Kegawatdaruratan Trauma Kel 1 (Lambung)
Kegawatdaruratan Trauma Kel 1 (Lambung)
Trauma Lambung
Disusun Oleh :
- Adelia febriana ( 220117003 )
- Adelia Putri ( 220117004 )
- Aisyah Rachma Setiawan ( 220117007 )
- Ajeng rahayu utami ( 220117008 )
- Anggraini kusuma widya ( 220117168 )
- Aura Rizka Salsabilla ( 220117013 )
- Chandra Rizky Fauzan ( 220117018 )
- Erine jahtun titania ( 220117026 )
- Feri firmansah ( 220117032 )
- Ida Susanti ( 220117038 )
- Karin nur dwicahyani ( 220117040 )
- Khoirul umam ( 220117041 )
- Mustika Rachma Wijaya ( 220117050 )
- Nabilla Adinda Putri Riswan ( 220117052 )
- Putry Tatuhey ( 220117061 )
- Septi dwi mulyani ( 220117069 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu.
Tema dari makalah ini adalah “Trauma Lambung”
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain
yang berkepentingan pada umumnya.
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
BAB I............................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................5
C. Tujuan Pembelajaran................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6
A. Pengertian Trauma Lambung...................................................................................6
B. Etiologi.....................................................................................................................6
C. Epidemiologi............................................................................................................7
D. Patofisiologi.............................................................................................................8
E. Manifestasi Klinis....................................................................................................8
F. Pemeriksaan Diagnostik..........................................................................................8
G. Penatalaksanaan......................................................................................................9
H. Evidence Based Practice.........................................................................................9
BAB III PENUTUP...................................................................................................10
Daftar Pustaka.............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dua tahun terakhir ini, kematian akibat trauma meningkat setiap
tahunnya, data Kepolisian Republik Indonesia menyebutkan bahwa pada tahun
2012 terjadi 109.038 kasus trauma akibat kecelakaan dengan korban meninggal
dunia sebanyak 27.441 orang. Sedangkan pada 2011 terjadi kasus trauma akibat
kecelakaan sebanyak 109.776 kasus, dengan korban meninggal sebanyak 31.185
orang (Anonim, 2016). Data yang didapatkan dari Rumah Sakit Sanglah tercatat
pada tahun 2015 menyatakan bahwa dari total 2755 tindakan di ruang operasi
IRD RS Sanglah, didapatkan 720 kasus cedera kepala, 455 dengan fraktur
ekstremitas dan 64 kasus dengan trauma abdomen, sisanya berkaitan dengan
kegawatdaruratan bedah non trauma (Anonim,2015).
A. Pengertian
B. Etiologi
1. Luka fisik: Trauma lambung dapat terjadi akibat benturan keras pada
perut, kecelakaan mobil, atau pukulan langsung ke perut.
2. Luka bakar kimia: Paparan lambung terhadap bahan kimia korosif seperti
asam atau bahan beralkohol dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan
lambung.
3. Luka bakar termal: Pemanasan ekstrem atau suhu tinggi juga dapat
merusak dinding lambung.
4. Infeksi: Beberapa infeksi, seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori, dapat
menyebabkan peradangan dan cedera pada lambung.
C. Epidemiologi
- Trauma lambung jarang terjadi, namun dapat mempengaruhi semua
kelompok usia.
- Faktor risiko meliputi pekerjaan berisiko, konsumsi alkohol berlebihan, dan
kondisi medis yang mempengaruhi lambung.
- Karsinoma lambung (GC) merupakan keganasan tersering keempat di dunia
(989.600 kasus baru per tahun pada tahun 2008) dan tetap menjadi penyebab
kematian kedua (738.000 kematian setiap tahunnya) 12 dari seluruh
keganasan di seluruh dunia. Penyakit ini menjadi gejala pada stadium lanjut.
Tingkat kelangsungan hidup lima tahun yang relatif baik hanya 2 terjadi di
Jepang, yang mencapai 90%. Di negara- negara Eropa, tingkat kelangsungan
hidup bervariasi dari 10% hingga 30%. Tingkat kelangsungan hidup yang
tinggi di Jepang mungkin dicapai melalui diagnosis dini melalui pemeriksaan
endoskopi dan reseksi tumor dini secara berturut-turut.
Insidennya menunjukkan variasi geografis yang luas. Lebih dari 50% kasus
baru terjadi di negara-negara berkembang. Terdapat variasi risiko sebesar 15-
20 kali lipat antara populasi dengan risiko tertinggi dan terendah. Daerah
berisiko tinggi adalah Asia Timur (Tiongkok dan Jepang), Eropa Timur,
Amerika Tengah dan Selatan. Daerah berisiko rendah adalah Asia Selatan,
Afrika Utara dan Timur, Amerika Utara, 3 Australia, dan Selandia Baru.
D. Patofisiologi
- Trauma lambung dapat merusak mukosa lambung dan memicu peradangan.
- Perdarahan dapat terjadi akibat kerusakan pembuluh darah.
E. Manifestasi Klinis
- Nyeri perut yang intens.
- Muntah darah atau muntah berdarah.
- Melena (feses berwarna hitam karena perdarahan).
- Tanda-tanda syok seperti penurunan tekanan darah dan takikardia
F. Pemeriksaan Diagnostik
- Endoskopi
Prosedur di mana dokter memasukkan tabung fleksibel dengan kamera ke
dalam lambung untuk melihat adanya kerusakan,
- Rontgen
Pemeriksaan pencitraan yang menggunakan sinar-X untuk melihat adanya
kerusakan atau perubahan pada lambung
- Biopsi
Pengambilan sampel jaringan lambung untuk dianalisis di laboratorium dan
mendiagnosis kondisi yang mendasarinya
G. Penatalaksanaan
DAFTAR PUSTAKA