Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR BY. NY. N UMUR 0 HARI


DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI

RSU KUMALA SIWI KUDUS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik


Stase Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Oleh:

NOVIA ISMAWATI 2202218009

NOOR FAUZIATI 2202218010

ANITA SAFITRI 2202218011

AMALIA YULIANTI 2202218012

ERLINE SEPTIYANA 2202218013

SITI MUAFIFAH 2202218014

EKO WIJININGSIH 2202218062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Komprehensif

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR BY. NY. N UMUR 0 HARI


DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI

RSU KUMALA SIWI KUDUS

Oleh:
NOVIA ISMAWATI 2202218009
NOOR FAUZIATI 2202218010
ANITA SAFITRI 2202218011
AMALIA YULIANTI 2202218012
ERLINE SEPTIYANA 2202218013
SITI MUAFIFAH 2202218014
EKO WIJININGSIH 2202218062

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing CI

(………………………….) (Ns. Munjayanah,S.Kep)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Bidan

(………………………….)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


anugrah, serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas laporan pendahuluan pada stase Bayi baru lahir
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Bayi baru lahir By. Ny. N umur 0 hari
dengan Berat badan lahir rendah di ruang perinatology RS Kumala Siwi
Kudus”. Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu perkenankan kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada
dosen pembimbing, pembimbing lahan dan semua pihak yang tidak bisa
kami sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penyelesaian
laporan ini.
Laporan yang telah kami buat ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif. Semoga
laporan ini dapat menjadi bahan referensi dan bermanfaat bagi kita
semua.

Kudus, 20 Agustus 2023

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian Data...............................................................................4
II. Interpretasi Data..............................................................................9
III. Identifikasi Diagnosa Potensial.....................................................10
IV. Kebutuhan Segera...........................................................................10
V. Intervensi..........................................................................................10
VI. Implementasi....................................................................................13
VII. Evaluasi............................................................................................17
BAB III PEMBAHASAN
I. Pengkajian Data...............................................................................19
II. Interpretasi Data..............................................................................19
III. Identifikasi Diagnosa Potensial.....................................................21
IV. Kebutuhan Segera...........................................................................21
V. Intervensi..........................................................................................21
VI. Implementasi dan Evaluasi............................................................21
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................22
B. Saran.......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................23

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Generasi muda merupakan aset terbesar yang perlu mendapat
perhatian. Perhatian tersebut adalah bagian untuk meningkatkan
kualitas hidup, khususnya perhatian yang diberikan terhadap generasi
sejak lahir. Namun, tingginya angka kematian bayi (AKB) masih menjadi
masalah di berbagai negara di dunia. Salah satu penyebab tingginya
AKB adalah bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR merupakan salah
satu penyebab kematian pada bulan pertama kelahiran seorang bayi.
Kejadian BBLR menyebabkan berbagai dampak kesehatan masyarakat
baik dimasa bayi dilahirkan maupun dimasa perkembangannya diwaktu
yang akan datang. (Juliana,Debby,Aprilian 2017).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017 defenisi


BBLR yaitu sebagai bayi yang lahir dengan berat ≤ 2500 gr. WHO
mengelompokkan BBLR menjadi 3 macam, yaitu BBLR (1500–2499
gram), BBLSR (1000- 1499 gram), BBLR (< 1000 gram). World Health
Organization menjelaskan bahwa sebesar 60– 80% dari Angka
Kematian Bayi (AKB) yang terjadi, disebabkan karena BBLR.
(Juliana,Debby,Aprilian 2017). Berdasarkan data World Health
Organization (WHO) pada tahun 2018, prevalensi BBLR masih cukup
tinggi. Prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR) diperkirakan 21%
dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 4,5% - 40% dan lebih
sering terjadi di negara- negara berkembang, di Asia angka kejadian
BBLR yaitu 42,7% (Juliana,Debby,Aprilian 2017). Di negara-negara
berkembang kejadian pada neonatus dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) di Afrika Sub-Sahara 13%, Afrika Bagian Timur dan Selatan
11%, Afrika Bagian Barat dan Tengah 14%, Asia Selatan 28%, Asia
Timur dan Pasifik 6%, Amerika Latin dan Karibia 9%
(Juliana,Debby,Aprilian 2017) . Berdasarkan data Profil Kesehatan

1
Indonesia tahun 2017, melaporkan bahwa menurut data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) angka kejadian bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia masih relatif
tinggi yaitu sebesar 7,1% (SDKI 2017) .

Berdasarkan latar belakang di atas yang menunjukkan bahwa


masih tingginya kemungkinan bayi mengalami berat lahir rendah, untuk
itu penulis tertarik untuk melakukan “Asuhan Kebidanan Pada bayi baru
lahir By.Ny.N umur 0 hari dengan Bayi baru lahir rendah di Ruang
perinatology RSU Kumala Siwi Kudus ”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan
“Bagaimana memberikan Asuhan Kebidanan Pada bayi baru lahir By.Ny.
N umur 0 hari dengan bayi baru lahir rendah di ruang perinatologi RSU
Kumala Siwi Kudus ”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan BBLR di Ruang perinatologi RSU Kumala Siwi Kudus
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengumpulan data pada bayi baru lahir
dengan BBLR
b. Mampu merumuskan interpretasi data pada bayi baru lahir
dengan BBLR
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial pada bayi baru lahir
dengan BBLR
d. Mampu melaksanakan antisipasi penanganan segera dan
kolaborasi pada bayi baru lahir dengan BBLR
e. Mampu menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan BBLR.

2
f. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan sesuai rencana
tindakan bayi baru lahir dengan BBLR.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
pada bayi baru lahir dengan BBLR.
h. Mampu mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang
telah diberikan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

3
BAB II
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR BY. NY. N UMUR 0 HARI


DENGAN BAYI BARU LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSU
KUMALA SIWI KUDUS

I. PENGKAJIAN DATA
Alloanamnesa
Dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Rabu, 16 Agustus 2023
Jam : 08.00 WIB
Tempat : Ruang Perinatologi

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas pasien
- Nama : By. Ny “N“
- Umur/ Lahir jam : 0 hari / 16/8/2023
- Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Identitas penanggung jawab
- Nama Ibu : Ny. N
- Umur : 28 th
- Pekerjaan : Karyawan swasta
- Agama : Islam
- Alamat : DK. Ngablak Karangnongko rt 5 rw 3 Nalumsari
Jepara
- Hubungan dengan pasien: Ibu kandung
3. Keluhan utama
Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, berat lahir 2100 gram

4
4. Riwayat prenatal ibu:
Riwayat Kehamilan Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama,
dan belum pernah keguguran (G1P0A0) Usia kehamilan 38 -39
minggu. Ibu biasa melakukan pemeriksaan kehamilan di PKM, dan
BPM. Pada trimester pertama ibu tidak melakukan pemeriksaan
ANC, trimester ke dua melakukan pemeriksaan ANC 2x. Pada
trimester ke tiga, ibu melakukan pemeriksaan ANC 4x. Pada usia
kehamilan 32 minggu didapatkan hasil pemeriksaan TFU ibu 23
cm, bidan memberikan KIE mengenai pemenuhan nutrisi dan
merujuk ibu ke rumah sakit dengan diagnosa IUGR. Gerakan janin
dirasakan aktif. Ibu minum obat yang diberikan oleh bidan seperti
tablet penambah darah, vitamin.. Saat trimester ke tiga ibu
melakukan pemeriksaan darah, hasilnya Hb 10 gr/dl. Ibu
mengatakan sebelum hamil berat badannya 45 kg dan sesudah
hamil 53 kg dengan tinggi badan 147 cm (IMT = 45/(1,47)2= 20,83).
Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, tidak pernah
merasakan sesak disebelah dada kiri, ibu tidak mempunyai riwayat
penyakit asma, ibu tidak mempunyai riwayat penyakit diabetes
militus, gejalanya ibu tidak pernah merasakan jika terdapat luka
tidak kunjung sembuh dan kering, ibu tidak ada gejala merasakan
pipis bernanah, bintik-bintik pada kemaluan, pipis terasa panas, ibu
tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
5. Riwayat intranatal:
Ibu mengatakan merasakan mules sejak tanggal 15 Agustus 2023,
ibu periksa ke poli Rs Kumala siwi dengan dokter kandungan dan
membawa surat rujukan dari dokter keluarga dengan diagnose
susp IUGR. Dari hasil pemeriksaan USG di diagnose G1P0A0
hamil 38-39 minggu dengan letak oblige, oligohidramnion, myopia.
tekanan darah 110/80 mmHg, TFU 24 cm, Djj: 140x/mnt, belum
ada pembukaan. di lakukan pemasangan infus RL dengan 20 tpm.
Di sarankan DPJP pro Sc. Bayi lahir hari rabu tanggal 16 Agustus
2023 jam 07.00 wib dengan jenis kelamin laki-laki, A.S : 8-9-10

5
Apgar Score
0 1 2 Apgar- 1 5 10
Score meni meni Meni
t t t
Tak ada <100 >100 Denyut 2 2 2
jantung
Tak ada Tak Baik Pernafasa 2 2 2
teratur n
Lemah Sedang Baik Tonus 2 2 2
Otot
Tak ada Meringi Menangi Peka 1 2 2
s s rangsang
Biru/ Merah Merah Warna 1 1 2
Putih jambu Jambu kulit
ujung2
biru
Total 8 9 10

6. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari:


Kebutuhan Segera setelah lahir
Nutrisi Intake ASI/PASI 12X5ml
Eliminasi BAK: belum (Tanggal 16-8-2023 jam 09.00
wib)
BAB: belum (Tanggal 16-8-2023 jam 09.00
wib)

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik Head to toe
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
Nadi : 126 x/menit
RR : 40 x/mnt
Suhu : 36,8 c
Spo2 : 98 %
BB : 2.100 gram LK: 33 cm

6
PB : 47 cm LD: 29 cm
Ballard score total 35,sesuai usia kehamilan 38 minggu.
2. Pemeriksaan Fisik
- Kulit : lanugo menipis, verniks caseosa sedikit tidak ada
ruam, warna kulit kemerahan, tidak ada bercak-bercak
kehitaman atau tanda lahir.
- Kepala : Bentuk mechocephal, Rambut tipis, tidak
ada caput succedaneum, tidak ada cephalhaematom, dan tidak
ada moulage.
- Muka : Simetris kiri dan kanan, tidak tampak pucat ,
dan tidak ada tanda lahir
- Mata : Kedua mata tampak simetris, bersih, konjungtiva
merah muda, sclera tidak ikterik, tidak ada kelainan dan tidak
ada pengeluaran secret.
- Hidung : Simetris, Bentuk normal, terdapat septum
nasal di tengah, tidak ada pengeluaran secret dari lubang
hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung.
- Mulut : bibir dan lidah tidak pucat dan tidak
mencucu, tidak ada labioskizis dan labiophalatoschizis.
- Telinga : Kedua telinga bersih, simetris, tidak ada
pengeluaran secret. Bentuk sempurna, membalik seketika
- Leher : Simetris,tidak ada benjolan,tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis.
- Dada :
Paru :
Inspeksi : tidak ada tarikan dada
Palpasi :bentuk dada simetris
Perkusi :Sonor
Auskultasi : tidak terdapat suara ronchi
Jantung :
Inspeksi : tidak ada pembesaran jantung
Palpasi : bentuk jantung normal,simetris

7
Perkusi : redup
Auskultasi : lubdub
- Abdomen :
Inspeksi :bentuk normal,tampak tali pusat masih basah
Auskultasi : terdengar bising usus
Perkusi :timpani
Palpasi : lunak,tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
massa
- Genetalia : penis lurus, testis sudah turun kedalam skrotum,
terdapat lubang uretra,Anus (+)
- Ekstremitas :
 Ekstremitas Atas :Kedua tangan simetris, pergerakan aktif,
jumlah jari lengkap 10, tidak ada sianosis, sudut
pergelangan tangan, membaliknya lengan, tanda
selempang.
 Ekstremitas Bawah :Kedua kaki simetris, pergerakan aktif,
jumlah jari lengkap 10, lipatan 2/3 anterior, sudut politea,
tumit ketelinga
3. Reflek
- Rooting: ada lemah, tidak ada respon bila pipi dan bibir
disentuh
- Sucking: ada, bayi menghisap puting susu ibu
- Swallowing: ada, bayi menelan air susu ibu
- Tonick neck: ada , bayi melakukan perubahan posisi kepala
mengarah kesatu sisi
- Moro: ada kuat, tangan bayi dapat menggenggam
- Babinski: ada , bayi mengembangkan jari kaki ketika
disentuh
- Graps: ada, bayi menggenggam jari jika diletakkan ditangan
4. Pemeriksaan penunjang
- Darah : tanggal 16 Agustus 2023 jam 07.10 wib di lakukan
GDS stik: 58 gr/dl ( nilai normal 40 -150 gr/dL)
- Urin : tidak dilakukan pemeriksaan

8
II. INTERPRETASI DATA
By. Ny. N umur 0 hari neonatus aterm dengan berat badan lahir rendah

DS: Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 16 Agustus 2023 pukul 07.00 wib
dengan tindakan section cesarea, dan berjenis kelaminn laki-laki.
DO:
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
Nadi : 126 x/menit
RR : 40 x/mnt
Suhu : 36,8 c
Spo2 : 98 %
BB : 2.100 gram LK: 33 cm
PB : 47 cm LD: 29 cm
Ballard score total 35, sesuai usia kehamilan 38 minggu

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada masalah potensial
IV. KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI / RENCANA ASUHAN KOMPREHENSIF
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya
2. Lakukan observasi ku dan ttv
3. Jaga kehangatan bayi
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
5. Anjurkan ibu untuk makan makanan bergizi dan minum air putih cukup

9
VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga atas pemeriksaan bahwa bayinya saat ini
dalam keadaan baik, namun berat badan bayinya rendah yaitu 2.100 gram,
tidak sesuai dengan umur kehamilan atau BBLR.
2. Setelah di lakukan, bahwa kondisi bayinya yaitu: ku: baik, Nadi: 126
x/mnt, RR: 40 X/mnt, Suhu : 36,8 c, spo2: 98 %.
3. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan topi, pakaian bayi
lengkap, dan bayi di rawat di dalam incubator , mengganti segera pakaian
yang basah untuk mencegah terjadinya hipotermi.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak, dengan advice:
- Jaga kehangatan
- Inj. Vit k 2 mg
- Inj. HB 0
- ASI ad lib /PASI 12 X 5 ml
- Cek GDS pukul 09.00 wib
- Jika GDS dii bawah 50 bolus D 10 % 4 mml via OGT
5. Menganjurkan ibu untuk tetap makan makanan bergizi dan minum air
putih minimal sehari 2 liter supaya ASI bisa keluar dan bisa segera di
berikan ke bayinya.

VII. EVALUASI
1. Ibu dan keluarga sudah mengetahui kondisi bayinya, bahwa bayi nya
dengan berat badan lahir rendah.
2. Keadaan umum dan ttv bayi dalam keadaan normal
3. Bayi saat ini di rawat di dalam incubator dan di pakaikan topi dan baju
lengkap.
4. Advice dari dokter spesialis anak sudah di berikan pada bayi dengan
menjaga kehangatan, memberikan injeksi vit k 2 mg di paha bagian kiri
atas secara IM, menyuntikan inj. Imunisasi HB O di paha kanan atas
secara IM, mememberikan PASI 12 x 5 ml, cek ulang GDS jam 09.00 wib
dengan hasil 70 mg/dl.

10
5. Ibu bersedia untuk makan makanan bergizi dan minum air putih yang
cukup.
Catatan perkembangan
TANGGAL SUBYEKTIF/OBYEKTIF ANALISA PLANNING
DATA
Kamis, 17 S: bayi menangis kuat, By. Ny. N umur 1. Memonitor ku dan ttv
Agustus warna kulit kemerahan, 1 hari dengan Hasil: KU: baik, kes:
2023 jam reflek hisap bagus, BAK Neonatus Aterm composmentis, Nadi: 138 x/mnt,
12.00 wib sudah, BAB sudah dan BBLR RR: 40 X /mnt, S: 36,9 c, SPO2:
O: KU: baik 98 %
Nadi: 138 x/mnt, RR: 40 2. Melakukan kolaborasi dengan
X /mnt, S: 36,9 c, SPO2: dokter spesialis anak
98 % Hasil: dengan advice: ajarkan
KMC, latihan menetek, rawat
gabung.
3. Memberitahu ibu dan keluarga
tentang kondisi bayinya saat ini,
kondisi bayinya saat ini dalam
keadaan baik dan sudah boleh
rawat gabung.
Hasil: ibu dan keluarga mengerti
kondisi bayinya saat ini dan
bersedia untuk rawat gabung
dengan bayiny.
4. Membantu ibu untuk
mengajarkan cara menyusui yang
benar dengan cara :
(1) Ibu duduk dengan santai
(lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu
menggantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi)

11
(2) Mempersilahkan ibu dan
membantu ibu untuk membuka
pakaian bagian atas.
(3) Sebelum menyusui ASI
dikeluarkan sedikit, kemudian
dioleskan pada putting dan sekitar
areola payudara (cara ini
mempunyai manfaat sebagai
desinfektan dan menjaga
kelembapan putting susu).
(4) Mengajari ibu untuk
meletakkan bayi pada satu
lengan, kepala bayi berada pada
lengkung siku ibu dan bokong
bayi berada pada lengan bawah
ibu.
(5) Mengajari ibu untuk
menempelkan perut bayi pada
perut ibu dengan meletakkan satu
tangan bayi di belakang badan ibu
dan yang satu di depan, kepala
bayi menghadap ke payudara ibu.
(6) Mengajari ibu untuk
memposisikan bayi dengan
telinga dan lengan pada garis
lurus.
(7) Mengajari ibu untuk
memegang payudara dengan ibu
jari diatas dan jari lain menopang
dibawah serta jangan menekan
putting susu dan areolanya
rangsang bayi membuka mulut

12
untuk menyusui dengan benar.
(8) Mengajari ibu untuk
merangsang membuka mulut bayi
: menyentuh pipi dengan putting
susu atau menyentuh sudut mulut
bayi.
(9) Setelah bayi membuka mulut
(anjurkan ibu untuk mendekatkan
dengan cepat kepala bayi ke
payudara ibu, kemudian
memasukkan putting susu serta
sebagian besar areola ke mulut
bayi, dan aerola atas hanya
terlihat 1/3 bagian saja, dagu
menempel pada payudara, mulut
penuh terisi dengan payudara
sehingga pipi tampak membulat
(10) Pegang bagian kaki bayi
dengan cara mengempit di ketiak
dengan tujuan agar kaki berada
pada garis lurus dengan telinga
dan lengan
(11) Setelah bayi mulai
menghisap, menganjurkan ibu
untuk tidak memegang atau
menyangga payudara lagi.
(12) Menganjurkan ibu untuk
memperhatikan bayi selama
menyusu.
(13) Mengajari ibu cara melepas
isapan bayi (jari kelingking
dimasukkan ke mulut bayi melalui

13
sudut mulut atau dagu bayi
ditekan ke bawah.
(14) Oleskan asi kembali pada
putting susu setelah proses
menyusui.
5. Menjaga kebersihan bayi dengan
cara memandikan menggunakan
air hangat dan waslap secara
perlahan setiap pagi dan sore.
Hasil: bayi sudah di mandikan
sehari 2 kali setiap pagi dan sore
dan terlihat bersih dan wangi
6. Melakukan perawatan tali pusat
dalam keadaan bersih dan kering,
kemudian di bungkus
menggunakan kassa steril setiap
pagi dan sore.
Hasil: Tali pusat tampak bersih,
tidak basah dan tidak bau.
7. Mengajarkan ibu untuk
melakukan breascare upaya
untuk merangsang sekresi
hormon oksitosin untuk
menghasilkan ASI sedini
mungkin.
Hasil : ibu bersedia melakukan
breascare dan ASI sudah mulai
keluar kolostrum.
8. Mengajarkan ibu dan keluarga
untuk melakukan perawatan
metode kanguru:
- Minta ibu untuk memakai

14
pakaian longgar dan ringan
yang nyaman dalam suhu
lingkungan, dengan
memberikan pakaian yang
dapat mengakomodasi bayi.
- Pastikan bahwa suhu
ruangan minimal 25 °c
- Ketika ibu menggendong
bayi, jelaskan tiap-tiap
langkah KMC kepada ibu,
peragakan kepadanya,
kemudian izinkan ibu
melakukan tiap langkah
tersebut sendiri.
- Beri pakaian bayi dengan
kaus yang telah dihangatkan
yang terbuka dibagian
depan, popok,topi, dan kaus
kaki.
- Letakkan bayi pada dada
ibu.
1) Letakkan bayi pada posisi
tegak lurus langsung dikulit
ibu
2) Pastikan pangkal paha
dan siku bayi fleksi dalam
posisi seperti katak serta
kepala dan dada bayi diatas
dada ibu, dengan kepala
dalam posisi sedikit ekstensi.
- Letakkan bayi pada dada ibu
dan didalam pakaian ibu dan tutupi

15
dengan selimut yang telah
dihangatkan .
1) Pakaian khusus tidak
dibutuhkan selama pakaian
ibu tetap mempertahankan
bayi secara kuat dan
nyaman dalam kontak
dengan kulitnya.
2) Gunakan potongan kain
yang lembut ( sekitar 1 meter
persegi) yang dilipat secara
diagonal menjadi dua dan
diperkuat dengan simpul.
Pastikan kain diikat dengan
cukup kuat untuk mencegah
bayi tergelincir jika ibu
berdiri, tetapi tidak terlalu
ketat sehingga dapat
menghambat pernapasan
atau pergerakan bayi.
- Setelah mengatur posisi bayi,
izinkan ibu beristirahat dengan
bayi, dan dorong ibu untuk berjalan
jalan saat ia siap.
Hasil: ibu dan keluarga mengerti
dan bersedia melakukan perawatan
metode kangguru.
Jumat, 18 S: Ibu sudah menyusui By. Ny. N umur 1. memberitahu ibu dan keluarga
Agustus bayinya dan asinya 2 hari dengan bahwa bayinya hari ini dalam
2023 sudah keluar, reflek Neonatus Aterm keadaan baik, Meskipun bayi
Pukul hisap bagus, BAK dan BBLR mengalami penurunan berat badan
11.00 wib sudah, BAB sudah 35 gram di awal kelahiran, nantinya

16
O: KU: baik selama beberapa hari akan
Nadi: 139 x/mnt, RR: 38 mengalami peningkatan berat badan
X /mnt, S: 36,8 c, SPO2: dan hari ini sudah di izinkan pulang
98 %, BB: 2065 gram dan selanjutnya perawatan metode
kangguru bisa di lakukan di rumah
dengan tetap menjaga kehangatan
pada bayi.
Hasil: ibu dan keluarga mengerti dan
merasa senang dan bersedia
melakukan perawatan metode
kangguru dan menjaga kehangatan
bayinya.
2. menganjurkan ibu untuk tetap
menyusui bayinya secara terus
menerus setiap minimal 2 jam sekali
supaya bayi mendapatkan
kecukupan ASI dan membantu
meningkatkan berat badan bayi.
Hasil: ibu bersedia menyusui
bayinya secara terus menerus
sesuai anjuran dan saat ini ASI
sudah keluar.
3. Memberitahu ibu tentang factor
penyebab BBLR yang terjadi pada
bayinya yaitu ·
Faktor ibu
 < Gizi saat hamil
 Usia < 20 th/> 35 th
 Penyakit menahun ibu
(hipertensi, jantung,
gangguan pembuluh darah)
Faktor Kehamilan

17
 Hamil dengan hidramnion
 Hamil ganda
 Perdarahan antepartum
 Komplikasi hamil: PE/E, KPD
Faktor Janin
 Cacat bawaan
 Infeksi dalam Rahim
Dari factor – factor tersebut
selama hamil harus di
perhatikan, khususnya
selama hamil kemarin ibu
mengalami peningkatan berat
badan yang kurang yaitu 8 kg
dan mengalami anemia yaitu
hb 10 gr/dl, supaya tidak
terjadi hal tersebut nutrisi ibu
selama hamil harus terpenuhi
gizi seimbangnya.
Hasil: ibu mengerti penyebab
terjadinya BBLR dan berusaha
untuk menjaga kehamilan berikutnya
supaya tidak terjadi BBLR lagi.
4.Menganjurkan Ibu dan keluarga
untuk control ulang di poli pada hari
kamis tanggal 24 agustus 2023
supaya dapat memantau keadaan
bayi dan berat badan bayi.
Hasil : ibu dan keluarga bersedia
untuk control ulang sesuai anjuran
dari RS.
KAMIS, 24 S: Ibu mengatakan ASI By. Ny. N usia 8 1. Menganjurkan ibu untuk
Agustus keluar banyak, bayi mau hari nenotus menyusui bayi nya secara terus –

18
2023 menyusu aktif, BAK dan aterm dengan menerus supaya membantu
Pukul BAB normal BBLR pertumbuhan dan perkembangan
16.00 wib O: KU: baik bayi.
Nadi: 128 x/mnt, RR: 38 Hasil: bayi mau menyusui dan reflek
X /mnt, S: 36,6 c, SPO2: hisap bagus dan terlihat bayi tampak
98 %, BB: 2300 gram sehat , tidak kuning dan mengalami
Kulit bayi tidak tampak peningkatan berat badan 200 gram.
kuning 2.Menganjurkan ibu dan keluarga
untuk tetap melakukan perawatan
metode kangguru dan menjaga
kehangatan bayinya.
Hasil : ibu dan keluarga bersedia
melakukan perawatan metode
kangguru.

19
BAB III
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru


lahir dengan berat badan lahir rendah terhadap bayi Ny.N di RS Kumala
siwi kudus, maka penulis akan membahas permasalahan yang akan
timbul pada kasus bayi dengan berat badan lahir rendah dengan
membandingkan kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada,
adapun pembahasan dalam bentuk narasinya adalah sebagai berikut:
I. PENGKAJIAN DATA
a. Menurut Teori
menurut Kamariyah dan Musyarofah (2016) , mengatakan bahwa
gizi pada sebelum dan saat hamil juga dapat mempengaruhi berat badan
bayi,misalnya defisiensi zat gizi makro karena kekurangan energi kronis
(LILA < 23,5cm). Apabila ibu hamil mengalami kekurangan energy
kronis, maka janin tidak mendapatkan asupan gizi yang optimal,sehingga
pertumbuhan dan perkembangan janin terganggu. Etiologi atau
penyebab dari BBLR :· Faktor ibu : < Gizi saat hamil , Usia < 20 th/> 35
th, Penyakit menahun ibu (hipertensi, jantung, gangguan pembuluh
darah). Faktor Kehamilan: Hamil dengan hidramnion, Hamil ganda ,
Perdarahan antepartum, Komplikasi hamil: PE/E, KPD. Faktor Janin:
Cacat bawaan, infeksi dalam Rahim.
b. Berdasarkan kasus
Berdasarkan kasus yang ada pada bayi baru lahir dengan berat
badan lahir rendah terhadap riwayat kehamilan pada ibu bahwa selama
ibu mengalami peningkatan berat badan 8 kg, sedangkan status
peningkatan berat badan ibu selama hamil disarankan 11,3 – 15,9 kg.

20
dan ibu mengalami anemia ringan dengan hb 10 gr/dl. Maka nutrisi ibu
selama hamil kurang, dan janin tidak mendapatkan asupan gizi yang
optimal, karena itu sangat diperlukan untuk berkembangan dan
pertumbuhan janin pada saat dikandungan.
c. Rasionalisasi
Berdasarka teori dan kasus diatas, menunjukkan tidak ada kesenjangan
antara teori dan kasus dengan asuhan kebidanan yang diterapkan pada
kasus di lapangan.
Pemeriksaan Fisik
a. Menurut teori
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui
gejala atau masalah kesehatan yang dialami pasien. Pemeriksaan fisik
bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien
menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien.
Pada teori, pada pemeriksaan terhadap tanda-tanda berat badan
lahir rendah yaitu, umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37
minggu, berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang
badan kurang dari 46 cm , lingkar kepala kurang dari 30 cm, kepala lebih
besar, kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang,otot
hipotonik lemah, pernapasan tidak teratur, dapat terjadi
apnea,ekstremitas paha abduksi, sendi lutut fleksi-lurus, kepala tidak
mampu tegak, pernapasan 100x/menit, dan nadi 100-400 x/menit
(Maryunani,2013).
b. Menurut kasus
Pada kasus Bayi Ny.N dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
yaitu berat badan 2100 gram panjang badan 47 cm , lingkar dada 29,
lingkar kepala 33 cm , umur kehamilan 38 minggu , kepala normal, kulit
tipis, otot hipotonik aktif, pernapasan >100x/menit , nadi >126 x/menit ,
suhu 36,8 °c , tangisan kuat , nilai APGAR score 8,9,10.
c. Rasionalisasi

21
Berdasarkan teori dan kasus, menunjukkan tidak ada
kesenjangan antara teori dengan Asuhan kebidanan yang diterapkan
pada kasus dilapangan.

II. INTERPRETASI DATA


a. Menurut teori
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan interpretasi atau data-data yang telah
dikumpulkan. (Nurhayati, 2013).
b. Menurut kasus
Menurut Kasus Data dasar yang telah dikumpulkan di interpetasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat diidentifikasikan seperti diagnosa tetapi tetap
membutuhklan penanganan
c. Rasionalisasi
Pada masalah dan kebutuhan bayi baru lahir By. Ny. N dengan Berat
Badan Lahir Rendah dengan memperhatikan data subyektif dan
obyektif tidak terdapat kesenjangan antar teori dan kasus. Dimana data
subyektif ibu mengatakan berat badan lahir 2100 gram, obyektif berat
badan 2100 gram, masalah dan kebutuhan bayi Ny.N berdasarkan
interpretasi data yang benar-benar atas data yang dikumpulkan.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL


a. Menurut teori
Berdasarkan tinjauan pustaka manajemen kebidanan adalah metode
dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khususnya
dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
(Sianturi,2015).
b. Menurut kasus
Tidak ada masalah yang membutuhkan tindakan diagnosa atau
masalah potensial

22
c. Rasionalisasi
Terjadi kesenjangan antara teori dan kasus

IV. KEBUTUHAN SEGERA/ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL


a. Menurut teori
Tindakan segera/ kolaborasi, jika dalam keadaan tertentu terjadi
hipotermi, hipoglikemia, hiperbilirubenemia, gangguan pernapasan atau
gangguan lain pada bayi baru lahir maka perlu dilakukan tindakan
segera pada bayi.
b. Menurut kasus Pada Bayi Ny. N tidak dilakukan tindakan
segera/kolaborasi karena kondisi bayi tidak memerlukan tindakan
tersebut, namun harus dilakukan pemantauan dirumah seperti
mengobservasi tanda-tanda vital bayi, menimbang berat badan bayi dan
menganjurkan ibu untuk menyusui bayi.
c. Rasionalisasi
Terlihat ketidaksesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan yang
seharusnya menurut teori yang ada
V. INTERVENSI/RENCANA ASUHAN KOMPREHENSIF
Intervensi dalam praktik di lapangan sudah sesuai dengan diagnose
atau masalahnya dan berdasarkan teori.
a. Menurut teori
Manajemen Asuhan Kebidanan suatu rencana tindakan yang
komprehensif dilakukan termasuk atas indikasi apa yang timbul
berdasarkan kondisi pasien, rencana tindakan harus disetujui pasien dan
semua tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional yang relevan
dan diakui kebenarannya. (Nurhayati 2013).
b. Menurut Kasus
Pada kasus bayi Ny. N penulis merencanakan asuhan kebidanan
berdasarkan diagnosa/masalah potensial yang dilakukan di ruang
perinatologi yaitu memberitahu ibu dan keluarga tentang keadaan
bayinya, menjaga kehangatan bayi, memberikam advice sesuai advice

23
dokter spesialis anak, memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi,
memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan bayinya, serta menjaga
kebersihan tali pusat pada bayi, mengajari ibu cara perawatan metode
kangguru, cara menyusui yang benar, dan cara breascare supaya
asiproduksi ASI banyak. Rencana asuhan kebidanan selanjutnya yaitu
melakukan observasi saat control di poli untuk memantau keadaannya
setelah pulang kerumah apakah berat badannya terjadi peningkatan atau
tidak.
c. Rasionalisasi
Rencana tindakan sudah disusun berdasarkan diagnosa masalah
potensial, hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori
dengan Asuhan kebidanan yang diterapkan pada kasus dilapangan

VI. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN
a. Menurut Teori
Berdasarkan tinjauan manajemen asuhan kebidanan bahwa
melaksanakan rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman
pada pasien. Implementasi dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
kerjasama dengan tim kesehatan lain sesuai dengan tindakan yang
telah direncanakan (Mangkuji,2012).
b. Menurut kasus
Pada Pada kasus bayi Ny. N penulis melaksanakan asuhan kebidanan
berdasarkan diagnosa/masalah potensial yang dilakukan di ruang
perinatologi yaitu memberitahu ibu dan keluarga tentang keadaan
bayinya, menjaga kehangatan bayi, memberikam advice sesuai advice
dokter spesialis anak, memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi,
memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan bayinya, serta menjaga
kebersihan tali pusat pada bayi, mengajari ibu cara perawatan metode
kangguru, cara menyusui yang benar, dan cara breascare supaya
asiproduksi ASI banyak. Rencana asuhan kebidanan selanjutnya yaitu
melakukan observasi saat control di poli untuk memantau keadaannya

24
setelah pulang kerumah apakah berat badannya terjadi peningkatan atau
tidak.
c. Rasionalisasi
Dari uraian tersebut tampak adanya persamaan antara teori dengan
pelaksanaan asuhan kebidanan yang dilakukan pada bayi Ny.N.
VII. EVALUASI
a. Menurut teori
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan
kebidanan, keberhasilan dan ketepatan tindakan terdapat dalam
tahap ini.
b. Menurut Kasus
Pada kasus ini setelah dilakukan perawatan dan tindakan selama 3
hari pemantauan kondisi bayi selama di rawat di ruangan dan
pemantauan saat control di poli bahwa di dapatkan hasil bayinya
mengalami peningkatan berat badan 200 gram dan kondisi bayi
sehat, ASI keluar banyak.. Dengan demikian dapat dilihat bahwa
proses manajemen asuhan kebidanan yang diterapkan pada bayi
Ny.N dengan berat badan lahir rendah berhasil dan efektif
c. Rasionalisai
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, dan penanganan
pada bayi dengan berat badan lahir rendah berjalan efektif .

25
BAB IV
PENUTUP

..
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan manajemen asuhan
kebidanan stase bayi berat badan lahir rendah yang telah dilakukan
pada By. Ny “N” maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan
saran yang diharapkan dapat berguna terhadap peningkatan
pelayanan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, utamanya bagi
bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah
II. SARAN
Berdasarkan atas tinjauan dan pembahasan kasus penulis
memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
perkembangan pelayanan kebidanan yang baik :
1. Bagi rumah sakit
Diharapkan lebih meningkatkan profesionalisme dalam
melaksanakan asuhan kebidanan utamanya pada pelayanan
bayi baru lahir yang baik sehingga dapat diantisipasi terjadinya
komplikasi-komplikasitanda bahaya, khususnya bayi baru lahir
yang dapat membahayakan kondisi ibu dan juga janin.
2. Bagi Pendidikan
Diharapkan agar institusi pendidikan dapat lebih meningkatkan
dan menambah referensi terbaru sehingga dapat membantu
penulis ataupun mahasiswa lainnya dalam mengerjakan asuhan
kebidanan.
3. Bagi Profesi

26
Diharapkan dapat meningkatkan mutu penanganan dan
pelayanan bagi bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah
secara cepat, tepat dan komprehensif

DAFTAR PUSTAKA

Nike Budhi Subekti.2019.Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir:


Panduan untuk Dokter, Perawat, dan Bidan.Jakarta. Penerbit buku Kedokteran
EGC.
Direktoral Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.2012.Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial.Jakarta. Kementrian Kesehatan.
Yanti. Buku Asuhan Kebidanan Persalinan.2009.Yogyakarta. Cetakan Pertama,
Juli 2009, Yogyakarta
Diane M.Frase.2010. Myles Buku Ajar Bidan Edisi 14. Penerbit buku
Kedokteran
EGC.
El Sinta B, Feni Andriani , Yulizawati , Aldina Ayunda Insani.2019. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi dan balita. Sidoarjo.
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan. 2017 Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah. Jakarta.Penerbit Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
.Direktoral Jendral Bina Pelayanan Medik . 2010.Buku panduan Tatalaksana
Bayi
Baru Lahir di Rumah Sakit. Kementrian Kesehatan RI
Kementrian Kesehatan RI . 2010.Panduan Pelayanan Pasca Persalinan
bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir . Jakarta. Kementrian Kesehatan RI
Direktoral Jendral Bina Gizi dan kesehatan ibu dan anak .2011.Manajemen
Bayi
Berat Lahir Rendah Untuk Bidan dan Perawat. Jakarta . Kementrian kesehatan
RI

27
Kementrian kesehatan. 2019. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial ,
Kementrian Kesehatan RI
Ika Pantiawati. 2010. Bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)..
Penerbit : Nuha Medikacetakan. Cetakan ke 1 tahun 2010
Atikah Proverawati. 2016. BBLR Berat Badan Lahir Rendah. Dilengkapi dengan
Asuhan pada BBLR , pijat bayi . Penerbit Nuha Medika . Cetakan 2016
Elisabeth siwi walyani, Th.Endang. 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi
Baru Lahir . Penerbit Pustaka Baru ,.
Juliana, Debby, Apriani . 2017 . Hubungan usia,paritas dan usia kehamilan
dengan bayi baru lahir rendah . Medan. Jurnal bidan .

28
29

Anda mungkin juga menyukai