LLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL
LLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL
Shelvia Rosada
NIM:191447230
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PANGKALPINANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN BELITUNG
MARET 2022
INTERVENSI TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT
DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI DI KELUARGA TN.Y
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SIJUK TAHUN 2022
Shelvia Rosada
NIM: 191447230
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PANGKALPINANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN BELITUNG
MARET 2022
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Shelvia Rosada
Nim : 191447230
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan tugas akhir yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambialihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan
atau pikiran saya sendiri
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan tugas akhir ini
adalah hasil plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Shelvia Rosada
LEMBAR PERSETUJUAN PEBIMBING
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
dan Penyayang yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, serta bimbingan
dan pengarahan dari bapak dan ibu dosen pembimbing, penulis dapat
rendam kaki air hangat dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
Belitung. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan serta saran baik secara tertulis maupun secara tidak tertulis,
2. Bapak Nazliansyah, MNS selaku pembimbing I Karya Tulis Ilmiah yang telah
3. Ibu Astri Yulia Sari Lubis S.ST., M.Kes selaku pembimbing II Karya Tulis
Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan banyak masukan yang sangat
5. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Isnardi dan Pipi Rossanti yang
semua kegiatan perkuliahan dari awal hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
terdapat kekurangan baik teknik penulisan serta isinya. Hal ini karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan di masa
yang akan datang. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi
Shelvia Rosada
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering dijuluki pembunuh diam-diam karena
pada sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala apapun dan baru disadari jika
tergantung pada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya status tekanan
darah yang terdiagnosis ataupun tidak disadari dan tidak diobati (Kementerian
Serangan hipertensi dapat terjadi pada organ jantung, otak, ginjal dan mata,
(kerusakan retina), penyakit pembuluh darah tepi, gangguan saraf, gangguan saraf.
Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi risiko kerusakan organ (P2PTM
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2019 menerangkan
bahwa jumlah hipertensi secara global mencapai 22% dari total seluruh penduduk
Eropa 23%, Pasifik Barat 19 %, Amerika 18%. WHO juga menyebutkan 1 dari 5
besar yakni, pada tahun 2016 sebesar Rp 2,8 triliun, pada tahun 2017 dan 2018
sebesar Rp 3 triliun. Berdasarkan data tersebut dari tahun 2016 sampai 2018
tahun sebesar (45,3%), dan usia 55 tahun sampai 64 tahun sebesar (55,2%).
mencapai 4.975 orang, dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 2.573 dan
kesehatan hanya berjumlah 916 artinya sebesar 18,4% dari total keseluruhan
penderita hipertensi, dengan laki-laki sebanyak 183 dengan persentase 7,1%, dan
Belitung, 2019).
Secara garis besar pengobatan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu pengobatan
kepala, pusing lemas dan mual. Tindakan non farmakologi dapat dilakukan
dengan mengubah pola hidup sehat, menurunkan asupan garam dan lemak,
meningkatkan konsumsi buah dan sayur, penurunan berat badan berlebih, latihan
Hidrotherapy dapat menurunkan tekanan darah jika dilakukan secara rutin. Jenis
hidrotherapy antara lain yaitu mandi air hangat, mengompres, dan merendam kaki
dengan air hangat (Ferayanti et al., 2017). Terapi rendam kaki dengan air hangat
yaitu terapi non farmakologi yang mampu menurunkan tekanan darah. Manfaat
lain yang juga diberikan dari terapi rendam kaki dengan air hangat yaitu
Terapi rendam kaki dengan air hangat adalah terapi yang mampu meningkatkan
proses suplai oksigen ke jaringan lebih efektif dan maksimal . Peneliti memilih
terapi rendam kaki dengan air hangat karena mudah dalam penerapannya dan
mempunyai sedikit efek samping serta tidak mengeluarkan banyak biaya dalam
Berdasarkan literatur dan data tersebut maka penulis tertarik untuk membuat
karya tulis ilmiah dengan intervensi khusus yaitu merendam kaki dengan air
Kabupaten Belitung.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana teknik terapi rendam kaki dengan air hangat dalam menurunkan
tekanan darah terhadap pasien hipertensi pada keluarga Tn.Y di Wilayah kerja
Puskesmas Sijuk ?
Puskesmas Sijuk.
D. Manfaat
1. Bagi masyarakat
manfaat rendam kaki dengan air hangat untuk menurunkan tekanan darah
3. Bagi penulis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tekanan darah
Tekanan darah adalah tenaga yang di upayakan oleh darah untuk melewati setiap
unit atau daerah dari dinding pembuluh darah, tekanan darah timbul karena
adanya tekanan pada dinding arteri. Tekanan arteri terdiri dari tekanan sistolik,
Tekanan sistolik yaitu tekanan maksimum dari darah yang mengalir pada arteri
diastolik yaitu tekanan darah pada dinding arteri pada saat jantung relaksasi,
besarnya sekitar 60-90 mmHg. Tekanan pulsasi merupakan refleks dari stroke
Sedangkan tekanan arteri rerata adalah gabungan dari tekanan pulsasi dan tekanan
diastolik yang besarnya sama dengan sepertiga tekanan pulsasi ditambah tekanan
diastolil tekanan darah sesungguhnya adalah ekspresi dari tekanan sistol dan
tekanan diastol yang normal berkisar 120/80 mmHg. Peningkatan tekanan darah
lebih dari normal disebut hipertensi dan jika kurang disebut hipotensi. Tekanan
darah sangat berkaitan dengan curah jantung, tahanan pembuluh darah perifer,
Fungsi curah jantung dan resistansi vaskular sistemik( resistansi perifer total )
Tekanan darah sangat ditentukan oleh arteri kecil dan arteriol. Arteriol memiliki
dinding yang sangat tebal dalam proporsi terhadap diameternya. Arteriol tersusun
atas otot polos yang memiliki tonus tersendiri yang membantu untuk mengatur
jumlah darah yang mengalir didalamnya. Arteriol dapat cepat dilatasi dan
kontraksi untuk mengatur tekanan darah. Selain itu penurunan tekanan terbesar
dan perkemihan. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah faktor yang
mempengaruhi curah jantung resistensi vaskuler sistemik atau keduanya faktor ini
dapat mencakup jumlah dan isi darah sirkulasi elastisitas dan kemampuan otot
polos pada dinding arteri untuk dilatasi dan kontriksi, pembentukan plak pada
dinding arteri, fungsi ginjal dan hormone. Reseptor sensorik khusus pada dinding
T.Kowalski, 2014).
3. Curah Jantung.
Curah jantung (Cardiac Output) adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel
dalam 1 menit. Pada orang dewasa dalam kondisi istirahat, jumlah normal curah
jantung adalah antara 4 sampai 6 liter. Volume sekuncup ( stroke volume) adalah
volume darah yang dikeluarkan dalam setiap denyut jantung. Curah jantung
berkaitan dengan volume sekuncup dan denyut per menit. Oleh sebab itu,
perubahan jumlah darah yang dikeluarkan oleh jantung atau perubahan pada
denyut jantung, akan mempengaruhi curah jantung. Kondisi ini dapat terjadi saat
latihan fisik untuk meningkatkan volume darah keseluruh tubuh. Curah jantung
mengubah curah jantung nya. Selain itu, sistem saraf otonom dapat
2014)
Faktor yang memengaruhi curah jantung yaitu preload dan afterload. Preload
adalah jumlah tekanan atau kekuatan meregang melawan dinding ventrikel pada
akhir diastole (relaksasi maksimum jantung). Ketika lebih banyak volume darah
sekuncup. Daya kontraksi otot jantung juga berpengaruh terhadap curah jantung,
makin kuat kontraksi otot jantung makin banyak pula volume darah yang
Afterload adalah jumlah tekanan atau resistensi yang harus diatasi oleh ventrikel
untuk mengeluarkan isinya. Penurunan resistansi ini akan membuat ventrikel lebih
sekuncup. Norepinefrin dan epinefrin, yang dilepaskan oleh sistem saraf simpatik,
2014).
5. Tahanan perifer / Resistensi perifer
tidak dapat diukur secara langsung. Resistensi dipegaruhi oleh dua faktor, yaitu
hematokit, yaitu persentasi volume darah yang ditempati oleh sel darah merah.
Semakin tinggi viskositas maka semakin tinggi pula resistensi pembuluh darah
(Aspiani, 2015).
1. Definisi Hipertensi.
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg,
Hipertensi tidak hanya berisiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga
menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan
makin tnggi tekanan darah semangkin besar resikonya (Nurarif & Kusuma, 2015)
2. Klasifikasi Hipertensi
Merupakan 90 % dari kasus penderita hipertensi. Dimana sampai saat ini belum
2) Hipertensi sekunder.
Pada hipertensi sekunder, penyebab dan patofisiologi dapat diketahui dengan jelas
sistolik(mmHg) diastolic(mmHg)
II
3. Etiologi Hipertensi.
terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan perifer. Akan
transport Na.
Pada orang lanjut usia, penyebab hipertensi disebabkan terjadinya perubahan pada
elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjeadi kaku,
4. Patofisiologi
Sejumlah kecil pasien (antara 2% dan 5%) memiliki penyakit dasar ginjal atau
adrenal yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. Namun, masih belum ada
penyebab tunggal yang dapat diindentifikasi dan kondisi inilah yang disebut
pengaturan tekanan darah normal terlibat dalam pengaturan tekanan darah normal,
esensial.
Beberapa faktor yang saling berhubungan mungkin juga turut serta menyebabkan
peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi, dan peran mereka berbeda pada
adalah asupan garam, obesitas dan resistensi insulin, sistem renin-angiotensin, dan
ssitem saraf simpatis. Pada beberapa tahun belakang, faktor lainnya telah
dipusat vasomotor, pada medula otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis yang berlanjut, kebawah ke korda spinalis dan keluar dari komula
kebawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
kontriksi pembuluh darah, berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air di tubulus ginjal, menyebabkan
perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut
usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya jaringan ikat, dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
antara lain, nyeri akut, resiko gangguan perfusi jaringan dan resiko cidera (Wijaya
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi (Nurarif & Kusuma, 2015)
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosis jika tekanan arteri
tidak terukur.
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini merupakan gejala terlazim yang
6. Komplikasi Hipertensi.
a. Stroke dapat terjadi karena hemoragi akibat tekanan darah tinggi di otak,
atau akibat embolus yang telepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri
b. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
c. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
e. Kejang dapat terjadi pada wanita preeclampsia. Bayi yang lahir mungkin
memiliki berat lahir kecil akibat perfusi plasenta yang tidak adekuat,
kemudian dapat mengalami hipoksia dan asidosis jika ibu mengalami kejang
7. Penatalaksanaan Hipertensi.
bawah 140 mmHg dan tekanan diastolic dibawah 90 mmHg dan mengontrol
factor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau
dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram per hari.
hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal
yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1
obatan perlu menjadi perhatian khusus karena umumnya obat penurun berat badan
c. Olahraga.
Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alkohol, karena asap rokok diketahui
menurunkan aliran darah ke bagian organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
berikut:
1) Terapi oksigen.
2) Pemantauan hemadinamik.
3) Pemantauan jantung.
4) Obat-obatan:
2015)
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium
b. EKG
3) Peninggian gelombang P
4) Gangguan konduksi
c. Foto Rontgen
1) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta
1. Definisi keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain saling terikat
secara emosional, serta bertempat tinggal yang sama dalam satu daerah yang
berdekatan ( friedman,2002).
Duval dan Miller (1986) menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang
Menurut BKKBN (1992), keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya,
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
(Muslihin, 2012).
2. Tipe keluarga.
Menurut (Sussman, 1974) dan Maclin (1988) tipe keluarga dibedakan berdasarkan
a. Keluaraga Tradisional
suami, istri, dan anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang
sama.
3) Pasangan inti (dyad family), Hanya terdiri dari suami dan istri saja,
tanpa anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.
6) Jaringan keluarga besar terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau
2) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak.
4) Keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
integral, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan kepada
keperawatan baik langsung atau tidak langsung atau tidak langsung diberikan
(Muslihin, 2012)
1. Pengkajian.
observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga, dan data
sekunder (hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smear, dan sebagainya Hal-hal
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
g) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku
h) Agama.
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
pelayanan kesehatan.
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
3) Pengkajian Lingkungan
a) Karakteristik rumah.
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah
tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
masyarakat.
Yang termasuk pada sistem keluarga pendukung keluarga adalah jumlah anggota
kesehatan.
4) Struktur Keluarga.
c) Struktur peran.
maupun informal.
Menjelaskan niali dan norma yang dianut keluarga yang berhubungan dengan
kesehatan.
5) Fungsi Keluarga.
a) Fungsi afektif.
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
b) Fungsi sosialisasi.
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
d) Fungsi reproduksi.
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi kelauarga adalah berapa jumlah
keluarga.
e) Fungsi ekonomi.
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah sejauhmana
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Stressor jangka panjang yaitu
stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih
dari 6 bulan.
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga bersepon terhdapa situasi/
stressor.
menghadapi permasalahan.
7) Pemeriksaan Fisik
klinik.
8) Harapan keluarga.
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
pada individu dalam keluarga yang sakit berhubungan dengan etiologi (E) yang
Diagnosa keperawatan keluarga mengacu pada P-E-S di mana untuk problem (P)
individu yang sakit dan etiologi (E) berkenaan dengan 5 tugas keluarga dalam hal
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan.
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan misalnya di
lingkungan rumah yang kurang bersih pola makan yang tidak adekuat stimulasi
(Muslihin, 2012).
Dalam satu keluarga dapat saja menemukan lebih dari 1 (satu) diagnosis
sebagai berikut :
penentuan skala
Skala : Tidak/kurang 3 1
sehat
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala : Mudah 2 1
Sebagian 1
Tidak dapat 0
dicegah
Skala : Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
perlu ditangani
(Muslihin, 2012)
Skoring :
___________ x bobot
Angka Tertinggi
Dengan melihat kriteria yang pertama,yaitu sifatnya masalah, bobot yang lebih
berat diberikan pada tidak kurang sehat karena yang pertama memerlukan
Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah perawat
masalah
sokongan masyarakat
Untuk kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang
ada
c) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat
d) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah
persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor
(Muslihin, 2012).
3. Rencana Keperawatan
Adapun sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilakukan guna
tujuan umum (untuk mengatasi problem/masalah pada individu yang sakit) dan
tujuan khusus (pemecahan masalah dengan mengacu pada 5 tugas keluarga dalam
hal kesehatan keperawatan) serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria
dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari
b. Rencana perawat adalah hasil dari suatu proses yang sistematik dan telah
akal.
pangkal untuk rencana dan dasar perumusan tujuan perawat dan tindakan
tindakan keperawatan.
menerus(Muslihin, 2012).
4. Tindakan keperawatan keluarga
yang mengacu pada diagnosa yang telah ditegakkan dan dibuat sebelumnya.
1) Memberikan informasi
dengan cara :
dengan cara :
(Muslihin, 2012)
5. Evaluasi keperawatan
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilakukan secara bertahap
O: hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
A: analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait
P: perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap
evaluasi Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formtif
1. Penelitian terkait
Pada hipertensi biasanya terjadi peningkatan tekanan darah yang konstan sehingga
diperlukan waktu untuk mengontrolnya dimana salah satu usaha yang sering
menerus. Oleh karena itu diberikan terapi rendam kaki menggunakan air hangat
terapi ini mudah untuk dilakukan dan dapat diberikan berbagi golongan usia.
Terapi ini tidak memiliki efek samping, dan efektif bila dilakukan secara rutin,
karena prinsip terapi ini untuk melancarkan peredaran darah. Pemberian terapi
berat yang berakibatkan stroke. Terapi rendam kaki menggunakan air hangat
dengan suhu 38-40°C di atas mata kaki yang dilakukan selama 25-30 menit selain
bau dan juga dapat meningkatkan kualitas tidur untuk lansia. Dari 20 responden
yang hipertensi, setelah dilakukan terapi rendam kaki menggunakan air hangat
terdapat 16 orang yang terjadi penurunan dan 4 orang yang tidak terjadi
penurunan dengan tekanan darah 160/80 mmHg. Hasil uji statistik menunjukan p
Mariyam, 2021)
Terapi rendam kaki dengan air hangat mempunyai dampak pada pembulu darah
dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar dan membuat otot-
otot ligament berubah sehingga mempengaruhi sendi tubuh (Arafah, 2019). Efek
merendam kaki dengan air hangat mampu menghantarkan panas atau reaksi kimia
yang terjadi pada pembuluh darah yang mengakibatkan pelebaran pada pembuluh
2017a).
Terapi rendam kaki menggunakan air hangat dengan suhu 40 ℃ diatas mata kaki
Terapi nonfarmakologi rendam kaki dengan air hangat yang dilakukan sebanyak
tekanan darah pada lanjut usia yang mengalami hipertensi. Berdasarkan kedua
responden ini dapat disimpulkan bahwa terapi rendam kaki dengan air hangat
efektif untuk dilakukan menurunkan tekanan darah pada lansia. Hasil kedua kasus
darah sistolik turun sebesar 7,21 mmHg dan diastolik turun sebesar 1,1 mmHg.
meredakan kejang otot. Panas superfisial dapat ditambahkan ke bak mandi atau
pancuran dengan air hangat dan kompres hangat. Manfaat maksimal dari
Secara statistik berdasarkan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa P nilai 0,002 lebih
rendah dari 0,05 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh hidroterapi terhadap
Pada penelitian ini menunjukkan hasil uji-t independen tekanan darah sistolik dan
diastolik lansia dengan hipertensi pada kelompok perlakuan dan kontrol, yaitu p
nilai sistolik = 0,001 dan nilai p diastolic yang berarti p < (α = 0,05) perbedaan
yang signifikan tekanan darah sistolik dan diastolik antara kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol. Rendam kaki Terapi dengan hangat merupakan intervensi
Teknik relaksasi adalah jenis non manajemen farmakologis yang dapat diberikan
kepada lansia dan telah terbukti menurunkan tekanan darah (Muttaqin, 2009).
Studi ini menyediakan rendaman kaki terapi selama lima hari dengan durasi 15
menit setiap sesi. Respon relaksasi yang dirasakan lansia dapat mempengaruhi
fisiologis tubuh. Efek kaki terapi rendam dapat merangsang kelenjar pituitari
kaki juga bisa merangsang saraf baroreseptor untuk mendorong impuls ke dalam
Pada penelitian yang dilakukan oleh nazarudin yaitu terapi rendam kaki dengan
Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendar. Hasil tekanan darah sistolik sebelum
dilakukan tindakan adalah 180 mmHg dan ratarata tekanan darah diastolik
sebelum dilakukan terapi rendam kaki dengan air hangat adalah 110 mmHg.
responden paling banyak terdapat pada interval umur 41-50 tahun dengan 12
responden (35.5%). Responden paling banyak terdapat pada pendidikan SD yaitu
Tekanan Darah Setelah Diberikan Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat Di
perbedaan yang ditunjukan dengan nilai p-value= 0,000, (p-value< 0,05). Maka
H0 di tolak dan Ha di terima yang berarti ada pengaruh tekanan darah sistolik
sebelum dan sesudah terapi rendam kaki air hangat terhadap penurunan tekanan
Berdasarkan Hasil uji analisis diperoleh hasil nilai p sistolik=0,000 dan hasil nilai
p diastolik = 0,000 maka dapat diartikan bahwa terapi rendam kaki air hangat
F. Kerangka Teori.
Hipertensi
1. Nyeri akut
2. Intoleransi aktivitas.
3. Defisit pengetahuan
4. Koping keluarga tidak
efekif
Terapi farmakologi
5. Resiko perfusi
miokard tidak efektif Terapi non farmakologi
6. Resiko cedera
1. Diet garam
2. Diet tinggi kalium
3. Olahraga
Penurunan curah jantung 4. Mengubah gaya hidup
tidak sehat
5. Terapi kompelenter
( rendam kaki air
hangat)
METODOLOGI PENELITIAN
tidak langsung tanpa adanya perlakukan atau intervensi. Studi kasus merupakan
/atau unit sosial yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua
variabel penting tentang perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti,
dalam penelitian ini ditemukan hal–hal yang tak terduga.(Hidayat, 2018) Studi
dilakukan yaitu rendam kaki air hangat untuk menurunkan tekanan darah pada
Pada studi kasus ini penulis melakukan penelitian di lokasi penelitian yaitu di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sijuk. Studi kasus ini dilaksanakan pada bulan
Januari sampai Mei 2022, dengan pengambilan dan pelaksanaan studi kasus
Pada studi kasus ini yang akan menjadi subjek adalah keluarga Tn.Y yang
menggunakan intervensi rendam kaki air hangat, yang tinggal di Wilayah Kerja
Kriteria inklusi :
Evaluasi
Kriteria Eksklusi :
D. Fokus Studi
Fokus studi pada penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah klien dan keluarga yang
menderita penyakit hipertensi dan berada di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sijuk
E. Definisi Operasional
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg,
Dalam hal ini peneliti menggunakan format pengkajian utuk melihat aspek-aspek
Dalam hal ini peneliti menggunakan format pengkajian untuk melihat aspek-aspek
dengan hipertensi, sebelum dan sesudah pemberian terapi rendam kaki dengan air
hangat.
3. Metode pengukuran
Dalam hal ini peneliti melakukan pengukuran tekanan darah pasien sebelum dan
4. Metode dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melihat catatan rekam
medis klien.
5. Studi literature
Peneliti melakukan penelusuran literature dan referensi jurnal maupun buku terkat
Instrument pengumpulan data pada studi kasus yang digunakan peneliti pada studi
3. Termometer air.
4. Sphygmomanometer.
Pada pelaksanaan studi kasus ini pengambilan data dilakukan setelah mendapat
izin dari kepala UPT Puskesmas Sijuk. Pengambilan data dilakukan dengan
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
Kardiovaskular Aplikasi NIC & NOC (W. Praptiani (ed.)). EGC Buku
Kedokteran.
Astutik, M. F., & Mariyam, M. (2021). Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Menggunakan Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat. Ners
Dion, Y., & Betan, Y. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga Dan Konsep
Praktik.
Ferayanti, N. M., Erwanto, R., & Sucipto, A. (2017). The Effectiveness Of Warm
https://doi.org/10.30659/nurscope.3.2.38-45
Salemba Medika.
hipertensi-dunia-2019-know-your-number-kendalikan-tekanan-darahmu-dengan-
cerdik
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019b). Hipertensi Si Pembuluh
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hipertensi-si-pembunuh-senyap.pdf
Mandala Waluya, U., & Waluya, U. M. (2021). Pengaruh Terapi Rendam Kaki
Nu’im Haiya, N., Ardian, I., & Luthfa, I. (2018). Hydroterapy in Influencing The
Nurmaulina, A., & Hadiyanto, H. (2021). Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air
https://www.jurnal.ummi.ac.id/index.php/lentera/article/download/1399/768
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-
pembuluh-darah/page/5/apa-komplikasi-berbahaya-dari-hipertensi#:~:text=Jika
https://doi.org/10.12688/f1000research.46544.1
Roshdal, C. B., & T.Kowalski, M. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar (10th
Kedokteran.
Unger, T., Borghi, C., Charchar, F., Khan, N. A., Poulter, N. R., Prabhakaran, D.,
Ramirez, A., Schlaich, M., Stergiou, G. S., Tomaszewski, M., Wainford, R. D.,
https://doi.org/10.1161/HYPERTENSIONAHA.120.15026
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Shelvia Rosada dengan judul “Intervensi terapi rendam kaki
air hangat dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di keluarga
tn.y di wilayah kerja puskesmas sijuk tahun 2022”
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini
secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi
apapun.
…………………… ………………….
Shelvia Rosada
Lampiran PSP
Peneliti
Shelvia Rosada
Hari/tanggal :
Oleh :
j. Genogram :
Keterangan :
= laki-laki = meninggal
= perempuan = tinggal serumah
= Klien = meninggal
3. Lingkungan
a. Perumahan : Jelas
b. Denah rumah : Jelas
c. Pengolahan sampah : Jelas
d. Sumber Air : Jelas
e. Jamban Keluarga : Jelas
f. Pembuangan Air Limbah : Jelas
g. Fasilitas sosial dan Fasilitas Kesehatan. : Jelas
h. Karakteristik tetangga dan komunitas :
Karakterisitik fisik tetangga dan komunitas, tipe penduduk rural, urban, sub urban,
perkotaan. Tipe hunian, rumah, industri, pertanian, dsb dari tetangga. Kondisi
hunian, termasuk sanitasi jalan, rumah, pengangkutan sampah, dsb. Sumber-
sumber polusi udara, suara, air. Karakteristik demografi tetangga dan komunitas,
kelas sosial, etnis, pekerjaan, interest, kekuatan populasi. Fasilitas yang yang ada
dikomunitas seperti kesehatan, pasar, pelayanan agensi sosial, rumah ibadah,
sekolah, rekreasi, tranportasi, dan kasus kejahatan yang terjadi di komunitas.
i. Mobilitas geografis keluarga :
Berapa lama keluarga tinggal ditempat tersebut, adakah sejarah pindah, dari mana
pindahnya.
j. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Anggota keluarga mengetahui perkumpulan yang ada di komunitas, apakah
keluarga itu terlibat, keluarga merasakan manfaat terhadap perkumpulan tersebut.
Frekuensi pertemuan dari perkumpulan keluarga dan komunitas. Bagaimana
pandangan keluarga terhadap perkumpulan tersebut.
k. Sistem pendukung keluarga :
1) Informal: teman tetangga, kelompok sosial, pegawai, majikan
2) Formal: hubungan keluarga dengan pelayanan kesehatan
3) Jenis bantuan yang diberian : dukungan, konseling, aktivitas
keluarga (penjaga bayi, transportasi dsb)
4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
1) Observasi seluruh keluarga dalam berhubungan
2) Apakah komunikasi dalam keluarga, berfungsi atau tidak
3) Seberapa baik setiap anggota keluarga menjadi pendengar,
jelas dalam penyampaian, perasaan terhadap komunikasi
dan interaksi
4) Apakah keluarga melibatkan emosi dalam penyampaian
pesan
b. Struktur kekuatan keluarga :
1) Siapa pengambil keputusan
2) Siapa yang mengambil keputusan penting seperti anggaran
keluarga, pindah kerja dan tempat tinggal, mengatur
disiplin dan aktifitas anak
3) Dalam proses pengambilan keputusan dengan konsensus,
tawar menawar dsb.
c. Struktur peran :
1) Formal : peran dan posisi formal setiap anggota
keluarga, tidak ada konflik dalam peran, bagaimana
perasaan terhadap perannya, jika dibutuhkan dapatkah
peran berlaku fleksibel. Jika ada masalah dalam peran siapa
yang mempengaruhi anggota keluarga, siapa yang
memberikan mereka penilaian tentang pertumbuhan,
pengalaman baru, peran dan teknik komunikasi.
2) Informal : peran informal dan peran yang tidak jelas apa
yang ada di keluarga. Bagaimana anggota keluarga
melaksanakan perannya, apakah anggota keluarga konsisten
dengan peran yang dilakukannya, apakah sudah sesuai
posisi keluarga dengan peran yang dilaksanakannya,
apabila peran tidak terlaksana tanyakan siapa yang biasanya
yang melaksanakan peran tersebut sebelumnya dan apa
pengaruhnya.
5. Fungsi Keluarga.
a. Fungsi Afektif :
Pola kebutuhan keluarga-respon ;
1) Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan individu lain
dalam keluarga
2) Apakah orang tua/pasangan mampu menggambarkan
kebutuhan persoalan lain dari anggota yag lain
3) Bagaimana sensitifnya anggota keluarga dengan melihat tanda-
tanda yang berhubungan dengan perasaan dan kebutuhan orang
lain.
4) Apakah anggota keluarga mempunyai orang yang
dipercayainya Saling memperhatikan
5) Sejauh mana anggota keluarga memberikan perhatian satu
sama lain bagaimana mereka saling mendukung satu sama lain.
6) Apakah terdapat perasaan akrab dan intim diantara lingkungan
hubungan keluarga, sebaik apa hubungan anggota keluarga
dengan anggota keluarga yang lain
7) Apakah ada menunjukkan kasih sayang anggota keluarga yang
satu dengan yang lain.
8) Apakah ada kedekatan khusus anggota keluarga dengan
anggota keluarga yang lain Keterpisahan dan keterikatan
9) Bagaimana keluarga menanamkan perasaan kebersamaan
dengan anggota keluarga
10) Apakah sudah sesuai perpisahan yang terjadi di keluarga
dengan tahap perkembangan di keluarga.
b. Fungsi sosialisasi :
1) Bagaimana keluarga membesarkan anak dari keluarga dalam
area bidang : kontrol perilaku, disiplin, penghargaan,
hukuman, otonomi dan ketergantungan, memberi dan
menerima cinta serta latihan perilaku sesuai dengan usia.
2) Siapa yang menerima tanggung jawab dan peran
membersarkan anak / fungsi anak atau fungsi sosialisasi,
apakah fungsi tersebut dipikul bersama, bagaimana cara
pengaturannya.
3) Bagaimana anak-anak dihargai dalam keluarga : kebudayaan
yang dianut dalam membesarkan anak.
4) Apakah keluarga merupakan risiko tinggi mendapat masalah
dalam membesarkan anak, faktor risiko apa yang
memungkinkan, apakah lingkungan memberikan dukungan
dalam perkembangan anak seperti tempat bermain dan istirahat
(kamar tidur sendiri)
c. Fungsi Reproduksi :
1) Berapa jumlah anak
2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak
3) Metode apa yang digunakan keluarga dalam pengendalian
jumlah anak.
6. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan (pengertian, tanda/gejala, penyebab
dan persepsi keluarga terhadap masalah)
b. Mengambil Keputusan :
1) Pengertian tentang sifat dan luasnya masalah
2) Apakah masalah dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga pasrah terhadap masalah
4) Apakah keluarga takut dari akibat tindakan penyakitnya
5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan
6) Apakah keluarga kurang percaya terhadap petugas kesehatan
7) Apakah ada informasi yang salah terhadap tindakan dalam
menghadapi masalah.
c. Merawat Anggota Keluarga :
1) Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakit
2) Bagaimana sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan
3) Bagaimana pengetahuan keluarga tentang fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan
4) Apakah keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada
5) Sikap keluarga terhadap sakit
d. Memelihara lingkungan
1) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber yang
dimiliki keluarga
2) Bagaimana keluarga melihat keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan
3) Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi
4) Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit
5) Bagaimana sikap/pandangan keluarga terhadap hygiene
sanitasi
6) Sejauhmana kekompakan keluarga.
e. Pemanfaatan Fasilitas kesehatan
1) Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan
2) Keuntungan-keuntungan dari fasilitas kesehatan
3) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas
kesehatan/fasilitas kesehatan
4) Ada pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan
5) Fasilitas kesehatan yang terjangkau oleh keluarga
7. Stresor dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek dan jangka panjang :
Stresor yang dirasakan oleh keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
kurang lebih 6 bulan. Untuk stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah :
Sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi yang dihadapi oleh keluarga.
c. Strategi koping yang digunakan :
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi masalah apakah
konstruktif / restruktif
d. Strategi adaptasi disfungsional :
Dijelaskan mengenai strategi yang menyimpang dari masalah yang dihadapi oleh
keluarga. (jika tidak ada tidak usah dibuat)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
No Ayah Ibu Anak 1 Anak 2
Fisik
1. Tanda-tanda vital
2. TB/BB
3. Kepala/rambut
4. Mata
5. Hidung
6 Telinga
7. Mulut
8. Leher
9. Dada
10 Abdomen
11 Ekstremitas atas
12 Ekstremitas bawah
13 Kulit
14 Lain-lain
KESIMPULAN
B. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS:
DO:
DS:
DO:
DS:
DO:
2.
2.1. dst
2.1. dst