Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK

RIVIEW
MK: PROFESI
KEPENDIDIKAN

NILAI:

DISUSUN OLEH:
Juliana Setiawaty Sinaga (6202421014)
Dosen Pengampu:
Drs. Demmu Karo-Karo, S.Pd, M.Pd
Prodi: PKO II B 2020
Semester/TA: Genap/2021

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, dimana masih memberikan penulis kasih karunia serta kesehatan untuk menyelesaikan
Critical Book Review ini.
Critical Book Review ini membahas tentang segala hal yang berkaitan dengan materi
Profesi Kependikan. Penulis sangat berharap dengan selesainya tugas CBR ini dapat
membantu bagi orang orang yang ingin mengetahui mengenai Profesi Kepelatihan.
Dalam penyusunan tugas CBR ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi,
namun penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam CBR ini. Kepada
Bapak Dosen penulis meminta masukannya demi perbaikan pembuatan CBR ini dimasa yang
akan datang.

Pematangsiantar, 03 Maret 2021

JULIANA SETIAWATY SINAGA

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………..…………………………i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...……………….1
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………..………….1
1.2 TUJUAN …………………………………………………………………….………..1
1.3 MANFAAT………………………………………………………………...…...……..1
1.4 IDENTITAS ISI BUKU…………………………………………………………..…...2

BAB II ISI BUKU………………………………………………………………………….....3


2.1 BAB I. HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN …………………...………………3
2.2 BAB II. PROFESIONALISME GURU .......................................................................4
2.3 BAB III. ORGANISASI DAN SIKAP PROFESI KEPENDIDIKAN ………………5
2.4 BAB IV. PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ……………7
2.5 BAB V. HAKEKAT SUPERVISI PENDIDIKAN……………………………………8
2.5 BAB VI. BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU ...................................9

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................11


3.1 KEUNGGULAN BUKU UTAMA……………………………………………….....11
3.2 KELEMAHAN BUKU UTAMA……………………………………………………11

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………12
4.1 KESIMPULAN ……………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Critical Book Review merupakan salah satu tugas wajib dalam KKNI yang memacu
mahasiswa untuk membaca dua buku atau lebih. Tugas ini sangat membangun karena dapat
menubuhkan minat baca bagi mahasiswa. Dengan me-review buku-buku pada mata kuliah
tertentu seorang mahasiswa lebih kurang dapat menyerap ilmu yang terdapat dalam buku dan
dapat menambah wawasan pengetahuan mahasiswa tentang mata kuliah tersebut. Misalnya,
pada mata kuliah Profesi Kependikan ini mahasiswa harus me-riview buku yang relevan
dengan meteri perkuliahan, baik buku utama maupun buku pembanding. Dengan tugas me-
riview dua buah buku, mahasiswa diajak untuk berfikir kritis mengenai suatu permasalahan,
menilai dan menganalisis suatu kajian denagan objektif serta memandang suatu
permasalahan, dari sudut pandang yang berbeda beda. Demikian mahasiswa juga diharapkan
mampu mengkritisi isi buku, yaitu menilai keterkaitan antar bab buku, kemutakhiran isi buku,
dan kelengkapan isi buku. Dalam hal ini, tentunya mahasiswa tidak akan mampu menilai hal-
hal tersebut sebelum membaca sumber-sumber lain misalnya buku buku penunjang, jurnal
ber-ISSN. Dengan me-riview buku mahasiswa juga akan semakin mampu membandingkan
isi dan menilai kelebihan dan kekurangan buku yang di riview.

1.2 TUJUAN
 Untuk memenuhi salah satu tugas Profesi Kependidikan
 Untuk menambah pengetahuan tentang materi perkuliahan Profesi Kependidikan
 Untuk meningkatkan minat baca mahasiswa dan membangun pola berfikir yang lebih
kritis

1.3 MANFAAT
 Mendapatkan ilmu pengetahuan tentang Profesi Kependidikan
 Menambah wawasan berfikir dan pembelajaran untuk mengemukakan pendapat
secara ilmiah
 Mahasiswa semakin krisis berfikir terhadap suatu permasalahan

1
1.4 IDENTITAS BUKU

• Judul : PROFESI KEPENDIDIKAN

• Edisi :Revisi ( 2018)

• Pengarang : Dr.Yasaratodo Wau,M.Pd

• Penerbit : Unimed Press

• Kota terbit : Medan

• Tahun terbit :2018

• ISBN :978-602-7938-05-2

2
BAB II

ISI BUKU

2.1 BAB I HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN

A. Konsep Dasar Profesi Kependidikan


a. Pengantar
Guru adalah salah satu pekerjaan yang sudah lama dikenal dan tetap akan dibutuhkan,
terutama masyarakat yang sudah semakin maju, yang ditandai dengan sifat rasional dalam
berkarya, mengutamakan efisiensi, menuntut disiplin sosial dan kemampuan kerja sama.

b. Pengertian Profesional
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para
anggotanya

c. Ciri-Ciri Profesi
(1) bekerja sepenuhnya dalam jam-jam kerja (full time), (2) pilihan kerja didasarkan pada
motivasi yang kuat, (3) memiliki seperangkat pengetahuan ilmu dan keterampilan khusus
yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang lama, (4) membuat keputusan sendiri
dalam menyelesaikan pekerjaan atau menangani klien, (5) pekerja berorientasi kepada
pelayanan bukun untuk kepeningan pribadi, (6) pelayanan didasarkan pada kebutuhan
obyektif klien, (7) memiliki otonomi untuk bertindak dalam menyelesaikan persoalan klien,
(8) menjadi anggota
organisasi profesional sesudah memenuhi persyaratan atau kriteria tertentu, (9) memiliki
kekuatan dan status yang tinggi sebagai ekspert dalam spesialisasinya, dan (10) keahliannya
itu boleh di adverensikan untuk mencari klien.

d. Guru sebagai Jabatan Profesional


Guru sebagai jabatan memiliki tiga kompetensi: kompetensi personal, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.

B. Ciri-Ciri Profesional Guru

1. Konsep Dasar Ciri Profesional

3
Banyak pekerjaan yang dapat dikategorikan sebagai profesi, namun setiap jabatan tersebut
memiliki ciri khas tersendiri.
2. Ciri-Ciri Profesi Guru
Pertama, guru mempunyai komitmen kepada siswa dan proses belajarnya.
Kedua,guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya
kepada para siswa.
Ketiga, guru bertanggungjawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai berbagai
teknik evaluasi, mulai cara pengamatan pengamatan perilaku perilaku siswa sampai tes hasil
belajar.
Keempat, guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang akan dilakukannya.
Kelima, guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan
profesinya.

3. Kriteria guru profesional


Harus ahli (expert), bertanggung jawab (responsibility) baik tanggungjawab intelektual
maupun moral, dan memiliki rasa kesejawatan .

2.2 BAB II PROFESIONALISASI PROFESIONALISASI GURU


a. Pengertian Profesionalisasi
Kata Profesionalisasi mengacu pada kata proses. Kata proses mengandung arti
runtunan perubahan (peristiwa) di perkembangan sesuatu, kemajuan social berjalan terus,
rangkaian berjalan terus, rangkaian tindakan, pembuatan atau tindakan, pembuatan atau
pengelolaan yang menghasil pengelolaan yang menghasilkan produk.

b. Profesionalisasi Jabatan Guru


Profesionalisasi jabatan guru adalah proses yang harus ditempuh untuk memegang
profesi guru atau menjabat sebagai guru yang profesional.

c. Pengembangan Kinerja Guru


Kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan, pengalaman, dan kesunguhan
pengalaman, dan kesunguhannya dalam bekerja. nya dalam bekerja.

4
d. Faktor Penentuan dan Penilaian Kinerja Guru
Menurut Pidarta (1986) bahwa ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi kinerja
guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu: (1). Kepemimpinan kepala sekolah, (2). Fasilitas
kerja, (3). Harapan-harapan, dan (4). Kepercayaan personalia sekolah. Penilaian kinerja
adalah menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan
setiap karyawan (Hasibuan, 2005). Unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses
penilaian penilaian kinerja kinerja guru menurut menurut Siswanto Siswanto dalam
Lamatenggo Lamatenggo (2001) adalah: adalah: Kesetiaan, Prestasi Kerja, Tanggung Jawab,
Ketaatan, Kejujuran, Kerja Sama,Prakarsa, dan Kepemimpinan.

e. Pengembangan Karir Guru


Pembinaan dan pengembangan karir guru dilakukan melalui tiga upaya yang meliputi
(1) penugasan, (2) kenaikan pangkat, dan (3) promosi.

f. Pengawasan Terhadap Pelaksana laksanaan Kode Etik Keguruan


Kode etik guru terdiri dari dua bagian yakni: (1). Kode etik guru Indonesia; dan (2).
Kode etik jabatan guru. Kode etik tersebut hendaknya menjadi patokan perilaku perilaku
anggotanya, anggotanya, agar setiap anggota anggota terhindar terhindar dari pelanggaran
pelanggaran larangan larangan dan terhindar pula dari sanksi yang mungkin diberikan oleh
organisasi profesi.

g. Perlindungan Profesi Guru


Menurut Martini dan Nawawi (1994 : 342) apabila profesi guru tidak dilindungi
dengan kaidah-kaidah hukum, maka tidak sedikit lulusan non LPTK yang akan menjadi guru,
sementara lulusan LPTK sendiri belum memperoleh kesempatan menjadi guru.

2.3 BAB III ORGANISASI DAN SIKAP PROFESI KEPENDIDIKAN


A. Organisasi Profesi Keguruan
1. Konsep Dasar dan Peranan Organisasi Profesional Keguruan Pengertian, Tujuan dan
Fungsi Organisasi Profesional

5
Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu
keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu.

a. Organisasi profesi keguruan di Indonesia


b. Peningkatan mutu penyelenggaraan Pendidikan

2. Analisis Peranan Organisasi Profesional Keguruan


a. Keadaan yang ditemui
Suatu perkembangan yang menggembirakan muncul menyusul keluarnya Undang-
Undang Rep. Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Dalam UU
tersebut .
b. Permasalahan yang dihadapi profesi guru
Permasalahan pokok yang dihadapi profesi guru dan juga organisasi profesi guru masa
sekarang ini adalah sebagai berikut: Penjabaran yang operasional, Peningkatan untuk kerja
guru, Proses profesionalisasi guru, Penataan organisasi profesi guru, Penataan kembali kode
etik g profesi guru, Penataan kembali kode etik guru,Perm uru,Permasyarakatan kode etik
guru asyarakatan kode etik guru .
3. Kode Etik Profesi Guru
Kode etik bagi suatu organisasi professional merupakan hal yang sangat penting dan
mendasar.
4. Pengawasan terhadap Pelaksanaan Kode Etik Keguruan
Kode etik guru terdiri dari dua bagian yakni: (1) Kode Etik Guru Indonesia; dan (2) Kode
Etik Jabatan Guru.

B. Sikap Profesional Kependidikan


1. Rasional Sikap Profesional Kependidikan
Undang-undang RI No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, , Bab III Pasal 7.
2. Pengertian Sikap Profesional
Sikap (attitude) merupakan suatu kecenderungan perasaan terhadap suatu objek yang dimiliki
seseorang terhadap sesuatu pekerjaan justru itu sikap bisa dipakai sebagai alat untuk
memprediksi perilaku orang tersebut dalam bekerja .
3. Sasaran Sikap Profesional Kependidikan

6
Pola tingkah laku guru yang professional harus bersikap komitmen yang utuh terhadap (1)
Peraturan Perundang-undangan, (2) Organisasi Profesi, (3) Teman Sejawat, (4) Peserta Didik,
(5) Profesi Guru, (6) Pimpinan dan (7)Pekerjaan.
4. Pengembangan Sikap Profesional
Pengembangan sikap professional ini dapat dilakukan dengan baik selagi dalam pendidikan
prajabatan maupun setelah bertugas atau dalam jabatan.
1. Pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan
2. Pengembangan sikap selama dalam jabatan

2.4 BAB IV PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. Hakekat Manajemen Pendidikan


1. Pengertian Manajemen Pendidikan
Secara khusus dalam konteks pendidikan, Usman (2006) memberikan pengertian manajemen
pendidikan sebagai: “seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan pendidikan untuk
mewujudkan mewujudkan suasana suasana belajar belajar dan proses pembelajaran
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, mayarakat, bangsa dan negara.

2. Fungsi Manajemen Pendidikan


Fungsi manajemen telah banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah:
1. William H. Newman dengan mengklasifikasikan fungsi manajemen atas lima kegiatan
dengan akronim POASCO, yakni: 1) planning-perencanaan, 2) organizing-pengorganisasian,
3) assembling resources-pengumpulan sumber, 4) supervising-pengendalaian, 5) Controlling-
pengawasan.
2. Dalton E.Mc.Farland, membaginya atas tiga fungsi dengan akronim POCO yakni, 1)
planning, 2) organizing, 3).controlling.
3. H.Koontz & O’Donnell, mengklasifikasikannya atas lima proses dengan akronim
PODICO, yakni: 1) planning, 2)organizing, 3) staffing, 4)directing, 5) coordinating, 6)
reporting, 7) directing, 5) coordinating, 6) reporting, 7).budgeting.
4. Luther Gulick membaginya atas tujuh fungsi dengan akronim POSDCORB, yakni: 1)
planning, 2) organizing, 3) staffing, 4) directing, 5) coordinating,6) reporting, 7) budgeting

7
B. Hubungan Kemitraan Stakeholders
1. Stakeholder Pendidikan
Pendekatan stakeholder pada awalnya digunakan dalam dunia usaha, terdiri atas dua
kata; stake dan holder. Stake berarti to give support to; holder berarti pemegang. Jadi
stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai kan sebagai orang yang menjadi pemegang
dan sekaligus pemberi support terhadap pendidikan atau lembaga Lembaga pendidikan.
2. Hubungan Sekolah
Hubungan sekolah dengan masyarakat termasuk instansi pemerintah maupun swasta
adalah suatu proses maupun swasta adalah suatu proses komunikasi dengan komunikasi
dengan masyarakat dengan maksud masyarakat dapat meningkatkan pengertian warga
masyarakat tentang kebutuhan dan praktek pendidikan beserta mendorong dan kerjasama
warganya dalam usaha memperbaiki sekolah.

2.5 BAB V HAKEKAT SUPERVISI PENDIDIKAN


Secara umum supervisi berarti upaya pemberian bantuan kepada guru agar dapat
membantu peserta didiknya belajar untuk menjadi lebih baik. Namun dalam prakteknya
supervisi diartikan sebagai bentu pengawasan terhadap kinerja guru. Secara umum tujuan
supervisi pendidikan adalah untuk membantu guru untuk meningkatkan kemampuannya agar
menjadi guru yang lebih baik dan profesional dalammelaksanakan pengajaran. Sehingga
dapat disimpulkan tujuan supervisi adalah untuk meningkatkan situasi dan proses belajar
mengajar berada dalam rangka tujuan Pendidikan nasional.
Fungsi supervisi pendidikan adalah memberikan pelayanan supervisi pengajaran
kepada guru untuk menumbuhkan proses belajar mengajar yang berkualitas baik,
menyenangkan, inovatif dan dapat menjaga keseimbangan pelaksanaan tugas staf mengajar.

a. Pendekatan Non direktive merupakan pendekatan terhadap permasalahan yang bersifat


tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tetapi

8
terlebih terlebih dahulu mendengarkan mendengarkan secara aktif dan menggali menggali
apa permasalahan mengajar yang dikemukakan oleh guru
b. Pendekatan Directive merupakan pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung
dihadapi guru saat melaksanakan tugas mengajar.
c. Pendekatan Collaborative merupakan pendekatan yang memadukan pendekatan directive
dan non directive.
1. Teknik yang bersifat kelompok yang terdiri:
Pertemuan organisasi, Rapat guru latih, Studi kelompok antara guru latih, Diskusi
sebagai proses kelompok, Tukar-menukar pengalaman, Lokakarnya, Diskusi penel, Seminar,
Simposium, Demonstrasi mengajar, Perpustakaan jabatan, Buletin supervise, Membaca
langsung, Mengikuti kursus, Organisasi jabatan,
Laboratorium kurikulum, Perjalanan sekolah (field trips).
2. Teknik yang bersifat individual yang terdiri dari:
Perkunjungan kelas, Observasi kelas, Percakapan pribadi, Inter-visitasi, Menilai diri sendiri.

2.6 BAB VI BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU


Bimbingan konseling di sekolah merupakan salah satu aktivitas pendidikan yang tidak
boleh lepas dari perhatian administrator, manajer dan guru disekolah.

Konsep Dasar Konseling


Pengertian Konseling
Konseling merupakan suatu proses pertemuan langsung antara konelor dengan
konselir (face to face relationship) yang bermasalah, dimana pembimbing membantu
konseling dalam mengusahakan perubahan dan tingkah laku.

Tujuan Konseling
Secara umum layanan konseling disekolah bertujuan agar siswa mendapat pelayanan
pelayanan konseling konseling secara optimal optimal sesuai dengan bakat, kemampuan,
kemampuan, nilai-nilai nilai-nilai yang dimiliki.

Fungsi Konseling
Fungsi Pemahaman, Fungsi Pencegahan, Fungsi Penyaluran, FungsiPenyesuaian,
Fungsi Perbaikan, Fungsi Pengembangan.

9
Landasan Layanan Bimbingan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di
indonesia. Peranan guru dalam konseling kelas. Berikut ini adalah penjabaran peranan guru
dalam keseluruhan progaram konseling yaitu
1. Sesungguhnya semua guru itu telah melakukan tugas rangkap yaitu mengajar dan
membimbing.
2. Guru perlu mempelajari bagaimana sebaiknya memberi dan mendalami teori konseling itu
memerlukan waktu. Namu, guru akan memperoleh manfaat karena konseling yang
dilakukannya itu akan menambah efektivitas pengajarannya.
3. Banyaknya jumlah siswa disekolah merupakan salah satu masalah yang sering dijadikan
alasan oleh guru untuk tidak melakukan tugas konseling.
4. Guru sangat besar sumbangannya dalam rangka pelaksanaan dan pengombangan
program tes disekolah.

10
BAB III
PEMBAHASAN

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ISI BUKU

3.1 KEUNGGULAN BUKU UTAMA


1. Kesediaan materi per bab lengkap, hal ini dapat dibuktikan dari pembahasan
mengenai materi Profesi Kependidikan
2. Memiliki ISBN sebagai bukti bahwa isi buku jelas pembuatannya dan dilindungi
undang-undang, hal ini membuat para pembaca dapat mempercayai keakuratan data
materi yang dicantumkan
3. Banyaknya terdapat pendapat para ahli sehingga memperkuat pemahaman pembaca
4. Bahasa yang digunakan pada isi buku mudah dimengerti dan dipahami
5. Memunculkan istilah – istilah yang jarang muncul pada buku lain
6. Adanya soal atau kegiatan latihan dalam buku untuk membangun pembaca lebih
mendalami materi terkait

3.2 KEKURANGAN BUKU UTAMA


1. Warna buku hanya hitam-putih, jadi pembaca mudah bosan dalam membacanya
2. Ada pembahasan yang kurang saya mengerti
3. Ada kata yang masih belum diberi pengertian sehingga pembaca nanti akan
menerka – nerka pengertian

11
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat ini dapat disimpulkan disimpulkan bahwa :
1. PROFESIONAL sebenarnya adalah seseorang yang Adil, terbuka, terbuka, jadi
contoh, bijaksana, fleksibel, peka, memahami proses, konsisten, mengendalikan diri, dan
memahami.
2. Seorang guru dikatakan professional jika ia mampu menangani sesuatu dan mampu
membimbing orang – orang baik siswa maupun masyarakat di sekitarnya menjadi lebih baik,
istilahnya memanusiakan manusia.
Di indonesia sendiri guru yang professional mungkin masih sedikit, mungkin karena
kurangnya pengajaran untuk menjadi guru professional ataupun memang ketidaktahuan dan
ketidak pedulian guru tersebut. Jadi guru di indonesia masih dibilang belum seluruhnya
professional.

12
DAFTAR PUSTAKA

Yasaratodo. Wau. (2018). Profesi kepe Profesi kependidikan . ndidikan .Medan :Unimed
Press.
Samana.(1994). Profesionalisme Profesionalisme Keguruan Keguruan. Yogyakarta:
Kanisius, hal: 13
Saud, Udin Syaefudin.(2010). Pengembangan Profesi Guru. Bandung :Alfabeta
Suwarno, Wiji.(2006). Dasar-dasar Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Pendidikan. Jogjakarta :
Ar-ruzz Media

13

Anda mungkin juga menyukai