggi. Sistem ini telah digunakan di
tambang dengan tingkat produksi mulai dari 2000 tpd (1800 t / d) hingga lebih dari 80,000
tpd (72,000 t / d) (Julin, 1992)

2.4 Klasifikasi
Ada beberapa klasifikasi dari metode Room and pillar yang umum, yaitu :
 Sistem Gravitasi Penuh (Grizzly)
Sistem grizzly terdiri dari level pengangkutan, transfer raises, level grizzly, level
finger raise, dan level undercut. Tingkat pengangkutan dan grizzly didorong melintasi
blok bijih untuk ditambang. Pekerjaan ini dapat dilakukan secara bersamaan karena
berada pada level yang berbeda.

Pengangkatan didorong dari tingkat grizzly ke elevasi undercut, dan kemudian


sambungan horizontal pendek didorong di antara puncak pengangkat jari untuk
membentuk pilar yang nantinya akan dibuat lubang panjang dan diledakkan untuk
memulai tindakan caving. Peningkatan transfer didorong antara pengangkutan dan
level grizzly dengan saluran pemuatan di level pengangkutan dan rel grizzly untuk
ukuran di level grizzly. Setelah peledakan undercut, bijih yang rusak mengalir ke
bawah mengangkat jari dan diukur dengan jarak rel grizzly, lolos ke saluran transfer,
dan kemudian dimuat ke dalam gerbong kereta. Palu digunakan untuk memecah
potongan besar di grizzly, meskipun beberapa tambang telah mencoba menggunakan
pemutus mekanis. Beberapa potongan besar dapat digantung di pengangkat jari, dan
ini biasanya dipecah dengan peledakan sekunder menggunakan dinamit yang dikemas
yang ditempatkan secara strategis di atas bebatuan yang sangat besar.

7
Gambar 2.2 Sistem Grizzly

 Sistem Slusher Drift


Sistem slusher digunakan untuk batuan yang akan pecah menjadi potongan berukuran
sedang. Sistem ini terdiri dari level pengangkutan, slusher melayang tepat di atas
pengangkutan, finger raises, dan level undercut. Haulage drift didorong pada pusat-
pusat yang rata di seluruh blok yang akan ditambang. Penyimpangan ventilasi
kemudian didorong pada ketinggian pengangkutan di tengah-tengah antara
penyimpangan pengangkutan.

Slusher drift didorong pada sudut kanan ke pengangkutan pada interval yang sama,
biasanya dengan setiap slusher drift lainnya didorong pada 180° ke penyimpangan
sebelumnya. Setelah menempatkan dukungan beton di slusher drift, pengangkatan jari
didorong ke ketinggian undercut dan dibeton. Penyimpangan undercut dapat
digerakkan dari gerakan mengangkat jari atau dapat dikembangkan dari akses terpisah
secara bersamaan.

8
Gambar 2.3 Sistem Slusher Drift

(Julin, 1992).

Terdapat 2 metode bentuk drawpoint:

9
2.5 Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan metode penambangan block caving :


1. Sistim penambangan ini tidak terlalu mahal (US $4 - $7/ton) jika dibandingkan
dengan sistim penambangan tambang bawah tanah lainnya, karena biaya untuk
kegiatan pemboran, peledakan dan penyanggaan relatif sedikit.
2. Kegiatan produksi yang terpusat membuat pengawasan menjadi lebih efisien, dan
pemeriksaan kondisi dan lingkungan tempat kerja menjadi lebih teliti.
3. Pembuatan rancangan sistim ventilasi tidak terlalu kompleks dan rumit jika
dibandingkan dengan sistim penambangan bawah tanah yang lainnya, sehingga
kesehatan dan keselamatan kerja menjadi lebih baik.
4. Produktifitas tinggi
5. Metode tambang bawah tanah yang mempunyai tingkat produksi paling tinggi.
6. Recovery penambangan tinggi.
7. Pemecahan batuan pada proses produksi secara keseluruhan disebabkan oleh proses
peronggaan, yang
8. diawali oleh kegiatan undercutting, tidak ada pemboran dan peledakan berulang-kali
(kecuali untuk tujuan peledakan sekunder karena terjadinya bongkahan
batuan/boulder yang menyumbat lubang penarikan bijih).
9. Ventilasi sangat memuaskan, kondisi kesehatan dan keselamatan kerja bagus (kecuali
daerah undercut dan bagian penarikan bijih).

Kekurangan metode penambangan block caving :


1. Permintaan produksi yang meningkat tidak dapat langsung dipenuhi karena
dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan block tambahan untuk
produksi.
2. Penghentian penarikan bijih selama waktu tertentu akan menyebabkan kehilangan
lubang bukaan yang telah ada pada daerah yang berpengaruh jika lubang bukaan
tersebut merupakan titik konsentrasi berat.
3. Metoda ini tidak cukup fleksibel, karena sulit untuk dilakukan perubahan ke bentuk
penambangan bawah tanah lainnya.
4. Peronggaan dan penurunan permukaan tanah terjadi dalam skala yang besar, sehingga
mengakibatkan permukaan tanah menjadi berbahaya.

10
5. Pemeliharaan lubang bukaan di daerah produksi sangat penting dan mahal jika
terbentuk pillar yang menerima beban terlalu besar.

11
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dari informasi diatas dapat ditarik kesimpulan antara lain:
1. Blok Caving Mining (penambangan ambrukan secara blok) adalah salah satu dari
metoda penambangan bawah tanah dengan cara memotong besaran penampang seluas
area tertentu yang terdapat pada bagian bawah dari pada block badan bijih dengan
tujuan untuk meruntuhkan/mengambrukkan badan bijih tersebut yang terletak pada
bagian atas dari level undercut. Metoda penambangan ini diterapkan terutama pada
block badan bijih yang besar dan massa batuan dengan ukuran tinggi dengan tingkat
produksi yang tinggi pula.

2. Metode block caving dapat diaplikasikan untuk low-grade, badan bijih yang besar
(massive) dengan karakteristik sebagai berikut:
 Dimensi vertikal dan horizontal luas
 Tumpukan batuan yang dapat hancur menjadi ukuran yang telah ditentukan
(manageable size)
 Permukaan yang dapat mengalami ablesan
Dan juga metode block caving cocok untuk produksi harian yang tinggi.

3. Keunggulan utama metode block caving yaitu ada pada tingkat ekonomisnya yang
murah` dengan produktifitas yang tinggi selain itu juga tingkat keselamatan yang
tinggi sedangkan kelemahannya ada pada daerah longsoran yang ditimbulkan cukup
luas dan metode ini kurang fleksibel baik apabila ingin diubah ke metode
penambangan lain maupun jika ingin meningkatkan kapasitas produksinya.
4.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alford, C., Brazil, M., and Lee, D. H. (2007). Optimisation in Underground Mining. in
Handbook Of Operations Research In Natural Resources, Vol. 99, International Series
in Operations Research & Management Science, Springer US, pp. 561-577.

Brown ET. 2003. Block Caving geomechanics. Julius Kruttschnitt Mineral Research Centre,
The University of Queensland Australia.

Hustrulid, W. A. and Bullock, R. L. 200). Underground mining methods : engineering


fundamentals and international case studies. Society for Mining, Metallurgy, and
Exploration(SME), Pages 718.

Julin, D. E. 1992. Block Caving. SME Minig Engineering Handbook.

Laubscher D. 2000. Block Caving Manual. Report for the international caving study.
Brisbane: JKMRC dan Itasca Consulting Group.

Rubio, Enrique. 2006. Block Cave Mine Infrastructure Reliability Applied To Production
Planning. The University of British Colombia, Kanada.

13

Anda mungkin juga menyukai