Puskesmas : …………………………………………..
Kelurahan : …………………………………………..
Hari / Tanggal : …………………………………………..
Tempat : …………………………………………..
Jalan ………………………………….
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
Puskesmas : …………………………………………..
Kelurahan : …………………………………………..
Hari / Tanggal : …………………………………………..
Tempat : …………………………………………..
Jalan ………………………………….
Alamat Rumah
No Nama Tanda Tangan
(jalan, RT, dan nomor)
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
A LATAR BELAKANG
Stunting atau balita pendek merupakan salah satu dimensi permasalahan kurang gizi yang masih
dihadapi masyarakat Indonesia hingga saat ini. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi bahwa
balita pendek merupakan masalah gizi yang bersifat kronis yang disebabkan oleh banyak faktor baik dari
masalah kesehatan maupun di luar kesehatan dan berlangsung lama. Balita pendek berdampak pada
gangguan kognitif dan risiko menderita penyakit degeneratif pada usia dewasa.
Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Biro Pusat
Statistik (BPS) dan didukung oleh Sekretariat Wakil Presiden RI memberikan gambaran bahwa 17,0%
balita masuk kategori underweight berdasarkan indeks BB/U < -2 Standar Deviasi; 7,1% balita masuk
kategori wasted berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB < -2 Standar Deviasi; 24,4% balita masuk dalam
kategori stunted berdasarkan indeks PB/U atau TB/U < -2 Standar Deviasi. Dengan kata lain, 1 diantara 4
balita terindikasi pendek. Sedangkan berdasarkan aplikasi e-PPGBM (elektronik Pencatatan dan
Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) yang telah dikembangkan juga oleh Kementerian Kesehatan RI dan
diinput secara berkala oleh tenaga kesehatan di puskesmas, persentase balita stunting di Kota
Banjarmasin tahun 2021 sebesar 4,25% (1.818 orang balita termasuk katgori stunting). Angka tersebut
diperoleh dari hasil pengukuran terhadap 42.763 orang balita (72,50% dari sasaran balita menurut
Pusdatin 2021) pada bulan Agustus 2021.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat di semua tingkatan, termasuk calon penganten akan pentingnya upaya pencegahan kejadian
stunting yang dilakukan / diterapkan sedini mungkin sebelum memasuki periode 1000 Hari Pertama
Kehidupan (1000 HPK). Hal tersebut guna mempersiapkan calon penganten dalam mempersiapkan fisik
dan mentalnya secara optimal dan dalam kondisi yang terbaik sebelum terjadinya proses kehamilan.
Data tahunan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2022 menunjukkan bahwa persentase ibu hamil
Kurang Energi Kronik (KEK) sebesar 11,16% atau 1.270 orang, sedangkan persentase ibu hamil dengan
anemia sebesar 9,79% atau sebanyak 1.072 orang. Oleh karena itu Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin
akan melaksanakan kegiatan berupa Penyuluhan Upaya Pencegahan Stunting di Kelompok Calon
Penganten. Melalui kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu bentuk intervensi spesifik dalam
mempercepat upaya penurunan kejadian stunting di Kota Banjarmasin.
B TUJUAN
1 Menyebarluaskan informasi terkait stunting, dampak, dan upaya pencegahan sejak dini di tingkat
keluarga
2 Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan calon penganten dalam mempersiapkan
kondisi kesehatan dan status gizi yang optimal sebelum kehamilan
3 Mengetahui gambaran status gizi pada calon penganten dan upaya perbaikan status gizi sejak
masa pra nikah
Kuitansi
Nota pembelian
FC buku tabungan / rekening koran
FC NPWP
FC KTP
√ Surat undangan
√ Tanda terima undangan
√ Daftar hadir
√ Laporan kegiatan
√ Foto (makmin = 2 buah dalam 1 halaman)
√ Foto (kegiatan = 2 buah dalam 1 halaman)