Anda di halaman 1dari 21
Asian Journal ‘Social Science BRILL Jumal limu Sosial Asia 39 (2011) 776-796 allnlaiss Menjelaskan Kemajuan Terbaru dalam Perceraian di Indonesia: Idealisme Pembangunan dan Pengaruh Perubahan Pol Mark Cammack dan Tim Heaton ‘Sekolah Hukum Barat Daya dan Universitas Brigham Young ‘Abstrak “Tren percersian di Indonesia selama paruh kedua abad ke-20 memberikan kontras yang menark dengan rmasyarakat Barat. Sementara kekuatan sosial yang terkait dengan modernisasi mengakibatkan peningkatan dramatis dalam porceraian di masyarakat Barat, proses moderrisasi menghasilkan penurunan perceraian yang sama dramatsnya di Indonesia. Bult terbaru, bagaimanapun, menunjukkan bahwa ren perceraian telah betbalk aah di Indonesia, dan tingkat perceaian mula meningkat. Tyuan dari makalah ini adalah untuk ‘menyajkan buki statistik tentang kemungkinan peringkatan perceraian dan buktikualitatif tentang kemungkinan Perubahan alasan perceraian. Buk statistik cidasarkan pada ima putaran Survei Demografi dan Keschatan Indonesia yang dlakukan antara tahun 1987 dan 2007. Buk kualtatif berasal dar wawancara dengan pencatat perkawinan, pejabat pengadian, dan anggota rmasyarakat lana yang mendapatinformasi Kata kunci perceraian, modernisasi, media, kesotaraan gender, hak-hak perempuan, Islam dan gender Tren perceraian di Indonesia selama paruh kedua abad ke-20 memberikan kontras yang menarik dengan masyarakat Barat. Sementara kekuatan sosial yang terkait dengan modernisasi mengakibatkan peningkatan dramatis dalam perceraian di masyarakat Barat, proses modemisasi menghasilkan penurunan perceraian yang sama dramatisnya di Indonesia. Bukti terbaru, bagaimanapun, menunjukkan bahwa tren perceraian telah berbalik arah di Indonesia dan tingkat perceraian mulai meningkat. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menyajikan bukti statistik dari kemungkinan kenaikan perceraian dan bukti kualitatif dari kemungkinan perubahan alasan percerai Bukti statistik didasarkan pada lima putaran Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia yang dilakukan antara 1987 dan 2007, dan dari putaran keempat Survei Kehidupan Keluarga Indonesia yang dilakukan pada 2007-2008. Bukti kualitatit berasal dari wawancara dengan pencatat perkawinan, pejabat pengadilan dan anggota masyarakat lainnya yang mendapat informasi. © Koninklijke Bil NV, Leiden, 2012 DOK: 10.1163/156853111x619229, M. Cammack, T. Heaton / Jumal limu Sosial Asia 39 (2011) 776-796 777 ‘Tren Perceraian Masa Lalu Beberapa penjelasan telah ditawarkan untuk penurunan perceraian yang diamati di Indonesia dan ‘masyarakat Asia Tenggara lainnya pada paruh terakhir abad ke-20 (Tamu, 1992; Jones, 1994, 41997; Heaton et al, 2001; Hirschman dan Teerawichitchainan, 2003).). Aspek krtis dari penjelasan tersebut berkaitan dengan struktur dan proses keluarga sebelum kemerosotan terjadl. Wanita ‘umumnya memiliki status tinggi yang memberi mereka lebih banyak otonomi dalam keputusan pperkawinan dan perceraian relatif mudah diperoleh (Lev, 1972; Hirschman dan Teerawichitchainan, 2003). Perkawinan sering diatur pada usia muda dengan pengertian bahwa pasangan dapat berceral

Anda mungkin juga menyukai