Anda di halaman 1dari 21

RANCANGAN PERATURAN DESA BANYUMENENG

KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK


NOMOR TAHUN 2023

TENTANG
PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA
DI DESA BANYUMENENG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA BANYUMENENG,

Menimbang : a. Dalam rangka melaksanakan otonomi desa, perlu


menggali potensi sumber pendapatan asli desa bagi
kesejahteraan masyarakat yang dikelola oleh Badan atau
Lembaga

b. Bahwa Badan atau Lembaga yang menggali potensi desa


menjalankan usahanya dalam bentuk Badan Usaha
Milik Desa

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk
Peraturan Desa tentang Badan Usaha Milik Desa

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintah Daerah;

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indoesia Nomor 7,

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 1 | 21
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);

4. Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 Tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679) ;

5. Undang-Undang Nomor 58 tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010


tentang Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 316) ;

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-undang nomor 6 tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 2 | 21
9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864);

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun


2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006


tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014


tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014


Tentang Pedoman Teknis Peraturan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014


tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014


tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 3 | 21
16. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 158);

17. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
2 Tahun 2015 tentang Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;

18. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
296);

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016


tentang Pengelolaan Aset Desa;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016


tentang Kewenangan Desa;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018


tentang Pengelolaan Keuangan Desa;

22. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 18 tahun 2018


tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan BUM
Desaa (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018
Nomor 18);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 4 Tahun


2015 tentang Badan Permusyawaratan Desa;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 5 Tahun


2015 tentang Kepala Desa;

25. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun


2015 tentang Perangkat Desa;

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 4 | 21
26. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 7 Tahun
2015 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan
Perangkat Desa;

27. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 8 Tahun


2015 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi Dan
Tata Kerja Pemerintahan Desa;

28. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 9 Tahun


2015 tentang Sumber Pendapatan Desa;

29. Peraturan Bupati Demak Nomor 20 Tahun 2018 tentang


Pengelolaan Aset Desa;

30. Peraturan Bupati Demak Nomor 51 Tahun 2018 tentang


Pengeloaan Keuangan Desa;

31. Peraturan Bupati Demak Nomor 36 Tahun 2019 tentang


Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul
dan Kewenangan Lokal Berskala Desa di Kabupaten
Demak;

32. Peraturan Desa Banyumeneng Nomor 3 Tahun 2019


tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal
Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa di Desa
Banyumeneng;

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BANYUMENENG
DAN
KEPALA DESA BANYUMENENG

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA BANYUMENENG TENTANG


PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA DI DESA
BANYUMENENG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN
DEMAK

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 5 | 21
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peratuan ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Demak.
2. Bupati adalah Bupati Demak.
3. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah kota.
4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang
dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha alainnya untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
7. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi Pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah
dan ditetapkan secara demokratis.
8. Musyawarah Desa atau yang disebut nama lain adalah musyawarah antara
Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat
yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawatan Desa untuk menyepakati
hal yang bersifat strategis.
9. Kesepakatan Musyawarah Desa adalah suatu hasil keputusan dari
musyawarah Desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam Berita
Acara kesepakatan Musyawarah Desa yang ditanda tangani oleh Ketua adan
Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa.
10. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama badan
Permusyawaratan Desa.

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 6 | 21
BAB II
PENDIRIAN, NAMA, TEMPAT / KEDUDUKAN DAN
DAERAH KERJA
Pasal 2
1) Pemerintah Desa Banyumeneng Kecamatan Mranggen mendirikan Badan
Usaha Milik Desa “DADI MAKMUR” dalam upaya meningkatkan pendapatan
masyarakat Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa
2) Lembaga ini bernama Badan Usaha Milik Desa “DADI MAKMUR“
3) BUM Desa “DADI MAKMUR” berkedudukan di :
a. Desa : Banyumeneng
b. Kecamatan : Mranggen
c. Kabupaten : Demak
4) Daerah kerja BUM Desa “DADI MAKMUR” berada di Desa Banyumeneng,
Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak dan dikembangkan secara berdaya
guna dan berhasil guna ke beberapa desa dan/atau melakukan kerjasama
antar desa

BAB III
VISI DAN MISI
Pasal 3
1) Visi BUM Desa “DADI MAKMUR” memujudkan kesejahteraan masyarakat
Desa Banyumenengmelalui pengembangan usaha ekonomi dan pelayanan
sosial menuju Desa Swasembada.
2) Misi BUM Desa “DADI MAKMUR”
- Pengembangan usaha ekonomi dan layanan sosial yang bertumpu pada
asas ekonomi kerakyatan dan berpegang pada syari’at islam
- Mengembangkan jaringan kerjasama ekonomi dengan berbagai pihak
- Mengelola dana yang masuk ke Desa yang bersifat Dana bergulir terutama
dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pengembangan usaha
ekonomi perdesaan.

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 7 | 21
BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
1) Maksud pendirian BUM Desa;
Sebagai upaya menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan atau
pelayaan umum yang dikelola oleh desa dan/atau kerjasama antar desa
2) Tujuan pendirian BUM Desa;
a. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi
desa
b. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan
layanan umum warga
c. Menciptakan lapangan kerja, penyediaan dan jaminan sosial
d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melaui perbaikan pelayanan
umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa
e. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli desa
f. Meningkatkan perekonomian desa
g. Mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa
h. Mengembangkan rencana kerja sama antar desa dan atau dengan pihak
ketiga

BAB V
PERMODALAN
Pasal 5
Modal BUM Desa dapat diperoleh dari :
a. Penyertaan modal dari Pemerintah Desa
b. Penyertaan modal dari warga desa
c. Penyertaan modal dari lembaga desa
d. Hibah atau bantuan dari pihak manapun yang tidak mengikat
e. Pemupukan Modal usaha yang disisihkan dari sisa hasil usaha.

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 8 | 21
BAB VI
KEGIATAN USAHA
Pasal 6
Jenis usaha BUM Desa meliputi usaha-usaha dalam bidang antara lain :
a. Usaha Pelayanan (Serving);
Usaha air minum desa, usaha listrik desa, lumbung pangan, Transportasi,
Simpan Pinjam, Perkreditan dan lain yang sejenis.
b. Usaha persewaan (Renting);
Penyewaan traktor, perkakas pesta, gedung pertemuan, rumah toko, tanah,
dan sebagainya
c. Usaha jasa (Brokering);
Jasa pembayaran listrik, Pengelolaan, Pemasaran dan Pengembangan Home
industy, Pengelolaan pasar desa

d. Usaha Dagang (Trading);

Distributor Gas Tabung, hasil pertanian, hasil peternakan, sarana produksi


pertanian, hasil perkebunan dan perikanan.
e. Usaha kontraktor (Contracting);
Jasa Cleaning service, Pemborong bangunan, Suplier
f. Usaha Perindustrian
Jasa Cleaning service, Pemborong bangunan, Suplier

g. Penyaluran Sembilan bahan kebutuhan pokok masyarakat

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 9 | 21
BAB VII
JANGKA WAKTU BERDIRINYA BUM DESA
Pasal 7
BUM Desa “DADI MAKMUR” didirikan sejak tanggal pendirian sampai dengan
jangka waktu yang tidak terbatas

BAB VIII
BENTUK DAN FUNGSI
Pasal 8
1) BUM Desa “DADI MAKMUR“ berbentuk Badan Usaha Milik Desa yang
dilegalisasi melalui Peraturan Desa.
2) Dalam menjalankan usahanya BUM Desa dapat membentuk unit usaha yang
dapat dilegalisasi dengan Akta Notaris dalam bentuk Badan Usaha Perseroan
Terbatas
3) BUM Desa “DADI MAKMUR“ berfungsi sebagai lembaga ekonomi Desa yang
mengembangkan usaha dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat khususnya rumah tangga miskin Desa Banyumeneng

BAB IX
STATUS KEPEMILIKAN
Pasal 9

1) BUM Desa “DADI MAKMUR“ adalah Badan Usaha Milik Desa yang dimiliki
oleh pemerintah Desa dan masyarakat dengan komposisi kepemilikan
mayoritas oleh pemerintah Desa.
2) Dalam perkembangannya, masyarakat dapat berperan dalam kepemilikan
BUM Desa “DADI MAKMUR“ melalui penyertaan modal seperti yang
dimaksud dalam bagian ayat a maksimal 40%.

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 10 | 21
BAB X
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 10

Organisasi BUM Desa “DADI MAKMUR“ dikelola oleh pengurus yang terdiri dari;
1. Penasehat
2. Pelaksana Operasional
3. Pengawas
Pasal 11

1) Penasehat dijabat secara ex-officio oleh Kepala Desa, artinya secara otomatis
dan tidak diperlukan penetapan atau pengangkatan
1) Pelaksana Operasional merupakan perorangan yang dipilih melalui
Musyawarah Desa dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa
2) Pelaksana Operasional sekurang-kurangnya terdiri dari; Ketua, Sekertaris
dan Bendahara
3) Pelaksana Operasional dilarang merangkap jabatan dengan fungsi
pelaksanaan lembaga Pemerintahan Desa.
4) Dalam melaksanakan kewajibannya, Pelaksana Operasional dapat
menunjuk anggota pengurus sesuai kapasitas bidang usaha, khususnya
dalam mengurus pencatatan dan administrasi usaha dan fungsi operasional
usaha.
5) Bila mana perlu Pelaksana Operasional dapat dibantu karyawan sesuai
dengan kebutuhan dan harus disertai dengan uraian tugas berkenaan
dengan tanggung jawab, pembagian peran dan aspek pembagian kerja
lainnya.

Pasal 12

1) Pengawas berasal dari unsur masyarakat yang mempunyai kemampuan


pengawasan.
2) Pengawas mewakili masyarakat desa melakukan monitoring, evaluasi dan
pemantauan pelaksanaan opeasional BUM Desa.
3) Pengawas mempunyai kewajiban menyelenggarakan Rapat Umum untuk
membahas kinerja BUM Desa sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali
4) Pengawas terdiri dari seorang Ketua dan dua orang anggota.
6) Pengawas BUM Desa dipilih melalui Musyawarah Desa dan ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kepala Desa

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 11 | 21
BAB XI
FORUM-FORUM MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 13

1) Rapat Umum BUM Desa, sebagai Forum Pengambilan Keputusan Tertinggi.


2) Forum ini dapat memilih dan memberhentikan pengurus BUM Desa maupun
menetapkan pembubaran BUM Desa, forum musyawarah
pertanggungjawaban tahunan pengurus BUM Desa.
3) Rapat Umum BUM Desa dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam setahun

BAB XII
PEMBUKUAN DAN PELAPORAN

Pasal 14

Buku-buku yang digunakan dalam pengelolaan BUM Desa adalah :


a. Buku daftar pengurus BUM Desa
b. Buku notulen rapat
c. Buku agenda surat masuk dan keluar
d. Buku kas
e. Buku bank
f. Daftar inventaris
g. Dan buku-buku lain yang diperlukan sesuai kebutuhan

Pasal 15

Unit usaha yang ada dalam BUM Desa harus membuat pembukuan :
a. Buku kas
b. Buku bank
c. Daftar inventaris
d. Dan buku-buku lain yang diperlukan sesuai kebutuhan

Pasal 16

BUM Desa berkewajiban membuat laporan;


1) Laporan bulanan terdiri dari;
a. Neraca

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 12 | 21
b. Laporan laba/(rugi)
c. Laporan arus dana (cash flow)
2) Laporan pertanggungjawaban tahunan terdiri dari :
a. Laporan realisasi atas rencana kegiatan
b. Laporan realisasi atas rencana laba/(rugi)
c. Laporan keuangan yang meliputi :
 Neraca
 Laporan laba/(rugi)
 Laporan perubahan modal
 Laporan arus dana

BAB XIII
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN USAHA
Pasal 17

1) Keuntungan adalah sisa lebih pendapatan usaha dikurangi biaya usaha


dalam satu tahun buku.
2) Keuntungan yang diperoleh dapat dibagi setelah dilakukan tutup buku
tahunan dan setelah laporan keuangan BUM Desa diperiksa oleh Pengawas
3) Pembagian keuntungan berdasarkan proporsi :
a. Untuk penambahan modal sebesar minimal 50 %
b. Untuk Pendapatan Asli Desa sebesar minimal 10 %
c. Untuk insentif pengurus sebesar 15 %
d. Untuk cadangan peningkatan kapasitas 5 %
e. Untuk cadangan dana sosial 20 %

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 13 | 21
BAB XIV
TANGGUNG JAWAB DAN HAK
Pasal 18

1) Dalam pengelolaa BUM Desa, Penasehat mempunyai tanggung jawab berupa


kewajiban dan kewenangan
a. Kewajiban Penasehat;
 Memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional dan pengelolaan
BUM Desa
 Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap
penting bagi pengelolaan BUM Desa
 Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa

b. Kewenangan Penasehat;
 Meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan
yang menyangkut pengelolaan usaha BUM Desa
 Melindungi usaha BUM Desa terhadap hal-hal yang dapat
menurunkan kinerja BUM Desa
2) Tanggung jawab Pelaksana Operasional berupa tugas, kewajiban dan
kewenangan
a. Tugas Pelaksana Operasional :
Mengurus dan mengelola BUM Desa sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga
b. Kewajiban Pelaksana Operasional
 Melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa agar menjadi lembaga
yang melayani kebutuhan ekonomi dan atau pelayanan umum
masyarakat Desa
 Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa
untukmeningkatkan Pendapatan Asli Desa
 Melakukan kerjasama dengan lembaga – lembaga perekonomian Desa
lainnya
c. Kewenangan Pelaksana Operasional
 Membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUM Desa setiap
bulan
 Membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUM Desa
setiap bulan

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 14 | 21
 Memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUM Desa
kepada masyarakat desa melalui Musyawarah Desa sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun

3) Tanggung jawab Pengawas berupa tugas, kewajiban dan kewenangan


a. Tugas Pengawas;
 Mengawasi dan memberikan masukan kepada penasehat dan
Pelaksana Operasional BUM Desa dalam menjalankan kegiatan BUM
Desa
 Mengawasi pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran
Tahunan BUM Desa
 Memantau dan mengevaluasi kinerja Pelaksana Operasional dan
pengelola unit BUM Desa
 Mengkaji pelaporan dan transparansi dalam pengelolaan kegiatan
BUM Desa
 Memantau kepatuhan BUM Desa terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga
b. Kewajiban Pengawas;
 Pengawas mempunyai kewajiban menyelenggarakan Rapat Umum
untuk membahas kinerja BUM Desa sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun sekali denan materi bahasan;
 Memberikan pendapat dan saran secara tertulis kepada Rapat Umum
BUM Desa mengenai rencana jangka panjang BUM Desa, rencana
kerja dan anggaran BUM Desa yang diusulkan Pelaksana Operasional
 Memberikan pendapat kepada rapat umum BUM Desa mengenai
masalah strategis atau yang dianggap penting, termasuk pendapat
mengenai kelayakan visi dan misi BUM Desa
 Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang
disiapkan Pelaksana Operasional
 Menandatangani rencana pengembangan jangka panjang BUM Desa
dan laporan tahunan
 Melaporkan dengan segera kepada rapat umum BUM Desa tentang
terjadinya gejala menurunnya kinerja BUM Desa
c. Kewenangan Pengawas;
 Mengusulkan Auditor Eksternal jika dibutuhkan untuk disyahkan
dalam Rapat Umum BUM Desa dan memantau pelaksanaan
penugasan Audit Eksternal

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 15 | 21
 Menyusun pembagian tugas di antara anggota Pengawas sesuai
dengan keahlian dan pengalaman masing-masing anggota Pengawas
 Menyusun program kerja dan target kinerja Pengawas tiap tahun
 Menyusun mekanisme penyampaian informasi dari Pengawas ke
Masyarakat
 Mempertanggungjawabkan pelasanaan tugas Pengawasan kepada
Rapat Umum BUM Desa

Pasal 19

1) Pengurus BUM Desa mendapat hak imbalan kerja berupa insentif dari
keuntungan usaha tahunan sebesar 15 % Dengan alokasi :
a. Penasehat
b. Pelaksana Operasional
c. Pengawas
2) Pelaksana Operasional
Pelaksana Operasional mendapat hak imbalan kerja berupa honor yang
besarannya ditentukan dengan mempertimbangkan dana yang tersedia dan
besar kekayaan BUM Desa yang dikelola

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 16 | 21
BAB XV
PERENCANAAN USAHA DAN PERENCANAAN KEUANGAN
Pasal 20

1) Perencanaan usaha BUM Desa meliputi;


a. Perencanaan produk atau jasa layanan dan pemasaran
b. Perencanaan manajemen atau pengelolaan usaha
c. Perencanaan operasional lainnya sesuai karakteristik unit usaha yang
dikelola BUM Desa

2) Perencanaan keuangan BUM Desa meliputi;


a. Perencanaan laba/(rugi) bulanan dalam 1 (satu) tahun yang meliputi;
 Perencanaan pendapatan
 Perencanaan biaya
b. Perencanaan arus dana (cash flow) bulanan dalam 1 (satu) tahun yang
meliputi;
 Perencanaan uang masuk dari semua sumber (modal penyertaan,
hibah, pendapatan usaha, modal kemitraan, dll)
 Perencanaan uang keluar untuk kegiatan operasional, pembelian
barang dagangan atau biaya produksi (Harga Pokok Penjualan), Biaya
administrasi dan umum, pengadaan-pengadaan inventaris, dll

BAB XVI
MASA BAKTI

Pasal 21

1) Masa bakti Pelaksana Operasional adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk periode selanjutnya berdasarkan hasil Musyawarah Desa
2) Masa bakti Pengawas adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali
untuk periode selanjutnya berdasarkan hasil Musyawarah Desa

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 17 | 21
BAB XVII
TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PELAKSANA
OPERASIONAL
Pasal 22

1) Kriteria Pelaksana Operasional;


a. Anggota masyarakat Desa yang mempunyai jiwa wira usaha
b. Berdomisili dan menetap di Desa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
c. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap usaha
ekonomi Desa
d. Pendidikan minimal setingkat SMU atau sederajat

2) Tata cara Pengangkatan dan pemberhentian Pelaksana Operasional


a. Pelaksana Operasional diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum
BUM Desa
b. Pemilihan calon Pelaksana Operasional dilakukan melalui proses seleksi
dan nominasi yang transparan dengan mempertimbangkan keahlian,
intergritas, kejujuran, kepemimpinan, pengalaman,perilaku dan dedikasi,
serta kecukupan waktu untuk mengelola BUM Desa.
c. Pengangkatan Pelaksana Operasional dilakukan melalui mekanisme uji
kelayakan dan kepatutan (jika diperlukan), dan calon-calon yang lulus
wajib menandatangani kontrak manajemen sebelum diangkat sebagai
Pelaksana Operasional
d. Masa jabatan Pelaksana Operasional ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk periode selanjutnya berdasarkan hasil
Musyawarah Desa
e. Pemberhentian Pelaksana Operasional sewaktu-waktu sebelum berakhir
masa jabatan harus dilakukan oleh Rapat Umum BUM Desa dengan
menyebutkan alas an dan terlebih dahulu memberikan kesempatan
kepada Pelaksana Operasional untuk hadir dan membela diri dalam Rapat
Umum BUM Desa
f. Pelaksana Operasional dapat diberhentikan untuk sementara waktu
berdasarkan keputusan rapat kepengurusan Pengawas yang disetujui
dengan suara terbanyak, dalam hal tindakan Pelaksana Operasional
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggara Rumah Tangga, dan
atau peraturan perundang-undangan serta ketentuan yang berlaku,
dinyatakan bersalah dengan keptusan pengadilan, atau melalaikan
kewajibannnya

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 18 | 21
g. Dalam kurun waktu 30 (tigapuluh) hari setelah pemberhentian sementara
harus dilaksanakan Rapat Umum BUM Desa untuk mengukuhkan atau
membatalkan pemberhentian tersebut dengan memberikan kesempatan
kepada Pelaksana Opersional yang diberhentikan untuk hadir dan
membela diri
h. Apabila Rapat Umum BUM Desa yang dimaksud tidak terselenggara maka
pemberhentian sementara tersebut batal demi hokum.

Pasal 23
1) Kriteria Pengawas
a. Warga masyarakat setempat dan berdomisili di desa sesuai tempat dan
keberadaan BUM Desa
b. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
keuangan Negara
c. Tidak memiliki hubungan keluarga sedarah menurut garis lurus maupun
garis ke samping atau hubungan semenda (menantu/ipar) dengan
Pelaksana Operasional dan Pengelola BUM Desa lainnya
d. Tidak memiliki kepentingan untuk partai politik tertentu dan tidak
memihak golongan atau kelompok masyarakat tertentu
e. Tidak bekerja di lingkungan Pemerintahan Desa
f. Tidak mempunyai keterkaitan finansial baik langsung maupun tidak
langsung dengan BUM Desa atau perusahaan lain yang menyediakan jasa
dan produk kepada BUM Desa
g. Bebas dari benturan kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain
yang dapat menghalangi atau mengganggu kemampuan Pengawasan yang
bersangkutan untuk bertindak atau berfikir secara bebas di lingkup BUM
Desa

2) Tata cara Pengangkatan dan pemberhentian Pengawas


a. Anggota kepengurusan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Rapat
Umum BUM Desa
b. Pemilihan anggota kepengurusan Pengawas dilakukan melalui proses
seleksi dan nominasi yang transparan dengan mempertimbangkan
keahlian, intergritas, kejujuran, kepemimpinan, pengalaman,perilaku dan
dedikasi, serta kecukupan waktu untuk mengelola BUM Desa.
c. Masa jabatan Pengawas ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat dipilih untuk
periode selanjutnya berdasarkan hasil Musyawarah Desa

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 19 | 21
d. Pemberhentian Pengawas sewaktu-waktu sebelum berakhir masa jabatan
harus dilakukan oleh Rapat Umum BUM Desa dengan menyebutkan
alasan dan terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada Pelaksana
Operasional untuk hadir dan membela diri dalam Rapat Umum BUM Desa
e. Rapat Umum BUM Desa dapat memberhentikan untuk sementara waktu
berdasarkan keputusan rapat kepengurusan Pengawas yang disetujui
dengan suara terbanyak, dalam hal tindakan Pengawas bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Anggara Rumah Tangga, dan atau peraturan
perundang-undangan serta ketentuan yang berlaku, dinyatakan bersalah
dengan keptusan pengadilan, atau melalaikan kewajibannnya
f. Dalam kurun waktu 30 (tigapuluh) hari setelah pemberhentian sementara
harus dilaksanakan Rapat Umum BUM Desa untuk mengukuhkan atau
membatalkan pemberhentian tersebut dengan memberikan kesempatan
kepada Pengawas yang diberhentikan untuk hadir dan membela diri
g. Apabila Rapat Umum BUM Desa yang dimaksud tidak terselenggara maka
pemberhentian sementara tersebut batal demi hukum.

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 20 | 21
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 24

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini akan diatur kemudian
sesuai kebutuhan

Pasal 25

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan agar semua
pihak mengindahkan sebagai aturan legal yang harus dipedomani dalam
pengelolaan BUM Desa.

Ditetapkan di : DESA BANYUMENENG


pada tanggal : 20 Januari 2023

KEPALA DESA
BANYUMENENG

MUHAMAD AJIB WAHYUDI

Diundangkan di : DESA BANYUMENENG


Pada tanggal : 20 Januari 2023

SEKERTARIS DESA BANYUMENENG

MUNASIR

LEMBARAN DESA BANYUMENENG TAHUN 2023 NOMOR …..

PEMERINTAH DESA BANYUMENENG


P a g e 21 | 21

Anda mungkin juga menyukai