Anda di halaman 1dari 6

ISSN 2747-2671 (online)

Vol. 3 No. 1, 2023

Mengidentivikasi Kemampuan Perseptual


Mototrik Pada Anak Usia 6-9 Tahun
Identify motor perceptual abilities in children aged 6-9 years

Fachrul Fadli Yusuf*, Bernadeta Suhartini


Jurusan Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
*Penulis Koresponden: Fachrulfadli.2022@student.uny.ac.id

ABSTRAK
Gerak merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia. Hampir semua aktivitas yang dilakukan melibatkan
unsur gerak. Bersama dimensi geraknya, manusia mencoba merajut kehidupan yang berguna dan bermakna dalam
berbagai peran yang majemuk dan beragam. Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang
dilakukan dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik. Menurut Sugiyanto (2007:85)
menyatakan bahwa perseptual motorik adalah kemampuan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh organ
indera. Kemampuan perseptual berguna untuk memahami segala sesuatu yang ada disekitar, sehingga seseorang
mampu berbuat atau melakukan tindakan tertentu sesuai situasi yang dihadapi. Misalnya ketika seseorang sedang
bermain bola , ia dapat memahami situasi bola, sehingga ia bisa memainkan bola sesuai situasi. Rusli lutan (2001:78)
menyatakan bahwa kualitas gerak seseorang bergantung perseptual motorik. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam
pemberitaan atau pelaksanaan tugas gerak, kemampuan anak untuk melaksanakan tugas yang dimaksud,
bergantung pada kemampuannya memperoleh informasi dan menafsirkan makna informasi tersebut.
Perkembangan yang dialami anak di usia 6-9 tahun adalah perkembangan fisik, emosi, sosial, kognitif, bahasa, serta
berbicara. Setiap bertambahnya usia anak, perkembangan yang dialami pun berbeda-beda

Kata Kunci: Gerak, Perseptual motorik, Anak usia 6-9 tahun

ABSTRACT
Movement is an important element in human life. Almost all activities carried out involve elements of motion. Together with
the dimensions of movement, humans try to weave useful and meaningful lives in multiple and varied roles. Perceptual motor
basically refers to activities carried out with the intention of increasing cognitive and academic abilities. According to Sugiyanto
(2007: 85) states that motor perceptual is the ability to interpret the stimulus received by the sense organs. Perceptual ability is
useful for understanding everything that is around, so that a person is able to act or perform certain actions according to the
situation at hand. For example, when someone is playing ball, he can understand the ball situation, so he can play the ball
according to the situation. Rusli Lutan (2001:78) states that the quality of a person's movement depends on perceptual motor.
In this regard, in reporting or carrying out movement tasks, the child's ability to carry out the task in question depends on his
ability to obtain information and interpret the meaning of that information.The development experienced by children at the age
of 6-9 years is physical, emotional, social, cognitive, language, and speaking development. Every time a child gets older, the
development they experience is different

Keywords: Movement, Motor perceptual, children age 6-9 years

311
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

1. PENDAHULUAN bertambahnya usia maka bertambah pula kemampuan


motoriknya. Untuk mengembangkan kemampuan
Gerak merupakan elemen penting dalam kehidupan motorik, anak dapat melakukan berbagai aktivitas .
manusia. Hampir semua aktivitas yang dilakukan aktivitas tersebut dapat dilakukan secara formal
manusia melibatkan unsur gerak. Bersama dimensi maupun informal. Perkembangan motorik anak dapat
geraknya, manusia mencoba merajut kehidupan yang dilihat dari perubahan ataupun peningkatan
berguna dan bermakna dalam berbagai peran yang kemampuan yang ia miliki sejak kecil hingga sekarang.
majemuk dan beragam. Sangat banyak aktivitas Contoh, anak usia balita cenderung berusaha
manusia yang melibatkan dimensi motorik, salah satu melakukan apa saja yang diperintahkan dengan sebaik
diantarnya yaitu perceptual motorik. Perceptual mungkin, menuruti nasihat, apa yang tidak boleh
motorik atau persepsi gerak merupakan hubungan dikerjakan maka dia tidak akan mengerjakannya. Lain
antara gerak manusia dan persepsi. Persepsi adalah halnya dengan anak TK atau SD, mereka mulai dapat
proses yang mana kita memperoleh kesadaran sesat memprotes jika mereka dilarang melakukan apa yang
mengenai apa yang terjadi di luar tubuh kita. menjadi keinginannya, kadang ada yang bertindak
menentang ataupun tidak sopan.
Persepsi motorik memiliki peran yang penting sebagai
modal belajar gerak. Dalam belajar gerak ternyata hasil Semakin dewasa seorang anak, kemampuan
persepsi belajar akan menghasilkan perubahan pada motoriknya semakin banyak. Anak usia 6-7 tahun
bagian frontal (otak bagian depan) yang mengatur mulai ada peningkatan minat pada bidang spiritual,
tentang gerak dan tingkah laku (Ostry & Gribble, mulai dapat membaca lancar, usia 8-9 tahun mereka
2016). Hal ini dapat dipaham bahwa aktivitas otak mulai mampu menggunakan alat rumah tangga, ingin
ketika belajar gerak, bagian otak yang aktif adalah terlibat sesuatu, menyukai kelompok. Anak usia 10-12
bagian frontal (depan) dan aktivitas rangsangan tahun perubahan kemampuan motorik diikuti dengan
(stimulus) yang diberikan, selama proses belajar akan berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan
mempengaruhi kinerja otak, proses inilah yang pada pubertas yang mulai tampak. Pada usia ini anak mulai
akhirnya akan merubah gerak dan tingkah laku. melakukan aktivitas rumah tangga seperti mencuci,
menjemur pakaian, serta mulai tertarik dengan lawan
Pemberian rangsangan persepsi motorik akan jenis.
memiliki dua fungsi menjadi meningkatkan atau
menurunkan kualitas gerak yang sedang dipelajari, hal Misalnya ialah pada anak sekolah, perkembangan
ini tergantung juga dari penguatan ketika melakukan persepsi motorik berhubungan dengan penguasaan
keputusan (Darainy, Vahdat, & Ostry, 2013). Benang akan tugas sekolah yang diterimanya, perkembangan
merah dari review ini adalah pentingnya persepsi persepsi motorik penting untuk diperhatikan sebab
motorik sebagai modal untuk belajar gerak, sementara jika terjadi hambatan akan menyebabkan terjadinya
sebenarnya proses belajar gerak terjadi di otak, unjuk kesulitan belajar akademik atau kesulitan dalam
kerja gerak sebagai hasil belajar adalah representasi mempelajari hal baru yang harusnya bisa menjadi
dari pemahaman terhadap stimulus dan kesimpulan bekal ketika ia dewasa. Perkembangan persepsi
persepsi dan akhirnya mengkoordinasikan dalam satu motorik diawali dengan adanya gabungan antara
atau beberapa gerakan sensasi dengan keluaran aktivitas motorik, keduanya
akan berinteraksi dari berbagai macam saluran
Persepsi merupakan hasil dari kemampuan kita untuk persepsi aktivitas motorik yang ada dalam otak
menerima informasi melalui perasaan. Namun, manusia, hal itulah yang akan memungkinkan adanya
informasi eksternal bukan persepsi jika hal itu informasi sensori yang berhubungan dengan
dirasakan. Hubungan antara persepsi dan gerak tidak kesadaran akan berbagai objek dan peristiwa di sekitar
dapat diasingkan lagi. Tanpa persepsi, seperti
penerimaan melalui perasaan berupa sentuhan dan Perkembangan perseptual dapat diartikan sebagai
perhatian, bahkan melakukan gerak yang sangat kemampuan memahami atau mencari makna dari data
sederhana pun akan menjadi sulit. Amung dan Yudha yang diterima oleh berbagai indra. Semua informasi
(2000) tentang lingkungan sampai kepada individu melalui
alat-alat indra yang kemudian diteruskan melalui
Perkembangan motorik merupakan perkembangan syaraf sensorik ke bagian otak kiri. Perkembangan
kemampuan melakukan atau merespon suatu hal, jdi

312
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

perseptual anak merupakan reaksi dari rangsangan menambah kemampuan mereferensi terhadap
alat indranya yang baik melalui penglihatan, obyek daripada diri anak itu sendiri
pendengaran, perabaan, dan kemudian hal itu di olah 3) Kesadaran arah merupakan pemahaman tubuh
di dalam otak menjadi menjadi suatu persepsi yang yang berkenaan dengan tempat dan arah.
belum diketahui kebenaranya. Ada tiga proses Pengertian lain dari kesadaran arah adalah
aktivitas perseptual yang perlu diketahui, yaitu memahami dan mengaplikasikan konsep seperti
sensasi, persepsi, atensi. Sensasi adalah peristiwa ke atas, dan ke bawah, ke depan dan ke belakang,
penerimaan informasi oleh indra penerima ke kiri dan ke kanan. Kesadaran arah terdiri atas
(mendengar atau menggunakan indra pendengar). dua komponen pemahaman yaitu (1) pemahaman
persepsi merupakan pengolahan informasi lebih lanjut internal untuk dapat menggerakkan tubuh ke
dari aktivitas sensasi (orang menjadi tahu atau dapat samping kanan dan kiri (laterality) yang
mengira-ngira suara apa yang di dengar setelah suara merupakan memahami berbagai konsep arah;(2)
itu di proses oleh otak). atensi merupakan seleksi dari directionality yang merupakan proyeksi eksternal
persepsi, dari berbagai persepsi dipilih salah satu yang dari laterality yang merupakan aplikasi dari
dianggap paling benar. informasi tersebut. Komponen ini merupakan
pemahaman yang memberikan dimensi ruang.
Unsur-unsur dalam perseptual motorik terdiri atas Anak yang mempunyai kemampuan ini, mampu
beberapa, diantaranya adalah: kesadaran tubuh, melaksanakan konsep gerak kanan-kiri, atas-
kesadaran ruang, kesadaran arah, kesadaran tempo bawah, depan-belakang dan berbagai kombinasi
Rusli lutan (2001:8). berikut adalah penjelasan dari lainnya
beberapa unsur tersebut: 4) Kesadaran tempo memungkinkan koordinasi
1) Kesadaran tubuh merupakan kesanggupan gerakan antara mata dan anggota tubuh menjadi
untuk mengenali bagian-bagian tubuh dan efisien. Kesadaran tempo melibatkan secara
manfaatnya bagi gerak. Kesadaran tubuh juga berangsur-angsur pemahaman yang berhubungan
merupakan kemampuan bagaimana untuk dengan waktu, seperti memahami karakteristik
menghasilkan berbagai macam gerakan dan kecepatan bola. Kesadaran tempo merupakan
potensi tubuh dalam melakukan gerak. Kesadaran suatu kemampuan memprediksi waktu
tubuh memiliki 3 kesadaran yang terkait dengan kedatangan. Didasarkan pada waktu karakteristik
aspek pengetahuan tubuh, pengetahuan tubuh, seperti: kecepatan, jalannya bola, berat dan jarak
pengetahuan tentang apa yang dapat dilakukan bola. Bentuk spesifik dari kesadaran tempo
bagian tubuh dan pengetahuan tentang bagaimana dikenal sebagai antisipasi. Istilah koordinasi mata
tubuh itu berfungsi dan tangan atau mata dan kaki merupakan
2) Kesadaran ruang merupakan kemampuan untuk ungkapan dari kesadaran tempo. Pengembangan
menyesuaikan diri pada posisi di antara orang lain kesadaran tempo berkenaan dengan proses belajar
dalam suatu ruang atau tempat. Juga merupakan untuk menyelaraskan gerak dalam sebuah tata
kemampuan untuk mengetahui seberapa luas urut yang tepat. Lari berirama, menari atau
ruang atau tempat yang digunakan tubuh saat melakukan gerakan lainnya yang berirama sangat
bergerak. Menurut Amang dan Yudha (2000: 33) dibutuhkan untuk mengembangkan kesadaran
kesadaran mengenai ruang merupakan suatu tempo.
gerakan yang berhubungan dengan konsep yang
sering menekankan pada persepsi motorik Batasan tentang usia anak cukup bervariasi. Dalam
program. Kesadaran ruang adalah suatu pandangan mutakhir yang lazim dianut oleh negara
pemahaman mengenai ruang eksternal sekitar maju. Istilah anak usia dini ialah anak yang berkisar
individu dan kemampuan individu untuk antara usia 0-8 tahun. Bila dilihat dari jenjang
memfungsikan motorik melalui ruang tersebut. pendidikan yang berlaku di Indonesia, maka yang
Pada kesadaran ruang ini dikenal dengan istilah termasuk dalam kelompok ini adalah anak usia SD
lokalisasi egosentris yang merupakan suatu kelas rendah. Elizabeth B. Hurlock (1978: 13)
keadaan yang belum matang dan terbatasnya berpendapat bahwa usia 3-6 tahun adalah usia
kesadaran mengenai ruang dalam semua aspek ataupun periode sensitif atau masa peka pada anak
pemahaman anak. Tujuan lokalisasi adalah lebih yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu
dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat

313
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

perkembangannya. Helms & Tunner (1994: 64) menyenangkan. Bahkan pada saat diberikan
memandang priode usia 4-6 tahun sebagai fase sense of perlakuan, ketiga anak tersebut malah melakukan
initiative. Pada periode ini anak harus di dorong untuk gerakan diluar apa yang telah di arahkan. Berbeda
mengembangkan prakarsa, seperti kesenangan untuk dengan ke tujuh anak lainnya yang memiliki
mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat kemampuan motorik yang cukup bagus dalam
didengar dan dirasakan. lingkup pemahaman tempo. Ke tujuh anak tersebut
cukup menikmati program ataupun perlakuan yang
diberikan. Meskipun ada beberapa gerakan yang
2. METODE PENELITIAN masih tidak sesuai irama atau hitungan namun hal
tersebut masih masuk dalam kategori wajar menurut
Metode yang digunakan ialah melakukan observasi pandangan penulis berbeda dengan ke tiga anak
langsung terhadap anak yang berusia 6-9 tahun sebelumnya.
dengan memberikan perlakuan ataupun latihan
mengenai perseptual motorik dalam kesadaran tempo Dari objek dan peristiwa di sekitarnya tersebut
seperti pada tabel di bawah ini: manusia akan memiliki pandangan atau pendapat,
yakni yang disebut dengan persepsi itu sendiri.
Tabel 1. Latihan Perseptual Motorik Selanjutnya pandangan atau pendapatnya diolah dan
Jenis Program Perlakuan
Melatih kesadaran tempo 1. Mengayunkan kedua lengan
diterapkan dalam aktivitas motoriknya, seperti ketika
kedepan dan kebelakang ia mendapat perintah gerak dimana gerak tersebut
dengan irama music atau akan berjalan lancar jika ia memiliki pemahaman
hitungan mengenai pengalaman sensori yang dirasakan dan
2. Mengayunkan kaki kedepan
dan belakang dengan irama
berhubungan dengan prestasi akademiknya atau
musik atau hitungan perkembangan pembelajarannya

Dalam hal ini, pemberian program dan perlakuan Hal ini menandakan bahwa tidak semua anak yang
kepada anak usia 6-9 tahun, anak dituntut dapat memiliki umur yang sama, juga memiliki kemampuan
mengikuti instruksi ataupun arahan sesuai dengan apa perseptual motorik yang sama karena perseptual
yang ingin diterapkan. Hal ini bertujuan untuk melatih motorik anak harus dilatih sejak dini dari usia 1- 10
serta mengetahui kemampuan serta perkembangan tahun dan puncaknya pada usia 10 tahun. Dimana
perseptual motorik pada anak dengan kategori umur persepsi visual seorang anak mampu mengenal setiap
6-9tahun. Dalam program ini jumlah anak yang objek memiliki ukuran yang konstan. Bahkan pada
digunakan dalam sampel berjumlah 10 orang anak anak yang masih umur balita sudah bisa diberikan
masing-masing berjenis kelamin laki-laki. Dalam latihan-latihan kecil untuk melatih otot seperti
proses perlakuan, awalnya anak diberi pemanasan menggenggam.
yang bersifat tidak membosankan untuk menghindari
rasa bosan yang dimiliki pada anak tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
Pemanasan diberikan selama kurang lebih 5 menit, kemampuan motorik anak yaitu (a) kurang
kemudian diberikan perlakuan dan jenis program menstimulasi gerakan. Diamana pada awal
sesuai pada tabel diatas. perkembangannya sejak usia dini anak perlu di
stimulasi agar setiap anggota tubuhnya bergerak.
Mulai dari kepala, tangan, kaki hingga hal terkecil
3. HASIL DAN PEMBAHASAN seperti kedipan mata maupun gerakan jemari, lidah,
dan bibir. (b) gizi buruk. Anak sejak usia dini, dalam
Adapun hasil dari pemberian program dan perlakuan perkembangan proses pertumbuhannya
yang telah diberikan yaitu 3 dari 10 anak yang menjadi membutuhkan support dari makanan yang diolah
sampel memiliki respon yang kurang menangkap apa menjadi energi. Selain itu, beberapa sumber nutrisi
yang diberikan pada kesempatan itu. Disamping itu, juga bermanfaat untuk menguatkan otot serta
ke dua tersebut dari apa yang penulis amati selain menyeimbangkan imun sehingga tidak mudah sakit.
kurang menangkap apa yang dijelaskan dan di (c) orang tua terlalu protektif. Wajar jika orang tua
praktikkan, tapi ke dua anak tersebut memiliki kondisi tidak ingin anaknya terluka atau cedera. Tetapi kadang
mood yang tidak stabil. Artinya ketiga anak tersebut orang tua jadi terlalu takut untuk memberikan waktu
berada dalam fase yang menurutnya tidak

314
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

pada anak untuk mengeksplorasi sekitar. Beberapa Perseptual motorik menetapkan hubungan antara
saat, berikan waktu buat anak sejak dini untuk perseptual/persepsi dan gerak manusia. Guna
mengeksplor sekitar. Dengan aktivitas tersebut, ia bisa menghasilkan gerak, maka diperlukan informasi-
merespon rangsangan motorik dengan baik. (d) orang informasi dari lingkungan sekitar. Persepsi penting
tua terlalu cepat membantu. Saat pertama belajar untuk bergerak yang terjadi secara optimal. Sebuah
berjalan, tak jarang buah hati akan terjatuh. Saat itu informasi dari lingkungan sekitar sangat penting bagi
pula refleksnya mulai dibentuk. Misalnya ketika jatuh perkembangan perseptual motorik, karena informasi
secara refleks akan terbangun meskipun menangis. dari lingkungan merupakan awal dari terjadinya
Untuk belajar berjalan, cobalah memberikan area aman proses perseptual motorik. Proses kemudian diolah
untuk anak. Berikan matras pada lantai agar anak sejak atau diproses oleh otak kemudian akan dihasilkan
usia dini terlatih dengan gerakan reflek. sebuah konsep baru yang nanti akan menjadi sebuah
gerak baru bagi anak. Proses perseptual motorik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa menentukan peranan gerak aktif dalam
perkembangan persepsi motorik memiliki peran yang mengembangkan persepsi anak. Perseptual motorik
penting dalam proses akademik atau proses memiliki berbagai unsur-unsur yang berkembang
pembelajaran setiap manusia, jika hal tersebut tidak didalamnya. Unsur-unsur perseptual motorik terdiri
berjalan lancar maka akan timbul masalah sebagai dari: kesadaran tubuh, kesadaran ruang, kesadaran
berikut : arah dan kesadaran tempo. Keempat macam
1) Kesalahan dalam Pembentukan Gerakan. kesadaran tersebut penting diketahui dan dipelajari
Perkembangan persepsi motorik anak oleh anak. Penguasaan masing-masing kesadaran
berhubungan dengan gerakan yang mampu dapat dilakukan dengan latihan-latihan gerak yang
diciptakan atau kemampuannya dalam telah dijelaskan sebelumnya.
menggerakkan organ yang dimilikinya. Gangguan
dalam perkembangan persepsi motorik membuat ia Upaya mengembangkan perseptual mototrik
salah atau berlebihan dalam menimbulkan gerakan sebenarnya baik dilakukan melalui pendidikan
tubuh karena berhubungan dengan responnya jasmani terutama bagi siswa sekolah. Pengembangkan
dalam menerima perintah. Misalnya ialah ketika perseptual motorik dapat dilakukan melalui gerakan -
anak diminta menggerakkan tangan kanan, tanpa gerakan yang mengarah pada kemampuan memahami
sengaja tangan kiri ikut ia gerakkan karena ia arah, memahami ruang, dan memahami tempo.
memiliki persepsi yang salah dan tidak bisa Aktivitas-aktivitas tersebut dapat disusun dan
memahami perintah yang diberikan atau tidak dikemas dalam bentuk permainan atau bermain,
mampu merespon dengan baik apa yang harus ia karena aktivitasnya yang menyenangkan terutama
lakukan sehubungan dengan koordinasi dengan bagi anak yang masih sekolah.
pikirannya.
2) Kurang Koordinasi. Yaitu kurangnya koordinasi Dalam artikel ini, penulis mengakui masih terdapat
dalam aktivitas motorik halusnya, kurangnya banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Namun
penghayatan dalam gerak yang ia lakukan. disarankan untuk menambah jumlah sampel jika ingin
Misalnya ialah kemampuan memindahkan benda melakukan observasi mengenai perseptual motorik
dengan tangan atau kemampuan mencoret coret pada anak untuk mendapatkan hasil yang lebih
sesuatu. maksimal untuk dijadikan acuan dalam menyusun
3) Perilaku Menimbulkan Keributan. Masalah pada karya ilmiah, jurnal, maupun artikel
perkembangan persepsi jelas akan berpengaruh
pada tingkah yang dilakukannya, ia akan mudah
sekali membuat keributan karena pikirannya tidak DAFTAR PUSTAKA
bisa menerima dan mengolah perintah dengan
tepat. Amung Makmum, Yudha M.S. (2000). Perkembangan
gerak dan belajar gerak. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Dwi Puspita. (2015). Perkembangan Motorik dan
Perkembangan Persepsual.Compasiana.com.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Heri Rahayubi. (2012). Teori-teori belajar dan aplikasi
pembelajaran motorik. Bandung: Nusa Media

315
PINISI JOURNAL OF ART, HUMANITY AND SOCIAL STUDIES

Helms, D. B & Turner, J.S. (1983). Exploring Child Lutan, Rusli. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani.
Behavior. New York : Holt Rinehartand Winston Jakarta. Depdiknas
Sugiyanto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif.
Hurlock, Elizabeth. B. (1978).Child Development, Sixth
Jakarta : Depdikbud
Edition . New York : Mc. Graw Hill. Inc.

316

Anda mungkin juga menyukai