Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AGAMA

KEWAJIBAN MENUNTUT DAN MENGAMALKAN ILMU


PENGETAHUAN DAN SENI SEJAHTERA
Dosen Pembimbing : Muhammad Taufan M.Ag

Di susun oleh

Kelompok 14

1. Mita Hestika
2. Siti Nurhalizah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YAHYA BIMA

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


TAHUN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan karena atas rahmatnya kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah yang kini telah selesai kami rangkum dari beberapa
sumber. Makalah agama ini disusun sebagai upaya penyelesaian tugas belajar untuk mata
kuliah agama di jurusan keperawatan. Makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca
dalam melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Pada akhirnya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung tersusunnya makalah ini. Kami menyadari banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, untuk itu kami mohon masukan, saran yang bersifat membangun
untuk sempurnanya makalah tersebut.

Bima, 21 September 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep ilmu pengetahuan teknologi dan seni................................................2


B. Sumber Ilmu Pengetahuan............................................................................. 2
C. Iman, IPTEKS, dan Amal sebagai Kesatua.............................................................................. 3
D. Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu........................................................................4
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman modern saat ini ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan dalam
kemajuan suatu bangsa, serta ilmu tersebut akan berpengaruh terhadap taraf ekonomi,
sosial dan intelektual seseorang. Dari tahun ke tahun IPTEK sudah berkembang
dengan pesat. Bahkan masyarakat tertentu IPTEK merupakan suatu kebutuhan primer.
Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dalam kehidupan bagi umat manusia. Martabat manusia di samping ditentukan oleh
peribadahannya kepada Allah, juga ditentukan oleh kemampuan mengembangkan
ilmu pengetahuan,teknologi dan seni. Bahkan di dalam Al-qur’an sendiri Allah
menyatakan bahwa hanya orang yang berilmulah yang benar takut kepada Allah.
Oleh sebab itu, kami membuat makalah ini dengan tujuan agar pembaca dapat
mempergunakan IPTEK dan seni sesuai dengan akidah islam. Kemudian kita dapat
memahami kewajiban menuntut dan mengamalkan IPTEK dan seni sesuai dengan
ajaran Al-qur’an dan hadist.
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep IPTEKS?
2. Apas saja sumber ilmu pengetahuan?
3. Bagaimana hubungan iman, ipteks dan amal sebagai kesatuan?
4. Bagaimana kewijaban menuntut ilmu?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami konsep dasar IPTEKS
2. Mengetahui apa saja sumber ilmu pengetahuan.
3. Memahami bagaimana hubungan iman, IPTEKS, dan amal sebagai kesatuan.
4. Mengetahui kewajiban menuntut ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS)


Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan
pancaindera, ilustrasi dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah
diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan interpretasikan sehingga menghasilkan
kebenaran obyektif, telah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam
kajian filsafat setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Karena seseorang
yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak
tahu tapi tidak memperdalam di sebut generalis. Dengan keterbatasan kemampuan manusia,
maka sangat jarang di temukan orang yang menguasai ilmu secara mendalam.
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan dalam sudut pandang budaya
dan teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik objektif dan
netral, akan tetapi dalam situasi seperti ini teknologi tidak netral lagi karna memiliki potensi
yang merusak dan potensi kekuasaan, di situlah letak perbedaan antara ilmu pengetahuan dan
teknologi.Teknologi dapat mebawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahtraan
bagimanusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative berupa ketimpang-timpangan
dalam kehidupan manusia dan lingkungan. Netralitas teknologi dapat di gunakan untuk yang
memanfaatkan sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia atau di gunakan untuk
menghancurkan manusia itu sendiri.
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusiadengan segala prosesnya, seni juga
merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut dapat berkembang
menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu di identikan dengan keindahan.Seni
yang lepas dari nilai-nilai kebutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalah nafsu bukan
akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang
kematangan jiwanya terus bertambah.

B. Sumber Ilmu Pengetahuan


Ilmu berasal dari bahasa arab ‘ilm dari kata ini diindonesiakan menjadi ilmu.
Sedangkan dalam perspektif islam ilmu merupakan pengetahuan mendalam hasil usaha dari
para ilmuwan muslim atas persoalan duniawi dan akhirat dengan bersumber kepada wahyu
Allah.
Perbedaan antara ilmu modern dan ilmu dalam Islam adalah, dalam Islam
mengaitkannya kepada akhirat juga, tidak hanya dunia saja. Seperti diketahui bahwa
penguasa ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini adalah barat. Dapat disimpulkan bahwa
ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang sudah dibuktikan secara kebenarananya dengan cara
yang objektif yang dibangun berdasarakan fakta-fakta yang dapat disimpulkan serta dapat
memberikan efek yang besar.
Sumber pengetahuan adalah tanda-tanda yang ada di dalam alam semesta, yang
adadalam diri manusia sendiri, dalam sejarah, atau dalam berbagai peristiwa sosial dan
berbagaiaspek bangsa dan masyarakat, dalam akal atau prinsip-prinsip yang sudah jelas dan
di dalam hati.Sumber-sumber ilmu pengetahuan itu secara garis besar ada tiga, yaitu alam
semesta (alam fisik),Alam akal (nalar) dan Hati (intuisi dan ilham).

C. Iman, IPTEKS, dan Amal sebagai Kesatuan


Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung
ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman menurut syari’at adalah
membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan segala
yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala larangan. Para sarjana muslim
berpendapat bahwa ilmu itu tidak hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu
(science) saja, melainkan ilmu dari Allah yang dirumuskan dalam lauhil mahfudz dan
disampaikan kepada kita melalui Al-qur’an. Seandainya penggunaan satu hasil teknologi
telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur serta mengantarkannya kepada hilangnya
nilai-nilai kemanusiaan maka ketika itu bukan hasil teknologinya yang mesti ditolak,
melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan
teknologi itu. Karena itu menjadi suatu persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara
memadukan kemampuan mekanik demi penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai
fitrahnya.
Kesenian islam tidak harus berbicara tentang islam. Ia tidak harus berupa nasihat
langsung, atau anjuran berbuat kebajikan, bukan juga penampilan abstrak tentang akidah.
Seni yang islami adalah seni yang dapat menggambarkan wujud ini dengan bahasa yang
indah serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud
dari sisi pandangan islam tentang alam, hidup, dan manusia yang mengantar menuju
pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan (Manhaj Al-Tarbiyah Al-islamiyah,
119).

D. Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu


‫﴾ عَلَّ َم‬96:4﴿ ‫﴾ الَّ ِذ ۡى عَلَّ َم بِ ۡالقَلَ ۙ ِم‬96:3 ﴿ ‫ك ااۡل َ ۡك َر ۙ ُم‬
َ ُّ‫﴾ اِ ۡق َر ۡا َو َرب‬96:2﴿ ۚ‫ق‬
ٍ َ‫ق ااۡل ِ ۡن َسانَ ِم ۡن َعل‬ َ َ‫ك الَّ ِذ ۡى خَ ل‬
َ َ‫﴾ خَ ل‬96:1﴿ ۚ‫ق‬ ۡ ِ‫اِ ۡق َر ۡا ب‬
َ ِّ‫اس ِم َرب‬
96:5﴿ ؕ ۡ‫﴾ااۡل ِ ۡن َسانَ َما لَمۡ يَ ۡعلَم‬
Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu, Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah yang paling
pemurah. Yang telah mengajari manusia dengan perantaraan kalam. Dia telah mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Al-‘alaq: 1-5)
Rangkaian ayat di atas menunjukkan pentingnya memiliki kemampuan membaca dan
menulis, menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan, serta mengadakan penelitian
dari ayat-ayat Allah. Hal itu tidak saja pada ayat-ayat quraniyah tetapi juga kauniyah, yaitu
alam ciptaan-Nya seperti langit, bumi dan seisinya agar dapat menghasilkan kemajuan ilmu
dan teknologi.
Hadits “Kewajiban Mencari Ilmu”
َ ‫طَلَب ُْال ِع ْل ِمفَ ِر ْي‬
‫ضةٌ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم َو ُم ْسلِ َم ٍة‬
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim”. (HR.
Ibnu Abdil Barr)
Pengertian yang dapat dipetik dari hadist di atas ialah bahwa menuntut ilmu
pengetahuan adalah suatu perintah sehingga dapat dikatakan sebagai kewajiban. Kita sadar
bahwa agama adalah merupakan pedoman bagi kebahagiaan dunia akhirat, sehingga ilmu
yang terdapat di dalam agama tidak semata ilmu yang menjurus kepada urusan akhirat, tetapi
juga ilmu yang mengarah kepada dunia. Manusia dituntut untuk menuntut ilmu, dan
hukumnya wajib. Jika tidak menuntut ilmu sesorang akan berdosa. Selain hukum tersebut
menuntut ilmu bermanfaat untuk mencapai kecerdasan . Namun di balik itu, orang yang
memiliki ilmu akan berdosa jika ilmunya tidak diamalkan. Sehingga orang yang beriman dan
berilmu harus didasarkan pada pengetahuan (al-ilm) dan direalisasikan dalam karya nyata
yang bermanfaat bagi kesejahteraan dunia dan akhirat, tentunya amal yang benar menurut
agama islam.

Manusia memiliki dua fungsi didunia ini, sebagai Abdun (hamba Allah) dan sebagai
Khalifah Allah (wakil Allah) di bumi. Manusia sebagai abdun yaitu manusia harus
menempati posisi sebagai ciptaan Allah yang memiliki konsekuensi adanya keharusan
manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya. Sedangkan manusia sebagai khalifah,
manusia harus bisa bertanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungannya, baik lingkungan
sosial maupun lingkungan alam.

Contoh :

1. Bertanggung jawab dalam memelihara dan menjaga ilmu agar tetap ada
2. Bertanggung jawab dalam mengamalkannya
3. Bertanggung jawab dalam menyebarluaskannya agar manfaat ilmu semakin luas
4. Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi ilmunya

E. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi, dan Seni


Dalam pandangan islam, iman, ilmu pengetahuan, teknologi dan sains terdapat
hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam suatu system yang disebut
Dinul Islam. Didalamnya terdapat tiga unsur pokok, yaitu aqidah, syari’ah, dan akhlak
dengan kata lain iman, ilmu dan amal saleh. Didalam Al-Qur’an surat Ibrahim, Allah SWT
telah memberikan ilustrasi indah tentang integrasi antara iman, ilmu dan amal :

“Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
(Dinul Islam) seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh menghujam ke bumi dan
cabangnya menjulang kelangit. Pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar mereka
selalu ingat.” (Q.S. Ibrahim;24-25).
Secara lebih spesifik, integrasi Iman dan IPTEK ini diperlukan karena empat alasan.
Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, IPTEK akan memberikan berkah dan manfaat
yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila IPTEK disertai oleh asas iman
dan takwa kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas Iman, IPTEK bisa disalahgunakan
pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. IPTEK dapat mengancam nilai-nilai
kemanusiaan. Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi batil dan miskin
secara maknawi.

Kedua, pada kenyataannya, IPTEK yang menjadi dasar modernisme, telah


menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan
hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh
bangsa kita.

Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan kebutuhan jasmani saja,
tetapi juga membutuhkan Iman dan nilai-nilai kebutuhan spiritual. Oleh karena itu,
penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan
berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Allah swt. yang telah menciptakan
manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.

Keempat, Iman menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia
menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar Iman, segala atribut duniawi, seperti harta,
pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih
kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari Ridha Allah swt,
hanya akan mengahsilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan
palsu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan
pancaindera, ilustrasi dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah
diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan interpretasikan sehingga menghasilkan
kebenaran obyektif, telah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara
ilmiah.Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal saleh apabila perbuatan
tersebut tidakdi bangun atas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar.Ada 4 hal
pandangan islam dalam etos kerja yaitu Niat (komitmen) sebagai dasar nilai kerja,
Konsep ihsan dalam bekerja, Bekerja sebagai bentuk keberadaan manusia ,dan orang
mukmin yang kuat lebih disukai.
DAFTAR PUSTAKA

Harry Hamersma. (1990). Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern. CetakanKeempat. Jakarta:


Gramedia.
Syamsul Rijal Hamid. (1997). Buku Pintar Agama Islam. Jakarta: Penebar Salam
http://aisyahftrpulungan.blogspot.com/2017/12/makalah-IPTEK-dalam-islam.html?m=1
https://www.kompasiana.com/amp/kurniasr/5c222681bde57542c928d8fb/sumber-ilmu-dan-
kebenaran-dalam-islam

Anda mungkin juga menyukai