Tugas Bahasa Indonesia Makalah
Tugas Bahasa Indonesia Makalah
PENGGOLONGAN OBAT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Drs. H. Adang, M.Pd
Disusun Oleh :
Nanda Aulia Salsabillah
01022072
1C
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS YPIB
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penggolongan Obat” ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Bapak Drs. H. Adang, M.Pd pada mata kuliah Bahasa
Indonesia. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
pembaca dan penulis mengenai penggolongan obat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
2. 4 Obat Standar ........................................................................................... 15
BAB 3 ............................................................................................................... 17
PENUTUP ........................................................................................................ 17
A. Kesimpulan ............................................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Obat tidak dapat dipisahkan dari komponen pelayanan kesehatan. Obat-
obatan adalah salah satu komponen utama farmakologi. Obat merupakan
salah satu bagian terpenting dari pelayanan kesehatan mulai dari pencegahan
hingga diagnosis, pengobatan, dan pemulihan yang harus selalu tersedia dan
tidak dapat diganti. Akibatnya, istilah "obat" mengacu pada zat apa pun yang
digunakan dalam pengobatan, pencegahan, dan pemulihan kesehatan bagi
penggunanya. Dalam rangka penegakan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi bagi
manusia, obat adalah zat atau kombinasi bahan, termasuk produk biologi,
yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologis atau
kondisi patologis. Berikut adalah empat kelompok narkoba: Narkoba keras,
Narkoba, Psikotropika, Narkoba Bebas Terbatas, dan Narkoba Bebas
Obat adalah zat atau bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan,
mineral, atau bahan kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi
rasa sakit, menghentikan perkembangan suatu penyakit, atau mengobatinya.
Untuk mencapai kemanjuran atau efek terapeutik, obat harus diminum persis
seperti yang ditentukan.
Saat ini banyak orang yang masih belum familiar dengan nama obat, nama
kimia, dan merknya. Selain itu, dokter juga sering memberikan resep umum
kepada pasien untuk pilihan pengobatan.
1
1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan obat?
2. Apa saja yang termasuk jenis-jenis obat?
3. Apa yang dimaksud dari obat paten, obat generic dan obat dagang?
4. Apa yang dimaksud dengan obat berstandar?
1. 3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian obat secara jelas.
2. Mengetahui jenis-jenis obat yang beredar
3. Mengetahui pengertian obat paten, obat generic dan obat dagang.
4. Memahami seberapa pentingnya obat yang berstandar tinggi.
1. 4 Manfaat Pembahasan
1. Bagi penulis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis untuk
menjelaskan penggolongan obat
2. Bagi pembaca
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
mempelajari penggolongan obat
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Obat
Obat adalah zat atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologis atau keadaan
patologis dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia
berdasarkan diatur dalam undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang
kesehatan.
Anief (1997) mendefinisikan obat sebagai “zat atau campuran zat yang
dimaksudkan untuk tujuan penetapan diagnosa, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, atau menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka, atau
gangguan fisik atau mental pada manusia atau hewan, serta untuk
mempercantik tubuh atau bagian-bagian tubuh manusia.
Dalam arti luas, obat mencakup bahan kimia apa pun yang berpotensi
mengubah proses kehidupan. Oleh karena itu, farmakologi merupakan bidang
studi yang sangat luas. Namun, tujuan ilmu ini bagi seorang dokter terbatas
pada kemampuan menggunakan obat-obatan untuk mencegah diagnosis dan
pengobatan penyakit. demikian juga, untuk memahami bahwa penggunaan
obat dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit.
3
2.1.1 Tujuan Utama Pengobatan
Adalah untuk mengobati penyakit, masih banyak orang yang menderita
akibat keracunan obat. Akibatnya, dapat dikatakan bahwa obat-obatan dapat
menjadi obat dan racun. Bila digunakan dengan benar dalam pengobatan
suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang sesuai, maka obat akan
berfungsi sebagai obat. Oleh karena itu, efek samping, atau yang biasa kita
sebut sebagai keracunan, akan terjadi jika kita menyalahgunakan obat atau
meminumnya dalam jumlah yang berlebihan.
2. 2 Jenis-Jenis Obat
Perlu diperhatikan bahwa obat adalah suatu bahan atau zat yang bermanfaat
untuk mengobati penyakit, meredakan/menghilangkan efek samping nyeri,
yang dapat mengubah siklus senyawa dalam tubuh.
Manfaat obat bagi kesehatan dan kesejahteraan yang telah dirasakan oleh
masyarakat sangat besar kontribusinya dalam tercapainya derajat kesehatan
yang ingin dicapai oleh pemerintah, sehingga kualitas dan kuantitas obat
dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat. Obat juga bertujuan untuk
meringankan rasa sakit, mengurangi rasa sakit, atau mencegah penyakit pada
manusia atau hewan, disamping manfaatnya. Suatu ketentuan yang dibedakan
berdasarkan kriteria klasifikasi seperti dasar fisiologis, proses dalam tubuh
atau biokimia, suplai obat, regulasi obat, kinerja/mekanisme obat, cara
4
penggunaan obat, manfaat dan kegunaan obat, dan sebagainya membedakan
jenis obat. Namun penggolongan obat berdasarkan jenis yang tercantum
dalam Menkes RI Nomor 917/Menkes/X/1993 yang telah diperbarui oleh
Menkes RI Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000 adalah jenis-jenis yang akan
dibahas dalam makalah ini. Keamanan dan ketepatan penggunaan, serta
keamanan distribusi, merupakan tujuan dari klasifikasi obat ini.
5
P No. 5: Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan
P No. 6: Awas! Obat Keras. Obat Wasir, jangan ditelan Contoh: obat
antimabuk seperti antimo, obat anti flu seperti noza, decolgen, dan lain-
lain (Nuryati, 2017).
6
- Semua obat baru, kecuali Kementerian Kesehatan telah menyatakan
secara tertulis bahwa obat baru tersebut tidak berbahaya bagi
kesehatan manusia.
7
Bromazepan, Diazepam, Fencamfamina, Fenobarbital, Flurazepam,
Klobazam, Klordiazepoksida, Meprobamat, Nitrazepam, Triazolam.
8
kodein, buprenorfin, etilmorfin, kodeina, nikocordina, porcodina,
propyram, dan beberapa campuran lainnya.
9
Obat yang berinteraksi dengan sistem fisiologis, sistem reseptor, atau
tempat kerja yang sama dapat memiliki efek aditif, sinergis, atau
antagonistik tanpa memengaruhi kadar plasma atau profil
farmakokinetik lainnya melalui interaksi farmakodinamik. Karena fakta
bahwa klasifikasi obat didasarkan pada efek farmakodinamiknya,
interaksi farmakodinamik biasanya dapat diekstrapolasi ke obat lain
dalam kelas yang sama dengan obat yang berinteraksi. Setelah tahap
kedua, interaksi ini merupakan tahap akhir. Pada tahap ini, kinerja obat
saat dicerna diperlihatkan, dan efek setelah meminum obat tergantung
pada konsentrasinya. Selain itu, jika mekanisme kerja obat diketahui,
interaksi farmakodinamik biasanya dapat diantisipasi dan dihindari
sebelumnya.
Saat kita menggunakan obat, kita sering meminumnya secara oral (melalui
mulut) seperti tablet antibiotik dan parasetamol. Selain itu, terkadang
menggunakan obat yang dioleskan atau topical. Contoh : Caladine, salep
belerang, dan lain-lain. Efek sistemik yaitu efek terhadap obat atau zat aktif
yang masuk ke dalam aliran darah, dan efek lokal yaitu obat atau zat aktif
10
yang hanya mempengaruhi/menyebar bagian tertentu dari area tersebut
dimana letak obat, adalah efek yang sering kita alami setelah minum obat
secara oral atau eksternal. termasuk kulit, mata, hidung, dan bagian lainnya.
11
2.2.5 Penggolongan Obat Berdasarkan Golongan Cara Kerja Obat
a. Anti Biotik
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan
bakteri penyebab infeksi. Obat ini telah digunakan untuk melawan
berbagai infeksi bakteri pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
b. Anti Inflamasi
Pengobatan nyeri inflamasi memiliki dua tujuan utama, yaitu meredakan
nyeri yang seringkali merupakan gejala pertama yang terlihat dan
keluhan utama pasien, dan kedua, memperlambat atau membatasi
kerusakan jaringan. Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat anti inflamasi
dibagi menjadi kelompok steroid dan non steroid.
c. Anti Hipertensi
Obat anti hipertensi digunakan untuk mengurangi mortalitas dan
morbiditas dari penyakit kardiovaskular.
d. Anti Konvulasi
Anti konvulasi bekerja untuk mencegah dan mengobati serangan epilepsi
dan non-epilepsi. Contoh obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah
bromida, fenobarbital, fenitoin dan karbamazepin.
e. Anti Koagulasi
Anti koagulan digunakan untuk mencegah penggumpalan darah dengan
menghambat pembentukan atau fungsi beberapa faktor pembekuan
darah.
f. Anti Histamin
Pada manusia, histamin merupakan mediator penting dari reaksi alergi
dan peradangan yang segera terjadi.
g. Anti Psikotropika
Obat psikotropika adalah obat yang mempengaruhi perilaku, emosi, dan
fungsi berpikir dan umum digunakan dalam bidang psikiatri atau
psikiatri.
12
h. Anti Jamur atau Anti Fungsi
Jamur atau aktivitas antijamur untuk mengobati infeksi yang disebabkan
oleh jamur. Contoh: Imidiazol, diazol, dan antibiotik poliena
2. 3 Klasifikasi Obat
Klasifikasi obat biasanya terdiri dari berbagai jenis, seperti klasifikasi obat
atau klasifikasi menurut jenisnya, seperti obat bebas, obat generik, obat
generik berlogo, obat bermerek, obat paten, obat mitu (obat me-too), obat
tradisional, obat baru, obat esensial dan obat resep.
13
2.3.4 Obat Bermerek
Obat bermerek adalah obat yang nama dosisnya ditentukan oleh produsen
dan terdaftar di otoritas kesehatan negara masing-masing. Obat bermerek
juga dikenal sebagai obat bermerek terdaftar. Contoh: Amoxan, Diafak,
Pehamoxil dan lainnya. Obat bermerek biasanya terdaftar atau dilisensikan
atas nama produsen dan dijual dalam kemasan asli produsen. Berdasarkan
UU No. Desember 2001, masa berlaku paten di Indonesia adalah 20 tahun.
Selama 20 tahun, perusahaan farmasi memiliki hak eksklusif untuk
memproduksi dan memasarkan obat sejenis, kecuali memiliki perjanjian
khusus dengan pemegang paten. Selama ini tidak boleh ada perusahaan lain
yang memproduksi obat dari bahan generik yang sama karena obat tersebut
relatif baru dan masih dipatenkan sehingga belum tersedia dalam bentuk
generik yang menjadi merek dagang dari pemegang paten.
14
2.3.7 Obat Tradisional
Obat tradisional adalah obat yang terbuat dari tumbuhan, hewan, dan
mineral atau sediaan galenik. Obat berdasarkan pengalaman empiris yang
diwariskan secara turun-temurun.
2. 4 Obat Standar
Karena intervensi obat diperlukan dalam sebagian besar upaya untuk
mengobati penyakit, pengobatan merupakan komponen penting dari
pelayanan kesehatan. Jika kita memiliki informasi yang benar, kita akan
dapat memanfaatkan obat secara maksimal dan meminimalkan efek
samping yang mungkin timbul akibat penggunaan yang tidak tepat.
15
menetapkan standar bagi produsen untuk memenuhi standar tersebut untuk
memasarkan produk mereka di Indonesia. Kriteria yang diatur oleh
Farmakope Indonesia meliputi kemurnian dan kadar bahan aktif, kapan dan
seberapa cepat bentuk sediaan oral dari obat bioavailabilitas (larut dan
absorpsi) diberikan ke dalam tubuh, serta label obat dan penggunaan yang
aman. Farmakope bersifat independen tetapi bekerja sama dengan NADFC
dan perusahaan farmasi.
16
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam konteks diagnosis, pencegahan, pengobatan, pemulihan,
peningkatan dan pencegahan kesehatan pada manusia, obat adalah zat
atau kombinasi zat, termasuk produk biologis, yang digunakan untuk
mempengaruhi atau mempelajari sistem fisiologis atau kondisi patologis.
Obat-obatan juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit.
2. Obat yang digunakan melewati tahapan tertentu. Setelah pencairan,
mereka melewati beberapa fase
a. Fase farmasi adalah fase pertama yang berubah menjadi fase
cair/larutan dengan mengubah jenis obat yang bertujuan untuk
menembus membran biologis.
b. Fase farmakokinetik, fase kedua dimana obat masuk ke organ
ekskresi, fase ini biasanya memiliki beberapa fase yaitu absorpsi,
distribusi, metabolisme dan ekskresi.
c. Fase farmakodinamik adalah fase terakhir yang dihilangkan setelah
fase kedua, di mana fase terakhir tampaknya mencerna hasil kerja
obat, sehingga efek setelah minum obat tergantung pada konsentrasi.
3. Ada beberapa faktor yang membedakan penggolongan obat secara luas,
antara lain: penggolongan obat menurut jenisnya, penggolongan obat
menurut mekanisme kerja obat, penggolongan obat menurut tempat atau
lokasi pemakaiannya, pengklasifikasian obat menurut cara pemakaiannya,
akibat yang ditimbulkannya, penggolongan obat menurut potensi kerjanya
atau terapinya, penggolongan obat menurut asal obat dan cara
pembuatannya
4. Obat generik adalah obat dengan bahan aktif yang sama dengan obat
paten atau obat bermerek lainnya. Karena produsen obat generik
dibebaskan dari keharusan membayar royalti untuk hak paten, harga
mereka mungkin lebih rendah. sehingga harga yang dikenakan hanya
17
menutup biaya produksi obat generik. Obat paten adalah obat baru yang
baru saja diproduksi dan didistribusikan oleh perusahaan farmasi. melalui
berbagai pengembangan, penelitian, dan uji klinis. Bahkan kemasannya
tampak menarik. Karena itu, harganya cukup tinggi.
5. Produk obat harus melalui evaluasi khasiat, keamanan, dan mutu sebelum
disetujui untuk diedarkan di Indonesia. Kualifikasi obat yang terstandar
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
B. Saran
Karena kita adalah generasi muda di Indonesia, diharapkan kita dapat
mematuhi pedoman farmasi yang kita miliki dan dapat menggunakan obat
dengan tepat. Hal ini akan memastikan industri farmasi di Indonesia semakin
berkembang, tentunya dengan peningkatan kuantitas dan kualitas. Selain itu,
apoteker dan profesional kesehatan lainnya harus mempromosikan inisiatif
kesehatan masyarakat melalui konseling, poster, selebaran, dan KIE, di antara
metode lainnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
19