Anda di halaman 1dari 7

Form No.

: SHE/F/01
1
Issue : #0
Issue Date : 02-May-16

PT
T WIRAKA
ARYA SA
AKTI Document No
o : SHE/OP/28

Issue : #0
TEBING
G TINGGI Date : 06-Jun-16
6

O
OPERATING
G PROCEDU
URE Page : 1 of 7

Subject: Pelaporan
n Kondisi Berbahaya
B d
dan Kondisi Tidak Ama
an

UMENT NO
DOCU : SHE/OP
P/28

UMENT TITL
DOCU LE : PELAPOORAN KON
NDISI BERB
BAHAYA DA
AN KONDIS
SI
TIDAK A
AMAN

E
ISSUE : #0

E DATE
ISSUE : 06-JUNE-2016

APPR
ROVED BY : PREPA
ARED BY :

Name
e : Name :
Deparrtment : Section
n :
Form No. : SHE/F/01
Issue : #0
Issue Date : 02-May-16

PT WIRAKARYA SAKTI Document No : SHE/OP/28

Issue : #0
TEBING TINGGI Date : 06-Jun-16

OPERATING PROCEDURE Page : 2 of 7

Subject: Pelaporan Kondisi Berbahaya dan Kondisi Tidak Aman

STATUS REVISI

No. Tanggal No.


Ringkasan Revisi
Rev Revisi Change Note
Form No. : SHE/F/01
Issue : #0
Issue Date : 02-May-16

PT WIRAKARYA SAKTI Document No : SHE/OP/28

Issue : #0
TEBING TINGGI Date : 06-Jun-16

OPERATING PROCEDURE Page : 3 of 7

Subject: Pelaporan Kondisi Berbahaya dan Kondisi Tidak Aman

1. RUANG LINGKUP
Prosedur ini menjelaskan bagaimana tenaga kerja di lapangan seharusnya bertindak dan
melaporkan kondisi berbahaya dan kondisi tidak aman yang ditemukan di lokasi kerjanya.
Tindakan yang diambil oleh tenaga kerja harus sesuai prosedur dan tidak boleh dilakukan
dengan sembarangan karena kondisi berbahaya dan kondisi tidak aman ini mengandung
potensi resiko yang lebih besar jika tidak ditangani dengan tepat. Segala bentuk temuan
kondisi berbahaya dan kondisi tidak aman ini dilaporkan untuk mendapatkan rekomendasi
perbaikan sekaligus menunjuk petugas yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
rekomendasi perbaikan tersebut. Laporan dan rekomendasi perbaikan didokumentasikan dan
disimpan dengan baik untuk memudahkan pelacakan pada waktu yang akan datang dan
memantau efektifitas perbaikan berkelanjutan.

2. TUJUAN
Prosedur Pelaporan Kondisi Berbahaya dan Kondisi Tidak Aman ini bertujuan untuk :
2.1. Menjelaskan tindakan yang diambil dalam penanganan kondisi berbahaya dan
kondisi tidak aman di lokasi kerja.
2.2. Menentukan langkah pelaporan yang dilakukan saat menemukan kondisi berbahaya
dan kondisi tidak aman di loksi kerja.
2.3. Menjelaskan tata cara pemberian rekomendasi perbaikan serta penunjukan petugas
yang bertanggung jawab dalam melaksanakan rekomendasi perbaikan tersebut.
2.4. Mengatur cara pendokumentasian dan penyimpanan dokumen yang berhubungan
dengan prosedur pelaporan kondisi berbahaya dan kondisi tidak aman.
2.5. Prosedur ini untuk menunjang prinsip efisiensi dan mendukung pencapaian
pelaksanaan Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan PT Wirakarya
Sakti.

3. REFERENSI
3.1 Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
3.2 OHSAS 18001:2007
3.3 ISO 14001
Form No. : SHE/F/01
Issue : #0
Issue Date : 02-May-16

PT WIRAKARYA SAKTI Document No : SHE/OP/28

Issue : #0
TEBING TINGGI Date : 06-Jun-16

OPERATING PROCEDURE Page : 4 of 7

Subject: Pelaporan Kondisi Berbahaya dan Kondisi Tidak Aman

4. DEFINISI
4.1 Kondisi berbahaya adalah kondisi tidak aman dan beresiko yang terdiri dari mesin,
peralatan, pesawat, bahan, lingkungan, sifat pekerjaan, dan cara bekerja.
4.2 Tindakan perbaikan adalah Tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang ditemukan ataupun kondisi lain yang tidak diinginkan
4.3 Perbaikan berkelanjutan adalah Pengulangan proses peningkatan Sistem Manajemen
K3 untuk mencapai Perbaikan Kinerja K3 secara keseluruhan searah dengan
Kebijakan K3 & Lingkungan.
4.4 Dokumen adalah Informasi dan media-media pendukungnya.
4.5 District Safety Officer adalah Seseorang yang memiliki tanggung jawab dan diberi
wewenang untuk melakukan keseluruhan kegiatan pengawasan dan pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja di distrik, bertanggung jawab melaksanakan
rekomendasi perbaikan.
4.6 Maintenance Officer adalah Seseorang yang memiliki keahlian khusus dalam
pemeliharaan gedung dan penunjang lain, meliputi instalasi listrik, perawatan alat,
dsb serta memiliki kewenangan untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan
terhadap kerusakan yang terjadi.
4.7 Safety and Health (SH) Section adalah bagian yang membantu Safety, Health &
Environment (SHE) Head dalam menangani Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
perusahaan, bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan menyetujui rekomendasi
perbaikan K3 yang diajukan oleh District Safety Officer.
4.8 Document Control Centre (DCC) SMK3 adalah Pusat Pengendalian Dokumen, yang
mengelola dokumentasi terkait manual, prosedur, intruksi kerja, dll.

5. INFORMASI UMUM
5.1 Temuan Kondisi Berbahaya dan Kondisi Tidak Aman
5.1.1 Temuan kondisi berbahaya dan kondisi tidak aman di lokasi kerja
langsung dilaporkan kepada :
5.1.1.1 Maintenance Officer dan/atau
5.1.1.2 Safety Officer
Form No. : SHE/F/01
Issue : #0
Issue Date : 02-May-16

PT WIRAKARYA SAKTI Document No : SHE/OP/28

Issue : #0
TEBING TINGGI Date : 06-Jun-16

OPERATING PROCEDURE Page : 5 of 7

Subject: Pelaporan Kondisi Berbahaya dan Kondisi Tidak Aman

5.1.2 Laporan temuan kondisi berbahaya dan kondisi tidak aman yang
disampaikan kepada Maintenance Officer kemudian dicatat dengan
memasukkan informasi :
5.1.2.1 Lokasi penemuan kondisi berbahaya dan kondisi tidak aman
5.1.2.2 Jenis kondisi berbahaya dan kondisi tidak aman yang ditemukan
5.1.3 Maintenance Officer kemudian melaporkan kepada Safety Officer berikut
kertas berisi informasi temuan yang diberikan oleh tenaga kerja yang
menemukan kondisi berbahaya dan kondisi tidak aman di lokasi kerja
tersebut.
5.1.4 Segera setelah kondisi berbahaya dan kondisi tidak aman ditemukan,
Safety Officer membuat tanda bahaya berupa safety line, lock up system,
tanda tag off atau stiker yang dipasang pada lokasi temuan atau langsung
pada alat/mesin/pesawat yang dimaksud.
5.2 Pelaporan Temuan Kondisi Berbahaya dan Kondisi Tidak Aman
5.2.1 Laporan kondisi berbahaya dan kondisi tidak aman yang disampaikan baik
secara langsung maupun tidak langsung (melalui Maintenance Officer
terlebih dahulu) kepada Safety Officer kemudian diteruskan kepada SH
Section di Kantor Pusat dengan melampirkan rekomendasi perbaikan yang
akan ditempuh.
5.2.2 SH Section akan meneruskan laporan tersebut kepada Safety and Health
Section Head untuk mendapatkan evaluasi terhadap rekomendasi
perbaikan yang diajukan dan menyetujui rekomendasi tersebut untuk
dilaksakan di lokasi temuan.
5.2.3 Laporan yang telah ditandatangani kemudian dicopy dan disimpan untuk
arsip Safety and Health Section. Hal ini bertujuan untuk memantau proses
perbaikan yang dilakukan dapat ditempuh dengan efektif dan efisien.
5.3 Pelaksanaan Perbaikan Temuan Kondisi Berbahaya dan Kondisi Tidak Aman
5.3.1 Laporan yang sudah ditandatangani oleh SH Head kemudian
dikembalikan kepada District Safety Officer yang melaporkan.
Form No. : SHE/F/01
Issue : #0
Issue Date : 02-May-16

PT WIRAKARYA SAKTI Document No : SHE/OP/28

Issue : #0
TEBING TINGGI Date : 06-Jun-16

OPERATING PROCEDURE Page : 6 of 7

Subject: Pelaporan Kondisi Berbahaya dan Kondisi Tidak Aman

5.3.2 District Safety Officer yang bertanggung jawab melakukan rekomendasi


perbaikan kemudian melakukan perbaikan yang telah disetujui oleh SH
Head di lokasi kerja yang dimaksud dalam laporan awal.
5.3.3 Waktu pelaksanaan perbaikan maksimal 7 hari setelah rekomendasi
perbaikan disetujui dan diterima kembali oleh District Safety Officer.

6 PROSEDUR DAN TANGGUNG JAWAB


6.1 Setiap petugas yang melakukan kegiatan prosedur ini dilapangan wajib menggunakan
peralatan keselamatan/alat pelindung diri sesuai yang telah ditentukan serta
menerapkan prinsip dan norma K3.
6.2 SH Head :
6.2.1 Menerima laporan yang diajukan oleh District Safety Officer berkenaan
dengan temuan kondisi berbahaya dan kondisi tidak aman di lapangan.
6.2.2 Mengevaluasi rekomendasi perbaikan yang diajukan oleh District Safety
Officer.
6.2.3 Menyetujui rekomendasi perbaikan yang telah dievaluasi.
6.3 Safety Officer :
6.3.1 Menerima laporan yang diajukan oleh tenaga kerja berkaitan dengan temuan
kondisi berbahaya dan kondisi tidak aman.
6.3.2 Meneruskan laporan yang diterima kepada SH Section di Kantor Pusat.
6.3.3 Mengamankan lokasi/alat/mesin/pesawat yang dilaporkan dengan tanda yang
sesuai.
6.3.4 Merumuskan rekomendasi perbaikan yang akan diajukan kepada SH Section.
6.3.5 Melaksanakan rekomendasi perbaikan yang telah disetujui oleh SH Head.
6.3.6 Melaksanakan pengawasan terhadap perbaikan temuan kondisi berbahaya dan
kondisi tidak aman yang telah dilaksanakan serta mengupayakan tindakan
perbaikan berkelanjutan.
6.4 Maintenance Officer :
6.4.1 Menerima laporan dari tenaga kerja berkenaan dengan temuan kondisi
berbahaya dan kondisi tidak aman di lokasi kerja.
Form No. : SHE/F/01
Issue : #0
Issue Date : 02-May-16

PT WIRAKARYA SAKTI Document No : SHE/OP/28

Issue : #0
TEBING TINGGI Date : 06-Jun-16

OPERATING PROCEDURE Page : 7 of 7

Subject: Pelaporan Kondisi Berbahaya dan Kondisi Tidak Aman

6.4.2 Melaporkan temuan yang disampaikan tenaga kerja kepada District Safety
Officer.
6.4.3 Membantu District Safety Officer melakukan pengamanan
lokasi/alat/mesin/pesawat yang dimaksud.
6.4.4 Melakukan perbaikan terhadap temuan kondisi berbahaya atau kondisi tidak
aman yang telah mendapat rekomendasi perbaikan.
6.5 Document Control Centre :
6.5.1 Menyimpan seluruh dokumen laporan kondisi berbahaya dan kondisi tidak
aman yang diajukan dari lokasi kerja dan yang terkait dengan SMK3.
6.6 Prosedur ini wajib disosialisasikan/ditrainingkan kepada semua personil/tenaga
kerja/petugas terkait SMK3.

7 KASUS KHUSUS
Tidak ada.

8 CATATAN
Dokumen yang terkain dengan pelaporan kondisi berbahaya dan kondisi tidak aman masa
penyimpanannya selama 5 tahun.

9 LAMPIRAN
Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai