Paliatif - Resume Konsep Dying and Death
Paliatif - Resume Konsep Dying and Death
NIM : 1021031156
A. Konsep Berduka
Berduka : proses adaptasi sebagai respon normal terhadap kehilangan sesuatu yang penting
bagi individu. Kehilangan seperti kesehatan (setelah mengetahui penyakit, cedera mendadak,
disablity, dan kondisi penyakit kronis), pekerjaan, status, orang yang dicintai (kematian,
penghentian hubungan, atau pemisahan), hewan peliharaan, atau peran (seperti peran ibu saat
anak terakhir meninggalkan rumah orang tua).
Situasi yang dapat menimbulkan respon berduka : 1. Kondisi patologis berhubungan dengan
kehilangan fungsi atau kemandirian yang bersifat sekunder akibat kehilangan fungsi
neurologis, kardiovaskuler, sensori, muskuloskeletal, digestif, pernapasan, ginjal dan trauma.
2. Kondisi yang berhubungan dengan peristiwa kehilangan dalam jangkawaktu yang lama. 3.
Kehilangan maturasional berhubungan dengan perubahan akibat penuaan seperti hilangnya
teman-teman, pekerjaan, fungsi, rumah, harapan dan impian.
Dalam konteks perawatan paliatif, kehilangan dapat dialami oleh klien itu sendiri maupun
keluarganya. Tugas dari pelayanan paliatif adalah memberikan dukungan, agar rasa duka yang
timbul tidak menjadi duka yang patologis. Selain itu membantu agar keluarga bisa menerima
kenyataan bahwa pasien telah meninggal dan tidak akan kembali, membantu agar keluarga
mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi baru, membantu merubah lingkungan yang
memungkinkan keluarga dapat melanjuntukan hidup tanpa pasien yang meninggal, membantu
keluarga agar mendapatkan kembali rasa percaya diri untuk melanjutkan hidup.
B. Konsep Berduka pada Pasien Anak
1. Perawatan setelah pasien meninggal
Antisipasi rasa duka : membantu keluarga dalam menghadapi proses kesedihan, yaitu
menerima kenyataan kehilangan, menghayati rasa sakit akan kehilangan, menyesuaikan
diri dengan lingkungan tanpa kehadiran anggota keluarga yang sudah meninggal, dan
meredam emosi dan melanjuntukan hidup.
2. Bentuk duka cita pada anak
a. Anak : masalah yang dihadapi anak dengan kondisi menjelang kematian adalah
kehilangan masa kanak-kanak, kehilangan kemampuan fisik dalam melakukan hal-hal
yang sama seperti anak normal, hilangnya kemampuan dalam mengembangkan
hubungan normal dengan teman-teman sekolah dan teman bermain, kesedihan melihat
perjuangan orangtua yang bekerja keras merawatnya pasien, kerugian yang dialami
anak karena melihat kesehatannya semakin memburuk (anak melihat kehilangan fungsi
tubuhnya dan ancaman kematian).
b. Saudara kandung : saudara pasien sering mengalami masalah perilaku akibat orangtua
mencurahkan perhatiannya kepada anak yang sakit, sehingga saudara kandung
berpikiran negatif terhadap anak yang sakit.
c. Orang tua : cemas, penolakan, rasa tidak percaya, amarah dan rasa bersalah terhadap
penyakit anak.
d. Keluarga besar : kesedihan melihat anak-anak berduka cita.
e. Masyarakat : kematian akan menimbulkan efek yang mendalam pada masyarakat
sekitar anak.
f. Sekolah : kematian anak menjadi sumber kesedihan bagi teman-temannya, karena
mungkin ini pengalaman pertama mereka kontak dengan kematian. Guru mendapatkan
pengalaman tentang sulitnya menangani situasi dukacita.
3. Tata laksana dukacita
a. Mendengarkan isi hati keluarga pasien.
b. Membantu orangtua untuk tetap menjaga hubungan dengan anak lainnya dalam
menghadapi proses kesedihan sebagai bagian dari perjalanan hidup.
c. Memberi saran untuk kembali bekerja dan melanjutkan hidup.
d. Mendukung saudara kandung pasien dengan berkomunikasi dan mengisi waktu luang
mereka dengan berbagai macam kegiatan.
e. Merangkul dan berada dekat dengan keluarga besar dan orang-orang yang ada di
sekolah.
D. Tanda-Tanda Meninggal
1. Perubahan nadi
2. Perubahan respirasi
3. Perubahan tekanan darah
4. Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total
5. Tidak adanya gerak dari otot khususnya pernafasan
6. Tidak ada reflek
7. Gambaran mendatar pada EKG.