Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin


Keadilan dan Kedamaian”

Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Meirizky Husada
Kelas : XII IPA 1
Guru Pembimbing : Bu Marini M.Pd

SMA NEGERI 3 PRABUMULIH


2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyanyang, Saya
panjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini sampai dengan selesai.

Makakalah ini saya susun untuk memenuhi tugas Bu Marini pada Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan.. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan, baik untuk saya pribadi maupun pembaca

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Prabumulih, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………..................................................................…………i

Daftar Isi………………………………………………………………………………...........ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….1

` 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………1

1.3 Tujuan……………………………………………………………………………...1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam penegakan Hukum…………2

2.2 Peran Kejaksaan Negara Republik Indoensia dalam penegakan Hukum………….4

2.3 Peran Hakim dalam penmegakan Hukum…………………………………………4

2.4 Peran Advokat dalam penegakan Hukum…………………………………………5

2.5 Peran Komisi Pemberantasan Korupsi dalam penegakan Hukum………………...5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………...7

3.2 Saran……………………………………………………………………………….7

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...8

ii
https://bocahkampus.com/contoh-kata-pengantar

https://bocahkampus.com/contoh-latar-belakang

Yuyus Kardiman, dkk. 2018. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. Jakarta: Penerbit
Erlangga

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kitak tidak lepas dari yang namanya Hukum. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi
dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah. Hukum sendiri
mempunyai tujuan, tujuan tersebut bisa tercapai apabila ada penegakan Hukum. Menurut
Satjipto Rharjo, Penegakan hokum pada hakikatnya merupakan penegakan ide-ide atau
konsep-konsep tentang keadilan, kebenaran, kemanfaatan sosial, dan sebagainya. Jadi,
penegakan hukum merupakan usaha untuk mewujudkan ide dan konsep tersebut menjadi
kenyataan (Dellyana, 1988)
Proses penegakan hukum itu sendiri tidak terlepas dari adanya kepastian sistem
hukum
nasional yang dapat melihat jauh kedepan sehingga dapat menghindari maupun menjadi
benteng terhadap kejahatan yang terus berkembang. Selain sistem hukum nasional yang baik,
penegakan hukum juga tidak terlepas dari lembaga penegakan hukum yang mampu bekerja
professional dalam menegakan hukum itu sendiri. Lembaga penegak hukum di Indonesia
terdiri dari beberapa lembaga yaitu Polri, Kejaksaan, Kehakiman, advokat dan KPK
Kinerja para penegak hukum dalam menjalankan tugasnya masing-masing dalam
penegakan hukum tersebut, tidak terlepas dari tujuan hukum yang ada, yaitu terpelihara atau
terjamin keteraturan (kepastian) dan ketertiban. Adanya perturan perundang–undangan yang
mengatur mengenai fungsi dan kewewangan dari masing–masing aparat penegak hukum,
seharusnya dapat mencegah ataupun menjatuhkan lembaga-lembaga tersebut dari hal–hal
yang menyimpang dari apa yang telah diatur. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak hal–
hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh para penegak hukum di luar dari pada yang telah
ditentukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa peran Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam penegakan hukum?
2. Apa peran Kejaksaan Negara Republik Indoensia dalam penegakan hukum?
3. Apa peran Hakim sebagai Pelaksanaam Kekuasaan Kehakiman?
4. Apa peran Advokat dalam penegakan hukum?
5. Apa peran Komisi Pemberantasan Korupsi dalam penegkan hukum?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui peran Kepolisan Negara Republik Indonesia dalam penegakan
hukum.
2. Untuk mengetahui peran Kejaksaan Republik Indonesia dalam penegakan hukum.
3. Untuk mengetahui peran Hakim dalam penegakan hukum.
4. Untuk mengetahui peran Advokat dalam penegakan hukum.
5. Untuk mengetahui Peran Komisi Pemberantasan Korupsi dalam penegakan hukum.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peran Kepolisian Negara Republik Inonesia


Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara untuk menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat dengan tugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat serta menegakkan hukum. Adapun tugas dan wewenang kepolisian sebagai
berikut.
a. Tugas
 UU No. 2 Tahun 2002 Pasal 13 menyatakan tugas pokok Kepolisian Negara Republik
Indonesia sebagai berikut.
a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
b. menegakkan hukum; dan
c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

 UU NO 2 Tahun 2002 Pasal 14 (penjabaran pasal 13)


a. melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap kegiatan
masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;
b. menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas di jalan;
c. membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran
hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan
peraturan perundang-undangan;
d. turut serta dalam pembinaan hukum nasional;
e. memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;
f. melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian
khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;
g. melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai
dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya;
h. menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium
forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian;
i. melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan
hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan
dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;
j. melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh
instansi dan/atau pihak yang berwenang;
k. memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam
lingkup tugas kepolisian; serta
l. melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2
b. Wewenang
 Wewenang secara umum Kepolisan Republik Indonesia tercatat pada UU No.2
Tahun 2002 Pasal 15 Ayat (1), yaitu sebagai berikut.
a. menerima laporan dan/atau pengaduan;
b. membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu
ketertiban umum;
c. mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;
d. mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa;
e. mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif
kepolisian;
f. melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam
rangka pencegahan;
g. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
h. mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;
i. mencari keterangan dan barang bukti;
j. menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;
k. mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka
pelayanan masyarakat;
l. memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan
pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;
m. menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.

 Wewenang Kepolisian Negara Republik Indoesia yang berkaitan dengan proses


pidana tercatat pada UU No. 2 Tahun 2002 pasal 16, yaitu sebagai berikut.
a. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;
b. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara
untuk kepentingan penyidikan;
c. membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan;
d. menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenal diri;
e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara;
h. mengadakan penghentian penyidikan;
i. menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;
j. mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang
di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk
mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana;
k. memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil
serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan
kepada penuntut umum; dan
l. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

3
(2) Tindakan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf l adalah tindakan
penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan jika memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
b. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut
dilakukan;
c. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;
d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa; dan
e. menghormati hak asasi manusia.

2.2 Peran Kejaksaan Republik Indonesia


Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan
negara, khususnya di bidang penuntutan. Tugas penuntutan ini dapat dilakukan jaksa.
Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah
memperoleh hukum tetap serta wewenang lain berdasarklan undang-undang.
Tugas dan wewenang kejaksaan berdasarkan UU No. 16 Tahun 2004 tentang
Kejaksaan Republik Indoonesia dibagi dalam tiga bagian sebagai berikut.
1) Di bidang pidana
a) melakukan penuntutan;
b) melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap;
c) melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
d) melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-
undang;
e) melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.

2) Di bidang perdata dan tata usaha negara


Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun di luar
pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah.

3) Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum,


Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut
menyelenggarakan kegiatan:
a) peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
b) pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c) pengawasan peredaran barang cetakan;
d) pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara;
e) pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
f) penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

4
2.3 Peran Hakim sebagai Pelaksanaan Kekuasaan Kehakiman
Undang-undang NRI Tahun 1945 Pasal 24 Ayat (1) menegaskan bahwa kekuasaan
kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hokum dan keadilan. Hal tersebut juga ditekankan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 1.
Pelaku-pelaku dalam kekuasaan kehakiman tertera pada UU No. 48 Tahun 2009
Pasal 18, yaitu oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam
lindungan peradilan umum, lindungan peradilan agama, lindungan peradilan militer,
lindungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah konstitusi.
 Pasal 24 UUD NRI 1945
1) Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.

(2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung danbadan


peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha
negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

(3) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur
dalam undang-undang.
Hakim mempunyai peranan penting dalanm memutuskan suatu perkara/ tuntutan demi
menegakkan keadilan.

2.4 Peran Advokat dalam Penegakan Hukum


Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun
di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang
Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat. Advokat memberikan Jasa Hukum yaitu jasa yang
diberikan Advokat berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan
kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan hukum klien. Klien menurut UU Advokat adalah orang, badan hukum, atau
lembaga lain yang menerima jasa hukum advokat. Advokat sebagai penegak hukum
memiliki kedudukan setara dengan penegak hukum lainnya, yaitu hakim, jaksa, dan polisi.
Tugas dari advokat secara khusus adalah membuat dan mengajukan gugatan,
jawaban, tangkisan, sangkalan, memberi pembuktian, mendesak segera disidangkan atau
diputuskan perkaranya, dan sebagainya.

2.5 Peran Komisi Pemberantasajn Korupsi (KPK)


Komisi Pemberantasan Korupsi disingkat KPK adalah sebuah komisi yang dibentuk
tahun 2003 berdasakan Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2002 tentang komisi
pemberantasan Tindak Pidan Korupsi. Tujuan dibentuknya KPK adalah untuk mengatasi,
menanggulangi dan memberantas korupsi.
 Tugas KPK
a) Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi.

5
b) Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi.
c) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi.
d) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan
e) Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

 Wewenang KPK
a) Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana
korupsi;
b) Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana
korupsi;
c) Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada
instansi yang terkait;
d) Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; dan
e) Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

6
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indonesia adalah negara hukum, yang mana hukum tersebut perlu ditegakkan.
Penegakan hukum sendiri tidak lepas dari Lembaga Penegak Hukum. Lembaga penegak
hukum merupakan lembaga yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan penegakan
hukum. Lembaga penegak hukum menjamin keadilan dan kedamaian serta melakukan
tindakan hukum demi menciptakan supremasi hukum yang berbuah pada keadilan di tengah
masyarakat. Lembaga Penegak Hukum terdiri dari Kepolisian, Kejaksaan, Kehakiman,
Advokat, dan KPK. Masing-masing lembaga tersebut mempunyai fungsi,tugas dan
wewenang, dan juga Undang-Undang yang mengaturnya. Sebenarnya penegakan hukum di
indonesia sudah cukup baik. Tetapi, terkadang ada oknum-oknum nakal yang memanfaatkan
jabatannya untuk mengambil keuntungan dengan cara yang tidak baik.

3.2 Saran

Berdasarkan simpuulan di atas dan materi yang telah dikemukakan sebelumnya,


penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Penulis menyarankan agar membaca dan memahami betul materi yang diberikan agar
bermanfaat nagi para pembaca khusunya siswa sebgai generasi muda penerus bangsa.
2. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh
sebab itu, Penulis berharap saran dan masukkan dari para pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://bocahkampus.com/contoh-kata-pengantar
https://bocahkampus.com/contoh-latar-belakang
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2002/2TAHUN2002UU.htm
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-16-2004-kejaksaan-republik-indonesia#
http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-non-ict/written-law/bea-cukai/UU18-
2003.pdf
https://www.kpk.go.id/images/pdf/Undang-undang/uu302002.pdf
Yuyus Kardiman, dkk. 2018. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. Jakarta: Penerbit
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai