Isolasi Pati Revisi
Isolasi Pati Revisi
ISOLASI PATI
H031221073
KELOMPOK IV
LABORATORIUM BIOKIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang
disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber
energi. Contoh karbohidrat yang terdapat pada bahan makanan adalah amilum
atau pati dan sukrosa (gula tebu). Energi yang terkandung dalam karbohidrat pada
dasarnya berasal dari energi matahari. Karbohidrat dalam hal ini glukosa dibentuk
dari karbon dioksida dan air dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil dalam
daun. Selanjutnya glukosa yang terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada
bagian lain seperti pada buah atau umbi. Proses pembentukan glukosa dari karbon
dioksida dan air disebut reaksi atau proses fotosintesis (Ischak dkk., 2017).
komposisi kimia dan sifat fisik pati. Tepung kentang dapat diisolasi dengan
ekstraksi, konsentrasi dan sifat bahan kimia, enzim, dll. Jadi metode gabungan
diperlukan untuk ekstraksi pati memiliki semua sifat kualitatif yang diinginkan
(Neeraj dkk., 2020). Berdasarkan uraian di atas, percobaan ini dilakukan untuk
mengetahui teknik isolasi pada pati serta mengetahui reaksi uji Iodida pada pati
teknik isolasi pati dari kentang dan uji amilum dengan iodida dalam suasana asam,
amilum dalam keadaan asam, basa dan netral dengan cara penambahan akuades,
NaOH, HCl, penambahan iodin, pemanasan dan pendinginan. Hasil uji positif
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
dan O. Perbandingan jumlah atom H dan O adalah 2:1 seperti pada molekul
tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu
adalah tepung atau pati yang ada dalam gandum, jagung, beras, kentang, dan padi-
makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin
sebagai sumber energi, bahan bakar, dan zat antara metabolisme. Contohnya pati
pada tumbuh-tumbuhan dan glikogen pada hewan adalah polisakarida yang dapat
terdiri dari unit polihidroksi aldehid dan keton. Oligosakarida terdiri dari rantai
pendek unit monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan khas yang disebut ikatan
glikosidik. Polisakarida adalah polimer gula yang mengandung lebih dari 20 unit
polisakarida, seperti selulosa, berbentuk rantai linier, yang lain seperti glikogen,
bercabang. Baik glikogen maupun selulosa terdiri dari unit D-glukosa yang
memiliki sifat dan peran biologis yang sangat berbeda (Nelson dan Cox, 2005).
2.2 Pati
dan ditemukan pada daun, bunga, buah, biji, berbagai jenis batang dan akar.
Pati digunakan oleh tanaman sebagai sumber karbon dan energi pati terbentuk
untuk sintesis cadangan pati pada sereal dan umbi-umbian. Produksi pati
bercabang yang disebut amilopektin dan struktur lurus yang disebut amilosa. Pati
diperoleh dengan cara mengekstraksi tanaman yang kaya akan karbohidrat seperti
sagu, singkong, jagung, gandum, dan ubi jalar. Pati juga dapat diperoleh dari hasil
ekstraksi biji buah-buahan seperti pada biji nangka, biji alpukat, dan biji durian.
Ekstraksi pati merupakan proses untuk mendapatkan pati dari suatu tanaman
dengan cara memisahkan pati dari komponen lainnya yang terdapat pada tanaman
tersebut. Pati merupakan serbuk amorf lunak berwarna putih dan tanpa rasa
manis. Tidak larut dalam air, alkohol dan eter. Pati alami akan mengalami
dipanaskan dalam air, butiran pati akan membengkak, diikuti dengan perubahan
dimurnikan dari bahan mentah lainnya. Misal, ekstraksi pati jagung dari biji
jagung merupakan proses yang dikenal sebagai penggilingan basah di mana pati
dipisahkan dari serat, minyak dan protein yang terikat erat. Terlepas dari proses
ekstraksi yang dilakukan, tujuannya adalah untuk mendapatkan kembali pati yang
tidak larut menjadi butiran yang tidak rusak atau utuh. Dalam bentuk ini dikenal
sebagai pati asli, yang bisa dicuci dan dikeringkan atau dibiarkan sebagai
(Eliasson, 2004).
2.3 Kentang
yang diekstrak dari kentang memiliki khasiat yang lebih unggul dibandingkan pati
serealnya. Keterbatasan pati kentang asli dapat diatasi dengan modifikasi fisik,
kimia, dan enzimatik. Faktanya, tepung kentang dapat dengan mudah disesuaikan
lebih unggul pada makanan dibandingkan tepung sereal yang tersedia secara
tradisional. Memiliki ukuran butiran lebih besar, kemurnian tinggi, rantai amilosa
dan amilopektin lebih panjang dengan gugus ester fosfat pada amilopektin, serta
(Sunaryono, 2010):
Seksi : Petota
METODOLOGI PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan amilum 1%,
kentang, akuades, etanol 96%, iodin 0,1 N, HCl 6 N, NaOH 6 N, tissue roll dan
label.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia 200 mL,
neraca analitik, batang pengaduk, kain saring, corong, gelas ukur 100 mL,
blender, pisau, tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, bunsen, hotplate
stirrer, magnetic bar, oven, spatula, sikat tabung, gelas kimia 500 mL, pisau dan
talenan.
putih diaduk lalu dibiarkan hingga mengendap. Endapan pati yang terbentuk
etanol 96% sebanyak 25 mL lalu disaring menggunakan kertas saring dan corong.
bening ketiga tabung reaksi kembali didinginkan, kemudian diamati dan dicatat
= 3,1698 gram
Berat starch
Kadar amilum dalam kentang = x 100%
Berat kentang
3,1698 g
= x 100%
76,1000 g
= 4,16%
Adapun hasil pengamatan dari percobaan uji iodida dalam suasana netral,
4.3 Pembahasan
Percobaan pertama yaitu isolasi pati dari kentang yang akan ditentukan
kadar amilumnya. Pada proses isolasi pati, pertama sampel dikupas lalu dicuci
memisahkan filtrat dengan residu atau memurnikan cairan, karena akuades dapat
melarutkan bahan-bahan organik yang tidak larut dalam akuades dan agar filtrat
yang tersisa hanya amilum saja. Selain itu etanol juga berfungsi untuk
mempercepat pengeringan.
Hasil dekantasi terakhir kemudian disaring menggunakan kertas saring
yang didapatkan dari 76,1000 g kentang yaitu 3,1698 g dan kadar amilum
sebesar 4,16%.
Pada percobaan ini, larutan pati direaksikan dengan iodida 0,01 M dalam
suasana netral, asam, dan basa. Pada suasana asam, larutan amilum ditambahkan
dengan larutan HCl lalu dihomogenkan. Hasil yang diperoleh yaitu larutan
ikatan antara amilum dan iodin yang disebut ikatan semu. Saat larutan dipanaskan
terjadi perubahan warna menjadi bening, hal ini disebabkan karena ikatan semu
yang terjadi pada amilum dapat putus dengan adanya pemanasan membentuk
suatu iod yang bebas dalam larutan. Saat dipanaskan, rantai amilum akan
tidak terjadi perubahan. Hal tersebut terjadi karena human error dan pengaruh dari
kualitas bahan, yang dimana seharusnya pada proses pendinginan tersebut terjadi
perubahan warna menjadi biru kembali hal ini terjadi karena rantai pada amilum
Hal ini dikarenakan ketika suasana basa tidak terjadi reaksi antara amilum dengan
iodida, akan tetapi larutan iodin tersebut akan bereaksi dengan basa (NaOH) dan
iodida 0,01 M terjadi perubahan warna menjadi biru hal ini karena adanya ikatan
antara amilum dengan iod. Ikatan ini disebut ikatan semu. Saat larutan dipanaskan
terjadi perubahan warna menjadi bening karena ikatan semu terputus sehingga
larutan berubah warna dan pada saat didinginkan larutan tetap berwarna bening.
Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori bahwa setelah didinginkan ikatan semu
tersebut dapat saja terjadi dkarenakan terjadinya human error saat melakukan
pengujian.
BAB V
5.1 Kesimpulan
kadar amilum yang terdapat pada 100 g sampel kentang sebesar 2,1582%. Uji
larutan amilum dengan iodida dalam suasana asam dan netral bereaksi, ditandai
dengan perubahan warna larutan menjadi biru sedangkan dalam suasana basa
5.2 Saran
jumlahnya.
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Eliasson, A.C., 2004, Starch in Food, CRC Press LLC, North America.
Fitri, A.S. dan Fitriana, Y.A.N., 2020, Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat,
Sainteks, 17(1): 45-52.
Ishack, N.I., Salimi, Y.K., dan Botutihe, D.N., 2017, Biokimia Dasar I,
Universitas Negeri Gorontalo Press, Gorontalo.
Neeraj, Dalal, N., Bisht, V. dan Dhakar, U., 2020, Potato Starch: Novel Ingredient
for Food Industry, Excellent Publishers, 9(1):1718-1724.
Nelson, D,L. dan Cox, M., 2005, Lehninger Principles of Biochemistry fourth
edition, Freeman and Company, New York.
Sunaryono, H., 2007, Petunjuk Praktis Budi Daya Kentang, AgroMedia, Jakarta.
Lampiran I. Bagan Kerja
1. Isolasi Pati
Kentang
76,1000 g Kentang
Residu Cairan
- didekantasi dengan 50 mL akuades
Filtrat Endapan
- didekantasi dengan 50 mL akuades
Filtrat Endapan
- didekantasi dengan 25 mL larutan
etanol 96%
corong
Filtrat Starch
- dikeringkan dalam oven
Hasil
2. Uji Iodida untuk Starch
Hasil
Lampiran 2. Dokumentasi