Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR

SOSIALISASI DAN ADVOKASI


MANAJEMEN PUSKESMAS

DIREKTORAT TATA KELOLA KESEHATAN MASYARAKAT


Jakarta, 27 Oktober 2022
Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk melakukan transformasi
sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan
Outcome Memperkuat sistem
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki pengendalian Gerakan Masyarakat Hidup
RPJMN kesehatan & pengendalian
berencana dan kesehatan masyarakat penyakit Sehat (GERMAS)
bidang obat dan makanan
reproduksi
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
6 kategori utama penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
7 kampanye utama: Penambahan Skrining 14 penyakit kapabilitas layanan sekunder farmasi & alat tanggap darurat
imunisasi, gizi seimbang, imunisasi rutin penyebab kematian layanan primer & tersier kesehatan Jejaring nasional
olah raga, anti rokok, menjadi 14 antigen tertinggi di tiap sasaran Pembangunan Pembangunan RS di Produksi dalam negeri surveilans berbasis
sanitasi & kebersihan dan perluasan usia, skrining stunting, Puskesmas di 171 Kawasan Timur, 14 vaksin rutin, top 10 lab, tenaga cadangan
lingkungan, skrining cakupan di seluruh & peningkatan ANC kec., penyediaan 40 jejaring pengampuan 6 obat, top 10 alkes by tanggap darurat, table
penyakit, kepatuhan Indonesia. untuk kesehatan ibu & obat esensial, layanan unggulan, volume & by value. top exercise
pengobatan bayi. pemenuhan SDM kemitraan dengan kesiapsiagaan krisis.
kesehatan primer world’s top healthcare
centers.

Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan beasiswa dalam & luar negeri, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahanSLIDE
penyetaraan kesehatan.
pemanfaatan yang efektif dan efisien.
2 nakes
lulusan luar negeri.
Fokus Transformasi +270 juta penduduk Indonesia
Pelayanan Kesehatan Primer mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Primer berkualitas
Siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan
kesehatan sekaligus sebagai fokus penguatan
promosi dan pencegahan
+300 ribu unit penyedia
Mendekatkan layanan kesehatan melalui jejaring pelayanan Kesehatan Primer
hingga tingkat desa dan dusun, termasuk untuk dengan fasilitas dan SDM
terstandardisasi
memperkuat promosi dan pencegahan serta
resiliensi terhadap pandemi

Memperkuat Pemantauan Wilayah Setempat


(PWS) melalui pemantauan dengan dashboard 100% wilayah dan kondisi kesehatan
situasi kesehatan per desa penduduk termonitor secara berkala

3
Ilustrasi Pola Kerja Sistem Layanan Kesehatan Primer
Terintegrasi
X Contoh pola pemantauan wilayah setempat untuk meningkatkan cakupan pelayanan untuk Klaster Ibu Hamil-Remaja

Puskesmas
(Kecamatan) Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS)
Klaster Manajemen Dashboard hingga
tingkat desa
Klaster Ibu- Klaster Usia Klaster Penanggulangan
Anak-Remaja Produktif-Lansia Penularan Penyakit

Laboratorium
Puskesmas dan Unit di Desa
7 melakukan evaluasi bulanan
ANC rendah; Bumil KEK tinggi;
1 Cakupan imunisasi rendah Tindak
Puskesmas melakukan evaluasi lanjut Unit di Desa dan Dusun Kunjungan terjadwal untuk kader
cakupan berdasar wilayah 6 melakukan evaluasi mingguan 5 melakukan pengecekan catatan
home based record (buku KIA)
Posyandu Prima Tindak lanjut saat kunjungan rumah dan
mengidentifikasi missing services

Puskesmas meneruksan data


2 evaluasi capaian ke unit di Desa
Dusun/RT/RW

Kader menindaklanjuti
4 permasalahan evaluasi capaian
dan masalah yang ditemukan dari
3
Posyandu meneruskan data Dusun kegiatan Posyandu dengan
evaluasi capaian ke Kader di
Dusun melakukan kunjungan rumah
Kegiatan Posyandu: KIA,
Remaja, UPL

4
Tujuan rapat Sosialisasi dan Advokasi Manajemen
Puskesmas
1. Memperoleh gambaran pelaksanaan Manajemen Puskesmas
melalui sharing informasi dengan berbagai Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Puskesmas terpilih
2. Sebagai forum pengayaan informasi terkait integrasi ILP ke dalam
Manajemen Puskesmas

AGENDA Output rapat Sosialisasi dan Advokasi Manajemen


PERTEMUAN Puskesmas
1. Diperolehnya gambaran pelaksanaan Manajemen Puskesmas dari
berbagai Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terpilih dan
Puskesmas.
2. Brainstorming dengan daerah terkait format-format berdasarkan
sistem klaster.
3. Diperolehnya informasi sebagai bahan masukan terhadap
penyusunan NSPK terkait integrasi ILP ke dalam Manajemen
Puskesmas
5
1. Sharing informasi pelaksaaan Manajemen Puskesmas dari Puskesmas
Jamblang dan Puskesmas Talise
2. Sharing informasi pelaksaaan Manajemen Puskesmas dengan konsep
terintegrasi ILP di Puskesmas Lemah Abang
3. Memperoleh gambaran pelaksanaan terkait integrasi ILP ke dalam
Manajemen Puskesmas dari Puskesmas-Puskesmas lokus uji coba ILP

POIN-POIN
DISKUSI

6
HASIL MONEV MANAJEMEN PUSKESMAS JAWA BARAT
GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN KENDALA HARAPAN
P1 P2 P3
Tahapan dalam P1 Lokakarya Mini Puskesmas memiliki • Kesesuaian antara • Peserta pelatihan tidak hanya kepala
seperti analisis situasi bulanan terhambat tim audit Penilaian perencanaan dengan puskesmas dan kepala tata usaha,
dengan menggunakan yang biasanya kinerja puskesmas ada anggaran yang namun penanggung jawab program di
data dari tahun dilakukan rutin yang sudah terkadang masih puskesmas dan dinas.
sebelumnya kemudian sebulan sekali, dilaksanakan dan menjadi kendala. • Perlu dilakukan refreshing pelatihan
melakukan, identifikasi nyatanya hanya dilaporkan kepada • Terkadang yang dengan update kebijakan baru.
masalah, penetapan dilakukan beberapa dinkes dan sudah ada sudah direncanakan • Materi yang perlu ditambahkan adalah
prioritas masalah, kali saja dalam feedback dari Dinkes tidak ada materi kepemimpinan untuk Kepala
analisa penyebab setahun Kab dan Kota komponenya dalam Puskesmas sebagai Kuasa Pengguna
masalah dengan BOK Anggaran BLUD dan Materi Analisis
menggunakan • BMHP masih menjadi Perhitungan Kebutuhan Pegawai yang
fishbone dan kendala karena harus disesuaikan dengan kebijakan
pemecahan masalah. keterbatasan dana, Permenpan.
RUK mengacu pada hanya stik GD yang • Diharapkan dengan adanya Manajemen
Renstra Dinas bisa diadakan sesuai Puskesmas, bisa mengintegrasikan pula
Kesehatan Kota, SPM anggaran dari dinkes bentuk pelaporan pada satu pintu
Kabupaten target yang kab. aplikasi, agar terciptanya efektif dan
disepakati efesiensi pelaksanaan kegiatan,
kabupaten/kota, mengingat karena kondisi real saat ini
pedoman PIS PK terlalu banyak aplikasi pelaporan yang
tetapi ada juga yang dihadirkan baik dari Dinas Kesehatan
belum mengacu terkait Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, ataupun
dgn Renstra dari Kementerian Pusat
7
HASIL MONEV MANAJEMEN PUSKESMAS SULTENG

GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN KENDALA HARAPAN

P1 P2 P3

Tahapan dalam P1 Lokmin bulanan Puskesmas memiliki tim • Masih ada kapus dan • Perlu dilakukan refreshing minimal 3
seperti analisis situasi, dilaksanakan tidak audit internal dan kaTU yang belum tahun sekali dengan update
identifikasi masalah, 1x/bulan namun menggunakan format dilatih manajemen kebijakan baru.
prioritas masalah, 3x/bulan karena PDCA (plan, do, check, puskesmas. • Peserta pelatihan tidak hanya
pemecahan materi yang action) untuk hasil • Dengan program kepala puskesmas dan kepala tata
masalah/inovasi didiskusikan cukup auditnya. Penilaian kinerja yang banyak, usaha, namun penanggung jawab
hingga penyusunan banyak dengan puskesmas ada yang puskesmas program dan pelatihan MP untuk
RUK telah alokasi waktu @2jam sudah dilaksanakan dan kekurangan pegawai dinas.
dilaksanakan. RPK sehingga tidak cukup dilaporkan kepada dinkes baik nakes maupun • Materi yang perlu ditambahkan
kadang tidak dibuat hanya 1x melalui pertemuan non-nakes. dalam kurikulum pelatihan MP yaitu
namun dari RUK (puskesmas paparan), • Mutasi pegawai di entrepreneurship, tata kelola
langsung dituangkan namun ada juga yang dinas kesehatan keuangan BLUD, peran kepala
dalam TOR, RAB, dan belum dilaporkan. Namun (yang sudah dilatih puskesmas sebagai KPA,
RKA. belum disertai dengan MP pindah ke bagian manajemen dalam bencana,
feedback secara tertulis lain) sehingga pengadaan barang dan jasa
dari dinkes kab/kota dan pembinaan MP tidak • Fasilitator MP diharapkan tidak
belum ada keseragaman optimal. mengajarkan secara teori saja
indikator PKP. namun harus melihat kenyataan di
puskesmas, beberapa contoh yang
disampaikan tidak relevan
diterapkan di puskesmas.
8
HASIL MONEV MANAJEMEN PUSKESMAS KALTIM
GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN KENDALA HARAPAN

P1 P2 P3

Tahapan dalam • Pelaksanaan • Puskesmas • Dengan program yang • Perlu dilakukan refreshing kepada
perencanaan kegiatan memiliki tim audit banyak, puskesmas kapus KTU dengan update kebijakan
mulai dari analisis berdasarkan internal kekurangan pegawai baik baru (terahir pelatihan tahun 2018)
situasi, identifikasi RUK dan RPK menggunakan nakes maupun non-nakes. • Peserta pelatihan tidak hanya kepala
masalah, prioritas • Lokmin PDCA (plan, do, • Dinkes kabupaten/kota belum puskesmas dan kepala tata usaha,
masalah, bulanan rutin check, action) untuk ada yang dilatih MP sehingga namun penanggung jawab program
merumuskan dilaksanakan hasil auditnya. pembinaan MP tidak optimal. Puskesmas perlu dilatih secara
masalah, mencari sebulan sekali, • Penilaian kinerja • Belum ada format feedback bergantian
akar penyebab dan lokmin puskesmas sudah PKP. • Workshop MP untuk dinas
masalah tribulanan dilaksanakan dan • Beberapa usulan tidak kabupaten/kota.
(menggunakan sudah dilaporkan kepada terakomodir di RUK, • Materi yang perlu ditambahkan dalam
Diagram sebab dilakukan dinkes kab/kota sehingga tidak sesuai kurikulum pelatihan MP yaitu Integrasi
Akibat sebanyak 2 namun belum ada kebutuhan Puskesmas, Layanan Primer, BLUD di Puskesmas,
ISHIKAWA/Diagra kali dengan feedback secara misalnya usulan di BOK Kredensial, ASPAK, dan Pencatatan
m Tulang Ikan) hasil notulensi tertulis dari dinkes karena sudah ada template Pelaporan Terintegrasi menggunakan
sudah dilakukan setiap lokmin. kab/kota RAB yang tidak bisa dirubah ASIK
sampai • Monitoring evaluasi • Tim TPCB dinkes tidak • Fasilitator pelatihan MP diutamakan
penyusunan RUK kegiatan dilakukan berjalan untuk pembinaan pernah bekerja di Puskesmas sehingga
dan RPK. melalui rapat langsung ke semua dapat menyampaikan contoh yang tidak
Penyusunan RUK koordinasi program, Puskesmas relevan diterapkan di puskesmas, tidak
didampingi oleh Lokmin Bulanan • Format pencatatan pelaporan hanya sekedar teori
dinkes kabupaten dan Lokmin sangat beragam dan sering • Pencatatan dan pelaporan satu pintu
melalui Whatsapp tribulanan berganti-ganti menggunakan aplikasi yang sama untuk 9
grup seluruh program
HASIL MONEV MANAJEMEN PUSKESMAS LAMPUNG

GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN KENDALA HARAPAN

P1 P2 P3

Tahapan dalam P1 Lokmin bulanan Penilaian kinerja • Tenaga terlatih • Selalu ada kegiatan pelatihan
seperti analisis dilaksanakan rutin puskesmas sudah manajemen puskesmas manajemen puskesmas, bisa berupa
situasi, identifikasi 1x/bulan, lokmin dilaksanakan dan mutasi atau berganti workshop untuk yang sudah terkatih,
masalah, prioritas tribulanan dengan dilaporkan kepada sehingga selalu ada yang • Dinas Kesehatan kabupaten/kota selaku
masalah, mengundang dinkes sudah ada belum terlatih. pembina puskesmas selalu dilibatkan
pemecahan lintas sektor telah feedback dari dinkes • Yang sudah terlatih belum dalam pelatihan manajemen puskesmas
masalah/inovasi rutin dilakukan kab/kota semua menerapkan mengingat sering terjadi mutasI.
serta penyusunan setiap 3 bulan manajemen puskesmas • Dilakukan TOT MP untuk Dinas
RUK, RPK, RKA, sesuai regulasi, misal Kesehatan Kab/Kota dan dilaksanakan
RBA telah dalam penyusunan pelatihan MP untuk Pj Puskesmas.
dilaksanakan. perencanaan belum • Masukan terkait Pelatihan Manajemen
memanfaatkan data Puskesmas
PISPK, analisis risiko, - Penekanan dari tiap materi dari
analisa pengembangan perencanaan, lokakarya mini,
pelayanan dan analisis khususnya penilaian kinerja
kebutuhan dan harapan puskesmas,
masyarakat. - Penambahan materi terkait BLUD
• Pelaksanaan lokakarya karena masih ada Puskesmas yang
mini sempat terkendala belum BLUD, Tim Pembina Cluster
Pandemi, Penilaian Binaan (TPCB), Integrasi Pelayanan
Kinerja Puskesmas belum Primer, Telemedicine.
sesuai PMK.
10
• timrutin1.talakesmas@gmail.com
dittatakelolakesmas@gmail.com
• @tatakelolakesmas
• @tatakelolakesmas
• Direktorat Tata Kelola Kesmas
• Direktorat Tata Kelola Kesmas
• @talakesmas
KESIMPULAN
1. Implementasi Manajemen Puskesmas sudah mengacu pada Permenkes 44/2016 walaupun masih ada
beberapa kendala antara lain
a. Dibutuhkan tim perencanaan karena tahapan perencanaan yang cukup banyak dimulai dari analisis
situasi hingga penyusunan RUK, RAB, dan RKA. Keterbatasan tenaga akuntansi dan IT untuk
mendukung pelaporan keuangan dan SI pencatatan dan pelaporan.
b. Menu yang rigid dalam BOK sehingga tidak dapat mengakomodir kebutuhan kegiatan puskesmas.
c. Perubahan acuan standar harga di daerah.
d. Pemenuhan sarpras kegiatan UKBM.
e. Banyaknya aplikasi pelaporan yang belum terintegrasi.
2. Integrasi ILP ke dalam Manajemen Puskesmas berdampak pada penyesuaian terhadap pedoman
Manajemen Puskesmas untuk mengakomodir sistem klaster mulai dari P1, P2, hingga P3.
3. Beberapa masukan terkait pelatihan MP:
a. Tidak hanya untuk kapus dan kaTU, namun untuk PJ program juga.
b. Penambahan materi terkait keuangan BLUD
c. Dilakukan refreshing berkala dengan update kebijakan kepada kepala puskesmas
4. Posyandu prima merupakan posyandu LKD di bidang kesehatan yang memberikan pelayanan tidak hanya
promotif dan preventif, namun juga kuratif.
5. Inovasi pelayanan kesehatan di puskesmas selain inovasi program juga SI terkait perencanaan, pelaksanaan
dan penggerakan, pengendalian, pengawasan, dan penilaian kinerja puskesmas.
12
RENCANA TINDAK LANJUT
1. Uji coba ILP di 9 lokus telah selesai, akan dilakukan pertemuan sharing informasi dari 9 lokus uji coba untuk
memberikan masukan terhadap uji coba ILP baik utk klaster 1, klaster 2, klaster 3, klaster 4, dan posyandu
prima.
2. Menu pelatihan MP di BOK kab/kota dapat dimanfaatkan oleh Dinkes kab/kota untuk refreshing MP bagi
kapus/kaTU/penanggung jawab program.
3. Berkoordinasi dengan DTO terkait integrasi data dan penyediaan dashboard PWS sehingga diharapkan bisa
mempermudah puskesmas dalam melakukan analisis situasi dalam rangka penyusunan dokumen
perencanaan.
4. Kemenkes sedang berproses menyesuaikan regulasi terkait puskesmas yaitu PMK 44/2016 tentang Pedoman
MP dan PMK 43//2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, termasuk reviu terkait kurikulum dan modul
pelatihan MP.
5. Indikator PKP akan didiskusikan dalam rapat penyusunan juknis MP.
6. Dinkes kab/kota dan puskesmas dapat bersama-sama mencermati pengelompokan indikator PKP
berdasarkan klaster dan memberikan masukan melalui CP yang ada di dalam surat undangan.
7. Link materi: http://link.kemkes.go.id/MateriSosialisasiAdvokasiMP

13

Anda mungkin juga menyukai