Anda di halaman 1dari 26

JURNAL

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


ACARA I : SISTEM KRISTAL ISOMETRIK DAN TETRAGONAL

OLEH :
MUH.ALANSAR
D061231028

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2023
ISOMETRIK DAN TETRAGONAL
1
Muh.Alansar , 2Kevin Edwar Patoding
1
Praktikan Mineralogi dan Kristalografi, Laboratorium Petrografi, Departemen
Teknik Geologi, FakultasTeknik, Universitas Hasanuddin
2
Asisten Mineralogi dan Kristalografi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Mineral adalah suatu padatan yang homogen (sejenis), yang terbentuk dialam dan tersusun
atas komposisi kimia dan atom yang terkonfigurasi dengan baik, dan sebagian besar
terbentuk atas proses anorganik. Mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu yang dalam
keadaan padat sebagai perwujudan dari hasil susunan yang teratur didalamnya. Apabila
kondisi dari mineral tersebut masih baik dan memungkinkan, mineral akan dibatasi oleh
bidang-bidang rata dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur. Mineral dengan
bentuk yang teratur inilah yang disebut sebagai kristal. Cabang dari mineralogi yang
mempelajari tentang sifat geometri dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan,
kenampakan bentuk luar, struktur dalam (internal) kristal adalah ilmu yang dinamakan
kristalografi.
Kata kunci: Elemen Kristal, Sistem kristal Isometrik, Sistem Kristal Tetragonal

I. PENDAHULUAN familier dengan istilah mineral;

I.I Latar Belakang seperti air mineral, makanan yang

Kristalografi dan Mineralogi mengandung mineral, mineral dalam

adalah cabang ilmu geologi yang arti komposisi viamin dan lain-lain.

mempelajari tentang segala hal yang Namun, dalam ilmu geologi, mineral

berhubungan dengan mineral, proses diartikan sebagai suatu benda padat

kristalisasi mineral dan anorganik yang homogen, kristalin,

keterdapatannya di lapangan. Di terbentuk di alam dan secara alamiah.

kehidupan sehari-hari, kita sangat Jadi arti mineral dalam


kehidupansehari-hari tidaklah sama Yunani yaitu “Krustallos”, terdiri

dengan arti mineral dalam ilmu atas “kruos” yang artinya beku dan

geologi. Mineral dapat kita jumpai “stellein” yang artinya dingin. Jadi

dalam kehidupan kita. Kita bahkan kristal mengacu pada kedua kata

tidak dapat hidup jauh-jauh dari tersebut berarti membeku karena

mineral, dari pakaian yang kita pakai, proses pendinginan. Kristal juga

perhiasan, peralatan tulis, kendaraan sering disebut sebagai hablur / balur,

kita, rumah kita, perabotan makanan mengacu pada sifat fisik yang

kita, kacamata, alat masak kita dan menandainya, karena kristal bersifat

lain-lain. Itu semua terbuat dari bahan hablur. Ilmu yang mempelajari

mineral, yang diambil di alam, baik tentang sistem penggambaran dan

yang menyusun batuan maupun yang sifat simetri kristal disebut

dijumpai secara tunggal membentuk “KRISTALOGRAFI”. Kristalografi

batu homogen. sangat penting di dalam pembelajaran

1.2 Alat Dan Bahan MINERALOGI, karena mineral

Alat dam bahan yang selalu memiliki bentuk kristal yang

digunakan adalah peraga, pensil, dikenal dengan sifat KRISTALIN.

penggaris, busur derajat, pensil warna. Dalam the dictionarry of geology

II. TINJAUAN PUSTAKA (Berry, 1983), kristal adalah bahan

padat yang secara kimia homogen


2.1 Pengertian Mineralogi dan
dengan bentuk geometri tetap,
Kristalogarfi
sebagai gambaran dari susunan atom
Kristal berasal dari Bahasa
yang teratur, dibatasi oleh bidang
banyak (polyhedron), dengan jumlah maka mineral tersebut telah terubah

dan kedudukan bidangbidang (alterasi), sehingga membentuk nama

kristalnya tertentu dan teratur. mineral yang berbeda. Begitu juga

Mineral memiliki sifat selalu kristalin, dengan mineral yang secara

karena mineral memiliki bentuk komposisi kimia sama, namun

tertentu. Dalam bab sebelumnya, susunannya berubah; misalnya dari

mineral didefinisikan sebagai suatu monoklin menjadi ortorombik atau

bahan padat, anorganik, terbentuk di sebaliknya, maka mineral tersebut

alam secara alamiah dan kristalin. pun telah terubah membentuk mineral

Jadi, kristalin artinya tersusun atas yang lain. Tidak semua kristal adalah

unsurunsur kimia yang homogen mineral. Mineral harus kristalin,

dengan bentuk geometri tetap sebagai terbentuk di alam, secara alamiah dan

gambaran dari susunan atom yang anorganik. Kristal dapat saja

teratur, jumlah dan kedudukan terbentuk di alam secara alamiah,

bidang-bidang kristalnya tertentu dan tetapi jika tidak terbentuk secara

teratur. Hal itu, dapat didefinisikan anorganik, maka bukanlah mineral.

bahwa setiap mineral pastilah kristal Kristal juga dapat terbentuk secara

namun tidak semua kristal. adalah alamiah dalam tubuh manusia atau

mineral. Setiap mineral yang telah binatang, sebagai contoh adalah batu

mengalami perubahan komposisi ginjal, karang gigi dan tulang. Kalsit

kimia, baik secara substitusi yang menyusun batu ginjal

(penambahan), penggantian (kidneystone), ketika dilakukan

(replacement) dan pengurangan, pengamatan secara optis juga


menunjukkan sifat kristalin. Namun, jasper, batugiok dan lain-lain yang

jenis kalsit tersebut bukanlah mineral, dibuat di pabrik. Telah disebutkan

karena tidak terbentuk secara bahwa mineral dipelajari dalam

anorganik. Begitu juga dengan tulang mineralogi. Mineralogi adalah salah

dan karang gigi. Batubara, cangkang satu cabang ilmu geologi yang

fosil, gelas kristal, batubata dan lain- mempelajari tentang sifat fisik

lain juga dapat dikategorikan kristal, (termasuk optik), mekanik dan

namun bukanlah mineral. Cangkang kimiawi dari mineral, struktur kristal

binatang akan tumbuh semakin besar, dan kristalisasinya, asosiasi dengan

sejalan dengan pertumbuhan binatang mineral yang lain dan

yang dilindunginya. Batubara berasal keterdapatannya di alam. Jadi,

dari ubahan batang kayu pada kondisi mengacu pada definisi-definisi

reduksi; semakin tinggi dan semakin tersebut, maka dapat disimpulkan

lama reduktivitas terhadap batang bahwa secara umum, mineral dapat

kayu, semakin tinggi tingkat didefinisikan sebagai bahan padat,

ubahannya hingga membentuk anorganik, yang terbentuk secara

antrasit. Kristal dapat saja terbentuk alamiah di alam, kristalin (yaitu yang

di pabrik atau dengan metode yang secara kimia homogen dengan bentuk

lain oleh kegiatan manusia (secara geometri tetap, sebagai gambaran dari

antropogenik), namun kristal-kristal susunan atom yang teratur, dibatasi

tersebut bukan merupakan mineral. oleh bidang banyak (polyhedron),

Sebagai contoh adalah batu / mineral jumlah dan kedudukan bidang-bidang

aspal, seperti rughby, intan, safir, kristalnya tertentu dan teratur).


Mengacu pada pengertian tersebut, 2) Kaca (SiO2), semen, batu bata;

mineral dapat dijabarkan memiliki tiruan ruby, spinel, saphire dan

sifat-sifat sebagai berikut: corundum; serta suplemen makanan

a. " Alami dan alamiah " yang berarti adalah beberapa contoh benda yang

setiap benda yang terbentuknya di bukan mineral meskipun kristalin,

mana saja di alam, seperti di planet- homogen dan memiliki komposisi

planet lain maupun yang jauh di yang pasti karena tidak terbentuk di

dalam bumi, asalkan terbentuknya alam (= dibuat oleh manusia /

secara alami dan keberadaannya antropogenik). Namun, kuarsa (SiO2),

alamiah, maka dapat disebut sebagai semen 4 karbonat, semen silika,

mineral. Benda yang tersusun atas semen feroksida dan lain-lain yang

senyawa sintetik yang diketahui tidak terbentuk secara alamiah di alam,

terbentuk di alam, tidak dapat disebut maka disebut sebagai mineral.

sebagai mineral. b. " Padat homogen " berarti:

1) Halit (NaCl), apatit, kuarsa dan memiliki komposisi kimia tertentu

kalsit adalah beberapa contoh dari dan homogen, dengan sifat fisik

mineral, sepanjang terbentuk secara (kerapatan, kompresibilitas, indeks

alami dan keberadaannya alamiah di bias, dan lain-lain) yang tetap. Jadi,

alam. Kristal NaCl (garam) yang batu/batuan meskipun terbentuk

terbentuk di pabrik, atau yang secara alamiah di alam dan secara

dibudidayakan oleh petani garam di anorganik, tidak termasuk mineral

tambak tidak dapat disebut sebagai karena memiliki komposisi yang

mineral. heterogen dengan sifat-sifat fisik


yang tidak tetap. Batu/batuan padatan yang sama; contoh:

tersusun atas kumpulan mineral- plagioklas, piroksen klino, amfibol,

mineral, yang dapat terdiri atas dua feldspar, karbonat dan kuarsa. Pada

jenis atau lebih mineral. mineral karbonat, substitusi kation

c. "Memiliki komposisi yang pasti " dapat terjadi pada kalsit (CaCO3): Ca

yang berarti tersusun atas atom atau digantikan oleh Mg membentuk

kelompok atom (kation dan anion) CaMg(CO3)2 (dolomit). Pada

dengan rasio tertentu dan tetap. Pada mineral plagioklas, unsur Ca pada

kristal ionik (mineral) rasio kation anortit (Ca2AlSi2O8) dapat

terhadap anion dibatasi oleh digantikan sebagian atau disubstitusi

kesetimbangan muatan dengan jari- oleh Na membentuk CaNaAlSi2O8

jari ionik yang sama, sehingga atom- (andesin). Pada mineral kuarsa, dapat

atom yang memiliki muatan yang menghasilkan mineral sejenis yang

sama dapat saling mengganti secara berwarna-warni, hal itu ditentukan

bebas, itulah sebabnya mineral juga oleh pengotoran unsur lain walaupun

sering bersifat tidak tetap, artinya tidak sampai merubah komposisi

unsurunsur kation penyusun mineral kimia mineral, sebagai contoh adalah

tersebut dapat tersubstitusi atau ametis, yang tersusun atas silika yang

tergantikan oleh kation yang lain terkotori oleh Fe4+ .

membentuk kristal baru, dengan jenis d. "Kristalin atau tersusun atas kristal-

mineral yang baru pula. Hal itu kristal sejenis”, yang berarti setiap

umumnya dapat dijumpai pada mineral tersusun atas kristal-kristal

mineral yang memiliki deret larutan yang sejenis, dengan susunan /


geometri atom tertentu. Gelas (ct: pembentukannya identik dengan

obsidian) yang merupakan padatan pertumbuhan organisme; contoh: gigi,

teratur, cairan (spt air dan tulang, batu kencing, batu ginjal dan

merkuri), dan gas (ct: udara) bukan sejenisnya. Batu kencing dan batu

mineral karena tidak bersifat kristalin. ginjal terbentuk secara alamiah, jika

Namun, mineral dapat saja menyusun dilakukan pengamatan secara

massa cair (fluid) dan massa plastis, petrografis / mineralogi optis,

sebagai contoh adalah kristal olivin keduanya memiliki sistem kristal

dan piroksen yang menyusun magma dengan susunan yang sama dengan

plastis pada lapisan astenosfer bagian kalsit. Namun, karena keduanya

atas dan lapisan inti bumi bagian atas. terbentuk berkaitan dengan aktivitas

e. "Proses pembentukannya secara organisme, maka bukan mineral.

anorganik" berarti benda padat yang 2) batubara, minyak bumi, guano,

dibentuk oleh organisme bukan kulit tiram, dan mutiara bukan

termasuk mineral. Kalsit yang mineral, karena pembentukannya

menyusun cangkang karbonat adalah berhubungan dengan aktivitas

mineral karena identik dengan organisme, meskipun terbentuk

senyawa yang terbentuk secara secara alamiah di alam.

anorganik, namun: 3) air mineral, vitamin kaya mineral,

1) benda-benda padat homogen yang susu dengan mineral; sebagaimana

dihasilkan karena kehidupan yang dilaporkan atau ditulis dalam

(manusia, hewan, dan tumbuhan) jurnal atau majalah kesehatan, adalah

tidak termasuk mineral karena bukan mineral, karena tidak bersifat


kristalin. Mineral selalu bersifat susunan dan komposisi kimia kristal

kristalin (tersusun atas kristal-kristal yang sama, namun hanya beril yang

sejenis), namun kristal belum tentu terbentuk di alam secara alamiah

mineral. Kristal adalah benda padat yang disebut sebagai mineral

yang tersusun atas unsur-unsur kimia Parameter Sumbu Kristal

dengan susunan yang tetap dan Sumbu kristal adalah garis

tertentu, yang dibatasi oleh bidang- bayangan lurus yang menghubungkan

bidang banyak (bersifat poligonal). dan menembus muka / bidang muka

Kristal dapat saja terbentuk secara kristal, melalui pusat kristal. Dalam

organik dan anorganik, secara sistem kristalografi, kristal ada yang

alamiah maupun dibuat oleh manusia, memiliki tiga (3) sumbu kristal dan

dan dapat saja terbentuk di ada yang memiliki empat (4) sumbu

alam/dalam tubuh manusia atau di kristal. Sumbusumbu kristal tersebut

pabrik. Susunan kimia kristal dapat kita beri nama saja, yaitu sumbu a,

saja sama dengan susunan kimia sumbu b dan sumbu c (Gambar 3.2

mineral, sehingga sifat kimianya pun kanan). Sumbu a memiliki kedudukan

sama. Sebagai contoh adalah mineral secara lateral yang dibentuk oleh dua

beril (Be3Al2(SiO3)6) yang bidang kristal yang saling berhadapan

terbentuk secara alamiah di alam; menembus bidang pada sisi depan

namun ada batu mulia tiruan dengan dan bidang pada sisi belakang. Sumbu

komposisi kimia Be3Al2(SiO3)6 b memiliki kedudukan secara

yang dibuat secara sengaja di pabrik. horizontal yang dibentuk oleh dua

Kedua beril tersebut memiliki bidang kristal yang saling berhadapan


menembus bidang pada sisi kanan memiliki kedudukan saling tegak

dan bidang pada sisi kiri. Sumbu c lurus, yaitu sumbu x (horizontal),

adalah sumbu vertikal yang sumbu y (vertikal) dan sumbu z

menembus bidang pada sisi atas dan (lateral). Mengacu pada 32 koordinat

sisi bawah. Ke semua sumbu kristal Cartesia tersebut; sumbu-sumbu

tersebut selalu melalui dan bertemu di dalam kristalografi, yaitu sumbu a

pusat kristal. Garis-garis bayangan sejajar dengan koordinat z, sumbu b

dari masing-masing sumbu kristal sejajar dengan koordinat x dan sumbu

tersebut berkedudukan tertentu, c sejajar dengan koordinat y. Setiap

membentuk sudut sumbu kristal. sumbu kristal memiliki nilai vektor

Sudut sumbu kristal kita beri notasi α, tertentu . Nilai vektor tersebut dalam

β dan γ. Sudut α dibentuk oleh sumbu ilmu kristalografi ditentukan dengan

b dan c, sudut β dibentuk oleh sumbu angka absolut, misalnya 1 (satu), 2

b dan a dan sumbu γ dibentuk oleh (dua) dan 3 (tiga), ada yang bernilai

sumbu a dan c. positif dan ada yang bernilai negatif

Panjang dan kedudukan sumbu karena setiap sumbu kristal harus

kristal melalui pusat kristal. Dalam sistem

Dalam ilmu vektor dikenal kristalografi juga, masing-masing

adanya hukum Cartesia. Kedudukan sumbu kristal dapat saling tegak lurus,

masing-masing sumbu kristal tersebut dan dapat tidak saling tegak lurus.

hampir mirip dengan koordinat Nilai vektor pun dapat sama untuk

Cartesia. Koordinat Cartesia dibentuk semua sumbu kristal, dan dapat pula

oleh tiga sumbu yang masing-masing tidak sama. Nilai vektor ini nantinya
yang akan menentukan suatu kristal sumbu-sumbu kristal yang

bersifat simetris atau tidak simetris. kedudukannya tidak saling tegak

Kristal yang bersifat simetris dapat lurus, yaitu monoklin dan triklin.

dijumpai dalam bentuk kubus . menjelaskan sumbu-sumbu kristal

Jumlah sumbu kristal dan simetri dalam sistem kristalografi yang

kristal memiliki sistem isometri dan non-

Telah disebutkan di atas bahwa, isometri. Sumbu kristal dengan

tidak semua kristal di alam memiliki kedudukan tak-simetri lebih banyak

bentuk kristal yang simetri, sebagian di jumpai dalam mineralogi. Mineral

di antaranya berbentuk non-simetri. yang paling banyak dijumpai di alam

Bentuk paling simetri dari suatu bahkan di Indonesia, yaitu piroksen

benda adalah bola, piramid, kubus klino, horenblenda, biotit, plagioklas,

dan dodekahedron. Bentuk simetri K-feldspar dan muskovit. Mineral-

kristal ini ditentukan oleh jumlah mineral tersebut diketahui berada

sumbu kristal, yaitu 3 (tiga), dengan dalam deret reaksi Bowen (Bowen

nilai vektor untuk semua sumbu Reaction Series). Mineral-mineral

kristal adalah sama. Bentuk tak- tersebut memiliki bentuk kristal

simetri kristal adalah heksagon, dalam sistem kristal monoklin dan

prisma, trapesium dan rombis. Untuk triklin. Olivin dan piroksen orto

itulah, dalam sistem kristalografi, memiliki bentuk kristal dalam sistem

juga diketahui ada sistem kristal yang kristal ortorombik. Kuarsa memiliki

memiliki empat sumbu kristal, yaitu bentuk kristal dalam sistem kristal

trigonal dan hexagonal; serta ada tetragonal. Mineral dengan


kelimpahan di alam tidak merata, 2. Sumbu Simetri

seperti mineral sulfida yaitu pirit dan Sumbu simetri adalah garis

kalkopirit, galena dan intan (diamond) bayangan yang dibuat menembus

memiliki bentuk kristal dengan sistem pusat kristal, dan bila kristal diputar

kristal isometri. dengan poros sumbu tersebut sejauh

1. Bidang simetri satu putaran penuh akan didapatkan

Bidang simetri adalah bidang beberapa kali kenampakan yang sama.

bayangan yang dapat membelah Sumbu simetri dibedakan menjadi

kristal menjadi dua bagian yang sama, tiga, yaitu gire, giroide dan sumbu

dimana bagian yang satu merupakan inversi putar. Ketiganya dibedakan

pencerminan dari yang lain. Bidang berdasarkan cara mendapatkan nilai

simetri ini dapat dibedakan menjadi simetrinya. Gire, atau sumbu simetri

dua, yaitu bidang simetri aksial dan biasa, cara mendapatkan nilai

bidang simetri menengah. Bidang simetrinya adalah dengan memutar

simetri aksial bila bidang tersebut kristal pada porosnya dalam satu

membagi kristal melalui dua sumbu putaran penuh. Bila terdapat dua kali

utama (sumbu kristal). Bidang simetri kenampakan yang sama dinamakan

aksial ini dibedakan menjadi dua, digire, bila tiga trigire (3) tetragire (4)

yaitu bidang simetri vertikal, yang heksagire (9) dan seterusnya. Giroide

melalui sumbu vertikal dan bidang adalah sumbu simetri yang cara

simetri horizontal, yang berada tegak mendapatkan nilai simetrinya dengan

lurus terhadap sumbu. memutar kristal pada porosnya dan

memproyeksikannya pada bidang


horizontal. Dalam gambar, nilai dengan kriteria bahwa bidang yang

simetri giroide disingkat tetragiroide berpasangan tersebut berjarak sama

dan heksagiroide. Sumbu inversi dari pusat kristal, dan bidang yang

putar adalah sumbu simetri yang cara satu merupakan hasil inversi melalui

mendapatkan nilai simetrinya dengan pusat kristal dari bidang pasangannya.

memutar kristal pada porosnya dan 2.2 Sistem Kristal

mencerminkannya melalui pusat Mempelajari dan mengenal

kristal. Penulisan nilai simetrinya bentuk kristal secara mendetail, perlu

dengan cara menambahkan bar pada diadakan pengelompokkan yang

angka simetri itu. sistematis. Pengelompokkan itu

3. Pusat simetri didasarkan pada perbangdingan

Suatu kristal dikatakan panjang, letak (posisi) dan jumlah

mempunyai pusat simetri bila kita serta nilai sumbu tegaknya. Bentuk

dapat membuat garis bayangan tiap- kristal dibedakan berdasarkan sifat-

tiap titik pada permukaan kristal sifat simetrinya (bidang simetri dan

menembus pusat kristal dan akan sumbu simetri) dibagi beberapa

menjumpai titik yang lain pada sistem, salah dua-nya yakni (Pellant,

permukaan di sisi yang lain dengan 1992):

jarak yang sama terhadap pusat kristal 2.2.1 Sistem Isometrik

pada garis bayangan tersebut. Atau Kata isometris berasal dari

dengan kata lain, kristal mempunyai “iso” dan “metrik” atau “metris”; iso

pusat simetri bila tiap bidang muka berarti sama dan metrik berarti
kristal tersebut mempunyai pasangan ukuran, maka isometris atau
isometrik adalah suatu sistem kristal sistem kristal yang lain. Itulah

dalam sistem kristalografi yang mengapa isometris jauh lebih

memiliki ukuran yang sama secara sederhana dan paling mudah untuk

tiga dimensi. Sistem kristal isometris dikenali dibandingkan dengan sistem

sering disebut juga dengan sistem kristal yang lain. Secara umum,

kristal kubus atau kubik. Bola adalah bentuk kristal dalam sistem kristal

salah satu bentuk yang memiliki sifat isometris ada 4, yaitu kubus,

paling simetri secara tiga dimensi. 34 oktahedron, dodekahedron dan

Sistem kristal isometris adalah sistem kombinasi ketiganya . Di dalam

kristal yang paling simetris. Sistem penggambarannya, sistem kristal

kristal isometris memiliki tiga (3) isometrik harus digambarkan dengan

sumbu kristal, dengan panjang perbandingan sumbu a1, a2 dan a3 =

sumbu yang sama. Karena sistem 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu a1

kristal ini memiliki kedudukan dan ditarik garis dengan nilai 1, pada

ukuran sumbu yang sama, maka sumbu a2 ditarik garis dengan nilai 3,

ketiga sumbunya kita sebut saja a1, dan sumbu a3 juga ditarik garis

a2 dan a3. Masing-masing sumbu dengan nilai 3 (nilai bukan patokan,

saling berpotongan dengan sudut hanya perbandingan). Sudut antara

perpotongan α=β=γ= 90o . Sebagai sumbu a1 dengan a2 (α)

suatu sistem yang paling simetris, digambarkan pada 150 o , sudut

maka isometris tidak berpolar antara a2 dengan a3 (β) digambarkan

sebagaimana yang dijumpai dalam 90o , sudut antara -a3 dengan a1 (γ )


digambarkan 120o , dan sudut antara antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚

a1 dengan -a2 digambarkan 30o terhadap sumbu bˉ.

Bentuk-bentuk kristal pada sistem Sistem isometrik dibagi menjadi 5

isometris dan cara Kelas :

1.Tetartoidal
penggambarannya.
2.Diploidal

3.Gyroidal

4.Hextetrahedral

5.Hexotakhedral

Penentuan klas simetris dari kristal

isometric dapat didasarkan pada


Gambar 2.1 sistem isometrik
prinsip berikut:
Pada penggambaran dengan
1.) Herman Maugin
menggunakan proyeksi orthogonal,
Bagian 1: Menunjukkan nilai
sistem Isometrik memiliki
sumbu a, mungkin bernilai 4 atau 2
perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 :
dan ada atau tidaknya bidang simetri
3. Artinya, pada sumbu a ditarik garis
yang tegak lurus sumbu a tersebut.
dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik
Bagian ini dinotasikan dengan: 4/m, 4,
garis dengan nilai 3, dan sumbu c juga
4, 2/m, 2. Angka menunjukkan nilai
ditarik garis dengan nilai 3 (nilai
dan huruf m menunjukkan adanya
bukan patokan, hanya perbandingan).
bidang simetri yang tegak lurus
Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ =
sumbu tersebut.
30˚. Hal ini menjelaskan bahwa
Bagian 2: Menunjukkan sumbu 1. Bidang simetri horizontal,

simetri bernilai 3, bagian ini selalu 3 bidang simetri vertikal, dan bidang

atau 3. simetri diagonal maka dinotasikan

Bagian 3: Menunjukkan ada atau dengan h.

tidaknya sumbu simetri 2, Bidang simetri horizontal dan

diagonal/intermediet bernilai 2 dan bidang simetri vertikal maka

ada atau tidaknya bidang simetri dinotasikan dengan h.

diagonal/intermediet yang tegak lurus 3. Bidang simetri vertikal dan

sumbu diagonal tersebut. Bagian ini bidang simetri diagonal maka

dinotasikan dengan: 2/m, 2, m. Angka dinotasikan dengan v.

menunjukkan nilai dan huruf m 4. Bidang simetri diagonal saja

menunjukkan adanya bidang simetri maka dinotasikan d.

yang tegak lurus sumbu tersebut. 5. Notasi h, v, atau d dituliskan

2.) Schoenflies di kanan agak ke bawah dari notasi

Bagian 1: Dipandang dari huruf O atau T.

sumbu c, maka ada dua kemungkinan Beberapa contoh mineral dengan

yaitu bernilai 4 atau bernilai 2. Kalau system kristal Isometrik ini

sumbu c bernilai 4, termasuk klas O adalah Gold, Pyrite, Galena, Halite,

(oktaeder). Kalau sumbu c bernilai 2, Fluorite.

termasuk klas T (tetraeder). 2.2.2 Sistem Tetragonal

Bagian 2: Dipandang bidang Sistem kristal tetragonal

simetrisnya. Kalau mempunyai: hampir mirip dengan sistem kristal

isometrik. Sistem kristal ini memiliki


tiga sumbu kristal utama yang lebih panjang atau lebih pendek. Tapi

masing-masing juga saling tegak pada umumnya lebih panjang. Pada

lurus, yaitu a, b, dan c. Panjang sumbu kondisi sebenarnya, Tetragonal

kristal a1 dan a2 sama, namun memiliki axial ratio (perbandingan

panjang sumbu c tidak sama (bisa sumbu) a = b ≠ c , yang artinya

lebih panjang atau lebih pendek), dan panjang sumbu a sama dengan sumbu

pada umumnya lebih panjang (a1 = a2 b tapi tidak sama dengan sumbu c.

≠ c), α = β = γ = 90˚. Sistem kristal Dan juga memiliki sudut kristalografi

tetragonal digambarkan dengan α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada

perbandingan panjang sumbu a1 : a2 : sistem ini, semua sudut

c = 1 : 3 : 6, sudut β = γ = 90˚ dan α = kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak

30o lurus satu sama lain (90˚). Pada

penggambaran dengan menggunakan

proyeksi orthogonal, sistem kristal

Tetragonal memiliki perbandingan

sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya,

pada sumbu a ditarik garis dengan


Gambar 2.2 sistem tetrgonal
nilai 1, pada sumbu b ditarik garis
Sama dengan sistem Isometrik,
dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik
sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu
garis dengan nilai 6 (nilai bukan
kristal yang masing-masing saling
patokan, hanya perbandingan). Dan
tegak lurus. Sumbu a dan b
sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚.
mempunyai satuan panjang sama.
Hal ini menjelaskan bahwa antara
Sedangkan sumbu c berlainan, dapat
sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap dan ada atau tidaknya bidang simetri

sumbu bˉ. Contoh mineral yang yang tegak lurus sumbu a tersebut.

memiliki bentuk kristal tetragonal Bagian 2: Menunjukkan ada atau

adalah kalkopirit (atau tembaga-besi tidaknya sumbu a yang bernilai 2 dan

sulfida), anatase, zirkon, leusit, rutil, ada atau tidaknya bidang simetri

vertikal yang tegak lurus dengan


krisobalit, wulfenit, skapolit, kasiterit,
sumbu a tersebut.
stannit, dan cahnit. Sistem
Bagian 3: Menunjukkan ada atau
Tetragonal dibagi menjadi 7 kelas,
tidaknya sumbu simetri
yaitu
diagonal/intermediet bernilai 2 dan
1.ditetragonal dipiramidal,
ada atau tidaknya bidang simetri
2.tetragonal trapezohedral
diagonal/intermediet yang tegak lurus
3.ditetragonal pyramidal
sumbu diagonal tersebut.
4. tetragonal scalenohedral
2. Schoenflies
5. tetragonal dipiramidal
Bagian 1: Dipandang nilai
6.tetragonal dispenoidal dari sumbu yang tegak lurus dengan

7.tetragonal pyramidal sumbu c, maka ada dua kemungkinan

Penentuan klas simetris dari kristal yaitu bernilai 2 atau tidak bernilai.

isometric dapat didasarkan pada Kalau sumbu c bernilai 2, termasuk

prinsip berikut: klas D (Diedrick). Kalau sumbu

1. Herman Maugin tersebut tidak bernilai termasuk klas

Bagian 1: Menunjukkan nilai C (Cyclick).

sumbu c, mungkin bernilai 4 atau 4


Bagian 2: Ke kanan agak ke bawah simetri kristal. Sifat simetri kristal

notasi D atau C dituliskan nilai sumbu ditentukan dengan diproyeksikan

c nya. secara stereografis. Simulasi pada

Bagian 3: Dipandang bidang proyeksi stereografis ini dapat

simetrinya kalau mempunyai: berguna ketika kita melakukan

1. Bidang simetri horizontal pemerian mineral dalam cara yang

bidang simetri vertikalm dan bidang lain. Kembaran yang dapat

simetri diagonal maka dinotasikan diidentifikasi melalui proyeksi

dengan h. stereografi sifat simetri mineral

2, Bidang simetri horizontal dan adalah (1) kembaran bidang yang

bidang simetri vertikal maka ditentukan dari proyeksi refleksi,

dinotasikan dengan h. contoh struktur sisik-ikan pada

3. Bidang simetri vertikal dan gipsum, models 102 dan 108, (2)

bidang simetri diagonal maka kembaran sumbu (normal dan sejajar)

dinotasikan dengan v. yang dapat diketahui ketika mineral

4. Bidang simetri diagonal saja diputar 180o , contoh kembaran

maka dinotasikan d. Beberapa contoh kalsbad model 103, dan (3) kembaran

mineral dengan sistem kristal pusat jika dilakukan inversi. Sifat

Tetragonal ini adalah Rutil, Autunite, simetri kristal disimbolkan dalam

Pyrolusite, Leucite, Scapolite. bentuk simbol herman maguin .

2.2.3 Proyeksi Stereografis Parameter-parameter proyeksi

stereografis tersebut meliputi rotasi


Telah disebutkan di atas
(diputar 360o ), inversi (dibalik
bahwa kristal mineral memiliki sifat
360o ), rotoinversi (putarbalik) dan 360o untuk 4 arah inversi yang

refleksi (pencerminan). berbeda.

1. Rotasi (r) Sifat rotasi 3. Roto-inversi (𝑖)̅ 50 Sifat

ditentukan dengan frekuensi bentuk rotoinversi ditentukan dengan

kristal yang sama jika kristal diputar frekuensi bentuk kristal yang sama

dalam 360o . Kubus memiliki 4x jika kristal diputar sambil diinversi

bentuk yang sama ketika diputar dalam 360o . Kubus memiliki 6x

360o . Balok memiliki 2x bentuk bentuk yang sama ketika dirotoinversi

yang sama ketika diputar 360o , dan 360o . Balok memiliki 2x bentuk

handphone memiliki 1x bentuk yang yang sama ketika dirotoinversi 360o ,

sama ketika diputar 360o . dan handphone memiliki 1x bentuk

2. Invers (i) Sifat inversi yang sama ketika dirotoinversi 360o .

ditentukan dengan frekuensi bentuk 4. Refleksi (m) Sifat refleksi

kristal yang sama jika kristal diinversi ditentukan dengan frekuensi bentuk

dalam 360o . Kubus memiliki 4x kristal yang sama jika kristal

inversi bentuk yang sama ketika direfleksikan melalui bidang reflektor

diinversi 360o untuk 4 arah inversi sejajar dengan tiap-tiap sumbunya.

yang berbeda. Balok memiliki 2x Kubus memiliki 6 bentuk yang sama

bentuk yang sama ketika diinversi ketika ketika dipasang reflektor yang

360 o untuk 4 arah inversi yang sejajar pada tiap-tiap sumbunya.

berbeda, dan handphone memiliki 1x Balok memiliki 2x bentuk yang sama

bentuk yang sama ketika diinversi ketika dipasang reflektor yang sejajar

pada tiap-tiap sumbunya, dan


handphone memiliki 1x bentuk yang untuk membentuk bidang-bidang

sama ketika dipasang reflektor yang bayangan yang identik terhadap 4

sejajar dengan tiap-tiap sumbunya. bidang muka tersebut. Contoh

Contoh konkrit proyeksi stereografis mineralnya adalah scheelite dan

untuk menampilkan bentuk kristal scapolite.Baiklah, kita ambil salah

tiga dimensi menjadi dua dimensi satu contohnya, yaitu sistem kristal

adalah kubus (isometris), ortorombik, isometris. Sistem kristal ini memiliki

monoklinik dan tetragonal bentukan yang paling mudah

dipiramidal . Kita telah ketahui bahwa dideskripsi, begitu pula untuk

sistem kristal isometris memiliki 4 diproyeksikan. Anggaplah kita akan

sumbu putar yang dapat merepresentasikan gambaran 3D

diproyeksikan melalui bidang refleksi kristal ke dalam lembaran 2D, maka

(cermin) yang memotong ketiga tentukanlah terlebih dahulu sifat

sumbu utamanya (A2, A3 dan A4), simetrinya . Untuk sistem kristal

begitu juga dengan sistem kristal isometris gunakan gambar . Posisikan

ortorombik, yang memiliki 2 kali sumbu-sumbu kristal sejajar dengan

putaran yang dapat diproyeksikan. sumbu-sumbu proyeksi bola, dapat

Secara umum, salah satu sistem menggunakan salah satu stereografi

kristal tetragonal dicirikan oleh Wulf Net atau Schmid Net atau Polar

sumbu lipatan 4 yang perpendikular Equal Net (lihat Gambar 3.26), maka

terhadap bidang refleksi (cermin); bidang (001) diposisikan sejajar

empat bidang muka direfleksikan dangan arah N360 oE, bidang (010)

memotong bidang reflektor (cermin) berada pada arah N90oE, dan bidang
(100) berada pada arah N240oE dip III. METODE PRAKTIKUM

30o . Begitu juga dengan bidang- pada praktikum kali ini, kita

bidang berkedudukan negatif, yang menggunakan empat sampel peraga

terletak di sebaliknya. Cara dalam pelaksanaan praktikum.

menentukan latitude dan longitud dari Tahapan yang harus di perhatika

setiap kristal. bagian luar dari bola dalam praktikum kali ini adalah :

adalah proyeksi lengkungan dari 3.1 Tahap sebelum praktikum

bidang yang akan diproyeksikan. Pada tahap ini praktikan

Titik-titik yang dilakukan menyiapkan segala persiapan seperti

pengeplotan diposisikan berada pada tugas pendahuuan yang diberikan

sumbu-sumbu yang berselingan kepada praktikan dan segala alat

dengan bola. Jadi, bidang-bidang untuk di gunakan saat praktikum

dalam sistem kristal itu kini akan kita 3.2 Tahap Studi Pustaka

susun / jumpai dalam bentuk titik-titik, Pada tahap pengamatan yaitu

namun masih dalam bentuk 3D praktikan mulai mencari referensi

yang berhubungan dengan kegiatan

praktikum nanti agar saat praktikum

praktikan dapat memahami sampel

praktikum.

3.3 Tahap Praktikum

Gambar 2.3 proyeksi stereografis Tahap ini diadakan proses

pengambilan data dengan cara

mendeskripsikan kristal tersebut dari


sifat kristal, cara penggambaran, Setel;ah sampel yang dipilioh siap

elemen kristal, nilai kristal menurut kami segera melakukan praktikum

herman mauguin dan schoenflies, acara I ini. Selesai melaksanakan

bentuk kristal dan kelas kristal. praktikum dilanjutkan dengan

3.4 Penyusun Jurnal pembuatan jurnal yang akan

Dalam penyusun jurnal ada diasistensikan kepada asisten.

beberapa tahap yang harus dilakukan


3.5 Pada Tahap Selesai
pada saat penyusun jurnal di Pada tahap ini, praktikan akan
antaranya: merevisi kembali jurnal atau
1.Tahap penyusun
lampiran yang telah diasistensikan

2.Asistensi jurnal jika terjadi kesalahan agar terlihat

lebih baik.
3.Revisi jurnal

PENDAHULUAN
4.Mencetak jurnal

5.Pengumpulan jurnal
STUDI
PUSTAKA
6.Penilian

Adapun prosedur percoban dalam


PRAKTIKUM
praktikum ini dimulai dengan

persiapan alat yang kemudian di cek PENYUSUNAN


JURNAL
oleh asisten kelengkapannya, setelah

itu kami mengambil sampel isometri SELESAI

dan tetragonal yang akan kami


Gambar 3.1 Diagram Alir
gunakan untuk melakukan praktikum.
IV. PEMBAHASAN 4.2 Tetra 10

4.1 Tetra 15

Gambar 4.2 Peraga 2


Gambar 4.1 Peraga 1
Replika kristal kedua dengan
Replika kristal kedua dengan
nomor replika Tetra 10 termasuk ke
nomor replica Tetra 15 termasuk ke
dalam sistem kristal tetragonal
dalam sistem kristal tetragonal karena
karena memiliki karena memiliki 3
memiliki 3 sumbu yaitu a, b dan c
sumbu yaitu a, b dan c dimana
dimana perbandingan sumbunya
perbandingan sumbunya yaitu a = b ≠
yaitu a = b ≠ c serta perbandingan
c serta perbandingan sudutnya yaitu α
sudutnya yaitu α = β = γ = 90° elemen
= β = γ = 90° dengan elemen kristal
kristal 4A2, A4, 5PC. Nilai kristal,
4A2, A4, 5PC. Herman Mauguin
yaitu Herman Mauguin: 4/m, 2/m,
4/m,2/m,2/m. schoenflies D4h.
2/m dan Schoenflies: D4h. tetragonal
Tetragonal piramidal dan prisma
piramidal dan prisma adalah klas dan
adalah klas dan bentuk kristal
bentuk kristal yang terdapat di peraga
terdapat di tetra 10.
tetra 15.
4.3 Iso 19 4.4 Iso 8

Gambar 4.3 Peraga 3

Replika kristal kedua dengan Gambar 4.4 Peraga 4

nomor replika Iso 19 termasuk ke Replika kristal kedua dengan

dalam sistem kristal isometrik karena nomor replika Iso 19 termasuk ke

memiliki karena memiliki 3 sumbu dalam sistem kristal isometrik karena

yaitu a, b dan c dimana perbandingan memiliki karena memiliki 3 sumbu

sumbunya yaitu a = b = c serta yaitu a, b dan c dimana perbandingan

perbandingan sudutnya yaitu α = β = sumbunya yaitu a = b = c serta

4.γ = 90° dengan elemen kristal 3A4, perbandingan sudutnya yaitu α = β =

4A3,6A3, 9Pc. Herman Mauguin γ = 90° dengan elemen kristal 3A4,

4/m,3/m,2/m. schoenflies Oh. 4A3,6A2, 9Pc. Herman Mauguin 4/m,

3,2/m. schoenflies Oh. Hextetradedral

dan dodecahedron adalah klas dan

bentuk kristal yang terdapat di peraga

iso 8.
V. Kesimpulan Sampel 4 termasuk sistem kristal

Setelah melakukan praktikum, tetragonal dengan kelas tetragonal

praktikan telah mengetahui cara piramidal class dan bentuk kristal

mendeskripsi kristal. Sistem kristal prism, dypiramid and basal pinacoid.

yang dideskripsi pada acara ini yaitu

isometric dan tetragonal yang


DAFTAR PUSTAKA
memiliki perbandingan sudut α = β =
Balfas, Muhammad Dahlan. 2015.
γ = 90˚ dan rasio sumbu untuk sistem
Geologi Untuk Prtambangan
isomerik memiliki 3 sumbu dengan
Umum. Yogyakarta: Graha
perbandingan a=b=c dan sistem
Ilmu
tetragonal memiliki sumbu dengan
Hibbard, M.J . 2008. Mineralogy : A
perbandingan a= b ≠ c. Adapun
geologist’s point of view.
kesimpulan yang dapat
Boston
diambil dari hasil pendeskripsian
Mulyaningsih,Sri,.2018.Kristalografi
bahwa sampel 1 termasuk kedalam dan Mineralogi.yogyakarta
sistem kristal isometrik, kelas AKPRIND PRESS
Pellant, C. 1992. Rocks and Minerals.
hexotohedral dan bentuk kubus.
London : Dorling Kindersley
Sampel 2 termasuk kristal sistem
Limited
kristal isometrik, kelas hexotohedral
Warmada, Titisari .2004.
dan bentuk pyrotohedron. Sampel 3
Agromineralogi (Mineralogi
termasuk sistem kristal tetragonal,
Untuk Ilmu Pertanian).
kelas tetragonal trapezohedral class
Yogyakarta : UGM
dan bentuk tetragonal trapezohedron

Anda mungkin juga menyukai