Kel 1 Trauma Strain

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR

TRAUMA STRAIN
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1 :
1. Adelia Febriana Saputri (220117003) 11. Karin Nur Dwicahyani (220117040)
2. Adelia Putri (220117004) 12. Khoirul Umam (220117041)
3. Aisyah Rachma Setiawan (220117007) 13. Mustika Rachma Wijaya (220117050)
4. Ajeng Rahayu Utami (220117008) 14. Nabilla Adinda Putri Riswan
5. Anggraini Kusuma Widya (220117168) (220117052)
6. Aura Rizka Salsabilla (220117013) 15. Putry Tatuhey (220117061)
7. Chandra Rizky Fauzan (220117018) 16. Septi Dwi Mulyani (220117069)
8. Eriane Jahtun Titania (220117026) 17. Elsya Ayu (220117024)
9. Feri Firmansah (220117032) 18. Rosalia (220117147)
10. Ida Susanti (220117038) 19. Aldina Yunianti (220117009)
DEFINISI STRAIN

Strain adalah trauma pada suatu otot atau


tendon, biasanya terjadi ketika otot atau tendon
teregang melebihi batas normalnya. Strain dapat
mencakup robekan atau ruptur suatu jaringan.
Inflamasi terjadi pada cedera otot atau tendon yang
menyebabkan nyeri dan pembengkakan jaringan.
(Elizabeth J. Corwin, Buku Saku Patofisiologi, 2009).
ETIOLOGI STRAIN

1. Pada strain akut Ketika otot keluar dan berkontraksi secara


mendadak.

2. Pada strain kronis


Terjadi secara berkala oleh karena penggunaaan yang berlebihan
/ tekanan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis (peradangan
pada tendon). Predileksi: punggung, otot harmstring, dan kaki,
umumnya disebakan karena olahraga.
KLASIFIKASI STRAIN
Berdasarkan berat ringannya cedera (Sadoso, 1995: 15). Strain dibedakan menjadi
3 tingkatan, yaitu:

Strain Tingkat I

1 Pada strain tingkat I, terjadi regangan yang hebat, tetapi belum sampai terjadi
robekan pada jaringan muscula tendineus.

Strain Tingkat II
2 Pada strain tingkat II, terdapat robekan pada unit musculo tendineus. Tahap ini
menimbulkan rasa nyeri dan sakit sehingga kekuatan berkurang.

3 Strain Tingkat III


Pada strain tingkat III, terjadi robekan total pada unit musculo tendineus. Biasanya
hal ini membutuhkan tindakan pembedahan, kalau diagnosis dapat ditetapkan.
PATOFISIOLOGI
STRAIN

Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung


(impact) atau tidak langsung (overloading). Cedera ini terjadi akibat otot
tertarik pada arah yang salah. kontraksi otot yang berlebihan atau
ketika terjadi kontraksi otot belum siap terjadi pada bagian groin
muscles (otot pada kunci paha), Hamstring (otot paha bagian bawah),
dan otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan
daerah sekitar cedera memar dan membengkak.
MANIFESTASI KLINIS
STRAIN

Nyeri 2. Kontraksi 4.
mendadak isometric

Nyeri Bengkak pada

1. tekan local
3. persendian
KOMPLIKASI STRAIN
1. Tendonitis
Tendonitis atau tendinitis adalah peradangan atau iritasi tendon. Regangan terus-menerus,
penggunaan berlebihan atau penyalahgunaan tendon yang menyebabkan cedera stres
berulang, atau cedera akut yang serius dapat menyebabkan tendonitis.
Gejala tendonitis adalah nyeri, kekakuan, dan rasa terbakar di tendon dan daerah sekitarnya.
Nyeri dapat memburuk selama dan setelah aktivitas yang melibatkan tendon.Tendonitis
biasanya terjadi pada ibu jari, siku, bahu, pinggul, lutut, dan pergelangan tangan, tetapi dapat
terjadi di mana saja terdapat tendon.
2. Perubahan patologi
Adanya inflasi ringan dan mengganggu jaringan otot dan tendon namun tanda perdarahan
yang besar.
3. Strain dapat berulang
4. Perioritis
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik


a. Menderita/merasaka rasa sakit yang sangat dan bahkan sendi yg terkena tidak dapat
digunakan untuk menahan beban sedikitpun.
b. Pada sendi yang terkena terlihat adanya memar selain adanya bengkak.
c. Sendi yang terkena tidak dapat digerakkan.
d. Tidak dapat berjalan lebih dari 4 langkah tanpa rasa sakit.
e. Sendi anda terasa bergeser saat akan digerakkan.
f. Sendi yang terkena terasa baal.
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Magnetic Resonance Imaging adalah jenis alat kedokteran untuk pemeriksaan
diagnostik radiologi, yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang
tubuh atau organ manusia. MRI tidak memberikan rasa sakit akibat radiasi karena
tidak menggunakan sinar X dalam proses tersebut.
b. Artroskopi
Merupakan prosedur endoskopis yang memungkinkan pandangan langsung ke
dalam sendi.
c. Elektromyografi
Pemeriksaan ini memberi informasi mengenai potensi listrik otot dan sarafnya.
Tujuan prosedur ini adalah menentukan setiap abnormalitas fungsi unit.
2. Pemeriksaan Penunjang

d. Foto Rontgen
Foto rontgen merupakan alat yang memanfaatkan sinar X yang sebetulnya
memiliki efek samping akibat dari radiasi. Namun, pasien tidak perlu khawatir
karena manfaat yang didapat dari teknologi ini lebih banyak, jika dilakukan
dengan benar.

e. CT Scan
Prosedur ini menunjukan rincian bidang tertentu dari tulang yang sakit dan
memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cedera ligamen atau tendon.
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah
tulang di daerah yang sulit di evaluasi.
2. Pemeriksaan Penunjang
3. Penatalaksanaan
Strain
a. Rehabilitasi
Untuk memperbaiki kondisi bagian
yang cedera unik menuliskan
fungsinya. Biasanya dilakukan oleh
para ahli fisioterapi adalah
menerapkan program latihan yang
dirancang untuk mencegah
kekakuan, memperbaiki, dan
mempertahankan rentang gerakan
(range of movement) yang normal,
dan memulihkan fleksibilitas serta
kekuatan normal sendi.
b. Pengurangan nyeri dan
bengkakan
4. Penatalaksanaan Medis Strain
a. Farmakoterapi, dengan analgetik seperti Aspirin (300-600 mg/hari) atau
Acetaminofen (300-600 mg han).
b. Elektromekanis, penerapan dingin dikompres dengan kantong es.
c. Pembalutan atau wrapping eksternal.
d. Dengan pembalutan atau pengendongan bagian yang sakit.
e. Posisi ditinggikan atau diangka.
f. Dengan ditingkan jika yang sakit adalah ekstremitas.
g. Latihan ROM Latihan pelan-pelan dan penggunaan semanaya sesudah 48 jam.
h. Penyangga beban dilakukan sampai dapat menggerakan bagian yang sakit.
5. Pencegahan Strain
Langkah-langkah berikut dapat membantu Anda mengurangi risiko terkilir atau keseleo :
a. Lakukan pemanasan sebelum melakukan latihan atau aktivitas berat.
b. Kenakan pelindung atau pembalut sendi elastis saat melakukan aktivitas fisik yang
kuat.
c. Lakukan senam peregangan secara teratur untuk menjaga kekuatan dan kelenturan
otot-otot dan sendi.
d. Terapkan diet sehat dan seimbang untuk menjaga otot-otot yang kuat dan
mempertahankan berat badan yang ideal.
e. Gunakan langkah-langkah keselamatan untuk mencegah jatuh (misalnya, pastikan
tangga, jalan setapak, pekarangan, dan jalan masuk bebas dari benda-benda licin yang
dapat membuat terpeleset).
THANK YOU
SEE U LATER!!

Anda mungkin juga menyukai