Makalah Gas Metan
Makalah Gas Metan
GAS METANA
OLEH :
KELOMPOK V
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
yang diberikan, kami mampu menyelesaikan makalah kami yang berjudul polusi metana
yang bertujuan untuk memenuhi tugas Ventilasi Tambang. Kami mengucapkan rasa terima
kasih kami kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan doa dan dukungan untuk
lebih giat dalam menuntut ilmu. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak
kekurangan didalamnya. Kami berharap kritik dan saran guna menjadi pembelajaram agar
kami dapat lebih giat untuk belajar dan memperbaiki diri dalam menulis makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita. Atas perhatiannya, kami
mengucapkan terimakasih.
Kelompok 5
BAB 1
PENDAHULUAN
Gas alam merupakan salah satu bahan penting yang menjadi sumber bahan bakar untuk
berbagai keperluan manusia. Selama perkembangan peradaban manusia, gas alam telah
banyak memberikan kontribusi dalam mempermudah dan meringankan pekerjaan manusia.
Selama ini, gas alam telah digunakan terutama sebagai sumber bahan bakar yang
belakangan menjadi kian populer setelah bahan bakar berbasis fosil lainnya mulai
mengalami penipisan stok, yang membuat kita mulai mencari alternatif bahan bakar lain.
Dan gas alam inilah yang kemudian menjadi salah satu alternatif tersebut.
Selain itu, gas alam telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan lainnya, seperti bahan
baku untuk penyusunan komponen lainnya yang sangat berbeda dari unsur pembentuk
utamanya, misalnya pupuk, dan sebagai komoditas energi.
Namun tak dapat dipungkiri bahwa meskipun gas alam dipilih sebagai alternatif
penggunaan energi dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya yang lebih banyak
menghasilkan polusi, namun gas alam juga merupakan salah satu sumber polusi yang
memberikan dampak yang cukup signifikan. Kekhawatiran mengenai polusi yang
ditimbulkan akibat penggunaan bahan bakar yang berasal dari gas alam ini tentunya cukup
beralasan. Pemanasan global telah mencapai tingkatan yang mengkhawatirkan, dan bukan
tidak mungkin akan mengancam kelangsunagn hidup sebagian besar makhluk di muka
bumi ini, khususnya manusia. Dan gas alam merupakan salah satu penyumbang dari kian
meningkatnya pemanasan global ini. Salah satu unsur gas alam yang menjadi sebuah
kekhawatiran bagi pertumbuhan tingkat polusi udara adalah metana. Metana yang terlepas
ke atmosfir akan menjadi salah satu gas rumah kaca yang hanya melewatkan panas
matahari masuk ke bumi, namun menghalangi panas yang terpantul dari bawah untuk
terlepas kembali ke angkasa, sehingga panas tersebut akan terpantul kembali ke bumi dan
menignkatkan suhu di bumi secara global.Tingkat emisi metana ini merupakan salah satu
faktor yang cukup mengkhawatirkan dalam peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di
atmosfir dengan tingkat bahaya yang sangat tinggi.
Informasi terakhir yang paling hangat membuktikan bahwa gas metana mempunyai efek
pemanasan 25 kali lebih kuat dalam menyebabkan pemanasan global dibandingkan CO2.
Perhitungan ini berdasarkan rata-rata dari efek pemanasan metana selama 100 tahun. Akan
tetapi, setelah 1 dekade, gas metana sulit dilacak dan hampir menghilang setelah 20 tahun,
Dengan demikian secara dramatis akan menghabiskan rata-rata 1 abad untuk mengurangi
dampak gas metana. Dan karena kita tidak mempunyai waktu 100 tahun untuk mengurangi
efek gas rumah kaca kita maka perhitungan terbaru menunjukkan bahwa selama periode 20
tahun efek pemanasan metana menjadi 72 kali lebih kuat.
Hal inilah yang kemudian mendasari ketertarikan penyusun makalah ini untuk membahas
masalah pencemaran lingkungan, khususnya pencemaran udara oleh gas metana yang
kemudian berdampak pada meningkatnmya Efek Rumah Kaca dan pemanasan global di
bumi. Penyusun menyadari bahwa pembahasan dengan topik serupa sudah banyak
dipaparkan dalam berbagai media lainnya, namun hal tersebut tidak menyurutkan niat
penyusun untuk tetap menyusun makah ini, dengan tujuan untuk menambah khazanah
pengetahuan kita mengenai bahaya pencemaran lingklungan oleh gas metana, sehingga
dapat dijadikan dasar untuk melakukan pencegahan terhadap dampak buruk yang
ditimbulkannya, minimal mengurangi dampak tersebut hingga ke batas minimum.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, tujuan utama dari penyusunan makalah ini
adalah untuk meningkatkan pengetahuan mengenai hal-hal penting yang terkait dengan
masalah pencemaran lingkungan, yang dalam hal ini difokuskan terhadap pencemaran
udara yang disebabkan oleh gas metana.
Tujuan tersebut dapat dirincikan secara lebih khusus menjadi sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang gas metana dan pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh gas alam tersebut
2. Meningkatkan pengetahuan tentang bahaya yang ditimbulkian oleh pencemaran
lingkungan oleh gas metana, baik terhadap manusia maupun terhadap lingkungan itu
sendiri
3. Meningkatkan pengetahuan tentang langkah-langkah dan upaya-uapaya yang dapat
dilakukan untuk menekan pencemaran lingkungan yangh disebabkan oleh gas metana
ini
A. Gas Metana
1. Karakteristik Umum
Gas metana merupakan salah satu jenis GRK yang penting karena mempunyai nilai Global
Warming Potensial yang tinggi (sebesar 21) dan tidak dapat terserap oleh tumbuh-
tumbuhan. Gas metana merupakan senyawa hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk
gas yang tidak berwarna dan juga tidak berbau. Dalam ilmu kimia, gas metana dikenal
dengan rumus kimia CH4 artinya satu molekul metana terdiri dari satu atom karbon yang
berikatan dengan 4 atom hidrogen sehingga mempunyai berat molekul 16. Sifat fisika dari
gas metana ini antara lain mempunyai titik didih -16l"C dan kelarutan dalam air sekitar 28-
30 mg/L pada tekanan 1 atmosfer. Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan
melepaskan satu molekul CO2 ( karbondioksida ) dan dua molekul H2O ( air ):
(Tantowi, 2014)
2. Manfaat
Manfaat utama dari gas metana adalah sebagai bahan bakar alternatif. Bahan bakar metana
ini umumnya diperoleh dari hasil pengolahan kotoran ternak yang diolah sedemikian rupa
sehingga menghasilkan gas metana yang kemudian dapat diguinakan sebagai bahan bakar
yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya. Belakangan
ini, penggunaan bahan bakar metana, yang juga lazim dikenal sebagai bahan bakar biogas,
diharapkan akan menggantikan penggunaan bahan bakar fosil nantinya
3. Sumber
Secara umum, sumber gas metana yang terlepas ke udara terbagi menjadi dua macam,
yakni sumber alamiah dan sumber akibat kegiatan manusia.
a. Sumber Alamiah
Jumlah emisi gas metana ke atmosfir yang berasal dari sumber-sumber alamiah pada saat
ini diperkirakan mencapai 208 juta ton per tahunnya. Dari keseluruhan sumber-sumber
alamiah yang ada, sumber dari lahan basah (wetland) merupakan sumber yang terbesar
yang jumlahnya diperkirakan sebanyak 170 Tg atau 170 juta ton pertahunnya. Sumber-
sumber lainnya adalah emisi geologis (geological emissions) yang diperkirakan sebanyak
42 - 64 juta ton/tahun, emisi dari danau-danau sekitar 30 juta ton per tahun dan emisi dari
tumbuh-tumbuhan sebanyak 20-60 juta ton pertahunnya (Keppler F,et al, 2006)
4) Emisi Tumbuhan
Tumbuh-tumbuhan sudah lama diketahui dapat berfungsi sebagai media transportasi gas
metana dari tanah atau sedimen dasar ke atmosfir. Penelitian terbaru ternyata
menyimpulkan bahwa tumbuh-tumbuhan itu sendiri juga dapat menghasilkan gas metana.
Pada tahun 2006 dilaporkan bahwa tumbuh-tumbuhan mengeluarkan gas metana melalui
proses yang masih belum jelas pada kondisi kekurangan oksigen. Perkiraan besarnya emisi
gas metana dari tumbuh-tumbuhan berkisar antara 20 sampai 60 juta ton per
tahunnya.Namun peneliti lain memperkirakan metana yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
ini mencapai sepertiga dari seluruh gas metana yang dihasilkan secara alamiah. Jika
pendapat yang terakhir ini benar, maka perkiraan jumlah emisi gas metana yang berasal
dari wetland saat ini dianggap terlalu besar (Keppler F,et al, 2006)
Gas metana dapat terlepas akibat mencairnya bekuan gas metana yang stabil pada suhu di
bawah dua derajat celcius. Seperti diketahui, gas metana memiliki efek rumah kaca 25 kali
lebih besar dari gas CO2. Salah satu skenario yang mungkin terjadi adalah terulangnya
bencana kepunahan massal yang pernah terjadi pada 55 juta tahun yang lalu dikenal dengan
masa PETM (Paleocene-Eocene Thermal Maximum). Saat itu, gas metana yang terlepas ke
atmosfer mengakibatkan percepatan pemanasan global hingga mengakibatkan kepunahan
massal. Bukti geologi lain menunjukkan kepunahan massal juga pernah terjadi 251 juta
tahun lalu, pada akhir periode Permian. Akibat terlepasnya gas metana, lebih dari 94%
spesies mengalami kepunahan massal. Kematian massal terjadi mendadak karena turunnya
level oksigen secara ekstrem (Surya, 2019)
Akar masalah kelangkaan pangan jika dicermati salah satunya adalah krisis manajemen
lahan itu sendiri. Secara matematis, inefisiensi pemakaian lahan pertanian untuk pakan
ternak tercermin dari perhitungan kalori yang "terbuang" untuk membesarkan ternak cukup.
Pakan yang selama ini diberikan kepada ternak dapat memenuhi kebutuhan kalori 8,7
miliar orang. Berarti masih ada kelebihan kalori untuk 2,1 miliar orang.
Sebenarnya tidaklah sulit untuk memahami mendesaknya perubahan pola makan ini, yakni
perubahan ke pola makan yang mata rantainya pendek. Perut manusia bisa langsung
mencerna kedelai, jagung dan gandum tanpa harus melalui perut ternak terlebih dahulu.
Pertanian untuk pakan ternak itu sendiri merupakan penyumbang 9% CO2
(karbondioksida) , 65% N2O (dinitrooksida) dan 37% CH4 (metana). Perlu diketahui efek
rumah kaca N2O adalah 296 kali CO2, sedangkan CH4 adalah 25 kali CO2. Satu lagi
masalah industri peternakan yang sangat krusial yakni, inefisiensi air. Sekian triliun galon
air diperuntukkan untuk irigasinya saja. Sebagai gambaran sederhana, untuk mendapatkan
satu kilogram daging sapi mulai dari pemeliharaan, pemberian pakan ternak, hingga
penyembelihan seekor sapi membutuhkan satu juta liter air! (Surya,2019)
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah penyusun paparkan pada bagian sebelumnya, dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Metana merupakan salah satu unsur gas alam yang juga memberikan sumbangan terbesar
terhadap peningkatan Efek Rumah Kaca dan pemanasan global, yang dapat mengancam
kelangsungan hidup di muka bumi..
2. Emisi metana yang terlepas ke atmosfir berasal dari dua sumber, yakni sumber alamiah
dan sumber yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Di antara kedua sumber tersebut,
sumber akibat aktivitas manusia merupakan sumber terbesar yang akan mempercepat
laju pemanasan global.
3. Polusi udara yang disebabkan oleh gas metana dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan
dengan beberapa langkah strategis tertentu.
B. Saran
Polusi udara yang diakibatkan oleh gas metana merupakan salah satu masalah yang serius,
sehingga menuntut upaya untuk menangani masalah tersebut. Beberapa upaya yang
disarankan untuk dilakukan adalah dengan menekan jumlah emisi gas metana yang berasal
dari kegiatyan manusia, khususnya emisi gas metana yang ditimbulkan akibat kegiatan
peternakan, penggunaan bahan bakar kendaraan yang kurang atau bahkanj tidak
menghasilkan metana, dan menjadi konsumen yang hemat dalam penggunaan energi.
Pelaksanaan hal tersebut dapat dicapai dengan menjalin kerjasama di antara semua pihak
yang terkait. Hal ini memerlukan penatalaksanaan sistem yang menyeluruh, mulai dari
pihak pemerintah hingga ke tingkat konsumen itu sendiri. Namun di atas semua itu, hal
yang paling penting yang berkaitan dengan upaya pengurangan polusi udara, khususnya
yang diakibatkanm oleh gas metana adalah edukasi untuk menumbuhkan kesadaran
mengenai bahaya yang ditimbulkannya, sehingga akan mendorong tiap orang untuk
melakukan upaya mengurangi emisi gas metana ini. Sedangkan terkait dengan penyusunan
makalah ini, kami mengharapkan kritik dan masukan untuk lebih menyempurnakan isi
makalah ini, sehingga dengan demikian hal tersebut akan menambah pengetahuan kita,
sehingga dapat dijadikan sebagai dasar yang valid dan memadai untuk mengambil langkah
penekanan dan reduksi gas metana sebagai polutan di udara.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Heribertus Joko Kristadi, M.Si. dan Destri Wahyu Dati,S.Sos. 2012. Gas Metana
Batubar. Jakarta. LEMIGAS
Drs. Tantowi, M. Sc, dan Dra. Armita Sutriati. 2014. PENGURANGAN EMISI GAS
RUMAH KACA DARI WADUK DAN RAWA GAMBUT. Jakarta. Badan LITBAG
Faisal Surya, dan M. Aminudin. 2019. Polusi Gas Metana. Makalah. Dikutip dari
http://princekevin019.blogspot.com/2015/04/makalah-polusi-gas-metana. 18
February.
Johnke, B., n.d. Emissions from Waste Incineration. Good Practice Guidance and
468